Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/82

e-BinaAnak edisi 82 (3-7-2002)

Pengenalan Metode Mengajar

      ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                        Edisi 082/Juli/2002
-----------
  o/ SALAM DARI REDAKSI
  o/ ARTIKEL (1)         : Pemikiran Sekitar Metode Mengajar
  o/ ARTIKEL (2)         : Penggunaan Metode Mengajar yang Berbeda
  o/ BAHAN MENGAJAR      : Mengasihi Orang Lain Seperti Dirinya
                              Sendiri (Drama - Monolog)
  o/ DARI ANDA UNTUK ANDA: Tanya Makalah ACMC, Siapa Punya?

**********************************************************************
  Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

   Salam dalam kasih Yesus Kristus,

   Bulan Juli sudah kita masuki, ini berarti kita sudah sampai
   dipertengahan tahun 2002. Tak terasa waktu berjalan sangat cepat,
   ya? Sebelum melanjutkan ke pertengahan tahun berikutnya, mungkin
   bulan Juli ini bisa menjadi saat yang baik untuk membuat evaluasi.
   Bagaimana anda menilai pelayanan anda sampai sejauh ini? Apakah anda
   merasa puas dan mengalami kemajuan? Atau sebaliknya anda mulai
   mengalami kecapaian dan kejenuhan? Kalau anda mengalami kemajuan,
   baiklah kita terus berusaha agar semangat kita dapat ditularkan
   kepada rekan-rekan guru SM yang lain sehingga menjadi berkat bagi
   anak-anak didik kita. Jika kita mulai jenuh dan bosan karena tidak
   mengalami kemajuan dalam pelayanan kita, marilah kita
   mengintrospeksi diri dan mencari tahu sebabnya dan berdoa mohon
   kekuatan dari Tuhan agar setan tidak menjerumuskan kita lebih jauh
   kepada keputusasaan.

   Untuk memberi bekal agar anda dapat lebih maju dalam pelayanan SM
   maka pada bulan Juli ini Redaksi mengangkat tema khusus, yaitu lima
   edisi tentang "Metode Mengajar". Melalui tema ini kami berharap
   guru-guru SM dapat dibukakan wawasannya untuk mengetahui lebih
   banyak tentang bagaimana menemukan cara mengajar yang lebih tepat,
   lebih baik, dan lebih kreatif.

   Sebagai pembuka maka topik pertama adalah tentang pengenalan akan
   metode mengajar. Pembahasan akan seputar: Mengapa metode mengajar
   penting? Metode mengajar apa saja yang dapat dipakai guru SM?
   Bagaimana guru SM dapat dengan jeli memilih dan menggunakan
   metode mengajar yang tepat agar proses belajar-mengajar di
   Sekolah Minggu dapat mendukung tercapainya tujuan?

   Selamat belajar!

   Tim Redaksi

    "Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi,
       percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai,
          yang juga cakap mengajar orang lain." (2Timotius 2:2)
              < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=2Timotius+2:2 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                   PEMIKIRAN SEKITAR METODE MENGAJAR
                   =================================

   Metode dapat diartikan sebagai "teknik", "cara", atau "prosedur".
   Setiap kegiatan mengajar memerlukan metode yang tepat dan relevan
   untuk mencapai tujuan. Karena itu, persiapan mengajar dengan target
   dapat menghasilkan rencana pengajaran, guru harus memikirkan metode
   secara seksama. Pemikiran itu dimulai dengan tiga pertanyaan
   penting:

      1. Siapakah peserta didik saya? Bagaimana kelompok usia dan
         perkembangan serta kebutuhan mereka?

      2. Apakah tujuan belajar yang saya harapkan dapat dicapai secara
         konkret (menyatakan perubahan tingkah laku, sikap, dan
         pemahaman)?

      3. Apa saja yang saya perlukan untuk mencapai tujuan belajar?
         Sumber-sumber bahan bacaan (literatur), informasi, dan alat
         bantu (media) apa saja yang mungkin saya gunakan guna
         membantu peserta didik mencapai tujuan?

   BEBERAPA PRINSIP PEMIKIRAN METODE MENGAJAR

   1. Memikirkan soal metode mengajar sangatlah penting dalam tugas
      pedidikan dan pengajaran karena Yesus Sang Guru Agung telah
      memberikan teladan keguruan sebagaimana dijelaskan oleh Kitab
      Injil. Di antara Yesus dengan murid-murid-Nya senantiasa terjadi
      interaksi dialogis. Lawrence O. Richards, dalam "A Theology of
      Christian Education" (1975, h.31), meringkaskan interaksi antara
      Yesus dengan murid-murid-Nya sebagai berikut:

         YESUS:                         MURID-MURID:
         ------                         ------------
         - menerangkan                  - mendengar, bertanya
         - bertanya                     - menjawab
         - berbuat                      - mengamati, menirukan
         - menugaskan                   - melakukan, bertanya

   2. Metode mengajar yang perlu kita pilih dan kembangkan haruslah
      kreatif sedemikian rupa. Pendekatan mengajar kreatif menekankan
      kegiatan peserta didik, sebagai pelaku tugas belajar, sementara
      guru hanya berperan sebagai pembimbing, pemberi arah, dan bantuan
      seperlunya. Seterusnya, kegiatan belajar kreatif dapat
      menumbuhkan kreativitas baru dalam pemikiran perasaan, dan sikap
      peserta didik sehingga setelah mengikuti kegiatan belajar,
      peserta didik dapat tiba kepada suatu kesimpulan: "Aha, ada
      sesuatu yang baru yang saya peroleh!"

      Di samping itu, dengan tugas mengajar kita harus berupaya
      sehingga peserta didik memperoleh makna dari apa yang telah
      dipelajarinya. Jika peserta didik mendapatkan "makna praktis dan
      pribadi" dari apa yang baru dipelajarinya, maka selanjutnya ia
      akan terdorong untuk belajar lebih giat. Ia akan berharap untuk
      selalu memperoleh hal-hal baru dan segar. Segar dalam arti mampu
      "menyentuh" aspek batiniah.

   3. Sesungguhnya tidak ada metode mengajar yang dapat dikategorikan
      paling tepat bagi setiap kesempatan mengajar. Karena itu kita
      harus selalu selektif. Sehubungan dengan pemilihan dan
      pengambilan keputusan tentang metode ini, beberapa hal berikut
      perlu kita perhatikan sebagai alat pemikiran tentang kriteria.

      Pemilihan metode mengajar yang "tepat" ditentukan oleh berbagai
      faktor, yaitu:

      a. Kemampuan/ketrampilan guru.
         Bagaimana kemampuan dan ketrampilan guru dalam menggunakan
         metode yang ditetapkannya?

      b. Kebutuhan peserta didik.
         Dalam segi apakah guru mengharapkan peserta didik mengalami
         perubahan?

      c. Besarnya kelompok.
         Cocokkah metode yang dipilih untuk kelompok yang akan
         dihadapi?

      d. Tujuan pelajaran.
         Apakah metode yang dipilih dan akan dipakai cukup baik untuk
         membantu tercapainya tujuan belajar?

      e. Keterlibatan peserta didik.
         Mampukah metode yang dipilih membuat para peserta didik aktif
         belajar? Bisakah diharapkan terjadi suasana atau interaksi
         dialogis dalam kegiatan belajar-mengajar?

      f. Kesesuaian dengan bahan pengajaran.
         Sesuaikah metode yang dipilih dengan sifat bahan pelajaran?

      g. Fasilitas yang tersedia.
         Cukupkah fasilitas yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan
         kegiatan belajar-mengajar, sesuai dengan metode yang
         ditetapkan?

      h. Waktu yang tersedia.
         Mungkinkah suatu metode diterapkan dalam belajar mengajar,
         dilihat dari segi waktu? Metode karya wisata misalnya, tentu
         membutuhkan waktu untuk refleksi dan memberikan laporan.

      i. Variasi pengalaman belajar.
         Dalam penetapan metode kita harus mempertimbangkan berapa jauh
         variasi pengalaman belajar dapat terjadi. Pengalaman belajar
         bagaimana yang dapat maksimal terjadi? Mendengar sajakah?
         Melihat sajakah? Berpikir dan berbuatkah?

      j. Ketrampilan tertentu dari peserta didik.
         Metode yang kita tetapkan dalam mengajar hendaklah sedemikian
         rupa sehingga dapat membangkitkan ketrampilan tertentu. Kalau
         tidak peserta didik menjadi pasif; hanya tahu teori. Hal ini
         penting apalagi berkaitan dengan pengajaran yang ingin
         menanamkan segi-segi "how to" atau "teknik".

   4. Pemilihan variasi metode mengajar pada prinsipnya perlu bertitik
      tolak dari corak komunikasi yang ditimbulkan oleh pemakaian
      metode itu. Interaksi yang terjadi di antara guru dan peserta
      didik bisa meliputi dua jenis komunikasi.

      a. Satu arah
         ---------
         - Yaitu pihak guru kepada peserta didik.
           Termasuk dalam metode ini adalah: ceramah, kuliah, cerita,
           demonstrasi, metode audio visual: film, video, poster, dll.
         - Yaitu dari pihak peserta didik kepada gurunya.
           Termasuk ke dalam metode ini antara lain: laporan baca,
           hasil riset, studi kasus, studi kelompok, studi mandiri-
           buku, percobaan lapangan, surat-menyurat, survai lapangan,
           mengikuti buku pegangan, hafalan, tes, paper, tulisan
           reflektif.

      b. Dua arah
         --------
         Dimana terjadi relasi dan interaksi dialogis di antara guru
         dengan peserta didik. Ada tiga kategori metode termasuk dapat
         menciptakan relasi dan interaksi dialogis ini:
         - Diskusi kelompok: brainstorming, buzz-group, studi kasus,
           kelompok kecil, forum, wawancara, diskusi panel, seminar,
           simposium, kolokium, lokakarya, berbagi rasa, dll.
         - Drama: dialog, bacaan dramatis, mimik, pantomim, permainan,
           permainan peran, sosio-drama, tabloid, dll.
         - Metode proyek: studi kasus, mentor (bimbingan studi),
           kelompok kerja, pemecah masalah, dll.

   5. Selalu ada tingkat, jenis serta penekanan tertentu dalam proses
      belajar sebagai tujuan akhir dari hal-hal yang ingin dicapai
      oleh guru. Sudah tentu hal itu turut berpengaruh atas pemilihan
      dan penetapan metode.

      a. Jika proses belajar ingin menekankan segi peningkatan
         pengetahuan dan pengertian peserta didik, maka sudah tentu
         guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan pendekatan
         berikut:
         - Tekanan diberikan pada keaktifan berpikir (menalar), atau
           upaya mempertimbangkan dan memahami.
         - Melibatkan pancaindera dalam kegiatan belajar.
         - Selalu diberi upaya untuk mengemukakan apa yang dibahas
           sekarang ini dan yang dibicarakan untuk waktu yang akan
           datang. Dengan begitu peserta didik mengetahui kesinambungan
           kemajuan belajarnya.
         - Tafsirkanlah konsep, ide, gagasan secara kontekstual.
           Penjelasan terhadap konsep, ide atau gagasan harus diberikan
           secara jelas dan tuntas. Hal ini dapat mempermudah peserta
           didik dalam membentuk dan mengembangkan konsepnya sendiri.
         - Mengemukakan relevansi prinsip dan gagasan terhadap situasi
           yang dihadapi. Jika peserta didik selalu dapat melihat
           keterkaitan dari apa yang dipelajari dengan kebutuhan dan
           situasi yang sedang dihadapi, maka proses transfer dalam
           belajar dapat dikatakan sudah terjadi.

      b. Jika tekanan diberikan kepada pencapaian segi-segi nilai dan
         moral, maka guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar
         berikut:
         - Tekankan contoh-contoh yang konkret dan kontekstual.
         - Gunakan sumber-sumber otoritatif, seperti biografi, dan
           ruang kesaksian atau berbagi rasa.
         - Identifikasi dengan kondisi dan tokoh tertentu, seperti
           melalui metode drama, pembacaan puisi, atau sorotan
           terhadap biografi.
         - Aktifkan refleksi pribadi, klarifikasi nilai (penjelasan
           tanpa mempertanyakan soal "mengapa") dan diskusi kelompok.

   Sumber:
   Judul Buku: Menjadi Guru Profesional
   Pengarang : B.S. Sidjabat, Ed.D.
   Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1994
   Halaman   : 89 - 94


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                 PENGGUNAAN METODE MENGAJAR YANG BERBEDA
                 =======================================

   Metode mengajar adalah teknik guru dalam menyalurkan informasi
   kepada ASM. Karena minat, taraf intelegensi dan daya perhatian
   dari setiap kelas berbeda, maka GSM harus dapat menggunakan metode
   mengajar yang berbeda dengan bijaksana. Kali ini akan diperkenalkan
   tujuh macam metode mengajar, untuk menolong GSM mengajar dengan
   suasana yang lebih menyegarkan dan efektif.

   1. Metode Tanya Jawab (Question & Answer)
      --------------------------------------
      Adapun bentuk tanya jawab dapat dibagi ke dalam empat jenis:
      a. Pertanyaan yang bersifat mencari informasi (Informational
         questions).

      b. Pertanyaan tertutup (Close-ended questions), yaitu pertanyaan
         yang tidak perlu dipertimbangkan apakah harus dijawab dengan
         jawaban yang penjang lebar atau yang singkat. Hanya perlu
         dijawab dengan betul atau salah.

      c. Pertanyaan yang menuntut pemikiran (Three dimensional
         questions), yaitu pertanyaan yang bukan hanya menuntut fakta,
         melainkan selangkah lebih maju untuk menunjuk sebab, arti, dan
         perasaan.

      d. Pertanyaan terbuka (Open-ended questions), dimana murid
         sendiri mengalami hal tersebut, dan menjawab pertanyaan sesuai
         dengan kebenaran yang diterima mereka secara pribadi.

      Adapun prinsip-prinsip dalam mengajukan pertanyaan adalah sebagai
      berikut:
         - Pertanyaan harus jelas, singkat, dan sesuai dengan tingkat
           penerimaan murid.
         - Jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan betul salah.
         - Terlebih dahulu ajukan pertanyaan kepada semua murid. Baru
           kemudian sebutkan nama salah seorang murid untuk menjawab,
           tetapi jangan memanggil secara berurutan.
         - Tentu saja boleh memberi kebebasan kepada murid untuk
           menjawab pertanyaan, tetapi perhatikanlah jangan sampai
           sebagian orang terus-menerus menjawab pertanyaan. Sebaiknya
           berikan kesempatan pada setiap murid untuk berpartisipasi.
         - Setelah bertanya, berikan waktu yang cukup untuk berpikir.
           Guru jangan terburu-buru memberikan jawaban.
         - Jikalau jawaban murid salah, jangan ditegur atau
           ditertawakan. Sedapat mungkin pujilah kelebihannya dan
           perbaiki kesalahannya dengan cara yang bijaksana.
         - Jikalau murid tidak dapat menjawab pertanyaan yang telah
           diajukan, jangan menunggu terlalu lama. Undang murid lain
           untuk menjawab.
         - Jangan menambahkan pertanyaan lain dalam pertanyaan yang
           kita ajukan.
         - Dapat menjelaskan pertanyaan dengan mengajukan pertanyaan
           lain.
         - Pertanyaan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk
           memberikan pertanyaan yang baik, perlu menyediakan waktu
           untuk mempersiapkannya.

   2. Metode Diskusi (Discussion)
      ---------------------------
      Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat merangsang, yang dapat
      membangkitkan minat murid untuk berpartisipasi dalam diskusi yang
      positif. Bentukya antara lain:

      a. Studi Kasus (Case Study)
         ------------------------
         Studi kasus dapat diutarakan dengan bentuk yang berbeda-beda.
         Uraikan secara terinci keadaan yang terdapat dalam sebuah
         kasus, agar murid dapat mencari cara penyelesaian yang mungkin
         dapat dipakai. Contoh-contoh bentuk studi kasus yang berbeda
         seperti berikut: utarakan sebuah cerita yang belum selesai;
         mengutip laporan surat kabar, mengajukan suatu masalah
         kejiwaan; utarakan dengan gambar untuk merangsang murid
         berdiskusi; atau memakai riwayat hidup para tokoh, laporan
         sejarah, catatan statistik, dan sebagainya.

      b. Debat (Debate)
         --------------
         Dua orang atau dua kelompok murid memperdebatkan satu masalah
         dari segi pro dan kontranya. Dari proses perdebatan itu, murid
         dapat memahami pandangan-pandangan yang timbul dari konsep-
         konsep yang berbeda. Mereka yang ikut serta dalam perdebatan
         haruslah mempunyai pengenalan yang cukup dan persiapan yang
         mantap tentang soal yang didiskusikan.

      c. Metode-metode diskusi lainnya yang terdapat dalam buku ini
         adalah: - Penyelesaian/pemecahan masalah (Problem Solving)
                 - Pengumpulan gagasan secara mendadak (Brainstorming)
                 - Kelompok berbincang-bincang (Buzz Group/Two by Two)

   3. Metode Drama
      ------------
      Bentuknya antara lain:

      a. Peragaan Gambar (Picture Posing)
         --------------------------------
         Metode ini cocok untuk anak-anak yang usianya agak kecil.
         Urutannya adalah sebagai berikut:
         - Pilihlah sebuah gambar yang berkaitan dengan isi pelajaran.
         - Mendiskusikan inti pelajaran tersebut.
         - Menirukan sikap dari tokoh yang terdapat dalam gambar.
         - Menghafal ayat Alkitab atau mengajukan pertanyaan.

      b. Monolog
         -------
         Mintalah seorang murid untuk mempersiapkan dengan baik dan
         memerankan diri sebagai salah seorang tokoh Alkitab/tokoh
         cerita. Lalu dengan memakai kata ganti orang pertama
         mengisahkan riwayat hidup, perasaan atau pun konsep terhadap
         pengalaman tertentu dan lain-lain.

      c. Metode-metode drama lainnya yang terdapat dalam buku ini
         adalah: - Pantomim (Pantomime)
                 - Drama (Formal Dramatization)
                 - Peragaan peran (Role Playing)

   4. Metode Ceramah (Lecture)
      ------------------------
      Melalui ceramah GSM menyampaikan satu pokok pelajaran kepada
      murid secara teratur dan sistematis dalam bentuk pidato. Hal-hal
      penting yang harus diperhatikan antara lain ialah:
      a. Sasaran dari pokok pelajaran harus jelas.
      b. Kumpulkan bahan-bahan yang cukup.
      c. Berusahalah untuk menggunakan istilah-istilah yang sederhana.
      d. Jangan memakai suara yang datar (monoton), perhatikan
         kecepatan tinggi dan rendahnya nada suara kita.
      e. Ingatlah bahwa isi ceramah harus teratur dan sistematis supaya
         pendengarnya mudah mengerti dan mengingatnya.
      f. Jangan menggunakan pembagian yang terlalu banyak.
      g. Ulangilah bagian depan untuk membawa mereka masuk ke bagian
         berikutnya. Jangan sampai masing-masing bagian terlepas dari
         konteksnya.

   5. Metode Kelompok Pendengar (Listening Teams)
      -------------------------------------------
      Guru membacakan sebuah laporan atau naskah dengan membagi murid
      menjadi dua atau beberapa kelompok. Mintalah setiap kelompok
      menyimak butir-butir penting yang telah ditentukan (misalnya
      kelompok pertama memperhatikan hal yang positif, sedangkan
      kelompok dua memperhatikan hal yang negatif). Kemudian setiap
      kelompok harus kembali memberikan laporan kepada guru dan teman-
      teman sekelasnya. Setelah itu baru mengadakan diskusi

   6. Metode Simposium (Symposium)
      ----------------------------
      Simposium adalah serangkaian ceramah pendek yang disampaikan oleh
      sekelompok kecil orang kepada seluruh murid. Boleh mengundang
      para ahli sebagai pembicara, atau meminta murid untuk
      mempersiapkan terlebih dahulu bagan-bagan yang berbeda. Kemudian
      mereka masing-masing menyampaikan segi-segi dan konsep-konsep di
      bawah pimpinan seorang pemimpin.

   7. Metode Peninjauan ke Lapangan (Field Survey)
      --------------------------------------------
      Maksudnya adalah mengadakan survey, mencari informasi bersama-
      sama dengan teman-teman sekelas secara terpimpin dan terarah,
      untuk memperoleh bahan dan pengalaman yang orisinal. Adapun
      langkah-langkahnya sebagai berikut:
      a. Mengatur dan menghubungi terlebih dahulu, mempersiapkan
         transportasi dan penanggung jawabnya.
      b. Berilah petunjuk kepada murid mengenai hal-hal dan bagian-
         bagian penting yang perlu diteliti.
      c. Membuat laporan tentang hal-hal yang telah didengar, dilihat
         dan dipelajari mereka, sewaktu mengadakan penelitian di
         lapangan.

   Bahan dirangkum dari sumber:
   Judul Buku: Pembaruan Mengajar
   Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani
   Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung
   Halaman   : 95 - 102


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

   Bahan mengajar berikut ini menggunakan "Metode Drama (Monolog)".
   Sebelumnya lakukan persiapan terlebih dahulu bersama ASM yang akan
   membantu Anda selama proses mengajar.

               MENGASIHI ORANG LAIN SEPERTI DIRINYA SENDIRI
               ============================================

   Teks Alkitab:
   -------------
   "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
   perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum
   Taurat dan kitab para nabi." (Matius 7:12)

   Tujuan:
   -------
   Anak memahami mengasihi orang lain seperti dirinya sendiri berarti
   memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya, seperti ia juga
   hendak memperlakukan yang paling baik buat dirinya sendiri.

   Cerita (Simulasi Anak dan Cermin):
   ----------------------------------
   Mintalah seorang anak untuk tampil dan mintalah ia bercermin
   (guanakan cermin yang berukuran agak besar atau cermin bisa dibuat
   secara dekoratif dari kain besar yang dipasang di depan kelas).
   Mintalah ia bergaya sedang berdandan, misalnya: menyisir rambut,
   memakai bedak dan sebagainya.

   Kemudian GSM meminta anak tersebut menanggapi cerita GSM dengan
   melakukan gerakan tertentu sebagai balasannya. Misalnya: GSM
   bercerita ia disakiti anak lain, maka ia bertindak bagaimana?
   Bayangkan jika ia sendiri memukul di depan cermin, apa yang terjadi?
   Ia memukul dirinya sendiri! Jika ia marah-marah atau menuding-nuding
   di depan cermin, siapa yang ia tuding dan dimarahinya? Dirinya
   sendiri! Melalui cermin dapat dilihat betapa jeleknya perbuatan dan
   wajah seorang yang tidak ramah. Tetapi sebaliknya, jika ia ramah,
   ia tampak lebih baik dan lebih menarik. GSM menjelaskan betapa
   pentingnya perbuatan yang baik, yang akan membuat kita indah dan
   menarik. Sebaliknya perbuatan yang buruk hanya membuat susah diri
   kita sendiri. Jika berada di depan cermin kita ingin melakukan yang
   terbaik buat diri kita sendiri, demikian juga sikap kita pada orang
   lain, harus terbaik yang dapat kita lakukan.

   Sekarang mintalah seorang anak lagi berdiri di depannya dan bergaya
   menirukan gerakan orang pertama, seolah-olah orang kedua sebagai
   cermin dari orang pertama. Segala tindakan orang pertama akan ditiru
   oleh orang kedua (sebagai cerminnya). Jika ia baik pada orang lain,
   ia akan baik pada dirinya sendiri. Jika ia memukul orang lain,
   otomatis ia akan mendapat pukulan balasan dari orang kedua (yang
   menirukan gayanya). Jika ia marah-marah ia akan dimarahi juga. Jika
   ia bersikap ramah, orang lain akan bersikap sama padanya. Karena
   itulah, mari kita memperlakukan orang lain dengan baik sehingga
   hidup kita disukai Tuhan dan juga disukai oleh semua orang.

   Sumber:
   Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
   Pengarang : Paulus Lie
   Penerbit  : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999
   Halaman   : 117 - 118


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

   Dari: Toninardi Wijono < toninardi.wijono@ >
   >Shallom, apakah ada dari antara rekan-rekan yang ikut seminar/
   >pelatihan program misi bagi anak-anak dalam ACMC (Advancing
   >Churches in Missions Commitment) tanggal 18 Juni 2002 kemarin.
   >Seminar ini dilayani oleh Ibu Debby Sjogren, ACMC, USA. Kalau ada
   >tolong dong saya copykan seminar/makalahnya karena saya tertarik
   >dengan materi tersebut untuk pengembangan anak-anak SM.
   >Demikian terimakasih, Tuhan memberkati.

   Redaksi:
   Jika ada diantara rekan-rekan yang memiliki keterangan dan bahan
   yang dimaksud, silakan kirimkan informasi tersebut kepada kami ke
   alamat e-mail: < staf-BinaAnak@sabda.org >.
   Kami akan mem-forward-kannya kepada Sdr. Toninardi Wijono.
   Juga, makalah/catatan/sharing seminar tersebut akan menjadi berkat
   bagi staff di sini dan mungkin akan sangat bermanfaat untuk
   publikasi e-BinaAnak atau Situs PEPAK.


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
**********************************************************************
                  Staf Redaksi: Oeni, Davida, Ratnasari
        Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
               Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                    Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org