Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/394 |
|
e-BinaAnak edisi 394 (6-8-2008)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 394/AGUSTUS/2008 - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL: Kenali Ciri-Cirinya - TIPS 1: Menyemangati Anak-Anak untuk Belajar - TIPS 2: Menggunakan Kata-Kata untuk Memotivasi - BAHAN MENGAJAR: Belajar Dengan Berdiam Diri - WARNET PENA: Situs All About Parenting - MUTIARA GURU ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, Orang tua mulai mengeluh karena anaknya lebih senang duduk berjam-jam menyelesaikan permainan elektroniknya dan melihat tayangan televisi kegemarannya daripada belajar? Orang tua atau pendidik sudah mengalami kesulitan dalam memotivasi anak-anak untuk memiliki kegemaran belajar. Apakah keluhan ini kita temui juga di lingkungan anak layan kita? Dalam edisi publikasi e-BinaAnak kali ini, kami akan bagikan hal-hal seputar membimbing anak yang kurang motivasi dalam belajar. Murid dengan motivasi belajar yang kurang merupakan salah satu topik pertama yang kami angkat dari tema besar bulan ini, yaitu "Membimbing Anak". Untuk itu, terlebih dahulu kami bagikan beberapa topik lain yang akan kami bagikan selama satu bulan ke depan. 1. Anak Dengan Motivasi Belajar yang Kurang 2. Anak Dengan Masalah Kekuatiran 3. Anak Dengan Kebutuhan Khusus 4. Anak Dengan Masalah Keluarga Silakan simak sajian di minggu pertama ini dan semoga ada berkat yang bisa para pelayan anak bagikan kepada rekan-rekan pelayanan yang lain atau orang tua yang mengalami masalah sulitnya memotivasi anak dalam belajar. Selamat menyimak! Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari "Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, ...." (Filipi 2:1) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+2:1 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL o/ KENALI CIRI-CIRINYA Semangat dan motivasi belajar pada anak tak ada bedanya dengan semangat dan motivasi bekerja atau berusaha dari orang tua. Ada kalanya semangat meningkat dan ada kalanya pula menurun. Ketika semangat dan motivasi belajar anak meningkat, orang tua hendaknya memertahankan kondisi tersebut, dan ketika semangatnya menurun, sudah seharusnya jika orang tua berupaya untuk meningkatkannya. Sebelum dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar anak, orang tua tentu harus mengerti dan mengenali ciri-ciri dari menurunnya semangat dan motivasi belajar pada anak. Sering kali, orang tua berpegangan pada besarnya nilai-nilai yang diperoleh anak di sekolah untuk mengukur semangat belajar anak. Jika nilainya baik, maka orang tua menganggap semangat belajar anaknya sedang meningkat. Sebaliknya, jika nilai ulangan anaknya cenderung menurun, itu bisa diartikan sedang menurun pula semangat belajar si anak. Asumsi seperti itu tidak selamanya benar, sekalipun pada beberapa anak memang didapatkan kebenaran -- nilai yang cenderung menurun menandakan bahwa si anak sedang mengalami penurunan semangat dan motivasi dalam belajar. Namun demikian, Anda tak dapat mengambil kesimpulan hanya berdasarkan perolehan nilai si anak. Ada kalanya anak telah berusaha keras dalam belajar, namun nilai yang didapatkannya tetap kurang memuaskan. Tentu tidak tepat jika Anda menganggap anak itu telah mengalami penurunan semangat belajar. Sebagai orang tua, Anda hendaknya mengerti dan memahami bahwa naik dan turunnya semangat serta motivasi belajar anak Anda ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya adalah: - lingkungan rumah, - lingkungan sekolah, dan - lingkungan teman pergaulannya, baik di rumah maupun di sekolah. Jika kondisi salah satu faktor atau keseluruhan dari ketiga faktor tersebut dirasakan oleh anak Anda kurang "nyaman", hal itu akan dapat membuat semangat dan motivasi belajarnya menjadi menurun. Ciri-ciri menurunnya semangat dan motivasi belajar anak ditunjukkannya dengan berbagai perilaku, seperti: - anak terlihat malas belajar; - anak terlihat malas berangkat sekolah; - perhatiannya lebih tertuju pada sesuatu yang berseberangan dengan tugas belajarnya, misalnya melihat tayangan televisi, bermain video game, dan lain-lainnya; dan - nilai-nilainya cenderung terus menurun. Seandainya Anda mendapati ciri-ciri tersebut pada anak Anda, jangan ragu untuk segera membangkitkan semangat dan motivasi belajarnya. Langkah perbaikan yang Anda lakukan hendaklah memertimbangkan dengan cermat berbagai hal dan dengan ditunjang oleh kebijaksanaan ketika melakukannya. Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh untuk membangkitkan semangat dan motivasi belajar anak, di antaranya adalah sebagai berikut: - Mencari dan menemukan penyebab menurunnya motivasi belajar anak. Cari dan temukan dengan baik penyebab menurunnya motivasi belajar anak dengan memerhatikan lingkungan di dalam rumah Anda sendiri serta lingkungan di luar rumah. - Mencari cara penanggulangannya. Setelah Anda menemukan penyebabnya, segera tentukan jalan pemecahan masalah tersebut dengan sebaik-baiknya. Jangan menunda-nunda untuk melakukan dua hal tersebut, karena semakin lama Anda membiarkannya, maka ibarat penyakit, ia akan semakin kronis menghinggapi anak Anda. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 20 Kiat Membangkitkan Motivasi Belajar Anak Penulis: Gamal Komandoko Penerbit: Cakrawala, Yogyakarta 2006 Halaman: 9 -- 11 ______________________________________________________________________ o/ TIPS 1 o/ Para pelayan anak, pendidik, maupun orang tua, mungkin mendapati kendala saat anak tersebut sudah tidak semangat di dalam belajar. Kali ini, redaksi memberikan tips yang sekiranya bisa memberikan solusi atas masalah tersebut. MENYEMANGATI ANAK-ANAK UNTUK BELAJAR Ada hubungan langsung antara semangat anak-anak untuk belajar dan keefektifan dari proses belajar. Bagaimana kita bisa memotivasi anak-anak untuk belajar? Pertimbangkan saran-saran berikut ini untuk memotivasi anak-anak. Meskipun tidak setiap ide bisa efektif diterapkan pada setiap anak, jangan putus asa! 1. Kenali murid Anda. Konsep ini tidak akan pernah bisa terlalu ditekankan. Kenalilah setiap anak Anda. Ketahuilah minat, kemampuan, dan keahlian setiap individu. Hal-hal mendalam yang Anda ketahui, memberi Anda kemungkinan untuk meningkatkan semangat berpartisipasi dan belajar, karena Anda membantu anak untuk mengenali apa kemampuan, keahlian yang berguna, dan cara merespons bidang-bidang yang menarik perhatian mereka. Sering kali, anak yang tidak termotivasi akan senang berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang menekankan pada minat dan kemampuan mereka. 2. Rencanakanlah untuk anak-anak dapat memilih aktivitas sendiri. Ketika seorang anak bebas memilih antara pilihan-pilihan yang layak dipilih, tindakan memilih tersebut menjadi cara untuk meningkatkan minat. Memberikan pilihan-pilihan cara untuk menyelesaikan sebuah kegiatan (misalnya, memutuskan untuk menggunakan kapur tulis, cat, atau krayon untuk lukisan dinding) juga meningkatkan minat dan semangat. 3. Sediakan kesempatan untuk anak-anak berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain. Kebanyakan anak merespons baik untuk bekerja dalam kelompok kecil, berpasangan, atau dalam kelompok besar/bersama-sama. Selama anak-anak saling mengenal dengan baik, semangat akan bertambah. 4. Dengarkanlah dengan penuh perhatian. Orang dewasa yang mendengarkan apa yang dikatakan oleh seorang anak, akan memberikan dorongan seketika bagi anak untuk bekerja sama dan berpartisipasi dalam belajar dan pengalaman. 5. Jadilah fleksibel dalam proses mengajar. Perkiraan yang terlalu banyak akan membawa kepada kebosanan, baik untuk anak-anak maupun para guru. Meskipun suatu program membutuhkan keseimbangan, suatu program yang baik perlu diimbangi dengan perubahan dan fleksibilitas. 6. Berilah kesempatan bagi anak-anak untuk membantu orang lain. Sebagai contoh, sekolah minggu memberikan gambaran dan sikap antusias bagi anak-anak karena ini merupakan pengalaman langsung dalam mempraktikkan firman Tuhan ke dalam tindakan nyata. Daftar Belajar 1. Bagaimana perasaan setiap anak yang mengikuti kelas Anda? 2. Apakah Anda dan murid Anda tidak sabar untuk belajar firman Tuhan bersama? 3. Apakah setiap anak merasa bahwa Anda menerima dan mendukung mereka? 4. Apakah ada suasana kehangatan dan kebahagiaan? 5. Apakah ada kesempatan untuk setiap anak dalam meraih sukses? 6. Adakah pilihan? 7. Bagaimana Anda yakin Anda berjalan dengan santai dan tidak dikejar oleh waktu? 8. Bagaimana cara Anda membantu anak-anak membangun hubungan satu dengan yang lain? 9. Apakah harapan Anda kepada anak-anak realistis dan konsisten? (t/Hilda) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Judul buku: Sunday School Smart Pages Judul asli artikel: Motivate Your Students to Learn Penulis: Wes Haystead dan Sheryl Haystead Penerbit: Gospel Light, Ventura 1992 Halaman: 125 ______________________________________________________________________ o/ TIPS 2 o/ MENGGUNAKAN KATA-KATA UNTUK MEMOTIVASI PANDANGAN ANAK Saat bertanya bagaimana orang dewasa merangkul dan memotivasi mereka, anak-anak usia SD merespons demikian: "... ngobrollah denganku seperti seorang teman, jangan anggap aku anak-anak." "... peluk aku." "... buatkan aku kue." "... bermainlah denganku." "... ajak aku jalan-jalan." "... cobalah untuk mengerti aku." "... dengarkan aku saat aku bicara." Kata-kata bisa menyembuhkan, tapi juga bisa menyakiti. Kata-kata bisa digunakan untuk membangun hubungan antara guru dan murid, namun bisa juga membangun rintangan. Kata-kata bisa menyampaikan penerimaan atau penolakan. Dengan kata lain, anak-anak tersentuh dan mereka mulai membentuk konsep tentang Tuhan. (Perhatikan bagaimana ungkapan-ungkapan mereka menekankan pada diri mereka sendiri dan bukan pada Tuhan.) PENERIMAAN "Terima kasih sudah banyak membantuku." "Saya senang dengan caramu berbagi/merapikan kelas/menyelesaikan tugas, dll.." "Saya perlu bantuanmu untuk bercerita/menyanyi/menyingkirkan barang-barang ini." "Kamu punya ide apa?" "Senangnya melihatmu menyapa teman baru/mengatur kursi/mengeluarkan buku-buku nyanyian." PENOLAKAN "Mengapa kamu tidak bisa duduk tenang seperti Mary?" (membandingkan) "Kamu tidak pernah tahu ayat-ayatmu!" (selalu/tidak pernah) "Kalau saja ibumu tidak bekerja/orang tuamu bercerai/keluargamu rajin ke gereja, dll.." (menghakimi) "Kalau saja kamu lebih sering berdoa/lebih percaya lagi kepada Tuhan, maka ...." (menyatakan bahwa anak tidak cukup berdoa/percaya). "Aku yakin kamu pasti akan bertanya." (respon yang tidak berempati/menolong anak yang baru saja menceritakan suatu masalah dan ingin mendapatkan bantuan/peyakinan). "Kamu pikir itu buruk, saya beritahu kamu tentang ...." (mengabaikan atau meremehkan cerita yang baru saja diceritakan oleh anak). "Kamu seharusnya tidak boleh merasa begitu terhadap adik barumu/perubahan di sekolahmu/keputusan orang tuamu, dll.." (menutup kemungkinan untuk pengungkapan lebih lanjut mengenai perasaan dan pikiran). KATA-KATA YANG MENYENTUH PERASAAN "Itu pasti sangat sulit/membuat frustasi/mengecewakan/menakutkan bagimu." "Ya, itu sepertinya tidak masuk akal." "Bagaimana perasaanmu atas semua yang terjadi ini?" "Apa yang bisa aku bantu?" "Sepertinya kamu benar-benar merasa salah paham/tertolak." PEMBUKA PERCAKAPAN Beberapa anak senang menyampaikan gagasan mereka dengan gembira dan spontan kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka. Anak-anak yang lain perlu beberapa dorongan semangat. Cobalah beberapa pembuka percakapan berikut ini. "Kejadian menarik apa yang kamu alami minggu ini?" "Apa yang kamu lakukan minggu ini, yang membuatmu merasa gembira?" "Apa yang kamu cari beberapa hari ini?" "Ceritakan hal-hal yang menyenangkan dan yang menyedihkan tentang sekolah, latihan sepak bola, kemah, dll.." "Apa yang kamu pelajari minggu ini?" "Apa yang kamu pikirkan beberapa hari ini?" MEMOTIVASI DENGAN MELAKUKAN SESUATU Anak-anak jauh lebih menginginkan waktu istimewa dengan orang dewasa daripada permen atau mainan. Menghabiskan waktu sendirian bisa menjadi jalan untuk menemukan anak-anak yang terkucil dari teman-temannya di sekolah minggu, paduan suara anak, program-program kelompok lainnya. Saat mereka sendirian adalah saat yang tepat untuk "menyentuh" anak, tidak hanya dengan "melakukan sesuatu", tetapi juga dengan mendengarkan, memberi dorongan, dan berbicara dengan mereka. Berikut beberapa cara yang efektif untuk menyentuh mereka dengan melakukan sesuatu. - Mengajaknya menikmati es krim. - Bawa bekal makanan dan ajaklah makan siang di luar. - Jalan-jalan di mal. - Kunjungi museum yang dipilih oleh anak-anak. - Buat roti di rumah Anda. - Makan pagi bersama. - Mengajaknya bermain. - Baca buku bersama. - Menonton film bersama dan kemudian mendiskusikannya. - Bersepeda bersama. MEMOTIVASI MURID-MURID UNTUK MENJANGKAU ORANG LAIN Menjangkau dan menyentuh orang lain bukan hanya kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa. Anak-anak juga bisa belajar bagaimana untuk peduli dan melakukannya, mereka membangun harga diri mereka sendiri dan tersentuh sendiri. Anda mungkin ingin mengajarkan konsep peduli ini dengan cara sebagai berikut. 1. Kenalkan konsep peduli dengan menunjukkan iklan "menjangkau dan menyentuh seseorang". 2. Tanyakan, "Bagaimana orang lain tersentuh melalui telepon?" (Mereka tahu ada seseorang yang peduli, mereka mengobrol, seseorang mendengarkan mereka, dll..) 3. Gunakan cerita tentang orang Samaria yang baik hati untuk menciptakan konteks alkitabiah tentang menjangkau dan menyentuh seseorang. 4. Tanyakan kepada murid-murid bagaimana seseorang telah "dijangkau dan tersentuh". Buatlah daftar pada papan tulis dengan judul "Kata-kata" dan "Tindakan-tindakan". 5. Tanyakan kepada anak-anak apa yang mereka rasakan saat mereka diperhatikan. 6. Sebutkan orang-orang di gereja Anda atau di lingkungan Anda yang bisa menggunakan "jangkauan dan sentuhan". Tulislah beberapa nama di papan tulis. 7. Mintalah kepada seluruh anggota kelas untuk menambah daftar nama di atas. 8. Diskusikan bagaimana murid-murid Anda bisa menjangkau dan menyentuh orang-orang ini dengan perkataan dan perbuatan. Berikan penjelasan secara spesifik dan tulislah saran-sarannya di papan tulis. 9. Pilihlah satu atau dua orang yang ada di daftar tersebut. Putuskan bagaimana cara menyentuh mereka sebagai anggota kelas (atau dalam kelompok kecil). Tentukan hari untuk melakukan kegiatan ini. IDE-IDE UMUM 1. Buatlah dan bawalah kue-kue. 2. Bersihkan rumah atau halaman mereka. 3. Bersihkan daun-daun atau salju. 4. Bermain puzzle bersama mereka. 5. Tulislah pesan. 6. Undang mereka ke pesta kelas. 7. Cucilah mobil mereka. IDE-IDE UNTUK HARI LIBUR Hari libur bisa menjadi hari yang menyenangkan bagi murid-murid Anda untuk menjangkau dan menyentuh seseorang. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memberi contoh peduli, menyentuh kehidupan di lingkungan atau gereja Anda dan membangun kekompakan kelas. Selain ide-ide di atas, cobalah juga beberapa ide berikut ini. 1. Undanglah murid-murid dari sekolah internasional atau misionaris internasional untuk bercerita di kelas Anda tentang liburan di negara mereka. 2. Undanglah kakek nenek atau orang yang sudah tua untuk menceritakan hari libur mereka saat mereka masih anak-anak. 3. Undanglah kakek nenek atau murid-murid dari sekolah internasional untuk memeragakan bagaimana membuat suatu keterampilan. 4. Adakan kegiatan "carol" (menyanyi di malam natal) di rumah perawatan, rumah sakit, atau orang yang tinggal sendirian di rumah. 5. Kirimlah paket atau kartu kepada keluarga para misionaris. 6. Kumpulkan pakaian pantas pakai dan berikan kepada suatu keluarga tertentu atau suatu organisasi yang bisa mendistribusikan bantuan-bantuan berupa kebutuhan keluarga tersebut. (t/Ratri) Naomi Gaede-Peener adalah penulis dan pembicara lepas yang tinggal di Littleton, Colorado. Diambil dari: Judul buku: Super Sunday School Sourcebook Judul asli artikel: Using Words to Motivate Penulis: Naomi Gaede-Peener Penerbit: Davic C. Cook Publishing Co., Ontario 1989 Halaman: 51 -- 52 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR o/ BELAJAR DENGAN BERDIAM DIRI "Andre, perbuatanmu itu salah," kata ibu. "Bisakah Ibu memberitahumu apa yang seharusnya kamu lakukan?" Andre mulai berdalih. Beberapa di antaranya lebih menyerupai bantahan-bantahan. Andre selalu berdalih atau membantah setiap kali ibunya memberitahunya apa yang seharusnya ia dilakukan. Apa yang akan kamu katakan, Andre? Renungan Singkat Tentang Hal Mendengarkan 1. Apakah kamu kenal dengan seseorang yang selalu berdalih atau membantah bila ibu atau ayahnya berbicara kepadanya? 2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Andre saat ini juga? Apakah yang akan kamu katakan kepadanya mengenai hal mendengarkan? 3. Dapatkah kamu mendengarkan dan belajar sementara kamu membantah atau berdalih? Mengapa tidak? "Jika kamu tidak mau mendengarkan kata-kata Ibu, maukah kamu mendengarkan perkataan Ayub?" tanya ibu kepada Andre. Andre tampak terkejut. "Siapa?" tanyanya. "Ayub," kata ibu. "Sebuah kitab di dalam Alkitab diberi nama sesuai dengan nama penulisnya. Allah mengajarkan beberapa hal kepada Ayub. Menurut kamu, apakah Ayub membantah atau berdalih?" Andre menggelengkan kepalanya. Kemudian ibu membacakan ayat yang berikut dari Ayub 6:24: "Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat." "Apakah itu berarti bahwa anak-anak harus berdiam diri dan mendengarkan ketika orang tua mereka sedang mengajarkan sesuatu kepada mereka?" tanya Andre. Ibu menganggukkan kepalanya. Kamu juga harus berbuat seperti itu, bukan? Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu 1. Menurut kamu, apakah seseorang boleh membantah Allah ketika Ia sedang memberitahukan sesuatu kepadanya? Mengapa tidak? 2. Mengapa sikap berdiam diri dan mendengarkan itu menolong kita belajar untuk mengetahui apa yang diinginkan Allah? Mengapa sikap berdiam diri dan mendengarkan itu menolong kita untuk mengetahui apa yang diinginkan orang tua kita? 3. Apakah yang ingin kamu lakukan mulai sekarang bila orang tuamu atau Allah memberitahukan kepadamu sesuatu yang penting? Maukah kamu melakukannya? Bacaan Alkitab: Ayub 6:24-25 Kebenaran Alkitab: Aku akan berdiam diri ketika Engkau mengajarku; tunjukkanlah kepadaku dalam hal apa aku tersesat (Ayub 6:24). Doa: Ya, Allah, ajarlah saya untuk berdiam diri dan mendengarkan pada saat saya ingin membantah atau berdalih. Dalam nama Yesus. Amin. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-Anak Penulis: V.Gilbert Beers Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1986 Halaman: 128 -- 129 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ SITUS ALL ABOUT PARENTING <http://www.allaboutparenting.org/> Para pelayan anak atau orang tua patut mendapatkan informasi berikut ini, yaitu tentang referensi beberapa artikel dan tips menarik yang ada di situs All About Parenting. Artikel yang diangkat membahas masalah-masalah seperti mendisiplinkan anak, mengajarkan doa kepada anak, bagaimana menambah keterampilan orang tua, bahkan sampai manajemen kemarahan untuk orang tua. Untuk mengetahui judul artikel lain, silakan kunjungi menu "Home", dan silakan dapatkan kepuasan di sana. Walaupun artikel-artikel tersebut tersaji dalam bahasa Inggris, akan tetapi bahasa yang digunakan sangat mudah untuk dipahami. Jangan menunggu terlalu lama, ayo segera kunjungi situs ini dan perlengkapi pengetahuan Anda. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita. Oleh: Kristina Dwi Lestari (Redaksi) ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU o/ Terkadang anak mengisi dunianya dengan hal-hal yang menyenangkan dan menggembirakan hatinya. Jika hal-hal yang menyenangkan tersebut melebihi porsi belajarnya, maka akan sulit membuat anak tumbuh semangat dan motivasi belajarnya. -- Gamal Komandoko -- ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |