Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/592 |
|
e-BinaAnak edisi 592 (4-7-2012)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ e-BinaAnak -- HAN 2012: Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak (I) 592/Juli/I/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: APAKAH YANG MENJADI HAK ANAK-ANAK? WARNET PENA: RENUNGAN ALKITAB SEPUTAR ANAK DI ALKITAB SABDA Shalom, Bulan Juli merupakan bulan yang istimewa bagi anak-anak Indonesia. Setiap tanggal 23 Juli 2012, pemerintah menggelar acara khusus yaitu Hari Anak Nasional. Berbagai acara digelar sepanjang bulan Juli untuk turut menyukseskan program pemerintah tersebut. Namun, apakah setiap kegiatan yang ada memang berfokus pada kepentingan anak, atau sekadar menjalankan kalender nasional? Melalui HAN 2012 ini, pemerintah mengajak seluruh insan Indonesia untuk memberikan ruang yang lebih aman dan kondusif bagi anak untuk menjalani masa kanak-kanak mereka di negara kita. Tema HAN 2012 adalah: "Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak". Tema ini sejalan pula dengan sikap Tuhan Yesus kepada anak-anak. Dia memberikan teladan bagaimana orang dewasa harus menerima dan melayani anak-anak dengan keramahan dan ketulusan hati. Tema HAN 2012 juga menjadi tema e-BinaAnak sepanjang Juli 2012. Setiap bahan pun kami sesuaikan dengan tema tersebut, namun tetap berpedomankan prinsip firman Tuhan. Selamat menyimak dan marilah mulai dari diri kita sendiri dan dari gereja, kita menyambut anak-anak dengan penuh keramahan, sama seperti yang telah Tuhan Yesus lakukan terlebih dahulu. Jika kita bisa melakukannya, niscaya bangsa kita akan menjadi bangsa yang ramah terhadap anak-anak. Amin! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: APAKAH YANG MENJADI HAK ANAK-ANAK? Ada hak-hak sipil, hak-hak wanita, hak-hak mahasiswa -- ke mana pun Anda bergerak, Anda pasti akan berhubungan dengan salah satu dari hak-hak tersebut. Dan, sekarang kita mendengar tentang adanya hak-hak anak-anak? Jika Anda ragu-ragu untuk membaca terus, itu dapat dimengerti. Menaruh perhatian yang sungguh-sungguh pada masalah hak ini merupakan satu dari nilai-nilai fundamental yang dijunjung tinggi, dan pada umumnya kita ingin meneruskannya kepada anak-anak kita. Jika Anda tidak merasa ingin meneruskannya, cobalah mengingat kejadian terakhir dalam pengalaman hidup Anda, ketika ada seseorang yang ingin membatasi kebebasan Anda. Bagaimanapun juga, apabila tiba pada soal anak-anak, nampaknya hak asasi manusia itu menjadi kabur di balik prinsip (yang sah dan wajar) mengenai wewenang orang tua. Sering kali kita, orang tua [atau guru], menghapuskan hak-hak anak-anak kita tanpa mengadakan diskusi atau mempertimbangkan apa-apa, oleh karena begitu tipisnya garis yang memisahkan antara "hak-hak" mereka dan tanggung jawab kita. Sekalipun demikian, banyak reaksi negatif dan perasaan sakit hati, dan sikap-sikap melawan dan memberontak di kalangan anak-anak itu berpangkal pada suatu perasaan bahwa hak-hak mereka dilanggar oleh orang lain. Perhatikanlah protes-protes yang lazim diucapkan oleh anak zaman sekarang: "Saya berhak untuk...", "Mengapa saya tidak boleh mengambil keputusan sendiri...?" Merumuskan apa yang menjadi hak anak-anak di dalam keluarga mungkin agak sulit. Tetapi dengan melakukannya bersama-sama, maka hal itu dapat merupakan proses yang sangat menguntungkan. Berikut ini terdapat beberapa hak yang dapat dipertimbangkan agar diikutsertakan. 1. Hak untuk Menjadi Anak -- Bukan Orang Dewasa Kecil Sebelum seseorang menjadi dewasa, masa kanak-kanak bukanlah jangka waktu yang "terbuang". Sesungguhnya, kita seharusnya mengharapkan bahwa ada fase-fase tertentu dari masa kanak-kanak kita yang akan tetap ada di dalam diri kita, tetap aktif sepanjang umur hidup kita. Tetapi, sering sekali orang-orang tua menjadi begitu memusatkan perhatian untuk mempersiapkan anak-anak menjalani kehidupan sebagai orang dewasa dan untuk menghadapi dunia yang nyata ini. Kita tidak mengizinkan mereka untuk menikmati masa kanak-kanak mereka yang berharga itu. Hak untuk menjadi anak -- yaitu untuk menjadi sebagaimana adanya mereka sekarang ini -- sangatlah penting demi keutuhan hidup mereka. Setiap anak memerlukan kebebasan untuk dapat bertumbuh sebagai suatu mukjizat yang unik, yang cuma satu-satunya, dan yang tidak dapat diulangi lagi. 2. Hak untuk Bermain Bermain itu lebih penting daripada yang kita sadari. Bermain itu pekerjaan anak-anak. Adalah pekerjaannya untuk merangkak, menyusun balok-balok, membuat kue dari tanah lempung, mengosongkan laci, main dengan papan luncur, atau berselancar. Menjadi mahir bermain adalah sama pentingnya dengan terampil dalam membereskan tempat tidur, membersihkan kamar, membabat rumput, atau membuang sampah. Mungkin kebiasaan kita untuk menyampaikan gagasan bahwa bermain itu suatu hak istimewa, yang hanya dapat diberikan sesudah pekerjaan yang sebenarnya dilakukan, agaknya lebih didorong oleh perasaan iri hati dan bukan merupakan soal prinsip. 3. Hak untuk Mengemukakan Pendapat dalam Urusan Keluarga Dapatlah dimengerti bahwa anak-anak ingin diikutsertakan dalam suatu proses yang akan memutuskan apa yang terjadi dengan diri mereka, dan hal ini menjadi lebih penting lagi bagi anak-anak yang berumur 10 tahun atau lebih. Sesungguhnya, hak untuk didengar adalah sangat penting untuk membangun suatu gambaran yang sehat tentang dirinya sendiri. Ikut berpartisipasi waktu mengambil keputusan akan menimbulkan kerelaan yang lebih besar untuk ikut menanggung akibat dari keputusan itu. Tentunya, hal ini sama sekali bukan berarti bahwa orang tua harus menyerahkan wewenang mereka kepada anak. Namun, orang tua harus tetap memegang kendali sambil memperkenankan anak-anak mengambil peranan yang cukup berarti dalam proses pengambilan keputusan dengan cara mendengarkan dengan sungguh-sungguh segala kegemaran dan pendapat mereka, dan kemudian mempertimbangkan semuanya itu. 4. Hak atas Milik Pribadinya Sayangnya, banyak orang tua berkeyakinan bahwa mereka berhak untuk membuka surat-surat yang dialamatkan kepada anak-anak mereka, membaca buku harian pribadi, meminjam barang-barang kepunyaan mereka tanpa meminta izin terlebih dahulu, atau memasuki kamar mereka tanpa harus mengetuk pintu. Jika seseorang tidak menghormati diri pribadi kita dengan cara-cara seperti ini, kita mungkin akan merasa tersinggung dan itu memang dapat dimengerti. Mengapa anak-anak kita tidak berhak untuk menerima penghargaan yang serupa dengan kita? Pelanggaran terhadap hak anak-anak untuk memiliki sesuatu yang bersifat pribadi merupakan langkah-langkah pertama yang memungkinkan terjadinya inses. Kini inses terjadi dalam proporsi yang mengerikan dan sangat mengkhawatirkan di dalam keluarga-keluarga setiap golongan ekonomi, sebagaimana disimpulkan berdasarkan penelitian yang akhir-akhir ini dilakukan di Amerika Serikat. 5. Hak atas Suatu Peradilan yang Adil Sebelum Dihukum Setiap anak harus mendapat kesempatan untuk membela diri sebelum dikenakan tindakan disipliner. Keadaan-keadaan yang tidak kita ketahui, mungkin dapat membuat respons kita menjadi jauh berbeda terhadap kelakuan buruk anak yang sedang kita tangani. 6. Hak-Hak Lain yang Patut Dipertimbangkan Berikut ini ada beberapa hak bagi anak yang patut dipertimbangkan oleh orang dewasa. - Hak untuk diperlakukan dengan adil. - Hak untuk dikasihi. - Hak untuk dihargai. - Hak untuk kadang-kadang mengatakan tidak. - Hak untuk memunyai pendapat yang berbeda dengan Anda. - Hak untuk diampuni atas kesalahannya. - Hak untuk dididik secara rohani sesuai iman Anda. - Hak untuk mengatakan apa yang disangkanya baik. - Hak untuk sekali-sekali mengubah pikiran. - Hak untuk menjadi dirinya sendiri dan bukan sekadar perluasan dari keakuan orang dewasa. Singkatnya, kita harus memberikan banyak hak dasar kepada anak-anak yang sering kita pertahankan untuk diri kita sendiri. Jika Anda adalah orang tua yang cenderung merasa bahwa anak-anak tidak layak untuk memunyai sesuatu hak oleh karena mereka masih terlalu kecil atau bahwa mereka belum pantas menerimanya, sebaiknya Anda memikirkan kembali hal ini. Jauh lebih baik jika anak-anak Anda belajar mengenai prinsip-prinsip tentang hak ini dari Anda sendiri daripada melalui orang lain. Sejalan dengan ini, rumah merupakan tempat yang terbaik untuk belajar mengenai hak yang disertai dengan tanggung jawab, dan mengenai perbedaan antara hak dan hak-hak istimewa atau kemudahan-kemudahan. Sekarang ini, kita sering mendengar tentang orang yang menuntut hak, padahal sebenarnya tidak lain daripada minta izin untuk bertindak secara tidak sopan, tidak bertanggung jawab, atau bertindak secara tidak bermoral (umpamanya hak mengembuskan asap rokok ke wajah seseorang yang sedang antre di tempat umum). Pepatah lama yang berbunyi: "Hak-hak saya berakhir di tempat hak-hak Anda berawal", merupakan suatu prinsip yang patut dipelajari di rumah. Banyak orang menuntut hak-hak istimewa atau dukungan dari masyarakat, padahal sebenarnya itu sama sekali bukan hak, melainkan hadiah atau anugerah. Anak-anak kita harus mengetahui bahwa orang-orang lain tidak harus memelihara kehidupan mereka, dan bahwa hak-hak sebagai warga negara itu diperoleh karena disertai dengan suatu komitmen. Ada baiknya untuk membuat rapat "dewan keluarga" yang pertama dalam keluarga Anda. Setelah berdiskusi secara luas, susun konsep "peraturan hak-hak dan kewajiban keluarga". Kebiasaan untuk sewaktu-waktu mengadakan acara guna menjelaskan tentang hak dan garis-garis kekuasaan yang sesuai dengan firman Tuhan, akan dapat menimbulkan semangat bekerja sama yang indah dan segar di dalam keluarga Anda. Diambil dan disunting seperlunya: Judul asli buku: 40 Ways to Teach Your Children Values Judul buku terjemahan: 40 Cara Mengarahkan Anak Penulis: Paul Lewis Penerjemah: Gerrit J. Tiendas Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, 1997 Bandung Halaman: 169 -- 173 WARNET PENA: RENUNGAN ALKITAB SEPUTAR ANAK DI ALKITAB SABDA Sebagai orang percaya, kita bisa memberikan teladan tentang mewujudkan Indonesia yang ramah anak. Sekolah minggu bisa membuat program kegiatan apa pun untuk mewujudkannya. Namun, pertama kali kita harus tahu dulu prinsip-prinsip Alkitab tentang bagaimana kita harus bersikap kepada anak. Tujuannya, agar cara-cara yang kita pakai untuk mewujudkan Indonesia yang ramah anak merupakan cara-cara yang alkitabiah. Dengan demikian, kita bisa terhindar dari mengadaptasi prinsip-prinsip sekuler untuk masuk dalam program-program pelayanan di sekolah minggu. Berikut ini beberapa renungan Alkitab yang bisa diperoleh dalam situs Alkitab SABDA. Dari setiap renungan kita dapat belajar prinsip-prinsip Alkitab untuk melayani atau bersikap kepada anak. Kiranya menjadi berkat. 1. Dunia Anak-Anak < http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=2319 >, 2. Hadiah untuk Anak-Anak < http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=2705 >, 3. Jangan Lupakan Anak-Anak Anda < http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=2209 >, 4. Iman Seperti Anak-Anak < http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=1298 >, 5. Permainan Anak-Anak < http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=1643 >, 6. Anak-Anak Kita Mengawasi < http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=808 > Renungan-renungan selengkapnya dapat diakses melalui URL: < http://alkitab.sabda.org/advanced.php?search=anak-anak&ill=on#ill > Selamat berkunjung! (DWD) Kontak: < binaanak(at)sabda.org > Redaksi: Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Melina Martha Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/binaanak > Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |