Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/252

e-BinaAnak edisi 252 (26-10-2005)

Pendidikan Kristen di Sekolah Kristen

   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                     Edisi 252/Oktober/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Pendidikan Kristen di Sekolah Kristen
    o/ ARTIKEL (2)          : Faedah dan Masalah PAK di Sekolah
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Tuhan Ingin Menjadi Nomor Satu
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ingin Pakai Bahan untuk Kurikulum
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Sebagai penutup rangkaian tema "Pendidikan Kristen" bulan ini, kami
  angkat topik Pendidikan Kristen di Sekolah Kristen. Sebagai aspek
  ketiga dari segitiga pendidikan anak (keluarga - gereja - sekolah),
  sekolah menduduki peranan yang cukup penting dalam mengajarkan
  nilai-nilai kekristenan kepada anak sejak dini. Sekolah juga
  memiliki keuntungan dalam hal penginjilan yang tidak dimiliki oleh
  gereja atau keluarga.

  Nah, untuk memahami lebih jauh mengenai Pendidikan Kristen di
  Sekolah, keuntungan dan juga masalahnya, silakan menyimak artikel-
  artikel yang telah kami siapkan. Selamat mengajar. Tuhan memberkati!
  (Dan)

  Tim Redaksi

  "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
         nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah
       dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2Timotius 4:2)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=2Timotius+4:2 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

              -o- PENDIDIKAN KRISTEN DI SEKOLAH KRISTEN  -o-
                  =====================================

  Sebelum kita membicarakan apa yang menjadi tugas dan panggilan
  sekolah Kristen, adalah tepat jika terlebih dahulu kita lihat secara
  sepintas arti dari pendidikan Kristen itu sendiri. Karena,
  bagaimanapun, sekolah Kristen merupakan bagian dari pendidikan
  Kristen. Lagipula, sekolah Kristen memang pertama harus kita pahami
  sebagai sekolah (school) di mana di dalamnya terdapat kegiatan
  belajar-mengajar, kurikulum, administrasi, interaksi dan komunikasi
  serta tata tertib dan disiplin. Namun, dengan adanya sebutan
  "Kristen", maka sekolah yang bersangkutan tentu mempunyai "napas",
  "warna" atau setidaknya "cita-cita" tertentu, yang landasannya
  adalah iman Kristen.

  Jika kita ingin mendefinisikan pendidikan Kristen, setidaknya
  faktor-faktor seperti tujuan (apa), konteks (di mana), pelaku
  (siapa), metode (bagaimana), materi (apa) dan waktu (kapan), harus
  tersirat di dalamnya. Dengan begitu, untuk tiap konteks dan tujuan
  tertentu, pengertian tentang pendidikan Kristen perlu dijelaskan
  secara spesifik. Sebagai titik tolak pemahaman, berikut ini dapat
  kita lihat definisi pendidikan Kristen, sebagaimana dirumuskan oleh
  Robert W. Pazmino dalam bukunya Foundational Issues in Christian
  Education (1988).
     "Pendidikan Kristen merupakan upaya ilahi dan manusiawi dilakukan
     secara bersahaja dan berkesinambungan, untuk memberikan
     pengetahuan, nilai-nilai, sikap-sikap, keterampilan,
     sensitivitas, tingkah laku yang konsisten dengan iman Kristen.
     Pendidikan mengupayakan perubahan, pembaharuan dan reformasi
     pribadi-pribadi, kelompok dan struktur oleh kuasa Roh Kudus,
     sehingga bersesuaian dengan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan
     dalam Kitab Suci, terutama dalam Kristus Yesus,serta diwujudkan
     oleh upaya itu." (hal. 81)

  Definisi di atas berbunyi begitu umum, dan dapat diimplikasikan ke
  dalam berbagai konteks pendidikan, yakni di dalam rumah tangga, di
  sekolah, di gereja dan di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan
  selalu merupakan usaha yang bersahaja dan sadar tujuan, memiliki
  standar otoritas, memakai manusia sebagai media (alat), memiliki
  bahan (content) yang bersesuaian dengan tujuan, serta membutuhkan
  penjelasan waktu. Di samping itu, pendidikan Kristen tidak saja
  berupaya mengalihkan nilai-nilai dasar, doktrin atau ajaran; ia juga
  berusaha mengalihkan perlengkapan-perlengkapan yang sangat
  dibutuhkan oleh konteks di mana anak didik berada. Individu-individu
  diperlengkapi sedemikian rupa, sehingga dalam bimbingan Allah mampu
  menjadi saluran berkat bagi orang lain, dalam rangka pembaharuan
  keluarga, gereja dan masyarakatnya.

  TUGAS SEKOLAH KRISTEN

  Dalam relasinya sebagai "rekan sekerja" dengan keluarga dan gereja,
  sekolah mengemban beberapa tugas yang harus dipikul. Namun, kita
  harus sadar pula bahwa ada hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh
  sekolah bagi kepentingan anak didik. Artinya, sekolah mempunyai
  keterbatasan. Sekolah bukan "segala-galanya" bagi peningkatan
  kualitas hidup anak didik. Sekolah bukan institusi yang sempurna,
  serba bisa, atau serba dapat. Sayang sekali, banyak orang (termasuk
  kalangan gereja) berpandangan bahwa hanya sekolahlah yang
  bertanggung jawab dalam memperlengkapi anak bagi kehidupannya di
  masa yang akan datang. Jika sekolah menghadapi masalah atau kurang
  mampu menghasilkan anak didik berkualitas sesuai keinginan
  masyarakat, maka masyarakat menjadikan sekolah sebagai kambing
  hitam. Masyarakat lupa akan fungsi mendasar dari orang tua atau
  keluarga anak didik.

  Sekarang, mari kita kaitkan dengan tugas sekolah Kristen. Meminjam
  dan mengembangkan beberapa pokok pikiran Arthur F. Holmes dalam
  bukunya The Idea of Christian College (1975, hal. 105-116), untuk
  zaman sekarang, sekolah Kristen terpanggil untuk memperlengkapi anak
  didik dalam segi-segi berikut ini.

  1. Kemampuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
     dalam bentuk talenta, karunia dan profesi. Maka, sekolah Kristen
     harus giat dalam upaya memperlengkapi anak didiknya dengan
     keterampilan-keterampilan vocational (kerja). Di tengah-tengah
     minat masyarakat untuk mengembangkan sekolah umum, sekolah
     Kristen perlu tampil untuk meningkatkan sekolah-sekolah kejuruan
     yang berbobot, relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

  2. Wawasan baru bagi peserta didik, berkaitan dengan kemampuannya
     untuk secara efektif memanfaatkan waktu senggangnya (leisure
     time) demi kemuliaan Kristus. Untuk itulah, dalam sekolah Kristen
     perlu disajikan pengajaran humaniora, serta kegiatan-kegiatan
     ekstra-kurikuler yang mampu menumbuhkan kreativitas.

  3. Pemahaman akan panggilan hidup sebagai warga negara yang
     bertanggung jawab. Karena itulah, sekolah Kristen tidak
     melepaskan diri dari pengajaran-pengajaran berwawasan
     kewarganegaraan.

  4. Dorongan-dorongan guna memungkinkan anak didik menjadi warga
     gereja yang tangguh, serta memiliki pengetahuan akan identitas
     dan peranan gereja itu sendiri di dunia ini. Maka, kerjasama yang
     baik di antara sekolah dengan gereja perlu dibangkitkan.

  5. Wawasan-wawasan yang berguna dalam mendorong anak didik
     menghadapi tantangan zaman, yang cenderung diwarnai oleh
     penyimpangan-penyimpangan (alinasi) dan keabnormalan. Sekolah
     Kristen harus mengajak peserta didik, dan keseluruhan pelaku
     pendidikan, untuk memahami dinamika perubahan zaman, bersikap
     kritis terhadap tren yang berkembang di tengah-tengah masyarakat
     yang majemuk.

  6. Bimbingan bagi anak didik sehingga dapat memiliki pandangan
     hidup holistik, integratif, yang dapat diandalkan dalam memainkan
     perannya bagi pembangunan dan pembaharuan (transformasi)
     masyarakat. Hal ini sesuai dengan falsafah hidup negara kita,
     Pancasila, yang mengajak orang hidup dan berpikir secara utuh
     (holistik). Dan memang, dalam terang iman Kristen, Allah-lah
     Sumber kehidupan; dan dalam perspektif-Nya hidup itu bersifat
     utuh, tiada pemisahan antara yang "sakral" dengan yang "dunia".

  Pokok-pokok pikiran dari pandangan Holmes di atas, jelas begitu
  relevan dengan cita-cita pendidikan nasional di Tanah Air kita.
  Sekolah Kristen memang harus memiliki visi dan bergerak atas visi
  itu untuk membawa anak didik ke dalam kehidupan yang beriman dan
  bertakwa kepada Allah. Di samping itu, lewat keseluruhan proses
  belajar-mengajar, anak didik dibantu untuk memiliki rasa percaya
  diri, kreatif, inovatif, terampil, dan bertanggung jawab. Maka,
  sekolah Kristen perlu lebih memberi perhatian bagi pendidikan atau
  latihan keterampilan kerja. Tepatnya, manusia Indonesia berkualitas
  yang perlu dikembangkan sekolah itu adalah:
     "Manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa
     dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
     kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
     serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan."
     (UUSPN No. 2/1989)

  Sumber diedit dari:
  Judul Buku         : Strategi Pendidikan Kristen
  Judul Artikel Asli : Kedudukan Sekolah Kristen
  Penulis            : B. Samuel Sidjabat
  Penerbit           : ANDI, Jogyakarta, 1994
  Halaman            : 105 - 110

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

               -o- FAEDAH DAN MASALAH PAK DI SEKOLAH -o-
                   =================================

  Pertama-tama kita akan mengemukakan beberapa aspek yang positif.
  Pengajaran agama di sekolah-sekolah tentu saja mempunyai manfaat
  besar seperti yang terjadi di negara kita Indonesia.

  1. Dengan jalan ini gereja dapat menyampaikan Injil kepada anak-anak
     dan pemuda-pemuda yang sukar dikumpulkan dalam PAK (Pendidikan
     Agama Kristen) yang diadakan gereja seperti dalam Sekolah Minggu
     atau katekisasi. Sekolah-sekolah umum itu merupakan lapangan
     penginjilan yang penting.

  2. Anak-anak yang menerima PAK di sekolah akan merasa bahwa
     pendidikan umum dan agama itu bukanlah dua hal yang tak
     berhubungan, melainkan sebaliknya harus berjalan bersama-sama.
     PAK memiliki tempatnya di dalam lingkungan pendidikan umum.
     Tuhan Allah dan Gereja Kristen erat sangkut pautnya dengan
     kehidupan dan ilmu pengetahuan manusia umumnya.

  3. Lagi pula jika gereja tak mampu membiayai pekerjaan Sekolah
     Minggu dan sekolah Kristen secara besar-besaran, maka PAK di
     sekolah-sekolah negeri itu banyak menolong gereja yang lemah
     secara keuangan tersebut. Di Amerika gereja-gereja tidak dapat
     mengajarkan agamanya masing-masing di sekolah-sekolah umum
     sehingga mereka perlu menanggung segala PAK itu sendiri, dan
     memikul beban yang berat berhubung dengan pembiayaan pekerjaan
     itu.

  4. Dan akhirnya keuntungan yang didapat adalah bahwa dengan masuknya
     pengajaran agama dalam rencana pelajaran umum, maka agama itu
     dengan sendirinya mulai menempatkan dirinya sebagai suatu bagian
     mutlak dari kebudayaan segenap rakyat. Sekolah-sekolah bermaksud
     mendidik anak-anak supaya menjadi warga negara yang bertanggung
     jawab. Sekarang, pengajaran agama itu membantu negara dalam
     tugas ini, karena justru pengaruh agama Kristenlah yang paling
     besar sumbangannya untuk mencapai maksud tersebut.

  Akan tetapi di lain pihak, kita hendaknya juga tidak menutup mata
  akan masalah-masalah yang dihadapi oleh penyelenggaraan PAK di
  sekolah-sekolah negeri.

  1. Adakalanya pengajaran agama itu dijadikan sebagai bagian yang
     resmi dari seluruh rencana pelajaran di sekolah-sekolah. Dalam
     hal ini semua murid diharuskan mengikuti pelajaran agama sama
     seperti mereka diwajibkan mengikuti mata pelajaran yang lain.
     Namun seperti yang kita ketahui bahwa orang muda jika diharuskan
     berbuat sesuatu, pasti mereka akan kurang menyukainya. Sayang
     sekali jika mereka dipaksa menerima PAK, karena mungkin segala
     usaha kita akan kurang berhasil. Mustahil kita menawan jiwa anak-
     anak dengan paksaan. Perlu sekali supaya mereka memeluk agama
     Kristen dengan sukarela, dan supaya mereka sendiri ingin
     mengikuti pelajaran-pelajaran itu.

  2. Apabila PAK itu diberikan dalam suasana sekolah umum, besarnya
     nilai pokok-pokok agama yang diajarkan sama seperti pokok-pokok
     pelajaran lain yang ada dalam sekolah itu. Jika demikian,
     pengajaran kita kehilangan sifatnya yang istimewa. Pada
     hakekatnya pelajaran agama tidak boleh disamaratakan dengan
     pelajaran-pelajaran lain, karena isi dan maksudnya sangat
     berbeda. PAK adalah kepercayaan perseorangan dari tiap-tiap
     murid, jadi hendaknya jangan dibawakan seakan-akan bersifat ilmu
     pengetahuan saja.

  3. Oleh sebab itu sebaiknya kita perlu waspada supaya jangan sampai
     hal tersebut menurunkan derajat dan mengubah wujud PAK. Dalam
     jam-jam pelajaran lainnya, barangkali guru-guru hanya dituntut
     untuk menyampaikan pengetahuan dan memberi pelbagai keterangan
     yang perlu dimengerti dan diingat oleh otak saja. Tetapi PAK
     bukan hanya mengajarkan pokok-pokok pelajaran untuk dipahami
     oleh sebatas akal para murid, tetapi yang terutama adalah untuk
     menyampaikan Injil Yesus Kristus tentang jalan keselamatan bagi
     manusia berdosa, supaya Injil itu disambut dan dialami oleh
     batin murid-murid.

  4. Sangat boleh jadi murid-murid berpendapat bahwa PAK yang
     telah diterimanya di sekolah sudah cukup, sehingga tidak begitu
     perlu bagi mereka mengikuti pelajaran agama yang diselenggarakan
     gereja atau lewat cara lain, seperti di Sekolah Minggu dan di
     katekisasi. Padahal sebenarnya PAK di sekolah-sekolah negeri
     walaupun mempunyai manfaat yang besar namun tetap perlu ditambah
     dan digabung dengan PAK dalam lingkungan gereja sendiri.

  5. Akhirnya, jangan lupa bahwa menerima bantuan dari negara selalu
     ada bahayanya. Gereja berdiri di dunia ini atas kehendak Tuhan,
     dan bukan oleh karena izin negara. Sebab itu gereja harus menjaga
     agar jangan PAK di sekolah-sekolah umum takluk kepada kuasa
     dan campur tangan negara. Isi dan suasananya harus ditentukan
     oleh gereja. Negara tidak boleh menetapkan rencana dan coraknya.
     Tidak jadi masalah jika pemerintah menawarkan bantuan berupa
     uang dan pertolongan lain, tetapi bantuan itu tak boleh menjadi
     suatu rantai halus yang mengikat dan memperbudak gereja. Guru-
     guru PAK seharusnya merasa dirinya orang bebas, yang hanya
     ditugaskan oleh gereja saja, meskipun gaji atau honorarium mereka
     dibiayai oleh negara.

  MASALAH-MASALAH MENGENAI PAK DI SEKOLAH-SEKOLAH

  1. Guru-guru
     ---------
     Apakah oknum-oknum yang diutus oleh gereja ke sekolah-sekolah
     negeri untuk mengajarkan PAK itu sungguh-sungguh cakap sebagai
     guru? Dengan kata lain, apakah mereka pernah mempelajari asas-
     asas, cara-cara mengajar? Apakah mereka mempunyai kecakapan dan
     keahlian yang sederajat dengan guru-guru lain di sekolah-sekolah
     umum itu? Misalnya, apabila ia seorang pendeta, apakah ia telah
     mendapat pelajaran dalam Sekolah Teologianya mengenai teori dan
     praktek PAK itu?

     Atau jika gereja memakai guru-guru yang memang sudah bekerja
     sebagai guru biasa di lembaga-lembaga pendidikan, atau anggota-
     anggota jemaat yang bukan pendeta atau guru agama, apakah mereka
     benar-benar menjunjung dan mempraktekkan pengajaran agama itu di
     dalam hidupnya sendiri? Dan apakah mereka telah cukup menguasai
     dasar Alkitab dan kepercayaan Kristen yang hendak mereka ajarkan?

     Ingat, ada dua syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh guru-guru
     yang memberikan PAK atas nama gereja: mereka harus cakap
     mengajar, dan mereka haruslah seorang Kristen sejati yang
     menghormati serta melayani Tuhan dalam segenap hidupnya. Tuntutan
     dalam mengajarkan agama Kristen memang lebih berat dan lebih
     tinggi daripada mengajarkan bahasa Inggris.

  2. Rencana Pelajaran
     -----------------
     Bahan-bahan apa saja yang perlu diajarkan dan bagaimanakah
     pembagiannya atas tahun-tahun pelajaran di sekolah-sekolah umum
     itu? PAK hendaknya jangan dirancang dengan sewenang-wenang. Harus
     ada peraturan dan ketertiban yang tidak kalah dengan rencana mata
     pelajaran lainnya.

  3. Cara-cara
     ---------
     Metode manakah yang harus dipakai dalam PAK di sekolah-sekolah?
     Sekarang kita sudah mengerti apa sifat khusus cara mengajar
     seperti ini, dan kita sudah tahu bahwa agama Kristen tak dapat
     diajarkan hanya dengan memakai metode menguraikan dan menerangkan
     saja, karena kepercayaan Kristen bukanlah suatu hal yang perlu
     dimengerti dengan akal melainkan suatu hubungan pribadi dengan
     Allah yang berhubungan dengan seluruh kehidupan kita.

     PAK juga diharapkan dapat membina persekutuan pribadi antara
     murid-murid dengan Tuhan Yesus, oleh sebab itu pengajaran agama
     seharusnya merangkum baik pengajaran ibadah bersama, persekutuan
     Kristen satu dengan yang lain, maupun kesempatan untuk melayani
     Tuhan dan sesama manusia. Justru karena itulah mengajarkan PAK di
     sekolah-sekolah umum menjadi tidak mudah, malah merupakan suatu
     masalah yang berat sebab tentu saja hampir mustahil mewujudkan
     segala cita-cita ke dalam jam pelajaran yang ada di sekolah
     saja.

     Keadaan dan peraturan sekolah-sekolah umum itu mau tidak mau
     mengikat dan merintangi kita. Kita terikat pada lamanya jam
     pelajaran di sekolah. Suasana sekolah umumnya memberi corak lain
     kepada jam pelajaran itu. Dalam lingkungan gereja sendiri kita
     tentu bebas terhadap soal metode itu dan suasananya lebih
     menyenangkan.

     Beberapa saran dan petunjuk menganjurkan bahwa sekurang-kurangnya
     kita harus berupaya untuk mengisi waktu yang pendek itu (40 atau
     45 menit saja) dengan sebaik mungkin.

     Hendaknya kita mulai dengan ibadah pendek berupa nyanyian rohani
     dan doa. Selanjutnya kita dapat memakai beberapa menit untuk
     mendengar hapalan murid-murid mengenai pokok-pokok pelajaran pada
     pelajaran yang lalu. Tetapi hendaknya bagian ini tidak terlalu
     bersifat `sekolah` melainkan supaya hapalan itu sedapat mungkin
     diberi arti rohani dan bersuasana ramah-tamah. Waktu yang sisa
     dapat dipakai untuk bercerita atau memulai pelajaran yang baru.
     Atau jika kita sudah menyuruh murid-murid untuk membaca satu
     pasal dari Alkitab atau buku pegangannya yang lain, kita dapat
     mengadakan tanya jawab tentang isi buku tersebut. Pada murid di
     sekolah lanjutan atas, kita dapat menggunakan metode diskusi.

     Penting sekali supaya tiap jam pelajaran mempunyai satu pokok
     tertentu yang terbatas dan bulat. Pada akhir jam itu ada baiknya
     jikalau dengan ringkas kita ikhtisarkan pula apa yang telah
     dibicarakan selama jam pelajaran itu. Tentu saja kita akan
     mengakhiri dengan doa pendek pula, supaya suasana ibadah tetap
     terpelihara.

  4. PAK lain
     --------
     Sekali lagi kami hendak menitikberatkan perlunya menambahkan PAK
     lain pula di samping pengajaran yang diberikan dalam sekolah.
     Pengajaran agama di sekolah itu memang belum cukup, dan sebab itu
     gereja belum dapat dilepaskan dari tanggung jawabnya untuk
     menyelenggarakan PAK yang lebih luas dan lebih mendalam lagi
     di dalam lingkungan dan suasananya sendiri.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Pendidikan Agama Kristen
  Judul Artikel Asli: Faedah dan Bahaya P.A.K. di Sekolah Negeri
  Penulis           : Dr. E.G. Homrighausen dan Dr. I.H. Enklaar
  Penerbit          : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993
  Halaman           : 168 - 172

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

                -o- TUHAN INGIN MENJADI NOMOR SATU -o-
                    ==============================

  Alat peraga:
  ------------
  Buku berisi iklan-iklan permainan atau iklan-iklan mainan anak yang
  digunting dari majalah atau koran.

  Ayat Alkitab:
  -------------
  Keluaran 20:3

  Tema:
  -----
  Tempatkan Tuhan yang utama dalam hidupmu.

  Cerita:
  -------
  Apakah kamu senang kalau melihat sebuah buku berisi daftar-daftar
  mainan yang saat ini sedang dijual atau melihat iklan-iklan mainan-
  mainan tercanggih saat ini? Menyenangkan sekali bukan melihat-lihat
  gambar segala benda lucu dan mainan yang ada di dalamnya?

  Suka melihat gambar-gambar itu memang tidak apa-apa, tetapi kadang-
  kadang kita mudah sekali menginginkan sesuatu dan memaksa, pokoknya
  kita harus memilikinya. Kita membayangkan, kalau kita tidak
  memilikinya, sepertinya hidup ini malang sekali rasanya.

  Pada saat kita sangat menginginkan sesuatu, maka dengan mudah, benda
  itu menjadi hal yang terpenting dalam hidup kita. Kadang-kadang
  orang membiarkan benda kesayangan atau impian mereka itu menjadi
  nomor satu dalam hidup mereka. Ada orang-orang dewasa yang mungkin
  ingin sekali memiliki sebuah mobil mewah atau baju-baju mahal, atau
  perabot rumah. Ada anak-anak yang mungkin sangat menginginkan sebuah
  sepeda, boneka cantik, atau video game yang hebat.

  Walaupun benda-benda istimewa itu kelihatannya perlu, kita harus
  selalu ingat bahwa Tuhan-lah yang menjadi nomor satu dalam hidup
  kita. Tuhan ingin menjadi lebih penting bagi kamu daripada segala
  mainan kesayangan atau baju kesukaanmu, atau acara televisi
  kegemaranmu.

  Ada suatu perintah dalam Alkitab yang mengatakan "Tidak boleh ada
  ilah lain di hadapan-Ku."

  Kadang-kadang, benda kesayangan atau impian yang kita bicarakan tadi
  itu menjadi demikian penting bagi seseorang, sehingga tampak menjadi
  ilah atau tuhannya. Lalu, kadang-kadang orang lupa menyembah Tuhan
  yang benar.

  Kalau kita menempatkan Tuhan menjadi nomor satu dalam hidup kita,
  maka kita selalu ingat untuk selalu menjalankan hidup seperti
  kehendak-Nya. Tuhan ingin kita mengasihi Dia lebih dari apapun
  juga. Kalau kita mengasihi Tuhan lebih dari apapun juga, maka Tuhan
  akan membawa kita kepada damai sejahtera dan kebahagiaan.

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan, memang mudah menyukai sesuatu. Tolong kami untuk lebih
  lagi mengasihi-Mu. Amin.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu:
              Sebuah Sumber Ibadah
  Penulis   : Donna McKee Rhodes
  Penerbit  : Gospel Press, Batam Centre, 2002
  Halaman   : 29 - 31

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/

  Dari: Juita <juita_r(at)>
  >Sekiranya bahan-bahan mengajar dalam e-binaanak saya pakai untuk
  >kurikulum di sekolah minggu saya, apakah perlu ijin khusus?
  >Beberapa bahan akan saya usulkan sebagai materi untuk kurikulum
  >tahun depan. Terima kasih banyak.

  Redaksi:
  Anda dipersilakan menggunakan bahan-bahan dalam e-BinaAnak untuk
  pelayanan di SM Anda. Persyaratannya adalah jangan lupa mencantumkan
  sumber asli/buku dimana bahan tersebut kami ambil, dan juga
  cantumkan nama/alamat subscribe Publikasi e-BinaAnak sebagai sumber
  online bahan-bahan tersebut. Kiranya pelayanan SM Anda semakin
  diberkati Tuhan. Sukses dalam penyusunan kurikulumnya!

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

                    Rencana pelajaran mingguan saya:
        Hari ini saya akan membubuhi semua yang saya kerjakan
                dengan kesan pribadi saya yang kreatif

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
       http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org