Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/393 |
|
e-BinaAnak edisi 393 (30-7-2008)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 393/JULI/2008 - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL: Aktivitas: Cara Terbaik bagi Anak-Anak untuk Belajar - TIPS 1: Kegiatan Belajar yang Kreatif - TIPS 2: Bagaimana Mendorong Anak Supaya Kreatif? - WARNET PENA: Situs PEPAK dengan Tampilan Baru - DARI ANDA UNTUK ANDA: Surat dari Pengunjung PEPAK - MUTIARA GURU ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih, Ibadah sekolah minggu dapat lebih menyenangkan dan dapat menjadi cara yang efektif untuk menanamkan kebenaran firman Tuhan dalam kehidupan anak jika murid-murid pun ikut aktif dalam seluruh jalannya ibadah. Murid tidak hanya menjadi pendengar saja, namun juga ikut terlibat dalam kegiatan mengajar yang dilakukan guru. Meski demikian, tidak mudah pula mengajak murid untuk ikut terlibat dan aktif selama proses belajar. Guru dapat meningkatkan kesenangan dan menambah keterlibatan murid dengan mengadakan aktivitas-aktivitas kreatif yang mengakomodasi segala kebutuhan dan juga minat murid dalam belajar. Mengapa aktivitas dapat menambah kesenangan murid dalam belajar? Melalui aktivitas, anak yang pada dasarnya tidak dapat diam dan selalu aktif bergerak, dapat menyalurkan energinya dengan lebih positif sekaligus dapat lebih menangkap dan menikmati setiap rangkaian ibadah dalam sekolah minggu, terutama saat-saat mendengarkan firman Tuhan. Kita dapat membuka wawasan lagi mengenai pentingya kegiatan-kegiatan kreatif dalam ibadah sekolah minggu. Simak pula butir-butir penting dalam kolom Tips mengenai penyelenggaraan kegiatan kreatif dalam sekolah minggu. Selamat membaca, sampai jumpa dalam edisi-edisi bulan Agustus 2008. Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:66) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+119:66 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL o/ AKTIVITAS: CARA TERBAIK BAGI ANAK-ANAK UNTUK BELAJAR Kegiatan belajar Alkitab adalah kegiatan kreatif yang dirancang untuk menekankan kebenaran Alkitab. Kegiatan-kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah seni, musik, menulis, drama, atau kemampuan lainnya. Setiap kegiatan akan menolong anak-anak menerapkan kebenaran-kebenaran Alkitab dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kegiatan yang bagaimanakah yang bisa digunakan di sekolah minggu? Bagaimana kita bisa yakin bahwa kegiatan itu akan berhasil mengajarkan kebenaran Alkitab? Kapan suatu kegiatan bisa menjadi kegiatan belajar Alkitab? Kegiatan itu harus memenuhi kriteria berikut ini supaya bisa digunakan sebagai suatu kegiatan belajar Alkitab. Pertanyaan 1: Apakah kegiatan ini mengajarkan, merenungkan, atau menekankan suatu kebenaran Alkitab? Pertanyaan 2: Apakah kegiatan belajar Alkitab mendorong penggunaan Alkitab dan perlengkapan lain yang berhubungan dengan Alkitab, misalnya kamus, ensiklopedia, peta, dll.? Pertanyaan 3: Apakah kegiatan itu akan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menghubungkan kebenaran Alkitab dengan pengalaman sehari-hari mereka? Bila hubungan kebenaran Alkitab bisa diterima dengan jelas oleh anak-anak, maka guru perlu membantu anak untuk merencanakan cara-cara yang lebih jelas lagi supaya kebenaran Alkitab itu bisa menjadi bagian dari tindakan mereka sehari-hari. Guru juga perlu menindaklanjutinya untuk memastikan apa yang terjadi saat anak mencoba mempraktikkan kebenaran Alkitab tersebut. Tindak lanjut ini menjadi dasar evaluasi guru dan murid. Tindak lanjut ini juga memberi kesempatan para guru supaya selalu mendukung dan mendorong murid untuk mengubah perilaku mereka. Inilah ujian yang sebenarnya dari suatu pembelajaran. BERIKAN SECARA RINCI DAN FLEKSIBEL Setiap kegiatan belajar Alkitab harus cukup rinci sehingga anak yakin (saat melakukan kegiatan ini) bahwa kegiatan ini memiliki tujuan. Namun kegiatan ini harus cukup fleksibel sehingga sesuai dengan tingkat kemampuan dan keterampilan setiap anak. Contoh, bila guru menyiapkan kegiatan belajar Alkitab dengan menggunakan boneka untuk menyampaikan cerita Alkitab, maka guru tersebut harus memastikan bahwa kegiatan itu menyertakan tugas-tugas yang berorientasi baik secara akademis maupun nonakademis (menulis dan membaca skenario atau membuat dan menggunakan boneka). Seorang guru juga akan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berperan serta dalam perencanaannya. Sering kali ide seorang anak dapat membantu menjadikan kegiatan tersebut lebih efektif daripada hanya menggunakan ide dari guru saja. Dengan demikian, guru tidak hanya menjadi pemandu belajar saja, namun juga menjadi pelajar bersama-sama dengan anak-anak. BAGAIMANA MEMIMPIN KEGIATAN Berikut lima langkah utama yang diperlukan supaya pembelajaran bisa dilakukan dalam suatu kegiatan. 1. Kenalkan tujuan dari setiap kegiatan. Bila suatu kegiatan baru pertama kali dilakukan bersama anak-anak, maka penting untuk menjelaskan mengapa anak-anak akan melakukannya; tidak hanya menjelaskan apa yang akan mereka lakukan. Contoh, anak-anak mungkin akan memilih kegiatan seni karena mereka senang menggambar kartun. Bantu mereka untuk melihat tujuan dari kegiatan itu, misalnya "membantu kita belajar cara-cara untuk tetap percaya kepada Tuhan di masa-masa sulit". 2. Libatkan anak-anak dalam mencari kegiatan. Meskipun mencari suatu kegiatan kadang-kadang dengan sendirinya bisa menjadi suatu kegiatan, namun semua jenis kegiatan perlu dimulai dengan mengajak anak-anak untuk meninjau ulang atau mengumpulkan beberapa informasi yang rinci dari Alkitab. Metode dari penelitian ini haruslah sesuai dengan tingkat kemampuan anak dan minat mereka. Contoh, anak kelas satu mungkin hanya bisa membaca kata-kata Alkitab yang ditulis guru di papan tulis, sedangkan anak kelas lima akan mencari dan membaca ayat-ayat dalam Alkitab. Anak yang lebih besar mungkin bisa menggunakan kamus Alkitab untuk mencari kata yang tidak dia pahami, sedangkan anak yang lebih kecil melihat gambar-gambar atau mendengarkan melalui rekaman kaset. 3. Ajaklah berbincang-bincang untuk menekankan tujuan dari cerita yang disampaikan. Pada saat anak-anak mengerjakan kegiatan, guru bisa menggunakan percakapan informal untuk mengarahkan pikiran, perasaan, dan kata-kata anak kepada inti pelajaran. Contoh, pada saat kegiatan "role play" mulai kehilangan arah, guru bisa bertanya kepada salah satu pemain, "Apa yang akan dikatakan Michael kepada ibunya untuk menunjukkan bahwa dia sangat ingin melakukan apa yang benar, seperti yang Alkitab kita katakan?" Dengan cepat, anak-anak akan kembali ke tujuan semula dari kegiatan ini. Dengan selalu siap untuk menghubungkan pengalaman anak dengan apa yang firman Tuhan katakan, guru bisa membantu anak memahami kebenaran Alkitab. 4. Pimpinlah anak-anak untuk mengenali apa yang sedang mereka pelajari dengan melakukan kegiatan itu. Saat anak-anak hampir menyelesaikan suatu kegiatan, guru harus bertanya kepada mereka apa yang mereka pelajari tentang kebenaran utama dari pelajaran hari itu, "Apa yang sudah kalian pelajari tentang pengampunan? Hal-hal apa saja yang kalian dapatkan tentang Paulus dan perjalanan misinya?" Saat anak-anak merasa kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, guru tahu bahwa masih diperlukan pembelajaran lagi. 5. Pimpinlah anak-anak untuk membagikan kepada anak lain tentang apa yang mereka pelajari. Salah satu langkah terpenting dalam proses belajar adalah berbagi dengan orang lain tentang apa yang telah dipelajari. Anak-anak perlu didorong untuk melakukan hal ini dengan aturan dasar sebagai berikut. a. Meminta anak untuk memikirkan apa yang harus dikatakan kepada orang lain mengenai suatu kegiatan merupakan cara yang sangat menolong untuk memimpin anak memikirkan inti dari pelajaran hari itu. "Bila kamu menceritakan kegiatan ini kepada temanmu, bagaimana kamu akan menjelaskan apa yang telah kamu pelajari tentang Yesus dan anak-anak?" b. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk membagikan kegiatan belajar Alkitab ini kepada kelompok lain. Berbagi tentang kegiatan ini bisa dilakukan dalam berbagai cara. Anak-anak bisa menunjukkan apa yang mereka lakukan pada saat guru menjelaskannya. Guru bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengarahkan anak supaya menjelaskan apa yang telah mereka pelajari. Sedikit anak yang bisa berbicara mewakili kelompok mereka. Setiap anggota kelompok bisa memberikan satu atau dua kalimat untuk menyampaikan hal terpenting (atau paling menarik) dari apa yang telah mereka pelajari. c. Kadang-kadang Anda bisa membentuk suatu kelompok anak supaya memajang dan menjelaskan kegiatan mereka kepada anak-anak lain yang berbeda kelas. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: Sunday School Smart Pages Judul asli artikel: Kids Learn Best Through Activity Penulis: Wes dan Sheryl Haystead Penerbit: Gospel Light, USA 1992 Halaman: 99 -- 100 ______________________________________________________________________ o/ TIPS 1 o/ KEGIATAN BELAJAR YANG KREATIF Apakah yang dimaksud dengan "kegiatan belajar yang kreatif" itu? Kegiatan belajar yang kreatif adalah kegiatan yang diberikan pada anak sebagai respons setelah menerima pengajaran kebenaran Alkitab. Menurut laporan para ahli pendidikan, murid yang belajar sesuatu melalui pendengaran saja, hanya dapat mengingat 10% dari apa yang dipelajarinya. Jika belajar melalui penglihatan dan pendengaran, dapat mengingat 50%. Sedangkan bila belajar melalui penglihatan, pendengaran, dan ditambah dengan pengalaman langsung, dapat mengingat 90%. Prinsip Penggunaan Kegiatan yang Kreatif a. Harus sesuai dengan tingkatan usia murid. b. Biarkan murid mengerjakan sendiri, bukan guru atau orang lain yang mengerjakan baginya. c. Harus berhubungan erat dengan isi pelajaran. d. Bukan sekadar melewatkan waktu, tetapi merupakan proses penting dalam pengajaran. e. Murid ikut serta dalam berpikir dan memberikan tanggapan terhadap kebenaran. Jenis-Jenis Kegiatan Belajar yang Kreatif MENGARANG a. Mengarang surat; kepada objek yang nyata atau objek yang hanya ada dalam khayalan. b. Mengarang mengenai tanggapan atas suatu bacaan. Murid dipimpin untuk bersama merenungkan suatu ayat yang berisi nasihat atau lainnya sebagai bagian yang biasa dibacakan oleh pemimpin dalam membaca bacaan bertanggapan. Lalu pemimpin menyuruh murid menuliskan sebuah ayat atau mengarang sepatah kata sebagai tanggapan-terhadap bacaan tersebut. c. Mengarang cerpen atau kesaksian hidup. d. Mengarang majalah. Mengumpulkan puisi, karangan pendek, kesaksian, dan lain-lain dari setiap murid, lalu ditempeli gambar-gambar, didesain, dan disusun menjadi majalah sederhana. e. Mengarang puisi. Murid-murid yang kreatif boleh diminta mengarang puisi yang sederhana. PEKERJAAN TANGAN a. Gambar tiga dimensi. Gambar-gambar yang sudah diberi warna ditempelkan pada kertas karton, digunting, dan dibuat gambar-gambar dimensi yang dapat berdiri. Kemudian murid-murid memerlihatkan gambar-gambar tersebut sambil mengulangi cerita yang baru didengar. b. Gambar model. Siapkan gambar-gambar majalah, biarkan murid mengembangkan pikiran mereka untuk menggunting dan menempelkannya pada kertas yang biasa dipakai untuk pekerjaan tangan. Tempelkan gambar pada kedua sisinya, lalu digantungkan pada bambu-bambu dengan benang. c. Model dari tanah liat. Ingat untuk mengalasi meja dahulu dengan kertas koran atau plastik sebelum pekerjaan dimulai. Biarkan murid bersama-sama membuat bentuk-bentuk yang ada dalam cerita dengan tanah liat. Kemudian mintalah mereka menceritakan kembali kebenaran Alkitab yang baru didengar. d. Kotak pasir. Lekatkan gambar-gambar yang sudah selesai digambar pada kertas karton, kemudian lekatkan sebatang lidi di balik gambar tersebut sehingga dapat ditancapkan pada pasir dalam kotak. Murid dapat menggunakannya untuk bercerita kepada orang lain. e. Kotak televisi. Setiap orang boleh merancang beberapa gambar atau dibuat dari guntingan gambar-gambar. Lalu susunlah menjadi suatu cerita bergambar pada lembaran kertas yang panjang. Lekatkan kedua sisi lembar kertas gambar tersebut pada dua batang kayu, kemudian digulung dan diletakkan ke dalam kotak televisi yang telah dibuat. Akhirnya jadilah sebuah acara cerita dalam televisi. f. Kotak slide. Sama dengan cara pembuatan di atas, hanya saja diletakkan satu persatu dalam kotak slide. DRAMA a. Monolog. Murid menyusun sendiri isi cerita yang akan disampaikan dengan cara membaca. b. Wawancara. Murid berperan sebagai pengarah acara televisi dan mewawancarai tokoh Alkitab; jadi seorang murid memerankan tokoh masa kini dan yang lain memerankan tokoh Alkitab. c. Pantomim. Banyak cerita Alkitab yang dapat dipentaskan. Murid yang kreatif dapat diminta untuk memeragakan pantomim untuk ulangan pelajaran, kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan. d. Mendramakan cerita Alkitab. Boleh minta murid mementaskan cerita-cerita Alkitab yang sudah dikenal dengan drama. Sebelum pementasan, lakukan diskusi dan analisa. Setelah pementasan, adakan penelitian tentang arti dan pengajaran dari cerita tersebut. e. Panggung boneka. Murid mengarang cerita kehidupan yang sederhana yang memadu dengan cerita hari itu, kemudian dipentaskan dalam bentuk panggung boneka. f. Memeragakan tokoh-tokoh Alkitab. Perlihatkan gambar-gambar Alkitab. Kemudian murid diminta menirukan tingkah laku tokoh Alkitab untuk menghidupkan kembali gambaran tersebut, sementara murid lain menghafal ayat Alkitab, mengajukan pertanyaan, atau mendiskusikan pertanyaan. PERMAINAN ALKITAB a. Permainan yang bersifat mengulang pelajaran. Isi dari permainan didasarkan pada pelajaran yang telah dipelajari. Lalu siapkan pertanyaan; dapat berlangsung dalam bentuk permainan yang berbeda-beda atau bentuk perlombaan. b. Permainan Alkitab yang praktis. Permainan ini ditujukan untuk membantu murid menerapkan prinsip Alkitab yang telah dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Pembaruan Mengajar Penulis: Dr. Mary Go Setiawan Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman: 112 -- 117 ____________________________________________________________________ o/ TIPS 2 o/ BAGAIMANA MENDORONG ANAK SUPAYA KREATIF? Semua anak bisa menjadi produktif atau kreatif. Tetapi tingkat pengekspresian kreativitas mereka, sampai pada tingkat yang tinggi, tergantung pada guru mereka. Berikut beberapa cara yang bisa digunakan untuk mendorong dan membantu perkembangan kreativitas anak-anak. 1. Temukan tingkat pemahaman setiap anak tentang pengajaran Alkitab -- apa yang anak tahu (atau yang tidak mereka tahu). Tingkat pemahaman ini bisa dicari dengan mengamati anak-anak dalam mengekspresikan diri melalui musik, permainan peran, sajak, permainan, kata-kata, dan kerajinan tangan, yang dipilih untuk mengungkapkan kembali dan/atau menerapkan kebenaran Alkitab. 2. Tumbuhkan minat pribadi pada setiap anak. Berikan tanggapan atas setiap hasil kerja yang baik. Kunjungilah rumah anak didik Anda dan kenalilah keluarganya. Sediakan waktu untuk bisa bersama-sama dengan setiap anak secara pribadi pada hari Minggu. Berikan komentar bila ada anak yang pakaiannya baru, punya adik yang baru lahir, dan lain-lain. Ingatlah hari ulang tahun mereka dengan mengirimkan kartu ucapan. Dengarkan; pekalah terhadap perasaan mereka, berikan dukungan semangat. 3. Pilihlah kegiatan yang bermanfaat sehingga dapat memenuhi kebutuhan anak. Evaluasilah cara-cara dari setiap kegiatan yang digunakan supaya dapat memenuhi kebutuhan anak-anak di kelompok Anda. Akankah ini membantu mereka untuk saling menjalin relasi dan untuk bekerja sama? Membangun keterampilan fisik dengan menggunakan energi yang berlebihan? Mengekspresikan kreativitas dan kemurnian? Berbagi? Mendapatkan rasa percaya diri? Menerapkan kebenaran Alkitab? Berkomunikasi? 4. Sediakan berbagai kegiatan dan materi (bahan). Evaluasilah pilihan-pilihan dengan melihat umur dan lingkungan untuk melakukan kegiatan, kemampuan dan minat, kebutuhan fisik, musim, dan tujuan belajar anak. Pikirkan kegiatan-kegiatan untuk mendengarkan (rekaman, mendengarkan kaset dari tape); untuk berpikir (menulis cerita, puisi, teka-teki, puzzle, slogan, huruf); untuk melakukan (permainan, role play, drama, seni dan ketrampilan, gerak dan lagu, dan "fingerplay" (menyanyikan suatu lagu dan membuat gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan suatu kata). Media yang bisa digunakan: untuk membuat (tanah liat, koran, papan, biji-bijian, alat-alat rumah tangga yang sudah tidak dipakai, tali atau benang, kerang, gambar, dll.); untuk menghias (cat, krayon, gliter, stiker); untuk mengekspresikan suatu peran (kostum, kain, wig, kantong dari kertas untuk membuat wayang, topi, dll.). 5. Doronglah anak-anak untuk melakukan yang terbaik, hasil kerja mereka sendiri. Diskusikan kepercayaan Anda terhadap kemampuan yang telah mereka capai dengan memberikan komentar atas usaha-usaha mereka. Berikan saran kepada anak-anak yang kurang kreatif dan berikan waktu tambahan untuk anak-anak yang lebih lambat. Tumbuhkan kemurnian melalui percakapan. "Tutup matamu dan pikirkan sesuatu (judul cerita atau peristiwa yang didiskusikan atau yang dipertunjukkan). Sekarang buatlah gambar yang kamu lihat." "Ide-ide apa yang muncul untuk membuat lagu? Bisakah kamu memikirkan baris yang pertama?" Juga doronglah anak-anak supaya membuat lagu hasil kreasi mereka sendiri dengan memberikan berbagai media dan membiarkan anak-anak memilih apa yang digunakan untuk menggambarkan suatu ayat Alkitab, cerita, lagu, puzzle, dll.. 6. Bila ada anak-anak yang terlalu yakin pada kemampuannya, jangan menghasut pengakuannya. Alihkan minat mereka dan tuntunlah mereka pada kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Untuk mengalihkan minat anak-anak, Anda bisa memberikan komentar, "Saya yakin kamu bisa (sebutkan nama kegiatannya), tetapi ada kegiatan lain yang benar-benar membutuhkan talentamu."; atau, "Pernahkah kamu mencoba (nama kegiatan)? Kegiatan ini cocok dengan kemampuanmu.", 7. Bimbinglah anak-anak yang overaktif untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan menguras minat dan energi. Berikan dukungan dalam permainan, musik, jalan-jalan, dan permainan jari. Biarkan anak-anak menjadi asisten, pesuruh, penyedia keperluan kelas, dan melakukan tugas-tugas lain yang membutuhkan energi. 8. Sediakan proyek-proyek yang menantang untuk anak yang terlalu cepat menjadi dewasa. Biarkan dia membuat pola atau menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan di dalam kelas, kerajinan tangan untuk hadiah, alat-alat untuk bermain, membuat drama TV untuk wayang yang dibuat oleh anak-anak, merekam suatu cerita yang bisa digunakan untuk pantomim, serta membuat proyek penelitian. 9. Bersikaplah tegas dan adil. Jangan mengharapkan kesempurnaan. Jangan pernah melakukan apapun yang bisa dikerjakan oleh anak-anak. Berikan beberapa prinsip dasar untuk semua kegiatan; menyelesaikan suatu proyek sebelum proyek lainnya dimulai, merapikan kembali alat-alat dan benda-benda yang digunakan, dan berbagi. Usahakan supaya anak-anak tidak melakukan pekerjaan dengan sembarangan. Jangan biarkan anak yang kurang terampil menjadi minder karena melihat kegagalan mereka atau karena dibandingkan dengan ketrampilan anak-anak lainnya. 10. Sekali waktu, biarkan anak-anak memilih sendiri kegiatan yang ingin mereka lakukan. Secara berkala, adakan kegiatan "Hari Memilih". Doronglah setiap anak untuk mengatakan mengapa kegiatan yang mereka pilih adalah kegiatan kesukaan mereka? Berikan pilihan pertama, kedua, dan ketiga bila suatu kegiatan tertentu tidak dapat dilakukan oleh banyak peserta. 11. Pajanglah hasil karya anak-anak. Sediakan papan untuk memajang dan meja-meja (sesuai dengan jangkauan pandang anak-anak) di dalam dan di luar ruang kelas untuk meletakkan dan memajang hasil karya mereka. Sekali waktu beri kesempatan kepada anak-anak untuk memilih hasil karya yang mereka rasa terbaik untuk dipajang. Kadang-kadang susunlah panitia (yang terdiri dari anak-anak) untuk memilih hasil karya terbaik dari setiap pekerjaan anak-anak. Bimbinglah anak-anak dalam memajang hasil karya mereka. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: Childhood Education in the Church Judul asli artikel: How to Encourage Children to Be Creative Penulis: Robert E. Clark, Joanne Brubaker, Roy B. Zuck Penerbit: Moody Press, Chicago 1986 Halaman: 560 -- 562 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ SITUS PEPAK DENGAN TAMPILAN BARU http://pepak.sabda.org Saat ini situs PEPAK baru saja "dipermak". Bagi Anda yang aktif mengunjungi situs ini, mungkin sudah dapat melihat perubahan tampilan dalam situs ini, baik tampilan desain maupun tampilan data. Tim PEPAK sangat besyukur karena pada akhirnya situs ini dapat dikembangkan dan tampil lebih segar lagi untuk semakin melengkapi para pelayan anak. Selain perubahan tampilan, situs PEPAK juga sudah lebih interaktif karena setiap pengguna dapat memberikan komentar dalam situs ini. Tidak hanya itu saja, pengguna pun dapat memosting tulisan-tulisan atau pengalaman seputar pelayanan anak. Segeralah bergabung menjadi pengguna di situs PEPAK. Selain akan mendapatkan segudang informasi seputar pelayanan anak, Anda juga akan tergabung dalam komunitas para pelayan anak yang dapat saling menajamkan satu sama lain dalam situs PEPAK. Untuk mendaftarkan diri menjadi pengguna, silakan akses alamat: ==> http://pepak.sabda.org/user/register Karena masih dalam masa transisi dari situs lama ke situs baru, Tim PEPAK mohon partisipasi para Pembaca e-BinaAnak untuk mengunjungi situs PEPAK dan memberikan kritik, saran, laporan kerusakan teknis. Silakan isikan hal tersebut dalam halaman berikut ini. ==> http://trac.sabda.org/newticket?component=PEPAK&description=Ticket+from+http://www.sabda.org/pepak Kami ucapkan selamat berkunjung, selamat menjelajah, dan selamat saling menajamkan dalam situs PEPAK. Oleh: Evie Wisnubroto <Tim PEPAK> ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: Marlis <yck_kpg(at)xxxx> >thx for pepak!!! semua artikelnya dah aq baca... en bener-bener >bawa berkat n perubahan besar dalam pelayanan anak di gerejaku, di >NTT khususnya Kupang. btw, tolong dong...artikelnya diupdate n >ditambah lagiii... yah... please, please.. GB. Redaksi: Sekali lagi, redaksi mengajak rekan-rekan sekalian untuk mengunjungi situs PEPAK agar semakin banyak lagi berkat dan juga informasi yang bisa disebarluaskan ke rekan-rekan pelayan anak Anda semua. Selamat berkunjung. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU o/ Kreatiflah! Itulah cara untuk mengadakan kegiatan belajar yang hidup dan menyenangkan. ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |