Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/688 |
|
e-BinaAnak edisi 688 (8-10-2014)
|
|
e-BinaAnak -- Kebutuhan Anak di Era Globalisasi (I) 688/Oktober/I/2014 Shalom, Semakin hari, kita sebagai pelayan anak harus semakin bijaksana dalam membimbing anak-anak layan kita. Era globalisasi saat ini menuntut kita untuk semakin kuat bergantung pada Tuhan karena masa ini dapat memengaruhi anak-anak, baik dalam hal wawasan, cara berpikir, maupun cara bersosialisasi. Jika kita gagal dalam membimbing anak-anak untuk tetap berada dalam jalur Tuhan, anak-anak akan semakin jauh dari Tuhan dan akan semakin melekat pada dunia ini. Hal ini tentu sangat tidak kita harapkan. Untuk itu, sebagai pelayan anak, marilah kita saling mendukung, menyemangati, dan mendorong agar kita tidak lelah dalam membawa anak-anak kepada Tuhan. Tetaplah bersemangat dalam melayani Tuhan. Amin! Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Perkembangan teknologi memberi kesempatan besar kepada kita untuk memberitakan Kabar Baik Kristus. ARTIKEL: DAMPAK GLOBALISASI BAGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA Apa saja dampak globalisasi? Banyak sekali! Namun, dalam ulasan kali ini, saya membatasinya pada dampak-dampak kejiwaan dan kerohanian saja. Pertama-tama, kita memahami dahulu aspek-aspek penting arus globalisasi. Sebagaimana diketahui, ada dua pakar tenar yang banyak mengupas ihwal gejala globalisasi atau megatrend. Kita mengenal pokok- pokok pikiran mereka lewat buku-buku pelarap (best sellers) mereka. John Naisbitt terkenal karena menulis dua buku seputar Megatrend, sedangkan Alvin Toffler menulis buku trilogi, yang masing-masing berselang waktu 10 tahun, berjudul "Future Shock, Third Wave" dan "Power Shift". Buku-buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan diterbitkan oleh P. T. Pantja Simpati, Jakarta. Yang saya petikan atau sarikan di bawah ini bersumber dari buku pertama triloginya, yang dalam terjemahannya berjudul "Kejutan Masa Depan". Judul bukunya ini sebetulnya merupakan judul pasal 15 dan 16, yang merupakan pasal-pasal pada bagian kelima, yang menurut hemat saya merupakan inti ulasannya yang terbaik dalam buku ini. Adapun bagian kelima berjudul "Batas Kemampuan Adaptasi": pasal 15 melihatnya dari Dimensi Fisik dan pasal 16 dari Dimensi Psikologis. Dalam memaparkan pendapatnya, ia mengacu pada aneka disiplin ilmu pengetahuan dan merangkum hasil-hasil penemuan ilmiah yang "up to date" (tentu saja sampai tahun 1970 saat buku itu ditulis). Pertama, manusia memiliki kemampuan melakukan adaptasi, baik secara biologis maupun secara psikologis, dan juga secara kultural. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa manusia (dan organisme lainnya) harus selalu berinteraksi dengan lingkungannya (alam dan sesama manusia). Dari lingkungannya itu, ia senantiasa menerima aneka "rangsangan" atau "stimulasi" terhadap tubuh dan dirinya. Kedua, respons manusia terhadap rangsangan oleh para ahli psikologi eksperimental disebut "respons orientasi" (orientation response, OR). Dalam hal ini, adrenalin dan nonadrenalin lalu bekerja, yang berfungsi sebagai energi tertentu. Dalam kaitan dengan area modernisasi, maka banyak sekali hal yang serba baru (kebaruan, noverity). Dengan demikian, jumlah rangsangan kian banyak dan jumlah suplai bahan pelepas energi (energy releasers) pun kian meningkat. Ketiga, kalau daya "respons orientasi" tak lagi dapat mengatasi arus rangsangan yang serba baru dan bertubi-tubi, maka manusia melakukan apa yang Toffler sebut sebagai "reaksi adaptif". Reaksi ini berkaitan erat dengan OR. Memang, kedua proses ini sangat rapat terjalin sehingga OR dapat dianggap sebagai bagian atau fase awal reaksi adaptif yang lebih besar dan luas cakupannya. Namun, apabila OR terutama didasarkan pada sistem saraf, reaksi adaptif banyak tergantung pada kelenjar endoktrin dan hormon yang dialirkannya ke dalam tubuh. Garis pertahanan yang pertama adalah saraf; yang kedua adalah hormon. Jadi, setiap perubahan, artinya setiap menghadapi sesuatu yang baru atau asing, misalnya memasuki kota yang baru, bahkan rumah atau ruangan baru, menuntut adanya energi OR dan reaksi adaptif. Apalagi kalau sebuah desa terpencil, tetapi cukup kaya, tiba-tiba kebanjiran pesawat televisi beserta antena parabolanya. Yang menuntut energi OR dan reaksi adaptif bukan semata rangsangan perangkat TV saja, tetapi terutama juga isi siaran yang ditayangkannya. "Demikianlah kebaruan setiap kebaruan yang dapat diindera -- memetik aktivitas eksplosif di dalam tubuh ... perubahan yang kecil pun, dalam iklim emosional atau dalam hubungan antarpribadi, dapat menimbulkan perubahan yang jelas dalam kimia tubuh." Bahkan, "... antisipasi perubahan saja dapat memicu reaksi adaptif". Keempat, dapat disimpulkan bahwa ada batas kemampuan adaptasi. Manusia toh merupakan "... suatu biosistem dengan kemampuan terbatas terhadap perubahan," khususnya juga terhadap kebaruan-kebaruan. Akibat semua itu, manusia lalu mudah terkena atau mengalami aneka macam "sutris" atau "stres". Kelima, seiring dengan itu, patut dimunculkan pula kesimpulan kebalikannya, yaitu bahwa manusia juga tidak bisa hidup tanpa perubahan sama sekali. "... Tak seorang pun dapat hidup tanpa mengalami stres sama sekali sampai batas tertentu," tulis Dr. Selye. Meniadakan OR dan reaksi adaptif sama artinya dengan meniadakan segala perubahan termasuk pertumbuhan, perkembangan diri, dan pendewasaan. Perubahan tidak hanya perlu dalam kehidupan; perubahan adalah kehidupan itu sendiri. Begitu pula halnya, kehidupan adalah adaptasi. Keenam, kesimpulan dari keseluruhan makna Kejutan Masa Depan dapat diringkas dalam kalimat berikut ini. "Kejutan masa depan merupakan respons terhadap stimulasi lanjur(overstimulation)." Toffler misalnya menyebut juga ihwal "Muatan lanjur Informasi" (information overload) dan "stimulasi lanjur desisional" (decisional overstimulation); yakni rangsangan pengambilan keputusan yang berlebihan. "Muatan lanjur informasi" terjadi kalau terlampau banyak informasi yang harus kita serap, di antaranya lewat siaran-siaran TV (di antaranya acara Dunia dalam Berita, misalnya, yang menayangkan aneka peristiwa peperangan, bencana alam, kecelakaan, penderitaan, dan lain sebagainya) dan juga lewat bahan bacaan: koran, majalah, buku. "Muatan lanjur desisional" terjadi ketika seseorang misalnya terlampau banyak memegang jabatan: sebagai ketua ini, penulis itu, bendahara anu, dsb.. Seorang bijak pernah mengatakan bahwa jumlah maksimum jabatan atau fungsi yang diemban seseorang adalah tujuh! Kalau kita sebagai orang-orang yang relatif sudah lebih dewasa merasa agak "kewalahan" menampung arus "banjir informasi" (serta "kecamuk muatan lanjur desisional"), apalagi anak-anak dan remaja. Diambil dan disunting dari: Nama situs: Alkitab SABDA Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=393&res=jpz Penulis artikel: Pdt. Em. B.A. Abednego Tanggal akses: 15 Mei 2014 BAHAN MENGAJAR: HATIKU DIISI OLEH KASIH TUHAN Ditulis oleh: Santi T. Ayat Alkitab: Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama- Nya yang kudus kita percaya. (Mazmur 33:21) Bahan: 1. Kertas 2. Pensil 3. Pensil warna 4. Beberapa cerita anak (yang mengandung kisah bahagia, sedih, bimbang, marah, dll.) Cara bermain: 1. Bagikan kertas kosong kepada masing-masing anak. 2. Mintalah anak untuk menggambar alat-alat elektronik di kertas yang sudah mereka terima. Misal: Radio, Handphone, Televisi, Ipad, Tablet, Laptop, dll., dan mewarnainya. 3. Setelah anak-anak selesai menggambar, guru bersiap-siap untuk membacakan cerita anak. 4. Guru memilih satu cerita dan meminta seorang anak maju ke depan. 5. Guru membaca satu cerita, misal: Kisah Rafa yang menyedihkan karena kucingnya mati tertabrak mobil, dan anggaplah anak yang berada di depan itu adalah Rafa dalam cerita tersebut, yang mengalami kesedihan. 6. Setelah selesai membaca, mintalah seorang anak lagi (Alvin) untuk maju ke depan dan memberikan gambarnya (misal: gambar Handphone) kepada Rafa. 7. Bukalah sesi tanya jawab untuk merespons peristiwa ini! a. Apa yang terjadi dengan Rafa ketika ia menerima Handphone dari Alvin? b. Mengapa Rafa tidak bahagia? c. Bagaimana cara membuat Rafa bahagia? 8. Melalui pertanyaan refleksi semacam ini, kita dituntut ikut terlibat aktif dalam aktivitas SM bahwa kekosongan hati manusia, kekhawatiran, kesedihan, kemarahan, dll. hanya bisa diisi oleh kasih Tuhan, bukan oleh benda-benda mewah yang kita miliki. Penutup: Hidup kita adalah milik Kristus. Tidak ada yang bisa memberikan sukacita dan damai sejahtera kepada kita, kecuali Tuhan Yesus. Ia mempunyai kasih yang sejati, yang tidak bisa kita dapatkan dari manusia, apalagi dari alat-alat/sarana tercanggih sekalipun di dunia ini. Hanya kasih Yesus yang bisa memenuhi hati kita dengan sukacita yang berlimpah dalam keadaan apa pun. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk kasih-Mu yang tak berkesudahan bagi kami. Kami bangga punya Allah seperti Engkau, yang tak pernah meninggalkan kami. Saat kami susah, Engkau menghibur kami. Saat kami bahagia, Engkau ada turut merasakan kebahagiaan kami. Kami bangga punya Allah yang penuh kasih. Engkau selalu memenuhi hati kami dengan kasih-Mu, kasih yang hanya bisa kami dapatkan dari-Mu. Terima kasih, Tuhan. Amin. SUA PELAYAN ANAK: KEBUTUHAN ANAK DALAM ERA GLOBALISASI e-BinaAnak: Menurut Anda, apa hal terpenting yang dibutuhkan anak-anak dalam era globalisasi ini? (5 Februari 2014) Hermin Kris Adza D: TATAP MUKA, SALING BERBICARA, BERMAIN BERSAMA TANPA GADGET. e-BinaAnak: @Hermin Kris Adza D: Sering melakukan pendekatan dan berelasi dengan anak sangat menolong anak untuk mendapatkan perhatian dan bimbingan yang baik. Mengapa harus tanpa gadget? Hermin Kris Adza D: Kalau anak saya sendiri sih memang tanpa gadget, tetapi saya melihat kecenderungan anak-anak sekarang lebih sering menatap gadgetnya, bahkan ketika orang tua sedang berbicara. Iya, memang semua kembali bagaimana orang tua masing-masing menyikapinya. e-BinaAnak: @Hermin Kris Adza D Ya, benar. Orang tua harus bisa membimbing, mengawasi, dan mendidik anak-anak supaya bisa bijaksana dalam menggunakan gadget. Ada waktu-waktu khusus di mana mereka boleh menggunakan gadget dan tidak. Eko Kawet: Yesus sang Juru Selamat yang dapat menyelamatkan mereka dari gejala-gejala negatif dunia ini. e-BinaAnak: Amin. Setuju sekali bahwa hal yang sangat dibutuhkan anak- anak adalah Yesus. Hermina Sitohang: Warisan Iman, Kasih sayang, Perhatian n Teladan dari Orang Tua. e-BinaAnak: @Hermina Sitohang: Benar, bu. Hal-hal yang tidak fana (seperti yang Ibu sebutkan) sangat dapat menolong anak-anak dalam menjalani hari-hari depan, yang penuh dengan banyak pengaruh, baik negatif maupun positif. Nathanael Dandy Tan: 1 hari tanpa gadget. e-BinaAnak: @Nathanael Dandy Ir: Apa alasannya, Pak? Flanni Wie: Berbincang-bincang dengan orang tua. e-BinaAnak: @Flanni Wie: Apakah dalam era globalisasi, anak-anak akan kehilangan perhatian dari orang tua? Apakah karena orang tua terlalu sibuk atau justru anak-anak yang lebih tertarik dengan hal-hal baru/modern yang mereka dapatkan/temukan? Flanni Wie: bisa karena keduanya. Caecilia Meyda: perhatian ... kesampingkan BB, IPAD, Facebook, BBM ... ajak anak-anak bercerita ... temani mereka bermain sejenak ... ajak bersama-sama membantu melakukan pekerjaan rumah. e-BinaAnak: @Caecilia Meyda: Mengajak anak-anak bercerita sangat menolong untuk membangun relasi dan mengembangkan wawasan. Namun, apakah media elektronik sudah sangat mencuri perhatian anak sehingga semua alat itu harus dikesampingkan? Bagaimana menurut pendapat ibu? Caecilia Meyda: Bukan untuk dikesampingkan atau bahkan disingkirkan ... justru alat-alat canggih itu bisa membantu relasi kita kepada anak ... tetapi yang sering terjadi dan itu benar-benar terjadi di depan mata saya ... alat-alat itu benar-benar membuat anak-anak hanya dekat dengan pembantu, atau bahkan kadang kalau ga pake ncus ato pembantu, anak-anak sering terbengkelai ... karna mamaknya sibuk update ato jualan onlen ... begitu ... yang bagusnya ... pas lagi buka, anak-anak juga diajak ... kalau memang lagi ada urusan penting kaya teleconference atau kirim email, anak-anak dikasih pengertian dulu ... begituuu. Mika Pakpahan: Kasih. e-BinaAnak: Ya. Kasih yang bersumber dari Tuhan akan sangat menolong kepribadian anak dalam menjalani hari-hari anak di masa sekarang dan mendatang. Ermiet Junaedhy: Teladan yang baik dari orang tua. e-BinaAnak: @Ermiet Junaedhy: Setuju. Pelajaran pertama yang diterima anak-anak berasal dari keluarga. Jadi, orang tua sangat berpengaruh dalam hal ini. Friskila Elsy Simbolon: Perhatian dan kasih sayang. Teddy Yosep: Pendididikan dan latihan pembentukan karakter sesuai firman Tuhan. e-BinaAnak: @Teddy Yosep: Benar, Pak ... pembentukan karakter sangat penting dan harus diutamakan. Sumber: https://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10151912965461629 STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI KELAS ONLINE NATAL NOVEMBER/DESEMBER 2014! Natal adalah hari kelahiran Yesus Kristus, Anak Allah, di sebuah palungan, di kota Betlehem. Berkaitan dengan momentum itu, Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA) < http://pesta.org/ > yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org/ > kembali membuka pendaftaran untuk mengikuti kelas online Natal November/Desember 2014. Dalam kelas diskusi ini, peserta akan diajak untuk saling berdiskusi tentang topik-topik penting seputar Natal. Apabila Bapak/Ibu memiliki kerinduan dalam mengikuti kelas diskusi ini, silakan mendaftarkan diri ke < kusuma(at)in-christ.net >. Diskusi Natal akan dimulai pada tgl. 3 November -- 10 Desember 2014. Mari menyambut Natal bersama kelas Natal PESTA! Kontak: binaanak(at)sabda.org Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |