Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/488 |
|
e-BinaAnak edisi 488 (27-6-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 488/Juni/2010 - SALAM DARI REDAKSI: Dunia Anak - ARTIKEL 1: Bermain dalam Sekolah Minggu - ARTIKEL 2: Manfaat Bermain bagi Anak - TIPS: Permainan Edukatif Sebagai Pembelajaran - MUTIARA GURU - BAHAN MENGAJAR: 1. Permainan Warna dan Gerak 2. Prui - WARNET PENA: Ide Menarik Kegiatan Sekolah Minggu ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: < binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI DUNIA ANAK: DUNIA BERMAIN Penuh dengan permainan, sukacita, dan kebebasan. Itulah cermin dunia anak-anak. Anak-anak akan merasa sangat senang apabila mereka dibiarkan bermain, diperhatikan, dan dilibatkan dalam sebuah aktivitas yang berguna. Naluri bermain anak yang cukup besar dapat dimanfaatkan pelayan anak untuk mengajar (menyampaikan) firman Tuhan di sekolah minggu. Permainan sangat membantu proses mengajar dan meningkatkan kualitas sekolah minggu. Dengan bermain, anak-anak dapat mengembangkan kreativitas, menyalurkan tenaganya untuk hal-hal yang positif, dan yang terpenting adalah mereka dapat menerima firman Tuhan dengan cara yang lebih menyenangkan. Pada edisi kali ini, e-BinaAnak akan menyajikan pentingnya permainan untuk anak-anak sekolah minggu sehingga pelayan anak pun dapat belajar sesuatu dari aktivitas ini. Pelayan anak dapat lebih mengerti kebutuhan anak dan semakin mengenal pribadi setiap anak layannya. Kami menyajikan pula tip-tip permainan edukatif sebagai pembelajaran dan dua bahan mengajar yang dapat meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan perkembangan kepribadian anak. Selain itu, bahan mengajar ini dapat dipraktikkan langsung di sekolah minggu Anda. Selamat melayani! Tuhan memberkati! Staf Redaksi e-BinaAnak Santi Titik Lestari http://pepak.sabda.org http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ "Penerobos akan maju di depan mereka; mereka akan menerobos dan berjalan melewati pintu gerbang dan akan keluar dari situ. Raja mereka akan berjalan terus di depan mereka, TUHAN sendiri di kepala barisan mereka!" (Mikha 2:13) < http://alkitab.sabda.org/?Mikha+2:13 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL 1 BERMAIN DALAM SEKOLAH MINGGU Bermain dalam sekolah minggu adalah proses pengajaran yang menggunakan alat permainan, sumber belajar, dan kegiatan tanpa menggunakan peralatan. Tujuannya memberi informasi, cerita, kabar kebenaran, dan menumbuhkan iman kristiani anak-anak yang dapat diterima dengan rasa senang. Berdasarkan pengalaman penulis, praktik pengajaran di sekolah minggu hanya bercerita kepada anak sekolah minggu. Mereka tidak banyak dilibatkan secara aktif partisipatif tetapi hanya sebagai pendengar saja. Dengan adanya alat permainan dan sumber belajar, anak-anak diharapkan akan memahami pelajaran dengan santai dan tanpa paksaan karena asyik bermain. Beberapa pendapat dari para ahli dan tokoh pendidikan tentang bermain dan belajar. 1. Montessori (1966) Ketika anak bermain, ia akan mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. 2. Frobel (1782 1852) Imajinasi merupakan dunia anak-anak. Setiap benda yang dimainkan berfungsi sesuai dengan imajinasi anak. Misal, garisan yang dipegang dapat dianggap sebagai pedang atau pesawat. 3. Mayke (1995) Belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikkan, dan mendapat bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. 4. Jane M. Healy (1994) Jaringan serabut syaraf akan terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan anak. Setiap respons terhadap penglihatan, bunyi, perasaan, bau, dan pengecapan akan memperlancar hubungan antarneuron (jaringan syaraf). Ibarat "jalan setapak di hutan belantara", serabut syaraf pada awalnya menunjukkan jejak yang belum jelas. Namun dengan terjadinya pengulangan, jalan setapak tersebut akan semakin jelas dan mudah ditempuh serta dilewati. Makin sering otak bekerja, otak akan semakin mahir dan terampil. "Setiap anak akan menganyam jaringan intelektualnya," tegas Healy. 5. Piaget (1977) Pada usia 2 tahun seorang anak sudah mulai bermain. Permainan ini jelas terlihat dalam gerakan-gerakan tubuh, kaki, tangan, dan bagian tubuh lain untuk menyelidiki dunia sekitarnya dan berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya. Periode ini adalah periode kehidupan motor sensorik seorang anak manusia, untuk menerima dan menyesuaikan objek-objek yang berhubungan dengan mereka, sesuai waktu dan tempat. Mereka menggunakan segala sarana permainan untuk menyatakan imajinasi, pikiran, perasaan, dan fantasi mereka. 6. Armytage (1992) Hidup adalah suatu permainan. Pernyataan ini merupakan refleksi dari kristalisasi hidup manusia dari tahap ke tahap, yang pada prinsipnya mengakui bahwa permainan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. 7. Lerner (1982) Dasar utama perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi yang kaya. Pengalaman-pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor-faktor bahasa yang lain, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Faktor mendengarkan dan membaca termasuk ketrampilan berbahasa yang menerima (reseptif), sedangkan berbicara dan menulis merupakan ketrampilan aktif (ekspresif). 8. Hughes (1995) Pada hakekatnya, bermain meningkatkan daya kreativitas dan citra diri anak yang positif. Unsur-unsur yang merupakan daya kreativitas adalah kelancaran, fleksibel, pilihan, orisinil, elaborasi. Pemahaman tentang bermain juga akan membuka wawasan dan menjernihkan pendapat kita sebagai pelayan sekolah minggu sehingga menjadi luwes terhadap kegiatan bermain di sekolah minggu dan mendukung setiap aspek perkembangan anak. Proses pengajaran yang dimaksudkan adalah pelayan sekolah minggu, yang memberi kesempatan yang lebih banyak kepada anak-anak untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang konsep dan pengertian dasar akan membuat anak-anak mengerti firman Tuhan sejak usia dini karena dapat dipahami dengan lebih mudah. Peran Pelayan Sekolah Minggu ketika Anak Bermain 1. Partisipasi aktif dari pelayan sekolah minggu ketika mendampingi akan sangat bermanfaat bagi anak dalam bermain. Misal permainan balok berwarna untuk membuat menara Babel. Pelayan sekolah minggu dapat menjadi asisten (membantu anak). 2. Pelayan sekolah minggu berperan sebagai fasilitator. 3. Intonasi yang tidak meninggi dan berbicara dengan lembut dapat digunakan untuk menghadapi anak yang perilakunya kurang baik. Dengan kelembutan, kita akan lebih mudah menyentuh perasaan anak. 4. Pelayan sekolah minggu dapat memerhatikan bahasa tubuh anak ketika berkomunikasi dengan anak-anak, sebab bahasa tubuh merupakan ungkapan diri anak ketika anak sulit untuk mengatakannya. 5. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam bermain. Pelayan sekolah minggu dapat melihat berbagai keunikan itu secara nyata. Misalnya ada anak yang dengan mudah menangkap dan memberi respons yang baik tentang apa yang disampaikan para pelayan sekolah minggu. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul artikel asli: Pengertian Bermain dalam Sekolah Minggu Judul buku: 20 Peraga Sekolah Minggu Asyik Penulis: Igrea Siswanto Penerbit: Penerbit ANDI, Yogyakarta 2006 Halaman: 13 -- 19 ______________________________________________________________________ ARTIKEL 2 MANFAAT BERMAIN BAGI ANAK Diringkas oleh: Santi Titik Lestari Penelitian tentang perkembangan anak membuktikan bahwa satu cara mudah untuk meningkatkan keberhasilan anak dalam aspek sosial, emosional, dan intelektual adalah dengan menawarkan aneka permainan yang tepat. Anak-anak tidak akan pernah belajar sebanyak dan secepat selama 8 tahun pertama kehidupan mereka. Anda bisa membantu menjadikan 8 tahun pertama itu suatu perjalanan yang penuh dengan anugerah. Selama 8 tahun pertama ini, otak seorang anak bagaikan spons yang menyerap berbagai informasi dan pengalaman. Bermain adalah suatu aktivitas yang terprogram secara biologis untuk merangsang sel-sel otak anak-anak kecil, yang membantu terbentuknya hubungan antarsaraf otak sehingga mereka memunyai daya ingat yang kuat dan keterampilan berpikir. Dengan kata lain, jika otak diberi rangsangan yang sesuai melalui permainan yang tepat, maka perubahan seumur hidup akan terjadi. Bermain dengan anak-anak kecil bisa membantu Anda mengenali pikiran mereka, melihat cara mereka mengelompokkan informasi dan mencari tantangan-tantangan, serta melihat kekuatan dan kelemahan apa saja yang ada. Yang tidak kalah penting, jenis permainan yang tepat bisa membantu Anda membentuk perilaku anak. Kegiatan bermain yang terencana dengan baik bisa membantu Anda menenangkan anak yang aktif atau membangkitkan rasa percaya diri anak yang pemalu. Kegiatan bermain dapat merangsang rasa ingin tahu anak layan Anda dan memantapkan kebiasaan pola makan yang baik sekaligus fisik yang unggul. Penelitian menunjukkan bahwa membuat anak tetap sibuk masih belum cukup. Perkembangan anak secara optimal membutuhkan lebih dari jam-jam aktifnya serta aneka mainan yang menarik. Bahkan, penggunaan materi bermain yang berlabel edukatif dan membantu perkembangan anak bisa saja menghilangkan elemen paling dasar yang berharga dari kegiatan bermain, yaitu interaksi anak dengan pelayan anak. Mainan tentu saja berperan dalam kegiatan bermain, tapi tidak menjamin terjadinya proses belajar. Selain itu, tidak ada korelasi langsung antara jenis mainan yang dimiliki oleh seorang anak dengan yang ia pelajari. Kegiatan bermain yang bernilai plus memiliki tiga komponen: 1. Anda -- teman bermain yang antusias. Anda ada untuk memastikan bahwa kegiatan bermain tak hanya menghibur tapi juga mengajarkan sesuatu pada anak. Kesediaan Anda untuk bermain (dan fakta bahwa Anda senang melakukannya) menunjukkan pada anak bahwa sesuatu yang penting sedang dilakukan. Semakin sering Anda bermain bersama anak, semakin banyak hal yang bisa Anda pelajari tentang dirinya. Selain itu, akan semakin mudah pula Anda memberikan permainan-permainan yang baik untuknya pada masa-masa selanjutnya. 2. Membuat perencanaan. Tentu saja, Anda tidak akan pernah ingin melewatkan saat-saat kegembiraan yang muncul secara spontan saat bermain. Tapi, jika Anda ingin mengajarkan keterampilan-keterampilan penting bagi si kecil, Anda harus tahu secara jelas mengenai cara melakukan kegiatan bermain tersebut. Anda harus membuat aspek perencanaan. Hal ini akan mempermudah Anda dalam mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan, menawarkan berbagai kegiatan bermain yang mengembangkan aneka keterampilan si kecil, sekaligus mengembangkan pelajaran dengan cara yang menyenangkan bagi Anda dan anak. 3. Permainan yang sesuai untuk anak. Sebuah kegiatan permainan belum tentu cocok untuk semua anak. Anak-anak memiliki keunikan yang memengaruhi cara mereka bermain, dan sangatlah penting untuk mempertimbangkan perbedaan tersebut. Contohnya, jika Anda memunyai anak yang pemalu dan Anda ingin membantunya jadi lebih percaya diri, suatu permainan yang bersifat auditif dalam lingkungan bermainnya mungkin bukan merupakan taktik yang paling baik. Permainan membisikkan rahasia-rahasia mungkin merupakan pendekatan yang lebih baik untuknya. Jika Anda berusaha mencocokkan jenis permainan yang sesuai untuk si kecil berarti Anda membiarkannya meraih keberhasilan dengan cara yang alami dan menyenangkan. Coba Anda berikan segumpal lilin mainan kepada enam orang anak usia prasekolah, Anda akan mendapatkan enam kreasi yang berbeda, yang dibuat dengan cara yang berbeda-beda pula. Satu anak mungkin akan langsung membentuk lilin mainan tanpa perencanaan yang jelas. Tapi, anak yang lain mungkin akan mencari-cari bantuan serta petunjuk untuk membentuk gumpalan tersebut. Anak ketiga mungkin hanya memerhatikan teman-temannya kemudian meniru apa yang mereka lakukan. Bahkan, mungkin ada juga yang hanya melempar adonan itu ke lantai lalu pergi meninggalkannya. Kegiatan bermain bisa memperlihatkan pada Anda bagaimana anak-anak menggunakan pendekatan yang berbeda-beda dalam mengerjakan sebuah tugas. Anda bisa membangun kemampuan alami dan minat anak saat Anda menyiapkan sebuah permainan untuknya. Anak-anak sudah mulai bermain sejak mereka bangun sampai pada saat mereka tertidur di malam hari. Mereka juga bermain dalam mimpi saat sedang tidur. Kita semua pernah jadi anak-anak dan bermain-main pada masa itu. Bagaimana cara kita bermain? Kita bermain bersama teman-teman di sekitar rumah dan dengan mainan mainan kesukaan kita; kadang hingga mainan-mainan itu tercerai-berai. Kita bermain di pohon, di bawah meja yang terbungkus selimut, dan di tempat-tempat khayalan di dalam pikiran kita. Kegiatan bermain membuat hari-hari terasa panjang, minggu-minggu tiada akhir, dan tahun-tahun seperti penggalan-penggalan waktu yang abadi. Tujuh bidang keterampilan yang penting bagi anak: 1. Komunikasi 2. Konsentrasi 3. Keingintahuan 4. Kemampuan mengambil keputusan 5. Kebaikan hati 6. Kemampuan fisik 7. Keinginan bermain-main Tentu saja ada banyak hal berharga lainnya yang bisa diajarkan pada anak, tapi ketujuh bidang keterampilan ini dipilih sehubungan dengan manfaatnya dalam mengembangkan kesiapan anak dan menggapai keberhasilan dalam hidupnya. Begitu Anda terbiasa mengenali dan menciptakan permainan yang bisa mengembangkan keterampilan si kecil, Anda bisa dengan mudah mengembangkannya ke bidang-bidang kompetensi lainnya. Ketujuh keterampilan ini tidak disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. Anda bisa memulainya dari bagian mana saja, dengan memfokuskan diri pada satu keterampilan atau lebih, mengingat anak-anak, seperti halnya orang dewasa, bisa mempelajari banyak keterampilan pada saat bersamaan. Jika Anda memilih keterampilan-keterampilan yang memiliki makna khusus bagi Anda, maka Anda akan lebih menikmati hasilnya, terutama manfaat dari waktu dan cinta yang Anda berikan. Beberapa aktivitas mungkin akan terlihat lebih menarik bagi seorang anak dan tidak terlalu menarik bagi anak yang lain. Dengan memerhatikan hal tersebut, Anda akan bisa merencanakan permainan lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Yang juga perlu diingat adalah bahwa anak-anak yang masih kecil, bahkan saat mereka sedang bersenang-senang, memerlukan orang dewasa yang membantu mereka mengukur kemajuan mereka. Anda bisa membantu anak layan Anda untuk yakin akan dirinya, bahwa ia adalah seorang seniman kreatif, pelari cepat, atau ahli bahasa yang baik. Anda bisa melakukannya dengan cara memberikan perhatian dan turut bermain. Menjadi teman bermain yang baik itu mudah. Anak-anak senang bermain bersama orang dewasa yang mereka sukai. Mereka amat jarang menolak kehadiran dan keterlibatan orang lain pada saat bermain. Dengan menjadi pemimpin dalam suatu aktivitas bermain yang menghibur dan bertujuan, Anda akan mendengar anak layan Anda tertawa riang. Anda juga akan menyaksikan kebanggaan dirinya muncul dan berbagai keterampilan yang amat berharga mulai tumbuh. Dan, karena keriangan bermain bersama anak-anak sangatlah mudah ditularkan, semakin sering Anda melakukannya, semakin menyenangkan pula rasanya. Ini akan mengembalikan saat-saat yang hilang dari masa kecil Anda sekaligus membangun hubungan antara Anda dan anak layan Anda yang akan berlangsung seumur hidup. Diambil dan diringkas dari: Judul artikel: 1. Anugerah Sepanjang Hidup 2. Tujuh Keterampilan yang Harus Dikembangkan Judul buku: 2000 Permainan Aktivitas Terbaik Untuk Anak Judul asli buku: The 2000 Best Games and Activities Penulis: Susan Kettmann Penerjemah: Bimala Dewi Irzani Penerbit: Primamedia, Jakarta 2005 Halaman: 1 -- 10 ______________________________________________________________________ TIPS PERMAINAN EDUKATIF SEBAGAI PEMBELAJARAN Banyak orang dewasa mengira bahwa pendidikan tingkat awal baik pendidikan publik maupun Kristen terlalu menekankan pada permainan. Dalam banyak kasus, kritik seperti itu mungkin dibuktikan. Akan tetapi, ada dua kutub kesalahpahaman yang menyebabkan kebingungan tentang metode pengajaran ini. Kesalahpahaman yang pertama adalah kegagalan untuk mengenali pentingnya aktivitas bermain dalam proses pendidikan. Pemikiran lama bahwa pembelajaran apapun asalkan sulit dianggap baik telah diabaikan oleh para pendidik yang berkompeten. Bukan berarti bahwa kedisiplinan tidak diperlukan dalam proses edukasi, tetapi tingkat kesulitan tidaklah menjamin pembelajaran [yang sukses]. Masalah lain berakar dari kegagalan beberapa guru untuk membuat permainan-permainan dalam kelas benar-benar edukatif. Hampir semua permainan dan aktivitas-aktivitas bermain perlu bersifat mendidik. Mereka harus meningkatkan kedewasaan fisik, mental, emosional, sosial, dan kerohanian anak. Eleanor Morrison dan Virgil Foster menuliskan, "Permainan adalah urusan anak-anak kecil. Lewat permainan mereka menemukan dunia mereka dan bagaimana berinteraksi dengan orang-orang lain. Dalam permainan mereka mengekspresikan perasaan dan ide mereka. Dalam permainan mereka mencoba bagaimana rasanya menjadi orang lain". Tentu saja, ada kategori-kategori permainan edukatif yang dapat dikembangkan, saya menyarankan empat kategori: 1. Mainan-Mainan Edukatif Dalam kategori ini, kita menggunakan blok-blok, buku-buku, lilin, boneka-boneka, lukisan, krayon, dan mainan-mainan lain yang dapat dipakai dalam permainan kreatif kelas dasar. Contohnya, blok-blok dapat digunakan untuk membangun gereja atau rumah-rumahan setelah anak-anak mendengarkan cerita tentang rumah Allah atau keluarga mereka. 2. Musik Musik perlu disebutkan di sini karena gerakan-gerakan, olah suara, permainan musik, dan ekspresi dramatis lainnya merupakan permainan edukatif. 3. Permainan Jari Anak-anak dapat memerankan ayat-ayat dan lagu-lagu dengan jari-jari mereka, entah dengan musik maupun dengan beberapa cerita. 4. Teka-Teki dan Pertandingan Cerdas cermat Alkitab, kuis-kuis Alkitab, teka-teki silang, dan bentuk-bentuk lain permainan merupakan usaha saksama untuk mengajarkan isi yang alkitabiah dengan pendekatan pendidikan menarik. Pendekatan dengan permainan digunakan untuk mengubah sikap dan membentuk kepribadian. Nilai-Nilai dalam Permainan Edukatif Salah satu nilai-nilai yang paling penting dari permainan edukatif adalah permainan tersebut memberikan kesempatan pada guru untuk mengamati anak di situasi yang alami. Ketika seorang anak sedang asik dalam permainan, dia cenderung melupakan ada orang dewasa yang memerhatikan. Alhasil, kelemahan sikap dan tindakan anak itu tampak dengan cepat. Oleh karena itu, guru atau orang tua dapat melihat dan menjaga mereka. Morrison dan Foster berkata, "Jika anak-anak hanya diajak bicara atau berpartisipasi dalam aktivitas yang diarahkan oleh guru, maka guru akan kesulitan mengetahui aspek-aspek manakah yang berkembang atau tidak berkembang. Dalam interaksi spontan dengan anak-anak, guru yang perhatian dan peka dapat melihat perkembangan yang dibuat oleh anak." Pengajaran menjadi menyenangkan ketika anak-anak bersedia dan bergembira dalam mengikuti aktivitas-aktivitas edukatif yang telah kita rancang untuk mereka. Jika aktivitas-aktivitas edukatif ini dibuat dalam bentuk permainan, reaksi positif akan terlihat jauh lebih cepat. Prinsip-Prinsip Penggunaan Permainan Edukatif yang Efektif Guru yang bijaksana bersedia mengizinkan kebebasan dan keleluasaan yang memadai dalam proses bermain agar anak-anak menemukan cara mereka sendiri dalam melakukan sesuatu. Contohnya, jika anak-anak disuruh membuat "salib" dari lilin, mereka akan berusaha membuatnya seperti contoh yang dibuat oleh guru mereka atau meminta guru mereka untuk membuatkannya untuk mereka agar hasilnya tidak jelek. Sebaliknya, jika mereka diberikan gumpalan lilin malam dan diminta untuk membuat sesuatu yang mengingatkan mereka tentang Yesus Juru Selamat kita, kekuatan kreatif pikiran anak-anak akan menciptakan bermacam-macam simbol dan ide-ide. Berkaitan dengan penerapan permainan yang dapat benar-benar mendidik, daftar pertanyaan-pertanyaan evaluasi berikut ini dapat menolong Anda melihat kembali kegiatan kelas saat menggunakan metode ini: 1. Apakah permainan itu dinikmati semua murid? 2. Apakah ada keahlian-keahlian baru yang dikembangkan selama belajar di kelas? 3. Setelah permainan, apakah diskusi kelompok berjalan dengan baik? 4. Apakah permainan itu mengembangkan sikap kerjasama sosial mereka? 5. Apakah anak-anak terlalu bergantung kepada guru selama permainan? 6. Apakah permainan menjadi sangat menyenangkan anak-anak sehingga mereka tidak dapat tenang dalam kegiatan kelas berikutnya? 7. Apakah permainan ini benar-benar memiliki tujuan, atau sekadar pengisi waktu saja? 8. Jika kita menggunakan permainan ini sebelumnya, apakah anak-anak menunjukkan perkembangan mereka kali ini? (t/Uly) Diterjemahkan dan disunting dari: Judul artikel asli: Instructive Play as Learning Judul buku: 24 Ways to Improve Your Teaching Penulis: Kenneth O. Gangel Penerbit: SP Publication Inc., Amerika Serikat 1974 Halaman: 73 -- 77 ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU "Kita terlalu sering memberi anak-anak jawaban untuk mereka ingat daripada masalah untuk dipecahkan" (Roger Lewin) ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR 1 BUKU TANPA KATA Bacaan: Ibrani 13:17. Tema: Ketaatan akan perintah. Ajarlah anak untuk mengenal arti warna. Melalui warna tersebut, anak-anak diperintahkan untuk melakukan gerakan tubuh. Bahan: 1. Beberapa lembar kertas karton berwarna merah, hitam, emas, hijau. 2. Spidol atau krayon. 3. Ruangan kelas yang luas. Petunjuk kegiatan: 1. Siapkan empat kertas karton berwarna (merah, hitam, emas, hijau) atau anak sekolah minggu mewarnai kertas polos dengan spidol atau krayon. 2. Terangkan arti masing-masing warna kepada anak-anak: merah (darah Yesus), hitam (dosa), emas (Allah), hijau (bertumbuh dan lebih mengenal Yesus). 3. Jika Anda mengangkat sebuah kertas berwarna, anak-anak diminta untuk melakukan gerakan atau kegiatan yang diasosiasikan dengan warna itu. Contoh, jika mengangkat warna hijau, anak harus berdoa atau bernyanyi memuji Tuhan. 4. Lanjutkan mengangkat kertas-kertas warna lainnya sehingga gerakan atau kegiatan berubah. Tujuan: 1. Memperkenalkan kepada anak-anak tentang warna dasar. 2. Melalui warna-warna, guru sekolah minggu dapat mengajarkan tentang arti dari warna tersebut. 3. Mengembangkan keterampilan kognitif berpikir. 4. Pengembangan motorik kasar. 5. Interaksi sosial. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul artikel asli: Permainan Warna dan Gerak Judul buku: 20 Peraga Sekolah Minggu Asyik Penulis: Igrea Siswanto Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006 Halaman: 43 -- 44 ____________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR 2 PRUI Waktu: 25 menit Alat: kain penutup mata sebanyak peserta Peserta: perorangan "Prui", kata ini tidak memunyai arti apa-apa. Dalam permainan ini, peserta berusaha mencari "Prui" ini. Bagikan kain untuk menutup mata kepada semua peserta. Sebarlah peserta ke seluruh ruangan. Jelaskan bahwa Anda akan menepuk punggung seseorang yang akan menjadi "Prui". Si Prui ini tidak perlu mengenakan kain penutup mata. Saat aba-aba diberikan, semua peserta harus berjalan pelan-pelan dan hati-hati untuk mencari Prui. Jika ada yang menyentuh peserta lain, mereka berdua berjabat tangan dan yang satu bertanya, "Prui?" Jika orang itu menjawab "bukan", berarti dia harus mencari lagi. Tapi, jika orang yang ditanya diam saja, berarti dialah prui itu. Orang yang menyentuh Prui itu boleh membuka penutup matanya dan dia juga menjadi Prui. Permainan ini selesai apabila semua orang telah menjadi Prui. Catatan: Permainan ini bertujuan untuk membangun kepercayaan dan komunikasi. Sebaiknya ada pemisahan antara kelompok laki-laki dan perempuan. "Saudara yakin bahwa saudara adalah pemimpin orang buta dan terang bagi mereka yang berada di dalam kegelapan" (Roma 2:19 BIS) Diambil dari: Judul buku: 20 Permainan Asyik (2) Penulis: Purnawan Kristanto Penerbit: ANDI, Yogyakarta Halaman: 101 _____________________________________________________________________ WARNET PENA IDE MENARIK KEGIATAN SEKOLAH MINGGU http://www.sundayschoolcrafts.com Tidak perlu bingung saat mempersiapkan aktivitas untuk sekolah minggu Anda. Situs SundaySchoolCrafts.com berbahasa Inggris ini menyajikan banyak ide kreatif untuk sekolah minggu, mulai dari ide sederhana seperti "class attendance" (absen kelas), "bringing Bible to class" (membawa Alkitab ke kelas), "bringing a friend" (membawa teman), "memorizing Bible verse" (mengingat ayat emas), "good deeds" (melakukan perbuatan baik), dll. sampai ke ide-ide untuk aktivitas, seperti "alphabet letter word game" (permainan huruf alfabet), "advent calendar" (kalender adven), "basket of blessings" (keranjang berkat), "Bible craft" (prakarya Alkitab), "birthday cake for Jesus" (kue ulang tahun untuk Yesus), dll.. Selain itu, terdapat pula kategori Crafts (prakarya), Craft Recipes (prakarya yang menggunakan resep), Recipes (resep makanan sederhana), dan Activities (aktivitas). Nah, menarik sekali bukan? Situs ini akan sangat membantu pelayanan sekolah minggu supaya menjadi lebih berkreasi dan firman Tuhan dapat dihidupkan dalam hati anak-anak. Selamat melayani! _____________________________________________________________________ Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih, Santi Titik Lestari Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |