Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/711 |
|
e-BinaAnak edisi 711 (12-8-2015)
|
|
e-BinaAnak -- Melibatkan Pemuda dalam Pelayanan Anak (I) Edisi 711/Agustus/I/2015 Salam sukacita, Anak-anak sangat mudah meniru, mengingat, dan melakukan hal yang sama seperti figur-figur yang mereka lihat. Untuk itu, pelayanan anak menjadi salah satu pelayanan yang sangat menekankan pentingnya teladan, perkataan, tindakan, dll. karena anak-anak sekolah minggu (SM) biasanya akan sangat mudah terpengaruh oleh keadaan dan orang- orang di sekitarnya. Selain guru SM, pelayanan anak perlu melibatkan para pemuda gereja agar terbentuk relasi yang baik di antara mereka dan terjadinya kolaborasi dalam pelayanan anak, khususnya dalam proses belajar mengajar. Melibatkan pemuda dalam pelayanan anak akan menjadi pembahasan e-BinaAnak selama bulan Agustus 2015. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Kita tidak mungkin bisa melayani Tuhan dengan kekuatan diri sendiri. Tuhanlah yang menolong dan memampukan kita semua untuk terus bersemangat melayani-Nya. (Tilestian) ARTIKEL: ANTARA PANGGILAN DAN AMANAT Sekolah Minggu Remaja sebagai Pencetak Murid Ketika para murid memalingkan pandangan mereka dari awan-awan dan menyadari bahwa Yesus telah pergi, kata-kata terakhir-Nya tentu bergema di pikiran mereka -- "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid- Ku ...." Apakah mereka menerima tantangan tersebut? Kurang dari 3 tahun telah berlalu sejak hari itu di dekat danau Galilea ketika Yesus memanggil yang pertama dari mereka -- "Mari, ikutlah Aku ...." Tampak jelas, bahkan saat kenaikan Yesus, bahwa mereka sangat membutuhkan keberanian dan pengertian daripada Roh Kudus, tetapi implikasi dari perintah perpisahan Yesus cukup jelas -- mereka akan segera melakukan dengan yang lain apa yang telah Dia lakukan bersama dengan mereka. Sebut saja sesuka Anda -- apa yang terjadi di dalam kehidupan para pengikut Yesus di antara panggilan untuk datang dan menjadi (murid-Nya - Red.), dan amanat untuk pergi dan menjadikan (murid - Red.) -- hal itu adalah pemuridan dalam bentuk yang paling murni. Mengikuti contoh yang diberikan Yesus, kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk membagikan kehidupan dan pelajaran kepada murid-murid kita. Klise bahwa "pemuridan lebih baik dijalani daripada diajarkan" memang benar. Meskipun begitu, dampak abadi yang telah dibuat oleh Yesus atas kehidupan terlihat tidak hanya melalui demonstrasi publik, tetapi juga dalam percakapan pribadi -- seperti ketika Yesus menarik diri dari pelayanan kepada masa untuk mengajarkan tentang misteri kerajaan Allah kepada mereka yang dekat dengan Dia. Dalam konteks gereja lokal pada masa kini, pelayanan seperti apakah yang paling menyediakan dengan cukup kesempatan seperti itu -- tidak hanya dalam artian lingkungan kelompok kecil, tetapi juga pada kedalaman pengajarannya? Sulit untuk memercayai bahwa siapa pun yang serius tentang memuridkan orang-orang muda bisa menolak tantangan untuk datang bersama dengan begitu banyak murid secara bersamaan, dalam suatu suasana yang rutin dan interaktif yang sebenarnya diberikan sekolah minggu kepada kita. Menantang, memperlengkapi, dan menyediakan kesempatan-kesempatan untuk murid-murid menjadi aktif dengan iman mereka di dalam setiap konteks kehidupan mereka semuanya adalah bagian-bagian yang tak terpisahkan dalam proses pemuridan. Kebanyakan tantangan dimunculkan melalui pesan-pesan dalam pelayanan atau perkumpulan pemuda. Kesempatan dan jalan keluar akan keterlibatan mungkin saja datang melalui tim pelayanan yang beragam selama penjangkauan dan acara-acara. Akan tetapi, inti dari keseluruhan proses tersebut adalah untuk memperlengkapi pelayanan -- dan konteks terbesar untuk hal itu bisa jadi sekolah minggu. Cukup sulit pada masa sekarang ini untuk mengambil suatu malam yang lain dalam agenda seorang remaja. Pemuridan yang efektif akan menantang para remaja, kecuali mereka terlibat pada bidang lain pada hari Minggu, untuk berpartisipasi dalam hari pelayanan utama ini. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa Anda bersedia untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menumbuhkannya, jam pendidikan Kristen mingguan dapat memenuhi bagian yang lebih besar dari keseluruhan proses pelatihan pemuridan/kepemimpinan Anda. Di bawah ini adalah beberapa tip untuk menggunakan sekolah minggu remaja sebagai pencetak murid: 1. Berikan penekanan yang kuat pada sekolah minggu sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan pemuda Anda secara keseluruhan. Beberapa dari pemimpin pemuda terbaik kami berbicara tentang kelompok pemuda mereka sebagai entitas yang terpisah dari sekolah minggu. Tujuan dan format boleh sangat bervariasi, begitu juga dengan ruang lingkup pengaruh dari setiap pelayanan. Meskipun begitu, yang satu tidaklah lengkap tanpa yang lain. Promosikan kedua pelayanan tersebut di antara semua pemuda yang terlibat dalam konteks yang mana pun dari keduanya sebagai bagian dari pelayanan secara keseluruhan. Jika ada seseorang yang menganggap dirinya bagian dari kelompok pemuda, pada hari Minggu pagi, kelas adalah tempatnya untuk hadir. 2. Terapkan kebijakan penerimaan yang lebih agresif. Tundalah kontak pribadi awal, tambahkan tamu pelayanan dan kegiatan untuk daftar nama prospek yang mereka perlu mendapat perhatian yang segera dan rutin mengenai sekolah minggu. Misi kampus atau pertemuan santai dengan pemuda Anda dan teman-teman mereka dapat juga menyediakan sebuah dasar untuk penerimaan. Tetap berhubungan dengan para murid ini memungkinkan sebuah hubungan untuk dibangun -- sebuah relasi yang merupakan kunci untuk pemuridan. 3. Tentukan kurikulum atau buatlah pelajaran-pelajaran yang praktis dan interaktif. Pemuridan bukanlah oleh raga penonton. Murid-murid perlu untuk berpartisipasi di dalam prosesnya. Belajarlah untuk menanyakan pertanyaan yang akan menuntun para murid menemukan dan menyuarakan kebenaran Alkitab untuk diri mereka sendiri. Manfaatkanlah sumber daya yang luas yang memadukan video, alat peraga, permainan peran, sandiwara, dan karya tulis ke dalam pelajaran. Anda harus lebih spesifik tentang penerapan pelajaran tersebut di dalam kehidupan nyata. Munculkan cara-cara yang praktis untuk menghidupi kebenaran- kebenaran Alkitab pada hari Senin pagi -- cara-cara yang dapat didoakan ketika kelas selesai dan dipertanggungjawabkan ketika kelas minggu depan dimulai. 4. Liputi subjek-subjek kunci yang dapat memperlengkapi remaja untuk menjadi aktif dengan iman mereka. Para murid harus belajar untuk membangun, berbagi, dan mempertahankan iman mereka di dalam hidup mereka. Pelajaran perlu ditawarkan secara rutin untuk dasar-dasar pemuridan (firman Tuhan, doa, menghafalkan ayat, penginjilan); kehidupan ibadah; misi; pekerjaan Roh Kudus; kehidupan Yesus; penginjilan pribadi; misi kampus; peperangan rohani; dan doa. Temukan dan gunakan sumber daya yang paling praktis, kreatif, dan kokoh secara alkitabiah yang tersedia untuk subjek-subjek ini. Tawarkan beberapa pelajaran sebagai mata pelajaran pilihan kepemimpinan murid. Ajarkan subjek-subjek lain dalam sesi gabungan, memberikan kepada potensi kepemimpinan pilihan untuk proyek kerja di luar. Variasikan format ini supaya tidak memisahkan kepemimpinan murid dari rekan mereka untuk waktu yang berlebihan. 5. Libatkan mentor-mentor sebaya dalam proses pemuridan. Tawarkan kursus 4 -- 6 minggu secara terus-menerus sehingga para murid bisa bergabung kapan saja. Di sini, murid yang adalah orang yang baru saja bertobat dapat menghabiskan waktu -- bersama teman, pemimpin pemuda atau yang secara ideal orang-orang yang menuntun mereka kepada Yesus - - mengerjakan buklet pertanyaan/jawaban tentang dasar-dasar iman. Di luar kelas, para murid dan mentor harus dapat bertanggung jawab terhadap satu sama lain melalui kontak personal tiap minggu. Kepemimpinan seharusnya juga mengikuti para individu tersebut untuk mendorong keterlibatan berlanjut dalam sisa pelayanan pemuda. 6. Jaga agar kelas tetap kecil. Tempatkan para pemuda yang aktif dalam kapasitas apa pun dari pelayanan pemuda dalam daftar nama sekolah minggu. Rujuk pada daftar ini setiap minggu untuk kontak. Kelebihan dalam menggunakan sekolah minggu sebagai sumber kontak dan penekanan adalah bahwa mereka yang bisa terikat pada hari Minggu cenderung akan datang ke pelayanan dan kegiatan pemuda juga. Di sisi yang lain, mereka yang masuk ke persekutuan lewat pelayanan dan kegiatan mungkin tidak akan masuk ke kesempatan pemuridan yang lebih dalam tanpa dorongan yang kuat. Tidak peduli seberapa dinamis pelayanan pemuda itu, seorang murid tidak dapat dimuridkan secara menyeluruh dalam suasana seperti itu. 7. Gunakan daftar nama sekolah minggu sebagai rujukan utama untuk kontak mingguan. Pemuridan dilahirkan dari relasi dan paling baik dibina dalam suasana kelompok yang lebih kecil. Tergantung pada ketersediaan pemimpin berkualitas, susun sekolah minggu Anda dengan level-level atau mata pelajaran-mata pelajaran pilihan sehingga kelas- kelasnya tidak menjadi terlalu besar. Prinsip-prinsip yang sama yang membuat kelompok sel efektif juga bisa diaplikasikan ke sekolah minggu. Kelas-kelas masih dapat menjadi efektif dengan 20 - - 30+ jika mereka tetap interaktif, tetapi akan menjadi semakin sulit bagi para individu untuk menerima perhatian pribadi. 8. Jaga agar para murid tetap bertanggung jawab untuk apa yang telah mereka pelajari dari minggu ke minggu dengan meminta mereka menyelesaikan proyek luar kelas dan dengan mengizinkan mereka mengambil bagian dalam mengajar apa yang telah mereka selesaikan. Pertahankan kontak pribadi secara rutin dengan seluruh murid melalui telepon, kartu pos, kunjungan, atau kegiatan sekolah. Jika semua guru, asisten, pemimpin dewasa dan murid membantu di dalam prosesnya, setiap kebutuhan hanya perlu membuat sedikit kontak setiap minggunya untuk mengizinkan interaksi menjadi lebih mendalam daripada hanya sekadar panggilan singkat "Apakah kau akan datang?", 9. Berikan para murid beragam jenis sarana untuk menyalurkan pelayanan sehingga mereka tidak akan berpuas diri. Biarkan mereka melihat bagi diri mereka sendiri mengapa mereka perlu untuk mempelajari firman Tuhan, berdoa, dan menunjukkan iman mereka. Masukkan keseluruhan proses sekolah minggu kembali ke dalam sisa pelayanan pemuda dengan mengizinkan murid-murid yang terlatih untuk memenuhi peranan kepemimpinan dalam tim pelayanan, melayani sebagai pemimpin kelompok kecil, membantu dalam mengajar, dan melayani dalam majelis pemuda atau tim kepemimpinan inti. Ingatlah bahwa pemuridan adalah proses yang berkelanjutan yang membawa seorang muda dari titik di mana mereka merespons panggilan untuk mengikut Kristus, dan sampai pada lingkaran penuh ketika seorang muda tersebut diamanatkan untuk memimpin yang lain. Jangan merasa bersalah karena menantang orang-orang muda atau diri Anda sendiri di sepanjang jalan. Menumbuhkan sekolah minggu yang efektif itu sulit, tetapi pekerjaan yang memiliki upah. Jika Anda menyikapi secara serius apa yang telah Yesus perintahkan bagi kita, sebagaimana yang tercatat di Matius 28:19-20, "... pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku ... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." Anda harus menyimpulkan bahwa pemuridan tidaklah mungkin tanpa dasar pengajaran yang luas. Sekolah Minggu dapat menyediakan hal ini seefektif pelayanan gereja yang lainnya. Hal ini memang menjembatani jarak di antara panggilan untuk datang dan menjadi, dan amanat untuk pergi dan menjadikan murid. (t/Odysius) Diambil dari: Nama situs: Assemblies of God Alamat URL: http://ag.org/top/church_workers/age_yth_call_commission.cfm Judul asli artikel: Between The Call and The Commission Penulis artikel: Carey Huffman Tanggal akses: 15 Juni 2015 BAHAN MENGAJAR: CARI DAN PRAKTIK FIRMAN TUHAN OLEH REMAJA DAN ANAK- ANAK SEKOLAH MINGGU Ditulis oleh: Santi T. Pengantar: Dalam melayani Tuhan, kita tidak bisa bekerja sendirian. Demikian halnya dengan pelayanan anak, para pelayan anak pun tidak bisa melayani anak-anak sendirian tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, marilah kita menyadari dan mulai mengambil langkah aktif untuk melibatkan para remaja gereja dalam pelayanan anak. Tujuan: 1. Membangun relasi yang baik dan akrab antarpelayan anak dengan para remaja gereja. 2. Membangun relasi yang baik dan akrab antaranak SM dengan para remaja gereja. 3. Menumbuhkan sikap saling menolong dalam melayani Tuhan. 4. Belajar kepemimpinan dan firman Tuhan bersama-sama. Bacaan: 1 Timotius 4:12 "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." Bahan: 1. Siapkan topik-topik berdasarkan 1 Timotius 4:12 (Misal: perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, kesucian). 2. Kertas (sesuai jumlah kelompok). 3. Bolpoin. Aktivitas: 1. Undanglah beberapa remaja gereja (yang dianggap berkompeten dalam kepemimpinan) untuk menghadiri acara pelayanan anak pada hari Minggu tertentu yang telah ditetapkan. 2. Anak-anak SM dibagi menjadi beberapa kelompok, dan berilah nama kelompok sesuai topik yang sudah dipersiapkan. 3. Mintalah para remaja gereja untuk bergabung dalam kelompok anak- anak SM. Setiap kelompok terdiri atas 1 -- 2 remaja gereja. 4. Berilah setiap kelompok tugas bersama, yaitu mencari ayat-ayat firman Tuhan yang berkaitan dengan topik kelompok mereka. Misal: topik perkataan. Ayat-ayat: - Mazmur 100:5, "Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama- lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun." - Ratapan 3:23, "selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" - Mazmur 89:2, "Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit." Untuk mempermudah mencari ayat-ayat firman Tuhan, para remaja bisa menolong anak-anak SM dengan menggunakan aplikasi SABDA Alkitab/Alkitab mobi/sarana yang lainnya. Tekankan kepada para remaja bahwa mereka pun bisa menjadi teladan yang baik dalam menggunakan media elektronik untuk memuliakan nama Tuhan. Apabila ada remaja yang belum memiliki aplikasi-aplikasi ini, silakan unduh terlebih dahulu di: Aplikasi SABDA Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.alkitab Aplikasi Alkitab mobi: http://alkitab.mobi/download/ 5. Setelah semua kelompok selesai mencari ayat. Mintalah para remaja untuk mengajak anak-anak SM dalam kelompoknya untuk mempraktikkan salah satu dari ayat tersebut (bisa berupa gerakan, drama, pantomim, dll.). 6. Apabila semua kelompok sudah selesai melakukan tugasnya, ajaklah mereka semua untuk berbagi pengalaman berharga selama proses mencari ayat dan memperagakan ayat firman Tuhan (mintalah perwakilan dari 2 remaja gereja dan 2 anak SM). 7. Tutuplah aktivitas ini dengan berdoa bersama. Doa penutup: "Tuhan Yesus, Allah Bapa kami yang bertakhta di dalam kerajaan Surga, kami bersyukur atas pertolongan-Mu dalam aktivitas kami hari ini. Terima kasih untuk firman-Mu yang boleh kami dengar, renungkan, dan kami lakukan pada hari ini. Terima kasih juga untuk kesatuan hati yang Engkau limpahkan kepada kami sehingga anak-anak SM ini dan para remaja gereja kami bisa belajar firman Tuhan bersama-sama. Tolonglah kami supaya semakin hari kami semua bisa terus menolong, memelihara, dan menguatkan iman satu dengan yang lain. Terima kasih Tuhan Yesus. Amin." Kontak: binaanak(at)sabda.org Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |