Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/647 |
|
e-BinaAnak edisi 647 (31-7-2013)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (IV) 647/Juli/IV/2013 Salam damai Kristus, Dalam mengembangkan potensi belajar anak, guru sekolah minggu bisa berperan dengan memberikan pengajaran yang dapat memacu keinginan mereka untuk belajar lebih dalam. Salah satu idenya kami sajikan dalam bahan mengajar minggu ini, melalui kisah tentang Daniel. Ajaklah anak untuk lebih banyak berdiskusi dan memancing pendapat mereka, daripada hanya mendengarkan pengajaran dari guru. Jika perlu, ciptakan beberapa permainan yang mendukung pelajaran tersebut. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, anak juga bisa belajar menentukan tujuan hidupnya sehingga ia bisa belajar membuat rencana. Orang dewasa perlu menolong mereka dengan jalan tidak selalu menanyakan tujuan mereka ketika melakukan sesuatu. Simaklah bagaimana kita bisa menginspirasi mereka dalam kolom Mutiara Guru edisi ini. Kiranya seluruh sajian ini memberkati Anda. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/> BAHAN MENGAJAR: NABI DANIEL -- KEKUATAN REPUTASI Bacaan Alkitab: Daniel 1:1-21 Tujuan: Setelah menyelesaikan pelajaran ini, anak-anak akan belajar bahwa memiliki hidup yang murni, suci, dan yang konsisten akan membangun reputasi ilahi yang kuat dalam hidup mereka. Pendahuluan: Kegiatan Menghafal Ayat "Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya." (Amsal 20:11) Sebelum kelas dimulai, tulislah setiap kata dari ayat hafalan di atas dalam kartu-kartu yang terpisah (buat dua set). Di depan anak-anak, ucapkanlah berulang kali ayat hafalan tersebut. Lalu, bagilah anak-anak menjadi dua tim. Setelah itu, berikan masing-masing satu set ayat hafalan, yang sudah tersebar kata-katanya, kepada setiap kelompok dan mintalah mereka menyusunnya menjadi kalimat yang benar. Tim yang dapat mengurutkan kalimat lebih cepat dan benar, dialah yang memenangkan permainan. Cerita Alkitab: Pengantar: Tanyakan kepada kelas apakah ada yang tahu apa arti kata `reputasi`? Jika memungkinkan, bawalah kamus Bahasa Indonesia ke kelas. [Red: Atau, Anda juga dapat membuka kamus online di http://alkitab.mobi/kamus/id/reputasi melalui HP Anda.] Reputasi bisa disamakan dengan "nama baik". Kalau dijabarkan, itu juga bisa berarti apa yang orang pikirkan tentang seseorang karena sikap, tindakan, dan perkataan orang itu. Apa yang akan kamu lakukan jika beberapa temanmu di sekolah menginginkanmu mencoba rokok? Apa tindakan pertamamu? (Luangkan waktu untuk diskusi.) Atau, teman-temanmu mengajakmu melakukan sesuatu yang tidak berbahaya, seperti bermain "games online" setelah pulang sekolah, padahal orang tuamu tidak mengizinkan. Apakah kamu akan langsung mengatakan tidak? Apa yang kamu lakukan pada saat seperti ini memberimu reputasi, yang baik atau buruk. Jika kamu menyerah dan melakukan apa yang salah, reputasimu untuk melakukan hal yang baik adalah sangat lemah. Jika kamu cepat mengatakan "tidak" dan berdiri teguh untuk apa yang secara moral benar, kamu sedang membangun reputasi yang kuat untuk berbuat baik. Cerita: Bacalah Daniel 1:1-21 di depan semua anak, sementara anak-anak menyimak dari Alkitab mereka sendiri. Dalam kisah itu, diceritakan bahwa Daniel memilih untuk menghormati Allah. Pertanyaan untuk Diskusi: 1. Mengapa pelayan raja ingin Daniel dan teman-temannya makan makanan raja? (Mereka akan menjadi kuat dan sehat seperti yang lain.) 2. Karena dia tidak ingin makan atau minum apa pun yang haram, apakah yang Daniel minta untuk disediakan? (Sayuran dan air.) 3. Bagaimana Daniel membuktikan bahwa ia dan teman-temannya tidak perlu makan makanan raja? (Setelah sepuluh hari, mereka lebih kuat dan tampak lebih baik daripada mereka yang makan makanan raja.) 4. Bagaimana Daniel dihargai karena memiliki reputasi yang kuat sebagai orang yang menghormati Allah? (Dia diberi pengetahuan dan kebijaksanaan, dan diizinkan untuk melayani raja.) 5. "Dalam masa-masa Daniel", makanan tertentu dianggap haram dan dilarang. Hal- hal apa yang kita miliki dalam hidup kita hari ini, yang mungkin dianggap haram dan dilarang? (Jawaban akan bervariasi.) Penerapan: Berikan setiap anak selembar kertas dan pensil, dan mintalah mereka untuk menuliskan setidaknya sepuluh cara yang dapat membangun reputasi yang kuat, untuk melakukan perbuatan baik yang sesuai dengan firman Tuhan. Akhiri pelajaran dengan pikiran berikut: Reputasi dibangun dengan melakukan sesuatu berulang-ulang. Jika kita melakukan apa yang benar berulang-ulang, kita membangun reputasi untuk berbuat baik. Jika kita melakukan apa yang tidak benar berulang-ulang, kita membangun reputasi untuk melakukan apa yang salah. Semakin kuat reputasi baik kita, semakin kita akan merasa dekat dengan Allah, dan akan lebih mudah untuk terus melakukan apa yang benar. Juga, orang lain akan melihat kita sebagai orang Kristen yang kuat, orang yang bisa tampil maksimal. Reputasi Daniel jelas kuat. Tidak peduli situasi di mana dia menemukan dirinya, ia selalu menghormati Allah dan tidak membiarkan kejahatan memasuki hidupnya. Kita semua bisa mempelajari pelajaran berharga dari Daniel ini tentang membangun reputasi yang kuat dan Ilahi. Kita bahkan mungkin ingin mengambil porsi tambahan sayuran saat makan malam. (t/Davida) Diterjemahkan dari: Nama situs: Kids Sunday School Place Alamat URL: http://www.kidssundayschool.com/21/lesson/a-reputation-of-strength.php Judul asli artikel: A Reputation of Strength Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 31 Juli 2013 MUTIARA GURU: MENGAJARKAN TUJUAN KEPADA ANAK-ANAK Mengajarkan tujuan kepada anak-anak memampukan mereka untuk merencanakan. "Apakah tujuanmu melakukan itu?" tanya satu orang tua. Tolonglah anak Anda untuk menulis sebuah pernyataan tujuan bagi kehidupan mereka. Sementara mereka bertumbuh dewasa, pernyataan tujuan itu bisa saja makin panjang. Yesus mengindikasikan bahwa tujuan utamanya adalah mengasihi Allah dengan sepenuh hati dan mengasihi orang lain, dan diri sendiri dengan sungguh- sungguh. Bersediakah Anda mengajarkan hal itu kepada anak-anak Anda? Berikut ini adalah sebuah contoh pernyataan tujuan yang sederhana: 1. Saya mengasihi Allah dengan cara .... 2. Saya mengasihi orang lain dengan cara .... 3. Saya mengasihi diri saya sendiri dengan cara .... Rencana apa pun yang sesuai dengan tujuan saya berarti tepat pada tujuan. Rencana apa pun yang bertentangan dengan tujuan saya, berarti melenceng dari tujuan. "Jadi Johny, dengan membawa boneka Billy, bagaimana kamu bisa menunjukkan kepada Billy bahwa kamu mengasihi Allah dan Billy?" tanya orang tua Johny yang saleh. Johny sedang belajar dari orang tuanya bahwa mengasihi Allah dan mengasihi orang lain mendahului diri sendiri. Sekarang, Johny harus merencanakan untuk mengembalikan boneka Billy dan minta maaf. Sebagai seorang remaja, Johny mulai membuat keputusan dalam kehidupan berdasarkan tujuan hidupnya. Rencana tersebut merefleksikan kehendak Allah karena tepat pada tujuan. Alkitab berkata bahwa ada "Saat bagi setiap tujuan di bawah langit" (Pengkhotbah 3:1). Tolonglah anak Anda untuk menemukan tujuan sebelum mereka merencanakan masa depan. Diambil dari: Judul asli buku: The 77 Irrefutable Truths of Parenting Judul buku terjemahan: 77 Kebenaran yang Hakiki dalam Membesarkan Anak Penulis: Dr. Larry Keefauver Penerjemah: Tidak dicantumkan Penerbit: Media Injil Kerajaan, Semarang Halaman: 58 -- 59 Kontak: binaanak(at)sabda.org Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |