Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/468 |
|
e-BinaAnak edisi 468 (4-2-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 468/FEBRUARI/2010 - SALAM DARI REDAKSI: Mengajarkan Kasih kepada Anak - ARTIKEL 1: Mengajarkan Anak-Anak Mengasihi Allah - ARTIKEL 2: Melatih Anak-Anak Mencintai Tuhan - MUTIARA GURU - WARNET PENA: Mari Berlangganan Publikasi e-RH ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI MENGAJARKAN KASIH KEPADA ANAK Tidak ada hal yang lebih indah selain mengasihi. Hal ini adalah pelajaran penting dari setiap firman-Nya. Sudahkah hal ini Anda terapkan kepada anak layan Anda? Sedini mungkin mengajarkan anak untuk mengasihi orang tua, saudara, teman, hingga mengasihi Tuhan sebagai titik penting dari konsep kasih itu sendiri adalah tugas kita bersama. Pelayan Anak, sepanjang bulan Februari 2010 ini, edisi publikasi e-BinaAnak mengangkat tema khusus tentang bagaimana "Mengajarkan Kasih kepada Anak." Sebagai pembuka, silakan simak artikel dan tip yang akan mengajar anak layan Anda untuk mengasihi Allah. Selamat menyimak! Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari http://pepak.sabda.org/ http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (1 Yohanes 2:5) < http://alkitab.sabda.org/?1Yohanes+2:5 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL 1 MENGAJARKAN ANAK-ANAK MENGASIHI ALLAH Setiap pasangan memiliki tanggung jawab yang sangat besar ketika mereka menjadi orang tua. Seorang anak yang baru lahir bergantung pada ayah dan ibunya untuk mendapatkan cinta, makanan, pakaian, tempat tinggal, perlindungan, dan pendidikan. Selama kurun waktu 2 dekade atau lebih, anak-anak perlu diasuh secara mental, emosi, rohani, dan fisik oleh orang tua mereka. Orang tua Kristen dan pelayan anak memunyai tugas penting yaitu mengajar anak untuk mengasihi Tuhan, menaati dan melakukan firman-Nya, serta percaya pada janji-janji-Nya. Dengan mengajar anak-anak untuk mengasihi Tuhan, maka orang tua secara tidak langsung akan membangun dasar rohani yang kuat bagi anak-anak mereka. Orang tua perlu melengkapi anak-anak mereka dengan peralatan rohani yang akan mereka butuhkan dalam perjalanan kehidupan mereka, yaitu: kepercayaan, doa, pengetahuan Alkitab, dan kasih. Anak-anak yang rohaninya kuat senantiasa bergantung kepada Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berdoa merupakan bagian dari kehidupan mereka. Pendalaman Alkitab setiap hari membantu mereka memandang kehidupan dari sudut pandang Alkitab. Orang tua yang mengajar anak-anaknya mengasihi Allah berarti memberikan warisan yang akan memampukan mereka untuk mengalahkan tragedi. Cerita Alkitab Sebelum Tidur Fallingwater, salah satu perumahan yang paling terkenal pada abad ke-20, didirikan di atas sungai kecil Bear Run, yang terletak di Bear Run, Pennsylvania, Amerika Serikat. Perumahan Fallingwater ini tampak begitu mengagumkan; tapi, ada satu kekurangan utamanya: dasar bangunannya terlalu rapuh untuk menyokong berat rumah-rumah itu. Karena dasar yang tidak kuat, rumah itu harus mengalami perbaikan utama untuk mencegahnya agar tidak runtuh. Jika saja arsiteknya membangun dasar yang kokoh, Fallingwater akan tetap berdiri kuat dan kokoh tanpa perlu perbaikan yang drastis. Dasar Fallingwater ini merupakan sebuah contoh dari apa yang terjadi pada anak-anak ketika orang tua gagal membangun dasar rohani yang kuat di rumah. Orang tua terkadang sangat terpaku untuk mendandani anak-anak mereka dengan pakaian-pakaian karya perancang busana, menyekolahkan mereka di sekolah terbaik, dan memasukkan mereka ke klub sepak bola unggulan, sehingga mereka melupakan bagian terpenting dalam mengasuh anak: dasar rohani yang kokoh. Bagaimana orang tua Kristen bisa mengajar anak-anak supaya mengasihi Tuhan? Bagaimana mereka bisa membangun dasar rohani yang kokoh? Orang tua dapat menanamkan suatu dasar rohani dalam diri anak-anak mereka melalui Alkitab, doa, gereja, dan peristiwa-peristiwa yang dapat dipakai untuk mengajarkan sesuatu. Melalui Alkitab Ketika saya dan Timothy memunyai anak pertama, Christian, kami tidak tahu bagaimana cara untuk mulai menanamkan nilai-nilai kekristenan. Namun, suami saya mulai membacakan Alkitab untuk Christian. Hari lepas hari, Christian mulai mengerti bahwa Alkitab merupakan bagian penting dalam kehidupan kami. Setelah beberapa tahun, Christian mulai mengenal dan mengasihi Allah. Tidak ada kata terlalu cepat untuk mulai membacakan Alkitab kepada anak Anda. Simaklah saran-saran berikut ini untuk mengajarkan Alkitab kepada anak Anda. 1. Bacakanlah cerita-cerita Alkitab untuk anak-anak Anda dari buku-buku yang sesuai dengan usia anak Anda. 2. Terapkanlah kebenaran-kebenaran yang alkitabiah dalam kehidupan anak-anak Anda. (Contohnya: kamu diciptakan oleh Allah, Allah mengasihimu. Kamu dapat berbicara dengan Allah.) 3. Lagukan ayat-ayat Alkitab dengan nada yang akrab di telinganya dan nyanyikan bersama anak Anda. 4. Gunakanlah drama untuk menjelaskan cerita-cerita Alkitab dengan memeragakan suasana dan cerita dari Alkitab. 5. Hormatilah Alkitab, bacalah di saat teduh Anda, dan bawalah Alkitab ketika Anda ke gereja. Melalui Doa Saat ingat, saat saya masih kecil, saya dan kakek saya berdoa bersama. Saya mengenal dan mengasihi Allah karena ayah mengajar saya bagaimana cara kita berdoa dan saya sering melihat dia berlutut untuk berdoa di rumahnya. Ajarkan kepada anak Anda bahwa ada banyak cara untuk berdoa, tempat untuk berdoa, dan kata-kata untuk berdoa. Berdoalah saat mereka makan dan tidur, tetapi jangan pada saat itu saja. 1. Berdoalah bersama-sama secara rutin sebagai satu keluarga ketika ada seseorang yang sakit. 2. Berdoalah dengan mata terbuka saat Anda mengantarkan anak Anda ke sekolah. 3. Buatlah doa "album foto". Ambillah foto keluarga dan bersyukurlah untuk setiap orang yang ada dalam foto tersebut. 4. Ambilah waktu untuk jalan-jalan di lingkungan sekitar Anda dan doakanlah tetangga-tetangga Anda. 5. Doakanlah para misionaris dengan menggunakan peta dunia. Tunjuklah negara-negara tempat para misionaris itu melayani. Doakanlah para misionaris dan orang-orang yang mereka tolong untuk mengenal Tuhan. 6. Duduklah di mal dan berdoalah tanpa bersuara untuk orang-orang yang melewati Anda. Melalui Gereja Ibu dan ayah saya membawa saya ke gereja. Mereka mengajarkan kepada saya untuk mendengarkan khotbah pendeta, menyanyikan lagu-lagu yang ada di buku pujian, dan menyapa anggota lain di gereja tersebut. Dengan demikian, mereka memberikan warisan yang akan terus saya syukuri. Anak-anak belajar dari teladan orang tua mereka. Rutin menghadiri ibadah gereja menunjukkan bahwa saat tersebut merupakan saat yang penting bagi keluarga Anda. Gereja merupakan waktu untuk bersekutu, menguatkan, dan belajar. 1. Mengikuti ibadah gereja secara rutin bersama keluarga. 2. Mengikuti sekolah minggu untuk mempelajari kebenaran Alkitab dengan cara yang menyenangkan dan kreatif. 3. Memiliki ibadah bersama keluarga. 4. Berpartisipasi dalam pelayanan gereja karena pimpinan Tuhan. Melalui Peristiwa-Peristiwa Peristiwa sehari-hari memberikan berbagai kesempatan untuk mengajarkan kepada anak-anak Anda cara pandang Kristen -- cara untuk melihat segala sesuatu dalam hidup melalui mata Yesus Kristus. Kristus masuk dalam hidup anak-anak Anda, dan pengajaran-pengajaran rohani itu akan terus menerus diwariskan untuk membangun dasar yang kuat pada diri cucu-cucu Anda. Berikut ini contoh-contoh peristiwa yang pernah saya gunakan yang dapat dipakai untuk mengajarkan sesuatu. Namun, peristiwa yang dapat digunakan untuk mengajar ini bisa terjadi kapan saja, dan di mana saja. Peristiwa-peristiwa ini akan mengajar anak Anda bahwa Tuhan adalah bagian dari seluruh kehidupan mereka. Biarkanlah anak-anak Anda melihat bahwa Anda belajar dari kesalahan-kesalahan Anda: 1. Biarkan anak-anak membuat kesalahan. Setelah itu tunjukkan kepada mereka kasih dan anugerah yang telah Allah tunjukkan kepada Anda. 2. Ketika Anda sedang berada di luar rumah, lihatlah sekitar Anda dan bersyukurlah karena Allah menciptakan alam yang indah. 3. Ketika pelangi melengkung menghiasi langit, ajarkan kepada anak-anak Anda tentang kisah Nuh dan Air Bah dan janji-janji Tuhan. 4. Saat bertamasya ke kebun binatang, ajaklah anak Anda berhenti sejenak, merenung, dan bersyukur kepada Tuhan atas mahkluk hidup ciptaan-Nya yang luar biasa. Membangun dasar rohani anak-anak dengan mengajar mereka supaya mengasihi Allah sangatlah penting. Melalui pendalaman Alkitab, menghormati dan menghargai kuasa Kitab Suci, berdoa, dan menghadiri kebaktian di gereja bersama keluarga, serta melalui pelajaran-pelajaran tentang cara pandang Kristen yang diajarkan setiap hari, Anda dapat memberikan anak-anak Anda dasar yang kuat yang dibangun di dalam Kristus. Warisan terbesar yang dapat Anda berikan kepada anak-anak Anda ialah mengajarkan kepada mereka untuk mengasihi Allah.(t/uly) Diterjemahkan dari: Nama situs: www.lifeway.com Judul asli artikel: Teaching Children to Love God Penulis: Denise George Alamat URL: http://www.lifeway.com/article/?id=154940 ______________________________________________________________________ Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ ARTIKEL 2 MELATIH ANAK-ANAK MENCINTAI TUHAN Anak-anak adalah masa depan kita. Faktanya, mereka adalah masa depan! Berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang pendeta dan juga ayah, anak-anak cepat sekali tumbuh dewasa. Sebagai orang tua dan sebagai gereja, kita dipanggil untuk melatih dan mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada mereka. Mengajarkan kepada mereka untuk menghormati kita juga merupakan bagian dari latihan yang kita berikan. Perhatikanlah bagaimana Allah membenarkan kita sebagai anak-anak-Nya. Kita menyadari bahwa Dia melakukannya karena Dia mengasihi kita. Dia ingin kita menghormati dan menghargai-Nya supaya kita taat kepada-Nya. Dia menginginkan kita untuk menaati-Nya agar kita dapat menyelesaikan panggilan-Nya dalam kehidupan kita. Hal yang sama patut kita terapkan pada anak-anak kita. Ketika kita membesarkan mereka untuk menghormati dan menghargai kita, secara tidak langsung kita juga mengajarkan kepada mereka untuk menghargai dan menghormati Bapa di Surga. Ketika saya masih kecil, saya ingat bahwa saya menginginkan orang tua saya untuk mengoreksi tindakan saya. Keinginan ini muncul ketika saya berumur 5 tahun. Saya dan keluarga tinggal di kota New York. Ibu saya bekerja malam hari dan bapak saya telah tertidur di dipan. Daripada tidur di kamar, saya memilih begadang menonton televisi. Tidak pernah terlintas dalam benak saya untuk bersiap tidur sendirian karena saya belum pernah melakukannya sebelumnya. Saya menunggu sampai ayah saya bangun. Ketika dia bertanya mengapa saya belum pergi tidur, dengan lugunya saya menjawab, "Aku menunggu ayah." Setelah saya mengingat-ingat, saya menyadari bahwa saya ingin dia mengoreksi saya dan mengatakan apa yang harus saya lakukan. Sama seperti yang dirasakan anak-anak kita. Mereka ingin dikoreksi. Mereka mungkin tidak mengatakannya secara langsung, namun di lubuk hati mereka yang paling dalam mereka mengharapkan pengarahan dan koreksi. Mengapa demikian? Karena ketika kita mendisiplin dan mengoreksi mereka hal tersebut akan membangun suatu perasaan aman. Mereka akan mengasihi kita sebagai orang tua mereka dan yang lebih penting lagi mereka akan mengasihi Tuhan. Mengasihi Tuhan dan Sesama Segala hal yang kita lakukan dalam kehidupan kita -- baik itu sebagai orang tua maupun sebagai anak -- harus berawal dari mengasihi Bapa Surgawi dan sesama kita. Matius 22:37-39 berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kita semua dipanggil untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi kita. Kita juga dipanggil untuk mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Sediakan waktu untuk membaca kembali ayat ini. Ketika ayat tersebut menyatakan, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri," berilah tanda kurung pada "sesamamu manusia" dan isilah tempat itu dengan nama seseorang yang Anda kenal. Sekarang renungkanlah hal ini: Anak-anak dapat menggunakan nama orang tua mereka dalam ayat ini. Dengan begitu, mereka harus mengasihi orang tua mereka, seperti mereka mengasihi diri mereka sendiri. Ini bukanlah suatu yang berlebihan karena "sesamamu manusia" tidaklah terbatas pada orang yang tinggal di dekat kita saja. Frasa ini mengacu pada setiap orang yang kita kenal, baik teman, keluarga, dan orang tua. Perintah yang Diikuti dengan Janji Ulangan 5:16 mengatakan pada kita betapa pentingnya bagi anak-anak untuk menghormati orang tua mereka. Bagian pertama dari ayat ini merupakan perintah: "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu." Namun perintah ini juga disertai dengan sebuah janji. Janji itu menyatakan bahwa umur kita akan lanjut dan keadaan kita baik di tanah yang diberikan Tuhan Allah kepada kita. Anak-anak perlu memahami bahwa menghormati ayah dan ibu mereka memengaruhi arah kehidupan mereka. Hal ini sangatlah penting! Kata menghormati berarti "sangat menghargai", "menaati", atau "mengasihi dengan penuh kebaikan, kasih sayang, dan perhatian." Sama seperti kita harus menghargai orang tua kita, kita harus mengajarkan anak-anak kita untuk bertindak serupa. Mereka menghormati kita sebagai orang yang mereka hargai dan mengasihi kita dengan penuh kebaikan, kasih sayang, dan perhatian. Ketika kita mengajarkan kepada anak-anak kita untuk menghormati otoritas kita, mereka kemudian akan belajar menghormati otoritas Tuhan. Sebagai orang tua mereka, kita adalah suara Allah dalam kehidupan mereka. Kita melatih dan mengarahkan mereka untuk mengikuti Tuhan Allah dengan segenap hati mereka. Kita dipanggil untuk menjadi refleksi Yesus Kristus bagi mereka. Ketika kita mengajar mereka untuk menjadi serupa dengan Yesus, kita membantu mereka merasa akrab dengan kasih Allah. Contoh yang Kita Berikan Dalam Lukas 2 kita membaca kehidupan Yesus sebagai seorang anak. Ini merupakan contoh yang baik tentang bagaimana anak-anak sebaiknya menanggapi orang tua mereka. Dalam bahasan kali ini, Yesus dan orang tua kandungnya pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah Yahudi. Pada waktu itu dia baru berumur 12 tahun. Di akhir kunjungannya, Maria dan Yusuf meninggalkan Yerusalem dan kembali pulang. Dalam perjalanan, mereka baru menyadari bahwa Yesus tidak ada dalam rombongan mereka. Mereka kembali dan menemukan Yesus sedang berdiskusi di tempat ibadah. Ketika mereka bertanya apa yang sedang dikerjakan-Nya, Dia menjawab, "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah bapa-Ku?" (Lukas 2:49). Sekarang perhatikanlah apa yang dikatakan ayat 51: "Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka." Disebutkan dalam ayat itu, "Ia tetap hidup dalam asuhan mereka." Kata "asuhan" berarti "memosisikan diri di bawah seseorang." Yesus memosisikan diri-Nya di bawah orang tua-Nya; Dia memosisikan diri di bawah otoritas mereka. Dia melatih sikap taat kepada orang tua-Nya agar dia dapat taat kepada Bapa-Nya di surga. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari dikatakan bahwa Yesus "taat kepada mereka." Jadi dari sudut pandang anak-anak kita, ketaatan (berada dalam asuhan kita sebagai orang tua mereka) merupakan bagian dari menghormati dan mengasihi kita. Yesus segera taat. Dia tidak melawan Maria dan Yusuf maupun mengacuhkan mereka. Dia taat. Anak-anak kita seharusnya juga menanggapi kita demikian. Mereka harus segera taat. Dengan belajar menaati kita dengan cepat, mereka juga segera belajar menaati Tuhan. Generasi Mendatang Sebagai orang tua dan orang percaya, kita memunyai tanggung jawab yang besar. Kita mengasuh generasi mendatang. Anak-anak kita dan anak-anak di gereja kita adalah generasi para pendeta, guru, dan orang tua yang selanjutnya. Kita harus mengasuh mereka dengan benar. Kita harus melatih mereka untuk mengikuti Tuhan -- untuk menghormati dan menaati-Nya tanpa mengeluh atau menunda-nunda. Ini merupakan langkah yang penting untuk melengkapi mereka memenuhi panggilan Tuhan dalam kehidupan mereka. Jangan sampai anak kita kurang diperlengkapi dalam melaksanakan panggilan mereka. Mari kita ajarkan kepada mereka bagaimana menghormati kita dan dengan menghormati kita, mereka menghormati Dia. Anak-anak harus menghormati Tuhan dan mereka juga perlu tahu betapa besar kasih Tuhan kepada mereka. Mereka banyak belajar hal tersebut melalui Anda, orang tua mereka. Dan ingatlah, anak-anak kita adalah masa depan kita! (t/uly) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: Kenneth Copeland Ministries.org Judul asli artikel: Training Children to Love God Penulis: George Pearsons Alamat URL: http://www.kcm.org/real-help/article/training-children-love-god ______________________________________________________________________ Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ TIPS CARA-CARA MENGAJAR ANAK TENTANG KASIH ALLAH Hari Valentine adalah hari yang dirayakan untuk orang-orang yang kita kasihi. Kita cenderung membeli hadiah-hadiah dan kartu-kartu yang penuh dengan kata-kata mutiara untuk menunjukkan kepada keluarga atau teman-teman kita betapa kita mengasihi mereka. Namun, tahukah Anda bahwa tradisi ini dimulai sekitar tahun 270 setelah Masehi dalam festival penyembahan berhala yang merayakan kesuburan pada 15 Februari? Sedangkan, nama itu sendiri menurut legenda dipercaya berasal dari nama seorang pastor, Santo Valentinus, yang dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari karena dianggap melakukan upacara pernikahan tidak resmi. Dan karena ditemukan surat yang ditandatanganinya untuk kekasihnya pada pagi hari saat kematiannya, hari Valentine pun muncul. Sebagai wanita yang telah menikah, saya sangat senang mendapatkan hadiah kasih sayang dari suami saya dan saya memeras otak mencari hadiah yang berbeda tiap tahunnya untuk menyatakan cinta saya kepadanya. Bahkan, saya juga memberikan permen-permen kecil untuk anak saya yang berumur 12 tahun dan kartu "Be Mine" (Jadilah Milikku) sebagai wujud rasa cinta. Ini adalah tradisi keluarga kami. Namun, apakah ini benar-benar menunjukkan kepada orang yang terkasih tentang cinta sejati itu? Apa yang kita lakukan untuk menunjukkan kasih Allah kepada orang lain dan anak-anak kita dalam kehidupan sehari-hari? Apakah harus dengan membelikan mereka hadiah-hadiah mewah untuk menunjukkan cinta sejati kita kepada orang lain? Mungkin beberapa dari kita berpendapat, "Sangat menyenangkan ketika kita mendapatkan hadiah-hadiah, jadi apa salahnya?" Tidak salah, jika Anda benar-benar melakukan dan mengetahui arti cinta sesungguhnya, yang tidak tertandingi dengan hadiah apa pun juga. Dan sebagai orang tua Kristen, kita harus memastikan anak-anak kita tahu betapa besar kasih Allah kepada mereka, agar ketika mereka tumbuh dewasa, mereka tidak mencari dan mencoba mengisi kehampaan diri mereka dengan seseorang atau sesuatu yang dapat mengecewakan mereka. Berikut ini delapan cara mengajarkan anak Anda tentang kasih Allah melalui firman-Nya: 1. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (1 Yohanes 3:15-17) 2. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih. (2 Yohanes 1:2-4) 3. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. (Yudas 1:20-22) 4. Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 19:18-20) 5. Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (Matius 22:36-38) 6. Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur 136:1-3) 7. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (1 Yohanes 2:4-6) 8. Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. (1 Yohanes 4:6-8) Pada Hari Kasih Sayang ini, marilah kita mengajarkan kepada anak-anak kita bahwa kasih Allah merupakan makna dari cinta sejati. Kemudian, "karunia rohani" kita akan menjadi hadiah yang lebih bermakna tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Kita bersyukur sekali mendapatkannya.... (t/Uly) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: www.ezinearticles.com Judul asli artikel: 8 Ways To Teach Your Child About God`s Love Penulis: Wanda Ball Alamat URL: http://ezinearticles.com/?id=962272 ______________________________________________________________________ Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak _____________________________________________________________________ MUTIARA GURU Kasih Allah merupakan makna dari cinta sejati. Kemudian, "karunia rohani" kita akan menjadi hadiah yang lebih bermakna. -- Wanda Ball -- ______________________________________________________________________ WARNET PENA MARI BERLANGGANAN PUBLIKASI E-RH Ingin mendapatkan bahan saat teduh setiap hari di kotak surat elektronik Anda? Silakan berlangganan publikasi e-Renungan Harian (e-RH). e-RH adalah bahan renungan yang diterbitkan secara teratur oleh Yayasan Gloria dan diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi e-RH ini hadir untuk mendukung dan memperlengkapi masyarakat Kristen Indonesia pengguna internet untuk menjadi saksi Kristus. Untuk berlangganan silakan kirim e-mail kosong ke: < subscribe-i-kan-akar-Renungan-Harian(at)hub.xc.org > atau menghubungi redaksi di alamat: < rh(at)sabda.org > ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/ Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih Kontributor: Truly Almendo Pasaribu Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |