Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/395 |
|
e-BinaAnak edisi 395 (13-8-2008)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 395/AGUSTUS/2008 - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL: Apakah Anak Anda Mengidap Kakorafiofobia? - TIPS 1: Menolong Anak Menghadapi Ketakutan - TIPS 2: Membangun Berdasarkan Kekuatan Anak, Membantu Dia untuk Mengatasi Kelemahan - BAHAN MENGAJAR: Kamu Mau Jadi Apa Kalau Sudah Besar? - WARNET PENA: Manfaatkan Fasilitas Pencari di Situs PEPAK - MUTIARA GURU ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, Manifestasi dari sebuah kekuatiran pada anak, misalnya takut hasil ujian buruk karena adanya tekanan dari orang tua untuk bisa mendapat nilai bagus, cemas ditinggalkan orang tua bepergian jauh, takut jika dijauhi teman-temannya, dan sikap kuatir lainnya. Perasaan takut gagal dan beberapa kecemasan tersebut akan berdampak buruk bagi perkembangan anak layan kita. Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana cara kita menolong mereka. Langkah apa yang bisa kita ambil? Di edisi publikasi e-BinaAnak kali ini, redaksi menyajikan tulisan-tulisan yang dapat membantu Anda dalam membimbing anak-anak layan yang memiliki masalah dengan kekuatiran. Di artikel utama, pelayan anak akan mendapatkan informasi tentang anak yang takut akan kegagalan, atau biasa disebut dengan "kakorafiofobia". Di samping itu, ada tips menarik tentang bagaimana menolong anak agar mampu untuk menghadapi rasa takutnya, serta beberapa informasi tentang fasilitas terbaru di situs PEPAK yang bisa Anda simak di kolom Warnet Pena. Selamat melayani para pelayan anak dan semakin bersemangat di dalam pekerjaan Tuhan, terlebih dalam melayani anak layan kita. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari "Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: `Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.`" (Yesaya 41:13) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yes.+41:13 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL o/ Salah satu bentuk kekhawatiran yang ditemui pada kebanyakan anak-anak adalah takut jika gagal. Anak yang memiliki ketakutan untuk gagal yang berlebihan dapat dikatakan mengidap "kakorafiofobia". Ingin mengetahui lebih banyak tentang hal ini? Silakan simak artikel selengkapnya berikut ini. APAKAH ANAK ANDA MENGIDAP KAKORAFIOFOBIA? Sebuah pertanyaan bagi Anda, mana yang lebih buruk, takut akan kegagalan atau kegagalan itu sendiri? Dalam kenyataannya, ketakutan kita terhadap kegagalan dan perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang mungkin kita alami jika kita gagal itulah yang lebih banyak menyebabkan kita tidak berdaya dibandingkan dengan kegagalan itu sendiri. Ada orang yang begitu takut terhadap kegagalan sehingga mereka seolah-olah dihantui oleh hal itu, sehingga hal itu menjadi suatu fobia, yaitu kakorafiofobia! Hal itu malah menjadi semacam ramalan yang justru sungguh-sungguh terlaksana. Ketakutan semacam ini sangat menonjol dalam masyarakat kita karena kita cenderung memuja keberhasilan atau sukses itu. Keadaan ini bahkan sangat berbahaya karena hal itu dapat menyebabkan kita terkucil dan tidak berdaya. Pada saat kita memulai suatu proyek, kita menghadapi risiko untuk mengalami kegagalan, dan satu-satunya cara untuk menjamin agar kita tidak gagal adalah dengan tidak melakukan sesuatu. Kita mungkin akan menjadi pasif dan enggan terjun ke dalam suatu bidang kehidupan yang baru. Dan jika kita dipaksa oleh keadaan untuk berprestasi atau bersaing, ketakutan kita dapat menimbulkan segala macam gangguan fisik maupun kejiwaan karena tekanan yang dialaminya itu. Banyak di antara kita yang harus bergumul dengan perasaan takut gagal yang kuat karena mungkin kita sedang terus mencoba untuk memenuhi standar-standar yang tidak masuk akal yang sudah ditanamkan pada waktu kita masih kanak-kanak, mungkin oleh orang tua kita atau malah oleh diri kita sendiri. Kita mungkin sedang berusaha agar dapat berkenan di hati orang yang kita anggap penting, dan kita merasa bahwa kita tidak akan sanggup memerolehnya betapapun kerasnya kita berusaha. Demikian juga, besarnya ketakutan anak-anak kita akan kegagalan sangat banyak ditentukan oleh tuntutan kita dan tanggapan-tanggapan kita terhadap usaha mereka untuk meraih sukses. Jika anak-anak kita sering mengalami kegagalan (di sekolah, dalam pekerjaan, atau dalam menjalin persahabatan), mereka dapat mulai merasa seolah-olah mereka memang sudah gagal. Mereka akan kehilangan rasa harga diri mereka dan merasa diri mereka "tidak cukup baik". Sering sekali hal ini diikuti dengan berbagai macam keputusasaan dan perasaan bersalah yang paling parah dan paling merusak, kecuali kalau kita turun tangan untuk mencegahnya. Sebagai orang tua dan guru, tugas kita ialah menolong anak itu agar melihat diri mereka sebagai ciptaan Tuhan yang indah, sekalipun jika mereka gagal. Berikut ini terdapat beberapa strategi untuk menolong anak Anda. a. Amati dan pastikan apa yang merupakan segi-segi yang baik dan kuat yang ada di dalam diri anak Anda, apa bakatnya, dan di dalam bidang apa ia perlu bertumbuh. Kemudian dengan lembut, bimbinglah agar ia dapat mengikuti berbagai kegiatan di mana ia memunyai kesempatan besar untuk dapat berhasil, dan dengan demikian, berbagai kegagalan yang tidak perlu, dapat dielakkan. b. Jika anak Anda sampai mengalami kegagalan, tolonglah anak itu untuk dapat melihat apa yang yang benar yang sudah dilakukannya, walaupun ia memang gagal. Tolonglah anak itu untuk menentukan apa yang salah yang telah dilakukannya dan apa yang sebenarnya harus dilakukannya dengan cara yang lain. Terutama sekali, hargailah usaha yang sudah dilakukannya. Jika dalam keadaan demikian, ia diajari dan ditangani dengan lemah lembut, maka hal itu membuahkan keberhasilan pada masa yang akan datang. c. Tolonglah anak Anda jika ia mengalami kegagalan dengan jalan Anda sendiri bersedia menerima kegagalan itu, yaitu kegagalan Anda maupun kegagalan anak Anda! d. Janganlah mengungkit-ungkit kegagalan anak Anda atau memakainya sebagai senjata bila Anda sedang marah. Lupakan kegagalannya dan perhatikanlah sukses atau keberhasilan yang sudah dicapainya. e. Secara aktif, perhatikanlah apakah ada indikasi bahwa anak Anda merasa dirinya sebagai seorang yang gagal. Ingatkan dia bahwa gagal melaksanakan suatu tugas itu tidaklah berarti bahwa ia merupakan seorang yang gagal. Tunjukkanlah bahwa Anda menghargai anak Anda karena dia adalah anak Anda dan bukan karena kemampuannya dalam melakukan sesuatu. f. Tanamkan di dalam diri anak Anda kesadaran bahwa kegagalan itu merupakan sesuatu yang lumrah, dan setiap orang sekali waktu pasti akan mengalaminya juga. Sama halnya dengan diri Anda sendiri, anak Anda perlu memunyai keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa dirinya tidak sempurna. e. Waspadalah terhadap cara Anda mengungkapkan ketidaksenangan Anda, misalnya dengan jalan berpaling dan pergi, memerlihatkan raut muka yang muak, mengata-ngatainya, tidak mengajaknya bicara, atau memberi lebih banyak perhatian pada anak-anak lain -- semuanya ini merupakan cara yang paling efektif untuk merusak perasaan harga diri dan rasa berharga yang ada pada seorang anak. g. Ingatlah bahwa seorang anak yang sudah lebih besar belum tentu lebih toleran dalam menghadapi kegagalan dibandingkan dengan anak yang lebih kecil. (Adanya sifat memberontak dan menonjolkan diri atau pamer secara berlebihan pada masa remaja merupakan bukti yang cukup jelas tentang ketidakmampuan mereka untuk menangani kegagalan.) h. Hendaknya Anda sendiri menjadi teladan dalam hal bersikap positif dalam menghadapi kegagalan yang Anda alami di dalam kehidupan Anda sendiri. Apabila Anda gagal, janganlah menyembunyikan kegagalan Anda dari anak Anda; dengan jujur bicarakan hal itu dengan anak Anda, dan jelaskan bahwa Anda merencanakan untuk "mencoba kembali" dengan suatu tekad baru untuk berhasil. i. Seorang anak yang sudah memunyai anggapan atau pola berpikir yang sudah kronis bahwa ia akan gagal, sering kali akan berusaha untuk gagal lagi. Ia begitu merasa putus asa sehingga ia sudah melepaskan segala harapannya dan merasa dirinya sudah sama sekali tidak dapat dikasihi dan dihargai lagi. Karena sudah putus asa dalam usaha mencari perhatian, anak itu telah kehilangan harapan untuk merasa cukup penting untuk dapat melukai perasaan orang tuanya. Anak semacam ini senantiasa akan mencoba membuktikan ketidakmampuannya agar ia dapat dibiarkan saja, tidak usah diganggu lagi. Jelas bahwa anak semacam ini mengalami luka batin, dan langkah-langkah disiplin yang tradisional hanya akan memerburuk tingkah lakunya. Ia membutuhkan dorongan semangat yang sangat besar, dan mungkin juga ia membutuhkan pertolongan seorang ahli. Satu hal terakhir yang harus diingat, bagaimanakah perasaan Anda apabila Anda gagal dalam menolong anak Anda untuk menangani kegagalannya? Janganlah terkena kakorafiofobia. Sebaliknya, ingatlah akan petunjuk-petunjuk di atas dan pandanglah Allah, mintalah pertolongan supaya Anda berhasil. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Penulis: Paul Lewis Penerjemah: Gerrit J. Tiendas Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1997 Halaman: 95 -- 98 ______________________________________________________________________ o/ TIPS 1 o/ Dari artikel utama di atas, orang tua dan pendidik diajak untuk menelusuri tentang bagaimana langkah proaktif yang bisa diambil dari kasus anak yang mengalami kekuatiran akan kegagalan. Selanjutnya bagaimana dengan anak yang menghadapi ketakutan? Apa yang bisa dilakukan dalam menolong mereka? Tips berikut kiranya akan semakin memberkati Anda. MENOLONG ANAK MENGHADAPI KETAKUTAN Meskipun orang tua, bahkan guru, sudah mencoba berbagai cara untuk meyakinkan anak-anak mereka bahwa mereka aman dan bahagia, ketakutan itu akan selalu ada. Ada anak yang penakut, tetapi ada juga yang takut karena beberapa hal. Ketakutan yang pada umumnya muncul pada anak-anak adalah: 1. takut badai, 2. takut gelap, 3. takut ke dokter, 4. takut ditinggal orang tua mereka, dan 5. takut monster. Beberapa ketakutan itu disebabkan oleh pengalaman negatif, tetapi ada juga yang tidak jelas penyebabnya. Meskipun ketakutan-ketakutan ini tidak masuk akal dan bahkan membuat malu orang tua, ketakutan ini sangat nyata bagi anak-anak. Penting untuk tidak meremehkan kondisi ini. Jangan terlalu sering membicarakannya atau membujuk anak supaya tidak takut. Anda tentu ingin membuat mereka percaya diri dan memiliki pikiran yang tenang. Bagaimana Anda bisa menolong anak Anda mengatasi ketakutan mereka? 1. Siapkan diri Anda sendiri dengan doa. Minta pertolongan Tuhan supaya Anda bisa mendapatkan solusi yang tepat untuk anak Anda. 2. Kenali dengan jelas ketakutannya. Saat Anda membicarakannya dengan anak Anda, bersikaplah netral, jangan menghakimi. Yakinkan dia bahwa takut itu adalah hal yang wajar, tanpa menekankan kembali ketakutannya. 3. Berdoalah bersama anak Anda. Biarkan mereka tahu bahwa kita bisa menyampaikan apa saja kepada Tuhan, kesedihan kita, kebahagiaan kita, dan ketakutan kita. 4. Bersiaplah untuk peristiwa-peristiwa menakutkan yang akan datang. Bicarakan situasi-situasi yang akan datang yang Anda tahu bisa menyebabkan kecemasan. Bicarakan seperti apa hal itu sehingga keterkejutannya bisa diminimalkan. 5. Berdoalah bersama anak Anda, tekankan hal-hal yang positif. Gunakan kata-kata sederhana, bersyukur pada Tuhan atas manfaat dari peristiwa itu. Misalnya, "Terima kasih Bapa karena dokter akan memberiku obat sehingga aku sehat kembali." Minta Dia untuk selalu mendampingi sehingga semuanya berjalan lancar. Mulailah membuat kebiasaan menghafal ayat-ayat yang menguatkan anak Anda. Berikut ini beberapa saran dari Alkitab, mungkin Alkitab dalam terjemahan bahasa yang lain lebih mudah Anda pahami. a. Mazmur 34:4, "Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku." b. 2 Timotius 1:7, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." c. Ibrani 13:5, "... `Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.`" d. Ibrani 13:6, "Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: `Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?`" e. Mazmur 46:1, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." f. 1 Petrus 5:7, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: Bella Online Judul asli artikel: Helping Your Child Deal With Fear Penulis: Lynne Chapman Alamat URL: http://www.bellaonline.com/articles/art28228.asp ______________________________________________________________________ o/ TIPS 2 o/ Sejak dini, anak layan kita perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga apa yang menjadi kelemahan mereka, seperti takut dan kuatir, dapat sedikit demi sedikit bisa ditanggulangi. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah membangun kekuatan pada anak. Mengapa hal ini sangat penting? Alasannya bisa Anda dapatkan di dalam artikel berikut ini. MEMBANGUN BERDASARKAN KEKUATAN ANAK, MEMBANTU DIA UNTUK MENGATASI KELEMAHAN Bayangkanlah sebuah atap dengan tiang penopang yang sudah busuk. Sekarang Anda memiliki dua pilihan. 1. Potonglah tiang itu untuk digantikan dengan yang baru dengan risiko atap itu akan jatuh ke atas Anda. 2. Atau memasang tiang yang baru dan kemudian memotong tiang yang lama. Terus-menerus menyerang kelemahan anak mengandung risiko menghancurkan si anak. Membangun berdasarkan kekuatan si anak akan: a. menolong anak untuk mengatasi kelemahannya; b. menguatkan dan membesarkan hati si anak; c. membangun kepercayaan antara Anda dan anak Anda; d. mengajarkan kebenaran yang langsung kepada anak; e. mengomunikasikan kasih dan kepedulian Anda; f. membentuk karakter dalam diri anak Anda; g. membawa pada pertumbuhan jangka panjang dan kematangan; serta h. memerkuat hubungan Anda dengan anak Anda. Pikirkanlah cara lainnya. Bila Anda selalu memberitahu seorang anak apa yang harus dilakukan, mereka tidak akan pernah belajar apa yang harus dilakukan. Berfokus pada apa yang salah tidak mengajarkan apa yang benar. Yesus mengingatkan kita bahwa kita dapat mengosongkan sebuah rumah dari setan-setan. Namun bila rumah itu tetap kosong, lebih banyak setan yang akan kembali untuk mengisinya. Kita dapat mengosongkan seorang anak dari kelemahan, namun bila tidak ada kekuatan yang dibangun, kelemahan itu akan muncul kembali. Membangun berdasarkan kekuatan adalah peneguhan. Temukanlah cara-cara untuk menguatkan anak-anak hari ini! "Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun." (Roma 14: 19) Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 77 Kebenaran yang Hakiki dalam Membesarkan Anak-Anak Judul asli artikel: Membangun Berdasarkan Kekuatan Anak Membantu Dia Untuk Mengatasi Kelemahan. Penulis: Dr. Larry Keefauver Penerjemah: Tim Penerjemah Media Injil Kerajaan Penerbit: Media Injil Kerajaan, Semarang Halaman: 123 -- 124 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR o/ KAMU MAU JADI APA KALAU SUDAH BESAR? Apakah kamu pernah berpikir mau jadi apa ketika kamu besar nanti? Ada banyak pekerjaan yang bisa kamu lakukan sehingga mungkin kamu hanya bingung untuk memutuskan manakah yang terbaik. Kamu bisa menjadi dokter, peternak, guru, pengetik, atau pekerjaan lainnya. Tetapi ada Seseorang yang mengetahui secara persis kamu harus menjadi apa. Seseorang itu adalah Tuhan, dan dengan senang hati, Tuhan akan memberitahumu di pekerjaan manakah tempatmu dan kapan waktunya tiba. Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkannya! Bagaimana caranya Tuhan memberitahumu? Ada banyak cara yang dipakai Tuhan untuk berbicara kepadamu. Salah satu caranya adalah melalui kemampuan yang Tuhan berikan kepadamu. Sebagian anak-anak laki-laki jago sekali dalam bermain sepak bola dan sebagian lain tidak. Sebagian anak perempuan bisa bernyanyi dengan indah dan sebagian lagi tidak bisa sama sekali. Apabila Tuhan membuatmu kurang pintar dalam bermain sepak bola, berarti mungkin Dia tidak ingin kamu menghabiskan hidupmu sebagai pemain sepak bola! Tetapi sebagai gantinya, Ia menciptakan kamu untuk menjadi seorang musisi yang andal dan bisa memainkan piano, biola, atau trompet. Atau mungkin Tuhan telah merencanakan supaya setelah kamu mendapat pendidikan sekolah yang cukup, kamu bisa memiliki kemampuan yang sama seperti kemampuan seorang dokter atau petani. Apabila kamu menemukan dirimu senang menjadi seorang petani daripada menjadi seorang dokter, itu juga merupakan salah satu cara Tuhan memberitahu kamu bahwa Ia tidak ingin kamu menjadi dokter. Ide yang bagus untuk memikirkan berbagai pekerjaan yang dapat kamu lakukan dan memikirkan pekerjaan mana yang ingin kamu lakukan; sementara kamu bertambah usia, kemungkinan ada satu minat khusus yang tersimpan di dalam diri kamu yang berhubungan dengan apa yang ingin kamu kerjakan. Tuhan akan memberitahu kamu apakah pekerjaan itu benar atau tidak apabila kamu bertanya kepada-Nya. Sebagian anak laki-laki maupun perempuan kelihatannya selalu mengetahui mereka mau jadi apa nanti kalau sudah besar, tetapi anak-anak lainnya tidak mengetahuinya sampai bertahun-tahun hingga akhirnya mereka menyelesaikan sekolah. Terkadang Tuhan ingin anak-anak-Nya menunggu sampai mereka besar untuk mendengar apa yang mau Tuhan sampaikan. Jika kamu mau Tuhan menunjukkannya padamu, yakinlah bahwa Tuhan pasti menunjukkannya kepadamu. Ketika sudah tiba waktu yang tepat, kamu akan tahu kalau kamu percaya kepada-Nya. Seorang anak lelaki berusia enam tahun berkata kepada ayahnya, "Ayah, aku mau jadi dokter kalau sudah besar dan aku mau jadi seorang misionaris. Aku akan ke Tibet dan membantu orang-orang di sana untuk mengenal Tuhan Yesus Kristus." "Oke, Nak," kata ayahnya. Setelah lewat beberapa tahun, dan anak itu bertambah usia dan melewati masa SMA, lalu universitas, dan melanjutkan ke sekolah kesehatan di mana dia belajar menjadi dokter dan ahli bedah yang baik. Ketika anak itu menjadi dokter, dia mencoba pergi ke tanah Tibet, tetapi Tuhan menyuruhnya pergi ke Afrika saja. Dia sekarang ada di Afrika membantu orang-orang yang butuh disembuhkan, namun dia melakukan lebih dari itu. Dia membantu orang-orang sembuh secara hati dan jiwa dengan memperkenalkannya pada Yesus. Ketika dia memberi mereka obat, dia bicara tentang Tuhannya kepada mereka, dan kebanyakan dari mereka menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka. Ayat untuk dibaca dari Alkitab: 1 Korintus 12:12-31 Pertanyaan: 1. Bagaimana cara Tuhan membantu kita menemukan apa yang Ia inginkan untuk kita nantinya? 2. Apakah Tuhan akan mengizinkan kita melakukan kesalahan ketika kita meminta pertolongan dari-Nya? 3. Bagaimana caranya mengetahui seperti apa macam-macam pekerjaan yang ada itu? Doa: Tuhan Yesus, aku tahu kalau Engkau memiliki pekerjaan khusus untuk kulakukan dan aku mau melakukannya untuk-Mu. Tolong tunjukkan kepadaku, aku harus jadi apa ketika aku besar. Aku tidak perlu tahu sekarang, tetapi kalau sudah waktunya untuk aku tahu, aku percaya engkau akan membuatku mengerti. (t/Hilda) Diterjemahkan dari: Judul buku: Devotions for the Children`s Hour Judul asli artikel: What Are You Going to Be When You Grow Up? Penulis: Kenneth N. Taylor Penerbit: Moody Press, Chicago 1977 Halaman: 162 -- 164 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ MANFAATKAN FASILITAS PENCARI DI SITUS PEPAK < http://pepak.sabda.org/ > Saat ini, para pelayan anak dapat memanfaatkan fasilitas terbaru yang disediakan di situs PEPAK. Fasilitas tersebut adalah kemudahan yang bisa Anda dapatkan dengan adanya fasilitas "Search". Anda tinggal memasukkan kata kunci apa yang ingin Anda cari. Sebagai contoh, jika ingin mencari bahan seputar pelayanan anak, seperti artikel, tips, dan bahan mengajar yang membahas tentang "anak madya", silakan ketikkan kata tersebut di dalam menu "Search" di bagian kiri atas situs ini. Dari sana, Anda akan mendapatkan hasil pencarian Anda. Sangat mudah, bukan? Ayo pelayan anak, manfaatkan fasilitas ini untuk mendapatkan bahan-bahan pendukung pelayanan Anda! Tuhan Yesus memberkati. Oleh: Kristina Dwi Lestari (Redaksi) ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU o/ Ingatkan anak layan Anda, bahwa dalam setiap kecemasan maupun ketakutan yang sedang dirasakannya, Tuhan senantiasa ada di sampingnya untuk memegang tangannya dan memberi kekuatan senantiasa. ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |