Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/507 |
|
e-BinaAnak edisi 507 (3-11-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 507/November/2010 - SALAM DARI REDAKSI: Pertumbuhan Rohani Anak - ARTIKEL: Bertumbuh Dalam Anugerah - TIPS: Seorang Anak yang Menerima Yesus Kristus - MUTIARA GURU - BAHAN MENGAJAR: Susun Ayat - WARNET PENA: Renungan Saat Teduh ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: < binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga di: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI PERTUMBUHAN ROHANI ANAK Shalom, Alangkah bahagianya apabila melihat anak-anak kecil bersukacita saat datang ke sekolah minggu. Terlebih lagi jika mereka mengalami pertumbuhan rohani serta pertumbuhan karakter. Perkembangan rohani dan karakter anak-anak sekolah minggu seringkali menjadi satu-satunya hal yang terkait dengan sekolah minggu. Benarkah demikian? Sekolah minggu tidak hanya terkait dengan perkembangan anak-anak saja, tetapi juga hal-hal lain, seperti: guru sekolah minggu, gereja, organisasi gereja, dan kuantitas anak sekolah minggu. Bisakah sekolah minggu mengalami perkembangan dengan baik tanpa ada guru yang rindu melayani, gereja yang membantu, organisasi gereja yang mendukung, dan keluarga yang ikut berperan aktif? Tentu saja tidak bisa. Perkembangan sekolah minggu memerlukan kerja sama yang baik antara gereja, guru, dan keluarga. Selama 1 bulan ini, e-BinaAnak akan menyajikan tema pertumbuhan sekolah minggu. Pertumbuhan dari sisi anak, guru, jumlah anak, dan organisasi gereja. Edisi kali ini akan memperdalam pengetahuan, konsep-konsep, dan respons anak terhadap hal-hal yang rohani. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak Santi Titik Lestari http://pepak.sabda.org http://fb.sabda.org/binaanak ____________________________________________________________________ ayat "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (2 Timotius 3:15) < http://alkitab.sabda.org/?2Timotius+3:15 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL BERTUMBUH DALAM ANUGERAH "Apa yang dipelajari seorang anak tentang Alkitab selama masa sekolah menunjang adanya hubungan dengan Allah selanjutnya." Waktu Untuk Bertumbuh Erik H. Erikson, dalam bukunya "Childhood and Society", menyebutkan bahwa usia anak antara 6/7 sampai 12 tahun sebagai masa "kesibukan versus perasaan rendah diri". Suatu masa ketika anak-anak belajar menarik perhatian orang pada dirinya dengan menghasilkan sesuatu. Di sekolah, mereka belajar keterampilan dasar baik akademis maupun sosial supaya berhasil di dalam masyarakat. Secara rohani, mereka mulai mengenal pokok inti iman mereka. Hati nurani mulai dewasa. Pengertian akan dosa dan pengampunan bertumbuh. Peraturan-peraturan mulai menjadi penting dalam upacara-upacara ibadah dan permainan. Sekarang, anak sudah dapat membedakan antara Allah dan orang tua (atau orang dewasa lainnya). Mereka mungkin membedakan juga antara Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Pola berpikir anak usia sekolah masih konkret, namun mereka mulai menggunakan konsep abstrak untuk menggambarkan Allah. Dorothy Marlow, dalam bukunya "Textbook of Pediatric Nursing", mendalilkan bahwa "barangkali prestasi seorang anak yang paling tinggi dalam pemikiran secara abstrak adalah saat ia mulai menaruh minat terhadap konsep mengenai kuasa yang lebih besar daripada dirinya atau orang tuanya, yaitu kuasa Allah." Anak pada usia ini memunyai keinginan yang besar untuk belajar tentang Allah dan surga. Mereka suka memanjatkan doa-doa yang umum pada waktu menjelang tidur dan makan. Sebagian anak mengira bahwa binatang juga dapat berdoa dan berharap agar binatang peliharaan mereka dapat "melipat tangan" bila berdoa. Mereka menikmati cerita Alkitab, meskipun kemampuan mereka untuk berpikir tentang konsep-konsep dan memahami analogi masih terbatas. Perumpamaan alkitabiah yang menuntut prinsip-prinsip penerapan dalam kehidupan sehari-hari sangat sukar. Sebagai contoh, Tomi (7 tahun), diminta untuk menggambar cerita Alkitab kesukaannya. Ketika ia diminta untuk menerangkan gambarnya, ia berkata, "Cerita ini mengisahkan tentang tentara yang murah hati. Orang ini (menunjuk gambar orang yang berlumuran darah) baru dirampok. Orang ini (menunjuk gambar orang yang sedang berjalan ke bukit di sebelahnya) adalah seorang pendeta. Ia harus pergi ke gereja, maka ia tidak dapat berhenti untuk menolong orang yang dirampok itu. Orang yang ini (menunjuk gambar orang yang berpakaian hijau jauh di sebelah kanan) adalah anggota paduan suara di gereja. Ia juga harus cepat-cepat ke gereja. Orang-orang ini (menunjuk gambar orang-orang yang di dalam helikopter, di dalam jet, dan di darat, dengan balon teks berbunyi "Tenang! Semua akan beres!") adalah para tentara yang baik hati. Mereka datang untuk menolong." (lihat Lukas 10:29-37). Ketika ditanya apa arti cerita dalam kitab Lukas itu, Tomi menjelaskan bahwa "Tentara selalu baik hati". Kenyataan bahwa ayahnya adalah seorang perwira Angkatan Darat mungkin telah memengaruhi pemikirannya sehingga sudah identik bahwa semua tentara adalah baik hati. Anak-anak usia sekolah berpikir secara harfiah. Konsep-konsep rohani dinyatakan secara materialistis dan secara fisik. Anak-anak menerima kata-kata kiasan menurut arti harfiah kata itu sendiri. Mereka percaya kepada Allah, neraka, dan surga dalam arti harfiah. Surga dan neraka memesonakan mereka. Kombinasi hati nurani yang sedang berkembang dan perhatian tentang peraturan-peraturan mungkin menyebabkan perasaan bersalah yang terus mengganggu dan takut akan masuk neraka. Peter(6 tahun) mendengarkan dengan cermat sebuah pelajaran sekolah minggu tentang Tuhan Yesus yang sedang mempersiapkan sebuah tempat bagi kita di surga. Lalu ia mengangkat tangannya dan bertanya, "Bagaimana jika kita tidak sampai ke sana?" Tampaknya ia puas dengan penjelasan guru tentang jalan yang disediakan Allah bagi keselamatan kita, dan merasa lega atas keyakinan yang diterimanya. Usia Sekolah Dasar Bagian Pertengahan dan Akhir Ketika anak-anak mendekati usia sekolah dasar bagian pertengahan (8 -- 9 tahun), mereka memperlihatkan bukan hanya hati nurani yang sedang bertumbuh, melainkan juga pengertian yang bertumbuh tentang pengampunan atas suatu kesalahan. Marti (8 tahun) menggambarkan Allah sebagai "seorang yang bisa diajak bicara bila kita melakukan perbuatan yang salah". Anak-anak berusia 8 -- 9 tahun mulai berhubungan dengan Allah secara pribadi melalui doa yang spontan. Doa-doa mereka biasanya bersifat egosentrik, berupa permohonan kepada Allah untuk menolong dirinya, atau berterima kasih atas orang-orang dan hal-hal yang mereka sukai. Meskipun pengharapan yang bersifat mukjizat masih tetap ada, mereka mulai menyadari bahwa Allah tidak selalu melakukan apa yang mereka minta. Kemampuan untuk memakai pertimbangan sudah bertambah dan biasanya membuat mereka berpikir secara rasional bahwa tidak setiap orang dilayani secara lengkap dengan segera, maka mereka tidak terlalu cemas lagi mengenai doa-doa yang tampaknya tidak dijawab. Memasuki usia sekolah dasar bagian akhir (usia 10 -- 12 tahun), anak-anak mulai menilai tingkah laku mereka sendiri dan tingkah laku orang lain menurut standar tertentu. Biasanya standar-standar yang dipelajari di rumah menjadi dasar penilaian mereka. Mereka juga mulai berpikir tentang kaitan iman dengan kehidupan, dan dapat membahas serta menjelaskan apa yang mereka percayai. Mereka bahkan mulai menilai sampai di mana berlakunya apa yang telah diajarkan kepada mereka. Susana (10 tahun) ditanya bagaimana perasaannya bila seseorang berbicara tentang Allah. Ia menjawab, "Aneh sekali, karena saya memunyai seorang teman yang banyak berbicara tentang Allah, namun ia sangat licik." Ia mengartikan dosa, sebagai "suatu perbuatan yang salah dan kita tahu salah apabila kita melakukannya". Ketika ditanya apa yang terjadi bila seseorang mati, ia menjawab, "Jiwanya akan pergi ke suatu tempat -- tidak ada tempat yang disebut neraka. Jika kita anak-anak Allah, mana mungkin Ia akan mengirim kita ke sana?" Apa yang dipelajari seorang anak tentang Alkitab selama masa sekolah menunjang hubungannya dengan Allah selanjutnya. Sekalipun anak berusia delapan tahun, dan mungkin ia tidak mengerti semua implikasi dari apa yang dibacanya dan didengarnya, namun cerita Alkitab digemari dan dikenal, sebab ia mempelajarinya dalam suasana kasih dan perasaan diterima. Ketakutan akan timbulnya salah tafsir semestinya jangan mencegah kita untuk mengajarkan Alkitab kepadanya. Hubungannya dengan Allah harus bersifat dinamis, pribadi, dan bertumbuh terus. Salah tafsir akan makin berkurang sembari ia menjadi dewasa. Selanjutnya, bagian dari keindahan Kitab Suci adalah bahwa Kitab Suci dapat dipahami dalam berbagai tahap pengertian. Seorang anak yang tidak memunyai konsep tentang murka Allah terhadap kejahatan mungkin masih dapat mengerti bahwa Allah mengasihi binatang, sehingga Ia menyelamatkan mereka dari air bah. Tomi, yang mengisahkan tentang "Tentara yang baik hati", mungkin sebenarnya telah mengambil langkah pertama dalam hal menerapkan perumpamaan tersebut, karena ia menyadari bahwa "orang-orang yang baik hati itu menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan, sekalipun pendapatnya itu mungkin sedikit berlebihan dengan menyatakan bahwa "Tentara pasti orang-orang yang baik hati". Kebanyakan anak melihat Allah sebagai sang "pemberi peraturan" yang tinggal di surga, juga sebagai "penolong" dan "teman". Mereka juga melihat orang dewasa sebagai pemberi peraturan. Seorang anak usia sekolah menaati peraturan secara lugu, merasa dikasihi dan terjamin bila ia tahu batas-batas yang tegas bagi tingkah lakunya (sekalipun ia mungkin tidak selalu patuh). Anugerah Allah merupakan sebuah konsep yang sukar dan mustahil dimengerti bagi anak-anak usia sekolah. Meskipun mungkin mereka minta maaf dan menerima pengampunan, kecenderungan mereka yang wajar ialah melakukan sesuatu sebagai ganti rugi atas kesalahan mereka yang disadari, dengan tujuan memulihkan hubungan yang telah rusak. Kesalahan yang tidak disadari dengan jelas biasanya menyebabkan suatu perasaan bersalah yang mengganggu. Dengan bertambahnya kemampuan berpikir seseorang, bertambah pula usaha untuk menghilangkan rasa bersalah. Anak-anak usia sekolah menginginkan dan mengharapkan hukuman atas perbuatan mereka yang salah. Anak-anak yang lebih kecil, jika diberi kesempatan untuk memilih sendiri hukuman mereka, akan memilih hukuman yang paling menyakiti dirinya. Anak-anak yang lebih benar cenderung memilih hukuman yang berkaitan dengan penghinaan, misalnya mengembalikan barang yang dicuri dan meminta maaf. Mereka mungkin juga mulai memberi respons terhadap ganjaran bagi tingkah laku yang baik lebih daripada terhadap ancaman hukuman atas ketidaktaatan. Meskipun Marti (10 tahun), dapat menyatakan dengan tegas bahwa ia tahu Tuhan Yesus adalah sahabatnya karena Ia mati di salib untuk dosa-dosanya, ia mungkin tidak menyadari maksud sepenuhnya dari pengakuannya itu sampai tahap akhir masa remaja atau awal kedewasaan. Pandangannya tentang dosa masih didasarkan pada pelanggaran yang dilakukannya sendiri terhadap peraturan-peraturan. Ia tidak memunyai pengertian yang sesungguhnya akan masalah kejahatan di dunia dan bagaimana dosa memisahkan kita dari Allah. Ia dapat mengenali kenakalannya sendiri, namun ia tidak melihat hubungan antara kenakalannya dengan para pencuri dan dengan para pembunuh, yang dianggapnya "orang-orang yang benar-benar jahat." Diambil dan disunting dari: Judul artikel: Bertumbuh Dalam Anugerah: Anak Usia Sekolah Judul buku: Kebutuhan Rohani Anak Judul buku asli: The Spiritual Needs of Children Penulis: Judith Allen Shelly Penerjemah: Dra. Tan Giok Lie Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman: 44 -- 50 ____________________________________________________________________ TIPS SEORANG ANAK YANG MENERIMA YESUS KRISTUS Allah telah memanggil kita sebagai teman sekerja-Nya. Marilah kita berusaha sebaik-baiknya dengan mengingat: 1) Anak-anak, yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita -- minat, kemampuan dan kebutuhan mereka. 2) Firman-Nya sebagai sarana untuk menjangkau mereka. 3) Roh Kudus sebagai sumber kuasa dalam pelayanan bagi mereka. Mari kita perhatikan semua ini ketika kita menolong anak-anak untuk memahami Firman Allah. Karena melalui pemahaman ini mereka akan mengenal Kristus sebagai Juru Selamat, bertumbuh di dalam Dia dan melayani Dia. Setelah sebuah pelajaran diajarkan dan seorang anak menunjukkan bahwa ia hendak menjadi seorang Kristen, lalu bagaimana? Tujuh langkah di bawah ini akan membantu Anda mengenai apa yang harus dilakukan: 1. Berbicaralah dengan anak itu sendiri. 2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya. 3. Luangkan waktu. Jangan tergesa-gesa. 4. Gunakan Alkitab. 5. Mintalah anak itu berdoa. 6. Berbicara lebih lanjut dengan dia. 7. Ingatlah anak itu. 1. Berbicaralah dengan anak itu sendiri. Berbicara dengan seorang anak sendiri memberi kesempatan kepada guru untuk mengajukan pertanyaan, untuk membiarkan anak mengajukan pertanyaan, dan untuk mengetahui ide yang mungkin perlu dijelaskan dalam pemikiran anak itu. 2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini boleh digunakan: Apakah dosa itu? Mengapa Yesus mati? Apa yang perlu engkau lakukan untuk menjadi seorang Kristen? Bagaimana bunyi ayat ini? Apa artinya? Penggunaan pertanyaan menolong kelangsungan percakapan antara guru dan anak. Pertanyaan membuat anak memerhatikan apa yang sedang dikatakan. Juga, menolong anak itu untuk memikirkan sungguh-sungguh apa yang sedang ia lakukan. Selain itu, menolong guru mengetahui apakah si anak memahami kebenaran atau tidak. 3. Luangkan waktu. Jangan tergesa-gesa. Diperlukan waktu untuk berbicara dengan anak itu, mendengarkan apa yang hendak dikatakannya, mengajukan pertanyaan kepadanya, dan menjawab pertanyaannya. Seorang guru boleh saja meminta seorang anak untuk mengulangi doa yang diucapkannya kata demi kata dan kemudian memberitahu anak tersebut bahwa ia telah menjadi seorang Kristen, akan tetapi yang terpenting bukanlah supaya anak itu melakukan tindakan-tindakan tertentu, tetapi untuk menolong dia mengerti arti kematian Kristus baginya, dan untuk menolong dia benar-benar menerima Kristus sebagai Juru Selamat. 4. Gunakan Alkitab. Jika ia dapat membaca, ia harus dibiarkan membaca ayat-ayat itu sendiri. Jika tidak, guru dapat membacakannya untuk dia. Ayat-ayat harus dibaca dan diterangkan satu demi satu. Kalau Alkitab yang dibawa oleh anak itu adalah miliknya sendiri, maka ayat-ayat dapat digarisbawahi atau dicatat di halaman depan. Hal ini akan menolong anak itu menemukan kembali ayat-ayat tersebut. Gunakan ayat secukupnya saja. Jika terlalu banyak ayat dipakai, anak akan bingung. Guru harus mengetahui beberapa ayat agar dapat memakai ayat yang paling cocok untuk setiap murid. 5. Mintalah anak itu berdoa. Jangan heran jika ia berkata, "Saya tidak tahu harus berdoa apa." Bicarakan hal itu dengan dia, mungkin dengan menggunakan lagi pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah engkau harus memberitahu Yesus bahwa engkau menyesal akan dosa-dosamu? Apakah sebaiknya engkau memohon Dia untuk mengampunimu? Apakah engkau ingin mengatakan kepada-Nya bahwa engkau percaya kematian-Nya -- di kayu salib adalah bagimu? Setelah beberapa pertanyaan, anak itu mungkin siap untuk berdoa. Kalau tidak, ia boleh mengulangi doa guru, kata demi kata. Jika ia dan gurunya telah membicarakan semuanya, ia akan mengerti dengan lebih baik apa yang sedang diucapkannya. Banyak kali setelah pembicaraan pendek dengan guru, maka anak akan merasa lebih tenang, dan akan berdoa sendiri. 6. Berbicara lebih lanjut dengan dia. Ajukan pertanyaan lain kepadanya: Apa yang baru saja engkau lakukan? Apakah Yesus mengampuni dosa-dosamu? Bagaimana engkau tahu? Jika seseorang bertanya kepadamu apakah engkau seorang Kristen, bagaimana jawabmu? Jikalau kemudian ia berkata, "Bagaimana engkau tahu?" Sarankan anak itu untuk menggunakan Alkitabnya ketika ia menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Ia dapat membawa Alkitabnya, yang merupakan sumber jawaban-jawaban ini, sedangkan gurunya tidak selalu mendampingi untuk membantunya. 7. Ingatlah anak itu. Apabila seorang anak menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya, pekerjaan guru belum selesai. Suatu pekerjaan besar baru saja dimulai. Anak tersebut perlu diberi pelajaran. Ia harus dikunjungi. Ia perlu belajar berdoa, membaca Alkitabnya, dan menjalani kehidupan yang berkenan pada Allah. Jangan menyuruh anak yang baru menerima Kristus pergi dengan kata-kata, "Sekarang engkau adalah seorang Kristen. Engkau harus berdoa dan membaca Alkitabmu setiap hari." Rasul Paulus bahkan tidak memperlakukan orang dewasa dengan begitu enteng. Rasul Paulus menulis kepada mereka; ia berdoa bagi mereka; ia mengajar mereka; ia mengutus orang-orang lain mengunjungi mereka; ia sendiri pergi mengunjungi mereka. (contoh, Filipi 1:4, 2:12-23.) Anak itu memerlukan seseorang untuk membantu dia dalam menghafal ayat Kitab Suci, untuk berdoa bersamanya, untuk kadang-kadang bertanya kepadanya, "Apa yang engkau baca dalam Alkitab hari ini?" atau "Apa yang engkau lakukan hari ini untuk menunjukkan bahwa engkau mengasihi Yesus?" Anak itu memerlukan seseorang yang menunjukkan kepadanya apa yang harus dibaca di dalam Alkitab. Mungkin ia akan mulai dengan beberapa cerita Alkitab kesayangannya. Karena sebelumnya ia telah mengenal cerita-cerita itu, maka lebih mudah baginya untuk membaca dan memahaminya. Ada orang yang mengatakan, "Anak itu sekarang sudah menjadi Kristen. Ia dapat dipercayakan kepada Allah, karena sekarang dia dibimbing oleh Roh Kudus." Memang, orang Kristen akan dibimbing oleh Roh Kudus, tetapi firman Allahlah yang dipakai oleh Roh Kudus untuk membimbing orang percaya. Jikalau seseorang tidak mengetahui apa yang dikatakan Alkitab, maka sukar baginya untuk hidup menurut ajaran-ajaran Alkitab itu. Guru juga harus berdoa bagi anak yang telah menerima Kristus. Anak itu memerlukan seseorang untuk berdoa tentang kesulitan-kesulitan yang dialaminya; mungkin orang-orang lain dalam keluarganya bukan Kristen; ia memerlukan seseorang untuk berdoa bagi mereka. Pelayanan tindak lanjut terhadap seorang anak tidak boleh dianggap enteng. Jika orang Kristen baru itu akan mengikuti nasihat yang tertulis dalam Kolose 2:6, yaitu "Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita, karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia," maka guru yang memenangkan dia harus memikul tanggung jawab untuk melakukan apa yang tersirat di dalam Kolose 2:7. Guru itu harus mengajar petobat baru itu agar ia dapat berakar dan teguh dalam Kristus. Perhatikan tanggung jawab yang disebutkan dalam ayat di atas dan dalam ayat berikut, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus" (Kolose 2:7-8). Bagaimana anak yang baru menjadi Kristen itu dapat berakar di dalam dan dibangun di atas Kristus jika ia tidak diajar? Bagaimana hatinya dapat melimpah dengan syukur jika ia tidak diajar? Bagaimana ia akan mengenal filsafat dan kepalsuan dunia ini jika ia tidak diajar? Bagaimana ia akan tahu bahwa tindakan, perkataan, dan pikirannya menurut Kristus jika ia tidak diajar? Siapa yang akan mengajar? Ada banyak bagian dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa jalan Allah, yaitu jalan yang diikuti rasul Paulus, untuk menjangkau orang-orang lain bagi Kristus, bukanlah jenis penginjilan "memenangkan mereka dan meninggalkan mereka." (Jika filsafat semacam itu dipakai Paulus, maka kita tidak akan memiliki surat-surat kiriman Perjanjian Baru!) Beranikah kita memunyai sikap yang berlainan dari Paulus terhadap orang-orang yang menerima Kristus dalam pelayanan kita? Diambil dan disunting dari: Judul artikel: Apa yang Harus Dilakukan Bila Seorang Anak Mau Menerima Yesus Kristus Judul buku: Menerangkan Keselamatan Kepada Anak-Anak Judul buku asli: Explaining Salvation to Children Penulis: Marjorie Soderholm Penerbit: Gandum Mas Halaman: 30 -- 35 ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Kehidupan rohani seorang anak adalah cermin kehidupan rohani setiap orang yang ada di dekatnya. ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR SUSUN AYAT Alat: potongan kertas Peserta: kelompok Waktu: 15 menit Carilah sebuah ayat dalam Alkitab yang sudah cukup dikenal orang Kristen. Tuliskan masing-masing kata dalam ayat itu pada potongan-potongan kertas, lalu lipat. Pada bagian luar semua potongan kertas berilah kode yang sama, misalnya huruf "A" Carilah ayat yang lain. Tuliskan setiap kata dalam ayat tersebut pada potongan-potongan kertas yang lain, lalu lipat dan beri kode huruf "B". Lakukan seperti ini dengan memberi kode yang berbeda untuk setiap ayat. Masukkan semua potongan kertas yang dilipat ini dalam kardus, lalu acak. Bagikan potongan-potongan kertas itu kepada anak-anak. Tiap anak menghafalkan kode dan kata yang tertulis di dalamnya. Kemudian kumpulkan kembali potongan-potongan kertas itu. Tugas mereka adalah mencari orang lain yang memunyai kode yang sama dan anak-anak dengan kode yang sama berkumpul membentuk kelompok. Dengan demikian akan ada kelompok "A", kelompok "B", kelompok "C", dan seterusnya. Dalam kelompok itu setiap anak mengucapkan kata yang menjadi bagiannya. Kata-kata yang telah diucapkan itu selanjutnya dirangkaikan kembali membentuk sebuah ayat Alkitab yang utuh. "Supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu" (2 Petrus 3:2). Diambil dan disunting dari: Judul buku: 77 Permainan Asyik 2 Penulis: Purnawan Kristanto Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta Halaman: 78 -- 79 ______________________________________________________________________ WARNET PENA RENUNGAN SAAT TEDUH http://www.kasihyesus.net Seringkali dalam mengajar sekolah minggu, anak-anak perlu diberi renungan. Renungan dapat dipakai, terutama saat mengajarkan saat teduh kepada anak-anak sekolah minggu. Anda bingung untuk mendapatkan renungan yang sesuai sebagai bahan mengajar sekolah minggu? Situs KasihYesus.net menyajikan renungan-renungan Kristen untuk memperlengkapi saat teduh, baik bagi guru sekolah minggu maupun anak-anak. Terdapat 2 kategori saat teduh yang disajikan situs ini: Saat Teduh dan Saat Teduh untuk Junior. Situs ini menyediakan bahan saat teduh beserta pokok doa yang siap Anda gunakan. Jadi, situs ini sangat memudahkan kita untuk lebih fokus dalam melakukan saat teduh. Saat Teduh yang ada di situs ini diterjemahkan dari buku renungan terbitan Singapura "Read, Pray, Grow". Judul terjemahan buku ini ialah "Baca, Doa, Bertumbuh". Demikianlah kita pelayan dan anak-anak Tuhan, jika ingin bertumbuh di dalam Tuhan, kita perlu membaca, merenungkan firman Tuhan setiap hari. Kita juga perlu berdoa, berkomunikasi dengan Tuhan pencipta kita. Anda bisa mengeksplorasi situs ini dan dapatkan renungan seputar "Pembinaan Rohani Anak". Renungan ini termasuk dalam kategori Terang Alkitab. Kelebihan Terang Alkitab adalah ditulis dalam bentuk ekspositori, memaparkan firman Tuhan ayat demi ayat, pasal demi pasal. Nah, tunggu apalagi? Segera kunjungi situs ini dan lengkapilah pelayanan Anda. Tuhan memberkati! (MM) ______________________________________________________________________ Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di: http://fb.sabda.org/binaanak Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |