Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/475

e-BinaAnak edisi 475 (25-3-2010)

Kebangkitan Kristus: Sukacita

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 475/Maret/2010

  - SALAM DARI REDAKSI:
  - ARTIKEL: Sukacita Kebangkitan
  - MUTIARA GURU
  - BAHAN MENGAJAR 1: Naskah Drama: Yesus Hidup!
  - BAHAN MENGAJAR 2: Kreasi Sulap: Menjadi Manusia Baru
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>

        Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
        Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

  Shalom,

  Apakah Anda sudah siap memperingati kematian dan kebangkitan Yesus
  Kristus, Tuhan kita? Redaksi berharap bahwa selama minggu-minggu
  sebelum peringatan tersebut hati kita boleh semakin diperbarui dan
  memiliki kerinduan yang lebih dalam lagi untuk mengasihi Dia, yang
  telah terlebih dahulu mengasihi kita. Mari, siapkan pula hati
  anak-anak layan kita untuk memasuki masa-masa peringatan kematian

  dan kebangkitan Kristus. Semoga sajian sepanjang bulan Maret ini
  dapat membantu kita semua, termasuk anak-anak layan kita untuk
  menemukan ucapan syukur sejati atas keselamatan kekal yang telah Dia
  anugerahkan bagi kita.

  Simaklah artikel, naskah drama, dan kreasi sulap dalam edisi
  e-BinaAnak kali ini yang dapat Anda pakai untuk menolong anak-anak
  layan Anda merasakan sukacita kebangkitan Tuhan kita. Selamat
  menyimak!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana
  http://pepak.sabda.org
  http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
 "Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
     baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
       dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
   demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru." (Roma 6:4)
               < http://alkitab.sabda.org/?Roma+6:4 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL

                          SUKACITA KEBANGKITAN
                          Pdt. Sutjipto Subeno

  Yohanes 16:20-23

  Kalimat yang sifatnya paralel dan terbalik yang diungkapkan oleh
  Yesus dalam Yohanes 16:16 membingungkan para murid. Sebenarnya,
  Yesus ingin mengingatkan kembali pada para murid akan kematian dan
  kebangkitan Kristus yang telah diungkapkan-Nya. Matius mencatat hal
  ini sedikitnya empat kali (16:21, 17:22-23, 20:17-19, 26:2). Namun
  demikian, para murid tetap tidak mengerti. Hal ini ditunjukkan
  dengan reaksi Petrus yang keras, ia menjauhkan Yesus dan menegur Dia
  (Matius 16:22). Mereka menganggap perkataan Kristus tidak logis.

  Kita telah memahami bahwa konsep logika kitalah yang menyebabkan
  kesulitan untuk mengerti firman. Manusia memiliki logika atau akal
  budi sedang binatang tidak dan hal ini diakui oleh para filsuf
  penganut teori evolusi. Jadi jika akal budi bukan produk evolusi
  lalu dari manakah akal budi ini berasal? Jawaban tersebut hanya ada
  dalam firman Tuhan, kebenaran yang sejati. Penganut teori evolusi
  menggunakan akal budi (logika) yang telah rusak dalam mendidik
  manusia tapi sering kali pikiran mereka justru tidak dapat
  dimengerti akal (tidak logis); kita tidak menyadari kalau logika
  berpikir kita telah dirusak oleh logika dunia. Celakanya lagi,
  manusia menggunakan logika yang telah rusak tersebut sebagai standar
  untuk menentukan kebenaran.

  Petrus mengalami hal ini, perkataan Yesus yang adalah kebenaran
  sejati ditolaknya karena: 1) tidak sesuai dengan logikanya -- dan
  lebih celaka lagi, ia berpikir bahwa Yesus yang salah, 2) Petrus
  menggunakan logika teologis, yaitu Allah pasti menjauhkan Yesus dari
  hal-hal buruk seperti: dianiaya, mati, dan dibunuh, karena Yesus
  adalah anak Allah. Seharusnya Petrus sadar bahwa justru karena Yesus
  anak Allah maka semua yang dikatakannya merupakan kebenaran.

  Kata "sesaat" yang dimaksud Yesus menunjuk pada suatu peristiwa
  penting dan menjadi tonggak sejarah yaitu Kristus mati dan bangkit
  menebus dosa manusia. "Tinggal sesaat" lagi murid-murid akan
  mengalami suatu perubahan suasana, sikap, dan pengertian melalui
  kematian dan kebangkitan Kristus. Tuhan Yesus menggambarkan
  perubahan ini seperti seorang perempuan yang mengalami sakit saat ia
  melahirkan tetapi ia akan bersukacita karena seorang manusia telah
  lahir (Yohanes 16:21). Pengalaman yang dialami para murid bukanlah
  hal yang sederhana. Andaikan kita berada dan mengalami situasi yang
  sama seperti yang dialami para murid maka kita pasti juga tidak
  mengerti apa yang menjadi maksud Tuhan dan keterkaitannya antara
  kematian dan kebangkitan Kristus.

  Melihat kematian Kristus dengan mata kepala sendiri merupakan
  pengalaman yang sangat mengerikan dan membuat para murid kecewa,
  tidak ada lagi pengharapan. Petrus, Yohanes, dan para murid yang
  lain telah meninggalkan pekerjaan mereka dan memilih untuk mengikut
  Kristus karena mereka melihat kuasa Kristus yang dapat membangkitkan
  orang mati dan melakukan banyak mukjizat. Mereka berharap dapat
  memperoleh kebahagiaan dunia jika Kristus menjadi Raja dunia dan
  mereka akan duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus. Bukankah hal ini
  juga kita jumpai sekarang: orang menggantungkan pengharapannya pada
  hal-hal yang bersifat duniawi, seperti kekayaan, kekuasaan,
  kepandaian, dan lain-lain. Mereka tidak menyadari bahwa hal-hal
  duniawi tersebut justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan
  hidup mereka.

  Tuhan Yesus tidak pernah memberitahukan cara kematian-Nya pada para
  murid karena Ia tahu pasti akan timbul kekecewaan. Salib merupakan
  lambang kutuk dan hina hanya orang yang melakukan tindak hukum yang
  berat saja yang dihukum demikian. Salib diletakkan di atas gunung
  dengan tujuan agar setiap orang yang lewat mencaci dan
  mengolok-oloknya. Darah yang menetes sedikit demi sedikit melalui
  kaki dan tangan yang dipaku menyebabkan kematian secara perlahan dan
  sangat menderita. Yesus mengetahui bahwa waktu bagi-Nya untuk mati
  hanya tinggal sesaat lagi dan pada saat itu para murid akan
  berdukacita tetapi tinggal sesaat saja pula para murid akan melihat
  Yesus lagi (Yohanes 16:16).

  Tuhan mau menunjukkan tentang hal mengikut Dia, yaitu kita harus
  menyangkal diri dan memikul salib. Dunia selalu memikirkan
  keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh bila mengikut Yesus.
  Janganlah kita mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan
  para murid. Mereka telah menyaksikan Yesus yang berkuasa atas badai
  dan kematian, Yesus banyak melakukan mukjizat tetapi dapat ditangkap
  tanpa melakukan perlawanan yang berarti padahal seharusnya dengan
  kuasa-Nya Ia mampu melawan. Bukankah para prajurit langsung jatuh
  tersungkur saat mau menangkap Yesus? Para murid sangat kecewa atas
  kejadian dan keadaan yang menimpa Yesus; mereka telah kehilangan
  pengharapan. Andaikan kita berada dan mengalami hal yang sama
  seperti yang dialami para murid pada waktu itu, kita pun pasti juga
  akan bersikap sama seperti mereka, bukan?

  Dalam perjalanan iman kita Tuhan menguji dengan memperkenankan kita
  masuk dalam suatu lembah kekelaman, sampai sejauh manakah kita setia
  mengikut Tuhan dan apa motivasi kita mengikut Dia? Apakah karena
  ambisi diri, keinginan diri, atau ada sesuatu yang kita cari demi
  ego kita? Benarkah kita beriman pada Kristus ataukah kita beriman
  pada diri sendiri dengan memanipulasi Kristus? Ingat, Iblis sedang
  menampi saat iman kita sedang diuji, karena itu tetaplah teguh,
  selalu bersandar dan peka pimpinan Tuhan. Konsep inilah yang ada
  pada konsep-konsep agama di dunia.

  Agama dunia tidak percaya pada objek kepercayaannya tapi percaya
  pada diri sendiri dan memanipulasi objek kepercayaannya tersebut
  demi keuntungan diri sendiri. Seseorang yang memunyai kepercayaan
  demikian mudah berpaling ke agama baru yang lebih menguntungkan.
  Kebenaran agama bukan hal yang mutlak lagi. Kekristenan justru
  mengajarkan hal yang berbeda dengan dunia: percaya Kristus sebagai
  Tuhan berarti menyerahkan seluruh hidup kita dalam pimpinan-Nya dan
  mau tunduk di bawah pimpinan-Nya.

  "Tinggal sesaat lagi" bukanlah akhir dari segalanya akan tetapi
  menjadi titik awal saat kita dapat menaruh pengharapan kita

  pada-Nya. Andaikata Kristus tidak bangkit -- seperti yang Paulus
  katakan kepada jemaat di Korintus -- maka seluruh kepercayaan kita
  menjadi sia-sia (1 Korintus 15:14). Lalu apa bedanya kekristenan
  dengan agama dunia? Puji Tuhan, Kristus bangkit seperti yang
  dikatakannya, "tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku"
  (Yohanes 16:16b) dan saat itu anak-anak Tuhan akan bersukacita.

  Tuhan akan menopang pada saat kita mengalami penderitaan jika kita
  mau bersandar pada-Nya. Dia ubahkan dukacita kita menjadi sukacita
  dan kita akan berkemenangan. Sebaliknya, sekarang dunia bersukacita
  atas dukacita yang dialami anak-anak Tuhan dan akan berakhir dengan
  kehancuran. Seperti obat yang bersalut gula-gula hanya sementara
  terasa manis dan kemudian pahit itulah sukacita dunia hanya bersifat
  sementara; sukacita surgawi, sebaliknya, bersifat kekal.

  Logika para murid yang belum diubahkan membuat mereka sukar untuk
  memercayai realita kebangkitan Kristus, malahan mereka menduga mayat
  Yesus telah dicuri dan Tomas pun ingin bukti (Yohanes 16:25). Kalau
  kita dapat menalar dengan logika yang tepat akan kematian dan
  kebangkitan Kristus maka kita akan memperoleh sukacita sejati. Yang
  dimaksud dengan sukacita sejati adalah sebagai berikut:

  1. Sukacita surgawi yang bersifat kekal.

  Dunia hanya memberikan sukacita semu, dan setelah itu kita mengalami
  dukacita kekal. Jangan berpikir bahwa kesusahan yang kita alami
  sekarang hanya sementara dan berharap akan memperoleh kebahagiaan
  kelak. Ingat, dunia tidak akan pernah memberikan sukacita sejati
  baik sekarang maupun di masa yang akan datang! Kenapa sukacita
  duniawi mudah berubah? Karena sukacita duniawi selalu digerakkan
  oleh hal-hal duniawi yang bersifat sementara; si pencetus sukacita
  itu sendiri dibatasi oleh ruang dan waktu.

  Salah satu cara dunia bersukacita adalah dengan menertawakan
  kesusahan orang lain. Kesusahan orang lain mereka jadikan sebagai
  bahan lelucon untuk menghibur orang lain yang tidak jarang dengan
  disaksikan oleh banyak orang melalui berbagai media, salah satunya
  media elektronik. Apakah kita akan bersukacita jika kita sendiri
  dijadikan bahan tertawaan demi untuk menghibur orang lain?
  Menertawakan penderitaan orang lain menunjukkan rendahnya moral
  manusia. Orang Kristen bersukacita karena Allah menyelamatkan jiwa
  dan sukacita tersebut bersifat kekal.

  Apalah artinya sukacita jika seluruh hidup kita berakhir dengan
  kematian kekal? Sebaliknya dukacita kita sekarang tidaklah berarti
  dibanding dengan surga dan kemuliaan yang akan kita dapatkan.

  2. Sukacita yang bersifat agung dan mulia.

  Kejatuhan manusia dalam dosa menyebabkan ia telah kehilangan
  kemuliaan Allah dan hal inilah yang membuat manusia hidup sengsara
  hingga detik ini. Oleh karena itu wajarlah kalau manusia selalu
  mencari kemuliaan diri yang telah hilang tersebut. Tetapi kemuliaan
  tersebut tidak akan pernah didapat karena yang hilang adalah
  kemuliaan Allah. Orang yang mencari kemuliaan diri selalu "gila
  hormat" dan karena itu ia tidak akan pernah bersukacita; ia menjadi
  marah apabila ada orang lain yang tidak menghormatinya. Sukacita
  terbesar justru kita dapatkan saat kita ditebus dari dosa dan kita
  mendapatkan kembali kemuliaan Allah. Adalah lebih berharga jika
  Tuhan yang menghargai dan memuji kita kelak di surga.

  Manusia hanya melihat apa yang nampak, maka wajarlah bila orang
  menghargai dan menghormati karena ia melihat ada keuntungan di
  baliknya. Janganlah kita mengandalkan sukacita dari dunia yang
  menjanjikan kemuliaan pada kita hanya bila kita dianggap
  menguntungkan, tetapi kemudian dihinakan setelah dunia tidak dapat
  meraup keuntungan dari kita; bersukacitalah sebab Allah memberikan
  kemuliaan kekal yang tidak dapat diambil oleh siapa pun sehingga
  harkat dan martabat kita tidak tergantung oleh siapa pun.

  3. Sukacita kebangkitan yang memperdamaikan manusia dengan Allah.

  Dalam diri manusia ada kesadaran bahwa akhir dari kehidupan dunia
  adalah kematian dan kesengsaraan. Hanya kematian dan kebangkitan
  Kristus yang dapat memperdamaikan kita -- orang yang seharusnya
  dimurkai -- dengan Allah. Dua pertanyaan oleh para murid di Yohanes
  16:17, "Apakah artinya Ia berkata kepada kita: Tinggal sesaat saja
  dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu
  akan melihat Aku? Dan: Aku pergi kepada Bapa?" oleh Calvin
  digabungkan menjadi satu sehingga ia kehilangan kekayaan pengertian.
  Tuhan Yesus justru memisahkannya dan Lenski juga melihat kekayaan
  dari pengertian firman dari pertanyaan para murid jika pertanyaan
  tersebut dipisahkan. Pertanyaan pertama dijawab oleh Tuhan Yesus
  dalam ayat 20-23, sedang jawaban pertanyaan kedua ada dalam ayat
  24-33.

  Kembalinya Kristus kepada Bapa berdampak besar bagi anak-anak Tuhan,
  yaitu hubungan kita dengan Bapa yang telah rusak dipulihkan kembali.
  Ia memperkenankan kita menyebut Dia dengan sebutan Bapa. Kematian
  dan kebangkitan Kristus memperdamaikan kembali hubungan Bapa dan
  anak yang telah rusak. Orang selalu berusaha mencari cara untuk
  berdamai dengan Allah namun selalu gagal sebab yang turun adalah
  murka Allah terhadap manusia yang telah melawan Dia. Celakalah kita
  bila Allah tidak berkenan kita temui.

  Sukacita sejati kita dapatkan hanya dalam Kristus. Dunia memberikan
  sukacita yang sementara dan kemudian berakhir dengan kesengsaraan
  kekal sedang Kristus memberikan sukacita sejati yang bersifat kekal.
  Ingatlah, segala kesusahan yang kita alami kini di dunia hanyalah
  sementara saja dan jangan takut, Tuhan akan menolong dan memimpin
  kita sehingga kita akan mendapat sukacita kekal. Sukacita manakah
  yang ingin kita dapatkan? Putuskanlah sekarang karena besok akan
  terlambat. Amin.

  Diambil dari:
  Nama situs: Gereja Reformed Injili Indonesia Surabaya-Andhika
  Pengkhotbah: Pdt. Sutjipto Subeno
  Penulis transkrip: tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/2003/20031012.htm
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

      "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia."
                            (Yohanes 1:4)
_____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 1

                        NASKAH DRAMA: YESUS HIDUP!

  Pemeran:
  1. Lima orang murid Yesus.
  2. Empat orang wanita.
  3. Dua orang tentara.
  4. Narator

  (Jika pemainnya tidak banyak, kurangilah pemeran murid Yesus dan
  wanita. Gabungkanlah dialognya. Jika pemerannya banyak, tambahkanlah
  jumlah murid Yesus yang berbicara dalam naskah ini dan atur lagi
  dialognya.)

  Naskah:

  Narator: Murid-murid Yesus sedang duduk bersama dalam sebuah
           ruangan. Mereka sedang mengobrol.

  Murid 1: Aku tidak percaya Yesus mati.

  Murid 2: Aku melihat tentara-tentara menyeret Dia di sepanjang jalan
           Yerusalem, dan Yesus dibawa ke luar kota.

  Murid 1: Ya, lalu mereka memaku tangan dan kaki-Nya....

  Murid 3: Mereka meletakan salib itu di atas lubang besar agar
           salib itu berdiri tegak, dan Yesus pun mati di kayu salib.

  Murid 4: Aku menolong menurunkan Dia dari atas kayu salib dan
           memakaikan pakaian bersih di badan-Nya. Kami bawa Dia ke
           sebuah taman di luar kota untuk dikubur.

  Murid 5: Aku juga di sana waktu itu. Aku melihat tentara menutup
           lubang kuburnya dengan sebuah batu yang sangat besar dan
           mereka berjaga di situ.

  Murid 2: Sudah hampir 2 hari, tapi aku masih takut.

  Murid 3: Aku juga. Kamu yakin kubur itu sudah tertutup rapat, kan?

  [Para tentara memerankan apa yang dikatakan Narator.]

  Narator: Taman tempat Yesus dikuburkan; suasananya sangat hening.
           Salah satu tentara berdiri, dan tentara yang lain duduk di
           tanah. Tiba-tiba, gempa bumi terjadi! Tentara-tentara
           menjadi sangat ketakutan! Malaikat Tuhan datang dari surga.
           Di depan mata para tentara yang dihantui ketakutan,
           malaikat tersebut mendorong batu besar yang menutup kubur
           Yesus! Kubur itu pun terbuka! Seorang tentara badannya
           bergetar karena ketakutan. Malaikat itu menatap mereka dan
           mereka merasa seperti orang mati. Kemudian, suasana pun
           hening kembali.

  [Para wanita tiba membawa rempah-rempah dan minyak wangi; mereka
  berjalan menuju kubur Yesus.]

  Wanita 1: Aku tidak tahu kita dapat berbuat apa. Batu kubur itu
            sangat besar.

  Wanita 2: Aku mengerti. Aku rasa kita berempat tidak akan bisa
            menggulingkan batu itu.

  Wanita 3: Mungkin ada seseorang di sekitar sini yang dapat menolong
            kita.

  Wanita 4 (yang telah mendahului mereka ke tempat tersebut): Tidak
           mungkin!

  Wanita 1: Ada apa?

  [Wanita 1, 2, 3, menyusul wanita 4]

  Wanita 4: Kuburnya TERBUKA!

  Wanita 2: TERBUKA?

  Wanita 3: Apa yang kamu maksud "Terbuka"?

  Wanita 4: Batu itu sudah digulingkan.

  [Mereka pergi sedikit mendekat]

  Semua wanita: Yesus hilang! Yesus hilang!

  Narator: Tiba-tiba, dua malaikat muncul di hadapan para wanita.
           Mereka berkata, "Jangan takut. Yesus hidup. Ia bangkit! Ia
           telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya."

  [Wanita 1 berlari ke tempat para murid]

  Wanita 1: Dia bangkit! Dia bangkit! Yesus bangkit!

  Murid 1: Tidak mungkin!

  Murid 2: Ayo kita lihat sendiri.

  (Murid 1 dan 2 pergi ke kubur terbuka itu. Mereka mengintip ke
  dalam.)

  Murid 1: Yesus tidak ada!

  Murid 2: Kain kafannya masih di sini. Tapi Yesus tidak ada!

  [Para murid dan wanita pergi menuju tempat para murid yang lain
  berkumpul.]

  Murid 1: Yesus hilang!

  Murid 4: Apa maksudmu "HILANG"?

  Murid 1: Batu kubur sudah digulingkan dan kubur itu sekarang kosong!

  Murid 3: Tapi, bagaimana mungkin?

  Murid 4: Aku takut sekali sekarang.

  Murid 5: Aku juga. Kamu yakin kubur itu sudah ditutup rapat?

  Narator: Malam itu, di depan mata mereka, Yesus muncul! Dia berkata
           kepada mereka, "Mengapa kalian ketakutan? Aku Yesus.
           Lihatlah bekas paku di tangan-Ku. Lihatlah kakiku; kalian
           bisa melihat bekas-bekas paku itu."

  Para murid dan wanita: Yesus! Engkau Hidup! Engkau Hidup! (t/Uly)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Children`s Ministry Ideas Unlimited
  Judul artikel asli: Jesus Is Alive! Easter Skit
  Penulis: Betty B. Robertson
  Alamat URL: http://childrensministryideasunlimited.blogspot.com/2008/
              01/jesus-is-alive-easter-skit.html

____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 2

                   KREASI SULAP: MENJADI MANUSIA BARU

  Persiapan:
  1. Balon warna hitam, merah, dan putih.
  2. Paku payung, lem, dan pompa tangan.

  Cara bermain:
  Tunjukkan sebuah balon berwarna hitam, kemudian letuskan secara
  tiba-tiba, maka balon akan berubah warna menjadi merah. Kemudian
  letuskan balon merah tersebut, maka balon akan berubah warna menjadi
  putih.

  Rahasianya:
  1. Masukkan balon warna putih dalam balon warna merah, kemudian
     masukkan lagi ke dalam balon warna hitam sebelum diisi angin.

  2. Sekarang, Anda memunyai sebuah balon warna hitam yang di dalamnya
     berisi balon warna merah dan putih. Lalu, pompa balon warna putih
     dan isi sedikit balon hitam dan merah agar ada rongga di antara
     balon tersebut.

  3. Letuskan balon tersebut dengan cara menusuknya dengan paku payung
     yang telah Anda lekatkan di kuku jari tangan Anda tanpa terlihat.

  Pelajaran rohani:
  "Janganlah engkau heran, karena aku berkata kepadamu: Kamu harus
  dilahirkan kembali." (Yohanes 3:7)

  Permainan sulap ini dapat digunakan sebagai ilustrasi proses menjadi
  manusia baru dengan perubahan warna balon hitam yang melambagkan
  manusia berdosa, lalu ditebus dengan darah Yesus yang dilambangkan
  dengan balon merah. Akhirnya manusia yang telah dilahirkan kembali
  menjadi manusia baru dengan hati yang suci, yang dilambangkan dengan
  balon putih.

  Diambil dari:
  Nama buku: 16 Sulap Asyik: Cara Kreatif Mengajarkan Firman Tuhan
                             kepada Anak-Anak
  Penulis: Igrea Siswanto
  Penerbit: Andi, Yogyakarta 2007
  Halaman: 51 -- 52
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org