Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/439 |
|
e-BinaAnak edisi 439 (1-7-2009)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 439/JULI/2009 - SALAM DARI REDAKSI: Pentingnya Kelas Bayi - ARTIKEL 1: Lahir untuk ... - MUTIARA GURU - ARTIKEL 2: Mengapa Perlu Ada Kelas Bayi? - BAHAN MENGAJAR: Ci Luuk Baa ... - WARNET PENA: Artikel Seputar Bayi ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI PENTINGNYA KELAS BAYI Sejak kapankah anak-anak dapat dikenalkan kepada Allah? Disadari atau tidak, mereka sudah dapat dikenalkan kepada Allah sejak usia mereka 0 bulan. Karena itu, para Pelayan Anak seharusnya tidak perlu ragu-ragu untuk mengadakan kelas sekolah minggu untuk bayi. Untuk menambah informasi akan pentingnya pelayanan untuk para bayi, sajian perdana di minggu pertama bulan Juli 2009 ini menghadirkan topik "Pentingnya Kelas Bayi dalam Sekolah Minggu". Harapan kami, sajian tersebut dapat membakar semangat para Pelayan Anak untuk segera memulai kelas sekolah minggu untuk bayi. Jangan menundanya! Mari segera memulainya dan kenalkan mereka kepada Kristus melalui puji-pujian dan firman-Nya sejak dini. Selamat menyimak dan jangan lewatkan sajian-sajian seputar kelas bayi lainnya di minggu-minggu selanjutnya! Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/ http://pepak.sabda.org/ Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. (Mazmur 22:10) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+22:10 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL 1 LAHIR UNTUK ... Pernahkah Saudara bertanya-tanya mengapa Allah memilih untuk menciptakan orang-orang dewasa melalui masa bayi, masa kanak-kanak, dan masa remaja yang nampaknya tidak menghasilkan sesuatu? Pastilah Allah yang Mahakuasa dapat merencanakan satu metode pembiakan yang lebih efisien untuk umat manusia. Namun, memang seperti itulah rencana-Nya. Dengan jelas, Alkitab menunjukkan bahwa tahun-tahun persiapan ini sangat berguna, bahkan masa bayi yang tak berdaya itu. Allah mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang terdapat dalam bayi yang baru lahir. Akan tetapi, orang tua dan pengerja kelas bayi selalu memperingatkan diri mereka sendiri mengenai kemungkinan-kemungkinan itu, jika tidak maka pengaruh-pengaruh pada makhluk yang kecil itu hanya merupakan tugas-tugas rutin yang dilaksanakan untuk pertumbuhan jasmani anak itu. Tidaklah mengherankan bahwa orang-orang dewasa menemui kesulitan untuk membayangkan manusia dewasa yang tersembunyi dalam diri seorang bayi. Bahkan, mereka suka mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terpendam dalam diri mereka sendiri. Tetapi di dalam sistem Allah, bayi-bayi pun memunyai potensi. Para orang tua dan pengerja sekolah minggu harus menolong agar maksud Allah sepenuhnya bagi anak-anak bayi itu tercapai. LAHIR UNTUK ... DIKASIHI "Jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini," Yesus mengingatkan murid-murid-Nya (Matius 18:10). Nada peringatan-Nya yang keras bahkan mendorong itu, terdengar pada waktu Dia mendahului perintah-Nya dengan kata "ingatlah". Jangan meremehkan nilai dan kemampuan mereka. Sekalipun dia masih kecil sekali, bayi itu memunyai kemampuan rohani. Dia mulai mengenal kasih Allah melalui kasih orang tua dan orang-orang dewasa yang menaruh perhatian padanya. Para ahli ilmu jiwa dan dokter-dokter jiwa menghabiskan waktu bertahun-tahun guna menolong orang-orang dewasa mengatasi pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak di mana mereka dilalaikan. Berapa banyak tahun terbuang karena para orang dewasa tidak menunjukkan kasih sejati kepada mereka ketika masih bayi. Jika Nita telah menerima kasih dan perhatian yang diperlukannya, dia tak usah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan. Setiap kali pemimpin sekolah minggu meminta anak-anak yang berulang tahun dalam minggu yang lalu untuk maju guna menerima penghargaan, Nita maju ke depan. Gurunya menyadari bahwa kelakuannya itu disebabkan karena dia ingin diperhatikan. Persoalannya itu diselesaikan ketika mereka menyatakan kasih dan perhatian kepadanya. Allah menjadikan bayi-bayi untuk dikasihi, tetapi bukan hanya karena mereka baik dan manis. Dengan menyatakan kasih yang ikhlas kepada seorang bayi, Roh Kudus dapat menghasilkan buah-Nya di dalam diri kita. Jika tidak ada kasih terhadap seorang bayi, di mana gerangan terdapat kasih itu? LAHIR UNTUK ... MENJADI CONTOH Pada waktu murid-murid mulai menanyakan tentang kebesaran dan kedudukan, Yesus menjawab dengan berbicara tentang anak-anak. "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Demikianlah mereka bertanya dengan memusatkan perhatian pada diri sendiri. "Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka" (Markus 9:36) sebagai alat peraga. Mengapa seorang anak? Bagi Guru Agung itu, masa kanak-kanak merupakan satu pembanding yang sempurna mengenai kewargaan Kerajaan Surga. "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak-anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Matius 18:3) Bukan kurangnya pengetahuan atau kelemahan anak itu yang dipuji. Bukan pula keadaannya yang tidak bersalah. Untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, seseorang harus memperlihatkan kepercayaan dan kejujuran yang polos dari seorang anak. Sebagaimana anak pada waktu bermain asyik dalam kesenangan pada waktu itu, tidak memedulikan kemarin atau esok hari, demikian pula kita harus bergantung sepenuhnya kepada Allah sekarang ini. LAHIR UNTUK ... MERDEKA Terang-terangan, dalam dua peristiwa, Yesus menjadi marah. Ia tidak marah pada waktu Ia dihina, dituduh palsu, atau diumpat. Juga tidak pada waktu mereka meludahi wajah-Nya, menarik janggut-Nya, atau memaku Dia pada sebuah salib. Tetapi Ia menjadi marah ketika para penukar uang menajiskan Bait Allah dan ketika orang-orang dewasa tidak mengindahkan nilai seorang anak. Sekali lagi, murid-murid berpikir menurut cara dunia ini. Mereka mengecewakan dan memarahi ibu-ibu yang membawa bayi-bayi dan anak-anak mereka untuk dijamah dan diberkati oleh Yesus. Markus 10:14 terjemahan bahasa sehari-hari mengatakan bahwa Yesus "merasa tidak senang". Tetapi Terjemahan Baru dan Lama mengatakan "marahlah Ia". "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku; jangan menghalang-halangi mereka." (Markus 10:14) Anak-anak datang ke dalam dunia dengan sifat perangai yang takluk kepada dosa. Tetapi mereka dilahirkan untuk merdeka. Setiap tindakan kasih hendaknya menunjuk kepada kasih Allah yang berusaha menyelamatkan mereka dari dosanya. Pada waktu orang tua menyerahkan anak yang baru lahir kepada Allah, mereka mengakui bahwa mereka ingin agar potensi yang Allah tempatkan dalam diri anak mereka itu akan diwujudkan. LAHIR UNTUK ... DEWASA DI DALAM KRISTUS Kedewasaan Kristen merupakan tujuan bagi semua orang beriman, namun jarang yang mencapainya. Banyak sifat, misalnya kesabaran, penguasaan diri, kelembutan, dan kerendahan hati telah dibahas panjang lebar sebagai tanda-tanda kehidupan Kristen yang dewasa. Tetapi teladan yang diberi oleh Yesus sendiri menunjukkan bahwa kedewasaan Kristen dapat diringkas dalam sepatah kata: Ketaatan. "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya." (Ibrani 5:8-9) Jika Kristus telah dijadikan sempurna dengan jalan belajar taat, bukankah beralasan bahwa kita harus menjadi dewasa di dalam Kristus dengan jalan belajar taat? Tidak ada anak yang terlalu muda untuk mulai belajar. Bahkan pada mula pertama seorang bayi menunjukkan kemauannya sendiri, dia dapat diperkenalkan di dalam kasih pada pelajaran-pelajaran permulaan dalam ketaatan. Pada waktu itu dia mengambil langkah-langkah permulaannya menuju kedewasaan Kristen. Petrus juga mengerti pentingnya ketaatan bagi kedewasaan Kristen. Dia menantang para pembacanya untuk memperlakukan diri "sebagai anak-anak yang taat" (1 Petrus 1:14). Orang Kristen yang taat kepada setiap perintah dan bisikan Roh, yang juga telah belajar untuk taat kepada kekuasaan orang tua dan orang-orang lain, pastilah sudah menjadi dewasa di dalam Kristus. Setiap anak bayi dilahirkan dengan potensi ... untuk dikasihi, untuk menjadi contoh, untuk merdeka, dan untuk menjadi dewasa di dalam Kristus. Tetapi sejak zaman Alkitab hingga sekarang, anak-anak sering kali lebih diremehkan dan diabaikan daripada dibentuk menuju kemungkinan-kemungkinan Allah lihat di dalam mereka. Penyembah berhala dalam Perjanjian Lama mengorbankan anak-anak mereka, menjual, memakan mereka, dan menyuruh mereka berjalan melalui api sebagai bagian dari upacara agama. Perbuatan-perbuatan demikian tidak lagi berlaku dalam masyarakat yang beradab. Tetapi apakah perbuatan-perbuatan lain yang timbul menggantikannya? Allah memanggil pengerja departemen bayi maupun pengerja-pengerja lain dalam sekolah minggu yang akan memengaruhi makhluk-makhluk kecil ini, untuk bekerja sama dengan keluarga anak itu dalam mengakui potensi yang telah ditetapkan oleh Allah dalam diri anak itu. Apakah pahala-pahala bagi pengerja yang dengan penuh doa dan kasih berusaha membuka dan memperkembangkan potensi yang Allah lihat di dalam setiap anak bayi? Di hadapan murid-murid-Nya, Kristus telah mengambil seorang anak dan memberkatinya. Dia akan berbuat demikian lagi. Dia yang telah meletakkan seorang bayi dalam kandungan dan menjadikan Yohanes Pembaptis dari padanya; yang telah mengambil seorang anak laki-laki yang bungsu yang tidak mungkin akan sukses dan menjadikan seorang Daud dari padanya; yang telah mengambil seorang pemuda yang tidak diharapkan dan menjadikan seorang Samuel dari padanya; Dia itu juga akan mengambil seorang bayi dari dalam departemen bayi dan menjadikannya seorang pemimpin Kristen untuk masa depan. Pada waktu itu, terwujudlah potensi yang ada di dalam dirinya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 1 Penyusun: Pembina Departemen Sekolah Minggu Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah Penerbit: Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang 1997 Halaman: 21 -- 23 ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Tidak pernah ada usia yang terlalu dini untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak, bahkan kepada bayi sekalipun. -Meilania- ______________________________________________________________________ ARTIKEL 2 MENGAPA PERLU ADA KELAS BAYI? Tidak pernah ada usia yang terlalu dini untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak, bahkan kepada bayi sekalipun. Menunggu hingga anak menjadi besar, berarti melewatkan kesempatan yang sangat berharga untuk menaburkan benih iman kepada anak-anak. Bayi memang belum bisa bicara, ia juga belum bisa membaca, menyanyi, dan duduk manis seperti layaknya anak-anak yang lebih besar yang sudah sekolah. Bagi sebagian orang dewasa, bayi adalah makhluk yang mengerikan. Ia tidak bisa diam, tidak bisa mengarahkan perhatian kepada guru, sangat sulit dimengerti, bahasanya kacau, kemauannya macam-macam, masih sering mengompol, muntah, dan gampang terjatuh serta terluka. Oleh karena itu, cukup masuk akal bila banyak guru sekolah minggu enggan mengajar para bayi. BAYI DAPAT MENGERTI FIRMAN TUHAN Banyak keraguan di hati para guru sekolah minggu yang ingin memulai sebuah kelas bayi. Selain karena kesiapan teknis, seperti ruangan yang memadai, fasilitas yang mencukupi, dan sumber daya manusia (siapa guru yang memiliki kerinduan mengasuh kelas ini), juga karena muncul keraguan: Apakah bayi dapat mengerti firman Tuhan? Ada sebuah kesaksian yang indah dari seorang ibu, yang menceritakan pengalaman bayinya kepada saya. Waktu itu, bayinya yang masih berusia beberapa bulan mengikuti kelas bayi yang saya asuh. Pengasuhnya dengan setia memegangi Sam, nama bayi tersebut, yang waktu itu belum bisa duduk sendiri. Sam kecil datang setiap Minggu, hanya duduk manis dengan bantuan pengasuhnya, sementara saya mengajarkan lagu-lagu kepada para bayi yang lebih besar, yang sudah mampu merespons dengan bertepuk tangan atau pun dengan mengikuti gerakan yang saya ajarkan. Lagu favorit kelas bayi yang saya asuh waktu itu adalah "Yesus Cinta Saya". Demikian lagu itu kami nyanyikan dengan gerakannya: Yesus (kedua tangan diangkat dengan jari telunjuk menunjuk ke atas) cinta saya (kedua tangan didekapkan di dada) 3x. Yesus (kedua tangan diangkat dengan jari telunjuk menunjuk ke atas) cinta saya (kedua tangan didekapkan di dada). Haleluya (kedua tangan dilambaikan). Belum genap 1 tahun usia bayinya, sang ibu terheran-heran melihat perilaku anaknya. Bagaimana tidak? Acapkali hendak tidur, Sam kecil pasti mengangkat tangannya ke atas sambil mengatakan "sus ... ya ... sus ... ya" berulang kali, setelah itu baru ia merebahkan diri dan tidur. Suatu kali, karena pengasuh Sam sedang cuti, sang ibu menemani Sam kecil mengikuti kelas bayi dan melihat kami sedang menyanyikan lagu "Yesus Cinta Saya" tersebut. Barulah sang ibu mengerti bahwa selama ini anaknya menirukan lagu "Yesus Cinta Saya" yang pernah dinyanyikan di kelas bayi, sebelum ia tidur. Beberapa orang tua juga menceritakan pengalaman serupa kepada saya, bagaimana anak-anak mereka yang sejak bayi rajin datang ke sekolah minggu, ternyata mampu merespons dalam gaya, bahasa, atau pemahaman yang sederhana. Hal itu menunjukkan bahwa firman Tuhan yang telah ditaburkan tidak akan kembali dengan sia-sia. Puji Tuhan! Saya telah menceritakan kisah-kisah Alkitab kepada anak saya saat ia masih berusia 3 bulan. Tentu saja dengan menggunakan buku Alkitab anak-anak yang bergambar dan berwarna menarik, di mana tulisan per halaman hanya satu sampai dua kalimat. Hal ini tidak berarti kita memaksa bayi untuk membaca atau belajar Alkitab. Tetapi kita bisa menggunakan banyak cara untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak yang masih kecil, yaitu melalui sesuatu yang menjadi minat atau mampu menarik perhatiannya. Setiap kali melihat gambar, bayi saya sangat menikmatinya. Oleh karena itu, menceritakan kisah Alkitab melalui buku Alkitab bergambar sangat sesuai baginya. Pada saat anak saya berusia 1 tahun, ia sudah hafal semua kisah yang ada di Alkitabnya tersebut. Berbeda dengan anak saya yang kedua, ia baru tertarik dibacakan kisah-kisah dalam Alkitab saat berusia menjelang 2 tahun. Murid sekolah minggu saya, Steven -- seorang anak yang sangat aktif bergerak dan hampir tidak bisa diam -- belajar firman Tuhan dengan cara aktif bergerak, yaitu menirukan gerakan-gerakan saya, baik saat saya menyanyi, berdoa, bercerita, dan bermain bersamanya. Seiring dengan kemampuan bicaranya yang mulai meningkat, saat ini Steven senang bila ia bisa terlibat secara aktif dalam pembicaraan dengan saya. Tidak pernah terlalu dini untuk menyampaikan firman Tuhan kepada para bayi. Namun, yang perlu kita perhatikan adalah semuanya harus disajikan dalam lingkungan dan suasana yang menyenangkan, tanpa paksaan atau pun target-target tertentu. Kita memang bisa segera mengevaluasi hasil pembelajaran anak-anak yang lebih besar, misalnya melalui tes, ujian, atau kuis dan bentuk-bentuk evaluasi lainnya. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan para bayi. Segala sesuatu yang kita tabur sekarang, mungkin baru bisa terlihat hasilnya (bila Tuhan mengizinkan kita melihat hasilnya) berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahun-tahun yang akan datang. Izinkanlah setiap anak belajar sesuai dengan gaya dan kecepatannya masing-masing. Tugas kita adalah menaburkan benih firman Tuhan, dan hanya Roh Kuduslah yang mampu memberikan pertumbuhan pada waktu-Nya yang tepat. APA YANG BISA SEKOLAH MINGGU LAKUKAN UNTUK PARA BAYI DAN BATITA? Sebagian gereja memilih untuk menyediakan ruang kebaktian khusus bagi para orang tua yang membawa bayi mereka, biasanya ruangan ini dipisahkan dengan kaca atau kedap suara, sehingga tidak mengganggu jalannya ibadah bagi orang dewasa. Sebagian gereja lain memilih untuk menyediakan taman atau ruang bermain bagi anak-anak mungil ini sembari menunggu orang tua mereka beribadah. Dan, sebagian gereja lagi memilih untuk menyediakan kelas sekolah minggu khusus bagi para bayi agar mereka juga memperoleh pengajaran firman Tuhan. Kelas bayi yang tersedia pun sangat beragam bentuknya. Ada gereja yang menyediakan ruangan sekolah minggu untuk para bayi beserta orang tua atau pengasuhnya. Di tempat lain, kelas serupa hanya dihadiri oleh anak-anak dan para petugas sekolah minggu, tanpa kehadiran orang tua atau pengasuh. Ada pula gereja yang menyediakan ruang bagi bayi dan batita bersebelahan dengan ruang khusus bagi para ibu atau pengasuh. Masing-masing gereja punya alasan dan pertimbangannya sendiri. Namun yang jelas, masing-masing gereja telah menyadari perlunya pelayanan khusus bagi para bayi dan juga bagi para orang tua atau pengasuh mereka. MENGAPA PERLU DIADAKAN KELAS BAYI DAN KELAS BATITA SECARA KHUSUS? Banyak sekali gereja yang sudah memiliki sekolah minggu kelas balita (0 -- 5 tahun). Dengan demikian, setiap Minggu, anak-anak dari rentang usia beberapa bulan hingga usia TK berkumpul di satu tempat untuk memuji Tuhan dan belajar firman Tuhan. Namun, kerap kali para guru sekolah minggu kelas balita mengalami kesulitan saat memimpin kelasnya tersebut. Para bayi umumnya hanya duduk manis sambil melihat-lihat, ada yang terlelap dalam gendongan pengasuhnya, ada yang minum susu botol, ada yang sedang disuapi, ada yang belajar jalan, ada yang rewel dan menangis, serta berbagai kesibukan lainnya yang bisa saja dirasakan mengganggu jalannya acara sekolah minggu bagi anak-anak yang lebih besar. Kemampuan anak balita untuk berkonsentrasi juga sangat berbeda. Rentang waktu perhatian bayi umumnya hanya dalam hitungan detik. Adapun anak batita umumnya masih bisa duduk manis selama beberapa menit, sedangkan untuk anak yang sudah sekolah (Playgroup dan TK), biasanya sudah mulai bisa mendengarkan cerita dalam rentang waktu sekitar 10 -- 15 menit. Bayi membutuhkan perhatian secara individu melalui orang-orang yang dikenalnya. Pelajaran lebih banyak diterima atau diserap oleh bayi melalui sentuhan, suara, penglihatan, dan indra pengecap. Oleh karena itu, mustahil menyuruh bayi diam dengan manis, sementara guru sekolah minggu bercerita di depan kelas kepada anak-anak. Berbeda dengan bayi berusia di bawah 1 tahun, anak batita (1 -- 3 tahun) benar-benar tidak bisa diam karena mereka memasuki masa pertumbuhan fisik yang luar biasa. Anak batita sedang dalam proses belajar mengoordinasikan tubuhnya (berjalan, berlari, melompat, berputar-putar, memanjat, dan sebagainya). Selain itu, mereka juga sedang mengembangkan kemampuan berbahasa. Meskipun di usia ini anak batita sudah mulai bisa bicara, bahasa mereka belum sepenuhnya bisa dimengerti dengan jelas oleh orang lain. Anak batita juga sangat impulsif dan egosentris. Karena jurang perbedaan level pertumbuhan inilah, akan lebih efektif bila sekolah minggu menyediakan kelas yang berbeda untuk para bayi, batita, dan balita yang sudah besar (anak-anak yang sudah memasuki usia sekolah Playgroup dan TK). Terlebih bila jumlah anak balita sudah mencapai puluhan, mungkin ini saat yang tepat untuk mulai mempersiapkan kelas khusus bagi para bayi. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0-2 tahun) di Sekolah Minggu Penulis: Meilania Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2007 Halaman: 11 -- 16 ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR CI LUUK BAAA.... Permainan Ci Luuk Baa sebenarnya mengajarkan pada bayi bahwa benda yang hilang dari pengamatannya bukan berarti benar-benar hilang, benda tersebut akan dapat dilihatnya kembali atau dapat muncul kembali. Contoh tema: Terima Kasih Tuhan untuk Makananku (Mainanku) Bahan: selimut, berbagai buah segar (atau mainan bayi) Cara: Awali dengan memberikan beragam buah segar (atau mainan bayi) untuk dilihat, dipegang, dan (mungkin) dicicipi oleh bayi. Kemudian, tutupi makanan (mainan) yang dipegang anak atau yang disukai anak. Katakan padanya: "Jason ..., mana buah pisang yang kamu suka?" Pastikan bahwa Jason melihat Anda menutupi buah pisang itu dengan selimut, sehingga ia tahu di mana harus "mencari"nya. Bila Jason masih belum mampu menarik selimut, Andalah yang harus menariknya, sambil mengucapkan "Ci Luuk Baa" dengan nada yang ekspresif, lalu berikan buah pisang itu kepada Jason. Lakukan berulang-ulang, mungkin dengan mencoba benda yang lain. Lakukan juga bersama para bayi lain. Jangan lupa untuk menutupnya dengan pesan: Terima kasih Tuhan untuk buah pisang, Jason suka sekali makan pisang. Terima kasih Tuhan untuk Thomas, David suka sekali main dengan Thomas, dan sebagainya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0-2 tahun) di Sekolah Minggu Judul asli artikel: Ci Luuk Baa ... Penulis: Meilania Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2007 Halaman: 60 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ ARTIKEL SEPUTAR BAYI Sebelum mengajar bayi, Pelayan Anak perlu tahu lebih banyak mengenai dunia bayi. Karena itu, berikut kami bagikan beberapa artikel yang dapat menambah pengetahuan Pelayan Anak tentang dunia bayi. Mari memberi diri untuk melayani anak-anak sejak dini bagi Kristus. 1. Memahami Bayi ==> http://c3i.sabda.org/memahami_bayi 2. Bayi Super, Balita Jenius untuk Siapa? ==> http://indonesia-educenter.net/index.php?option=com_content&task=view&id=173&Itemid=90 ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak BLOG SABDA: http://blog.sabda.org/ ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |