Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/379 |
|
e-BinaAnak edisi 379 (23-4-2008)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 379/APRIL/2008 - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL 1: Anak-Anak Membutuhkan Pujian - ARTIKEL 2: Besarkan Anak Anda dengan Pujian - KESAKSIAN GSM: Pendeta yang Mengajar Sekolah Minggu - WARNET PENA: Kebutuhan Anak dalam Situs PEPAK - DARI ANDA UNTUK ANDA: Terima Kasih atas Bahan Paskah - MUTIARA GURU ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Shalom, Apakah ada perasaan senang dan seolah sedang melayang-layang di langit ketika seseorang menyampaikan pujian kepada kita? Pastinya kita semua merasakan hal tersebut, meskipun ekspresi rasa senang itu berbeda satu dengan yang lainnya. Jika kita merasa senang, anak pun demikian. Pujian bukan saja sekadar kata-kata manis bagi seorang anak. Pujian merupakan kebutuhan dasar bagi mereka, dimana dengan pujian, anak dapat bertumbuh menjadi anak dengan kepribadian dan sikap yang baik. Sebagai pelayan anak, tentunya kita tidak ingin anak-anak layan kita meradang karena tidak pernah mendapatkan pujian. Kita juga tidak ingin mereka menjadi anak-anak dengan harga diri yang rendah karena hematnya penghargaan dari orang tua maupun guru-guru mereka, bukan? Oleh karena itu, mari kita simak artikel-artikel minggu ini untuk mengetahui pentingnya pujian dan penerapan pujian yang tepat bagi anak-anak layan kita. Jangan lewatkan pula kesaksian indah dari seorang pendeta saat mengajar sekolah minggu. Kiranya menjadi berkat bagi kita semua. Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." (Kolose 3:21) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Kolose+3:21 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL 1 o/ ANAK-ANAK MEMBUTUHKAN PUJIAN Benjamin West menjelaskan bagaimana ia menjadi pelukis. Suatu hari, ibunya pergi meninggalkan dia dengan saudara wanitanya, Sally. Kemudian Benjamin menemukan beberapa botol tinta berwarna sehingga ia memutuskan untuk melukis Sally. Ketika mengerjakan hal itu, ia membuat dapur berantakan. Saat ibunya kembali, ibunya tidak berkata apa-apa tentang dapur. Sambil mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan, ibunya berkomentar, "Mengapa Sally yang digambar?" Lalu ibunya menghadiahkan ciuman untuknya. West mengakui, "Ciuman Ibu pada hari itu membuat saya menjadi pelukis." William James menulis bahwa "prinsip terdalam pada kehidupan manusia ialah kehausan untuk dihargai." Saat kita dalam keadaan senang karena dipuji, kita ingin melakukan lebih banyak lagi untuk menyenangkan orang lain. Ketika kita tahu bahwa kita mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, kita ingin berbuat lebih baik lagi. Dr. George W. Crane, seorang pengarang dan ahli psikologi sosial, berkata, "Seni memuji ialah awal dari seni yang indah tentang menyenangkan orang lain." Gagal memuji anak sendiri adalah kesalahan yang umum dianut para orang tua. Banyak anak jarang mendengarkan pujian. Namun, mereka diejek bila gagal. Nampaknya mudah untuk menghina, memandang rendah, menyalahkan anak, serta memusatkan perhatian pada kegagalan mereka, tingkah laku yang salah, dan apa yang mereka tidak kerjakan. Pikirkan tentang perbaikan tingkah laku dan rasa senang yang akan muncul bila saja kata-kata memberi semangat yang kita ucapkan pada anak-anak kita melebihi kritik yang kita lontarkan pada mereka. Dalam suatu penelitian yang dilaporkan oleh American Institute of Family Relations, ibu-ibu diminta mencatat berapa kali mereka membuat komentar negatif dan positif tentang anak-anak mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka mengkritik sebanyak sepuluh kali lebih sering daripada memberikan pujian. Kesimpulan penelitian ini ialah diperlukan empat komentar positif untuk menghapuskan akibat yang ditimbulkan oleh sebuah komentar negatif. Anak yang tidak menerima pujian dan penghargaan yang wajar, akan mencari hal itu dengan cara yang aneh, kadang-kadang malah menyakitkan. Satu ons pujian akan memberi hasil lebih banyak dibandingkan dengan satu ton sikap menyalahkan. Dan, bila sungguh-sungguh dicari, ada sesuatu yang pantas dipuji dari setiap anak. Martin Luther berkata, "Buang jauh-jauh cambuk dan manjakan anak ini betul. Tetapi di samping cambuk, sediakan juga sebuah apel yang dapat diberikan pada anak bila ia mengerjakan sesuatu dengan baik." Setiap hari, seorang anak perempuan datang ke sekolah dengan sangat kumal. Gurunya selalu melihat kotoran yang sama setiap hari. Mencoba bersikap baik dan penuh pengertian, ia tidak ingin melukai hati si anak atau pun mempermalukannya. Ia tahu bahwa anak itu tidak mendapatkan perhatian yang cukup di rumah. Barangkali orang tuanya tidak peduli, tapi sebagai guru, ia peduli. "Kamu memiliki tangan yang sangat indah," kata si guru suatu hari. "Mengapa tidak kau bersihkan di kamar mandi sehingga orang-orang lain melihat betapa indahnya tanganmu?" Dengan gembira, anak itu pergi mencuci tangannya dan cepat kembali. Ia mengangkat tangannya dengan bangga di hadapan sang guru. "Oh, indahnya. Lihat tidak, apa yang dilakukan oleh sabun dan air terhadap tanganmu," ia menyatakan pada si anak sambil memeluknya mesra. Sejak itu, setiap hari si gadis datang ke sekolah sedikit lebih bersih. Akhirnya ia menjadi salah satu siswa yang paling rapi di sekolah. Mengapa anak kecil dapat berubah seperti itu? Karena seseorang memujinya. Dengan memuji hal yang baik, ia berubah. Orang-orang jarang berubah karena kita hanya menunjukkan kesalahan mereka. Mereka juga tidak mencintai kita untuk hal itu. Mereka mungkin menolak. Bila kita ingin menolong orang lain menjadi orang yang indah, kita harus melakukannya dengan memberikan pujian dan semangat. Pujian yang tulus ialah kehangatan dan kelembutan yang kita semua perlukan untuk berubah menjadi lebih baik. Bila kita memikirkan ulang, barangkali ada puji-pujian dan semangat yang dilontarkan oleh orang tua, guru, atau teman yang memberikan kita rasa percaya diri dan citra yang baik tentang diri kita sendiri. Kritik yang kita terima malah menyebabkan kita mengalami masalah identitas. Dalam bukunya, "Pengalaman menjadi Orangtua", W. Taliferro Thompson membagi pengalamannya. Peraturan di rumah kami ialah sebelum seorang anak dapat pergi bermain pada hari Sabtu pagi, ia harus membereskan tempat tidurnya dan membersihkan kamar tidur. Pintu dari kamar tidur anak kami yang berusia sebelas tahun ada di ujung tangga. Biasanya pintu itu terbuka dan dengan mudah saya dapat masuk untuk memeriksa. Bila ia tidak mengerjakan tugasnya dengan baik, saya berbicara padanya. Pada suatu pagi ketika saya sedang melangkah turun, saya melihat kamarnya sangat rapi; saya telah melirik dengan sudut mata dan membuat catatan. Kalau kamarnya kacau-balau, saya pasti masuk dan memarahinya. Dengan agak malu, saya masuk ke kamarnya dan melihat dengan hati-hati. Tempat tidurnya sangat rapi. Saya dengan jujur dapat memujinya untuk kerapian itu. "Mengapa tidak," saya berkata, "kerapian ini akan menyenangkan inspektur kamp yang paling ketat sekalipun. Dan pasti lolos uji di West Point ...." "Anda pernah melihat anjing yang mulai dewasa, menggoyangkan seluruh badannya bila Anda mengusap-usap atau berbicara dengan nada bersahabat? Anak saya bereaksi tepat seperti itu. Jawabannya langsung dan mengherankan. `Ayah,` katanya, `saya mau pergi dan mengambil surat-surat Ayah.` Kotak pos ada di ujung kampus. `Setelah kembali, saya mau gunting rambut.` Kami telah membicarakan rambutnya beberapa kali minggu itu, namun tidak pernah berhasil. `Setelah kembali, saya mau mencuci mobil.`" "Saya memberikannya pujian yang memang layak ia terima, Tuhan ada di dekatnya dan semuanya berjalan baik. Dan sebelumnya, saya hampir-hampir melanjutkan tanpa mengatakan apa-apa tentang keberhasilannya yang memakan banyak waktu, tenaga, dan keterampilan!" Memuji anak tidak akan membuatnya manja. Hanya anak yang tidak mendapatkan pujian yang sewajarnya ia perolehlah, yang akan bertingkah laku aneh. Jadi bila kelompoknya memuji dia karena menipu atau mencuri, ia akan menjadi ahli dalam hal itu. Diambil dan disunting dari: Judul buku: Tujuh Kebutuhan Anak Penulis: John M. Drescher Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1992 Halaman: 89 -- 92 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL 2 o/ BESARKAN ANAK ANDA DENGAN PUJIAN Tips Untuk Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 2 -- 5 Tahun Kita semua tentu ingin mengajarkan kepada anak-anak bagaimana berperilaku yang baik tanpa membuat mereka merasa takut. Anak usia 2 -- 5 tahun melihat segala sesuatu (termasuk diri mereka sendiri) sebagai "yang baik" atau "yang tidak baik" -- tidak ada tengah-tengahnya. Anak-anak ingin menyenangkan orang lain. Mereka ingin berperilaku baik dan pada saat yang sama mereka akan memerlukan bantuan Anda. Anda bisa mendidik dan memuji anak-anak melalui perkataan dan tindakan. Anak-anak membutuhkan didikan saat mereka melakukan sesuatu yang tidak baik dan mereka juga membutuhkan pujian saat mereka melakukan sesuatu yang baik. Kata-kata yang positif membantu mereka belajar bagaimana melakukan sesuatu dengan benar tanpa membuat mereka merasa bahwa mereka tidak baik. Biarkan anak-anak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan pujian dari Anda. Kadang-kadang anak-anak perlu didisiplin karena berperilaku tidak baik, tetapi pastikan mereka juga mendapatkan pujian atas perilaku baik mereka. Dengan memuji anak-anak, Anda akan mendorong mereka untuk berperilaku baik dan mengurangi perilaku buruk mereka. Dan Anda pun tidak perlu bersusah payah mendisiplin mereka. Karena anak-anak yang berusia 2 -- 5 tahun berada di tingkat perkembangan yang berbeda, tips berikut ini memberikan contoh untuk anak-anak usia 2 -- 5 tahun dan anak-anak prasekolah (4 -- 5 tahun). 1. Perhatikan anak Anda supaya berbuat baik. Anak Anda memerlukan kasih dan perhatian. Kadang-kadang anak Anda belajar bahwa satu-satunya cara -- atau cara yang terbaik -- untuk mendapatkan perhatian Anda adalah dengan perilaku tidak baik! Jadi, awasi saat anak Anda berperilaku baik dan pastikan untuk memberikan perhatian pada perilaku yang baik. Untuk anak-anak usia 2 -- 5 tahun: - "Warnanya bagus!" - "Cerita yang bagus!" - Saat Anda berbicara melalui telepon, katakan, "Bagus, kamu sudah mau menunggu!" Anak-anak usia prasekolah - "Mama senang melihatmu bermain bersama adikmu." - "Bagus, mau menunggu untuk diseberangkan." - "Terima kasih sudah menggambar untuk mama. Mama suka gambarnya." Ajarkan kepada anak Anda bahwa cara terbaik untuk mendapatkan perhatian Anda adalah dengan berperilaku baik. Anak kecil senang membantu orang lain! Cara yang baik supaya anak Anda mendapatkan perhatian Anda adalah dengan meminta anak Anda membantu Anda mengerjakan pekerjaan rumah, misalnya melipat pakaian dan menata meja. Anak usia 2 -- 5 tahun dan anak prasekolah merasa bahwa mereka istimewa -- dan mereka seharusnya merasa demikian -- dan memang benar bahwa mereka adalah istimewa! Menghargai diri sendiri adalah langkah awal untuk belajar bagaimana menghargai orang lain. Anak-anak yang tahu bahwa mereka istimewa, dapat belajar bahwa orang lain juga istimewa. Jadi, ada baiknya Anda katakan ini kepada anak-anak Anda: - "Kamu yang terbaik!" - "Bagus!" Gunakan kata-kata, pelukan, dan ciuman! 2. Jelaskanlah! Ajarkan semua tahap-tahapnya. Sesuatu yang tampaknya sederhana bagi orang dewasa -- seperti berpakaian -- bagi anak-anak sebenarnya adalah suatu proses dengan berbagai tahap. Jadi, bila anak Anda "tidak bisa" atau "tidak mau" melakukan sesuatu, mungkin saja hal itu terlalu sulit. Sebagai contoh, bila anak Anda kesulitan memakai bajunya saat pagi hari, jelaskan langkah-langkahnya saat itu juga. Untuk anak-anak usia 2 -- 5 tahun: - Langkah 1: "Berikan bajumu kepada mama .... Terima kasih." - Langkah 2: "Sekarang, lepaskan baju tidurmu .... Bagus!" - Langkah 3: "Sekarang, pakai baju ini .... Bagus." Untuk anak-anak prasekolah: - Langkah 1: "Saatnya untuk pakai baju. Ayo, lepaskan baju tidurmu." - Langkah 2: "Ambil bajumu di tempat tidurmu." - Langkah 3: "Setelah pakai baju, mama akan membantumu memakai sepatu." - Langkah 4: "Nah, kamu sudah rapi sekarang. Kamu sudah bisa memakai baju sendiri." Sediakan waktu untuk mengingatkan anak akan setiap tahap yang dilakukan daripada Anda melakukannya sendiri dan kemudian merasa kesal. Hal ini tidak akan berlangsung lama, tetapi ini akan sangat berharga! Memberikan pujian atas setiap tahap yang dilakukan anak akan membuatnya lebih percaya diri. 3. Berikan aturan yang jelas. Bantulah anak Anda memelajari aturan-aturannya dengan mengulanginya lebih sering lagi dan menanamkannya dalam diri anak Anda -- meskipun hal ini seperti masalah yang bertumpuk-tumpuk! Untuk anak usia 2 -- 5 tahun: - "Sekarang waktunya tidur." - "Ayo cepat ke kamarmu, lalu kita baca cerita." Untuk anak usia prasekolah: - "Jam delapan adalah waktunya tidur. Kalau kamu bisa cepat ke kamarmu, maka kita akan punya waktu untuk baca cerita." - "Terima kasih sudah cepat-cepat ke kamar. Mama senang sekali bisa membacakan cerita untukmu!", 4. Sediakan waktu untuk bersama-sama dengan anak-anak Anda! Rencanakan untuk menghabiskan waktu sekurang-kurangnya 15 -- 20 menit setiap hari untuk bermain atau ngobrol dengan anak-anak Anda. a. Bermain Saat bermain bersama anak Anda, matikan TV dan berhentilah melakukan pekerjaan rumah -- ini saatnya bermain! Saat-saat ini akan menyenangkan. Anda tidak perlu mengajarkan apa pun kepada anak-anak Anda. Biarkan anak Anda memilih kegiatannya dan membuat aturannya. Saat bermain, bicarakan apa yang dikerjakan anak Anda: - "Menara yang bagus!" - "Apa yang akan dimakan boneka ini?" b. Mendengarkan Mungkin pada saat makan malam atau akan tidur, Anda bisa katakan: - "Ceritakan apa saja yang kamu lakukan hari ini." - "Apa kesukaanmu?" Bila hari itu anak Anda mengalami hari yang tidak menyenangkan di sekolah atau di tempat penitipan anak, dengarkan seluruh ceritanya dengan tenang. Bila Anda menghakimi atau mengatakan apa yang seharusnya mereka lakukan sebelum mereka selesai bercerita, maka mereka mereka akan merasa seolah-olah Anda tidak mendengarkannya. Carilah aspek positif dari cerita itu yang pantas untuk mendapatkan pujian. Saat anak Anda melakukan kesalahan, ajari mereka perilaku lain yang baik. 5. Anak-anak memerlukan didikan! Tentu saja tidak ada seorang pun yang sempurna, dan di sinilah kesabaran sangat diperlukan. Saat anak Anda perlu untuk dididik, sebutkan perilaku buruknya -- hindari mengatakan, "Kamu keterlaluan!" Katakan kepada anak Anda bahwa perilaku buruk itu perlu dihentikan: - "Tidak boleh memukul! Itu tidak baik." Terkadang, diperlukan jenis pendisiplinan yang lain. Sesekali, titipkan anak Anda kepada penyedia jasa pendisiplinan anak. Tindakan tersebut adalah jenis pendisiplinan yang dapat dilakukan saat anak Anda melakukan sesuatu yang tidak benar dengan sengaja. Saat anak Anda melakukan sesuatu yang baik, beritahukan kepada anak Anda dengan mengatakan: "Mama senang waktu kamu ....", 6. Ketahuilah! Ketahuilah! Ketahuilah! Anak seusia ini paling suka bilang "TIDAK!" Anak Anda bisa saja "menguji kesabaran Anda", "membuat Anda marah," dan "membuat Anda jengkel setengah mati". Sebandel apa pun anak Anda, baginya Anda adalah orang yang paling penting dalam dunianya. Anda dapat mengubah perilaku anak Anda. - Ajarkan kepada anak Anda untuk berperilaku baik dengan menyeimbangkan didikan dan pujian. - Jelaskan apa yang Anda harapkan dan berikan pujian atas keberhasilannya. - Besarkan anak Anda dengan pujian dan Anda berdua akan lebih bahagia. Perilaku anak Anda bisa dengan mudahnya membuat orang tua sedih. Belajar bagaimana menangani perasaan ini adalah bagian dari menjadi orang tua. Bila Anda ingin atau perlu bantuan, konsultasikan dengan konsultan kesehatan. Ketahuilah bahwa diperlukan keteguhan hati ... ketahuilah diperlukan kesabaran ... ketahuilah diperlukan waktu! (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: Massachusetts Medical Society Judul asli artikel: Raise Your Child With Praise Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.massmed.org/AM/Template.cfm?Section=Patient_Education_Materials&Template=/CM/HTMLDisplay.cfm&ContentID=3058 ______________________________________________________________________ o/ KESAKSIAN GSM o/ PENDETA YANG MENGAJAR SEKOLAH MINGGU Oleh: Kenneth Calhoun Beberapa tahun yang lalu, kami mencari dua orang guru sekolah minggu kelas anak-anak di First United Methodist Church of Hooks, Texas (Gereja Metodis Pertama di Hooks, Texas), di mana sayalah yang menjadi pendetanya. Saya bertanya kepada diri saya sendiri mengapa saya tidak pernah mengajar kelas anak-anak. Saya merasa bahwa saya perlu melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan itu. Saya memutuskan untuk mengajar setiap kelas di divisi anak-anak selama satu catur wulan (empat bulan). Ada banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kependetaan saya, saya benar-benar mengenal anak-anak di gereja saya -- tidak hanya nama mereka saja. Anak-anak juga menjadi mengenal pendeta mereka sebagai seseorang yang tidak hanya menjadi pemegang kekuasaan. Berulang kali para orang tua mengatakan kepada saya bahwa anak-anak mereka sangat senang memunyai pendeta yang menjadi guru mereka. Saya tahu ini bukanlah karena saya adalah seorang guru yang berbakat; ini karena mereka melihat saya memberikan perhatian yang tulus kepada mereka. Satu setengah tahun membantu, saya membangun suatu pengertian baru terhadap pelayanan guru sekolah minggu. Saya melihat langsung betapa beratnya persiapan yang diperlukan untuk kelas-kelas sekolah minggu ini. Seperti kebanyakan orang, saya menganggap bahwa mengajar sekolah minggu itu mudah. Membaca cerita, memotong gambar, melakukan keterampilan menempel, berdoa, dan selesai. Benarkah demikian? Saya mencoba menerapkan sistem itu. Tapi gagal! Saya mendapati bahwa anak-anak sangat ingin mengenal gereja dan tahu lebih dalam mengenai iman. Saya mulai menyiapkan kelas-kelas itu pada hari Senin dan memelajari pelajarannya sedikit demi sedikit setiap hari. Saya mengerjakan keterampilannya di sore hari dan di waktu "luang" saya, saya berharap bisa benar-benar merasakan perjuangan para guru yang tidak dapat menyiapkan pelajaran mereka karena hari-hari mereka yang sangat sibuk. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Saya juga menjadi tahu apa yang sering dihadapi guru saat mengajar anak-anak. Ada anak-anak yang benar-benar tidak mau "berkumpul" di sekolah. Saya mencoba memikirkan cara-cara untuk membawa mereka masuk ke dalam persekutuan di kelas itu. Ada anak-anak yang tidak bisa duduk dengan tenang lebih dari satu menit. Saya harus bersabar terhadap gangguan yang mereka timbulkan, tetapi saya tahu betapa seringnya mereka dikritik dan dihukum, jadi saya mencoba untuk membentuk kelas itu sehingga mereka bisa merasa dikasihi dan diterima. Ternyata menjadi guru sekolah minggu membutuhkan keterampilan menjadi guru, pekerja sosial, orang tua, kakek-nenek, pendeta, dan -- yang terpenting -- teman. Tidak diragukan lagi bahwa mengajar anak-anak merupakan pekerjaan yang penting selain berkhotbah, selama saya menjadi seorang pendeta. Menjadi guru sekolah minggu tidak dapat diragukan lagi juga merupakan tugas yang paling mulia dan saya rasa adalah tugas yang paling bermanfaat. Pengalaman saya bersama anak-anak membantu saya memahami alasan pribadi Yesus saat mengatakan, "Biarkanlah anak-anak itu, jangan menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku ...." (Matius 19:14) Saya merasa Dia tahu betapa pentingnya hubungan itu, baik bagi anak-anak maupun Diri-Nya sendiri. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: sundayschool.cokesbury.com Judul asli artikel: Rural Pastor Takes on Teaching Sunday School Penulis: Kenneth Calhoun Alamat URL: http://sundayschool.cokesbury.com/content.aspx?dyn=516 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ KEBUTUHAN ANAK DALAM SITUS PEPAK http://pepak.sabda.org/ Apakah Anda tertarik untuk lebih mendalami kebutuhan-kebutuhan seorang anak? Situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen) menyediakannya untuk Anda. Berikut artikel-artikel seputar kebutuhan anak yang dapat Anda akses. 1. Mengenal Kebutuhan Anak <http://pepak.sabda.org/pustaka/020125/>, 2. Kebutuhan Kasih <http://pepak.sabda.org/pustaka/030026/>, 3. Kebutuhan Rasa Aman <http://pepak.sabda.org/pustaka/030034/>, 4. Kebutuhan akan Bimbingan <http://pepak.sabda.org/pustaka/030045/>, 5. Disiplin sebagai Kebutuhan Anak <http://pepak.sabda.org/pustaka/030200/>, 6. Memerhatikan Kebutuhan Tiap Anak dalam Kelas <http://pepak.sabda.org/pustaka/071465/> Untuk mendapatkan artikel yang lebih banyak lagi seputar kebutuhan anak, Anda dapat masuk ke dalam situs PEPAK dan mengetikkan kalimat "kebutuhan anak" dalam kotak Cari. Selamat berkunjung. Oleh: Davida (Redaksi) ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: ike jeninar <jeninar_ike(at)xxxx> >Syalom, > >Puji Tuhan, terima kasih kepada Redaksi >saya bersukacita sekali atas bahan paskah yang telah di kirim via >e-mail ini, ini juga merupakan pergumulan saya dan rekan-rekan >pengasuh SM yang ingin memainkan drama paskah sebagai puncak dari >acara kemping kami tahun ini, karena sudah 4 tahun kami tidak punya >bahan yang baru. Kami percaya Tuhan Yesus menggerakkan hati saudara >untuk menjadi berkat bagi kami. sekali lagi terima kasih. Tuhan >Yesus memberkati dan menyertai pelayanan ini. Redaksi: Kami sungguh bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan melalui edisi e-BinaAnak. Kiranya dapat dipakai untuk kemuliaan dan hormat bagi nama-Nya. Bagi rekan-rekan yang ingin mendapatkan lebih banyak lagi naskah drama untuk kegiatan sekolah minggu, silakan masuk ke situs PEPAK <http://pepak.sabda.org/> Dalam kotak pencarian, silakan masukkan kata "drama", maka beberapa koleksi drama yang kami miliki bisa Anda peroleh dan cetak secara gratis. Silakan bagikan pula informasi ini kepada rekan-rekan Anda. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU o/ Could you treasure the gifts I bring you? Could you always hold out your hand to me? Could you be glad to meet me on short notice anytime, anywhere? - Beth Fowler - ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |