Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/683 |
|
e-BinaAnak edisi 683 (23-7-2014)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ e-BinaAnak -- Edisi Khusus HAN 2014 683/Juli/III/2014 Shalom, Pada hari ini, 23 Juli 2014, bangsa Indonesia memperingati Hari Anak Nasional. Tanggal 23 Juli ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 44 tahun 1984, sebagai bentuk kepedulian pemerintah yang melihat anak sebagai aset kemajuan bangsa. Peringatan HAN diselenggarakan setiap tahun sejak 1986 sampai sekarang. Tahun ini, tema HAN 2014 adalah "Ciptakan Lingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak." Tema ini sengaja diangkat sebagai respons atas maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi akhir-akhir ini. Anak yang seharusnya menjadi generasi masa depan bangsa, mendapatkan perlakuan yang dapat melemahkan fisik, mental, dan rohani mereka. Akibatnya, pada masa yang akan datang, fondasi bangsa pun akan menjadi tidak kokoh. Pada hari yang istimewa ini, e-BinaAnak hadir untuk mengajak Rekan- Rekan memberi perhatian khusus kepada kasus kekerasan anak dan berdoa bagi mereka yang mengalaminya. Edisi ini diawali dengan sebuah kesaksian pertobatan dari seorang anak yang mengalami penganiayaan dari orang tuanya, yang membuatnya menjadi seorang pecandu alkohol. Melalui kesaksian ini, kita dapat melihat salah satu dampak kekerasan terhadap anak dan bagaimana Tuhan menolong mereka yang menjadi korban untuk menemukan kasih sejati dalam Kristus. Sumber-sumber audio dari program audio konseling TELAGA seputar kekerasan terhadap anak dapat Anda simak dalam kolom Pojok Multimedia. Jangan lupa, mari mendoakan anak-anak yang mengalami kekerasan agar Tuhan memulihkan mereka dari semua rasa sakit, fisik maupun mental, dan menemukan kasih Kristus yang sejati. SELAMAT MEMPERINGATI HARI ANAK NASIONAL 2014! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> Ciptakan Lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan perlindungan dan tumbuh kembang anak. (Tema HAN 2014) KESAKSIAN: DARI PENDERITAAN MENUJU KASIH KARUNIA Pada tahun 1994, saya mendapati diri saya berada dalam tahap akhir kecanduan alkohol. Selama 15 tahun, setiap hari saya selalu berada dalam keadaan mabuk. Saya adalah contoh dari apa yang orang sebut sebagai "alkoholik fungsional". Kebanyakan orang tidak pernah tahu bahwa saya masih mengonsumsi alkohol, dan mereka yang tahu pun tidak bisa menduga berapa banyak yang sudah saya minum setiap harinya. Saya mengonsumsi alkohol sebanyak 5,5 unit per hari (di Amerika, batas wajar dalam mengonsumsi alkohol selama satu hari adalah di bawah 5 unit untuk pria dan 4 unit untuk wanita. Yang disebut unit atau "minuman standar" adalah minuman yang mengandung 18 ml/14 g alkohol -- red.). Saya menderita stres pascatraumatik yang disebabkan oleh kekerasan yang saya alami ketika masih anak-anak. Dan, di kemudian hari, kekerasan yang saya alami dalam pernikahan justru membuat apa yang sudah saya alami saat masih kecil tidak ada apa-apanya. Saya kabur dari pernikahan itu dengan menderita dislokasi pada tulang belakang di leher saya, masalah pada punggung saya, dan parut pada wajah saya yang diakibatkan oleh luka tembak. Saya pernah mendengar tentang Injil. Saya adalah salah satu dari orang-orang yang menilai Kristus dengan melihat mereka yang mengaku sebagai orang Kristen, tetapi tidak menyatakan Kristus dalam tindakan mereka. Sejak ayah meninggalkan kami ketika saya masih berusia 11 tahun, saya juga membuat asumsi bahwa Tuhan juga telah meninggalkan saya. Saya menyimpan sakit hati berkaitan dengan keberadaan Tuhan. Saya terus merawat ibu saya, yang menganiaya saya sepanjang hidup saya. Selain itu, saya juga merawat kakak perempuan saya yang menderita Schizophrenia. Dahulu, kami berdua sering dianiaya oleh ibu kami. Saat saya merawat mereka berdua, sebenarnya saya merasa bahwa saya terjebak dalam posisi itu. Anehnya, saya merasa bahwa Tuhanlah yang menempatkan saya di sana sehingga sekalipun saya ingin pergi meninggalkan mereka, saya tetap tidak sanggup melakukannya. Saya Mulai Berdoa Saya merasakan kesakitan yang luar biasa karena kecanduan saya terhadap alkohol, tetapi saya tidak sanggup melepaskan kebiasaan itu. Alkohol adalah satu-satunya kekuatan saya untuk menjalani kehidupan, tanpa harus merasakan penderitaan mental dan emosional. Akan tetapi, kesakitan yang harus saya derita pada tubuh saya semakin menjadi dan tak tertahankan. Saya pun mulai berdoa. Waktu itu, doa saya lebih seperti sebuah permohonan, saya memohon agar Tuhan mengizinkan saya untuk mati. Saat malam hari, saya sering mencoba menghentikan jantung dan paru- paru saya agar kehabisan napas. Saya menderita insomnia dan tidak dapat tidur selama berminggu-minggu. Saya sering kali berpikir untuk bunuh diri, tetapi tidak berhasil. Seharusnya, saya sudah mati bertahun-tahun yang lalu, tetapi selalu saja selamat dari hal-hal yang tak dapat dibayangkan. Suatu saat, saya berusaha jujur kepada Allah, dan dengan marah saya berkata, "Baiklah, jika seharusnya Engkau adalah Allah yang penuh belas kasihan dan penuh kasih, jika ada setitik kasih yang Engkau miliki, ambillah penderitaan ini. Biarkanlah aku mati dan terbebas dari kesakitan ini." Aku Tertidur Seperti Seorang Bayi Setelah doa itu, hal yang aneh terjadi. Saya mulai tertidur dengan nyenyak, seperti seorang bayi, untuk pertama kalinya sejauh yang dapat saya ingat. Akan tetapi, ketika saya bangun keesokan harinya, saya merasa seperti habis dihajar. Saya ingat, dengan kedua tangan menutupi wajah, saya berkata, "Ya, Allah, aku tidak sanggup menghadapi satu hari lagi. Aku tidak sanggup menanggungnya." Setelah itu, saya berjalan ke kamar mandi dan bertumpu pada wastafel untuk membasahi wajah saya dengan air. Tiba-tiba, saya merasa bahwa ada orang lain di situ selain saya. Saya membalikkan badan untuk menengok, tetapi tidak ada orang di sana. Namun, perasaan itu semakin kuat hingga membuat saya tidak dapat bernapas. Kemudian, saya mendengar sebuah suara, seperti bisikan dalam benak saya. Suara itu berkata, "Lihatlah ...." Saya berpaling ke cermin secara perlahan, dan saat itu, saya mengenali siapa yang memandang ke arah saya dari cermin itu; upah dari segala dosa saya. Apa Pun yang Tersisa dariku Adalah Milik-Mu Saya berlari kembali ke kamar dan mengunci pintu. Saya mengira bahwa saya dapat terhindar dari perasaan itu. Namun, saya ingat. Setelah tiga langkah ke belakang, saya pun berlutut dan meminta agar Allah mengampuni saya. Saya yakin bahwa saya akan mati, saya berkata kepada- Nya, "Tuhan, aku tidak tahu mengapa Engkau harus menyelamatkan seseorang sepertiku. Aku sudah menyia-nyiakan hidup yang Engkau berikan kepadaku. Namun, aku ingin berkata kepada-Mu saat ini, `Apa pun yang tersisa dari diriku adalah milik-Mu. Aku tahu, tidak banyak yang tersisa, tetapi terjadilah padaku sesuai kehendak-Mu. Sekarang, aku adalah kepunyaan-Mu.`" Kemudian, saya mulai menuangkan setiap tetes minuman keras yang saya miliki di rumah ke dalam tempat pembuangan air, dan sejak itu, saya tidak pernah menyentuhnya lagi. Anehnya lagi, saya tidak pernah merasa ketagihan lagi sejak hari itu. Biasanya, saya juga mengonsumsi rokok setidaknya tiga bungkus per hari, tetapi sejak hari itu, saya juga tidak pernah menginginkannya lagi. Jadi, inilah yang saya alami: saya memohon kepada Allah untuk mati dan itulah yang Ia berikan kepada saya. Saya yakin, saya telah mati pada pagi itu. Saya menaruh hidup saya pada kaki salib Yesus. Ia juga mengulurkan tangan-Nya untuk mengangkat beban saya dan memikulnya bagi saya. Pagi itu, seorang wanita telah mati dan mengalami lahir baru. Ia Juga Menyembuhkan Saya Rasa sakit yang dahulu ada, kini tidak pernah saya alami. Seperti halnya Ia menyelamatkan saya, Ia juga menyembuhkan saya. Saya hanya ingin berkata, "Terpujilah Allah! Terima kasih Tuhan Yesus karena Engkau mengambil tempat saya dan memberi saya belas kasihan yang tidak layak saya dapatkan!" (t/Yudo) Dipublikasikan di: Publikasi KISAH Edisi 340 < http://www.sabda.org/publikasi/kisah/340 > Diterjemahkan dari: Nama situs: christianity.about.com Alamat URL: http://christianity.about.com/od/depressionandsuicide/a/sarahtestimony.htm Judul asli artikel: Sarah`s Pain - From Misery to Mercy Penulis: Sarah Pain Tanggal akses: 12 Agustus 2013 POJOK MULTIMEDIA: AUDIO MP3 DARI TELAGA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak, tindak kekerasan terhadap anak terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Kekerasan terhadap anak diartikan sebagai perlakuan berulang berupa pengabaian maupun tindakan aktif yang membahayakan dan merusak anak-anak. Hal ini juga mencakup kegagalan orang tua dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pengasuhan mereka. Diharapkan, dengan mengenal apa saja bentuk kekerasan terhadap anak, faktor-faktor penyebabnya, akibat yang ditimbulkan, serta mengetahui solusinya, orang tua dapat lebih bertanggung jawab dalam pengasuhan anak. Lembaga Bina Keluarga dan Konseling (LBKK) membahas secara lengkap mengenai kasus kekerasan terhadap anak dalam program radio konseling TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Ada lima rekaman audio yang bisa Anda dapatkan dalam situs TELAGA < telaga.org > dan pastinya bisa menjadi berkat bagi kita semua untuk menyikapi kasus tersebut. Anda bisa memperolehnya dalam lima URL berikut ini. http://telaga.org/audio/kekerasan_terhadap_anak_1 http://telaga.org/audio/kekerasan_terhadap_anak_2 http://telaga.org/audio/kekerasan_terhadap_anak_3 http://telaga.org/audio/kekerasan_terhadap_anak_4 http://telaga.org/audio/kekerasan_terhadap_anak_5 Kiranya ini menjadi berkat, dan jangan lupa untuk membagikannya kepada rekan-rekan Anda yang lain agar di Indonesia, dimulai dari diri kita sendiri, bisa tercipta kondisi yang kondusif dan aman bagi anak, baik secara fisik, mental, maupun rohani. (Davida) POKOK DOA: DOA BAGI ANAK-ANAK YANG MENGALAMI KEKERASAN "Bapa yang di Surga, siapakah kami ini? Sebagian di antara kami adalah pribadi-pribadi yang bertumbuh dan tanpa sadar telah menjadi korban kekerasan dari orang tua kami, korban kekerasan dari orang-orang dewasa yang seharusnya mengasihi, melindungi, dan mengarahkan kami. Dalam nama Tuhan Yesus, kami minta jamahan Tuhan, menolong kami di tengah keterlukaan dan pengalaman buruk yang pernah kami alami ini supaya kami tidak mendiamkannya, tetapi mengizinkan memprosesnya bersama dengan Tuhan, rekan-rekan hamba Tuhan, atau bersama konselor yang Tuhan perlengkapi agar sampah muatan negatif yang kami serap tidak tinggal diam dalam diri kami. Biarlah lewat proses yang sehat, kami bisa mengakui pengalaman terluka ini kepada Tuhan dan sesama kami, dan kami bisa serahkan kepada Tuhan untuk Tuhan cabut. Tuhan, hadirkan kasih-Mu, damai-Mu, pemulihan-Mu, dan penyembuhan-Mu dalam diri kami. Hamba-Mu juga berdoa bagi anak-anak yang ada di berbagai rumah tangga di negeri ini, termasuk rumah tangga Kristen, anak-anak-Mu yang menjadi korban kekerasan. Di dalam nama Yesus, jadilah pembela bagi anak-anak yang sedang disesatkan ini ya, Bapa. Bagi para orang tua dan orang dewasa pelaku kekerasan, di dalam nama Yesus, bekerjalah Tuhan untuk mendatangkan pengakuan bersalah, mendatangkan penyesalan, mendatangkan tekad untuk mau ditolong, dan menjalani proses pertobatan. Selamatkanlah anak-anak-Mu, Bapa, di sudut-sudut rumah, di sudut-sudut sekolah, di sudut-sudut ruangan, ataupun di luar ruangan, yang menjadi korban kekerasan, belalah mereka ya, Bapa. Selamatkan jiwa mereka, selamatkan hidup mereka. Jadikan kami orang-orang dewasa yang peka terhadap situasi ini, mau menjadi penolong dan penyelamat bagi anak-anak kami dan sekitar kami yang telah menjadi korban. Berkati kami, bawakan damai sejahtera-Mu bagi anak-anak kami, anak-anak Indonesia. Di dalam nama Tuhan Yesus, amin!" (Sindunata Kurniawan, M. K.) Diambil dan disunting dari: Nama situs: TELAGA Alamat URL: http://telaga.org/audio/kekerasan_terhadap_anak_3 Judul transkrip: Kekerasan Terhadap Anak (3) Tanggal akses: 11 Juli 2014 Kontak: binaanak(at)sabda.org Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |