Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/474

e-BinaAnak edisi 474 (18-3-2010)

Pengampunan dan Kasih Terbesar

___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 474/Maret/2010

  - SALAM DARI REDAKSI: Kematian yang Menghidupkan
  - ARTIKEL: Makna Kematian Yesus: Pengampunan dan Kasih Terbesar
  - MUTIARA GURU
  - BAHAN MENGAJAR 1: Yesus Mati di Kayu Salib
  - BAHAN MENGAJAR 2: Naskah Drama: Kematian Yesus
  - STOP PRESS: Ikuti Kelas Diskusi PESTA: Dasar-Dasar Iman Kristen
______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>

        Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
        Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                        KEMATIAN YANG MENGHIDUPKAN

  Shalom,

  Minggu ini kita akan melihat lebih dalam makna kematian Kristus.
  Mari ajak anak-anak layan kita untuk melihat bagaimana Kristus sudah
  mati untuk memberikan kehidupan kekal bagi kita. Sebagai pelayan
  anak pun kita harus selalu mengingat karya terbesar ini dalam hidup
  kita, agar tidak pernah goyah dalam melaksanakan panggilan pelayanan
  kita.

  Silakan simak seluruh sajian kami pada edisi ini berisi artikel,
  bahan mengajar, dan juga naskah drama dalam rangka persiapan
  peringatan Paskah pribadi maupun di sekolah minggu Anda. Selamat
  melayani.

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana
  http://pepak.sabda.org
  http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________

 "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu
  pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya," (Efesus 1:7)
                < http://alkitab.sabda.org/?Efesus+1:7 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL

        MAKNA KEMATIAN YESUS: PENGAMPUNAN DAN KASIH TERBESAR
                        Oleh: Wilfrid Johansen

  Judul artikel di atas mungkin seyogianya telah dapat mengajak kita
  untuk berpikir lebih mendalam tentang beberapa hal berkaitan dengan
  kematian Yesus. Dalam hal "pengampunan", ada sederet pertanyaan yang
  dapat diajukan, semisal: Mengapa kematian Yesus harus berkaitan
  dengan masalah pengampunan? Pengampunan dalam hal apa? Siapa yang
  perlu diampuni? Mengapa harus dilakukan pengampunan? Mengapa Yesus
  harus mengalami kematian demi pengampunan tersebut?

  Pula dalam hal "kasih terbesar", ada pula beberapa pertanyaan yang
  bisa dimunculkan, seperti: Mengapa kematian Yesus dapat diidentikkan
  dengan tindakan kasih terbesar? Dan apakah memang benar demikian?
  Diharapkan artikel sederhana ini dapat menjawab
  pertanyaan-pertanyaan penting lagi mendasar tersebut dengan singkat
  tetapi padat, sembari membantu sidang pembaca makin mempersiapkan
  hati dalam menyambut Jumat Agung dan Paskah 2010 yang datang
  menjelang.

  Kematian Yesus

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "kematian" berarti
  perihal mati. Sedangkan "mati" sendiri berarti "tidak bernyawa".
  Jika kita bertanya lebih lanjut, apakah "nyawa" itu?, maka kembali
  KBBI akan memberikan keterangan kepada kita bahwa "nyawa" berarti
  "pemberi hidup kepada badan (organisme fisik) yang menyebabkan hidup
  (pada manusia, binatang, dsb.)". Berkaitan dengan kematian Yesus
  sendiri, Injil Yohanes 19:30 dengan gamblang mencatat demikian:
  "Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: `Sudah
  selesai.` Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya."
  Dan setelah Ia menyerahkan nyawa-Nya tersebut, maka yang terjadi
  adalah Yesus mati. Kondisi "mati" ini diceritakan pada ayat yang
  kemudian, yaitu pada ayat 33, dikatakan bahwa, "tetapi ketika mereka
  sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak
  mematahkan kaki-Nya," dan bahkan kemudian pada ayat selanjutnya
  yaitu ayat 34, dilakukan sebuah tindakan yang ditafsirkan oleh
  William Barclay sebagai kemungkinan tindakan untuk memastikan bahwa
  Yesus benar-benar telah mati, "tetapi seorang dari antara prajurit
  itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar
  darah dan air." Apa yang hendak disampaikan di sini ialah bahwa
  Alkitab lewat Injil Yohanes ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah
  benar-benar manusia dengan tubuh, darah, dan daging; dan bahwa Ia
  telah benar-benar mengalami apa yang disebut kematian.

  Pengampunan

  Mengapa kematian Yesus harus berkaitan dengan masalah pengampunan?
  Pengampunan dalam hal apa? Siapa yang perlu diampuni? Untuk menjawab
  pertanyaan-pertanyaan ini, sebaiknya kita  terlebih dulu membaca
  Efesus 1:7, yang berbunyi demikian: "Sebab di dalam Dia dan oleh
  darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut
  kekayaan kasih karunia-Nya". Dari ayat ini setidaknya kita
  mengetahui bahwa kematian Yesus memang erat hubungannya dengan hal
  pengampunan dosa kita. Frasa "oleh darah-Nya" menurut John Piper
  dalam bukunya "Penderitaan Yesus Kristus" (The Passion of Jesus
  Christ) merujuk kepada penderitaan dan kematian Kristus. John Piper
  menuliskan, "... pengampunan bagi kita dibayar dengan nyawa
  Kristus." Jadi sampai sejauh ini, kita telah diberi pengertian bahwa
  sebenarnya kematian Kristus adalah berkaitan dengan dan demi
  pengampunan dosa kita. Kita perlu diampuni dalam hal dosa.

  Lalu apakah sebenarnya dosa itu? Buku "Penderitaan Yesus Kristus"
  dengan jelas menerangkan bahwa Hukum Allah menuntut, "Kasihilah
  TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
  dengan segenap kekuatanmu." (Ulangan 6:5) Tetapi kita (baca: segenap
  manusia) lebih mengasihi hal lain. "Inilah dosa -- tidak menghormati
  Allah dengan lebih memilih hal lain daripada diri-Nya, dan
  bertindak berdasarkan pilihan tersebut," demikian Piper menandaskan.
  Oleh karena itu, Alkitab berkata, "Karena semua orang telah berbuat
  dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Kita
  mendahulukan apa yang paling kita sukai, dan sayangnya yang kita
  sukai bukanlah Allah.

  Masih berkaitan dengan masalah pengampunan, tinggal dua pertanyaan
  lain yang juga teramat penting untuk dijawab, yaitu: mengapa harus
  dilakukan pengampunan dosa bagi kita? Dan mengapa Yesus harus
  mengalami kematian demi pengampunan dosa tersebut? Berkaitan dengan
  pertanyaan-pertanyaan ini, John Piper dengan lugas menerangkan bahwa
  dosa bukan perkara kecil karena dosa bukan melawan Pemegang
  Kedaulatan yang kecil. Tingkat keseriusan suatu hinaan meningkat
  sesuai dengan martabat pihak yang dihina. Sang Pencipta alam semesta
  seharusnya berhak mendapatkan hormat dan pujian serta loyalitas yang
  tidak terbatas. Oleh karena itu, kegagalan dalam mengasihi Dia
  bukanlah perkara yang sepele -- ini adalah pengkhianatan. Kegagalan
  ini mencoreng nama baik Allah dan menghancurkan kebahagiaan manusia.
  Lebih lanjut John Piper lewat tulisannya menandaskan: "Semua dosa
  itu serius, karena melawan Allah. Kemuliaan-Nyalah yang dilanggar
  ketika kita mengabaikan atau melawan atau menghina atau menghujat
  Dia." Piper memaparkan bahwa keadilan-Nya tidak mengizinkan-Nya
  membebaskan kita seperti halnya hakim tidak bisa membatalkan utang
  penjahat kepada masyarakat. Kemuliaan Tuhan yang telah dilanggar
  oleh dosa kita harus dipulihkan di dalam keadilan sehingga
  kemuliaan-Nya bersinar semakin terang. "Jikalau penjahat seperti
  kita dibebaskan dan diampuni, harus ada pernyataan dramatis bahwa
  kemuliaan Allah telah ditegakkan meskipun orang-orang yang pernah
  menghujat-Nya dibebaskan. Inilah alasan mengapa Kristus menderita
  dan mati," demikian pernyataan Piper.

  Kasih Terbesar

  Piper dalam bukunya "Penderitaan Yesus Kristus" memberikan
  pernyataan bahwa kematian Kristus tidak hanya menunjukkan kasih
  Allah (bd. Yohanes 3:16), tetapi juga merupakan pernyataan tertinggi
  (baca: kasih terbesar) dari kasih Kristus sendiri bagi semua orang
  yang menerima kasih-Nya sebagai milik pusaka mereka. Berkaitan
  dengan hal ini, ada pernyataan lain yang dapat turut mengayakan
  pernyataan Piper tersebut. Adalah John Owen dalam bukunya "Kemuliaan
  Kristus" ("The Glory of Christ") yang menulis begini," Coba
  perhatikan. Siapakah sebenarnya yang memiliki kasih tersebut: kasih
  tersebut adalah kasih Anak Allah, yang adalah juga Anak Manusia.
  Sebagaimana Ia unik, demikian pula kasih-Nya itu unik." Jadi apa
  yang hendak disampaikan pada bagian ini ialah bahwa kematian Kristus
  memang merupakan pernyataan tindakan kasih yang terbesar lagi unik.
  Terbesar dan unik karena yang melakukan tindakan tersebut adalah
  sang Anak Allah sendiri. Galatia 2:20b secara gamblang menyatakan:
  "... Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya
  untuk aku." Kualitas kasih sang Anak Allah itu memang layak disebut
  terbesar karena kerelaan serta sukacita-Nya dalam mengambil natur
  manusia sama sekali tidak surut. Meski Ia mengetahui besarnya
  kesukaran yang bakal dihadapi-Nya demi menyelamatkan kita, Ia akan
  terus melangkah. Walaupun hati-Nya sangat sedih, seperti mau mati
  rasanya, semua itu tidaklah mampu menghalangi-Nya. Kasih dan
  kemurahan-Nya melimpah ruah bagaikan aliran air di sungai yang
  deras.

  Referensi:
  * Kamus SABDA: http://kamus.sabda.org/kamus/kematian
  * William Barclay, "Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Yohanes Pasal
    8-21" (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2000) 401-407.
  * John Piper, "Penderitaan Yesus Kristus - The Passion of Christ:
    Lima Puluh Alasan Mengapa Dia Datang Untuk Mati" (Surabaya:
    Penerbit Momentum, 2006) 10-11, 20-21, 26-27.
  * John Owen, Kemuliaan Kristus (Surabaya: Penerbit Momentum, 1998)
    35-37.

______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

     Jika Kristus tidak mati, kita tidak akan memiliki keselamatan
               yang akan memberikan kehidupan kekal itu.
_____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 1

                       YESUS MATI DI KAYU SALIB

  Berikut ini adalah catatan tentang kebenaran-kebenaran Alkitab yang
  tertera dalam Matius 27:11-66 -- cerita tentang penderitaan Yesus di
  kayu salib.

  1. Yesus adalah orang benar yang tidak pernah melakukan kesalahan.
     Matius 27:19, 23.
  2. Yesus menderita dan dihina. Matius 27:26, 28-30, 39-44, 49.
  3. Yesus mati di kayu salib. Matius 27:35, 50.
  4. Yesus disalibkan bukan karena dia melakukan kesalahan, namun
     karena pengakuan-Nya sebagai Anak Allah. Matius 27:11

  Latar belakang berikut ini dapat membantu Anda memahami jalan cerita

  Yesus adalah raja segala raja di bumi dan di surga (Matius 28:18).
  Mereka yang tidak percaya saat ini bahwa Yesus adalah Raja akan
  diyakinkan saat kedatangan-Nya yang kedua kali (Wahyu 19:16).
  Simaklah pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias. Saat itu Yesus
  mengatakan bahwa Petrus diberkati karena Allah mengungkapkan
  kepadanya siapa Yesus itu.

  Kegiatan berikut adalah menceritakan kisah Alkitab dan
  kebenaran-Nya.

  Cerita Alkitab

  1. Penderitaan dan penghinaan Yesus.

  Aktivitas berikut bertujuan untuk menolong anak-anak kelas besar
  mengerti bahwa Yesus benar-benar menderita dan dihina ketika dia
  mati disalibkan.

  Jika Anda memunyai cambuk kulit, tunjukanlah kepada anak-anak.
  Jelaskan bagaimana Yesus disesah dengan cambuk (Matius 27:26).

  Buatlah mahkota duri dengan menggunakan ranting atau duri tangkai
  mawar. Tunjukkan mahkota itu kepada anak-anak dan jelaskan bahwa
  serdadu Roma memakaikan mahkota duri di kepala Yesus(Matius 27:26).

  2. Ceritakan bagaimana serdadu Roma meludahi Yesus (Matius 27:29).

  Jika Anda memunyai galah rotan atau kayu, tunjukan kepada anak-anak.
  Jelaskan bahwa serdadu Roma memukul kepala Yesus dengan alat seperti
  itu (Matius 27:30).

  Tunjukkan pada anak-anak paku yang panjang (Anda dapat memperoleh
  paku sepanjang 6 inci di toko-toko peralatan) dan jelaskan bagaimana
  prajurit Roma memaku Yesus di salib dengan paku yang sepanjang itu
  (Yohanes 20:25).

  3. Orang banyak itu mengolok-olok Yesus. (Matius 27: 29, 39-44, 49)

  Siapa yang bertanggung jawab atas kematian Yesus? Kegiatan berikut
  membantu anak mengerti bahwa semua orang berdosa bertanggung jawab
  atas kematian Yesus.

  Tanyakanlah pada anak-anak siapa yang bertanggung jawab atas
  kematian Yesus.

  Bacalah ayat berikut ini dan cari pelaku kejahatan, yaitu Yudas,
  imam-imam, Mahkamah Agama, kepala-kepala dan penatua agama, orang
  banyak, Pilatus, dan semua orang berdosa. Tuliskan nama orang-orang
  yang bersalah dalam papan sembari ayat dibacakan.

  Matius 26:49-50 -- Yudas mengkhianati Yesus.
  Markus 14:55-65 -- Kepala-kepala agama dan Mahkamah Agama menghukum
  mati Yesus.
  Matius 27:22 -- orang banyak yang menyerukan agar Yesus disalibkan.
  Markus 15:15 -- Pilatus yang menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
  1 Korintus 15:3; 1 Petrus 3:18; Roma 5:8 -- Yesus mati bagi semua
  orang berdosa.

  Jelaskan bahwa seluruh orang-orang bersalah bertanggung jawab atas
  kematian Yesus.

  4. Dosa dan Konsekuensinya

  Kegiatan ini membantu anak-anak mengerti bahwa karena dosa sekecil
  apa pun tidak dapat Allah terima. Yesus mati karena dosa kita agar
  kita bisa memiliki kehidupan kekal bersama Allah.

  Ingatkan anak-anak bahwa Allah bebas dari kejahatan dan dosa sekecil
  apa pun.

  Allah itu kudus (Leviticus 11:44-45). Allah itu murni dan baik.

  Allah itu benar (Mazmur 19:7-9; Yeremia 9:24). Tindakan dan hukum
  Allah selalu sempurna seperti hakekat dan karakternya.

  Allah itu adil (Yeremia 9:24; Ayub 34:12). Allah dengan adil
  menghadiahkan dan menghukum tindakan manusia.

  Allah menolak dosa (Yesaya 59:2). Dosa membuat manusia tidak layak
  di hadapan Allah. Allah tidak mengizinkan dosa apa pun mengotori
  surga (Wahyu 21:27).

  Ingatkan anak-anak bahwa Allah mencintai kita (1 Yohanes 4:16).
  Allah memberikan karunia karena anugerah (Efesus 2:7-9). Allah
  memenuhi kebutuhan umat-Nya menurut kebaikannya, bukan menurut
  kelayakannya.

  Allah itu sabar (Keluaran 34:6). Allah tidak akan meninggalkan
  orang yang berdosa. Dia akan memaafkan manusia yang meminta
  pengampunan dan menyesalinya.

 Tanyakan kepada anak-anak dosa mana di bawah ini yang membuat
 seseorang tidak layak di hadapan Allah.

  1.  Wanita yang membunuh pria karena pria tersebut telah membuatnya
      kesal.

  2.  Pencuri bank yang mencuri  juta dari bank.

  3.  Bocah kelas 2 SD yang mencuri sepotong permen karet dari toko.

  4.  Gadis kelas 3 SD yang melanggar perintah ibunya menonton program
      ",17+".

  5.  Anak SMP yang menyebut nama Tuhan dengan sia-sia setiap kali.

  6.  Gadis kelas 1 SD yang menyebut nama Tuhan dengan sia-sia sekali
      saja.

  7.  Gadis SMP yang mencuri mobil.

  8.  Bocah kelas 1 SD yang berbohong kepada ibunya saat ditanya berapa
      jumlah kue yang dia makan.

  9.  Gadis kelas 5 SD yang iri dengan stereo baru sahabatnya.

  Semua dosa, entah besar atau kecil, membuat manusia tidak layak di
  hadapa Allah (Matius 5:20; Yakobus 2:10).

  Dosa yang terkecil sekalippun mendatangkan konsekuensi yang cukup
  berat.

  Salah satu konsekuensi dari dosa kita adalah Yesus mati bagi dosa
  kita agar kita bisa memiliki hidup yang kekal bersama Allah.

  Namun, sebelum seseorang memiliki kehidupan kekal dengan Allah,
  orang itu harus percaya kepada Yesus sebagai Juru Selamat dan
  menyesali kehidupan lamanya yang penuh dosa.

  5. Perjanjian Membagi Hukuman

  Aktivitas berikut membantu anak mengerti bahwa Yesus, walaupun tidak
  pernah berdosa, mengambil semua dosa kita dan semua hukuman atas
  dosa kita ketika Dia mati di kayu salib.

  Putarkan "Perjanjian Menyerahkan Hukuman" ke Semua Anak

  Jelaskan bahwa mereka yang menandatangani perjanjian itu setuju
  menerima hukuman atas kesalahan semua orang yang menandatanggani
  perjanjian selama satu minggu.

  Contohnya, Billy setuju menerima hukuman selama minggu pertama. Bisa
  jadi, Billy tidak bersalah pada minggu pertama. Namun, Sue berbohong
  kepada ibunya sehingga dia dihukum tidak boleh menonton TV selama
  seminggu. Karena Billy setuju mengambil hukuman untuk minggu
  pertama, Billy tidak boleh menonton TV selama 1 minggu itu,
  sedangkan Sue terbebas dari hukuman dan boleh menonton TV.

  Setelah semua anak menandatanggani perjanjian itu, jelaskan bahwa
  kondisi ini mirip dengan penderitaan Yesus di atas kayu salib
  untuk menebus segala dosa kita.

  6. Melatih Otak

  Mencocokan Fakta -- Kematian Yesus

  Cocokanlah pernyataan di kolom kanan dengan kolom kiri. Kemudian
  tuliskanlah nomor yang cocok di bagian jawaban di kolom kiri.

   1.  Aku menaruh jasad Yesus di kubur milikku.          ____ Simon
       Matius 27:59-60.

   2.  Aku menyerahkan Yesus untuk dicambuk.              ____ Ketika Yesus mati
   		 Markus 15:15

   3.  Aku memikul salib Yesus. Matius 27:32              ____ Barabas

   4.  Aku meletakkan mahkota duri di kepala 	          ____ Perwira
       Yesus. Matius 27:27-29.

   5.  Aku disalibkan di samping Yesus.                   ____ Pilatus
   		 Matius 27:38.

   6.  Kegelapan menyelimuti seluruh daerah ini.          ____ Golgota
       Matius 27:45.

   7.  Terjadi gempa bumi saat itu. Matius 27:50-51       ____ Yudas

   8.  Tempat Yesus mati. Yohanes 19:17-18                ____ Yusuf

   9.  Imam-imam kepala menuduh Yesus menghujat
       Allah. Matius 26:57-65.                            ____ Di taman

   10. Pilatus tidak membebaskan Yesus, tapi              ____ Orang banyak
       dia membebaskanku. Markus 15:15.

   11. Tempat Yesus dikuburkan. Yohanes 19:41-42 	  ____ Pencuri

   12. Murid Yesus yang mengkhianati-Nya.                 ____ Kayapas
       Yohanes 18:2

   13. Mengatakan "Sungguh, orang ini adalah         ____ Petrus
       Anak Allah!". Markus 15:39

   14. Berseru, "Salibkan Dia!". Markus 15:14-15___ Selama 6 jam

   15. Menyangkal Yesus selama tiga kali.                 ____ Serdadu
       Markus 14:72 (t/Uly)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Sundayschoolresources.com
  Judul artikel asli: Jesus Died on the Cross
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.sundayschoolresources.com/btjesusdied.htm

____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 2

                       NASKAH DRAMA: KEMATIAN YESUS

  Pemain:
  - Narator
  - Pengatur peralatan drama dan dekorasi
  - Juru rekam suara dan efek suara
  - Pembuat bayangan
  - Pilatus
  - Kumpulan orang banyak (bisa orang biasa atau prajurit)
  - Prajurit 1 dan 2
  - Yesus
  - Yohanes
  - Maria
  - Orang 1 dan 2
  - Maria (istri Kleopas)
  - Maria Magdalena
  - Penjahat 1 dan 2
  - Yusuf dari Arimatea

  Peralatan untuk drama bayangan:
  - Efek suara dan suara.
  - Kaset "tape" jika efek suara harus direkam terlebih dahulu.
  - Perlengkapan pertunjukan wayang (OHP dan layar atau kain yang
    dibentangkan dan disorot oleh lampu).
  - Bayangan/siluet: tiga salib, tiga tubuh/mayat yang bisa
    dilepaskan, dua prajurit Roma, tiga wanita menunduk sedih, tiga
    orang berjubah berdiri tegak, mahkota duri, gunung Golgota,
    tulisan untuk salib Yesus, Yusuf memegang kain kafan.
  - Peralatan untuk drama atau pantomim: pakaian zaman dahulu; mahkota
    duri; jubah ungu, jubah panjang, dan jubah dalam untuk Yesus;
    cambuk dan tongkat; ember, teko air, dan handuk; tiga salib (satu
    dengan paku besar, dua dengan tali untuk mengikat tangan); palu,
    dadu, ember dan spons, tulisan untuk salib, dan tombak; kain kafan
    (kain yang panjang). Panggung harus diatur terlebih dahulu dengan
    salib yang sudah ditegakkan atau dipasang.

  Narator:
  "Para pengikut-Nya tahu, tetapi tidak memahami bahwa Yesus dari
  Nazaret adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan kepada bangsa yang
  terpilih sejak awal sejarah mereka. Kebanyakan orang Yahudi percaya
  bahwa Allah akan memberikan Mesias untuk mendirikan kerajaan yang
  lebih besar dari kerajaan Raja Daud atau Raja Salomo. Mengingat
  sejarah kekalahan mereka dari bangsa-bangsa lain, mereka pun
  memercayai hal tersebut. Tidak mudah untuk menerima Mesias yang
  akan menyelamatkan mereka dari penjajahan dosa dan kematian
  sementara penjajah Romawi terus-menerus menyengsarakan mereka.

  Ketika Yesus memasuki Yerusalem lima hari sebelumnya, orang-orang
  menyebut-Nya Raja, mengakui Dia sebagai Kristus yang telah lama
  dijanjikan. Setiap hari ribuan dari mereka berkumpul di Bait Allah
  untuk mendengarkan Dia. Mereka berharap Dia melakukan sesuatu.
  Namun, ketika Pilatus menawarkan pilihan untuk membebaskan Yesus
  atau Barabas, secara bersama-sama mereka memilih Barabas yang mereka
  anggap sebagai pejuang kebebasan. Yesus dihadapkan pada takdir yang
  sudah diketahui-Nya ketika Ia berdoa di Taman Getsemani. Dia harus
  mati di kayu salib, suatu cara mati yang sangat hina sehingga
  undang-undang melarang hukuman tersebut dilakukan terhadap warga
  negara Romawi.

  Ketika Pontius Pilatus, kepala pemerintahan Romawi yang ditunjuk
  untuk mengatur orang-orang Israel, melihat bahwa dia tidak dapat
  meyakinkan orang banyak supaya menyelamatkan Yesus dan bukan Barabas
  yang kejam, dia mengambil tempat air, sebuah ember, dan sebuah
  handuk."

  [Pilatus masuk dengan membawa ember, dll., diikuti oleh orang
  banyak.]

  Pilatus:
  [Menuangkan air ke dalam ember.] "Aku tidak mendapati kejahatan-Nya
  [mencuci tangan]. Aku tidak bertanggung jawab atas kematian orang
  ini. Ini adalah tanggung jawab kalian!"

  Orang banyak:
  "Salibkan Dia!"

  [Pilatus keluar diikuti oleh orang banyak.]

  Narator:
  "Untuk menyenangkan dan menenangkan orang banyak, Pilatus
  menyerahkan Yesus kepada prajurit-prajuritnya untuk disiksa. Para
  prajurit itu membawa Yesus ke halaman istana gubernur. Di sana
  mereka melepas pakaian-Nya dan mencambuki-Nya."

  [Para prajurit masuk menyeret Yesus dan mencambuki Dia.]

  Narator:
  "Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya dan di kepala-Nya mereka
  kenakan mahkota duri."

  [Para prajurit mengenakan jubah dan mahkota pada Yesus.]

  Prajurit 1:
  [Dengan mengejek.] "Ini, berikan tongkat ini kepada-Nya. Ini dapat
  menjadi tongkat lambang kekuasaan-Nya. Terimalah, Raja orang
  Yahudi."

  Prajurit 2:
  [Tertawa] "Menunduklah kepada-Nya! Dia adalah seorang raja atau
  begitulah Dia mengakui diri-Nya. Inilah pendapatku tentang seorang
  pengkhianat." [Meludah.]

  Prajurit 3:
  "Jika kamu sangat berkuasa, selamatkan diri-Mu sendiri. Aku berani
  bertaruh, Kamu tidak akan dapat membunuh kami! Coba, sakitkah ini
  ketika Kamu menjadi raja?" [Mencambuk Yesus.]

  Narator:
  "Ketika mereka telah puas menyiksa-Nya, mereka membawa Dia ke Bukit
  Tengkorak yang disebut Golgota."

  [Para prajurit membawa Yesus dan masuk lagi dari arah yang berbeda
  diikuti oleh orang banyak, ketiga Maria, dan Yohanes.]

  Narator:
  "Di sana mereka melepas pakaian-Nya dan menyalibkan Dia."

  [Para prajurit melepas jubah ungu Yesus dan jubah luar-Nya dan
  membaringkan Dia di sebuah palang dan memaku tangannya dengan palu.
  Yesus mengerang; para pengikut-Nya sedih dan meratap. Para prajurit
  meletakkan tulisan di atas-Nya.]

  Narator:
  "Di atas kepala Yesus mereka letakkan sebuah tulisan `Inilah Yesus
  Raja Orang Yahudi`."

  [Isak tangis terus berlanjut.]

  Narator:
  "Di kaki salib Yesus ada Maria ibu Yesus, Maria istri Kleopas,
  Yohanes, dan Maria Magdalena. Para prajurit membaca tulisan di salib
  Yesus. Pilatus menuliskannya dalam bahasa Latin, Ibrani, dan
  Yunani."

  Prajurit 1:
  "Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Kamu adalah Raja orang Yahudi!"

  Prajurit 2:
  "Ya, turunlah dari salib itu jika Kamu memang pembuat mukjizat!"

  Yesus:
  "Bapa, ampunilah mereka; mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

  [Para prajurit menyalibkan penjahat 1; ketika penjahat 1 berbicara
  mereka menyalibkan penjahat 2.]

  Narator:
  "Bersama dengan Dia, mereka juga menyalibkan dua penjahat, satu di
  sebelah kiri-Nya dan satu di sebelah kanan-Nya."

  Penjahat 1:
  "Kata-Mu Kamu adalah Mesias! Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan
  kami!"

  Penjahat 2:
  "Apakah engkau tidak takut pada Tuhan? Dia sekarat seperti kita.
  Kita adalah penjahat .... Tetapi Dia tidak melakukan kejahatan apa
  pun. Yesus, ingatlah aku ketika Engkau sampai di Kerajaan-Mu."

  Yesus:
  "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
  Firdaus."

  Narator:
  "Yesus melihat ibu-Nya di kaki salib-Nya. Di sampingnya berdirilah
  salah satu murid-Nya."

  Yesus:
  [Kepada Maria, pelan dan menahan sakit.] "Ibu, inilah Anakmu ...."
  [Berhenti sebentar dan memandang dalam-dalam murid-Nya.] "Dia
  sekarang adalah ibumu."

  [Isak tangis terdengar lebih keras dan berangsur-angsur menghilang.]

  Narator:
  "Para prajurit membagi jubah-Nya dan mengundi untuk mendapatkan
  jubah itu."

  [Para prajurit mengundi dan bertaruh dengan suara pelan.]

  Narator:
  "Mereka yang lewat di tempat itu menggelengkan kepala dan
  mengolok-olok Yesus."

  [Orang 1 dan 2 masuk.]

  Orang 1:
  "Kata-Mu, Engkau akan merubuhkan Bait Allah dan akan membangunnya
  kembali dalam tiga hari."

  Orang 2:
  "Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Engkau adalah Anak Allah!
  Turunlah dari salib itu!"

  Yesus:
  "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

  Yohanes:
  "Ia memuji Allah dengan ucapan seperti yang tertulis dalam Kitab
  Suci."

  Orang 1:
  "Dia memanggil Elia."

  Yesus:
  "Aku haus."

  Orang 2:
  "Tunggu dulu! Janganlah kita menyembuhkan kesakitan-Nya dengan
  anggur yang murah. Kita lihat saja apakah Elia akan datang untuk
  menyelamatkan Dia."

  Yesus:
  "Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. [Berhenti sejenak]
  Sudah selesai."

  [Orang 1 dan 2 keluar, isak tangis terdengar lebih keras dan
  berangsur-angsur menghilang.]

  Narator:
  "Karena hari itu sudah hampir petang dan hari itu adalah persiapan
  salah satu hari Sabat terkudus dalam kalender orang Yahudi, para
  prajurit mematahkan kaki salah satu penjahat supaya dia mati dan
  kemudian kaki penjahat yang lainnya."

  [Suara kayu yang dipukulkan pada kayu, bisa juga suara erangan dan
  suara itu diulang tiga kali.]

  Narator:
  "Namun, ketika mereka sampai pada Yesus, mereka melihat Dia sudah
  mati dan mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Namun, salah satu
  prajurit menikamkan tombak ke lambung-Nya. Yusuf, orang kaya dari
  Arimatea, menghadap Pilatus dan meminta izin untuk menguburkan mayat
  Yesus."

  [Yusuf masuk dengan membawa kain; dia dan Yohanes memindahkan Yesus
  dari panggung diikuti oleh Maria; para prajurit memindahkan para
  penjahat.]

  Narator:
  "Dia mengambil mayat Yesus dan membungkus-Nya dengan kain lenan yang
  baru. Dengan para pengikut Yesus lainnya, dia membawa mayat itu dan
  menguburkannya di sebuah kubur yang masih baru yang digali dari
  bukit karang. Mereka menutup pintu masuknya dengan sebuah batu besar
  ketika Maria Magdalena dan Maria ibu Yusuf melihatnya."

  [Suara isak tangis berangsur-angsur menghilang dan lampu dimatikan.]
  (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul Buku: Chancel Drama for Lent and Easter: Y.O.U. are the Christ
  Penulis: Carol Hillebrenner
  Penerbit: Augsburg Fortress, Minneapolis, USA, 1990
  Halaman: 45 - 49

  Diambil dari:
  Nama situs: Paskah SABDA
  Alamat URL: http://paskah.sabda.org/kematian_yesus

____________________________________________________________________
STOP PRESS

      IKUTI KELAS DISKUSI PESTA: DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)

  Apakah Anda ingin belajar tentang pokok-pokok penting iman Kristen
  berdasarkan kebenaran Alkitab? Mengikuti kelas diskusi Dasar-dasar
  Iman Kristen (DIK) adalah jawaban untuk Anda. Kelas DIK adalah kelas
  diskusi seputar dasar iman Kristen yang diselenggarakan oleh Yayasan
  Lembaga SABDSA (YLSA) melalui Pendidikan Elektronik Studi Teologi
  Awam (PESTA). Bahan-bahan yang dipelajari di kelas DIK, di antaranya
  adalah kejatuhan manusia dalam dosa, rencana keselamatan Allah
  melalui Yesus Kristus, serta tema-tema pokok kredo keselamatan.
  Pelajaran-pelajaran yang akan dibahas akan sangat berguna untuk
  membekali konsep dasar iman Kristen, baik untuk orang Kristen lama
  maupun baru. Pendaftaran dimulai hari ini, dan pengumpulan tugas
  tertulis berakhir pada tgl. 20 Mei 2010.

  Jika Anda tertarik untuk mengikuti kursus diskusi ini, silakan
  mendaftarkan diri segera ke:

  =>  < kusuma(at)in-christ.net >

  Jika Anda ingin membaca dan mempelajari pelajaran-pelajaran DIK,
  silakan berkunjung ke: http://pesta.sabda.org/dik_sil
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontributor: S. Heru Winoto

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org