Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/397 |
|
e-BinaAnak edisi 397 (27-8-2008)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 397/AGUSTUS/2008 - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL 1: Gereja dan Keluarga Campuran - ARTIKEL 2: Membangun Hubungan yang Sehat dengan Anak Tiri - BAHAN MENGAJAR: Mengucap Syukur Kepada Allah untuk Keluarga Saya - WARNET PENA: Successful Step Families - MUTIARA GURU ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, Kami menutup sajian edisi publikasi e-BinaAnak bulan Agustus ini dengan topik anak dengan masalah keluarga, khususnya mengenai anak tiri atau anak yang memiliki keluarga tiri. Bagi anak-anak, menerima kenyataan bahwa dia memiliki keluarga tiri bukanlah hal yang terlalu mudah. Biasanya kesulitan terletak pada kemampuan si anak dalam menyesuaikan diri dengan orang tua tiri serta bagaimana mereka dapat menerima dan menganggap orang tua tiri layaknya orang tua kandung. Selain itu, ternyata permasalahan tidak hanya dari sisi anak, orang tua pun memunyai kendala yang sama. Peran apa yang bisa para pelayan anak ambil untuk aktif membantu anak layan yang ada dalam keadaan tersebut. Dengan sebuah kerinduan besar, kami ingin membagikan hal tersebut ke hadapan Anda. Tersaji dalam dua artikel yang mengangkat permasalahan yang ada di dalam keluarga tiri, disertai dengan beberapa tips yang setidaknya dapat kita terapkan. Selamat menyimak dan jangan lupa untuk senantiasa meminta hikmat dari Allah di dalam setiap perencanaan pelayanan anak Anda. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari "Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya." (Amsal 8:33) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+8:33 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL 1 o/ GEREJA DAN KELUARGA CAMPURAN Sebagian orang menyebut mereka keluarga tiri. Sebagian lain menyebut mereka keluarga besar. Sebagian yang lain masih saja menyebutnya sebagai keluarga yang dibentuk atau disusun ulang. Terserah Anda mau memakai istilah yang mana, namun setiap hari terbentuk 1.300 keluarga yang demikian. Ketika jumlah keluarga campuran dan keluarga dengan orang tua tunggal digabungkan, jumlahnya sama dengan jumlah keluarga di mana suami dan istri tinggal bersama anak-anak kandung mereka. Keluarga campuran tidak begitu kelihatan seperti keluarga dengan orang tua tunggal; keluarga ini merupakan campuran anggota keluarga yang lain. Kebanyakan anak-anak dari orang tua tunggal akan menjadi bagian dari keluarga campuran karena kebanyakan orang tua tunggal menikah lagi. Sering kali, keluarga campuran disambut dengan gembira oleh pengantin baru, sanak saudara, dan teman-teman mereka. Berdirinya hubungan keluarga yang baru melalui pernikahan kembali biasanya dipandang sebagai awal baru yang dapat menggantikan pengalaman kehilangan karena perceraian atau kematian. Meskipun begitu, keluarga campuran menghadapi beberapa tantangan yang unik -- tantangan-tantangan yang secara praktis dapat dibantu oleh gereja. Masalah-Masalah Khusus Keluarga Campuran Keluarga campuran menghadapi semua tantangan dan masalah yang dihadapi oleh keluarga mana pun; menetapkan tujuan, manajemen rumah tangga dan pendapatannya, cara mendisiplin anak, pemecahan masalah, dll.. Namun untuk beberapa alasan, setiap masalah memiliki potensi yang lebih besar bagi terjadinya perpecahan dalam keluarga campuran, khususnya di tahun pertama. 1. Orang tua angkat dan anak-anak cenderung memiliki harapan-harapan yang sangat kuat dan sering kali tidak realistis mengenai hal-hal yang akan terjadi. Beberapa orang tua menganggap bahwa anak-anak tiri mereka yang baru akan dengan sendirinya mencintai mereka. Beberapa anak takut kalau orang tua tiri mereka akan menjadi seseorang yang kejam (mitos Cinderella). 2. Para anggota keluarga campuran tidak terlepas dari tradisi dan cara-cara melakukan sesuatu dari keluarga mereka sebelumnya. Seperti sepasang pengantin yang baru menikah yang membutuhkan waktu untuk saling menyesuaikan diri, seperti seorang ibu yang butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan bayinya yang baru lahir, begitu pula dengan anggota keluarga tiri yang membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan merasa nyaman satu dengan yang lain. 3. Disiplin itu lebih sulit karena membutuhkan waktu untuk membangun pedoman yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dalam hal berbagi pengasuhan anak. 4. Anak-anak bisa saja terhimpit di antara keluarga, yang menciptakan tekanan yang terjadwal dan juga konflik antarpribadi serta gaya hidup. Dari hasil hal-hal di atas dan ketidakpastian yang lain, tidaklah mengherankan jika anak-anak dari keluarga campuran ini menunjukkan perilaku tidak terduga, terkadang mereka menunjukkan kesulitan belajar, tindakan yang mengacaukan, reaksi menarik diri atau terlalu sensitif. Beberapa anak bisa saja tidak menunjukkan tanda-tanda adanya masalah, tetapi sebenarnya mereka mengalami ketakutan, kemarahan, atau kekhawatiran yang sangat besar. Apa yang Dapat Dilakukan Guru untuk Menolong Anak dan Orang Tua Guru-guru dapat membantu anak untuk secara positif menghadapi tantangan-tantangan dalam sebuah keluarga campuran. 1. Berdoalah secara rutin untuk anak dan orang tuanya. Mintalah Tuhan supaya membantu Anda untuk menjadi teman yang mendukung. 2. Perhatikanlah situasi-situasi baru, pikiran, serta perasaan yang dihadapi oleh anak dalam bulan-bulan seputar pernikahan kembali orang tua mereka. 3. Perhatikanlah kegiatan-kegiatan yang terus-menerus dilakukan oleh anak yang terhimpit di antara dua keluarga itu di akhir pekan, hari raya, dan liburan. Berilah komentar untuk membangun ikatan saling pengertian: "Pasti sulit ketika ..." atau "Aku harap kamu menikmati waktumu ...". 4. Dalam perbincangan, hindarilah pengandaian perihal kehidupan keluarga. Berikan referensi -- tanpa terdengar negatif -- untuk anak yang tinggal dalam keluarga campuran dan yang berkunjung ke orang tua mereka yang satunya. 5. Rencanakan cara-cara yang spesifik untuk memberikan perhatian khusus pada anak itu dalam setiap sesi pelajaran. Berbincanglah dengan anak itu tentang aktivitas-aktivitas pada minggu-minggu sebelumnya. Gunakan nama anak itu. Berikan dukungan kepada anak itu untuk berusaha lebih keras lagi dan menyelesaikan tugas-tugasnya. 6. Bersabarlah terhadap tantangan perilaku. Pahamilah bahwa anak tersebut mungkin sedang berusaha untuk mengatasi gangguan tertentu. Ini tidak berarti membiarkan anak itu mengamuk, tetapi ini berarti menunjukkan kasih dan penerimaan yang begitu besar. 7. Jika seorang anak tidak dapat hadir secara rutin, kirimkan lembar kerja sekolah minggu dan/atau PR mereka, masukkan pula surat pribadi singkat untuk mereka. Jangan menyinggung tentang ketidakhadiran mereka; namun fokuskan perhatian Anda pada anak. 8. Bekerjasamalah dengan orang lain di gereja Anda untuk merencanakan acara-acara keluarga -- permainan di malam hari, kemah semalam, menonton film di malam hari, piknik, pergi ke pantai, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang menyenangkan membantu keluarga campuran membentuk tradisi baru dan menciptakan kenangan-kenangan yang positif. Apa yang Dapat Dilakukan Orang Tua untuk Membantu Anak dan Guru Orang tua memegang peran penting dalam membantu anak-anak dari keluarga campuran untuk mengembangkan ikatan yang kuat di antara keluarga rohani dalam gereja. 1. Bersabarlah dan bersikaplah fleksibel, baik dalam keluarga Anda maupun dalam mengarahkan interaksi keluarga Anda dengan orang lain. 2. Jelaskanlah secara terbuka situasi Anda kepada guru anak Anda. Tunjukkan kerinduan Anda untuk membentuk kehadirannya serutin mungkin dan mintalah mereka menyumbang ide mengenai cara penyelesaiannya. 3. Untuk menggantikan kehadiran anak yang jarang masuk, bantulah anak Anda untuk membangun persahabatan yang abadi dalam keluarga gereja. Undanglah guru anak Anda dan/atau teman-teman sekelas anak Anda berkumpul bersama. Contohnya: a. Seorang teman sekelasnya akan senang mampir ke rumah untuk bermain sepulang sekolah; b. Gurunya akan senang jika diundang untuk makan bersama keluarga Anda di sebuah restoran favorit; dan c. Seluruh kelas akan sangat senang bermain bola dan sarapan pagi panekuk di hari Sabtu dan kemudian menonton kartun bersama-sama. 4. Terus informasikan kepada anak Anda akan rutinitas yang ada. Anak prasekolah butuh diingatkan terus atas apa yang akan terjadi -- tetapi jangan menginformasikan hal-hal yang masih lama/jauh terjadi. Namun, anak usia sekolah dasar perlu mengetahui rencana jangka panjang, misalnya, "Kamu akan masuk sekolah minggu setiap minggu pertama dan ketiga setiap bulannya.", 5. Bicarakanlah secara positif kepada anak Anda tentang mengapa gereja itu penting bagi Anda. Dan ingat, apa yang Anda contohkan akan berbicara lebih keras daripada apa yang Anda katakan! Kata "step" diambil dari istilah bahasa Inggris kuno yang berarti "kehilangan" atau "menganggap hina". Maka tidaklah mengherankan bila "stepmother" (ibu tiri) atau "stepfather" (ayah tiri) mengandung perasaan negatif. (t/Hilda) Diterjemahkan dari: Judul buku: Sunday School Smart Pages Judul asli artikel: The Church and the Blended Family Penulis: Wes dan Sheryl Haystead Penerbit: Gospel Light, Ventura 1992 Halaman: 157 -- 158 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL 2 o/ Menjadi orang tua tiri bukan sebuah hal yang mudah. Sulit untuk menjalin sebuah kedekatan dan memeroleh penerimaan dari anak tiri. Artikel berikut ini kiranya dapat membantu para orang tua yang mengalami kesulitan di dalam membangun hubungan dengan anak tiri. Tuhan Yesus memberkati. MEMBANGUN HUBUNGAN YANG SEHAT DENGAN ANAK TIRI Menjadi orang tua memiliki banyak tantangan besar. Namun, tidak banyak yang lebih menantang daripada menjadi orang tua tiri Kristen. Singkatnya, orang tua tiri bersama dengan orang tua kandung membesarkan anak-anak, namun awalnya tanpa ikatan yang jelas dengan anak itu. Otoritas orang tua didasarkan pada kedalaman hubungan antara orang tua dan anak. Hubungan orang tua tiri-anak tiri lemah karena kurangnya hubungan emosional dan singkatnya kebersamaan (berkembang saat orang tua tiri masuk dalam keluarga). Hal itu membuat peran sebagai orang tua tiri menjadi peran yang sangat sulit dan membuat frustrasi. Menjadi Orang Tua Tiri Itu Susah! Berperan sebagai orang tua tiri adalah sebuah tantangan. Tetapi dengan pengharapan yang sehat dan strategi yang spesifik untuk menjalin hubungan, maka hubungan yang baik dapat dijalin. Harapan yang Realistis Sebuah penelitian mengatakan bahwa orang tua tiri dan kandung mengasumsikan bahwa orang tua tiri harus penuh kasih dan tegas kepada anak tiri (untuk membangun posisinya sebagai "orang tua"). Namun ternyata, anak tiri menginginkan orang tua tirinya tidak tegas dan tidak banyak memberikan kasih sayang secara fisik. Sebuah tantangan bagi orang tua kandung dan tiri adalah menurunkan tingkat harapan mereka dan menegosiasikan sebuah hubungan yang cocok dan menguntungkan kedua belah pihak (anak tiri dan orang tua tiri). Berikut beberapa prinsip yang bisa membantu. 1. Luangkan waktu untuk mengembangkan sebuah hubungan. Sadari bahwa kasih dan rasa peduli memerlukan waktu untuk berkembang, khususnya dengan anak remaja dan praremaja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 5 tahun akan terikat dengan orang tua tiri dalam 1 sampai 2 tahun. Namun, anak yang lebih besar -- khususnya remaja -- mungkin membutuhkan waktu selama usia mereka saat orang tua tiri masuk dalam keluarganya. Dengan kata lain, seorang anak berusia 10 tahun mungkin membutuhkan waktu 10 tahun sebelum mereka merasa benar-benar memiliki hubungan yang nyata dengan Anda. a. Anak tiri sering merasa bingung terhadap hubungan keluarga baru mereka, merasa bisa menerima dan sekaligus benci terhadap perubahan yang dibawa oleh orang-orang baru dalam hidup mereka. Beri anak-anak ruang dan waktu untuk mengatasi emosi mereka. b. Maklumi diri Anda jika tidak sepenuhnnya diterima oleh anak tiri. Penerimaan mereka terhadap Anda sering kali didasari karena mereka ingin tetap berhubungan dengan orang tua kandung mereka. Saat Anda memaklumi diri, Anda tidak akan tersinggung saat penolakan mereka nyata di hadapan Anda. c. Beri waktu untuk anak tiri Anda jauh dari Anda, khususnya saat dengan orang tua kandung mereka. Mereka sangat menginginkan waktu ekslusif yang anak tiri miliki dengan orang tua kandung mereka sebelum Anda masuk dalam keluarganya. Menghargai anak tiri Anda dengan memberikan mereka waktu ekslusif tersebut akan membuat mereka segera menghormati Anda. 2. Kesetiaan anak dengan orang tua kandung mereka mungkin akan memberi dampak negatif terhadap penerimaan mereka terhadap Anda. Anak-anak sering kali terluka secara emosional saat mereka merasa nyaman dengan orang tua tiri. Ketakutan bahwa bila ia menerima Anda itu berarti melukai orang tua kandung mereka adalah ketakutan yang umum terjadi. Rasa bersalah yang mereka rasakan dapat berujung pada perilaku tidak taat dan tidak mau membuka hati. Berikut beberapa cara untuk menolong anak-anak tiri menghadapi pergumulan mereka: a. Biarkan anak-anak menjaga kesetiaan mereka dan dukunglah hubungan dengan orang tua kandung mereka; b. Jangan pernah mengkritik orang tua kandung mereka, karena ini akan memerburuk pendapat anak tentang Anda; c. Jangan mencoba menggantikan ketidakterlibatan atau ketidakhadiran orang tua yang sudah meninggal. Ketahuilah bahwa Anda adalah sosok orang tua tambahan dalam kehidupan anak tersebut. Jadilah diri Anda sendiri. 3. Aturan utama untuk hubungan orang tua tiri dan anak tiri adalah dengan membiarkan anak-anak menentukan sendiri langkah mereka untuk menjalin hubungan dengan Anda. Bila anak-anak tiri terbuka pada Anda dan tampaknya ingin menjalin kedekatan fisik dengan Anda, jangan membuat mereka kecewa. Namun bila mereka tetap menjaga jarak dan berhati-hati, jangan memaksa diri untuk bisa dekat dengan mereka. Hormatilah batas yang mereka buat, karena jarak itu sering kali merupakan simbol dari kebingungan mereka atas hubungan yang baru ini dan atas kehilangan yang mereka rasakan di masa lalu. 4. Relaks dan Bangunlah Hubungan Ketika tidak ada sebuah kemajuan sama sekali sebagai orang tua tiri, maka relakslah. Terimalah hubungan yang ada sekarang dan percaya hubungan Anda akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Sementara itu, gunakanlah saran-saran berikut ini untuk membantu Anda menjalin hubungan secara perlahan. Pertama, amati kegiatan anak-anak tiri Anda. Cari tahulah apa yang mereka lakukan di sekolah, gereja, dan kegiatan ekstrakurikuler. Dan jadikan itu sebagai bagian dari tujuan Anda. Dengan mengamati, Anda dapat mengimbangi minat anak tanpa terlalu masuk ke dalam hidupnya. Kedua, menjalin relasi, tetapi lakukan perlahan. Orang dewasa sering kali menganggap bahwa cara untuk mengenal anak tiri mereka adalah dengan menghabiskan waktu secara pribadi dan khusus bersama mereka. Hal tersebut memang bisa diterapkan pada beberapa anak tiri, tetapi kebanyakan anak tiri lebih suka untuk tidak terjerumus dalam situasi seperti ini sampai dia sendiri merasa nyaman dengan orang tua tiri mereka. Saran lain untuk menjalin relasi adalah dengan membagikan talenta, kemampuan, dan minat Anda dengan anak, dan tertariklah dengan minat, kemampuan, dan talenta mereka. Berbagi tentang Tuhan melalui dialog, musik, atau kegiatan gereja adalah cara lain yang baik untuk menjalin relasi. Diskusikan nilai-nilai ini melalui cara pandang Kristus, dan membangun kebaktian keluarga juga bisa menjadi cara untuk memerkuat hubungan Anda selain untuk membangun fondasi rohani anak Anda. 5. Temukan Peran Anda Melalui Disiplin Mungkin peran yang paling memusingkan bagi orang tua tiri adalah bagaimana membuat batasan, mengajarkan nilai-nilai, dan memberlakukan konsekuensi. Tentu saja, halangan yang paling umum bagi keluarga tiri adalah saat orang tua kandung terlalu memegang tanggung jawab dalam membesarkan anak dan orang tua tiri mulai terlalu cepat menghukum anak bila mereka melakukan kesalahan. Jadi, pendekatan sebagai tim yang melibatkan baik orang tua kandung maupun orang tua tiri adalah yang terbaik. Hal ini bisa dilakukan dengan menegosiasikan aturan-aturan dan kepemimpinan di rumah. Beberapa hal bisa didiskusikan, seperti peran, standar, konsekuensi, dan sistem disiplin bagi anak-anak. Kemudian orang tua kandung bisa menyampaikan hal ini kepada anak-anak. Nilai dari Orang Tua Tiri Pernahkah Anda berhenti memerhatikan bahwa Tuhan Pencipta alam semesta ini memercayakan Anak-Nya untuk dibesarkan oleh ayah tirinya, Yusuf? Ya, dalam hal ini Yesus adalah anak tiri. Selain sedikit cerita tentang sifat Yusuf, kita bisa memastikan bahwa Tuhan melakukan hal ini untuk sebuah alasan. Yusuf pasti memunyai pengaruh yang besar kepada Yesus saat masih muda. Saya simpulkan bahwa sifat Yusuf yang berpengaruh pada pertumbuhan Yesus dalam kebijaksanaan, fisik, dan kemurahan hati-Nya kepada Tuhan dan sesama (Lukas 2:40, 52) adalah tak terbatas. Tantangan menjadi orang tua tiri adalah sangat nyata. Pentingnya peranan Anda dalam kehidupan anak tiri Anda tak ternilai. Berkomitmenlah kepada Tuhan, seperti yang dilakukan Yusuf, dan tawarkan kasih-Nya kepada anak tiri Anda (sebisa mungkin). Anda mungkin tidak pernah menyadari betapa pentingnya Anda. (t/Ratri) Diterjemahkan dan diringkas dari: Nama situs: Successful Families Judul asli artikel: How to Build A Healthy Relationship With Your Stepchild Penulis: Ron L. Deal, LMFT, LPC Alamat URL: http://www.successfulstepfamilies.com/view/5 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR o/ MENGUCAP SYUKUR KEPADA ALLAH UNTUK KELUARGA SAYA Tujuan: Menolong anak menyatakan rasa ucapan syukurnya kepada Allah untuk kasih dan pemeliharaan-Nya. Ayat Hafalan: "Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan." (Mazmur 92:2) Persiapan Guru Pembacaan Alkitab: Kejadian 17:16,19, 18:1-16, 21:1-8. Cerita hari ini memegang peranan penting dalam rencana kekal Allah mengenai Juru Selamat yang sudah datang ke dunia. Abraham dipilih oleh Allah sebagai Bapa dari bangsa pilihan-Nya. Ishak adalah anak-Nya yang melalui dia rencana ini akan digenapi. Allah mengunjungi Abraham dan menggenapi janji-Nya. Tak ada satu pun yang dapat merintangi rencana Allah. Sekalipun Abraham dan Sara sudah tua, Allah memberikan seorang anak kepada mereka. Anak ini merupakan gambaran dari Juru Selamat. Kelahirannya diramalkan lebih dahulu, sama seperti Yesus. Waktu Mengajar Ibadah Menyanyi: Nyanyikan lagu "Yesus Cinta Saya" sementara anak-anak masuk kelas dan duduk. Ajarkan mereka sebuah lagu lain. Doa: "Allah Bapa yang di surga, kami mengucap syukur kepada-Mu untuk ayah dan ibu, kakak dan adik, bibi dan paman, dan semuanya yang telah Kau berikan kepada kami untuk menjaga kami. Dalam nama Yesus. Amin." Cerita Alkitab Abraham dan Sara tinggal di sebuah rumah kemah yang besar dan indah. Mereka sangat kaya. Mereka memunyai banyak domba, kambing, dan sapi. Mereka memunyai banyak pelayan untuk melakukan pekerjaan itu. Abraham dan Sara mengasihi Allah dan mereka berbahagia, kecuali satu hal -- mereka kesepian tanpa anak-anak di dalam keluarga mereka. Mereka merindukan kehadiran seorang anak. Pada suatu hari, Allah berkata kepada Abraham, "Suatu hari kelak, Aku akan mengaruniakan seorang bayi laki-laki kepada kalian berdua." Betapa senangnya Abraham. "Sungguh bahagia jika kita memunyai seorang bayi laki-laki di dalam keluarga kita," pikirnya. Abraham dan Sara sering berbicara tentang bayi yang telah dijanjikan Allah kepada mereka. Pada suatu hari, tiga laki-laki datang ke kemah Abraham dan Sara. Mereka berkata, "Kami membawa berita gembira. Telah tiba waktunya bagi bayi itu untuk dilahirkan sebagaimana yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Abraham dan Sara sangat bahagia. Mereka hampir tak sabar lagi menantikan kedatangan bayi itu. Kemudian pada suatu hari, lahirlah bayi laki-laki itu. Abraham serta Sara merasa lebih berbahagia daripada sebelumnya. Abraham berkata, "Kami bersyukur kepada-Mu, ya, Allah, untuk bayi laki-laki yang telah Engkau karuniakan kepada keluarga kami. Abraham dan Sara menamakan bayi mereka Ishak, tepat seperti yang diperintahkan Allah kepada mereka. Setiap hari, Sara memelihara bayinya dan menyanyikan lagu-lagu yang merdu untuknya. Setiap hari, bayi itu bertambah besar dan kuat. Kemudian pada suatu hari Abraham berkata, "Kita akan mengadakan suatu pesta dan mengundang semua sahabat kita untuk melihat anak kita. Kita semua akan mengucap syukur kepada Allah Bapa di surga karena Ia telah mengaruniakan Ishak kepada kita." Sahabat-sahabat dari tempat yang jauh datang dengan menunggang unta dan keledai. Sahabat yang dekat datang dengan berjalan kaki. Anak-anak kecil datang bersama orang tua mereka. Beberapa di antara mereka membawa hadiah untuk Ishak. Sahabat-sahabat Abraham duduk di atas permadani yang empuk dan makan makanan yang telah disediakan oleh Sara dan para pelayannya. Ada kue, daging panggang, dan juga manisan. Ada buah kurma dan jeruk serta banyak air susu. Pesta itu berlangsung seperti pesta ulang tahun. Selesai mereka makan, Abraham berkata, "Inilah anak laki-laki yang telah dikaruniakan Allah kepada kami. Namanya Ishak. Sekarang kami memunyai suatu keluarga yang sangat berbahagia." Sahabat-sahabat Abraham juga merasa bahagia. Mereka menundukkan kepala mereka dan berkata, "Kami bersyukur kepada-Mu, ya, Allah, karena Engkau telah mengaruniakan Ishak kepada Abraham dan Sara. Kami bersyukur kepada-Mu untuk keluarga yang berbahagia ini." Ishak yang kecil itu pun ikut berdoa. Ia menundukkan kepalanya dan berkata, "Saya bersyukur kepada-Mu, ya, Allah, untuk keluarga saya." Ulangan dan Percakapan Suruhlah seorang anak memegang gambar pelajaran untuk hari ini. Suruhlah anak lain menunjukkan Abraham dan Sara serta menceritakan kembali kisahnya. "Marilah kita menundukkan kepala kita dan menutup mata kita sama seperti yang dilakukan sahabat-sahabat Abraham dan Sara dahulu, serta bersyukur kepada Allah Bapa yang di surga untuk adik-adik kita yang masih bayi, keluarga-keluarga kita, dan semua sahabat kita." Doa: "Allah Bapa kami yang di surga, kami bersyukur untuk adik laki-laki dan perempuan kami, kemenakan-kemenakan yang masih bayi, dan sahabat-sahabat. Kami juga bersyukur untuk ayah dan ibu kami. Tolonglah kami untuk bersikap baik dan bersukacita. Dalam nama Yesus. Amin." Perlihatkanlah kepada anak-anak tempat ayat hafalan di dalam Alkitab dan bacakan kepada mereka (Mazmur 92:2). Kemudian suruhlah mereka menyebutnya beberapa kali. Saran-Saran untuk Kegiatan Ulangi gambar-gambar yang tertempel di atas kain. Suruhlah anak-anak menunjukkan hal-hal yang mereka harus syukuri. Guntinglah gambar seorang bayi dari surat kabar dan tambahkan di atas kain tersebut. Kita bersyukur kepada Allah untuk adik laki-laki dan perempuan kita yang masih bayi. Tutuplah dengan menyanyikan lagu yang bertemakan pemeliharaan ibu terhadap anak-anaknya atau lagu untuk menidurkan anak. Diambil dan disesuaikan dari: Judul buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan Pengarang: Grace Suwanti Tjahya dan Drs. Ridwan Sutedja Penerbit: Kalam Hidup, Bandung Halaman: 83 -- 85 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ ARTIKEL SEPUTAR KELUARGA TIRI DI SITUS SUCCESSFUL STEP FAMILIES http://www.successfulstepfamilies.com/view/38 Dalam situs tersebut, Anda akan mendapatkan berbagai artikel dan tips menarik seputar permasalahan keluarga tiri. Tidak diperuntukkan bagi orang tua saja, para pelayan maupun konselor juga bisa mempelajarinya. Dengan demikian dapat mendukung pelayanan Anda. Artikelnya terbagi ke dalam beberapa kategori, seperti permasalahan yang ada di kehidupan keluarga tiri, memahami dan membantu anak yang hidup dalam keluarga tiri, bagaimana mengatur keuangan, dan beberapa topik menarik lainnya. Silakan mengunjungi situs ini, kiranya bisa memberkati Anda. Tuhan Yesus memberkati. Oleh: Kristina Dwi Lestari (Redaksi) ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU o/ Kita sadar bahwa ada sebuah realitas di dalam anak layan kita, ada yang memiliki keluarga yang tidak utuh. Bersiaplah untuk memberikan perhatian dan bimbingan kepada anak layan Anda. ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |