Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/508 |
|
e-BinaAnak edisi 508 (10-11-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 508/November/2010 - SALAM DARI REDAKSI: Pertumbuhan Rohani Guru - ARTIKEL: Belajar dari Masa Kanak-Kanak Yesus - TIPS: Dasar Para Pelayan Kristus - MUTIARA GURU - BAHAN MENGAJAR: Teladan Kristus - WARNET PENA: Guru Sekolah Minggu ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: < binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga di: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI PERTUMBUHAN ROHANI GURU Shalom, Peranan guru sekolah minggu sangat penting dalam proses pertumbuhan rohani anak. Pertumbuhan rohani anak merupakan hal vital yang harus terus dibina. Bagaimana seorang guru sekolah minggu bisa memberikan contoh, teladan yang baik dalam mendidik anak-anak supaya memunyai kehidupan rohani yang terus bertumbuh? Seorang guru sekolah minggu tentunya harus mengalami pertumbuhan iman di dalam Kristus. Lalu bagaimana membangun kehidupan rohani? Bagaimana supaya iman pada Kristus terus bertumbuh? Apa yang harus diberikan kepada anak-anak supaya mereka beroleh Kristus dalam hidup mereka? Ada banyak sekali pertanyaan yang berkaitan dengan pertumbuhan rohani. Nah, minggu lalu kita telah membahas pertumbuhan rohani anak. Edisi e-BinaAnak kali ini akan memberikan berkat kepada Anda tentang pertumbuhan rohani guru. Begitu pentingnya pertumbuhan rohani guru hingga seorang guru pun harus belajar dari masa kanak-kanak Yesus. Seberapa pentingkah mencontoh masa kanak-kanak Yesus? Simaklah edisi kali ini dengan sukacita dan terimalah berkat-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak Santi Titik Lestari http://pepak.sabda.org http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ ayat Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar. (Roma 12:7) < http://alkitab.sabda.org/?Roma+12:7 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL ------------------------ Allah menciptakan kita supaya kita belajar dari pada-Nya sebagai seorang anak dan terus berusaha mengembangkan diri dengan terus belajar sebagai orang dewasa. ------------------------ BELAJAR DARI MASA KANAK-KANAK YESUS Istilah hubungan pribadi, apabila diterapkan dalam hubungan kita dengan Allah, berarti bahwa seseorang telah menerima karya penyelamatan Yesus di atas kayu salib dan menjadi seorang Kristen. Sebenarnya, pada saat itu seseorang baru mulai mengenal Allah secara formal. Suatu hubungan pribadi seharusnya menjadi tujuan hidup yang jauh melebihi perkenalan tersebut. Cara pertama untuk memenuhinya tentu saja dengan berdoa. Mari kita lihat teladan yang diberikan Yesus, terutama berkaitan dengan masa kanak-kanak-Nya untuk melihat teladan yang telah diberikan-Nya bagi anak-anak kita. Kebijaksanaan Seorang Anak Ketika Yesus berumur dua belas tahun, orangtua-Nya membawa Dia ke Yerusalem untuk merayakan Paskah sesuai dengan adat yang berlaku. Setelah perayaan itu selesai, sementara kedua orangtua-Nya pulang, Yesus tertinggal di Yerusalem, namun mereka tidak menyadarinya. Ketika Maria dan Yusuf menyadari bahwa anak mereka menghilang, mereka kembali untuk mencari-Nya. Setelah tiga hari mereka menemukan Dia "... sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran dengan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya." (Lukas 2:46-47). Orangtua Yesus menemukan Dia setelah mencari selama tiga hari. Apa yang terjadi dalam waktu tiga hari itu? Selama perayaan Paskah, tentunya Bait Allah penuh dengan para pengunjung yang datang dari seluruh wilayah Kekaisaran Romawi. Banyak orang yang tertarik untuk lebih mendalami Alkitab dari para alim ulama. Para alim ulama berkumpul untuk membagikan keyakinan dan pengetahuan mereka akan firman Allah kepada para hadirin. Mereka tidak akan berkumpul hanya untuk berbicara dn mendengarkan seorang anak berumur dua belas tahun! Jadi mari kita asumsikan bahwa apa yang disaksikan oleh kedua orang tua Yesus pada hari ketiga itu adalah titik puncak dari serangkaian peristiwa. Pemahaman dan jawaban-jawaban Yesus begitu mengherankan sehingga lambat tapi pasti selama tiga hari itu Ia berhasil menarik perhatian orang-orang yang hadir di situ. Para pendengar-Nya bukan hanya beberapa orang alim ulama; Alkitab mengatakan "para alim ulama" yang berarti banyak alim ulama. Jelas bahwa Yesus telah berhasil menarik perhatian para alim ulama yang berkumpul di sana, dan barangkali juga orang-orang yang datang untuk mendengarkan para alim ulama itu. Bahkan seorang anak, apabila ia meluangkan waktu untuk Allah dan belajar dari-Nya, dapat memukau orang-orang, yang menurut standar dunia termasuk bijaksana dan terpelajar. Alkitab mengatakan, "Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia." (1 Korintus 1:25) Pada saat anak-anak kita mulai meluangkan waktu untuk Allah, maka kita (dan yang lainnya) akan melihat perbedaannya. Belajar Seperti Seorang Anak Kitab Amsal mengatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Anak-anak tidak menganggap bahwa kecerdasan dan ketajaman pemikiran mereka sebagai sumber kebijaksanaan. Walaupun demikian, sebagai orang dewasa kita cenderung untuk berpikir bahwa kita benar. Tetapi Allah menciptakan kita supaya kita belajar dari pada-Nya sebagai seorang anak dan terus berusaha mengembangkan diri dengan terus belajar sebagai orang dewasa. Apabila pada masa kanak-kanak kita tidak dididik untuk belajar dari Allah, sangatlah mudah bagi kita untuk terpaku pada apa yang telah kita pelajari dan kita berhenti bertumbuh. Sungguh indah jika kita memiliki kesempatan untuk mengarahkan agar anak-anak kita belajar dari Allah sekarang dan mempersiapkan jalan bagi mereka untuk terus belajar selama mereka hidup. Jika kita melihat dua laporan mengenai masa kanak-kanak Yesus yang mengapit kisah mengenai kunjungan-Nya ke Bait Allah, kita akan melihat bahwa meskipun Yesus adalah Anak Allah, Bapa-Nya telah merencanakan agar Ia belajar tentang Allah dan memiliki hubungan yang bertumbuh dengan-Nya, seperti yang seharusnya dilakukan oleh seorang anak. Ia belajar segala sesuatu mengenai Allah, bukan sebagai bagian dari Allah Tritunggal, namun sebagai anak yang sejak lahir memiliki hubungan dengan Allah. "Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya ... Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia." (Lukas 2:40,52) Dari sini kita dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini sehubungan dengan masa kanak-kanak Yesus juga perkembangan rohani-Nya: 1. Yesus semakin bijaksana (secara mental) sesuai dengan kehendak Allah melalui ajaran-ajaran Yahudi, didikan orangtua-Nya, dan mempelajari Taurat. 2. Yesus tumbuh besar (secara fisik) berkat proses pertumbuhan alami dan makanan yang dikonsumsi-Nya. 3. Yesus semakin dikasihi Allah (secara spiritual) karena Yesus tunduk kepada-Nya dan kehendak-Nya, juga melalui doa. 4. Yesus semakin disukai oleh sesama (secara sosial) berkat keterlibatan-Nya di masyarakat sekitar-Nya, komunitas, dan sinagoga, juga karena Ia belajar untuk melayani dan mengasihi sesama-Nya. Kita tahu bahwa istilah "orang Kristen" memiliki arti "menjadi serupa dengan Kristus" dan sebagai orang-orang Kristen yang dewasa kita tahu bahwa kita harus mengikuti teladan Kristus dalam perilaku, pelayanan, komitmen terhadap Allah, dsb.. Namun siapakah yang harus diteladani oleh anak-anak Kristen? Yesus seperti yang digambarkan di dalam Lukas 2! Ia pernah menjadi anak-anak dan Ia telah memberikan teladan bagi mereka. Kehidupan Yesus diawali sebagai anak-anak dan Ia bertumbuh bersama Allah sebagai Pembimbing, Bapa, Guru, dan Sahabat-Nya. Ia tumbuh besar sesuai dengan kehendak Allah bagi setiap anak, yaitu memiliki hubungan yang indah dengan Bapa dan Pencipta mereka. Yesus menjamin bahwa hubungan-Nya yang begitu indah dengan Bapa-Nya juga dapat dialami oleh setiap anak, melalui pendalaman Kitab Suci, tunduk kepada kehendak Allah, dan yang terpenting, dengan bertumbuh di dalam doa. Belajar dari Orangtua Yesus yang Saleh Maria dan Yusuf memperoleh kesempatan dan tanggung jawab yang besar untuk menjalankan seluruh perintah Allah untuk membesarkan anak mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Allah memilih dan mempersiapkan mereka, seperti yang dilakukan-Nya dulu dengan Abraham dan Sara, supaya mereka dapat membesarkan Anak Allah sesuai dengan rencana Allah bagi setiap anak. Dalam kehidupan-Nya di bumi ini Yesus digambarkan sebagai orang yang senantiasa berdoa. Ia mengatakan bahwa setiap tindakan dan perkataan-Nya berasal dari Bapa dan diperoleh-Nya melalui doa. Ia selalu menyendiri untuk berdoa dengan teratur dan hubungan-Nya dengan Allah adalah harta milik-Nya yang paling berharga. Meskipun Yesus senantiasa memiliki hubungan dengan Allah karena Ia adalah bagian dari Allah Tritunggal, dalam wujud-Nya sebagai manusia Ia mengembangkan hubungan dengan Allah di bumi ini, yang dimulai pada masa kanak-kanak-Nya. Kita dapat mengajar anak-anak kita untuk berdoa supaya mereka dapat mengembangkan hubungan dengan Allah sesuai dengan teladan Yesus. Itulah caranya agar kita dapat mempersiapkan mereka untuk dapat menjadi manusia yang sesuai dengan rencana Allah, mempelajari apa yang diinginkan Allah, dan menerima semua berkat yang disediakan oleh Bapa surgawi bagi mereka. Kehadiran doa di dalam kehidupan anak-anak kita adalah kehadiran pribadi dan kuasa Allah. Allah siap, bersedia, dan mampu untuk masuk ke dalam rumah tangga Anda: memeluk anak-anak Anda, mengajar mereka, memerhatikan mereka, dan mendekatkan mereka kepada-Nya. Dia juga siap untuk bekerja di dalam kita dan menganugerahkan kebijaksanaan, kasih, kekuatan, dan keterampilan sehari-hari agar kita dapat menjalankan peran kita di dalam proses tersebut. Kita tidak perlu menjadi sempurna atau melakukan segala hal dengan benar, namun kita bertolak dari kasih, kemurahan, dan kesetiaan Allah. Kita juga dapat menjadi seperti anak-anak kecil; kita dapat mengesampingkan keangkuhan kita dan memohon kepada Allah untuk mengajar kita, mengubah kita, menolong kita, dan meminta campur tangan-Nya setiap hari. Sebagai orangtua, kita tidak ditinggalkan sendiri. Belajar untuk Percaya pada Pemeliharaan Allah Alasan mengapa kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan, tulis rasul Yakobus, adalah karena kita tidak berdoa. Dan apabila pun kita berdoa, "... tetapi kamu tidak menerima apa-apa karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (4:3) Dengan kata lain, kita yakin bahwa kita tahu apa yang terbaik bagi kita. Jadi pada dasarnya kita berdoa supaya keinginan kita dikabulkan. "Ini yang saya inginkan dan begitulah cara mendapatkannya." Yakobus tidak mengatakan bahwa kita tidak dapat memperoleh apa-apa yang kita inginkan melalui doa; ia juga tidak mengatakan bahwa kita harus selalu mendoakan orang lain. Maksudnya adalah di dalam doa yang efektif, kita menyerahkan diri dalam pemeliharaan Allah. Doa adalah alat untuk kita berkomunikasi dengan Allah, mengembangkan hubungan dengan-Nya, dan belajar untuk memercayai Dia. Allah ingin agar kita percaya kepada-Nya, mencari kebijaksanaan, rencana, dan yang terbaik yang bisa kita peroleh dari-Nya. Percaya kepada Kasih Allah Allah adalah kasih. Kasih itu tidak mementingkan diri sendiri. Oleh karena itu, segala sesuatu yang direncanakan Allah bagi kita adalah demi kepentingan kita sendiri. Pada saat kita memutuskan untuk mencari jalan sendiri, mungkin hal itu dikarenakan kita tidak menyadari hak istimewa dan kesempatan emas dari doa dan hubungan dengan Allah. Di dalam Yeremia 29:11-13, Allah menyatakan: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan dengan segenap hati." (Lihat juga Mazmur 40:5, 86:5; dan Efesus 3:20 untuk pernyataan lain mengenai rencana Allah yang indah bagi hidup kita dan kuasa-Nya untuk menggenapi rencana itu.) Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul artikel: Belajar dari Masa Kanak-kanak Yesus Judul buku terjemahan: Cara Mengajar Anak Anda Berdoa Judul buku asli: Teaching Your Child how to Pray Penulis: Rick Osborne Penerjemah: Anne Natanael Penerbit: Gospel Press Halaman: 29 -- 40 _____________________________________________________________________ TIPS DASAR PARA PELAYAN KRISTUS Cakupan dan dampak pelayanan kita menyebabkan setiap pelayan Tuhan perlu memperlengkapi diri dengan memerhatikan dasar, nilai-nilai, atau etika seorang pelayan Kristus yang harus diterapkan setiap hari. Nilai-nilai ini harus melekat di dalam diri kita dan menjadi gaya hidup, sehingga kita tidak dicap sebagai orang percaya yang memakai topeng, yang kelihatan sangat rohani di waktu-waktu tertentu saja. Ketika menghidupi dasar dan nilai-nilai yang alkitabiah ini, sesungguhnya kita sedang berusaha mendisiplin diri untuk terus mengenakan karakter Kristus setiap hari. Dasar Bagi Para Pelayan Kristus 1. Mengakui Alkitab adalah firman Tuhan dan merupakan otoritas tertinggi dalam hidup. Alkitab adalah firman Tuhan, bukan sebagian dari firman Tuhan. Jika kita menjadikan Alkitab yang adalah firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi di dalam hidup kita, maka ajaran-ajaran Alkitab akan menjadi standar dalam hidup kita setiap hari. Karena itu pelayanan kita harus dibangun di atas dasar kebenaran Alkitab dan norma-norma yang tertulis di dalamnya (2 Timotius 3:15-17). 2. Hidup dan tindakan pelayan Kristus harus dibangun di atas ajaran serta teladan hidup sang Guru Agung, Tuhan Yesus Kristus (1 Yohanes 2:6; Filipi 2:5-11). Prinsip dan nilai-nilai yang diajarkan Yesus selama Dia masih berada di bumi ini menjadi patokan bagi kita sebagai pelayan-pelayan Kristus. 3. Pelayanan haruslah diwujudkan berdasarkan ketaatan kepada kehendak Tuhan, bukan pada keinginan atau ambisi diri sendiri. Ketaatan merupakan pernyataan kasih kita kepada Tuhan yang kita layani (Matius 22:37-39). 4. Pola pikir dan perilaku seorang pelayan Kristus harus dibangun di atas idealisme teologi serta etika Kerajaan Allah, yang tentunya akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan (Roma 11:36). 5. Pelayanan haruslah dibangun di atas komitmen dan tanggung jawab kepada Tuhan yang memercayakan pelayanan itu kepada kita. Sikap atas tanggung jawab ini haruslah diwujudkan dalam hubungan-hubungan yang patut kepada Tuhan dan sesama. Pelayanan haruslah dilakukan secara bertanggung jawab untuk membawa kebaikan kepada semua pihak, khususnya terhadap mereka yang dilayani (Kolose 3:23- 24). Diambil dan disunting dari: Judul artikel: Excellent Servant Judul majalah: Manna Sorgawi Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian Halaman: Tidak dicantumkan ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Dengan kasih, pelayanan yang beku menjadi cair, pelayanan yang kasar menjadi lembut, dan pelayanan yang tidak mungkin menjadi mungkin. ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR TELADAN KRISTUS Kegiatan Anda memerlukan selembar kertas berukuran besar, sebaiknya ditempel di dinding, dan alat tulis. Bacakanlah ayat-ayat di bawah ini (atau pilihlah sendiri dari banyak contoh di dalam Injil), dan diskusikan apa yang ditunjukkan oleh contoh tersebut mengenai karakter Yesus. Tuliskanlah kata kuncinya pada kertas tersebut. Kemudian, setelah selesai, doronglah orang-orang untuk menggunakan daftar kata-kata ini sebagai dasar penyembahan dan pujian melalui doa dan nyanyian: Markus 6:34 (berbelas kasih, peka dengan kebutuhan orang banyak) Lukas 18:15-17 (memerhatikan orang dalam segala usia) Lukas 19:1-9 (menerima dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang ditolak dunia) Matius 21:12-13, 23-33 (menunjukkan kemarahan yang sewajarnya terhadap kemunafikan) Yohanes 8:1-11, Lukas 23:34 (menunjukkan pengampunan dan belas kasihan pada pendosa) Lukas 6:12 (suka berdoa) Markus 2:15-16 (tidak peduli pada reputasi, menghabiskan waktu dengan orang-orang yang membutuhkan) Lukas 9:51 (memilih untuk menyelesaikan tugas) Yohanes 13:1-5 (berhati hamba dan penuh kasih) Ucapan Syukur • Engkau datang ke dunia untuk merasakan sepenuhnya kemanusiaan kami. • Engkau memberi contoh pada kami bagaimana seharusnya kami hidup dengan kasih, sukacita, semangat, belas kasih, kelembutan, humor, kepekaan dan kerendahan hati. • Engkau memberikan Roh Kudus pada kami, yang bekerja di dalam kami, mengubahkan kami agar semakin serupa dengan-Mu. • Engkau memberi kami kuasa untuk melakukan pekerjaan yang Engkau lakukan di dunia. Ayat Emas Matius 11:28-30 "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." Tuhan, terima kasih karena beban-Mu itu tidak berat. Menjadi seperti-Mu bukanlah pemaksaan yang berat, tetapi penundukan diri yang menyenangkan pada pekerjaan Roh-Mu di dalam kami. Kami lemah, tetapi kelemahan kami memampukan Engkau menjadi kuat di dalam kami. 2 Korintus 8:9 "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." Sungguh suatu teladan yang luar biasa! Seberapa rela kita menjadi miskin, sehingga melaluinya orang lain dapat menjadi kaya? Mintalah Allah untuk mengajar kita apa artinya hidup demikian, berapa pun harga yang harus kita bayar. Filipi 2:5-8 "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Engkau layak dimuliakan, tetapi Engkau memilih melayani; Engkau layak dihormati, tetapi Engkau memilih merendahkan diri; Engkau layak memperoleh keadilan, tetapi Engkau memilih mengampuni. Tuhan, ubahkan hati kami untuk memilih jalan salib. 2 Korintus 3:18 "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." Perubahan ini tidak datang dari diri kita sendiri; tetapi dari-Mu. Ini adalah pekerjaan-Mu dari awal sampai akhir; dan itu cuma memerlukan kerja sama dan ketaatan kami. Doa Tuhan, terima kasih atas teladan yang Kauberikan saat hidup di dunia. Kami memerlukan anugerah dan Roh-Mu untuk melanjutkan pekerjaan menjadi Kristus bagi sesama kami dan bagi dunia yang membutuhkan. Tolonglah kami untuk mengasihi seperti Engkau mengasihi, mengampuni seperti Engkau mengampuni, dan melayani seperti Engkau melayani. Amin. Penerapan Renungkanlah tentang bacaan dalam Yohanes 13, ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya. Pada masa itu, membasuh kaki adalah pekerjaan orang terendah dalam rumah tangga, dan tindakan Yesus merupakan demonstrasi sikap menghambakan diri yang dapat segera dimengerti oleh mereka yang hadir di situ. Sekarang sulit untuk berpikir tentang kegiatan serupa yang dapat menggambarkan apa yang dikehendaki oleh Yesus. Jika Anda memunyai beberapa macam warna semir sepatu, Anda dapat menawarkan untuk menyemir (atau tepatnya memaksa untuk menyemir) sepatu anggota kelompok yang lain, setelah membaca ayat bersama-sama. Alternatif lain, tawarkan supaya beberapa dari kita mencuci mobil salah seorang anggota, sementara orang tersebut menyajikan teh atau kopi. Bacalah Yohanes 13 sekali lagi secara bersama-sama, kemudian diskusikan cara lain untuk mengikuti teladan Yesus sebagai hamba bagi keluarga Anda, dengan sesama, teman, dan tetangga Anda. Catatan: Anda mungkin merasa bahwa kegiatan ini, khususnya untuk pertama kalinya, akan terasa memalukan bagi anggota kelompok Anda. Namun sebelum Anda membatalkannya, coba pikirkan seberapa malunya para murid ketika Guru mereka menjadi sama seperti "tukang semir sepatu"? Oleh karena itu, hal ini dapat membuat orang-orang mengerti pentingnya tindakan Yesus, dan membuat kita lebih sungguh-sungguh melayani satu sama lain. Diambil dan disunting dari: Judul artikel: Teladan Kristus Judul buku: Pujilah Tuhan Hai Jiwaku Penulis: Stuart Towned & Morgan Lewis Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta Halaman: 121 -- 125 _____________________________________________________________________ WARNET PENA GURU SEKOLAH MINGGU http://www.gurusekolahminggu.com/ Anda rindu mengembangkan sekolah minggu yang Anda bina, baik dalam materi yang diberikan, aktivitas mengajar, maupun meningkatkan pertumbuhan rohani anak dan guru? Situs GuruSekolahMinggu.com akan membantu mewujudkan kerinduan Anda. Situs ini menyediakan bahan mengajar, lagu pujian, buku-buku Kristen dan sekolah minggu, serta alat peraga yang dapat memperlengkapi pelayanan sekolah minggu Anda. Bahan mengajar yang disediakan situs ini berupa ide-ide aktivitas sekolah minggu, tulisan mengenai wawasan guru sekolah minggu, dan tip-tip mengajar sekolah minggu. Selain itu, dalam situs ini juga dapat Anda temukan permainan, gambar Alkitab, syair lagu, lagu MP3, dan buku-buku karya Purnawan. Anda bisa mengembangkan sekolah minggu Anda dengan memiliki wawasan yang lebih banyak lagi melalui situs ini. Situs yang memunyai tema kartun ini sangat bisa membantu guru sekolah minggu untuk menemukan ide-ide menarik dalam mengajar, khususnya jika ingin mengajar dengan panggung boneka. Dalam situs ini disajikan banyak informasi terkait dengan panggung boneka, termasuk gambar-gambar ekspresi muka untuk beberapa adegan seperti malu, marah, sedih, dll. Nah, kunjungi situs berbahasa Indonesia ini dan wujudkan kerinduan Anda menciptakan sekolah minggu yang berkembang. (STL) _____________________________________________________________________ Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di: http://fb.sabda.org/binaanak Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |