Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/79 |
|
e-BinaAnak edisi 79 (12-6-2002)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 079/Juni/2002 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Menanamkan Rasa Cinta Lingkungan Alam o/ BAHAN MENGAJAR (1) : Apakah Tanaman Itu Akan Tumbuh? o/ BAHAN MENGAJAR (2) : Pengetahuan Alam: Saling Bergantung o/ AKTIVITAS (1) : Ibadah Kembang o/ AKTIVITAS (2) : Dunia Burung o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : - Masukan untuk Kolom Bahan Mengajar - Minta Bantuan Buku Pedoman SM ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam sejahtera dalam kasih Kristus, Alam semesta ini merupakan bukti dari keagungan Tuhan yang telah menciptakannya. Karya Tuhan ini tidak boleh hanya sekedar dinikmati saja, tetapi juga harus dijaga, dilestarikan dan dipelihara. Sebagai GSM Anda perlu mengajarkan kepada para ASM untuk ikut menjaga alam ini. Masa liburan sekolah merupakan saat yang tepat untuk mengajak ASM mengagumi keindahan alam karya ciptaan Tuhan dan melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat menolong mereka untuk lebih mengenal dan memuliakan Pencipta alam semesta ini. Oleh karena itu pada sajian kali ini kami akan memberikan artikel, bahan-bahan mengajar dan bahan-bahan aktivitas yang dapat digunakan pada acara-acara liburan seperti: kebaktian padang, rereat, Bible Camp, rekreasi (ke kebun binatang, taman bunga, atau pantai), dll. Selamat belajar dan berekreasi bersama anak-anak! Tim Redaksi "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." (Wahyu 4:11) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Wah+4:11 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL MENANAMKAN RASA CINTA LINGKUNGAN ALAM ===================================== Barangkali kurang kita sadari bahwa semakin sempurna dunia orang dewasa, semakin membosankanlah hal itu bagi anak-anak. Di kota-kota, anak-anak sudah tidak mempunyai peluang lagi untuk mengumpulkan pengalaman-pengalaman, yang bagi anak-anak yang berada di luar kota merupakan hal biasa yang sehari-hari dijumpai. Berjalan-jalan menerobos rumput setinggi lutut, memanjat pohon dan memetik buah, berjungkir-jungkir menuruni bukit atau menyelusuri sebuah sungai kecil. Nah, tempat bermain yang baik hendaknya bisa membuka kesempatan-kesempatan seperti itu. Sebagaimana kita lihat, masih banyak tempat-tempat di pinggiran yang belum terjangkau oleh perencanaan kota. terutama dalam hal tempat dan sarana bermain yang ideal bagi anak-anak. Tetapi kalau kita sendiri tahu, bahwa anak-anak membutuhkan suatu lingkungan yang beraneka corak yang dapat dijajaginya, mungkin kita bisa mengarahkannya. Paling sedikit pada tempat yang di sekitarnya, anak-anak dapat menciptakan sendiri suatu arena untuk kegiatannya. Anak-anak yang tinggal di desa, dalam hal ini boleh dikatakan lebih mujur. Alam telah membantu mereka. Padang yang luas, sungai-sungai dan bukit-bukit serta semak belukar di sekeliling mereka merupakan arena bermain yang tidak terbatas. Dan kalau kita perhatikan apa yang bisa mereka lakukan dengan semua itu, alangkah beraneka- ragamnya! Mereka ciptakan sendiri caranya, situasi dan alat-alatnya dari yang terdapat di sana. Tetapi bagaimana dengan anak-anak yang tinggal di kota? Keadaannya memang jauh berbeda. Tanah yang hampir setiap jengkal dipergunakan sebagai tempat tinggal, sudah barang tentu memperkecil kesempatan bagi mereka untuk bermain sebebas- bebasnya. Belum lagi situasi lalu-lintas yang ramai yang menjadi penghalang bagi mereka untuk lebih merasa aman bermain. Rupanya anak memang membutuhkan suatu keunikan bagi tempat bermainnya. Di banyak tempat di pusat kota, anak-anak hampir tak menemukan cara lain yang cukup menarik dan penuh tantangan daripada hanya saling baku hantam dan melepas keinginan untuk memperoleh yang bukan-bukan. Dengan kata lain, di lingkungan yang padat dan penuh sesak itu anak seperti kehilangan sesuatu. Rumah-rumah yang dibatas dan teratur rapi tidak memberi peluang bagi anak untuk bergerak, halaman yang sempit tidak memberikan kesempatan untuk melakukan penjajagan. Bayangkan! Kalau keadaan memaksa segalanya berjalan rutin, tidak ada lagi yang bisa dirubah-rubah, tak ada lagi yang bisa dicoba-coba atau dicari-cari, apalagi yang akan timbul di benak anak-anak sebagai suatu kreasi? Manusia dan lingkungan boleh dikatakan memiliki sifat-sifat yang kurang lebih sama, yakni hidup, berkembang dan berfungsi. Hubungan dan pengaruh yang saling berkaitan antara kedua 'jasad alam' itu menimbulkan dampak-dampak, baik yang positif maupun yang negatif. Tetapi yang jelas, dampak positif yang sangat diharapkan dapat membantu kelangsungan hidup secara nyaman, aman dan tentram menuntut adanya tanggung jawab akan pemeliharaan demi kelestarian alam secara keseluruhan. Bila suatu anak kelihatan terpaku pada sesuatu yang sesungguhnya biasa, inilah kesempatan bagi orang tua dan guru untuk memberikan penjelasan padanya. Langkah pertama adalah menjalin komunikasi untuk bersama-sama memperhatikan sesuatu. Yang mungkin agak sulit adalah membangkitkan minatnya ke arah 'penelitian' pada waktu kita mengajaknya berjalan-jalan. Jika anak lebih suka memperhatikan seekor serangga yang mati atau ia lebih senang berlari-lari di padang rumput yang menghijau, maka sulit untuk menemukan sesuatu yang 'berharga' di sana. Tentu saja anak akan menyatakan keinginan dan kegembiraannya, sehingga mau tak mau kita akan menurutinya pula. Bila segala macam bujukan tak ada hasilnya, satu-satunya jalan adalah bersabar. Sambil berjalan-jalan kita dapat menerangkan segala sesuatu kepada anak terutama hubungannya dengan kehidupan binatang dan tumbuh- tumbuhan. Anak harus diberitahu, bahwa sebatang pohon itu bisa berasal dari sebuah biji yang cukup matang dan tua. Dan jika pohon itu dipelihara dengan baik, maka ia akan tumbuh dan mendatangkan hasil yang bisa dipetik manfaatnya bagi kehidupan kita. Biji jagung, kacang dan kedelai yang tercampak di tanah, akan menjadi pohon yang berdaun, berbunga dan berbuah, sementara biji buah-buahan sudah barang tentu demikian pula. Apalagi kalau biji-biji itu sengaja ditanam, dipupuk dan dipelihara. Burung-burung, kupu-kupu, kumbang dan cacing tanah sekali pun, adalah makhluk hidup yang besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Kalau anak-anak itu tidak mengetahui apa fungsi dan kegunaannya, tidak mengherankan bila mereka akan mengganggu atau membinasakannya. Setelah anak mengerti tentang kebutuhan hidup setiap makhluk dan hubungannya satu sama lain, kita dapat meningkatkan pengetahuannya tentang di mana binatang atau tumbuhan itu bisa hidup. Jika kita jelaskan tempat hidup yang sesungguhnya, kita sendiri mungkin akan tergugah melihat betapa setiap jenis makhluk itu memilih-milih tempatnya. Barulah kita sadari bahwa hal-hal seperti persediaan makanan, tempat bertelur dan lain-lain sangat menentukan apakah suatu jenis makhluk dapat hidup di suatu tempat. Jelaslah bahwa tidak setiap tempat mempunyai kondisi yang sama. Dengan demikian dapat kita simpulkan, bahwa perusakan yang terjadi pada suatu lingkungan hidup dapat mengakibatkan punahnya kelangsungan hidup suatu makhluk. Tepat sekali jika pada kanak-kanak sejak kecil sudah ditanamkan rasa sayang terhadap lingkungan. Mula-mula lewat binatang piaraan, lalu kebersihan sekitar rumah dan halaman, termasuk membuatnya selalu hijau, karena akrab dibelai tangan-tangan manusia. Usaha ini memang tidak gampang. Tantangan yang nyata ialah bahwa banyak sekali daerah pemukiman yang berhalaman sempit. Di musim liburan, ketika berpuluh-puluh bis dikerahkan untuk membawa murid pergi rekreasi, hendaknya bisa dipakai sebagai kesempatan untuk menanamkan cinta alam. Di sini guru perlu mengadakan suatu persiapan. Apa artinya alam bagi manusia? Mengapa kita harus menghormati alam dan menyayanginya? Mengapa harus dilestarikan? Apa bedanya suasana kota yang hiruk-pikuk dengan suasana di luar kota yang lebih tenang? Mengapa demikian? Bagaimana pun juga, salah satu aspek dari keadaan pendidikan kita yang bergerak maju dengan segala perubahan yang menyertainya, adalah anjuran untuk menanamkan perhatian dan pengertian terhadap lingkungan hidup kepada anak didik kita. Sumber: Judul Buku: Butir-butir Mutiara Rumah Tangga Pengarang : Alex Sobur Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1987 Halaman : 269 - 272 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (1) Dari menggunakan bahan mengajar di bawah ini, GSM dapat mengajak ASM-nya untuk melakukan aktivitas menanam bibit-bibit tumbuhan dalam pot-pot kecil. APAKAH TANAMAN ITU AKAN TUMBUH? =============================== Bagi Dani, membantu ayah dan ibunya menanam bibit-bibit tanaman di kebun sungguh menyenangkan. Tanahnya begitu lembut dan Dani mengorek-ngorek tanah itu dengan jari-jari tanganya. Dani membuka sebuah dus berisi bibit-bibit sayuran. Pada dus tersebut terdapat gambar tomat yang berwarna merah. Kemudian ia menaburkan bibit-bibit itu pada alur kecil yang telah dibuat ayah. Setelah itu Dani membuka dus yang lain lagi. Pada dus ini tampak gambar wortel. Dani kembali menaburkan bibit-bibit itu pada alur yang lain. Ketika Dani selesai menaburkan bibit-bibit itu, ibu menyangkul tanah di sekitar alur tadi. Sungguh menyenangkan bercocok tanam di kebun bersama-sama! Tetapi kemudian Dani tampak khawatir, "Bagaimana seandainya tanaman-tanaman itu tidak tumbuh?" tanyanya. Renungan Singkat tentang Berbagai Musim: ---------------------------------------- 1. Pada musim apakah kita menanami kebun kita? Mengapa kita tidak boleh menanaminya pada musim kemarau? 2. Apakah yang kamu katakan kepada Dani mengenai bibit-bibit yang tidak akan tumbuh? Siapakah yang menentukan musim dan yang menyebabkan bibit-bibit itu tumbuh dan berbuah? "Pada mulanya Allah memberi kita beberapa musim," kata ayah. "Ia memberi kita musim hujan untuk menanam bibit-bibit itu. Ia memberi kita tanah yang gembur dan subur supaya kita dapat menanaminya engan bibit-bibit tanaman. Jika kita menanam bibit-bibit itu menurut cara Allah, maka bibit-bibit itu akan tumbuh menurut cara Allah." Dani tersenyum. "Saya kira bibit-bibit itu tidak akan tumbuh jika kita menanamnya pada musim kering, bukan?" "Atau jika kita menanamnya di tanah yang berbatu-batu," kata ibu. "Atau jika kita menanamnja di tempat yang tidak kena sinar matahari atau tidak kena hujan yang diberikan Allah." "Allah berjanji bahwa bibit-bibit itu akan tumbuh dan memberikan hasil kepada kita," kata ayah. "Tetapi kita harus menanamnya sesuai dengan cara yang telah dikatakan-Nya." "Saya senang karena kita dapat mempercayai janji Allah," kata Dani. "Mulai sekarang setiap hari saya akan memperhatikan tanaman-tanaman kecil ini bertumbuh." Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu: ---------------------------------------- 1. Jika kamu ingin bibit-bibit itu bertumbuh, sebagaimana kamu seharusnya menanamnya? Apakah bibit-bibit itu akan tumbuh jika kamu tidak menanamnya menurut cara Allah? 2. Bagaimanakah kamu tahu bahwa bibit-bibit itu akan tumbuh jika kamu menanamnya menurut cara Allah? Dapatkah kamu mempercayai Allah untuk menepati janji-janji-Nya? Apakah Ia juga akan menepati janji-janji-Nya yang lain yang dibuat-Nya kepadamu? Bacaan Alkitab: --------------- Kejadian 8:20-22 Kebenaran Alkitab: ------------------ Selama bumi ini masih ada, maka akan selalu ada musim menabur dan menuai, musim hujan dan kemarau, siang dan malam (Kejadian 8:22). Doa: ---- Terima kasih, ya Allah, atas musim hujan dan musim kemarau yang Engkau berikan. Dalam nama Yesus. Amin. Sumber : Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Pengarang : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 110 - 111 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (2) Bahan mengajar berikut ini cocok digunakan pada saat SM sedang mengadakan kebaktian padang/rekreasi. Contoh-contoh dari alam dapat langsung diperlihatkan kepada para ASM. Misalnya: burung, pohon, tanaman, dll. PENGETAHUAN ALAM: ================= Saling Bergantung ----------------- Pernahkah kamu pergi ke pasar induk? Pasar induk adalah suatu pasar yang amat besar. Pedagang di sana hanya menjual dalam jumlah besar. Dan pembelinya setelah itu akan menjual lagi barang-barang secara eceran di pasar-pasar biasa. Di pasar induk, kamu akan takjub melihat cabai merah menggunung sampai satu truk banyaknya. Juga sayur mayur, ikan, daging dan buah-buahan. Banyak sekali! Nah, kalau sudah melihat begitu, barulah akan terpikir, berapa banyak panen yang petani hasilkan setiap hari. Penduduk di kota besar bergantung kepada para petani hasilkan setiap hari. Penduduk di kota besar bergantung kepada para petani dan nelayan yang tiap hari bekerja mencari bahan makanan untuk mereka. RANTAI MAKANAN Pernahkah kamu mendengar istilah Rantai Makanan? Rantai makanan adalah istilah yang menggambarkan bahwa manusia hidup saling bergantung dengan yang lain. Misalnya, pohon dipelihara oleh manusia, tapi manusia juga menikmati hasil pohon. Manusia memperoleh buah, kayu, keteduhan, dan oksigen bagi hidupnya dari pohon tersebut. Ini adalah gambaran rantai makanan sederhana. Contoh lain tentang rantai adalah seperti ini. Penduduk kota bergantung kepada para petani. Petani bergantung kepada benih yang ditanamnya. Benih bergantung kepada cuaca, panas matahari dan hujan. Panas dan hujan turun sebagai anugerah Tuhan. Mengingat hidup manusia saling bergantung dengan pihak-pihak lain, misalnya dengan hewan dan tumbuhan, dengan cuaca dan sinar matahari, maka sedapat mungkin kita menjaga agar semua pihak bisa terpelihara dengan baik. Sayangnya hal ini sering tidak disadari oleh manusia. Dengan berbuat semena-mena, akhirnya banyak pihak lain yang terkena akibatnya. Maka rantai makanan itu akan rusak jadinya. Misalnya, manusia tidak mau memelihara pohon-pohon dengan baik. Akibatnya, pohon-pohon itu menjadi kering dan mati. Bukan itu saja, burung- burung yang bersarang di pohon itu ikut mati juga. Dan tanah di bawah pohon akan menjadi kering dan gersang, tidak subur. Nah, kalau sudah begitu, yang rugi manusia juga, bukan? Banyak contoh kerusakan alam yang terjadi karena perlakuan manusia yang semena-mena terhadap alam sekitar. Jangan heran kalau banjir, tanah longsor, punahnya satwa liar menjadi akibatnya. Nah, sayang sekali, bukan? Itulah sebabnya amat penting kalau sejak kecil kamu sudah menyadari pentingnya rantai makanan ini, supaya kamu juga tidak sembarangan memperlakukan pihak-pihak lain, seperti hewan dan tumbuhan. Kira-kira apa saja yang dapat kamu lakukan untuk memelihara rantai makanan ini? Sumber: Judul Majalah : Majalah Anak KITA edisi 43 Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1996 Halaman : 20 - 21 ********************************************************************** o/ AKTIVITAS (1) Jika Sekolah Minggu tidak dapat mengadakan acara mengenal alam di luar kelas SM, aktivitas di bawah ini dapat digunakan sebagai alternatif. IBADAH KEMBANG ============== Garis Besar Acara: ------------------ Bermacam-macam kembang akan diperkenalkan pada anak-anak, dan mendominasi dekorasi dan alat peraga hari itu. Tujuan Acara: ------------- Anak semakin menghayati kreatifitas Allah dalam penciptaan bunga, yang begitu indah, menunjukkan kuasa dan kebesaran-Nya, dan menanamkan rasa sayang terhadap ciptaan-Nya. Persiapan Acara: ---------------- Guru mencari berbagai gambar bunga (lebih baik lagi jika bisa membawa bunga hidup). Dekorasi dan alat peraga (didominasi gambar bunga). Acara Pembukaan: ---------------- Anak-anak masuk dalam kelas diberi setangkai bunga (atau cukup gambar bunga) yang boleh dipasang di kursinya, atau di bajunya, atau di rambutnya. Setelah menyanyikan lagu pembukaan, guru mengajak anak- anak saling bertukar bunga sebagai lambang persaudaraan. Acara Puji-pujian: ------------------ Guru menggunakan ilustrasi tentang bunga sebagai pengantar lagu yang akan dinyanyikan. Misalnya, lagu-lagu berikut: - Lagu 1: "Dari Terbit Matahari" Guru mengantarkan lagu ini dengan menunjukkan bunga matahari, yang setia mengarahkan bunganya mengikuti matahari ke mana pun matahari itu bergerak. Kesetiaan bunga matahari terhadap matahari dari pagi sampai malam ini perlu dicontoh, seperti kesetiaan kita pada Yesus dari pagi sampai malam hari. - Lagu 2: "Hati-hati Gunakan Tanganmu" Lagu ini disajikan dengan menunjukkan bunga mawar merah yang indah, yang harum baunya dan sangat menarik hati. Kita pun akan menjadi anak yang disukai semua orang, kalau kita berkelakuan baik, ramah, dan terpuji. Karena itu harus hati-hati dalam menggunakan tangan, kaki dan mulut. Guru dapat melanjutkan lagu-lagu yang lain dan mencari berbagai kreasi informasi tentang bunga-bunga lain sebagai pengantar lagu tersebut. Acar-acara Lain: ---------------- Guru dapat bercerita dengan mengemas cerita dalam judul "Ibadah di Taman Bunga". Guru bercerita seolah-olah anak-anak berada di sebuah taman bunga, dan guru bercerita, misalnya berperan sebagai "putri pemilik taman bunga itu". Guru mengenakan pakaian putri dan bercerita kepada anak-anak (seolah-olah anak-anak adalah tamu sang putri). Jika guru putra, maka dapat bercerita sebagai "pangeran pemilik taman bunga itu." Sumber: Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu Penulis : Paulus Lie Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999 Halaman : 139 - 141 ********************************************************************** o/ AKTIVITAS (2) Aktivitas berikut ini akan sangat menyenangkan jika GSM membawa beberapa burung hidup yang jinak seperti burung Merpati, bukan sekedar gambar. DUNIA BURUNG ============ Garis Besar Acara: ------------------ Anak diperkenalkan pada dunia pengetahuan yang sangat luas, dan menarik hubungan praktis antara dunia itu dengan dunianya. Tujuan Acara: ------------- Anak bertambah pengetahuannya dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, dan mengambil hal-hal positif dari pengetahuan itu dari, dan sebaliknya tidak mencontoh hal-hal negatifnya. Persiapan Acara: ---------------- Guru menentukan dunia pengetahuan macam apa yang akan disajikan hari itu? Apakah dunia burung, dunia binatang laut, dunia binatang yang sudah punah (Dinosaurus?), dan sebagainya. Acara Pembukaan: ---------------- Anak-anak diberi nama-nama burung tertentu. Kemudian selesai lagu pembukaan, anak-anak diminta duduk berkelompok sesuai nama burung yang sama. Acara Puji-pujian: ------------------ Selama pujian guru menyelipkan cerita tentang dunia burung, guru mengajak anak meniru yang positif dari burung tersebut, dan tidak mencontoh kejelekannya. Misalnya: - Lagu 1 : Jangan kamu malas berdoa Guru mengajak anak mencontoh kesetiaan burung Merpati pada pasangannya (bawalah burung merpati atau gambarnya). Kesetiaan kita pada Tuhan dapat ditunjukkan dengan doa. - Lagu 2: Jangan kamu khawatir (burung di udara Dia pelihara ...) Guru menunjukkan gambar burung Rajawali, yang tidak takut menghadapi tantangan, jika ada badai, burung ini bahkan akan terbang semakin tinggi. Anak diajak berani menghadapi tantangan hidup dengan bersandarkan pada kekuatan Tuhan. Guru selanjutnya dapat bercerita secara singkat tentang dunia burung dan kemudian dikaitkan dengan isi lagu-lagu yang hendak dinyanyikan. Acara Lain-lain: ---------------- Aktivitas anak. Anak dapat menulis teladan baik dari burung-burung yang sudah dia pelajari hari itu. Ayat hafalan dapat ditulis di atas gambar burung-burung. Anak juga dapat diajak melipat kertas membuat burung-burung dari kertas, dan diisi dengan pokok doa tertentu. Acara Penutup: -------------- Acara penutup dapat diisi dengan upacara pelepasan burung, yaitu anak melemparkan ke atas burung-burung kertas yang sudah dibuat mereka sebelumnya. Catatan: -------- Demikian juga dengan dunia pengetahuan lain, dapat disajikan kepada anak-anak seperti paket dunia burung ini. Sumber: Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu Penulis : Paulus Lie Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999 Halaman : 141 - 142 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: < je_jo@ > >Saya sangat berterimakasih karena bahan-bahan mengajar dalam >e-BinaAnak dapat kami gunakan dalam kelas-kelas Sekolah Minggu >kami. Kalau bisa dalam setiap penerbitan e-BinaAnak, selalu >diadakan kolom Bahan Mengajar, walaupun hanya satu. Terima kasih! > >Selamat melayani, >Jean Redaksi: Terima kasih banyak untuk masukkannya. Kami akan memuat bahan mengajar jika memang ada bahan yang sesuai dengan tema yang sedang dibahas. Sekaligus pada kesempatan kali ini kami menawarkan kepada guru-guru Sekolah Minggu yang pernah mengembangkan bahan mengajar sendiri untuk membagikannya kepada anggota e-BinaAnak yang lain. Silakan kirimkan materi Anda ke : ==> < staf-BinaAnak@sabda.org > Kami akan senang memuatnya di publikasi kita tercinta ini. --------- Dari: "Chondro" < chondro@ > >==delete== >Penginjil saya akan mengadakan mission trip bersama rekan2 nya ke >BIMA. Dia memerlukan buku2 itu untuk mentrining mereka sekaligus >menyumbangkan buku2 nya. Disana adalah daerah pedalaman yang sangat >miskin bahkan GSM2 disana tidak tahu yang namanya training, >katanya. Kalau memungkinkan apakah bisa mendapatkan dari reka2 >milis IKAN buku pedoman mengajar yang sudah tidak dipakai lagi >karena berubah metodenya/sudah bosan. Di gereja kami buku2 yang >dulu sudah disumbangkan dan yang baru masih kami gunakan. > >Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih. >Tuhan memberkati. > >Margareth >GKA Elyon Sby. Redaksi: Seperti isi surat di atas, salah seorang rekan kita, Margareth dari Surabaya, membutuhkan buku-buku pegangan mengajar SM (bekas tidak apa) untuk dibagikan pada rekan-rekan kita sesama GSM di pedalaman yang sangat kekurangan bahan / materi. Sekiranya ada di antara rekan-rekan yang bisa membantu, silakan hubungi: ==> < staf-BinaAnak@sabda.org > Apabila Anda ingin menghubungi langsung Saudari Margareth via japri, silakan konfirmasikan hal tersebut kepada kami. ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Oeni, Ratnasari, Davida, Meilania Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |