Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/437 |
|
e-BinaAnak edisi 437 (17-6-2009)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 437/JUNI/2009 - SALAM DARI REDAKSI: Ketaatan Seorang Pelayan - ARTIKEL: Ketaatan - MUTIARA GURU - TIPS: Tujuh Hal Dasar yang Wajib Dimiliki Guru Sekolah Minggu - BAHAN MENGAJAR: Keindahan Kristus dalam Orang Kristen - KESAKSIAN GSM: Percayalah kepada Tuhan Meskipun Semuanya Tampak Tak Berhasil - WARNET PENA: Belajar Mengenai Menaati Allah dalam SABDA Alkitab ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI KETAATAN SEORANG PELAYAN Shalom, Sebagai seorang pelayan anak, tentu saja salah satu tujuan mengajar kita adalah agar anak-anak layan memiliki hidup yang serupa dengan Kristus. Namun, apakah kita, sang pengajar, sudah memiliki hidup yang serupa pula dengan Kristus? Agar kita semakin diubahkan dan serupa dengan Dia, kita harus memiliki hidup yang taat dan tunduk akan apa yang Ia mau. Ketaatan melakukan segala perintah-Nya merupakan satu kunci agar Allah dapat bekerja dalam hidup kita untuk membawa kita semakin serupa dengan Kristus. Yesus taat akan Bapa-Nya. Meskipun Dia tahu betapa luar biasa penderitaan yang akan Dia hadapi, namun Dia taat sampai akhir demi menggenapi karya keselamatan Allah akan dunia ini. Ketaatan seperti itulah yang harus kita teladani dan menjadi karakter dalam hidup kita. Ketaatan akan panggilan Tuhan melalui pelayanan dan hidup kita, ketaatan untuk selalu mendengarkan perintah-Nya, ketaatan untuk hidup berkenan di hadapan-Nya, dan ketaatan untuk mau dibentuk semakin serupa dengan Kristus. Mari belajar lebih dalam mengenai ketaatan melalui edisi e-BinaAnak minggu ini. Ajarkan pula kepada anak-anak layan Anda betapa indah-Nya jika Kristus hidup di dalam mereka. Kiranya menjadi berkat bagi kita semua. Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/ http://pepak.sabda.org/ "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+2:8 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL KETAATAN "Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa." (Keluaran 19:5) "Sebab sungguh Tuhan akan memberkati engkau ... asal saja engkau mendengarkan baik-baik suara Tuhan, Allahmu." (Ulangan 15:4, 5) "Karena iman Abraham taat." (Ibrani 11:8) "Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya." (Ibrani 5:8, 9) Dalam Alkitab, ketaatan merupakan salah satu yang paling penting dalam kehidupan orang Kristen. Karena ketidaktaatanlah manusia tidak diperkenan Allah dan kehilangan kehidupan Allah. Hanya dengan ketaatanlah manusia dapat diperkenan Allah dan dapat kembali menikmati kehidupan itu (1). Allah tidak mungkin senang dengan orang-orang yang tidak taat. Ia juga tidak dapat memberikan berkat-Nya kepada mereka. "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku." Ini merupakan prinsip-prinsip kekal dan hanya dengan mengikuti prinsip inilah kita dapat diperkenan Allah serta menikmati berkat-berkat-Nya. Kita melihat ketaatan ini di dalam Tuhan Yesus. Ia mengatakan, "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya." Ia berada di dalam kasih Bapa, tetapi Ia dapat tetap tinggal di dalam kasih itu hanya apabila Ia taat. Ia mengatakan bahwa demikian juga halnya dengan kita, satu-satunya jalan untuk dapat tetap tinggal di dalam kasih-Nya, kita harus menuruti perintah-Nya. Ia datang untuk membukakan bagi kita jalan kembali kepada Allah; jalan ini adalah jalan ketaatan, hanya orang yang beriman kepada Yesus dan hidup secara demikian, dapat sampai kepada Allah (2). Betapa indahnya hubungan antara ketaatan Yesus dan ketaatan kita, seperti dinyatakan di dalam Ibrani 5: Ia "belajar taat ... dan ... menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya". Inilah ikatan persatuan antara Yesus dan umat-Nya, titik persesuaian dan persatuan batin. Ia taat kepada Bapa; dan mereka taat kepada Dia. Ia dan mereka sama-sama taat. Ketaatan-Nya bukan hanya menebus, tetapi juga menghapuskan ketidaktaatan mereka. Ia dan mereka memunyai satu tanda yang sama -- ketaatan kepada Allah (3). Ketaatan ini merupakan ciri kehidupan yang beriman. Hal itu dinamakan ketaatan karena iman (4). Di dunia ini, tidak ada hal lain selain iman yang dapat mendorong manusia untuk bekerja -- kepercayaan akan adanya keuntungan atau sukacita merupakan rahasia yang menyebabkan orang bekerja. "Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat." Saya akan bekerja sesuai dengan kepercayaan saya. Iman atau kepercayaan bahwa Yesus membebaskan saya dari kuasa dosa dan menjadikan saya berlayak bagi keadaan itu, memiliki kuasa yang sangat besar untuk menjadikan saya taat. Percaya akan berkat berlimpahan yang diberikan oleh Bapa kepada yang taat, percaya akan perjanjian kasih dan kehadiran Allah, dan percaya akan kepenuhan Roh yang terjadi melalui hal ini; semua itu menguatkan ketaatan kita (5). Kuasa iman, seperti juga ketaatan, terutama terletak di dalam persekutuan pribadi dengan Allah yang hidup. Di dalam bahasa Ibrani, untuk menyatakan "suara yang taat" dan "suara yang mendengarkan", dipergunakan satu kata yang sama. Mendengarkan dengan benar merupakan persiapan untuk taat. Saya mengetahui kehendak Allah bukan dari kata-kata manusia atau dari sebuah buku, tetapi dari Allah sendiri -- yaitu pada saat saya mendengar suara Allah -- saya benar-benar akan memercayai apa yang dijanjikan dan melaksanakan apa yang diperintahkan. Roh Kudus merupakan suara Allah; apabila kita mendengar suara yang hidup itu berkata-kata, maka mudahlah bagi kita untuk taat (6). Marilah kita dengan tenang menantikan Allah, dan membukakan jiwa kita di hadapan-Nya sehingga Ia dapat berkata-kata melalui Roh-Nya. Apabila di dalam pembacaan Alkitab dan di dalam doa kita belajar menantikan Allah sehingga kita dapat mengatakan "Allah telah mengatakan hal ini kepada saya, Ia telah memberikan janji ini pada saya dan telah memerintahkan hal ini" -- maka kita akan menaatinya. "Mendengarkan suara-Nya" dengan sungguh-sungguh dan rajin, pasti menimbulkan ketaatan. Bagi seorang pelayan, seorang prajurit, seorang anak, seorang warga negara, ketaatan itu mutlak diperlukan dan merupakan ciri utama ketulusan hati. Apakah Allah yang hidup dan mulia itu melihat ketaatan di dalam kita? (7) Kiranya ketaatan yang benar disertai sukacita menjadi ciri dari kesungguhan persekutuan kita dengan Anak Allah, yang ketaatan-Nya menjadi kehidupan kita. Ya, Bapa, yang di dalam Kristus menjadikan kami anak-anak-Mu, di dalam Dia Engkau menjadikan kami anak-anak-Mu yang taat sebagaimana Dia juga taat. Kiranya Roh Kudus menjadikan ketaatan Yesus itu sangat mulia dan berkuasa di dalam kami, sehingga ketaatan itu menjadi sukacita yang terbesar di dalam kehidupan kami. Ajarlah kami, supaya di dalam setiap hal, hanya berusaha mengetahui dan kemudian melakukan apa yang Engkau inginkan. Amin. Untuk menjalankan kehidupan yang taat, diperlukan hal-hal berikut ini. 1. Penyerahan yang pasti. Di dalam setiap persoalan, saya tidak boleh lagi bertanya, "Apakah saya akan taat atau tidak, haruskah saya taat atau dapatkah saya taat?" Tidak, seharusnya hal itu tidak perlu ditanyakan lagi, sehingga yang saya ketahui hanyalah bahwa saya harus taat. Orang yang memiliki sifat demikian dan yang menganggap ketaatan sebagai sesuatu yang berdiri teguh, akan mudah taat -- ya, di dalamnya ia benar-benar merasakan sukacita yang besar. 2. Mengetahui kehendak Allah melalui Roh. Jangan mengira bahwa karena Saudara mengetahui beberapa hal di dalam Alkitab, Saudara mengetahui kehendak Allah. Hal mengetahui kehendak Allah merupakan sesuatu yang bersifat rohani; biarlah Roh Kudus menyatakan kehendak Allah itu kepada Saudara. 3. Melaksanakan segala hal yang kita ketahui kebenarannya. Dengan bekerja, manusia belajar: hal mengerjakan apa yang benar itu mengajarkan manusia untuk taat. Apa yang kepada Saudara dinyatakan benar oleh firman, atau oleh hati nurani Saudara atau oleh Roh, kerjakanlah benar-benar. Hal itu akan menolong membentuk suatu kebiasaan yang suci, dan merupakan suatu latihan untuk kelak memperoleh kuasa dan pengetahuan yang lebih banyak. Saudara-Saudara seiman, lakukanlah apa yang benar demi ketaatan kepada Allah, maka Saudara akan diberkati. 4. Percaya akan kuasa Kristus. Saudara memiliki kuasa untuk taat; yakinlah akan hal ini. Meskipun Saudara tidak merasakannya, tetapi karena iman, Saudara memilikinya di dalam Kristus, Tuhan Saudara. 5. Berkat-berkat ketaatan. Hal ini mempersatukan kita dengan Allah kita. Hal ini menyukakan-Nya dan dikasihi-Nya; hal ini menguatkan kehidupan kita dan mendatangkan berkat surgawi ke dalam hati kita. Catatan: 1) Roma 5:19, 6:16; 1 Petrus 1:2, 14, 22 2) Kejadian 22:17-18, 26:4-5; I Samuel 15:22; Yohanes 15:10 3) Roma 6:17 ; 2 Korintus 10:5; Filipi 2:8 4) Kisah para Rasul 6:7; Roma 1:5, 16:26 5) Ulangan 28:1; Yesaya 63:7-9; Yohanes 14:11, 15, 23; Kisah Para Rasul 5:32 6) Kejadian 12:1, 4, 31:13, 16; Matius 14:28; Lukas 5:5; Yohanes 10:4, 27 7) Maleakhi 1:6; Matius 7:21 Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Membina Iman Judul asli buku: The New Life Penulis: Andrew Murray Penerjemah: Eviyanti Agus dan Pauline Tiendas-Iskandar Penerbit: Penerbit Kalam Hidup, Bandung 1980 Halaman: 188 -- 191 ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Ketaatan kepada Allah bukanlah pilihan, Ketaatan kepada Allah adalah keharusan! ______________________________________________________________________ TIPS Salah satu aspek untuk membentuk karakter ketaatan dalam diri seorang pelayan anak adalah dengan taat dalam menjalankan panggilannya. Berikut ini adalah tujuh hal dasar yang wajib dimiliki dan ditaati guru sekolah minggu. Tujuh hal tersebut dapat membantu kita untuk menjadi seorang pelayan anak yang taat terhadap panggilan pelayanan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. TUJUH HAL DASAR YANG WAJIB DIMILIKI GURU SEKOLAH MINGGU Seorang guru harus memiliki tujuh hal berikut ini agar dapat mengajar dengan baik, efektif, dan efisien. 1. Meyakini panggilan-Nya sebagai guru penuh waktu. 2. Memahami visi dan misinya sebagai guru. 3. Hidup dipimpin dan mengandalkan Roh Kudus. 4. Rela mempersembahkan totalitas dirinya bagi pelayanan anak. 5. Berdoa syafaat bagi anak. 6. Hadir dan mengajar dengan cinta. 7. Menjadi seorang gembala bagi anak-anaknya. Agar lebih jelas, masing-masing dari ketujuh hal di atas akan dijelaskan secara lebih mendalam. MEYAKINI PANGGILAN-NYA SEBAGAI GURU PENUH WAKTU Setiap guru harus meyakini bahwa ia dipanggil bukan sekadar menjadi guru bantu. Guru bantu yang dimaksud adalah orang yang merasa bahwa tugasnya sebagai guru hanyalah: - membantu guru senior yang ada di kelasnya. Misalnya, menjaga agar anak tidak ribut di kelas. Ia bertugas hanya bila diminta bantuannya oleh guru senior; - mengajar bila dijadwalkan oleh pengurus atau mengajar pada "waktu" tertentu (misalnya, sekali dalam sebulan); atau - guru yang bukan penanggung jawab kelas tempat ia mengajar. Setiap guru dipanggil menjadi guru "penuh waktu". Tentu saja yang dimaksudkan di sini bukanlah menjadi "full timer" gereja dalam bidang sekolah minggu atau menjadi pengerja gereja untuk sekolah minggu. Istilah "penuh waktu" ini sengaja diambil untuk menegaskan bahwa seorang guru yang baik adalah guru yang tidak "memberi diri" setengah-setengah, namun menyerahkan totalitas dirinya untuk melayani. Jadi, yang dimaksud guru "penuh waktu" adalah sebagai berikut. - Ia seperti seorang pendeta bagi jemaatnya. Ia merasa seluruh anak di kelasnya adalah "domba-domba Allah" yang dititipkan kepadanya untuk "dirawat dan dipelihara". - Guru yang bersedia senantiasa hadir (setiap Minggu) dan bertanggung jawab melayani anak-anak di sebuah kelas tertentu dengan segala kegiatannya. Ia merasa bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di kelasnya. Maju dan berkembangnya pelayanan anak di kelasnya adalah bagian dari tujuan pelayanannya. - Guru yang benar-benar memikirkan pembinaan dan pertumbuhan rohani anak-anak di kelasnya. - Guru yang bersedia menghayati pergumulan hidup setiap anak di kelasnya dan melayani mereka. Ia bersama guru-guru yang lain di kelasnya adalah gembala bagi anak-anak di kelasnya. Jika guru meyakini panggilannya sebagai guru, maka ia tidak akan menjadi guru yang melayani dengan "setengah hati". MEMAHAMI VISI DAN MISINYA SEBAGAI GURU Setiap guru harus tahu visi dan misinya sebagai guru, baik visi misi pribadi (sesuai dengan panggilan Tuhan kepadanya), maupun visi dan misi gerejanya (atau komisi anak di gerejanya). HIDUP DIPIMPIN DAN MENGANDALKAN ROH KUDUS Guru yang ingin berhasil dalam pelayanannya haruslah menyadari bahwa ia yang terbatas itu tidak dapat melakukan apa-apa tanpa Allah Roh Kudus menyertai pelayanannya. Yesus sendiri membutuhkan Roh Kudus dalam pelayanan-Nya. Para rasul melayani dengan penyertaan dan pimpinan Allah Roh Kudus, apalagi kita. Tanpa Roh Kudus, kita akan melayani tanpa sukacita, tanpa semangat, berbeban berat. Dan tanpa kuasa-Nya, kita akan menemui banyak hambatan besar dan masalah dalam pelayanan. Namun, jika kita menyerahkan pelayanan kita pada kuasa pimpinan Allah Roh Kudus, maka kita akan melayani dalam kuasa-Nya. Ada sukacita dan keringanan karena Dia yang berjalan di depan kita mengatasi segala persoalan kita. Berkali-kali saya merasa tidak dapat berbuat banyak ketika berada di depan kelas (saat mengajar), apalagi jika mengajar anak yang begitu banyak dan tampaknya mereka tidak dapat tenang/sulit dipimpin. Berkali-kali ketika saya memimpin KKR anak (yang sering diikuti ratusan bahkan ribuan anak), perasaan "saya tidak dapat menguasai anak-anak" itu muncul, lalu bagaimana? Berserah kepada Allah Roh Kudus adalah segalanya. Berkali-kali perasaan khawatir "tidak dapat menguasai suasana kelas" terhapus oleh kenyataan Roh Kudus yang berkuasa untuk menenangkan suasana dan anak-anak dapat mendengarkan cerita dengan baik dan komunikatif. Saya sadar bahwa semua itu semata-mata pekerjaan Roh Kudus. Ia yang sesungguhnya memiliki "acara pesta rohani" itu. Ia yang memimpin dan berbicara kepada anak-anak melalui kita, guru sekolah minggu. Jadi, libatkan selalu Allah Roh Kudus dalam pelayanan. Allah Roh Kudus baru dapat semakin leluasa bekerja jika dalam hidup sehari-hari, kita juga berserah kepada-Nya dan bersedia hidup taat dalam pimpinan-Nya. Hidup taat kepada pimpinan-Nya membuat Roh Kudus dapat semakin memakai kita menjadi alat pelayanan yang baik bagi kemuliaan dan pekerjaan pelayanan-Nya. RELA MEMPERSEMBAHKAN SELURUH TOTALITAS DIRINYA BAGI PELAYANAN ANAK Seorang guru harus berani "membayar harga atas panggilan kudus yang diterimanya dari Tuhan". Ia rela mempersembahkan semuanya bagi Tuhan, baik waktu, tenaga, pemikiran, maupun uang bagi pelayanan anak. Agar pelayanannya berhasil, ia harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, baik secara pribadi maupun bersama teman guru lainnya. Persiapan mengajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para guru sekolah minggu, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama guru yang lain. Agar persiapan mengajar dapat dilakukan dengan baik, guru harus rela mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran, dan bahkan mungkin uang. Mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran, dan uang: - untuk mengikuti persiapan guru sekolah minggu di gereja (idealnya setiap minggu perlu satu kali pertemuan guru untuk persiapan mengajar); - untuk mempersiapkan bahan mengajarnya sendiri (secara pribadi) sebaik mungkin; - untuk mempersiapkan perlengkapan, alat peraga, aktivitas, dan sebagainya; - untuk berdoa bagi pelayanannya dan bagi anak-anaknya; - untuk mengunjungi anak-anak (yang sakit atau bermasalah); - untuk datang ke sekolah minggu lebih awal, dan sebagainya. BERDOA SYAFAAT BAGI ANAK Guru sekolah minggu yang baik haruslah menjadi juru syafaat yang baik bagi anak-anaknya. Sebab ini juga merupakan "peperangan rohani" untuk merebut anak-anak dari pengaruh buruk dunia ini (dan semua yang ditawarkan dunia). Perjuangan ini semakin berat karena Iblis tidak pernah tinggal diam. Iblis terus berusaha menggagalkan pelayanan kita, baik dengan mencobai kita (sebagai seorang guru) maupun dengan mencobai anak-anak sekolah minggu. Jadi, doa menjadi benteng dan senjata terbaik bagi setiap guru sekolah minggu. Mendoakan setiap anak merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh setiap guru sekolah minggu. Oleh karenanya, seorang guru harus hafal nama dan pergumulan tiap anak. Untuk itu, perlu dibuat daftar anak (lebih baik dengan foto anak itu) di kelas untuk mempermudah mendoakan mereka di kelas kita masing-masing. HADIR DAN MENGAJAR DENGAN CINTA Cinta sangat memengaruhi cara dan suasana. Cinta kepada Tuhan dan cinta kepada anak-anak akan membuat cara kita melayani begitu hidup, bersemangat, bersahabat, dan penuh sukacita. Sebaliknya, tanpa cinta kepada Tuhan dan kepada anak-anak, hanya akan membuat pelayanan ini penuh masalah, dan menjadi beban kewajiban yang berat, dan tidak menyenangkan, tidak membawa sukacita karena yang ada hanya kekecewaan dan masalah. MENJADI SEORANG GEMBALA BAGI ANAK-ANAKNYA Guru dipanggil bukan hanya untuk mengajar di kelas (saat kegiatan sekolah minggu diadakan), melainkan juga sebagai gembala bagi murid-muridnya. Ia adalah gembala dengan: - menjadi teman dekat yang mendampingi murid-muridnya ketika mereka sedang mengalami kesulitan, kedukaan, sakit, atau masalah; - menjadi penasihat yang baik ketika murid-murid sedang berada di persimpangan jalan karena suatu pergumulan hidup, atau ketika murid melakukan kesalahan/dosa; - menjadi imam (juru doa) yang baik ketika murid-muridnya membutuhkan seorang pendukung doa dalam pergumulannya; - menjadi sahabat yang datang mengunjungi muridnya di rumahnya masing-masing; - menjadi teladan dalam setiap perbuatan baik; - menjadi pahlawan ketika mereka sedang terjepit masalah; - menjadi orang tua ketika mereka membutuhkan pendampingan, perhatian, dan rasa aman; dan - menjadi pembawa firman yang sangat mereka butuhkan. Jika setiap kelas sekolah minggu memiliki gembala-gembala yang baik, maka saya yakin kelas itu akan bertumbuh dan berkembang, bukan saja dari segi kuantitas, yang terutama adalah perkembangan/kemajuan kualitas pertumbuhan iman murid-muridnya. Setiap anak membutuhkan panutan seorang gembala yang baik, yaitu gurunya, agar ia dapat semakin mengenal dan mencintai Yesus, Juru Selamatnya. Setiap anak membutuhkan kehadiran guru untuk menjadi gembalanya yang baik, agar ia dapat menghayati betapa Kristus juga hadir dalam hidupnya sehari-hari, menjadi Gembala Agungnya. Ketujuh hal di atas akan membentuk seorang guru menjadi guru yang: - melayani penuh dedikasi, disiplin, dan tanggung jawab; - melayani dengan sikap yang bersahabat dan rendah hati; - didorong dengan keinginan memberi yang terbaik, sehingga terdorong untuk melayani dengan persiapan yang lebih maksimal, rendah hati, dan sebagainya; dan - mau terus belajar mengembangkan keterampilan, pengetahuan, kreativitasnya sebagai seorang guru, ia akan rajin belajar, dan berlatih. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Mereformasi Sekolah Minggu Penulis: Paulus Lie Penerbit: PBMR ANDI, Yogyakarta 2003 Halaman: 93 -- 99 ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR KEINDAHAN KRISTUS DALAM ORANG KRISTEN Persiapan: Bawalah sebuah kotak yang telah dibungkus dengan kertas yang bagus. Penyampaian: Lihatlah, saya membungkus kotak ini dengan kertas yang paling bagus yang dapat saya peroleh. Beberapa orang yang melihat saya membawa kotak ini mengatakan bahwa kotak ini amat bagus. Mereka belum pernah melihat kotak sebagus ini. Dapatkah kalian menerka apa isinya? (Buka sekarang kotaknya dan perlihatkanlah topi itu.) Saya melihat beberapa di antara kalian mencoba menerka apa isi kotak ini. Ya, isinya sebuah topi. Biasanya topi dipakai untuk melindungi kepala, tetapi topi ini tidak dipakai dengan maksud demikian. Saya memakai topi ini agar saya tampak cantik. Topi ini untuk kecantikan. Saya ingin orang-orang melihatnya, dan tahu bahwa saya memunyai topi baru yang bagus. Saya selalu senang apabila ada teman mengatakan kepada saya bahwa topi saya amat bagus, hingga ia pun menginginkan sebuah topi yang persis seperti topi saya. Ada satu ayat dalam Kitab Mazmur yang mengatakan bahwa kita harus memperlihatkan keindahan Tuhan dalam diri kita. (Baca Mazmur 90:16.) Apabila kalian meminta supaya Tuhan Yesus masuk ke dalam hatimu untuk memberi keselamatan kepadamu, maka tepat pada saat itu juga kalian telah menjadi orang Kristen. Kristus ada di dalam hatimu beserta Allah Bapa dan Roh Suci. Ketiga-tiganya ada di dalam hatimu dan akan tinggal di situ selama-lamanya. Pada saat Allah Trinitas ada di dalam kita, maka kehidupan kita seharusnya berlainan dengan orang-orang lain yang tidak percaya pada Kristus. Ke mana pun kita pergi, kata apapun yang kita ucapkan dan perbuatan apapun yang kita lakukan, semuanya harus berbeda sekarang, karena Allah sudah tinggal di dalam kita. Kita harus menampakkan keindahan dan kebagusan Allah melalui pribadi kita. Senyuman kita hendaknya lebih manis, muka kita harus memperlihatkan sukacita yang sungguh-sungguh, dan tindakan kita haruslah dilakukan dengan lembut dan sayang, sehingga mereka tahu bahwa Kristus tinggal di dalam hati kita. Mereka harus dapat melihat keriangan hati kita walaupun kita sedang sakit atau susah. Apabila kita tidak sopan dan kasar, apabila kita sering mengeluh dan suka mengkritik atau hanya mementingkan diri saja, curang, dan sebagainya, maka orang tak akan mengetahui tentang Juru Selamat kita yang amat indah itu. Banyak orang tidak pernah ke gereja, dan ada sedikit saja di antara mereka yang pernah membaca Kitab Suci. Dari kelakuan dan pembicaraan orang-orang Kristen sajalah mereka dapat mengetahui tentang Kristus. Apakah teman-teman kalian telah menyaksikan keindahan Kristus dalam diri kalian? Apakah dalam pandangan mereka kehidupanmu begitu manis dan berbeda sehingga mereka juga menghendaki Kristus menjadi Juru Selamat mereka? Tidaklah ada kebahagiaan lain yang lebih indah daripada kebahagiaan yang kita alami ketika seseorang ingin menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya, karena melihat perubahan dalam hidup kita sejak Kristus tinggal dalam hati kita. Pikirkanlah hal ini, dan mintalah kepada Allah agar Dia menolong kalian untuk memperlihatkan keindahan-Nya melalui diri kalian, supaya kalian dapat membawa orang lain kepada Kristus. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Pelajaran dengan Alat Peraga Judul asli buku: Tidak dicantumkan Penulis: D. H. Pentecost Penerjemah: Tidak dicantumkan Penerbit: Gandum Mas, Malang Halaman: 38 -- 40 ______________________________________________________________________ KESAKSIAN GSM PERCAYALAH KEPADA TUHAN MESKIPUN SEMUANYA TAMPAK TAK BERHASIL Ketika Anda mengajar satu kelas anak-anak sekolah dasar yang ribut atau satu kelas remaja yang sangat dipengaruhi hormon mereka, hasil dari kegiatan itu biasanya sangat sulit dilihat. Guru sekolah minggu yang pada akhir pelajaran menunggu murid-murid mengatakan: "Terima kasih, pelajaran dari Kitab Imamat ini mengubah hidupku" bisa jadi akan bermalam di gereja. Bila kita tidak berhati-hati, sangat mungkin untuk menyimpulkan bahwa Tuhan tidak bekerja. Untuk pertama kalinya saya membuka diri untuk iman Kristen ketika mengikuti kelas sekolah minggu untuk SMA. Guru sekolah minggunya adalah seorang polisi Kristen. Tak disangka, dia adalah orang yang menyenangkan, ramah, menarik hati, dan dengan bahasa yang sederhana dia bercerita tentang bagaimana komitmennya kepada Yesus Kristus memberi dampak kepada hidup dan relasinya. Saya keluar dari kelas itu dengan masih tidak percaya tentang kebenaran iman Kristen, tetapi diam-diam berusaha dan berkomitmen untuk membuktikannya -- meskipun di kelas, saya berpura-pura sama sekali tidak tertarik. Bahkan, 20 tahun kemudian, saya masih belum mendapatkan jawaban dari pesannya yang singkat dan jelas. Sepertinya hasilnya tidak segera muncul, tetapi ingatlah bahwa Anda tidak mengajar sendirian. Ketika Anda memimpin anak-anak kepada Alkitab, Tuhan bekerja untuk meyakinkan murid-murid bahwa firman-Nya adalah nyata dan membawa murid-murid ini kepada-Nya. Lucu, saya rasa saya tidak pernah mengatakan kepada guru itu dampak pengajarannya terhadap saya. Anda mungkin punya murid seperti itu. Sekarang mungkin tidak ada tanda-tanda keberhasilan yang nyata dalam hidup, tetapi 20 tahun kemudian ... siapa yang tahu? (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: Help! I`m a Sunday School Teacher! Judul asli artikel: When All Else Fails, Trust God Penulis: Ray Johnston Penerbit: Youth Specialities, Inc., California 1995 Halaman: 110 -- 111 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ BELAJAR MENGENAI MENAATI ALLAH DALAM SABDA ALKITAB http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=4269&res=elwell Situs SABDA Alkitab menyediakan bahan untuk belajar lebih dalam lagi mengenai menaati Allah. Selain untuk pendalaman Alkitab mengenai ketaatan, bahan-bahan tersebut dapat dipakai pula untuk mempersiapkan pelajaran mengenai ketaatan. Selamat belajar. A. Taat Kepada Allah http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=4270&res=elwell 1. Ciri-ciri Ketaatan 2. Objek dari Ketaatan 3. Sikap Terhadap Ketaatan 4. Janji-Janji kepada Orang yang Taat 5. Gambaran-Gambaran Orang yang Taat 6. Teladan-Teladan Ketaatan B. Berserah Kepada Allah http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=4376&res=elwell 2 Tawarikh 30:8; Ayub 22:21; Ibrani 12:9; dan Yakobus 4:7 C. Ikut Allah http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=4377&res=elwell 1. Mengikut Allah http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=4378&res=elwell Ulangan 13:4; 1 Samuel 12:14; Efesus 5:1 2. Mengikut Kristus http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=4379&res=elwell Matius 16:24; Yohanes 8:12; Yohanes 10:25-27; Yohanes 12:26; Roma 15:5 3. Teladan dari Orang-Orang yang Mengikut Allah http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=4380&res=elwell a. Kaleb Mengikut Allah (Ulangan 1:34-36; Yosua 14:6-9, 13-14) b. Ayub Mengikut Allah (Ayub 23:11) c. Yosia Mengikut Allah (2 Tawarikh 34:31-33) 4. Teladan dari Orang-Orang yang Mengikut Kristus http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=4384&res=elwell a. Paulus Mengikut Kristus (1 Korintus 11:1) b. Jemaat Mengikut Kristus (Wahyu 14:3-4, 17:14) Oleh: Redaksi ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |