Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/473 |
|
e-BinaAnak edisi 473 (11-3-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 473/Maret/2010 - SALAM DARI REDAKSI: Penderitaan Kristus yang Memulihkan - ARTIKEL: Penyiksaan yang Dihadapi Kristus - MUTIARA GURU - BAHAN MENGAJAR 1: Pengurbanan Kristus - BAHAN MENGAJAR 2: Naskah Panggung Boneka: Anak Domba Allah - WARNET PENA: Dapatkan Bahan-Bahan Paskah di Situs Paskah SABDA ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak/ ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI PENDERITAAN KRISTUS YANG MEMULIHKAN Shalom, Penyiksaan yang dihadapi Kristus bukanlah penyiksaan biasa yang Dia terima karena Ia melakukan suatu kesalahan. Dia disiksa karena kebenaran sejati, dan terlebih lagi Dia disiksa karena kasih yang teramat besar bagi umat-Nya. Dengan bilur-bilur-Nya, kita pun disembuhkan dan dipulihkan. Dia telah mengurbankan diri-Nya sebagai kurban penghapus dosa umat pilihan-Nya. Ajarkanlah kepada anak-anak yang kita layani mengenai makna penderitaan Kristus. Biarlah mereka melihat bahwa Kristus amat mengasihi mereka, bahkan rela menderita bagi mereka. Bagi Pelayan Anak sekalian, kami sajikan pula sebuah artikel yang akan membawa kita melihat sisi lain makna penderitaan Kristus. Selamat melayani! Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana http://pepak.sabda.org/ http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) < http://alkitab.sabda.org/?Matius+26:39 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL PENYIKSAAN YANG DIHADAPI KRISTUS Oleh: Wilfrid Johansen Rasanya kebanyakan orang Kristen akan mudah terhanyut dalam rasa pilu yang melankolis ketika menyaksikan adegan Yesus disiksa dalam film "The Passion of Christ" yang disutradarai oleh aktor Hollywood terkenal, Mel Gibson. Teriak kesakitan akibat deraan cambuk Romawi, juga darah yang melumuri sekujur tubuh Yesus, semuanya cukup memberikan efek yang mengharukan pada diri penonton kristiani. Penggalan film ini akhirnya menjadi salah satu klip video yang paling banyak dimunculkan pada ibadah-ibadah Kristen khususnya pada momen Jumat Agung. Artikel ini secara ringan ingin memaparkan kepada kita apakah sebenarnya yang dimaksud dengan "siksaan yang dialami Kristus" tersebut? Mengapa menurut pemimpin-pemimpin agama Yahudi saat itu Yesus layak untuk disiksa? Dan apakah ada hal penting yang bisa kita pelajari dari hal ini? Hal Siksaan Yang Dialami Kristus Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "siksaan" memiliki arti "penderitaan atau kesengsaraan sebagai hukuman". Siksaan ini sendiri dapat berupa siksaan fisik maupun siksaan batin. Dengan demikian frasa "siksaan yang dialami Kristus", kurang lebih dapat diartikan sebagai "penderitaan atau kesengsaraan fisik ataupun batin yang harus dialami Kristus sebagai hukuman". Dan Kristus memang mengalami penderitaan sebagai hukuman baik dari segi fisik maupun batin. Dalam hal siksaan fisik misalnya, seorang penafsir Alkitab terkenal, William Barclay, menuliskan bahwa Yesus sempat menderita hukuman siksa dengan cara diikat pada tonggak dengan punggung terbuka. Cemeti yang digunakan untuk mendera tubuh Yesus terbuat dari tali kulit panjang sembari di sana-sini diberi butir-butir timah dan potongan kecil tulang yang sudah diruncingkan. Lebih lanjut William Barclay menjelaskan bahwa hanya sedikit orang yang tidak pingsan selama penyesahan seperti itu dan bahkan ada yang mati atau menjadi gila. Siksaan fisik ini terus berlanjut hingga pada puncaknya ketika Yesus dieksekusi dengan metode kuno yaitu penyaliban; sang terhukum dipaku di sebuah kayu besar dan seharusnya dibiarkan menggantung hingga mati. Siksaan batin yang telah dialami Yesus justru telah dimulai pada saat sebelum Ia ditangkap, disesah, dan disalibkan. Diceritakan bahwa Yesus sempat sangat ketakutan dan bahkan Alkitab menuliskan bahwa peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Lukas 22:44). Beberapa orang menilai bahwa keadaan yang dialami oleh Yesus menandakan bahwa Ia sedang dalam kondisi gejala stres berat dan dalam istilah medis biasa disebut "hematidrosis". Lepas dari permasalahan siksaan sebagaimana yang telah banyak dibahas oleh para penulis dan pengkhotbah Kristen, ada hal penting lain yang perlu untuk ditanyakan dan dikaji lebih lanjut yaitu mengapa menurut pemimpin-pemimpin agama Yahudi saat itu, Yesus layak untuk disiksa? Disiksa Bukan Sebagai Penjahat Menurut Pdt. Eka Darmaputra, Ph.D. dalam bukunya yang berisikan kumpulan renungan tentang sengsara dan kebangkitan Yesus Kristus, "Mengapa Harus Disalib?", orang-orang pada zaman Yesus, menyalibkan (baca: menyiksa) Yesus atas nama kebenaran agama Yahudi (Yudaisme), bukan karena Yesus adalah orang jahat. Yesus dihukum sebagai penghujat dan penyesat. Lebih lanjut dalam bukunya tersebut, Eka menerangkan bahwa penghukuman kepada Yesus secara tidak langsung menyatakan bahwa Yudaisme adalah pemegang kebenaran mutlak dan maka keyakinan yang berbeda dengan Yudaisme akan dianggap sangat berbahaya. Pendeknya, dapat disampaikan di sini bahwa menurut penilaian para pemuka agama Yahudi pada masa itu, Yesus layak disiksa, karena Dia dianggap telah menodai kesucian dan kemurnian Yudaisme. Yesus layak dihukum karena Ia telah melakukan sesuatu yang disebut "penodaan agama". Hal Penodaan Agama dan Akibat Siksaan yang Dialami Yesus Pada hari-hari ini hal penodaan agama sedang cukup hangat diperbincangkan di Republik kita. Yang menjadi pokok permasalahan utama dan pro kontra dalam hal ini adalah tentang perlu dicabut atau tidaknya Undang-undang (UU) No. 1/PNPS/1965, tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Undang-undang tersebut selama ini menjadi telah menjadi payung hukum atas penindakan terhadap kegiatan yang dinilai identik dengan penodaan atau penyelewengan terhadap agama. Banyak pihak yang menginginkan agar UU No.1/PNPS/1965 yang walaupun diterbitkan pada masa darurat, tetap dapat dijadikan payung hukum agar tidak ada yang melakukan tindakan penodaan, penistaan, atau penyelewengan terhadap agama. Karena -- masih menurut kelompok ini -- jika UU ini ditiadakan, aparat penegakan hukum akan kehilangan pijakan peraturan untuk menindak para penyeleweng agama. Sedangkan pihak yang lain memandang bahwa UU tersebut justru kerap digunakan sebagai tameng untuk mengekang kebebasan hak individu dalam beragama dan bekeyakinan. Undang-undang tersebut juga sering kali dijadikan dasar untuk melakukan tindak kekerasan atas nama agama oleh kelompok tertentu pada kelompok lainnya. "Menodai" sendiri menurut KBBI artinya adalah ",1) mengotori, 2) mencemarkan, menjelekkan, 3) merusak (kesucian, keluhuran, dsb.)". Berdasarkan definisi tersebut frasa "penodaan agama" artinya kurang lebih adalah "tindakan mengotori atau mencemarkan atau menjelekkan atau merusak kesucian atau keluhuran agama tertentu." Jadi ketika Yesus diklaim telah menodai atau melakukan penodaan agama Yahudi maka hal itu berarti bahwa Yesus dinilai telah mengotori, mencemarkan, menjelekkan serta merusak kesucian atau keluhuran agama Yahudi. Suatu klaim atau tuduhan yang amat berat tentunya! Lalu bagaimana seharusnya kita melihat permasalahan ini? Sebenarnya klaim penodaan agama Yahudi yang dilontarkan oleh para pemuka agama Yahudi dan ditujukan kepada Yesus tersebut didasarkan pada beberapa kesalahan paradigma yang amat mendasar. Suatu kesalahan mendasar yang sanggup menjadikan para pemuka agama Yahudi, dengan tameng penodaan agama, tega mengizinkan penyiksaan dilakukan terhadap Kristus. Berkaitan dengan hal ini, Eka lebih lanjut menuliskan bahwa seharusnya hanya Tuhan Yang Satu sajalah yang mutlak, maka yang lain -- sebab yang lain bukan Tuhan -- tidak pernah mutlak. Oleh karena itu, tidak pernah boleh kita memutlakkan hal yang lain. Hal "yang lain" di sini, lagi-lagi menurut Eka, termasuk adalah keyakinan agama kita sendiri. Kita memang harus menghormati keyakinan agama kita, tetapi kita tidak boleh mempertuhankannya. Kita memang wajib meyakini kebenaran agama kita, tetapi kita tidak perlu mengutuk yang lain. Kita memang akan bersedia mati bagi keyakinan agama kita, jika itu memang diperlukan, tetapi kita tidak perlu membunuh ataupun melakukan kekerasan. Kita memang tidak boleh memperjualbelikan prinsip-prinsip agama kita, tetapi kita tidak perlu menutup telinga dan hati untuk saling belajar dari yang lain. Jadi betapa kita wajib waspada dan berhati-hati dalam hal ini, karena rupanya siksaan yang dialami oleh Yesus Kristus sang Putra Allah bersumber pada klaim penodaan agama yang didasarkan pada paradigma yang sempit. Para pemuka agama Yahudi telah mempertuhankan agama mereka dan telah menutup telinga serta hati mereka untuk belajar pada Yesus Kristus. Suatu kesalahan yang amat tragis! Dan kesalahan yang seperti itu, tentunya tidak perlu terulang kembali pada hari-hari ini di bumi pertiwi yang kita sama-sama kita cintai ini. Tetapi toh kalaupun hal semacam itu kembali berulang dan ketidakadilan menimpa kita umat Kristiani berdasarkan tuduhan penodaan agama, biarlah dengan kuat kuasa dari Allah kita dengan berani menanggungnya seperti Yesus. ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Dia disiksa, Dia dihakimi, Dia terluka .... Semua Dia tanggung karena KASIH .... _____________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR 1 PENGURBANAN ALLAH Renungan kali ini dirancang khusus untuk membimbing Anda serta keluarga (atau dalam ibadah sekolah minggu) mengambil waktu singkat untuk bersekutu bersama dengan Allah selama 2 bulan. Renungan ini membahas tema penyaliban. Bila Anda khawatir tema ini terlalu berat bagi buah hati Anda, loncati bagian minggu-per-minggu ini dan bacalah bagian "Mau Lagi?" Carilah Dalam Alkitab Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. (Markus 15:12-13, 15-20) Bersiaplah Siapkanlah kain ungu. Kemudian, potonglah satu kain berbentuk bujur sangkar sepanjang 6 inci dan juga kain ungu berbentuk bujur sangkar sepanjang 3 inci untuk setiap anggota keluarga. Bicarakanlah Minggu ke-1: Rasa Malu Kita Letakkanlah potongan kain ungu yang besar di tengah-tengah meja dan bagikanlah potongan kecil kain ungu kepada seluruh anggota keluarga/kelas. Sekarang bacakanlah pasal Alkitab di atas (Markus 15:12-13, 15-20). Ketika Anda bercerita, mintalah masing-masing anggota keluarga meletakan lembaran kain ungu masing-masing pada kain ungu yang besar. Diskusikanlah pendapat Anda tentang Yesus yang dihina, dipukuli dan diludahi. Kasih Allah seperti apa yang tampak dalam kisah ini? Akhiri renungan Anda dengan mengucap syukur kepada Allah atas kematian dan kebangkitan Yesus. Minggu ke-2: Pengkhianatan Kita Bagikanlah lembaran kain ungu kecil dan bacalah Lukas 23:18-25. Salah satu orang tua bertindak sebagai narator, sedangkan yang satu atau anak yang paling besar membacakan kata-kata Pilatus. Anak-anak yang lebih kecil berperan sebagai kerumunan orang. Saat mendapat giliran berbicara, letakkanlah lembaran kain ungu yang kecil pada kain yang besar. Diskusikanlah pandangan Anda tentang orang-orang yang berpaling dari Yesus. Selain itu, bicarakan juga pengalaman setiap anggota keluarga: apakah mereka pernah mengkhianati seseorang demi mengikuti orang banyak. Akhiri renungan Anda dengan berdoa agar Tuhan menolong Anda menjadikannya pengikut yang setia. Minggu ke-3: Ketakutan Kita Bacalah Markus 15, terutama ayat 12-15. Kemudian, salah satu orang tua berperan sebagai narator, yang satu sebagai Pilatus. Dan anak- anak berperan sebagai kerumunan orang. Ketika anak-anak berteriak, "Salibkan Dia!" mintalah mereka meletakkan potongan kain ungu ke kain yang besar. Diskusikanlah alasan Pilatus menyerah pada pendapat orang banyak. Diskusikanlah saat-saat ketika Anda sadar telah melakukan sesuatu yang salah karena Anda takut dengan apa yang dipikirkan orang lain bila Anda tidak melakukannya. Akhiri waktu Anda dengan meminta Allah agar meneguhkan Anda kepada kebenaran, walaupun Anda gentar. Minggu ke-4: Pengampunan Kita Bacalah bagian kitab Markus, terutama ayat 16-20. Lalu bacalah kitab Lukas 23:34. Mintalah tiap anggota keluarga meletakan kain ungu kecilnya di atas kain yang besar di tengah-tengah meja dan katakan, "Bapa maafkan aku, karena aku tidak tahu apa yang telah aku lakukan." Bicarakanlah bersama arti pengampunan Yesus kepada Anda. Akhiri persekutuan Anda dengan mengucap syukur kepada Allah atas pengampunan bagi dosa-dosa kita. Hafalkan! Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. (Markus 15:20) Mau Lagi? USIA 3-5 TAHUN: Tanyakan kepada anak Anda pertanyaan seperti: Bagaimana rasanya memegang kain itu di tanganmu? Kira-kira apa yang Yesus rasakan setelah disiksa oleh pasukan kemudian dipakaikan jubah ungu itu? Ceritakanlah pada anak Anda bahwa Yesus menderita bagi kita, dia melenyapkan ketakutan dan kesakitan kita. Doronglah anak Anda untuk membawa kain tersebut ke tempat tidur mereka masing-masing. Ketika Anda berdoa, mintalah anak Anda memegang kain itu. Berdoalah pada Yesus agar Dia melenyapkan rasa takut yang dirasakan anak anda hari itu. USIA 6-9 TAHUN: Tanyakan kepada anak Anda pertanyaan seperti: Pernahkah kamu disalahkan atas tindakan yang tidak kamu lakukan? Bagaimana cara kamu menanggapinya? Mintalah anak Anda agar selalu membawa kain ini dalam tas punggungnya bulan ini agar kain itu mengingatkan mereka bahwa Yesus dapat menolongnya mengatasi situasi-situasi sulit. Mintalah anak Anda menghafalkan Markus 15:20. USIA 10-14 TAHUN: Mintalah anak-anak Anda mengungkapkan dan menuliskan pengalaman mereka ketika dihina atau dipermalukan. Apa tanggapannya? Tanyakanlah bagaimana perasaan mereka saat mengetahui bahwa Yesus tidak hanya dapat memahami perasaannya, tetapi Dia juga dapat menolong mereka melewati waktu-waktu itu. Mintalah anak Anda menuliskan Markus 15:17 dan Lukas 23:34 pada selembar kertas ungu dan hafalkanlah kedua ayat tersebut untuk bulan ini. KELUARGA/KELAS: Sebagai satu keluarga, temukanlah cara untuk saling mengampuni satu sama lain dalam bulan ini. Ingatlah bahwa pengampunan membutuhkan waktu, jadi jangan terpaksa memberikan pengampunan yang kurang tulus. (t/Uly) Diterjemahkan dari: Nama situs: MomSense - ChristianityToday.com Judul artikel asli: March: God`s Sacrifice Penulis: Karen L. Maudlin. Psy.D. Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/momsense/2000/marapr/ 23.54.html?start=1 ____________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR 2 NASKAH PANGGUNG BONEKA: ANAK DOMBA ALLAH Penulis Naskah: E.E. Perry Deskripsi: Anak domba yang mungil sedang kesal karena adanya hewan kurban dalam Perjanjian Lama. Sampai akhirnya, Harvey menjelaskan bahwa Yesus (Anak Domba Allah) telah berkurban bagi seluruh umat manusia. Cocok untuk usia: 7 tahun sampai 16 tahun Bahan: sebuah pemukul bola kasti Jumlah boneka: 2 (Domba dan Harvey) Waktu yang dibutuhkan: 3 -- 5 menit Karakter: Anak Domba -- sebuah boneka anak domba. Harvey -- boneka anak laki-laki Naskah: (Adegan dimulai dengan seekor anak domba masuk ke panggung. Dia sedang membaca Alkitab.) Anak Domba (berbicara kepada diri sendiri): Oh ya ampun! Tidak mungkin! Jahat sekali! (Harvey memasuki panggung) Harvey; Halo, Domba! Anak Domba (terkejut dan menjatuhkan Alkitab): Aaaahhhhhh! Harvey (mencoba mendekatinya): Maaf Domba, aku tidak bermaksud mengagetkanmu. Anak Domba (mengepalkan tinjunya): Sana! Pergi, pergi, pergi! Harvey (mendekatinya): Kamu kenapa Domba? Anak Domba (mengambil tongkat kastinya): Sana! Aku memang seekor domba, tapi aku bisa memukul pakai tongkat ini! Harvey: Kamu sedang kemasukan angin apa sih? Cepat letakkan tongkat itu! Anak Domba: Tidak mau! Aku telah membaca Alkitab! Kamu tidak akan pernah bisa mengurbankan aku! Harvey: Domba, tidak ada lagi domba kurban. Anak Domba: Terang saja kamu bilang begitu, itulah yang selalu mereka katakan tentang potong-memotong... "Tidak usah khawatir, Domba, kami hanya akan mencukurmu sedikit saja." Harvey: Aku serius, Domba. Yesuslah yang menebus kita sehingga kita tidak perlu memberikan hewan kurban persembahan bagi Tuhan. Anak Domba: Apa katamu?! Harvey: Yesus adalah Anak Allah yang turun dari surga. Kehidupan-Nya benar-benar sempurna sehingga orang Yahudi dengki kepadanya. Allah mengizinkan mereka membunuh Yesus, dan Dia menjadi kurban yang menebus dosa kita semua, oleh karena itu dia disebut Anak Domba Allah. Anak Domba: Yakin? Harvey: Yup! Anak Domba: Tunggu dulu! Katamu Yesus telah mati! Tapi, setiap hari Minggu aku mendengar jemaat gereja menyanyikan (nyanyi) "Dia hidup! Dia Hidup! Yesus Kristus masih hidup sekarang...." Harvey: Ya, memang betul! Allah membangkitkan Yesus tiga hari setelah kematian-Nya dan saat ini Dia berada di surga menyiapkan tempat bagi umat percaya. Anak Domba: Yakin? Harvey: Jangan pegang kata-kataku. Alkitab sendiri yang berbicara dalam Roma 10:9: "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." Anak Domba (meletakkan pemukul kasti di lantai): Wah, Har, aku senang Yesus telah datang. Harvey: Ya, ini kabar baik bagi semua orang! Anak Domba: Dan semua anak domba juga! (t/Uly) Diterjemahkan dari: Nama situs: PuppetResources Judul artikel asli: The Lamb Of God Penulis: E.E. Perry Alamat URL: http://www.puppetresources.com/documents/script168.htm ____________________________________________________________________ WARNET PENA DAPATKAN BAHAN-BAHAN PASKAH DI SITUS PASKAH SABDA http://paskah.sabda.org/ Situs PASKAH SABDA dibangun untuk menjadi tempat Anda mendapatkan berbagai bahan Paskah yang bermutu. Beragam bahan disediakan secara lengkap -- hampir semua jenis bahan Paskah tersedia di sini, mulai dari artikel Paskah, drama Paskah, renungan Paskah, bahan mengajar Paskah, kesaksian Paskah, khotbah audio Paskah, puisi Paskah, resensi buku Paskah, ulasan situs Paskah, tip-tip Paskah, humor Paskah, lagu Paskah, gambar Paskah, kartu Paskah, dan masih banyak lagi. Selain menyediakan beragam bahan, situs PASKAH SABDA ini juga mengundang Pembaca untuk berpartisipasi dengan mengirimkan bahan-bahan Paskah sehingga bisa saling berbagi berkat kepada pengunjung yang lain. Keistimewaan lain pada situs ini adalah tersedianya berbagai fasilitas untuk berinteraksi dengan sesama pengunjung, misalnya menulis blog pribadi seputar Paskah, berkomentar, berdiskusi di forum, dan mengirimkan ucapan selamat Paskah kepada teman seiman dan pengunjung yang lain. ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/ Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih Kontributor: S. Heru Winoto Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |