Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/493 |
|
![]() |
|
e-BinaAnak edisi 493 (29-7-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 493/Juli/2010 - SALAM DARI REDAKSI: Setiap Anak Memiliki Kecerdasan Tersendiri - ARTIKEL: Sekolah Minggu sebagai Pusat Pembelajaran - TIPS 1: Cara Mengajar dengan Menggunakan Kecerdasan Ganda - TIPS 2: Kiat Efektif Agar Anak Suka Belajar - MUTIARA GURU ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: < binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI SETIAP ANAK MEMILIKI KECERDASAN TERSENDIRI Shalom, Pada umumnya, program pendidikan "tradisional" dibatasi dalam dua fokus, yaitu kecerdasan linguistik dan kecerdasan matematis. Bentuk-bentuk kecerdasan yang lain kurang mendapatkan penghargaan yang setara. Akibatnya anak-anak yang kurang menunjukkan "kecerdasan akademis tradisional" di atas dianggap tidak cerdas atau gagal. Paradigma seperti ini harus diubah demi meraih anak Indonesia yang cerdas dan berprestasi. Setiap anak memiliki kecerdasannya sendiri dan jika guru maupun orang tua dapat mengasahnya, maka mereka akan menjadi anak yang berprestasi pula di bidangnya. Pada edisi ini kita akan melihat bagaimana sekolah minggu dapat ikut berpartisipasi dalam mengasah kecerdasan alami anak dan menjadi pusat pembelajaran bagi anak agar mereka lebih kreatif lagi. Ada pula beberapa tip yang patut dibaca oleh para guru sekolah minggu agar dapat menerapkan metode mengajar yang menjangkau seluruh area kecerdasan alami anak serta meningkatkan gairah belajar mereka. Kiranya seluruh sajian dalam edisi ini dapat menambah semangat bagi kita untuk menolong anak Indonesia meraih masa depan yang penuh dengan prestasi bagi kemuliaan nama Tuhan. Hidup anak Indonesia! Pimpinan Redaksi e-BinaAnak Davida Welni Dana < evie(at)in-christ.net > http://pepak.sabda.org http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ "Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya." (Amsal 20:5) < http://alkitab.sabda.org/?Amsal+20:5 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL SEKOLAH MINGGU SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN Apakah cara terbaik untuk mengajarkan anak kecil mengendarai sepeda? Perlukah seorang guru meminta anak itu duduk menghadap mejanya untuk mengajari cara bersepeda? Perlukah dia memperlihatkan gambar orang yang sedang mengendarai sepeda dengan benar? Perlukah guru itu naik sepeda dan menunjukkan tekniknya sendiri? Barangkali hal-hal ini dapat sedikit membantu, tetapi kita tidak mungkin berharap bahwa sesudah itu anak akan langsung bisa menaiki kendaraan beroda dua dan mengayuhnya. Metode yang paling efisien untuk belajar bersepeda adalah menaikinya dan mulai mengayuh. Awalnya, seorang anak mungkin memerlukan roda latihan serta seorang dewasa yang memunyai stamina yang cukup untuk berlari mendampinginya dan memegang sepeda itu dengan tegak. Akan tetapi, pada akhirnya anak itu akan menguasai cara bersepeda. Apa perbedaan antara metode-metode pengajaran di atas? Perbedaan utamanya adalah anak tersebut belajar semaksimal mungkin dari stimulasi indrawi. Ia memperoleh isi pelajaran dengan lebih baik ketika metode-metode guru memikat indera-indera mereka. Saat kita mengatakan kepada anak cara bersepeda, kita hanya melibatkan indera pendengar. Saat kita mendemonstrasikannya, kita menambahkan indera penglihatan. Saat kita mengizinkan anak mencobanya, dia akan terlibat secara aktif dan akan berpartisipasi penuh dalam proses belajar. Pepatah lama mengatakan: "Saya mendengar dan saya lupa; saya melihat dan saya ingat; saya melakukan dan saya paham." Metode belajar seperti ini adalah tujuan dari dibentuknya sebuah pusat pembelajaran dalam kelas. Dalam pendekatan ini, guru-guru menciptakan sebuah tempat yang menyediakan aktivitas-aktivitas yang dipilih dengan cermat untuk kelompok-kelompok kecil anak layan. Dengan sedikit bimbingan, anak-anak dapat belajar menemukan sesuatu sendiri. Aktivitas-aktivitas tersebut dibimbing oleh guru, tetapi tetap berfokus pada anak layan. Teknik ini sudah lama diterapkan di sekolah-sekolah negeri [di Amerika Serikat, Red.]. Bayangkanlah diri Anda sebagai seorang anak dalam kelas Anda di gereja. Apakah Anda terlibat dalam masalah bahkan sebelum kelas dimulai? Apakah waktu Anda duduk dan mendengarkan melampaui perhatian Anda dan kebutuhan fisik Anda? Apakah mata dan pikiran Anda melayang-layang? Apakah Anda memunyai keinginan untuk menggoda teman di depan Anda hanya karena Anda tidak dapat melakukan hal yang lebih menarik? Sekarang bayangkan, sebagai seorang anak, Anda berjalan ke kelas dan diminta untuk memilih salah satu aktivitas yang menarik. Pada salah satu ujung ruangan, beberapa anak mengamati benda-benda alam di bawah mikroskop. Di tempat lain, anak-anak menyaksikan film dan mendengarkan narasi di "earphone" (alat pendengar). Di tempat lainnya lagi, anak-anak sibuk menyiapkan proyek seni yang nantinya akan digunakan sebagai alat bantu visual dalam pelajaran itu. Di tempat yang lain lagi, sekelompok anak yang sudah mampu membaca menggunakan kamus anak untuk menemukan arti kata-kata baru yang akan mereka jumpai dalam cerita Alkitab mendatang. Para guru dan asistennya berdiri untuk membimbing mereka ketika dibutuhkan dan mengarahkan percakapan sesuai dengan tujuan pengajaran. Ruangan tersebut dipenuhi dengan aktivitas-aktivitas yang teratur. Nah, bukankah hal itu menarik -- dan edukatif -- untuk Anda? Di bawah ini adalah beberapa aktivitas yang kami sarankan dalam pusat-pusat pembelajaran. - Seni: menggambar, melukis, poster, gambar, dan gambar abstrak. - Drama: naskah drama, pantomim, boneka-boneka, peralatan panggung, dan kostum. - Komunikasi: kelompok diskusi, wawancara, dan diskusi panel. - Menulis: puisi, surat, buku harian, dan kaset rekaman. - Penelitian: kamus anak, peta, foto film, dan video. - Dunia Allah: benda-benda alam, kaca pembesar, dan gambar-gambar yang edukatif. - Kehidupan rumah: peralatan rumah berukuran kecil, boneka, makanan, dan pakaian yang bagus. - Buku-buku: cukup ringan, tempat duduk yang nyaman, dan rak-rak buku. - Blok: blok-blok dari karton atau kayu dan gambar-gambar orang. - Puzzle: puzzle yang sederhana dan bertema; rak untuk puzzle. Ada dua kriteria untuk memilih aktivitas dalam pusat pembelajaran, yaitu: 1. Aktivitas-aktivitas tersebut sesuai dengan keperluan dan kemampuan anak layan. 2. Aktivitas-aktivitas tersebut berpusat pada tujuan pengajaran dari pelajaran itu. Barangkali, beberapa pusat pembelajaran tidak mengubah durasi unit pelajaran, sedangkan yang lain berubah-ubah tiap minggunya. Setiap pusat pembelajaran perlu direncanakan dan dijadwalkan terdahulu. Setiap aktivitas perlu dibatasi menjadi sejumlah kecil anak layan. Pusat pembelajaran dapat dipakai pada awal pelajaran untuk menstimulasi minat anak. Pusat pembelajaran juga dapat digunakan pada akhir pelajaran untuk menguatkan serta mengulas kembali pelajaran. Guru-guru perlu siap dengan pertanyaan-pertanyaan stimulasi untuk mengarahkan percakapan seputar aktivitas tersebut. Bagus sekali jika Anda ingat bahwa semakin muda umur anak layan, semakin banyak mereka akan meluangkan waktu untuk aktif berpartisipasi, daripada duduk dan mendengarkan. Dalam sesi mengajar, kita perlu menggabungkan pelajaran Alkitab dan aktivitas-aktivitas yang murid-sentris yang menerapkan pelajaran tersebut secara langsung. Hal ini tidak hanya akan membantu anak layan mengerti firman Tuhan, tetapi juga membantu memotivasi mereka untuk menerapkannya dalam pengalaman mereka sehari-hari. Simaklah metode-metode pengajaran yang dipakai Yesus. Walaupun dia menerapkan metode mengajar, dia biasanya menyeimbangkan konsep pengajaran tersebut dengan aktivitas yang berkaitan dengan pengajaran-Nya. Saat mereka berkumpul untuk mengadakan perjamuan akhir bersama-sama, kaki para murid dicuci oleh Tuhan dan Guru mereka. Kristus menjalankan tugas rendahan ini -- tugas yang biasanya dikerjakan oleh pembantu -- untuk memberikan mereka "suatu teladan..., supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yohanes 13:15). Mari kita ikuti teladan Yesus -- mari kita menyediakan aktivitas-aktivitas yang menarik untuk para anak layan kita -- aktivitas pembelajaran yang membuat mereka belajar banyak hal. Kemudian, barangkali keajaiban yang diperlukan untuk memotivasi beberapa murid hanyalah sesederhana menjadikan sekolah minggu sebagai sebuah pusat pembelajaran. (t/Uly) Diterjemahkan dan disunting dari: Judul asli artikel: Learning Centers Judul buku: The Complete Handbook for Children Ministry Nama penulis: Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson Penerbit: Thomas Nelson Publisher, Halaman: 181 -- 184 ______________________________________________________________________ TIPS 1 CARA MENGAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KECERDASAN GANDA 1. Kecerdasan Bahasa a. Aktivitas pengajaran: memberi kuliah atau ceramah, berkhotbah, diskusi, permainan kata, mendongeng/bercerita, menulis jurnal, dan membaca. b. Materi pengajaran: buku, alat perekam suara, mesin ketik, komputer, dan "earphone". c. Strategi pengajaran: menulis, membaca, membicarakan hal tertentu, berdiskusi, mendengarkan, mengajukkan pertanyaan, membuat rangkuman, dan mencatat kata kunci. 2. Kecerdasan Logis-Matematis a. Aktivitas pengajaran: curah pendapat, pemecahan masalah, bereksperimen, kalkulasi data, permainan angka, berpikir kritis, dan metode ilmiah. b. Materi pengajaran: kalkulator, manipulasi matematis, alat-alat percobaan, alat-alat permainan angka, alat-alat permainan logika, dan bagan alur. c. Strategi pengajaran: berpikir kritis mengenai sesuatu, membuat konsep, menjumlah, menganalisis, dan membuat urut-urutan. 3. Kecerdasan Ruang a. Aktivitas pengajaran: presentasi secara visual, permainan imajinasi, aktivitas seni, membuat peta konsep, metafora, dan visualisasi. b. Materi pengajaran: grafik, peta, video, Lego, materi, gambar-gambar, dan pensil warna/krayon. c. Strategi pengajaran: memperlihatkan, menggambarkan, memberi visualisasi, memberi warna, dan membuat peta pemikiran. 4. Kecerdasan Badani-Kinestik a. Aktivitas pengajaran: membuat pekerjaan tangan/prakarya, drama, tarian, olahraga, hal yang berkaitan dengan sentuhan, relaksasi, latihan-latihan tubuh, membuat sesuatu, dan melakukan sesuatu. b. Materi pengajaran: berbagai peralatan/permainan, tanah liat, alat-alat olahraga, alat-alat manipulasi, dan sumber pengajaran yang memakai gerakan. c. Strategi pengajaran: membangun sesuatu, memperagakan, melakukan, menyentuh, merasakan, menari, bermain peran, dan menulis ulang. 5. Kecerdasan Musik a. Aktivitas pengajaran: menyanyi, memakai ritme, membuat "jingle", menyanyikan lagu rap, dan mendengarkan musik saat belajar. b. Materi pengajaran: alat perekam suara, koleksi lagu-lagu, alat-alat musik, koleksi lagu-lagu daerah, koleksi lagu-lagu rohani, koleksi lagu-lagu klasik, dan sebagainya. c. Strategi pengajaran: menyanyi bersama, menyanyikan lagu rap, mendengarkan lagu, dan membuat lagu. 6. Kecerdasan Antarpribadi a. Aktivitas pengajaran: belajar bersama, berdiskusi, tutorial berpasangan, melibatkan komunitas, pertemuan sosial, simulasi, debat, dan tukar peran. b. Materi pengajaran: alat permainan bersama, perlengkapan pertemuan, peralatan bermain peran, dan sebagainya. c. Strategi pengajaran: mengajarkan, membuat kolaborasi, dan berinteraksi dengan yang lain. 7. Kecerdasan Intrapribadi a. Aktivitas pengajaran: instruksi individual, belajar mandiri, tawaran untuk belajar mandiri, dan membangun harga diri. b. Materi pengajaran: materi untuk memeriksa diri, jurnal, dan materi untuk proyek tertentu. c. Strategi pengajaran: membuat keterkaitan dengan kehidupan pribadi, membuat pilihan-pilihan berkaitan dengan minat pribadi, menyendiri, meditasi, refleksi, dan retreat. 8. Kecerdasan Naturalis a. Aktivitas pengajaran: mengenal alam sekitar, mengindentifikasi bentuk-bentuk flora dan fauna, dan mengenali kekhasan benda-benda mati dan hidup. b. Materi pengajaran: tanaman/tumbuh-tumbuhan, hewan, alam terbuka, dan lingkungan. c. Strategi pengajaran: mengamati proses pertumbuhan makhluk hidup, menghargai lingkungan ciptaan Tuhan, mengajak berkebun, berkemah, melakukan proyek ekologi, dan mengaitkan belajar dengan isu lingkungan hidup. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul artikel: Cara Mengajar dengan Menggunakan Kecerdasan Ganda Judul buku: Mengajar dengan Kreatif & Menarik Penulis: Pdt. Dra. Dien Sumiyatiningsih Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006 Halaman: 146 -- 148 ______________________________________________________________________ TIPS 2 KIAT EFEKTIF AGAR ANAK SUKA BELAJAR Semua orang tua menginginkan anaknya gemar belajar, namun mendorong anak untuk menyukai kegiatan belajar memang gampang-gampang susah. Berikut ini lima kiat yang dapat Anda terapkan. 1. Suasana yang menyenangkan adalah syarat mutlak agar anak suka belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan. 2. Membuat anak senang belajar jauh lebih penting daripada menuntut anak mau belajar agar menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang prestasinya diperoleh dengan cara yang terpaksa, maka ia tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sangat memengaruhi kesuksesan belajarnya pada masa yang akan datang. 3. Kenali tipe dominan cara belajar anak. Kenali apakah tipenya apakah tipe auditori, visual, ataukah kinestetik. Kita jangan meminta anak untuk terus-menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya, karena hal itu akan membuatnya tidak maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal. 4. Belajar dengan jeda waktu istirahat setiap 20 menit akan lebih efektif daripada belajar selama 1 jam penuh, tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu berkonsentrasi paling lama 20 menit. Jika lebih dari itu, maka daya konsentrasi anak akan menurun. Jeda waktu istirahat 1 -- 2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula. 5. Pada dasarnya, anak memiliki naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi sangat antusias dan semangat untuk belajar jika isi atau materi yang dipelajari sesuai dengan perkembangannya. Anak akan mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya. Sebaliknya, anak akan menjadi stres dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit. Kuncinya adalah mengenali keunikan anak. Jika Anda sudah tahu apa saja yang dapat memotivasi dia, maka tidak akan sulit untuk membuatnya gemar belajar. Kenalilah minatnya, kembangkan itu dengan mengarahkannya secara lebih terfokus. Hal yang perlu diingat adalah bahwa setiap anak memiliki perbedaan-perbedaan dan keunikannya masing-masing, tugas kita sebagai orang dewasa adalah mengenalinya dan mengasahnya. Selain itu, jadilah teladan yang baik bagi mereka, jika mereka melihat bahwa Anda juga antusias dalam mempelajari hal-hal baru, maka mereka pasti terpengaruh. Sebagai orang dewasa, peran Anda sangat kuat karena mereka menjadikan Anda sebagai panutan. (Artikel ini telah diterbitkan di Buletin Komite Sekolah TKIT/SDIT Full Day School Nur Hikmah Pondok Gede, Bekasi) Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Penerbit Erlangga Penulis: Taufan Surana (http://info.balitacerdas.com) Alamat URL: http://www.erlangga.co.id/ ?id=174&Itemid=436&task=view&option=com_content Tanggal akses: 29 Juli 2010 ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia, menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan, dan menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan pada diri seseorang. (Howard Gardner) _____________________________________________________________________ Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di: http://fb.sabda.org/binaanak Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |