Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/511

e-BinaAnak edisi 511 (1-12-2010)

Makna Natal

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 511/Desember/2010

  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL: Arti Natal yang Sebenarnya
  - TIPS: Merayakan Natal di Rumah
  - MUTIARA GURU
  - BAHAN MENGAJAR: Tamu-tamu yang Istimewa
  - WARNET PENA: Jadikan Natal Anda Berkesan
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >

         Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
       Kunjungi sekarang juga di: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

  Sukacita dan damai sejahtera dalam Yesus Kristus,

  Bulan Desember selain menjadi bulan terakhir dalam setiap tahun,
  juga menjadi bulan yang identik dengan lagu "Jingle bells, jingle
  bells." Lagu tersebut ternyata mampu mewakili suasana istimewa bagi
  orang Kristen di bulan ini, dan menjadi ciri khas tersendiri dalam
  menyambut kelahiran Yesus, sang Juru Selamat. Hari istimewa, Natal,
  tidak terlepas dari adanya pohon Natal, lagu-lagu Natal,
  pernak-pernik Natal, dan Sinterklas. Apakah cukup dengan itu saja?
  Natal lebih dari sekadar hadiah Natal, Sinterklas, dan menghias
  pohon Natal. Namun, Natal merupakan awal dari karya Yesus untuk
  menyelamatkan kita.

  Edisi e-BinaAnak selama satu bulan ini akan membahas seputar Natal.
  Adapun topik-topik yang akan kami berikan meliputi makna Natal,
  cerita Natal, kreasi Natal, dan hadiah Natal. Sebagai pembuka di
  minggu perdana bulan Desember ini, kami sajikan topik Makna Natal
  melalui artikel, tip, bahan mengajar, dan ulasan warnet yang dapat
  Anda simak. Tuhan memberkati.

  Staf Redaksi e-BinaAnak
  Santi Titik Lestari
  http://pepak.sabda.org
  http://fb.sabda.org/binaanak
____________________________________________________________________

           "Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat
                selain dari pada-Ku." (Yesaya 43:11)
             < http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+43:11 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL

                      ARTI NATAL YANG SEBENARNYA

  Satu minggu sebelum Natal, saya kedatangan tamu. Begini ceritanya:
  Saya sedang bersiap-siap untuk tidur ketika saya mendengar suara
  berisik di ruang tamu. Saya membuka pintu kamar dan saya amat
  terkejut, Sinterklas tiba-tiba muncul dari balik pohon Natal.

  Sinterklas tidak tampak gembira seperti biasanya. Malahan saya
  melihat air mata di sudut matanya. "Apa yang sedang Anda lakukan?"
  saya bertanya. "Saya datang untuk mengingatkan kamu, AJARILAH
  ANAK-ANAK!" kata Sinterklas. Saya menjadi bingung, apa yang
  dimaksudkannya? Kemudian dengan gerak cepat Sinterklas memungut
  sebuah tas mainan dari balik pohon. Sementara saya berdiri dengan
  bingung, Sinterklas berkata, "Ajarilah anak-anak! Ajarilah mereka
  arti Natal yang sebenarnya, arti yang sekarang ini telah dilupakan
  oleh banyak anak."

  Sinterklas merogoh ke dalam tasnya dan mengeluarkan sebuah POHON
  NATAL mini. "Ajarilah anak-anak bahwa pohon cemara senantiasa hijau
  sepanjang tahun, melambangkan harapan abadi seluruh umat manusia.
  Semua ujung daunnya mengarah ke atas, mengingatkan kita bahwa segala
  pikiran kita di masa Natal hanya terarah pada surga."

  Ia memasukkan tangannya ke dalam tas dan mengeluarkan sebuah BINTANG
  cemerlang. "Ajarilah anak-anak bahwa bintang adalah tanda surgawi
  akan janji Allah berabad-abad yang silam. Tuhan menjanjikan seorang
  Penyelamat bagi dunia, dan bintang adalah tanda Tuhan menepati
  janji-Nya."

  Ia memasukkan tangannya lagi ke dalam tasnya dan mengeluarkan
  sebatang LILIN. "Ajarilah anak-anak bahwa Kristus adalah terang
  dunia, dan ketika kita melihat terang lilin kita diingatkan
  kepada-Nya yang telah mengusir kegelapan."

  Sekali lagi ia memasukkan tangannya ke dalam tasnya, mengeluarkan
  sebuah LINGKARAN lalu memasangnya di pohon Natal. "Ajarilah
  anak-anak bahwa lingkaran melambangkan cinta sejati yang tidak akan
  pernah berhenti. Cinta adalah kasih sayang yang terus-menerus, tidak
  hanya saat Natal tetapi sepanjang tahun."

  Kemudian dari tasnya, ia mengeluarkan hiasan SINTERKLAS. "Ajarilah
  anak-anak bahwa saya, Sinterklas, melambangkan kemurahan hati dan
  segala niat baik yang kita rasakan sepanjang bulan Desember."

  Selanjutnya, ia mengeluarkan sebuah HADIAH dan berkata "Ajarilah
  anak-anak bahwa Tuhan demikian mengasihi umatnya sehingga Ia
  memberikan anaknya yang tunggal." Terpujilah Allah atas hadiah-Nya
  yang demikian mengagumkan itu. "Ajarilah anak-anak bahwa para majus
  datang menyembah sang Bayi Kudus dan mempersembahkan emas, kemenyan,
  dan mur. Hendaknya kita memberi dengan semangat seperti para majus."

  Sinterklas kemudian mengambil tasnya, memungut sebatang PERMEN
  coklat berbentuk TONGKAT dan menggantungkannya di pohon Natal.
  "Ajarilah anak-anak bahwa batangan permen ini melambangkan para
  gembala. Sekali waktu seekor domba berkelana pergi meninggalkan
  kawanannya dan tersesat, maka gembala datang dan menuntun mereka
  kembali. Batangan permen ini mengingatkan kita bahwa kita adalah
  penjaga saudara-saudara kita, sekali waktu orang-orang yang telah
  lama pergi meninggalkan gereja membutuhkan pertolongan untuk kembali
  ke pangkuan Gereja. Selayaknya kita berdaya upaya untuk menjadi
  gembala-gembala yang baik dan menuntun mereka pulang ke rumah."

  Ia memasukkan tangannya lagi ke dalam tas dan mengeluarkan sebuah
  boneka MALAIKAT. "Ajarilah anak-anak bahwa para malaikat yang
  mewartakan kabar sukacita kelahiran sang Penyelamat. Para malaikat
  itu bernyanyi, `Kemuliaan bagi Allah di surga dan damai di bumi bagi
  manusia.` Sama seperti para malaikat di Betlehem, kita patut
  mewartakan Kabar Gembira tersebut kepada keluarga dan teman-teman.
  Immanuel - Tuhan beserta kita!"

  Sekarang Sinterklas kelihatan gembira. Ia memandang saya dan saya
  melihat matanya telah bersinar kembali. Ia berkata, "Ingat, ajarilah
  anak-anak arti Natal yang sebenarnya. Jangan menjadikan saya pusat
  perhatian karena saya hanyalah hamba dari Dia yang adalah arti Natal
  yang sebenarnya: Immanuel - Tuhan beserta kita." Setelah itu,
  secepat datangnya, Sinterklas tiba-tiba pergi.

  Seperti biasa, Sinterklas telah datang untuk membawa hadiah bagi
  saya dan anak-anak. suatu hadiah yang luar biasa. Sinterklas telah
  membantu saya mengingat kembali arti Natal yang sebenarnya dan arti
  kedatangan Yesus ke dunia. Saya tahu, bagi saya dan anak-anak, Natal
  ini akan menjadi Natal yang terindah karena Immanuel - Tuhan Beserta
  Kita!

  Sumber: News For Kids, Rm Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing
          Company; < http://www.catholic1.com >
  Diterjemahkan oleh Yesaya < http://www.indocell.net/yesaya > atas
  ijin Fr. Richard Lonsdale.

  Diambil dan disunting dari:
  Judul artikel: Ajarilah Anak-anak Arti Natal yang Sebenarnya
  Nama situs: yesaya.indocell.net
  Alamat URL: http://yesaya.indocell.net/id157.htm
  Tanggal akses: 31 Agustus 2010
______________________________________________________________________
TIPS

                    MERAYAKAN NATAL DI RUMAH

  Berikut ini adalah beberapa ide yang dapat Anda pilih untuk
  merayakan Natal di rumah:

  Menghadirkan Sinterklas

  Masa-masa indah dan lucu di hari Natal tidak mudah untuk dilupakan.
  Saat memasukkan rumput ke dalam sepatu, meletakkannya di kolong
  tempat tidur, menengadah ke langit-langit rumah dan berkata kepada
  Sinterklas, "Bapak Sinterklas, saya minta mainan dokter-dokteran."
  Saat pagi-pagi melongok ke kolong ranjang dan melihat mainan
  dokter-dokteran sudah ada di dekat sepatu tanpa rumput lagi. Ada
  rasa kecewa setelah mengetahui bahwa yang meletakkan hadiah bukanlah
  Sinterklas, tapi ibu dan kakak-kakak saya. Saat itu ada kesenangan
  menyelinap di hati, karena mengetahui bahwa mereka memerhatikan saya
  di hari Natal.

  Pertimbangan:

  Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan tentang masalah
  Sinterklas ini:

  1. Kejujuran Orangtua

     Ada perbedaan ketika menceritakan dongeng dengan eksistensi
     Sinterklas kepada anak? Saat kita menceritakan kisah seperti
     Donal Bebek, dsb., kita tidak menekankan kebenaran dari cerita
     itu. Tujuan utama dari cerita dongeng adalah sebagai hiburan dan
     mengembangkan daya imajinasi anak.

     Bagaimana dengan Sinterklas? Kebanyakan dari kita justru
     menekankan kebenaran keberadaan Sinterklas, jika tidak maka kita
     tidak punya kekuatan untuk meyakinkan anak agar tidak nakal
     sehingga bisa mendapatkan hadiah. Dalam hal ini, permasalahannya
     tidak terletak pada "dampak", akan tetapi tanggung jawab pribadi
     orangtua kepada Tuhan dalam hal "kejujuran". Memang hal ini
     kelihatan kecil, anak-anak pun menikmati kebohongan orangtua
     sebagai sesuatu yang indah di masa kecilnya. Akan tetapi,
     bagaimana dengan integritas iman orangtua kepada Tuhan? Di
     manakah letak tanggung jawab kita sebagai orang Kristen?

  2. Pengenalan Anak Akan Kebenaran

     Di usia yang sangat muda (balita), anak masih berpikir secara
     konkret. Segala sesuatu dianggap benar, termasuk dongeng. Zaman
     semakin maju, anak-anak semakin hidup di dalam alam yang tidak
     konkret. Masalahnya, ketika kita menceritakan cerita Alkitab,
     mereka akan menempatkan cerita ini dalam golongan yang sama
     dengan dongeng. Bahkan mereka mungkin akan lebih tertarik dengan
     cerita dongeng daripada cerita Alkitab. Dengan kita menghadirkan
     Sinterklas sebagai tokoh yang hadir "hari ini", "di sini", tanpa
     kita sadari, kita semakin melemahkan cerita Alkitab. Tuhan Yesus
     di dalam kenyataannya hadir "hari ini", "di sini", digantikan
     dengan Sinterklas yang sebenarnya adalah tokoh legendaris saja.
     Akhirnya, anak dalam usianya yang muda mengenal kebenaran yang
     tidak benar.

  3. Fokus Iman Anak

     Dalam menghadapi permasalahan Sinterklas ini, kita harus
     bertanya, "Apakah saya percaya bahwa anak saya yang masih kecil
     dapat memunyai hubungan pribadi dengan Tuhan?" Jika Anda memegang
     prinsip bahwa dalam usia balita anak belum mampu untuk
     berhubungan dengan Tuhan, jika Anda beranggapan bahwa masa kecil
     hanya merupakan masa persiapan bagi anak untuk memiliki
     pengertian iman di masa dewasa, maka Anda tidak akan
     mempermasalahkan masalah Sinterklas ini.

     Masalah Sinterklas akan menjadi serius, jika Anda memegang
     prinsip bahwa Anda percaya dan rindu agar anak memunyai hubungan
     pribadi dengan Tuhan di usia balita. Sekalipun pengalaman dengan
     dongeng Sinterklas tidak berpengaruh untuk kehidupan iman di masa
     dewasa, bukankah dongeng itu sudah berpengaruh dalam hidup iman
     di masa kecilnya? Pada momen tersebut, saat anak-anak seharusnya
     menikmati waktu doa kepada Tuhan Yesus, maka mereka menikmati doa
     kepada Sinterklas. Saat anak-anak seharusnya melihat keistimewaan
     bayi surga yang lahir di kandang, mereka lebih menikmati bapak
     tua yang secara instant memberikan apa yang mereka inginkan.
     Akhirnya, di hari natal, kita memfokuskan iman anak-anak pada
     objek yang salah.

  Bagaimana Sebaiknya?

  Kita harus mengetahui kebenaran yang sesungguhnya dari keberadaan
  Sinterklas. Sinterklas sebenarnya adalah tokoh legendaris yang cukup
  baik untuk dicontoh oleh anak-anak. Nama kecil Sinterklas adalah
  Nikolas, seorang yang sangat dermawan, sangat memerhatikan kebutuhan
  tetangganya yang miskin. Dengan diam-diam, ia memberikan apa yang
  diperlukan tetangganya untuk pernikahan anak gadisnya. Pemberian itu
  ia masukkan ke dalam kaos kaki yang sedang dijemur dekat perapian.
  Kemurahan hati Nikolas menyebar ke seluruh daerahnya. Ia sangat baik
  dengan anak-anak, dan banyak memberikan hadiah untuk mereka.
  Akhirnya Nikolas dianggap sebagai orang suci (Santa) dan dikenal
  sebagai Santa Claus.

  Kita dapat memakai kesempatan Natal untuk menceritakan teladan Santa
  Claus dan mengajarkan arti kemurahan hati. Seperti kemurahan hati
  pemilik penginapan di Betlehem, pemberian hadiah dari orang-orang
  majus, dan gembala. Lebih dari itu kita bisa menghubungkan dengan
  kasih Allah yang memberikan Yesus untuk kita, sehingga kita kenal
  siapakah Allah yang tidak kelihatan itu.

  Membuat Hiasan Natal

  Persiapan yang paling umum di hari Natal adalah membuat dekorasi
  rumah dengan pohon Natal. Anda dapat membuat hiasan-hiasan Natal
  bersama dengan anak Anda. Jikalau biasanya Anda minta pegawai atau
  pembantu memasang hiasan-hiasan yang Anda beli di toko, kali ini
  buatlah sesuatu yang sederhana tapi mengandung arti bagi Anda dan
  anak Anda. Demikian juga dengan kue panggang. Buatlah kue yang
  dibentuk bermacam-macam simbol Natal (gembala, bintang, malaikat,
  bayi Yesus, dll.).

  Merayakan Malam Natal di Rumah

  Bagi anak kecil, pengertian Natal adalah hari ulang tahun Tuhan
  Yesus. Hal ini akan lebih mudah dicerna oleh anak. Jika Anda
  memunyai anak perempuan yang kreatif dan romantis, Anda bisa
  membelikan mereka patung-patung kecil tentang peristiwa Natal dan
  pohon Natal kecil yang bisa diletakkan di kamarnya. Sediakan juga
  bantalan doa kecil. Biarkan dengan kreativitas anak tersebut, ia
  merayakan Natal sendiri di kamarnya.

  Kiranya ide-ide ini dapat memperkaya Natal tahun ini di dalam rumah
  Anda, khususnya dalam hubungan Anda dengan anak-anak Anda.

  Diringkas dari:
  Judul asli artikel: Merayakan Natal di Rumah
  Nama situs: Eunike-net
  Alamat URL: http://www.oocities.com/~eunike-net/01_10/natal95/
  Tanggal akses: 9 September 2010
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

    "Hari Natal
         adalah hari yang penuh kasih dan sukacita.
              Kiranya Allah menjadikan Anda
                   berlimpah-limpah dalam kedua hal tersebut."
                        (Phillips Brooks)
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

                     TAMU-TAMU YANG ISTIMEWA

  Benyamin menarik jubah wol berwarna merah terang lebih erat
  menyelimuti tubuhnya, saat dia menatap langit yang dipenuhi dengan
  bintang-bintang. Bintang terang itu masih ada di sana. Pasti itulah
  dia. Naim mengikutinya ke atap. "Masih di sana, temanku."

  "Ya, kita harus pergi."

  "Baiklah. Mari kita ikuti bintang itu dan membiarkannya menuntun
  kita. Juru Selamat telah lahir."

  Kedua sahabat itu berbicara kepada beberapa teman lainnya yang juga
  melihat bintang itu. Pada suatu malam, mereka bersiap-siap untuk
  perjalanan mereka, mengemas bekal-bekal mereka, mengucapkan selamat
  tinggal kepada keluarga mereka dan pergi ke arah timur. Sepanjang
  malam mereka terus berjalan. Suara tak-tik-tuk tapak kaki unta yang
  menghentakkan pasir menggema dengan lembut. Melchizar menunggang
  unta di samping Naim.

  "Malam ini dingin ya?"

  "Ya. Tapi kegembiraan melihat Juru Selamat menyelimutiku dengan
  kehangatan yang luar biasa."

  "Aku tahu." Melchizar menarik ujung-ujung jubah wol ungunya. Matanya
  tertuju kepada bintang terang. "Tampaknya bintang itu menuntun
  kita," katanya.

  "Aku dan Benyamin baru saja membicarakannya," ujar Naim. "Bintang
  itu sangat besar, sangat terang, dan tampaknya bintang itu memang
  bergerak di depan kita, memimpin kita ke arah barat untuk menjumpai
  Mesias yang Dijanjikan."

  Benyamin bergabung dengan kedua kawannya. Nafasnya membentuk
  awan-awan kecil ketika dia berbicara. "Secepatnya, teman-temanku.
  Kita akan segera melihat Dia yang dijanjikan oleh Allah
  bertahun-tahun yang lalu. Kita telah melihat bintang-Nya. Kita akan
  mengikutinya menuju Juru Selamat kita."

  "Allah benar-benar memberkati kita," ujar Naim pelan-pelan.

  "Tentu saja," ujar Benyamin.

  Malam demi malam mereka berkelana melewati bentangan pasir
  gurun yang dingin. Ketika siang mereka beserta unta-unta mereka
  melepas lelah. Perjalanan itu panjang, tetapi bintang hanya bersinar
  setiap malam hari. Orang-orang majus dan karavan mereka dari Persia
  mengikuti bintang itu.

  Berminggu-minggu kemudian, mereka menginjak tanah Israel. Setelah
  menyeberangi Sungai Yordan, mereka berangkat menuju Yerusalem pada
  suatu malam yang agak larut. Mereka bergegas menuju istana raja
  Herodes. Para penjaga istana mengabarkan kedatangan mereka ketika
  mereka masuk dan membungkuk untuk memberi salam.

  "Ya," ujar Herodes dengan nada suara yang jenuh.

  "Mengapa kamu datang? Ini adalah waktu yang aneh bagi
  pengembara-pengembara berdarah biru untuk berkunjung ke istana.
  Sekarang hampir jam makan malam."

  "Kami datang dari timur. Kami bepergian cukup jauh untuk bertemu
  dengan raja orang Yahudi. Di manakah Dia yang telah lahir? Kami
  telah melihat bintang-Nya. Bintang itu memenuhi langit timur kami.
  Kami ingin menyembah Raja."

  Raja Herodes mengangkat kepalanya. Orang-orang majus itu dapat
  melihat bahwa Herodes terkejut dengan kata-kata mereka.

  "Raja orang Yahudi?" Tanyanya pelan.

  "Ya. Kami telah melihat bintang-Nya. Kristus telah datang. Kami
  ingin menyembah-Nya." Raja Herodes mengelus-elus jenggotnya. "Beri
  aku beberapa hari lagi. Maafkan saya, saya tidak dapat mengatakan
  keberadaan-Nya sekarang dengan tepat kepada Anda, tetapi saya akan
  menemukan-nya."

  "Baiklah," kata Melchizar. "Perjalanan panjang membuat kami lelah.
  Kami butuh istirahat malam ini. Bisakah Anda segera mengabarkan
  keberadaan Raja itu jika Anda sudah mengetahuinya?"

  "Ya, ya, tentu saja" jawab Herodes. "Saya juga sangat penasaran
  bertemu dengan Raja itu sendiri. Saya akan membawa kabar untuk Anda
  dalam waktu dekat."

  Setelah sedikit membungkuk, ketiga orang itu berbalik dan berjalan
  dari ruangan para pembesar. Pelayan menyediakan kamar-kamar di
  istana untuk mereka dan mereka cepat tertidur.

  Satu, dua, tiga hari lewat begitu saja dan mereka tidak mendengar
  sesuatu dari raja Herodes. Akan tetapi, terjadi semacam kegaduhan di
  antara para pelayan. Pada pagi hari keempat mereka di sana, Benyamin
  menghentikan langkah seorang pelayan wanita. "Kami telah berjalan
  sangat jauh untuk bertemu dengan raja orang Yahudi. Kami telah
  menunjukkan rasa hormat kami kepada Herodes dengan bertanya
  kepadanya tentang Raja muda itu. Tetapi kami belum mendengar berita
  dari Herodes tentang keberadaan Raja. Apa yang terjadi? Apakah kamu
  mendengar sesuatu atau bertemu dengan Raja itu?"

  Pelayan tersebut mengamati sekeliling tempat itu, sebelum dia
  berkata dengan sangat pelan, "Istana ini dipenuhi dengan kekacauan.
  Raja Herodes meminta setiap kepala imam dan juru tulis menghadapnya.
  Saya mendengarnya berteriak kepada salah satu kepala imam tadi
  malam. "Di mana bayi Kristus yang dicari orang majus dari timur?
  Siapa Dia?"

  "Dan apakah kamu dengar jawaban mereka," tanya Naim dengan lembut.

  "Tidak," jawab pelayan muda itu. Tapi saya tahu mereka memberikan
  jawaban bagi Herodes. Dia telah menyusahkan seluruh Yerusalem untuk
  menemukan-Nya."

  "Bagus, mungkin sekarang kami dapat bertemu Raja" ujar Benyamin.

  "Ya," tambah Naim.

  "Kami datang sejauh ini dan berada sangat dekat dengan dengan bayi
  itu. Tapi kami tidak kunjung bertemu anak kecil itu itu. Ini
  sangatlah mengecewakan"

  "Kurasa kita tidak perlu menunggu lebih lama lagi." ujar Melchizar.
  "Pelayannya Herodes menuju kemari."

  "Ya ampun!" ujar pelayan wanita itu. "Dia akan sangat marah jika dia
  tahu saya bermalas-malasan berbicara dengan tamu bangsawan kami."

  "Kami tidak ingin kamu kena masalah. Gunakan pintu lain itu saja"
  ujar Melchizar. Sambil mengangkat rok panjangnya, wanita itu pergi.
  Beberapa detik kemudian, pelayan itu tiba.

  Setelah membungkuk kepada pria-pria itu, pelayan tersebut berkata,
  "Raja Herodes memerintahkan saya untuk membawa Anda ke hadapannya."

  "Bagus. Panggil yang lain juga. Kami ingin cepat-cepat pergi."
  Beberapa menit kemudian, ketiga orang majus itu berdiri di hadapan
  Raja Herodes.

  "Tuan-tuan, saya bertanya-tanya apakah Anda bisa memberi tahu saya
  kapan Anda melihat bintang yang mengabarkan kepada Anda bahwa Raja
  orang Yahudi telah lahir?

  Naim melihat ke arah Benyamin yang menjawab, "Hampir dua tahun yang
  lalu dari sekarang. Kami telah melakukan perjalanan panjang yang
  memakan waktu beberapa bulan untuk sampai di sini."

  "Oh, begitu," kata Herodes. "Saya memunyai kabar untuk Anda. Saya
  kira Anda bisa bertemu dengan anak yang anda cari di Betlehem.
  Jaraknya sekitar 5 mil ke arah selatan dari sini. Pergilah dan
  carilah anak itu dengan sepenuh hati. Lalu, jika Anda telah
  menemukannya, kembalilah kemari agar saya bisa menyembah-Nya juga.
  Saya sangat ingin bertemu dengan Raja orang Yahudi."

  "Terima kasih, Raja Herodes. Anda sangat baik. Nah, kami permisi
  dulu, kami harus pergi.  Kami telah lama menanti. Kami telah membawa
  banyak hadiah untuk Raja dan tidak sabar untuk berjumpa dengan-Nya."

  "Tentu saja, pergilah. Pergilah secepatnya," herodes menjawab.
  "Unta-unta Anda telah disiapkan. Saya telah memerintahkan pelayan
  untuk membawanya ke halaman kandang." Ketiga orang majus itu
  bergegas meninggalkan ruangan raja dan melaju dengan cepat keluar
  dari gerbang kota pada sore hari.

  "Itu dia!" ujar benyamin.

  "Bintang itu! Kita dapat mengikuti bintang itu lagi!" ujar Melchizar
  dengan riang.

  Mereka tiba di Betlehem saat langit berwarna sangat gelap. Mereka
  berjalan berliku-liku di jalanan yang tidak mereka kenal. Akan
  tetapi, mata mereka tertuju pada bintang yang mengantarkan mereka ke
  sebuah rumah.

  "Bintang itu tidak bergerak lagi," bisik Benyamin.

  "Kita sudah sampai! Kita telah menemukan Raja!" seru Naim.

  Mereka segera turun dari unta mereka. Setelah menyiapkan
  hadiah-hadiah yang mereka bawa, mereka mendekati rumah dan mengetuk
  pintu. Seorang pemuda menjawab.

  "Ya?" katanya.

  "Kami telah melihat bintang-Nya di sebelah timur. Kami datang untuk
  menyembah Dia yang telah lahir menjadi Raja orang Yahudi." Dengan
  terheran-heran pria itu membukakan pintu lebih lebar.

  "Masuklah. Yesus di sini." Orang-orang majus itu masuk dan melihat
  wanita muda duduk menggendong bayi kecil di depan perapian.

  "Inilah Dia," Melchizar menarik napas penuh kekaguman.

  "Inilah Dia," yang lainnya mengikutinya dan masing-masing orang
  majus itu berlutut di hadapan anak itu.

  "Kami membawakan Raja muda ini hadiah-hadiah terbaik dari kami,"
  kata Benyamin.

  "Tentu saja, kami berharap kami dapat membawa sesuatu yang lebih
  mulia untuk Raja," tambah salah satu dari mereka.

  "Ini emas," ujar salah satu orang majus yang meletakkan sebuah tas
  beludru besar di lantai di hadapan si ibu dan Anak.

  "Dan ini kemenyan," kata yang lainnya. Lalu, dia meletakkan sebuah
  kotak besar yang berisi minyak urapan yang mahal di samping tas yang
  berisi emas di lantai.

  "Dan ini mur," Naim berkata saat dia meletakkan kotak harta di
  samping kedua hadiah sebelumnya.

  "Ini adalah hadiah-hadiah kami kepada-Nya, yang lahir sebagai Raja
  orang Yahudi." Lalu, mereka menyembah anak kecil itu beberapa kali.

  Akhirnya, Maria berkata, "Anda pasti lelah. Silakan tuan-tuan, saya
  dan suami saya ingin Anda tinggal dan beristirahat sebentar. Anda
  telah menghormati kami dengan persembahan dan kehadiran Anda saat
  ini. Rumah kami sangatlah sederhana, tetapi hangat. Silakan tinggal
  dan beristirahatlah."

  "Kami lelah," ujar Melchizar.

  "Ini adalah hari yang sangat menyenangkan. Terima kasih. Kami mau
  beristirahat beberapa jam saja sebelum kami berangkat." Ketiga orang
  majus ini mencari posisi nyaman di kasur yang disediakan Maria dan
  Yusuf. Mereka menyelimuti diri mereka sendiri dengan jubah-jubah
  berbulu domba yang mahal, mereka segera terlelap. Tetapi mereka
  tidak tertidur lama. Sebuah mimpi mengganggu mereka. Karena
  terbangun pada tengah malam, mereka membangunkan Maria dan Yusuf.

  "Kami harus pergi."

  "Mengapa?"

  "Kami bermimpi."

  "Kalian semua?" tanya Yusuf heran.

  "Ya. Herodes menginginkan kami kembali ke Yerusalem untuk mengatakan
  kepadanya di mana anak ini. Tapi malaikat memperingatkan kami untuk
  tidak melakukannya. Kami perlu pergi secepatnya, sekarang ke
  negara kami sebelum Herodes tahu bahwa kami tidak akan mengabarkan
  kepadanya keberadaan Raja orang Yahudi."

  Lalu dalam beberapa menit, ketiga orang majus itu pergi. Bahkan
  Maria dan Yusuf tidak mendengarkan suara tapak unta ketika mereka
  meninggalkan desa itu.

  Setelah mereka kembali tidur, Yusuf kedatangan tamu. "Maria! Maria!"
  Dia menggoncang-goncangkan tubuh istrinya sampai terbangun.

  "Yusuf! Ada Apa? Apa Herodes datang?" Ketakutan memenuhi suaranya,
  sesaat dia melihat sepintas ke tempat tidur Anaknya.

  "Tidak. Dia belum kemari. Tapi seorang malaikat memperingatkanku
  dalam mimpi bahwa kita harus pergi juga. Dia berkata pergilah
  sekarang bersama kamu dan Yesus."

  "Tapi ke manakah kita akan pergi?" tanya Maria.

  "Mesir," jawab Yusuf. "Kita punya emas, kemenyan dan mur. Allah
  telah menyediakannya bagi kita. Kita akan hidup dengan harta yang
  melimpah yang diberikan orang-orang majus untuk Yesus."

  "Cepatlah. Sebentar lagi, Herodes akan menyadari bahwa orang-orang
  majus itu tidak kembali ke istana. Herodes bukanlah jenis orang yang
  mau menerima pesaing tahtanya, bahkan seorang anak kecil. Kita pergi
  malam ini. Sekarang."

  Yusuf dan Maria mengemas sedikit barang mereka dan meletakkannya di
  punggung keledai. Setelah menggendong anaknya yang tertidur lelap di
  tangannya, Maria dan Yusuf diam-diam meninggalkan rumah mereka.
  Bahkan anjing tetangga pun tidak menggonggong saat mereka diam-diam
  berjalan menuju selatan, ke padang gurun dan Mesir. Ini adalah
  perjalanan yang panjang, tetapi Anak Allah akan selamat dari
  kemarahan dan kebencian Herodes.

  (Kisah Alkitab terambil dari Matius 9:35-11:1)

  Diterjemahkan dari:
  Judul asli artikel: Special Visitors
  Judul terjemahan: Tamu-tamu yang Istimewa
  Judul buku: The Early Life of Jesus
  Penerbit: Accent Publications, Denver, Colorado
  Halaman: 10 -- 18
______________________________________________________________________
WARNET PENA

                 JADIKAN NATAL ANDA BERKESAN
               http://kiddyhouse.com/Christmas

  Perayaan Natal identik dengan sukacita, keceriaan, dan rasa syukur.
  Nah, bagaimana mewujudkan sukacita Natal tanpa kehilangan arti
  penting kelahiran Yesus? Salah satu situs berbahasa Inggris,
  kiddyhouse.com, memunyai halaman khusus yang menyajikan ide-ide
  seputar Natal. Situs ini memunyai tampilan tema yang menarik karna
  melibatkan beberapa warna cerah dalam desainnya. Informasi tentang
  Natal yang disajikan di dalamnya terdiri dari lagu-lagu Natal
  (Christmas songs), aktivitas Natal (Christmas Activities), cerita
  dan puisi Natal (Christmas stories and poems), bahan-bahan mengajar
  Natal (Christmas Resources for Teachers), dan kerajinan tangan Natal
  (Christmas Craft). Melalui situs ini, Anda bisa memperoleh berbagai
  ide dan bahan-bahan untuk membuat Natal Anda menjadi lebih berkesan
  sesuai dengan tema yang diinginkan. Selain itu, Anda bisa
  mendapatkan informasi penting lainnya melalui tab-tab di bagian atas
  situs ini (parents, teachers, kids, holidays & celebrations, other
  themes). Nah, sangat menarik bukan? Segera kunjungi situs ini dan
  gali lebih banyak lagi ide untuk merayakan Natal. (STL)
______________________________________________________________________

Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip
e-BinaAnak: http://pepak.sabda.org/epublish/1 Pusat Elektronik
Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di:
http://fb.sabda.org/binaanak

Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org