Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/604 |
|
e-BinaAnak edisi 604 (26-9-2012)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ e-BinaAnak -- Yusuf (IV) 604/September/IV/2012 DAFTAR ISI BAHAN MENGAJAR: MENGAMPUNI DAN MENERIMA KEMBALI MUTIARA GURU Shalom, Mengajar anak untuk mengampuni jangan hanya berhenti sampai dia mau menerima permintaan maaf dari sesamanya. Tanamkan kepada anak untuk tidak mengungkit-ungkit lagi perbuatan salah temannya dan tidak membalas dendam meskipun ada kesempatan. Kisah Yusuf dapat menolong kita untuk mengajarkan hal tersebut. Selamat menyimak bahan mengajar minggu ini, dan kiranya menjadi berkat. Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > BAHAN MENGAJAR: MENGAMPUNI DAN MENERIMA KEMBALI Bahan Alkitab: Kejadian 45:1-28 Fokus Apa yang akan kita lakukan jika disakiti orang lain, apalagi dengan sengaja? Ya, hampir dapat dipastikan kita akan merasa sakit hati dan bila ada kesempatan, kita ingin membalas perbuatannya. Tetapi Yusuf telah memberikan teladan yang baik dalam hal mengampuni. Meskipun ia mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari kakak-kakaknya, ia tidak mendendam. Bahkan ketika Yusuf memunyai kesempatan untuk membalasnya, Yusuf tidak mau melakukannya. Yusuf justru memberi yang terbaik untuk keluarganya pada masa kelaparan tersebut. Melalui pelajaran hari ini, anak belajar untuk mengampuni dan menerima kembali orang-orang yang telah menyakiti mereka. Penjelasan Bahan 1. Setelah peristiwa piala Yusuf yang hilang (pasal 44), maka tindakan Yusuf selanjutnya terhadap saudara-saudaranya adalah sebagai berikut. a. Memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya (45:1-4). Saat itu Yusuf menyuruh orang-orang lain keluar dari ruangannya. Yusuf ingin punya privasi dengan saudara-saudaranya tersebut. Artinya, Yusuf tidak ingin orang lain mengetahui persoalan yang terjadi antara dia dan kakak-kakaknya. Yusuf menghargai perasaan mereka dan tidak ingin mempermalukan mereka di hadapan orang-orang Mesir serta pegawai-pegawainya. Yusuf mengerti bahwa kakak-kakaknya pasti merasa sangat bersalah dan takut kepadanya. Oleh karena itu, ia tidak ingin menambah beban mereka dengan membiarkan orang lain tahu mengenai persoalan yang pernah terjadi di antara mereka. b. Mengajak ayah dan keluarganya untuk pindah ke Mesir (45:9-13). Yusuf sama sekali tidak mengungkit-ungkit kesalahan kakak-kakaknya di masa lalu, tapi kini ia justru mau memberi yang terbaik untuk keluarganya. Karena masa kelaparan masih akan terjadi 5 tahun lagi, maka ia meminta seluruh keluarganya untuk pindah ke Mesir, agar hidup lebih terjamin dan lebih mudah untuk mendapatkan bahan makanan. Yusuf tahu bahwa Yakub, ayahnya, pasti telah kehilangan kepercayaan terhadap kakak-kakaknya. Oleh karena itu, ia meminta mereka untuk menceritakan segala kemuliaan Yusuf di Mesir dan meminta Benyamin (anak yang juga sangat dikasihi Yakub) untuk menjadi saksi. c. Mencium dan memeluk saudara-saudaranya (45:14-15). Yusuf menunjukkan kasihnya kepada saudara-saudaranya tersebut tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Mudah saja bagi Yusuf, seorang penguasa di Mesir, untuk memberikan fasilitas dan kemudahan bagi keluarganya untuk tinggal di Mesir. Tetapi tentu tidak mudah untuk memeluk dan mencium orang-orang yang pernah menyakitinya. Tindakan Yusuf ini membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh telah tulus mengampuni saudara-saudaranya dan menerima mereka kembali sebagai bagian dari dirinya, sehingga ia bersedia peduli dan memikirkan kebutuhan mereka. 2. Ketika Firaun mendengar kabar bahwa saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir, ia menyambut baik hal tersebut. Bahkan kemudian ia menyuruh Yusuf mengirimkan kereta-kereta untuk menjemput ayah dan sanak saudaranya, memberikan bekal untuk mereka dan berjanji untuk memberikan yang terbaik ketika mereka tinggal di Mesir nantinya (45:16-20). Di sini kita melihat itikad baik dari Firaun terhadap keluarga Yusuf, barangkali sebagai balas budinya atas jasa Yusuf yang telah menyelamatkan Mesir dari bahaya kelaparan, serta menjadikan Mesir sebagai negara terbesar yang bisa menolong negara-negara lain. Sayangnya, tindakan Firaun ini tidak didokumentasikan dengan baik sehingga penerus Firaun tidak mengerti maksud baik Firaun terhadap keluarga Yusuf, hingga akhirnya ia menindas bangsa Israel yang tinggal di Mesir (Keluaran 1). 3. Pengampunan yang diberikan Yusuf kepada saudara-saudaranya ternyata berdampak baik pula terhadap Yakub, ayahnya. Di usianya yang sudah sangat lanjut dan setelah sekian lama larut dalam kesedihan karena kehilangan anak yang paling dikasihinya, kini bangkitlah semangatnya kembali setelah mendengar kabar bahwa Yusuf masih hidup (45:27-28). Demikian besarnya dampak pengampunan. Jikalau iri hati berdampak besar untuk menyakiti hati orang lain, maka pengampunan berdampak besar untuk menghadirkan pemulihan dan damai sejahtera dalam hati manusia. Yusuf sanggup mengampuni kejahatan kakak-kakaknya karena ia dapat melihat, bahwa semua yang terjadi atas hidupnya merupakan rencana besar Tuhan untuk menyelamatkan keluarga dan bangsanya (45:5-8). Percumalah bila kita terus menyimpan dendam karena hal tersebut justru akan menimbulkan kesulitan-kesulitan baru. Oleh karena itu, baiklah dengan kacamata iman kita bisa selalu melihat kebaikan dan karya Allah dalam setiap masa sulit, sehingga kita pun bisa dengan legawa mengampuni orang-orang yang telah menyakiti kita. Ayat Hafalan "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!" (Roma 12:7) Lagu Pendukung 1. Menyesal/Banyak Perbuatan (Kidung Ceria 302). 2. Yesus Menginginkan Daku (Kidung Ceria 233). 3. Ku Kasihi Kau Dengan Kasih Tuhan (Pujilah Tuhan Hai Jiwaku 97). 4. Dalam Suka Duka (Pujilah Tuhan Hai Jiwaku 77). Syair diubah menjadi: Dalam suka duka `ku tetap mengasihi. Diejek dihina `ku tetap mengasihi. Kar`na `ku tahu Tuhanku menyertaiku. Apapun terjadi `ku tetap mengasihi. Pelajaran Untuk Anak Kelas 4-6 SD Pembukaan 1. Ceritakan ilustrasi berikut ini: "Boni, Mama mau pergi sebentar. Nanti tolong kamu siapkan makan siang untuk kakakmu, ya." "Gak mau, ah!" jawab Boni. "Lho, kenapa?" tanya Mama, "Kakakmu `kan sedang sakit. Ia belum bisa bangun, apalagi mengambil makanan sendiri." "Pokoknya Boni gak mau!" "Kamu kenapa sih, Boni? Dia itu `kan kakakmu. Mengapa kamu tidak mau menolongnya?" tanya Mama. "Ma, selama ini kakak `tu jahat sama aku. Dia sering menggangguku. Sekarang rasain tuh dia tergeletak sakit. Biarin dia kelaparan aja, Ma. Biar dia kapok!" seru Boni. "Boni, dia itu `kan kakakmu. Tidakkah kamu sayang kepadanya dan bersedia mengampuninya?" tanya Mama. "Tidak, Ma," kata Boni, "Kakak sudah terlalu jahat sama aku. Pokoknya aku tidak bisa mengampuninya!", 2. Tanyakan kepada anak-anak: a. Menurutmu, yang dilakukan oleh Boni tersebut besar atau tidak? b. Kalau kamu jadi Boni, apa yang akan kamu lakukan? Pokok Pelajaran 1. Jelaskan bahwa pada saat itu terjadi kelaparan besar di berbagai daerah, termasuk di Kanaan. Maka saudara-saudara Yusuf pun pergi ke Mesir untuk membeli bahan makanan. Ketika mereka tiba di Mesir, mereka tidak mengenali Yusuf, si penguasa. Namun, Yusuf mengenali mereka. 2. Katakan bahwa pada awalnya Yusuf tidak memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya, tapi apa yang kemudian dilakukannya? Ajak anak-anak membaca Kejadian 45:1-4. Jelaskan bahwa akhirnya Yusuf memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya. Mulanya mereka takut kepada Yusuf, sebab mereka mengira Yusuf akan melakukan sesuatu sebagai pembalasan dendam atas perbuatan mereka di masa lalu. Memang Yusuf bisa balas dendam, tapi Yusuf tidak mau melakukan hal tersebut. 3. Katakan bahwa Yusuf berusaha meyakinkan saudara-saudaranya bahwa ia bermaksud baik kepada mereka dan tidak ada niat balas dendam. Ajak anak-anak membaca Kejadian 45:5-15. Jelaskan tindakan Yusuf selanjutnya untuk menunjukkan itikad baiknya tersebut: a. Menentramkan hati saudara-saudaranya untuk tidak terlalu merasa bersalah, sebab Yusuf menyadari bahwa yang terjadi pada dirinya merupakan bagian dari rencana Tuhan untuk memelihara kehidupan saudara-saudaranya. b. Mengajak ayah dan keluarga saudara-saudaranya untuk pindah ke Mesir, di tanah Gosyen, supaya mereka lebih mudah mendapatkan bahan makanan, sebab kelaparan masih akan terjadi 5 tahun lagi. c. Yusuf mencium dan memeluk saudara-saudaranya. Jelaskan bahwa tindakan ini menandakan bahwa Yusuf sungguh-sungguh telah mengampuni kesalahan saudara-saudaranya dan bersedia menerima mereka kembali sebagai keluarganya. 4. Lanjutkan cerita dengan menceritakan reaksi Firaun atas kedatangan saudara-saudara Yusuf berdasarkan Kejadian 45:16-24 (anak tidak perlu membacanya). 5. Akhiri kisah ini dengan menjelaskan reaksi Yakub, ayah mereka, ketika mendengar kabar bahwa Yusuf masih hidup, berdasarkan Kejadian 45:25-28 (anak tidak perlu membacanya). 6. Tekankan kepada anak-anak betapa pentingnya mengampuni orang lain. Dengan pengampunan, hubungan yang rusak bisa dipulihkan kembali dan membawa dampak yang baik bagi semua pihak. Penerapan 1. Katakan kepada anak-anak bahwa Alkitab telah memberi banyak keteladanan mengenai pengampunan. Tekankan supaya anak-anak bersedia mengampuni kesalahan orang lain dan menerima mereka kembali seperti sedia kala (bukan sekadar memaafkan kesalahan lalu tidak mau berhubungan lagi dengannya, tapi sungguh-sungguh ada pemulihan hubungan). 2. Kaitkan lagi dengan kisah Boni. Tanyakan kepada anak-anak apa yang seharusnya dilakukan Boni terhadap kakaknya, jika ia sungguh-sungguh mau mengampuni kakaknya tersebut? 3. Akhiri pelajaran dengan mengajak anak-anak menyanyikan lagu "Mengampuni Lebih Sungguh" lalu berdoa bersama untuk mohon pertolongan Tuhan, supaya anak-anak dimampukan untuk mengampuni dan menerima kembali orang lain yang pernah bersalah kepadanya. Pelajaran Untuk Anak Kelas 1 -- 3 SD Pembukaan Sampaikan kepada anak-anak, ketika Arda, Beni, dan Chiko, bermain petak umpet, ternyata Beni berbuat curang. Arda dan Chiko marah kepada Beni yang sudah melanggar kesepakatan mereka. Jika kalian menjadi Arda dan Chiko, apa yang akan kalian lakukan kepada Beni? Apakah kalian akan menjauhi Beni selamanya, atau suatu hari bersedia bermain bersama Beni lagi? Pokok Pelajaran Setelah mengalami 7 tahun panen besar, Mesir dan sekitarnya sudah mengalami 2 tahun masa kekeringan. Namun Mesir masih memunyai sangat banyak persediaan makanan. Di Israel, Bapak Yakub dan keluarga membutuhkan makanan. Maka anak-anak bapak Yakub pergi ke Mesir untuk membeli bahan makanan. Mereka pun bertemu raja muda Mesir, yaitu Yusuf yang tidak mereka kenal. "Mereka adalah kakak-kakakku," kata Yusuf dalam hati. "Permisi raja muda," kata Ruben, "Kami dari tempat yang jauh. Kami ingin membeli makanan." "Mengapa kalian membeli makanan di sini?" tanya Yusuf. "Terjadi kekeringan di tempat kami dan sudah lama sekali kami kekurangan makanan," jawab Ruben, "Jadi izinkanlah kami membeli bahan makanan dari Mesir." Raja muda Yusuf ingin segera memenuhi permintaan mereka, tapi sebelum itu ia memerintahkan semua penjaga keluar dari ruangan itu. Sekarang tinggal Yusuf dan kakak-kakaknya. "Kamu Ruben, anak tertua," kata Yusuf menunjuk Ruben. "Iya, betul," sahut Ruben kebingungan karena dikenali. "Kamu Simeon, kamu Lewi, dan kamu Yehuda," kata Yusuf lagi. "Iya," jawab mereka masih kebingungan. "Aku Yusuf, adik kalian," kata Yusuf sambil menangis, "Aku Yusuf yang telah kalian jual ke Mesir. Sekarang bagaimana kabar Bapak?" Mendengar itu saudara-saudaranya terkejut dan sangat takut sehingga tidak dapat menjawab. "Mari, dekatlah kepadaku, jangan takut," kata Yusuf lembut, "Jangan takut karena kalian telah menjual aku. Sekarang aku tahu, sebenarnya Allah sendiri yang menuntunku ke sini untuk menyelamatkan banyak orang. Dengan cara yang hebat, Allah menjadikan aku raja muda Mesir dan berkuasa atas seluruh Mesir." "Maafkanlah kesalahan kami, Yusuf, eh... raja muda," kata mereka masih ketakutan. "Panggil aku Yusuf karena aku saudaramu," kata Yusuf lagi, "Aku memaafkan kalian. Bagaimana kabar Bapak?" "Bapak sudah sangat tua. Bapak selalu sedih mengingat kamu, Yusuf," jawab Yehuda. "Saudara-saudaraku," kata Yusuf lagi, "Masa kekeringan ini masih lama sekali. Sekarang, cepatlah kalian pulang, ajak bapak ke Mesir dan katakanlah bahwa aku di sini. Aku akan merawat bapak dan kamu semua serta seluruh keluarga besar kita. Sampaikan ke bapak semua yang telah kalian lihat." "Jadi Yusuf, kamu tetap bersikap baik kepada kami, sekalipun kami dulu jahat kepadamu?" tanya mereka. "Iya, kakak-kakak, aku memaafkan kalian dan tetap menerima kalian sebagai saudaraku," jawab Yusuf, "aku senang berjumpa kalian. Aku ingin memeluk kalian." Sambil menangis terharu Yusuf memeluk saudara-saudaranya satu persatu. Kemudian dimintanya mereka segera pulang untuk menjemput bapaknya, sambil membawa kereta dan banyak makanan untuk bekal di perjalanan. Saudara-saudara Yusuf pergi dengan hati lega dan gembira karena mereka sudah diampuni. Mereka segera menyampaikan kabar baik ini kepada bapak Yakub, sehingga bapak Yakub yang sudah sangat tua itu bersemangat untuk ke Mesir dan bertemu Yusuf. Anak-anak, bersikap seperti Yusuf tidak hanya membuat orang yang sudah berbuat buruk kepada kita lega, tetapi hati kita sendiri pun juga lega karena kita dapat mengasihi dan berteman kembali dengannya. Penerapan Tanyakan pada anak, "Maukah kamu memaafkan/mengampuni dan menerima kembali teman-teman/saudara yang sudah berbuat buruk kepadamu?" Pelajaran Untuk Anak TK Pembukaan Tanyakan kepada anak-anak, apakah ada yang pernah membuat mama sedih? Misalnya ketika mama menyuruh mereka mandi, tapi anak-anak malah lari dan main ke rumah tetangga. Ketika pulang dari bermain, apakah mama marah? Apakah mama akan marah terus? Tidak, `kan? Mama mau menyiapkan makan buatmu, bercerita, dan menemanimu tidur, `kan? Ya, sikap mama itu sikap mengampuni kamu dan menerima kamu kembali sebagai anak yang disayanginya. Pernahkah kalian berbuat seperti mama terhadap teman kalian, misalnya ada teman yang nakal kepada kalian, maukah kalian berteman dengannya lagi? Pokok pelajaran [Sama seperti pokok pelajaran untuk kelas 1 -- 3 SD.] Penerapan Tanyakan pada anak: "Apakah kalian mau menerima kembali/berteman lagi dengan orang yang nakal/bersalah pada kalian?" Diambil dan disunting dari: Judul buku: Sahabat Anak: Bahan Pelajaran Sekolah Minggu edisi Juli-Desember 2010 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Komisi Bahan Pelajaran Sekolah Minggu Halaman: 79 -- 84 MUTIARA GURU "Guru yang mengajar tanpa persiapan adalah seorang guru yang sedang mempersiapkan kegagalan." Kontak: < binaanak(at)sabda.org > Redaksi: Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Melina Martha Tim editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/binaanak > Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |