Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/84

e-BinaAnak edisi 84 (17-7-2002)

Karunia Mengajar


      ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                        Edisi 084/Juli/2002
-----------
  o/ SALAM DARI REDAKSI
  o/ ARTIKEL (1)          : Mengajar adalah Suatu Karunia
  o/ ARTIKEL (2)          : Karunia Mengajar dalam Jemaat
  o/ ARTIKEL (3)          : Metode Mengajar Yesus
  o/ TIPS MENGAJAR        : Mengajar Seperti Sang Guru Agung
  o/ BAHAN MENGAJAR       : Mari Kita Mengembangkan Talenta dari Tuhan
  o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Minta Saran Bahan Cerita untuk Retreat SM

**********************************************************************
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
      <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

   Salam sejahtera,

   Sehubungan dengan tema "Metode Mengajar" yang kita bahas dalam bulan
   Juli ini, Redaksi akan menyajikan artikel-artikel tentang "Karunia
   Mengajar". Karunia mengajar adalah karunia rohani yang Tuhan berikan
   kepada pelayan-pelayan-Nya agar mereka dapat menjalankan tugas
   panggilan yang dibebankan Tuhan kepadanya. Dengan demikian
   seharusnya tidak ada GSM yang merasa tidak mampu dalam menjalankan
   tugas pelayanan di SM, karena jika mereka sungguh-sungguh setia dan
   taat akan panggilan-Nya, maka Tuhan akan memberikan karunia yang
   diperlukannya agar pelayanan mereka dapat berhasil dijalankan.

   Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang karunia mengajar ini
   silakan simak artikel-artikel sajian kami.

   Selamat membaca!

   Tim Redaksi

             "Jika karunia untuk melayani,
              baiklah kita melayani;
                      jika karunia untuk mengajar,
                      baiklah kita mengajar;" (Roma 12:7)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+12:7 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL

                     MENGAJAR ADALAH SUATU KARUNIA
                     =============================

   Salah satu dari karunia-karunia Roh Kudus yang tersurat dalam
   Roma 12, adalah karunia mengajar. Ini tidak menunjukkan kepada
   kemampuan yang kita warisi atau yang kita peroleh, walaupun Allah
   berkenan memakai kemampuan-kemampuan tersebut, melainkan menunjuk
   kepada kecakapan yang diberi secara Ilahi untuk mengajarkan jalan
   kebenaran kepada orang lain. Yang dimaksud bukanlah, bahwa seseorang
   merasa ingin menjadi pengajar, tetapi apakah ia mempunyai kesadaran
   bahwa Roh Kudus telah memberi kepadanya suatu karunia yang harus
   digunakan.

   Roh Kudus telah memberikan perlengkapan yang perlu kepada gereja
   untuk melaksanakan pekerjaannya dalam dunia dewasa ini. Karunia-
   karunia Roh Kudus yang tersurat dalam Roma 12; 1Korintus 12 dan
   Efesus 4 merupakan bantuan-bantuan rohani yang lengkap untuk
   membangun Kerajaan Allah. Gereja mempunyai segala peralatan yang
   perlu untuk melaksanakan suruhannya.

   Dalam hal inilah terdapat struktur pendidikan dalam gereja. Orang-
   orang percaya harus diajar untuk menerima dan mengambangkan karunia-
   karunia (alat-alat) rohani yang demi iman telah diterimanya dari
   Roh Kudus. Roh itu telah mengaruniakan perlengkapan yang sempurna
   kepada gereja. Sedikitpun tak ada kekurangan untuk menjadikan gereja
   suatu kekuatan bagi kebenaran di dunia ini. Pendidik Kristen itu
   dengan kasih dapat membantu orang lain lebih memasuki pelayanan Roh,
   dengan memakai perlengkapan Roh Kudus untuk membangun jemaat.

   Pendidikan Kristen adalah melaksanakan pekerjaan Tuhan menurut cara
   Tuhan. Oleh sebab itu kita yakin akan adanya perlengkapan yang Tuhan
   berikan. Sebagaimana tidak dengan sendirinya kita menemui rencana
   keselamatan Allah, begitu pula tidak dengan sendirinya kita
   menggunakan cara-cara ilahi. Pendidikan Kristen adalah hal menemui
   cara kerjanya Roh Allah, Guru yang ilahi itu serta bekerja sama
   dengan Dia. Pendidikan Kristen bertujuan memperkenankan Firman
   Allah mengubah setiap segi hidup manusia. Dengan pendidikan Kristen
   kita dapat menjadikan segala bangsa itu murid Tuhan.

   A. Pengerahan
      ----------
      Jikalau hal mengajar memang merupakan karunia Roh Kudus, tidak
      kah hal itu berarti bahwa pengerahan tenaga pengajar harus
      merupakan pelayanan yang memberi dorongan supaya karunia ini
      boleh diterima demi iman? Seringkali pengerahan pengerja-
      pengerja dijalankan seperti untuk pekerjaan biasa, terlihat dari
      ungkapan di bawah ini:
         - "Kami betul-betul kekurangan tenaga."
         - "Dapatkah Saudara mengajar satu kelas?"
         - "Pekerjaan ini akan memakan banyak waktu, dan berhubung
           dengan pendidikan Saudara maka pekerjaan ini mudah sekali."
      Sesungguhnya hal ini patut disesalkan. Pengajar-pengajar tidak
      boleh diangkat/dipilih karena keperluan yang mendesak atau karena
      mudah sekali memakai orang yang sudah ada. Allah mempunyai
      prinsip yang lebih tinggi. Hanya Dia yang dapat mengerahkan
      tenaga pengajar yang dipilih itu dan hanya Dia yang dapat
      menghasilkan buah rohani melalui usaha yang bersunguh-sungguh.
      Kita menyimpang jauh bila kita mengeluarkan pelayanan mengajar
      dari tempatnya yang patut secara rohani dan yang sesuai dengan
      Alkitab, serta menjadikannya suatu pekerjaan yang diatur oleh
      ukuran-ukuran jabatan saja.

   B. Penyanggupan
      ------------
      Dimensi-dimensi pelayanan mengajar sungguh mengejutkan. Hal-hal
      berikut melukiskan fakta ini:

      1. Pelajar-pelajar yang hadir berasal dari berbagai-bagai suku
         dan dari berbagai-bagai tingkatan ekonomi dan kebudayaan dalam
         masyarakat.

      2. Singkatnya waktu. Rata-rata waktu mengajar tidak melebihi tiga
         puluh menit.

      3. Kesanggupan untuk mengerti tidak sama, melainkan berbeda-beda.

      4. Ada perbedaan yang besar sekali dalam pengetahuan dan
         pengalaman mengenai Alkitab dan hal-hal rohani.

      5. Perlawanan Iblis terhadap pekerjaan Allah. Hanya kuasa Roh
         Kudus yang bekerja sebagai karunia yang menyanggupkan untuk
         mengatasi tantangan yang begitu besar.

   C. Pendidikan
      ----------
      Semua hal yang telah diuraikan di atas, tidak dimaksudkan untuk
      meremehkan pentingnya hal diadakannya pendidikan pengajar secara
      terus-menerus. Roh Kudus dapat mengurapi dan menggiatkan perkara-
      perkara yang telah ada dalam hati dan ingatan pengajar. Alkitab
      mengatakan bahwa Roh Kudus akan mengingatkan kita tentang semua
      perkara. Bila hati dan ingatan kita penuh dengan Firman Allah,
      maka itu berarti ada ladang yang subur untuk tempat Roh Kudus
      bekerja dan melaksanakan maksud-maksud-Nya.

   Sumber:
   Judul Buku: Penginjilan di Sekolah Minggu
   Pengarang : Richard L. Dresselhaus
   Penerbit  : Gandum Mas, Malang
   Halaman   : 55 - 57


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                    KARUNIA MENGAJAR DALAM JEMAAT
                    =============================

   Bahwa tugas mengajar merupakan perkerjaan yang sangat mulia,
   diperlihatkan oleh Paulus dengan mengemukakan adanya karunia
   mengajar yang diberikan Allah kepada jemaat (Efesus 4:11-13;
   Roma 12:6-8). Guru dan pelayanan mengajar merupakan pemberian Allah.
   Roh Kudus yang memberikannya (1Korintus 12:11; 1Korintus 12:28). Sesungguhnya
   tugas keguruan sejajar dengan tugas pemberitaan Injil, gembala
   sidang, dan rasul di dalam jemaat. Karena itu, tugas keguruan harus
   dipikul orang percaya dengan sungguh-sungguh. Tugas itu tentulah
   menuntut kualitas (Roma 12:7). Bobot di sini tidak saja menyangkut
   penguasaan materi pengajaran, seperti pemahaman Kitab Suci, tetapi
   juga mencakup dimensi dimensi moral, etis, dan spiritual --
   "perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian hidup"
   (1Timotius 4:12-13; 1Timotius 4:16). Selain itu pengajaran pun harus selalu
   selaras dengan kehidupan. Keduanya sama-sama berbicara dengan tegas
   (bandingkan dengan Titus 2:7).

   Dalam suratnya Paulus mendesak agar profesi keguruan mendapat
   penghargaan yang layak dari jemaat, atau orang-orang yang mendapat
   pengajaran. Ia mengimbau agar mereka yang menerima pengajaran,
   menopang kehidupan pengajarnya secara finansial. "Dan baiklah dia,
   yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang
   ada padanya dengan orang yang membagikan pengajaran itu" (Galatia
   6:6). 
   Dalam kesempatan lain, Paulus pun menegaskan bahwa penatua-
   penatua jemaat dengan profesi mengajar, patut mendapat penghormatan
   ekstra "dua kali lipat" (1Timotius 5:17). Yang tersirat dalam
   pemahaman Paulus tentang profesi guru dalam hal ini bukanlah dari
   segi finansial, melainkan dari segi panggilan yang sangat berharga
   dari Allah. Allah ingin membangun jemaat-Nya, Allah ingin menguatkan
   iman orang-orang percaya. Perkara itu dilakukan-Nya melalui guru-
   guru yang diangkat-Nya. Hal itu memberi makna bahwa tugas keguruan
   bukanlah profesi "kelas dua". Karena itu, mereka yang menjadi guru
   tidak boleh terus tenggelam dalam perasaan inferior. Sama sekali
   tidak boleh.

   Jika kita dipanggil Tuhan ke dalam tugas pelayanan, Ia pasti akan
   melengkapi kita dengan kemampuan, visi, dan motivasi. Meskipun
   demikian, demi pelayanan yang berkualitas dalam membangun hidup
   orang lain, kita dituntut untuk terus meningkatkan bobot pengetahuan
   dan keterampilan. Hal demikian justru akan menampilkan jati diri
   kerohanian kita yang sesungguhnya. Tidak ada alasan bagi kita untuk
   tidak mengajar, menyampaikan kebenaran dari Tuhan yang berkuasa
   membangun kehidupan baru. Keterampilan mengajar dapat kita pelajari,
   latih, dan kembangkan!

   Pemikiran tentang panggilan pelayanan, khususnya tugas mengajar,
   perlu kita kembangkan secara konstektual, berakar dalam pemahaman,
   dan komitmen kristiani yang teguh serta mendasar. Dengan kata lain,
   nilai-nilai iman kristiani haruslah mewarnai kita di dalam mengemban
   tugas dan panggilan keguruan, baik di rumah, di gereja maupun di
   sekolah. Di mana saja pekerjaan Tuhan diembankan kepada kita.

   Bahan diedit dari sumber:
   Judul Buku: Menjadi Guru Profesional: Sebuah Perspektif Kristiani
   Pengarang : B.S. Sidjabaat, Ed.D.
   Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1994
   Halaman   : 24 - 25 dan 27 - 28


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (3)

                         METODE MENGAJAR YESUS
                         =====================

   Waktu belajar telah selesai, namun tak seorangpun mau bergerak dari
   tempatnya. Guru itu meneruskan pelajaran. Murid-murid-Nya berdesak-
   desakan ingin lebih mendekati-Nya sampai-sampai kaki mereka hampir
   masuk ke dalam air danau. Matahari terbenam dan udara menjadi
   dingin. Tetapi orang-orang itu masih tidak mau meninggalkan
   tempatnya. Apakah keadaan ini juga terjadi dalam kelas Sekolah
   Minggu Saudara? Ataukah begitu bel berbunyi anak-anak gaduh dan
   cepat-cepat keluar dari kelasnya?

   Yesus tahu bagaimana memikat perhatian murid. Ia seorang guru yang
   mempesonakan, dan banyak orang datang dari tempat yang jauh-jauh
   untuk mendengarkan ajaran Yesus tentang hikmat dan kasih Allah.
   Yesus mengajar karena Ia sangat memperhatikan kesejahteraan orang
   lain. Pelajaran-pelajaran Yesus itu relevan dan berarti. Metode-
   metode mengajar yang digunakan-Nya dapat diterapkan di dalam
   kelas-kelas Sekolah Minggu dewasa ini.

   Pengajaran Yesus itu hanya dibatasi oleh kemampuan pendengar-
   pendengar-Nya untuk mengerti kebenaran yang diajarkan-Nya. Yesus
   tidak dapat menyampaikan segenap kebenaran-Nya itu, oleh karena
   mereka juga tidak mungkin bisa menerima semuanya. Maka Yesus
   mengajar dengan memakai perumpamaan-perumpamaan, dan dengan demikian
   membukakan pengertian akan hal-hal yang dibutuhkan untuk perbaikan
   pribadi dan pelayanan Kristen.

   Kepada orang-orang yang mencari, Ia menyampaikan kebenaran kasih
   Allah kepada manusia dan bagaimana Allah berusaha mencapai mereka
   melalui anak-Nya yang tunggal. Perumpamaan-perumpamaan Yesus
   merupakan mata rantai dalam rangkaian kebenaran yang mempersatukan
   Allah dengan manusia.

   Dosa telah menyelubungi kebenaran sehingga menjadi tidak jelas.
   Yesus harus menyingkap selubung itu. Untuk melakukan hal itu Ia
   harus menerangkan nats Alkitab dari sudut pandangan yang baru. Hal
   belajar tidak dapat dibatasi lagi oleh pembatasan-pembatasan yang
   ditetapkan oleh para imam. Yesus menerangkan bahwa Allah ingin
   mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari setiap orang. Dengan
   cara yang baru dan yang memberikan harapan, Ia mengungkapkan bahwa
   Allah, Bapa yang pengasih, menaruh perhatian kepada keadaan sehari-
   hari dan anak-anak-Nya.

   Yesus berusaha membangkitkan rasa ingin tahu dari dalam terhadap
   hal-hal rohani. Ia ingin agar mereka itu bertanya, "Mengapa?"
   Pengajaran Yesus menggoncangkan orang-orang yang sembrono dan yang
   bersifat masa bodoh, serta menghadap-mukakan mereka dengan
   kebenaran. Karena Ia memakai aneka ragam lukisan atau perumpamaan,
   maka orang-orang dari berbagai tingkat kecerdasan dan kerohanian
   sanggup mengerti ajaran-Nya. Semua lapisan masyarakat tertarik
   kepada ajaran-Nya, karena Ia menerapkan Firman Allah pada masalah-
   masalah mereka yang beranekaragam.

   Manfaat-manfaat pengajaran dengan perumpamaan itu masih penting.
   Seorang peninjau yang tidak acuh akan menjadi seorang peserta yang
   aktif dalam proses belajar/mengajar bila pemikiran-pemikiran yang
   berhubungan dengan kepribadian dan kebutuhan-kebutuhannya
   diketengahkan. Seorang guru membangkitkan perhatian murid-muridnya
   dengan memberikan contoh-contoh yang diambil dari dunia mereka.

   Untuk mengajar seperti Kristus, guru harus turut merasakan Kristus
   untuk mencapai manusia dengan menyatakan kasih Allah. Motivasi
   Yesus untuk mengajar itu sederhana tapi juga dalam. Ia menunjukkan
   bahwa kasih Allah selalu melampaui segala sesuatu. Sasaran terutama
   tiap-tiap orang Kristen, entah ia mempunyai pelayanan sebagai
   pengajar entah tidak, ialah menjadi saluran kasih karunia Allah.

   Orang-orang dari segala lapisan masyarakat merasa tertarik kepada
   Kristus. Pengajaran-Nya menjangkau melewati rintangan-rintangan dan
   prasangka-prasangka kebudayaan. Murid-murid-Nya memberikan kesaksian
   tentang hal ini. Yesus memilih orang-orang dari bermacam-macam
   jabatan dan Ia membentuk mereka menjadi suatu kesatuan yang bekerja-
   sama. Contoh ini harus mengilhami guru-guru dewasa ini untuk
   mengambil pendekatan mengajar yang mencapai semua orang tanpa
   mempedulikan perbedaan-perbedaan mereka.

   Pengajaran Kristus itu diberi kuasa dan dipimpin oleh Roh Kudus.
   Penolong ini juga dijanjikan kepada pengikut-pengikut-Nya. Roh Kudus
   merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan Kristen dan Ia
   berusaha bekerja melalui kehidupan orang-orang percaya yang sudah
   mengabdikan dirinya. Apabila Ia menguasai kehidupan guru, maka
   murid-murid akan merasa terdorong untuk menyelidiki dan mencapai
   rencana Allah buat kehidupannya.

   Yesus menjadi teladan bagi semua guru. Ia mencerminkan kesukaan dan
   kepuasan yang diperoleh dalam pelayanan mengajar. Dan dengan
   mengikuti teladan-Nya, guru akan dapat melihat kehidupan murid-
   muridnya ditantang dan diubahkan oleh Firman Allah.

   Sumber:
   Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2
   Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1996
   Halaman   : 202 - 203


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR

   Jika kita memiliki karunia mengajar, Tuhan ingin agar kita mau
   menggunakan dan mengembangkan karunia itu secara maksimal bagi
   kemajuan pekerjaan-Nya. Milikilah kerinduan yang dalam untuk dapat
   mengajar anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada kita dengan
   sebaik mungkin. Untuk itu marilah kita sekali lagi melihat secara
   detail teladan yang telah diberikan oleh Yesus, Sang Guru Agung.
   Silakan simak ulasan di bawah ini.

                    MENGAJAR SEPERTI SANG GURU AGUNG
                    ================================

   1. Yesus datang dari Allah.
      Sebagai pengajar Firman Tuhan, kita perlu dilahirkan kembali
      dalam kerajaan Allah.
         "Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-
         Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.
         Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah
         ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari
         diri-Ku sendiri." (Yohanes 7:16-17)

   2. Yesus berdoa setiap hari.
        "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan
        semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." (Lukas 6:12)

   3. Yesus mengasihi anak-anak dan ingin mereka datang kepada-Nya.
      Dia mendoakan dan memelihara anak-anak itu. Yesus menghargai anak-
      anak.
        "Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di
        tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu,
        sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak
        kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
        Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak
        kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
        Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-
        Ku, ia menyambut Aku."" (Matius 18:2-5)

   4. Yesus menggunakan beragam metode.
      Dia mengajar, memimpin diskusi, mengajukan pertanyaan, bercerita,
      menggunakan kehidupannya sehari-hari sebagai bahan ilustrasi dan
      bertatap muka secara langsung dengan orang-orang yang
      dijumpainya.

   5. Yesus adalah seorang pengajar yang bijaksana.
      Dia mencari kesempatan-kesempaan untuk mengajar dan secara
      bijaksana memakai waktu pengajaran tersebut. Pengajaran-Nya
      tepat waktu dan juga tidak mengenal waktu.

   6. Yesus percaya dengan apa yang diajarkan-Nya.
      Dia mengacu pada Alkitab dan mengarahkan murid-murid-Nya sesuai
      dengan teladan-Nya. Kehidupan-Nya mencerminkan pikiran-Nya dan
      menambahkan kebenaran dalam pengajaran-Nya.

   Bahan diterjemahkan dari sumber:
   Judul Buku: Becoming a Treasured Teacher: Practical Strategies for
               Making a Lasting Difference in Young Lives
   Pengarang : Jody Capehart
   Penerbit  : Victor Books, 1992
   Halaman   : 11 - 12


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

                  MARI KITA MENGEMBANGKAN TALENTA DARI TUHAN
                  ==========================================

   Tujuan:
   -------
   Anak memahami apa yang dimaksud dengan talenta, dan menyadari
   talenta-telenta yang ia miliki serta bertekad untuk
   mengembangkannya.

   Kreasi Simulasi -- Potret Sahabatku:
   ------------------------------------
   Berikan anak kertas kosong dan minta mereka menggambar ciri seorang
   teman di sebelah kirinya. Jika semua anak menggambar teman sebelah
   kirinya, maka berarti anak akan digambar oleh satu teman di sebelah
   kanannya. Hasil lukisan harus menunjukkan ciri seseorang tanpa boleh
   menyertakan nama anak yang digambar tersebut. Tidak perlu digambar
   lengkap, cukup yang menjadi cirinya saja. Jadi misalnya, cukup
   gambar ciri bajunya, atau ciri matanya, dan sebagainya.

   Kali ini, di samping ciri yang digambar, setiap anak harus juga
   mencoba menuliskan kelebihan kemampuan anak yang digambar tersebut
   (yang agak menonjol), misalnya: pandai menyanyi, ramah, rajin, dan
   sebagainya. Mintalah mereka menuliskan profesi apa yang cocok untuk
   anak tersebut, misalnya: cocok jadi dokter, guru, pendeta dan
   seterusnya.

   Setelah itu, guru mengumpulkan gambar-gambar tersebut tanpa nama,
   kemudian kembali dibagikan secara acak, sehingga setiap anak
   memperoleh satu gambar. Setiap anak diminta menebak siapakah anak
   yang dimaksud oleh gambar tersebut. Guru memberikan wawancara,
   terutama soroti kelebihan yang dikenali anak lain tentang diri
   seoarang anak. Tanyakan pada anak tersebut, "Apa benar kamu ingin
   menjadi dokter?" (jika tidak mau jadi dokter, kamu ingin jadi apa?)
   Dengan wawancara singkat, guru dapat menggali talenta-talenta yang
   dimiliki anak tersebut, dan meminta anak tersebut memikirkan
   talentanya.

   Acara akan semakin sampai pada tujuannya, jika kemudian setiap anak
   diberi kesempatan menuliskan apa talentanya. Dan acara ditutup
   dengan mengajak anak-anak bersyukur atas talenta tersebut, dan
   meminta pimpinan Tuhan agar dapat mengembangkannya.

   Sumber:
   Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
   Pengarang : Paulus Lie
   Penerbit  : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999
   Halaman   : 124 - 125


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

   Dari: Sampe Manullang < sampe@ >
   >Salam dalam kasih Yesus Kristus,
   >Saya sangat berterima kasih, untuk semua e-mail yang di sampaikan
   >kepada saya, karena itu semua sangat membantu dalam pengajaran anak-
   >anak SM di gereja kami.
   >Dalam waktu dekat ini SM gereja kami akan mengadakan retreat yang
   >bertema 'Aku bukan anak kecil lagi'. Oleh karena itu saya minta
   >dukungan saran mengenai bahan pelajaran tentang topik yang akan
   >dibicarakan yaitu :
   >,1. Aku bukan anak kecil lagi
   >,2. Kondisi manusia
   >,3. Yesus juru selamatku
   >Terima kasih atas bantuannya, Tuhan Yesus memberkati pelayanan
   >kita.
   >
   >Salam dan doa
   >Sampe Manullang

   Redaksi:
   Tema untuk retreat SM Anda sangat menarik. Sebagai saran dari kami,
   beberapa buku di bawah ini mungkin bisa dipakai sebagai referensi:
   1. Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
      Pengarang : V. Gilbert Beers
      Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung

   2. Judul Buku: Buku Pintar Mengajar jilid 1
      Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1997

   3. Judul Buku: Buku Pintar Mengajar jilid 2
      Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1996

   Setelah selesai retret, jangan lupa bagi-bagi berkatnya, ya?
   Kami yakin sharing anda akan berguna bagi rekan-rekan yang lain.
   Silakan kirim sharing anda ke :
==> < staf-BinaAnak@sabda.org >

**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
**********************************************************************
                 Staf Redaksi: Oeni, Davida, Ratnasari
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org