Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/400 |
|
e-BinaAnak edisi 400 (17-9-2008)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 400/SEPTEMBER/2008 - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL: Teknik Mengajar dengan Menulis Kreatif - TIPS: Ide-Ide Kegiatan Menulis Kreatif di Sekolah Minggu - AKTIVITAS: Keterampilan: Menulis Lanjutan Cerita - WARNET PENA: Dapatkan! Info Situs dalam Publikasi ICW - MUTIARA GURU ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Selamat berjumpa lagi, Menjadi guru sekolah minggu merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memberkati kita karena selau berkesempatan untuk mengembangkan diri dan menjadi orang yang yang kreatif. Berbagai metode mengajar harus digali dan dikembangkan oleh para guru sekolah minggu agar anak-anak dapat dengan mudah memahami kebenaran Alkitab yang disampaikan. Namun tentu saja membutuhkan ketekunan dan kemauan untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengajar. Dalam edisi istimewa ini, 400, e-BinaAnak mengajak rekan-rekan menambah lagi satu metode mengajar kreatif yang dapat digunakan dalam mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak, yaitu metode menulis kreatif. Dengan menulis, anak-anak diajak terlibat dalam proses belajar mengajar, sekaligus membawa pelajaran yang disampaikan masuk ke dalam memori jangka panjang (long-term memory) anak. Selain itu, mereka juga belajar untuk mengekspresikan kebenaran firman Tuhan itu melalui tulisan. Oke, silakan simak artikel, tips, dan juga ide aktivitas seputar menulis kreatif dalam edisi dengan nomor spesial ini. Tidak lupa, Redaksi e-BinaAnak mengucapkan terima kasih atas kebersamaan, dukungan, saran, dan kritik dari rekan-rekan semua sampai dengan edisi yang keempat ratus ini. Tuhan Yesus memberkati! Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu," (Amsal 3:3) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+3:3 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL o/ TEKNIK MENGAJAR DENGAN MENULIS KREATIF Saat istri saya menjadi kepala divisi anak-anak sekolah minggu, dia meminta anak-anak asuhnya untuk menyediakan waktu lima belas menit dari waktu penyembahan untuk menulis satu paragraf tentang seperti apakah Tuhan itu. Berikut beberapa contoh hasilnya. "Menurutku, Tuhan itu Seseorang yang berjenggot dengan rambut yang panjang, bermata coklat dan teduh, serta berpakaian compang-camping." "Tuhan adalah orang yang hebat. Tuhan adalah sukacita dan kebahagiaan. Dia tinggi dan baik hati. Dia orang yang hebat -- bercahaya terang, duduk di takhta di awan-awan." "Tuhan adalah Orang baik yang berperasaan. Menurutku, Tuhan itu seperti yang ada di gambar-gambar yang mereka tunjukkan. Tuhan mungkin seperti kita karena kitab Kejadian mengatakan bahwa kita diciptakan segambar dengan-Nya. Dia pasti tampan dengan rambut yang agak keriting. Dia benar-benar bahagia di sana. Dia juga tertawa karena ini juga dikatakan di Alkitab, `Dia yang duduk di surga tersenyum (ya semacam itu).`" Pikirkan nilai dari ekspresi-ekspresi ini, baik bagi murid maupun guru di divisi anak-anak! Murid-murid didorong untuk menyatakan pendapat mereka tentang Tuhan. Sehingga dengan demikian, kita mendapatkan beberapa pendapat tentang bagaimana konsep-konsep itu bisa terbentuk atau tidak terbentuk. Guru mengumpulkan pandangan itu pada kebutuhan teologis murid-murid mereka dan konsep spesifik mana yang salah, yang perlu diperbaiki sesuai dengan pengajaran teologi yang alkitabiah sehingga bisa menjadi dasar yang mantap. Menulis kreatif, sebagai suatu teknik menulis, tentu saja mencakup lebih banyak kegiatan daripada satu paragraf deskripsi di divisi anak-anak. Menulis kreatif tidak harus dilakukan dengan pensil di tangan anak-anak. Pada tahun-tahun sebelumnya di divisi prasekolah, anak-anak bisa menceritakan pengalaman-pengalaman mereka dan memberikan respons terhadap gambar-gambar, kemudian guru mencatat berberapa respons mereka dan membacakannya kembali pada anak-anak. Anak-anak yang lebih besar bisa membuat buku harian, buku catatan, cerita-cerita, sajak dan puisi, mendeskripsikan gambar, dan menulis naskah drama. Mereka yang sudah remaja dan dewasa bisa berpartisipasi dalam menulis kreatif ini dengan membuat puisi dan cerita yang menggambarkan kebenaran tertentu dalam Alkitab yang sedang dipelajari di sekolah minggu. Nilai-Nilai dalam Menulis Kreatif Mungkin nilai yang paling penting dalam menulis kreatif adalah penggalian yang mendalam dalam tulisan itu sendiri. Saat kita mengeluarkan perasaan atau pendapat-pendapat kita tentang suatu hal di kertas, kita cenderung untuk mendisplin pikiran kita ke dalam pemikiran yang urut mengenai subjek itu. Itulah sebabnya para pengajar di sekolah tinggi sering memberi tugas dalam bentuk makalah dan tugas-tugas menulis lainnya yang memerlukan kedisiplinan dalam proses pemikiran yang teratur. Dalam sebuah tulisan, sebenarnya kita sudah mendapatkan tiga nilai, pandangan diri, disiplin, dan pikiran teratur seseorang. Wright Pillow menyarankan bahwa adalah baik mengubah urutan cerita Alkitab atau memberikan cerita kehidupan sehari-hari yang penutupnya terbuka bagi pendengar. Hal itu bisa membantu penulis untuk menemukan beberapa penyelesaian masalah tentang cerita yang dibuatnya. Kegunaan dari pengalaman seperti ini bahkan menjadi lebih terlihat saat kita mengevaluasinya dengan istilah "belajar di persimpangan". Gambaran tentang dua jalan yang bertemu di suatu persimpangan. Salah satu jalan bisa kita beri nama "Injil", yang merupakan kebenaran dan tidak dapat diubah. Jalan yang lainnya bisa dinamai "Situasi Hidup", yang harus selalu berubah. Di mana ada dua persimpangan ini, di situlah pendidikan Kristen itu diajarkan. Saat Injil diajarkan dan berkaitan langsung dengan suasana hidup seseorang, lahirlah orang baru itu (Creative Procedures for Adult Groups, Harold D. Minor, ed., Abingdon, Nashville, Tenn.). Menulis kreatif kadang-kadang digunakan sebagai suatu respons yang efektif untuk metode lain, misalnya khotbah, pelajaran, atau diskusi. Phyllis W. Sapp memberikan contoh berikut ini, sebuah puisi yang ditulis oleh seorang anak berusia tiga belas tahun setelah dia mendengarkan suatu khotbah tentang perubahan Kristus ("Apakah kematian itu?" Creative Teaching in the Church School, Broadman, Nashville, Tenn.). Apakah Kematian Itu? Kematian. Apakah kematian itu? Bagi orang ateis, kematian adalah suatu akhir, Suatu perjalanan di luar hidup dan menuju pada suatu akhir, Orang-orang menangisi orang yang mati, karena mereka pikir dia telah pergi selamanya. Kematian. Apakah kematian itu? Bagi orang non-Kristen, kematian adalah suatu teror. Suatu perjalanan di luar hidup menuju neraka, Dan dia tahu itu, Panggilan keputusasaan bagi suatu pelayanan, Dan kemudian menjadi suatu teror. Kematian. Apakah kematian itu? Bagi orang Kristen, kematian adalah akhir yang penuh sukacita, Dari suatu perjalanan duniawi untuk berjumpa dengan Tuhan mereka. Mereka menuju kepada kebahagiaan, Karena mereka melihat Tuhan mereka menghampiri mereka. Tidak ada kesedihan di rumah mereka. Karena suatu saat, mereka akan bertemu lagi. Masalah-Masalah dalam Menulis Kreatif Beberapa guru tidak menggunakan menulis kreatif hanya karena mereka merasa kegiatan ini membuang waktu saja. Selain itu, bukankah menjadi tugas kita sebagai guru Kristen untuk menanamkan hal konkret mengenai objek kebenaran? Bagaimana kita bisa membiarkan murid-murid mencurahkan pendapat-pendapat mereka yang belum terbangun saat mereka seharusnya mengisi pikiran mereka dengan informasi-informasi yang alkitabiah, yang hanya bisa diberikan oleh guru? Tidak diragukan bahwa menulis kreatif (seperti metode lainnya) bisa menjadi buang-buang waktu saja. Guru yang tidak cakap, yang berusaha untuk memimpin suatu kelas yang tidak disiplin, hampir dapat dipastikan akan merasa bersalah karena membuang waktu dengan memilih metode ini. Kita harus memahami bahwa metode hanyalah suatu kendaraan atau alat transportasi yang disediakan bagi kita untuk menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya kepada murid-murid. Kenyataannya, menulis apa yang Alkitab katakan tentang masalah yang murid-murid angkat, adalah suatu langkah yang baik untuk menolong murid menerapkan kebenaran-kebenaran penting dalam hidupnya. Tujuan kita bukan hanya menyampaikan kebenaran saja. Sebagai guru, kita ingin melihat bahwa kebenaran itu mengakar dalam kehidupan murid-murid kita, dan pada gilirannya nanti, menghasilkan buah dalam perilaku murid tersebut. Wright Pillow menyarankan bahwa "menulis kreatif memiliki kemungkinan yang tak terbatas untuk menjadikan `Injil yang dipelajari` menjadi `Injil yang diterapkan/dilakukan`. Reaksi penulis saat dia melihat pemikirannya di kertas mungkin bisa menimbulkan keinginan untuk berubah". Seperti metode lainnya, menulis kreatif seharusnya tidak digunakan dengan berlebihan. Menulis kreatif merupakan tambahan yang sangat baik untuk metode lain sehingga bisa menyumbangkan suatu peran pendukung yang efektif. Prinsip-Prinsip Menulis Kreatif yang Efektif Pastikan tugas menulis memiliki objek pembelajaran yang jelas. Tugas ini tidak hanya untuk mengisi waktu atau sebagai usaha untuk partisipasi fisik saat di dalam kelas. Tujuan dari paragraf tentang Tuhan adalah supaya murid-murid berpikir dengan jujur tentang apa yang mereka pahami mengenai seperti apakah Tuhan itu (tidak ada anak yang menandai tugasnya). Mungkin tujuan kita adalah untuk memuji atau menganalisa pasal yang diberikan dengan menanyakan suatu kalimat penjelasan. Apa pun tujuannya, sebagai guru, kita seharusnya benar-benar memahaminya sehingga kita bisa menyampaikannya secara langsung dengan tepat saat memberikan tugas menulis ini. Gunakan variasi dalam menulis kreatif. Bagaimana menulis sebuah koran atau mengembangkan pelayanan pujian dengan lagu-lagu dan tema-tema? Para remaja bisa menulis naskah radio atau narasi untuk "slide" presentasi. Bagaimana dengan menulis bacaan pada paduan suara, mazmur, lagu-lagu daerah, atau pernyataan doktrin? Kemungkinannya sangat tak terbatas. Jangan tergantung pada kesempurnaan gaya atau tata bahasa. Tujuan utama menulis kreatif adalah isi. Tidak diragukan bila ada beberapa sisi baik dalam mendisiplin murid-murid untuk menulis apa saja dalam bentuk yang tepat, tetapi halangan seperti ini bisa menahan kreativitas. Bila Anda mulai menggunakan menulis kreatif pada skala yang cukup luas, tetap berpeganglah pada hasil asli yang Anda dapatkan dari anak-anak. Mungkin suatu hari nanti, Anda akan dapat menerbitkannya pada majalah Kristen yang terkenal, atau setidaknya bisa mengirimkannya ke suatu kolom di majalah lokal. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: 24 Ways to Improve Your Teaching Judul asli artikel: Creative Writing as a Teaching Technique Penulis: Kenneth O. Gangel Penerbit: Victori Books, Illinois 1986 Halaman: 117 -- 121 ______________________________________________________________________ o/ TIPS o/ IDE-IDE KEGIATAN MENULIS KREATIF DI SEKOLAH MINGGU Oleh: Davida Welni Dana Menulis merupakan cara ampuh untuk menanamkan sesuatu hal dalam ingatan manusia. Dengan menulis, manusia dapat menyimpan sebuah informasi tidak hanya dalam ingatan jangka pendeknya (short-term memory), tetapi juga dalam ingatan jangka panjangnya (long-term memory). Berikut berbagai kreativitas kegiatan menulis dalam sekolah minggu yang dapat digunakan para pelayan anak yang akan menggunakan kreasi menulis dalam proses belajar mengajar di sekolah minggu. 1. Menuliskan kembali cerita yang disampaikan. Sesaat setelah anak selesai mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan oleh guru, ajak mereka menuliskan kembali pelajaran yang telah mereka terima. Berilah motivasi dengan mengatakan bahwa mereka boleh menulis apa saja yang mereka pikirkan/ingat mengenai cerita yang telah disampaikan. Tidak perlu menuliskan cerita yang panjang lebar. Tentukan batas waktu untuk menulis. Atau jika ingin menulis lebih panjang/tidak ada waktu setelah kegiatan cerita selesai, jadikan itu sebagai pekerjaan rumah untuk anak-anak. 2. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan penting. Dorong anak untuk berpikir kritis dan memerhatikan setiap pelajaran yang disampaikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang dapat mereka tulis terlebih dahulu. Minta mereka menuliskan pertanyaan apa saja yang terlintas dalam hati mereka ketika mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan anak pada saat cerita selesai, dan anak dapat menulis jawaban-jawaban dari guru tersebut. Jujurlah jika ada pertanyaan yang belum bisa Anda jawab saat itu dan berjanjilah untuk menjawabnya pada pertemuan berikut. Beritahukan anak untuk menuliskan catatan pada pertanyaan yang belum dijawab oleh guru. 3. Menulis tentang diri sendiri. Kreativitas ini sangat baik diadakan saat Anda akan menyampaikan pelajaran firman Tuhan mengenai kasih-Nya terhadap setiap manusia. Minta anak-anak menuliskan hal-hal apa yang mereka syukuri dari kehidupan mereka saat ini. Menulis tentang diri sendiri dapat membantu Anda terus mengingat bahwa diri mereka berharga di hadapan Allah. Bisa juga meminta anak-anak menuliskan hubungan antara diri mereka dengan firman Tuhan yang mereka dengarkan pada hari itu. 4. Menggambarkan tokoh Alkitab dalam bentuk tulisan. Jika dalam cerita Alkitab yang kita sampaikan, terdapat tokoh-tokoh tertentu, usahakan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai tokoh tersebut saat Anda bercerita, sehingga imajinasi anak juga dapat menangkap bagaimana keadaan tokoh tersebut. Untuk memerkuat kesan atau prinsip kebenaran firman Tuhan yang ada dalam diri tokoh tersebut, minta anak-anak menggambarkan kembali karakter tokoh tersebut dalam sebuah tulisan. Anak-anak dapat menulis mengenai fisik, pekerjaannya/tugas, sifat, hubungan si tokoh dengan Tuhan, dan prinsip firman Tuhan yang ada dalam diri sang tokoh. 5. Menulis "yang aku pelajari tentang Allah hari ini ...." Minta anak-anak menyambung kalimat di atas, biarkan mereka bebas menuliskan hal-hal apa saja yang mereka pelajari tentang Allah hari ini/dalam pelajaran ini. 6. Menulis kesaksian. Acara kesaksian, selain diisi dengan persembahan pujian dari anak-anak, dapat pula diisi dengan menuliskan kesaksian mereka. Mereka dapat menuliskan ucapan syukur dan cinta kasih Tuhan bagi mereka dalam bentuk puisi maupun cerita. Singkat 6saja, dan jika ada waktu, anak-anak boleh membacakan kesaksian itu di depan kelas. Tentu saja ini sangat cocok bagi kelas besar dan tidak tercampur dengan kelas kecil. 7. Menuliskan permohonan doa. Doa-doa ternyata tidak hanya dapat diucapkan saja. Doa pun dapat dituliskan. Dalam buku "Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu", Paulus Lie membagikan satu kreasi doa dengan cara ditulis dalam sebuah surat. Bagikanlah sehelai kertas surat kepada setiap anak. Beri waktu teduh kepada anak dan minta mereka menuliskan pergumulannya dalam surat tersebut. Diakhiri kegiatan guru meminta anak mengumpulkan doa tersebut. Guru perlu membacanya agar dapat mendoakan setiap anak sesuai dengan pergumulannya. Lebih indah jika guru bersedia mengirimkan balik surat tersebut, beserta pesan dari guru, "Kami selalu mendoakan kamu.", 8. Menulis surat kepada orang tua. Hal ini akan membuat anak sangat bersemangat! Bawakanlah cerita tentang menghormati orang tua dan sebagai aplikasi, minta mereka menuliskan sebuah surat untuk orang tua mereka yang berisi curahan hati dan cinta mereka kepada orang tua. Minta mereka menghias surat itu sepuas hati mereka. Atau bisa juga anak mengirimkan surat kepada orang tua berisi apa saja yang mereka alami selama di sekolah minggu. Guru dapat memberikannya kepada orang tua anak dan menjadi sebuah kejutan yang istimewa. Menulis surat ini juga bisa dipakai sebagai kreasi untuk hari-hari tertentu, misalnya Hari Ibu. 9. Menulis bebas. Sebutkan satu kata tertentu berhubungan dengan firman Tuhan yang akan Anda sampaikan. Kemudian minta anak menuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran mereka mengenai kata tersebut. Hal ini akan sangat membantu anak terlibat dalam proses belajar mengajar dan merangsang anak untuk menaruh perhatian terhadap pelajaran hari itu. 10. Lomba menulis cerpen. Anak-anak sangat senang berkompetisi. Menulis pun dapat menjadi ide bagi Anda untuk menciptakan kompetisi tertentu pada setiap akhir bulan/akhir dari seri pelajaran tertentu. Minta mereka menulis sebuah cerpen (cerita pendek) yang merupakan adaptasi dari prinsip firman Tuhan yang mereka terima selama satu bulan atau selama satu periode. Lomba menulis dapat juga berbentuk lomba menulis puisi atau mewarnai bagi kelas kecil. Masih banyak lagi kreasi lain yang dapat diolah dari ide-ide di atas. Betapa menyenangkannya mengajak anak terlibat dalam setiap proses belajar mengajar. Kiranya dengan keterlibatan itu, anak-anak dapat langsung mengalami sendiri pengenalan yang benar terhadap Juru Selamatnya. Selamat berkreasi! ______________________________________________________________________ o/ AKTIVITAS o/ KETERAMPILAN: MENULIS LANJUTAN CERITA Kreasi ini mengajak anak untuk mengembangkan keterampilannya dalam menyimak, menulis, bernalar, dan berimajinasi tanpa keluar dari konteks Alkitab. Urutan kegiatan: 1. Guru mempersiapkan kertas dan alat tulis bagi anak-anak. 2. Anak-anak mempersiapkan diri dengan alat tulis. 3. Guru menyampaikan cerita secara lisan. 4. Anak-anak menyimak cerita dan tidak diperbolehkan mencatat. 5. Guru mengakhiri cerita. Sebelum seluruh cerita dituntaskan, guru meminta anak-anak melanjutkan cerita menurut versi mereka. Anak-anak diminta menuliskan lanjutan cerita di kertas yang sudah disediakan guru. Guru memberi waktu sekitar sepuluh menit. 6. Guru mengumpulkan hasil tulisan anak-anak. Beberapa di antaranya dapat dibacakan. 7. Anak-anak diberi kesempatan menanggapi karya tulis temannya. 8. Guru melanjutkan cerita yang seharusnya. Anak yang hasil tulisannya tepat, mendapatkan pujian. 9. Untuk anak kelas besar, kegiatan dapat diteruskan dengan meminta mereka menuliskan pendapat tentang pelajaran yang mereka peroleh dari cerita tersebut. Guru mengumpulkan dan membahasnya di kelas. Contoh aplikasi kreasi dalam bercerita: Ishak terbaring di tempat tidur. Suaranya yang putus-putus dan gemetar tak dapat memanggil jauh. Esau ada di sampingnya. Ia bediri di depan ayahnya. "Esau, anakku!" "Ada apa, Ayah?" "Esau, pergilah ke ladang. Berburulah binatang. Sediakanlah makanan yang lezat dan bawalah ke sini supaya aku memakannya. Lalu engkau akan kuberkati sebelum aku meninggal. Aku akan memberkatimu dengan berkat agung dari Tuhan Allah." Saat kedua orang itu berbicara, sepasang mata mengawasi dari balik kamar. Orang itu adalah Ribka, istri Ishak. Mendengar pembicaraan itu, ia terkejut dan cepat-cepat pergi mencari Yakub. Jika kita tidak lekas bertindak, celakalah kita. Engkau harus berusaha mendapatkan berkat itu ...." (Cerita diakhiri dan guru bertanya kepada anak-anak.) "Menurut kalian, bagaimana kelanjutan cerita ini? Silakan kalian menuliskannya di kertas yang tersedia." Bahan diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Metode Anak Aktif dalam Bercerita dan Membaca Alkitab Penulis: Paulus Lie Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2002 Halaman: 35 -- 36 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ DAPATKAN! INFO SITUS DALAM PUBLIKASI ICW http://www.sabda.org/publikasi/icw Untuk mendapatkan berbagai ide kreatif mengajar sekolah minggu, kita perlu menggali banyak sumber yang tersebar di sekitar kita, salah satunya adalah melalui situs-situs. Bagaimana kita dapat menemukan situs-situs tersebut dalam jagat dunia maya? Sangat mudah! Kami mengajak rekan-rekan sekalian untuk berlangganan publikasi ICW (Indonesian Christian WebWatch) yang adalah newsletter/majalah elektronik bulanan yang diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) melalui jaringan sistem I-KAN (Internet -- Komputer Alkitab Network). Publikasi ini berisi ulasan berbagai situs Kristen dan milis Kristen, baik dari Indonesia maupun mancanegara yang disajikan berdasarkan topik yang sedang diangkat. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan artikel-artikel menarik mengenai kekristenan dan informasi seputar dunia internet. Nah, berikut ini beberapa URL edisi-edisi ICW sehubungan dengan pelayanan anak. 1. Sekolah Minggu ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1090/ 2. Anak ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1072/ ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1028/ 3. Pelayanan Anak ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1051/ Segeralah berlangganan untuk mendapatkan publikasi ICW dengan GRATIS setiap bulan dalam "mailbox" Anda. Untuk berlangganan, silakan kirim e-mail ke < subscribe-i-kan-icw(at)hub.xc.org > atau kepada redaksi di < icw(at)sabda.org >. Oleh: Davida (Redaksi) ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU o/ Andaikan semua laut adalah tinta, Andaikata cakrawala jadi kertas, Andaikata semua orang menjadi pujangga, tuk menulis kasih Yesus, Tuhan kita .... Air laut pun kan kering dan langit pun tak cukup memuat semua kisah kasih-Nya dalam hidup ini. ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |