Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/475 |
|
e-BinaAnak edisi 475 (25-3-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 475/Maret/2010 - SALAM DARI REDAKSI: - ARTIKEL: Sukacita Kebangkitan - MUTIARA GURU - BAHAN MENGAJAR 1: Naskah Drama: Yesus Hidup! - BAHAN MENGAJAR 2: Kreasi Sulap: Menjadi Manusia Baru ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI Shalom, Apakah Anda sudah siap memperingati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Tuhan kita? Redaksi berharap bahwa selama minggu-minggu sebelum peringatan tersebut hati kita boleh semakin diperbarui dan memiliki kerinduan yang lebih dalam lagi untuk mengasihi Dia, yang telah terlebih dahulu mengasihi kita. Mari, siapkan pula hati anak-anak layan kita untuk memasuki masa-masa peringatan kematian dan kebangkitan Kristus. Semoga sajian sepanjang bulan Maret ini dapat membantu kita semua, termasuk anak-anak layan kita untuk menemukan ucapan syukur sejati atas keselamatan kekal yang telah Dia anugerahkan bagi kita. Simaklah artikel, naskah drama, dan kreasi sulap dalam edisi e-BinaAnak kali ini yang dapat Anda pakai untuk menolong anak-anak layan Anda merasakan sukacita kebangkitan Tuhan kita. Selamat menyimak! Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana http://pepak.sabda.org http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ "Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru." (Roma 6:4) < http://alkitab.sabda.org/?Roma+6:4 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL SUKACITA KEBANGKITAN Pdt. Sutjipto Subeno Yohanes 16:20-23 Kalimat yang sifatnya paralel dan terbalik yang diungkapkan oleh Yesus dalam Yohanes 16:16 membingungkan para murid. Sebenarnya, Yesus ingin mengingatkan kembali pada para murid akan kematian dan kebangkitan Kristus yang telah diungkapkan-Nya. Matius mencatat hal ini sedikitnya empat kali (16:21, 17:22-23, 20:17-19, 26:2). Namun demikian, para murid tetap tidak mengerti. Hal ini ditunjukkan dengan reaksi Petrus yang keras, ia menjauhkan Yesus dan menegur Dia (Matius 16:22). Mereka menganggap perkataan Kristus tidak logis. Kita telah memahami bahwa konsep logika kitalah yang menyebabkan kesulitan untuk mengerti firman. Manusia memiliki logika atau akal budi sedang binatang tidak dan hal ini diakui oleh para filsuf penganut teori evolusi. Jadi jika akal budi bukan produk evolusi lalu dari manakah akal budi ini berasal? Jawaban tersebut hanya ada dalam firman Tuhan, kebenaran yang sejati. Penganut teori evolusi menggunakan akal budi (logika) yang telah rusak dalam mendidik manusia tapi sering kali pikiran mereka justru tidak dapat dimengerti akal (tidak logis); kita tidak menyadari kalau logika berpikir kita telah dirusak oleh logika dunia. Celakanya lagi, manusia menggunakan logika yang telah rusak tersebut sebagai standar untuk menentukan kebenaran. Petrus mengalami hal ini, perkataan Yesus yang adalah kebenaran sejati ditolaknya karena: 1) tidak sesuai dengan logikanya -- dan lebih celaka lagi, ia berpikir bahwa Yesus yang salah, 2) Petrus menggunakan logika teologis, yaitu Allah pasti menjauhkan Yesus dari hal-hal buruk seperti: dianiaya, mati, dan dibunuh, karena Yesus adalah anak Allah. Seharusnya Petrus sadar bahwa justru karena Yesus anak Allah maka semua yang dikatakannya merupakan kebenaran. Kata "sesaat" yang dimaksud Yesus menunjuk pada suatu peristiwa penting dan menjadi tonggak sejarah yaitu Kristus mati dan bangkit menebus dosa manusia. "Tinggal sesaat" lagi murid-murid akan mengalami suatu perubahan suasana, sikap, dan pengertian melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Tuhan Yesus menggambarkan perubahan ini seperti seorang perempuan yang mengalami sakit saat ia melahirkan tetapi ia akan bersukacita karena seorang manusia telah lahir (Yohanes 16:21). Pengalaman yang dialami para murid bukanlah hal yang sederhana. Andaikan kita berada dan mengalami situasi yang sama seperti yang dialami para murid maka kita pasti juga tidak mengerti apa yang menjadi maksud Tuhan dan keterkaitannya antara kematian dan kebangkitan Kristus. Melihat kematian Kristus dengan mata kepala sendiri merupakan pengalaman yang sangat mengerikan dan membuat para murid kecewa, tidak ada lagi pengharapan. Petrus, Yohanes, dan para murid yang lain telah meninggalkan pekerjaan mereka dan memilih untuk mengikut Kristus karena mereka melihat kuasa Kristus yang dapat membangkitkan orang mati dan melakukan banyak mukjizat. Mereka berharap dapat memperoleh kebahagiaan dunia jika Kristus menjadi Raja dunia dan mereka akan duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus. Bukankah hal ini juga kita jumpai sekarang: orang menggantungkan pengharapannya pada hal-hal yang bersifat duniawi, seperti kekayaan, kekuasaan, kepandaian, dan lain-lain. Mereka tidak menyadari bahwa hal-hal duniawi tersebut justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan hidup mereka. Tuhan Yesus tidak pernah memberitahukan cara kematian-Nya pada para murid karena Ia tahu pasti akan timbul kekecewaan. Salib merupakan lambang kutuk dan hina hanya orang yang melakukan tindak hukum yang berat saja yang dihukum demikian. Salib diletakkan di atas gunung dengan tujuan agar setiap orang yang lewat mencaci dan mengolok-oloknya. Darah yang menetes sedikit demi sedikit melalui kaki dan tangan yang dipaku menyebabkan kematian secara perlahan dan sangat menderita. Yesus mengetahui bahwa waktu bagi-Nya untuk mati hanya tinggal sesaat lagi dan pada saat itu para murid akan berdukacita tetapi tinggal sesaat saja pula para murid akan melihat Yesus lagi (Yohanes 16:16). Tuhan mau menunjukkan tentang hal mengikut Dia, yaitu kita harus menyangkal diri dan memikul salib. Dunia selalu memikirkan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh bila mengikut Yesus. Janganlah kita mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan para murid. Mereka telah menyaksikan Yesus yang berkuasa atas badai dan kematian, Yesus banyak melakukan mukjizat tetapi dapat ditangkap tanpa melakukan perlawanan yang berarti padahal seharusnya dengan kuasa-Nya Ia mampu melawan. Bukankah para prajurit langsung jatuh tersungkur saat mau menangkap Yesus? Para murid sangat kecewa atas kejadian dan keadaan yang menimpa Yesus; mereka telah kehilangan pengharapan. Andaikan kita berada dan mengalami hal yang sama seperti yang dialami para murid pada waktu itu, kita pun pasti juga akan bersikap sama seperti mereka, bukan? Dalam perjalanan iman kita Tuhan menguji dengan memperkenankan kita masuk dalam suatu lembah kekelaman, sampai sejauh manakah kita setia mengikut Tuhan dan apa motivasi kita mengikut Dia? Apakah karena ambisi diri, keinginan diri, atau ada sesuatu yang kita cari demi ego kita? Benarkah kita beriman pada Kristus ataukah kita beriman pada diri sendiri dengan memanipulasi Kristus? Ingat, Iblis sedang menampi saat iman kita sedang diuji, karena itu tetaplah teguh, selalu bersandar dan peka pimpinan Tuhan. Konsep inilah yang ada pada konsep-konsep agama di dunia. Agama dunia tidak percaya pada objek kepercayaannya tapi percaya pada diri sendiri dan memanipulasi objek kepercayaannya tersebut demi keuntungan diri sendiri. Seseorang yang memunyai kepercayaan demikian mudah berpaling ke agama baru yang lebih menguntungkan. Kebenaran agama bukan hal yang mutlak lagi. Kekristenan justru mengajarkan hal yang berbeda dengan dunia: percaya Kristus sebagai Tuhan berarti menyerahkan seluruh hidup kita dalam pimpinan-Nya dan mau tunduk di bawah pimpinan-Nya. "Tinggal sesaat lagi" bukanlah akhir dari segalanya akan tetapi menjadi titik awal saat kita dapat menaruh pengharapan kita pada-Nya. Andaikata Kristus tidak bangkit -- seperti yang Paulus katakan kepada jemaat di Korintus -- maka seluruh kepercayaan kita menjadi sia-sia (1 Korintus 15:14). Lalu apa bedanya kekristenan dengan agama dunia? Puji Tuhan, Kristus bangkit seperti yang dikatakannya, "tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku" (Yohanes 16:16b) dan saat itu anak-anak Tuhan akan bersukacita. Tuhan akan menopang pada saat kita mengalami penderitaan jika kita mau bersandar pada-Nya. Dia ubahkan dukacita kita menjadi sukacita dan kita akan berkemenangan. Sebaliknya, sekarang dunia bersukacita atas dukacita yang dialami anak-anak Tuhan dan akan berakhir dengan kehancuran. Seperti obat yang bersalut gula-gula hanya sementara terasa manis dan kemudian pahit itulah sukacita dunia hanya bersifat sementara; sukacita surgawi, sebaliknya, bersifat kekal. Logika para murid yang belum diubahkan membuat mereka sukar untuk memercayai realita kebangkitan Kristus, malahan mereka menduga mayat Yesus telah dicuri dan Tomas pun ingin bukti (Yohanes 16:25). Kalau kita dapat menalar dengan logika yang tepat akan kematian dan kebangkitan Kristus maka kita akan memperoleh sukacita sejati. Yang dimaksud dengan sukacita sejati adalah sebagai berikut: 1. Sukacita surgawi yang bersifat kekal. Dunia hanya memberikan sukacita semu, dan setelah itu kita mengalami dukacita kekal. Jangan berpikir bahwa kesusahan yang kita alami sekarang hanya sementara dan berharap akan memperoleh kebahagiaan kelak. Ingat, dunia tidak akan pernah memberikan sukacita sejati baik sekarang maupun di masa yang akan datang! Kenapa sukacita duniawi mudah berubah? Karena sukacita duniawi selalu digerakkan oleh hal-hal duniawi yang bersifat sementara; si pencetus sukacita itu sendiri dibatasi oleh ruang dan waktu. Salah satu cara dunia bersukacita adalah dengan menertawakan kesusahan orang lain. Kesusahan orang lain mereka jadikan sebagai bahan lelucon untuk menghibur orang lain yang tidak jarang dengan disaksikan oleh banyak orang melalui berbagai media, salah satunya media elektronik. Apakah kita akan bersukacita jika kita sendiri dijadikan bahan tertawaan demi untuk menghibur orang lain? Menertawakan penderitaan orang lain menunjukkan rendahnya moral manusia. Orang Kristen bersukacita karena Allah menyelamatkan jiwa dan sukacita tersebut bersifat kekal. Apalah artinya sukacita jika seluruh hidup kita berakhir dengan kematian kekal? Sebaliknya dukacita kita sekarang tidaklah berarti dibanding dengan surga dan kemuliaan yang akan kita dapatkan. 2. Sukacita yang bersifat agung dan mulia. Kejatuhan manusia dalam dosa menyebabkan ia telah kehilangan kemuliaan Allah dan hal inilah yang membuat manusia hidup sengsara hingga detik ini. Oleh karena itu wajarlah kalau manusia selalu mencari kemuliaan diri yang telah hilang tersebut. Tetapi kemuliaan tersebut tidak akan pernah didapat karena yang hilang adalah kemuliaan Allah. Orang yang mencari kemuliaan diri selalu "gila hormat" dan karena itu ia tidak akan pernah bersukacita; ia menjadi marah apabila ada orang lain yang tidak menghormatinya. Sukacita terbesar justru kita dapatkan saat kita ditebus dari dosa dan kita mendapatkan kembali kemuliaan Allah. Adalah lebih berharga jika Tuhan yang menghargai dan memuji kita kelak di surga. Manusia hanya melihat apa yang nampak, maka wajarlah bila orang menghargai dan menghormati karena ia melihat ada keuntungan di baliknya. Janganlah kita mengandalkan sukacita dari dunia yang menjanjikan kemuliaan pada kita hanya bila kita dianggap menguntungkan, tetapi kemudian dihinakan setelah dunia tidak dapat meraup keuntungan dari kita; bersukacitalah sebab Allah memberikan kemuliaan kekal yang tidak dapat diambil oleh siapa pun sehingga harkat dan martabat kita tidak tergantung oleh siapa pun. 3. Sukacita kebangkitan yang memperdamaikan manusia dengan Allah. Dalam diri manusia ada kesadaran bahwa akhir dari kehidupan dunia adalah kematian dan kesengsaraan. Hanya kematian dan kebangkitan Kristus yang dapat memperdamaikan kita -- orang yang seharusnya dimurkai -- dengan Allah. Dua pertanyaan oleh para murid di Yohanes 16:17, "Apakah artinya Ia berkata kepada kita: Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku? Dan: Aku pergi kepada Bapa?" oleh Calvin digabungkan menjadi satu sehingga ia kehilangan kekayaan pengertian. Tuhan Yesus justru memisahkannya dan Lenski juga melihat kekayaan dari pengertian firman dari pertanyaan para murid jika pertanyaan tersebut dipisahkan. Pertanyaan pertama dijawab oleh Tuhan Yesus dalam ayat 20-23, sedang jawaban pertanyaan kedua ada dalam ayat 24-33. Kembalinya Kristus kepada Bapa berdampak besar bagi anak-anak Tuhan, yaitu hubungan kita dengan Bapa yang telah rusak dipulihkan kembali. Ia memperkenankan kita menyebut Dia dengan sebutan Bapa. Kematian dan kebangkitan Kristus memperdamaikan kembali hubungan Bapa dan anak yang telah rusak. Orang selalu berusaha mencari cara untuk berdamai dengan Allah namun selalu gagal sebab yang turun adalah murka Allah terhadap manusia yang telah melawan Dia. Celakalah kita bila Allah tidak berkenan kita temui. Sukacita sejati kita dapatkan hanya dalam Kristus. Dunia memberikan sukacita yang sementara dan kemudian berakhir dengan kesengsaraan kekal sedang Kristus memberikan sukacita sejati yang bersifat kekal. Ingatlah, segala kesusahan yang kita alami kini di dunia hanyalah sementara saja dan jangan takut, Tuhan akan menolong dan memimpin kita sehingga kita akan mendapat sukacita kekal. Sukacita manakah yang ingin kita dapatkan? Putuskanlah sekarang karena besok akan terlambat. Amin. Diambil dari: Nama situs: Gereja Reformed Injili Indonesia Surabaya-Andhika Pengkhotbah: Pdt. Sutjipto Subeno Penulis transkrip: tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/2003/20031012.htm ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia." (Yohanes 1:4) _____________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR 1 NASKAH DRAMA: YESUS HIDUP! Pemeran: 1. Lima orang murid Yesus. 2. Empat orang wanita. 3. Dua orang tentara. 4. Narator (Jika pemainnya tidak banyak, kurangilah pemeran murid Yesus dan wanita. Gabungkanlah dialognya. Jika pemerannya banyak, tambahkanlah jumlah murid Yesus yang berbicara dalam naskah ini dan atur lagi dialognya.) Naskah: Narator: Murid-murid Yesus sedang duduk bersama dalam sebuah ruangan. Mereka sedang mengobrol. Murid 1: Aku tidak percaya Yesus mati. Murid 2: Aku melihat tentara-tentara menyeret Dia di sepanjang jalan Yerusalem, dan Yesus dibawa ke luar kota. Murid 1: Ya, lalu mereka memaku tangan dan kaki-Nya.... Murid 3: Mereka meletakan salib itu di atas lubang besar agar salib itu berdiri tegak, dan Yesus pun mati di kayu salib. Murid 4: Aku menolong menurunkan Dia dari atas kayu salib dan memakaikan pakaian bersih di badan-Nya. Kami bawa Dia ke sebuah taman di luar kota untuk dikubur. Murid 5: Aku juga di sana waktu itu. Aku melihat tentara menutup lubang kuburnya dengan sebuah batu yang sangat besar dan mereka berjaga di situ. Murid 2: Sudah hampir 2 hari, tapi aku masih takut. Murid 3: Aku juga. Kamu yakin kubur itu sudah tertutup rapat, kan? [Para tentara memerankan apa yang dikatakan Narator.] Narator: Taman tempat Yesus dikuburkan; suasananya sangat hening. Salah satu tentara berdiri, dan tentara yang lain duduk di tanah. Tiba-tiba, gempa bumi terjadi! Tentara-tentara menjadi sangat ketakutan! Malaikat Tuhan datang dari surga. Di depan mata para tentara yang dihantui ketakutan, malaikat tersebut mendorong batu besar yang menutup kubur Yesus! Kubur itu pun terbuka! Seorang tentara badannya bergetar karena ketakutan. Malaikat itu menatap mereka dan mereka merasa seperti orang mati. Kemudian, suasana pun hening kembali. [Para wanita tiba membawa rempah-rempah dan minyak wangi; mereka berjalan menuju kubur Yesus.] Wanita 1: Aku tidak tahu kita dapat berbuat apa. Batu kubur itu sangat besar. Wanita 2: Aku mengerti. Aku rasa kita berempat tidak akan bisa menggulingkan batu itu. Wanita 3: Mungkin ada seseorang di sekitar sini yang dapat menolong kita. Wanita 4 (yang telah mendahului mereka ke tempat tersebut): Tidak mungkin! Wanita 1: Ada apa? [Wanita 1, 2, 3, menyusul wanita 4] Wanita 4: Kuburnya TERBUKA! Wanita 2: TERBUKA? Wanita 3: Apa yang kamu maksud "Terbuka"? Wanita 4: Batu itu sudah digulingkan. [Mereka pergi sedikit mendekat] Semua wanita: Yesus hilang! Yesus hilang! Narator: Tiba-tiba, dua malaikat muncul di hadapan para wanita. Mereka berkata, "Jangan takut. Yesus hidup. Ia bangkit! Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya." [Wanita 1 berlari ke tempat para murid] Wanita 1: Dia bangkit! Dia bangkit! Yesus bangkit! Murid 1: Tidak mungkin! Murid 2: Ayo kita lihat sendiri. (Murid 1 dan 2 pergi ke kubur terbuka itu. Mereka mengintip ke dalam.) Murid 1: Yesus tidak ada! Murid 2: Kain kafannya masih di sini. Tapi Yesus tidak ada! [Para murid dan wanita pergi menuju tempat para murid yang lain berkumpul.] Murid 1: Yesus hilang! Murid 4: Apa maksudmu "HILANG"? Murid 1: Batu kubur sudah digulingkan dan kubur itu sekarang kosong! Murid 3: Tapi, bagaimana mungkin? Murid 4: Aku takut sekali sekarang. Murid 5: Aku juga. Kamu yakin kubur itu sudah ditutup rapat? Narator: Malam itu, di depan mata mereka, Yesus muncul! Dia berkata kepada mereka, "Mengapa kalian ketakutan? Aku Yesus. Lihatlah bekas paku di tangan-Ku. Lihatlah kakiku; kalian bisa melihat bekas-bekas paku itu." Para murid dan wanita: Yesus! Engkau Hidup! Engkau Hidup! (t/Uly) Diterjemahkan dari: Nama situs: Children`s Ministry Ideas Unlimited Judul artikel asli: Jesus Is Alive! Easter Skit Penulis: Betty B. Robertson Alamat URL: http://childrensministryideasunlimited.blogspot.com/2008/ 01/jesus-is-alive-easter-skit.html ____________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR 2 KREASI SULAP: MENJADI MANUSIA BARU Persiapan: 1. Balon warna hitam, merah, dan putih. 2. Paku payung, lem, dan pompa tangan. Cara bermain: Tunjukkan sebuah balon berwarna hitam, kemudian letuskan secara tiba-tiba, maka balon akan berubah warna menjadi merah. Kemudian letuskan balon merah tersebut, maka balon akan berubah warna menjadi putih. Rahasianya: 1. Masukkan balon warna putih dalam balon warna merah, kemudian masukkan lagi ke dalam balon warna hitam sebelum diisi angin. 2. Sekarang, Anda memunyai sebuah balon warna hitam yang di dalamnya berisi balon warna merah dan putih. Lalu, pompa balon warna putih dan isi sedikit balon hitam dan merah agar ada rongga di antara balon tersebut. 3. Letuskan balon tersebut dengan cara menusuknya dengan paku payung yang telah Anda lekatkan di kuku jari tangan Anda tanpa terlihat. Pelajaran rohani: "Janganlah engkau heran, karena aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali." (Yohanes 3:7) Permainan sulap ini dapat digunakan sebagai ilustrasi proses menjadi manusia baru dengan perubahan warna balon hitam yang melambagkan manusia berdosa, lalu ditebus dengan darah Yesus yang dilambangkan dengan balon merah. Akhirnya manusia yang telah dilahirkan kembali menjadi manusia baru dengan hati yang suci, yang dilambangkan dengan balon putih. Diambil dari: Nama buku: 16 Sulap Asyik: Cara Kreatif Mengajarkan Firman Tuhan kepada Anak-Anak Penulis: Igrea Siswanto Penerbit: Andi, Yogyakarta 2007 Halaman: 51 -- 52 ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |