Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/376 |
|
![]() |
|
e-BinaAnak edisi 376 (2-4-2008)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 376/MARET/2008 - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL 1: Anak-Anak Butuh Merasa Diterima - ARTIKEL 2: Kasih Sayang yang Setara bagi Semua Anak - BAHAN MENGAJAR: Materi Pelajaran Kelas Bayi September 2005: Aku Bertumbuh Seperti Yesus - WARNET PENA: Blog Seputar Anak dan Ayah Bunda di SABDA Space - MUTIARA GURU ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Shalom, Tidak semua anak-anak jalanan yang kerap kita jumpai berkeliaran di kota-kota besar tidak memiliki orang tua, atau berasal dari keluarga yang tidak mampu. Jika kita memunyai waktu untuk menanyai mereka satu per satu, pastinya akan dijumpai beberapa anak yang sebenarnya memiliki keluarga yang utuh, bahkan ada juga yang berada. Lalu mengapa mereka ada di jalanan? Ada kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dalam keluarga mereka. Orang tua hanya berusaha memenuhi kebutuhan materi mereka, tanpa memedulikan kebutuhan rohani dan mental anak. Kenyataan di atas merupakan satu dari banyak akibat tidak terpenuhinya kebutuhan anak, yang akhirnya memaksa anak memenuhi kebutuhannya dengan cara yang negatif. Fenomena ini mendorong Redaksi untuk mengangkat tema "Kebutuhan Anak" di sepanjang bulan April ini. Adapun topik-topik yang akan dibahas adalah: 1. Kebutuhan untuk Diterima, 2. Kebutuhan untuk Dicintai, 3. Kebutuhan untuk Disiplin, 4. Kebutuhan untuk Dipuji, dan 5. Kebutuhan akan Tuhan. Artikel-artikel dalam topik "Kebutuhan untuk Diterima" kali ini, kami harap dapat membantu gereja maupun para pelayan anak untuk memberikan arahan maupun petunjuk kepada setiap orang tua bahwa setiap anak itu unik dan harus mendapatkan tempat yang sama dalam keluarga. Kami berharap dapat menjadi berkat bagi kita semua. Kami mengajak Anda untuk menuliskan opini dalam bentuk artikel, blog, maupun komentar-komentar Anda mengenai kebutuhan anak atau wacana lain seputar dunia anak dalam "Network Anak" di Situs In-Christ.Net <http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak>. Selamat melayani! Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+29:17 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL 1 o/ ANAK-ANAK BUTUH MERASA DITERIMA Dalam bagian pendahuluan dari bukunya yang terkenal, "Bersembunyi atau Mencari", James Dobson bercerita tentang wawancara televisi dengan John McKay, pelatih sepak bola terkenal di Universitas Southern California. Sang pelatih diminta untuk memberikan komentar tentang John Junior, anaknya sendiri yang merupakan pemain hebat dalam tim itu. "Saya senang karena John mengalami kompetisi yang baik tahun ini. Ia telah bermain dengan hebat dan saya bangga padanya," si pelatih mengakui. "Tetapi, saya juga akan sama bangganya bila ia tidak pernah bertanding sama sekali." Penerimaan McKay tidaklah tergantung pada adanya kemampuan atau tidak pada puteranya, atau pada keberhasilannya. Namun sangat disayangkan, banyak orang tua yang memberikan ide mereka kepada anak-anaknya bahwa mereka barulah diterima bila berhasil dan sebaliknya ditolak bila mereka gagal. Penerimaan menjamin lahan subur untuk pertumbuhan dan kepercayaan diri. Mengabaikan anak-anak -- atau kadang-kadang menerima mereka dan pada saat lain merendahkan mereka -- menyebabkan mereka melihat dirinya sendiri dengan gabungan rasa hormat dan ejekan. Anak-anak yang tidak merasa diterima oleh orang tuanya menjadi rapuh terhadap tekanan kelompok teman sebaya yang menjatuhkan. Sebagian malah berkelahi untuk bisa diterima oleh teman. Sebagian juga merasa bahwa Tuhan membenci mereka. Seperti halnya kesehatan fisik terutama tergantung pada makanan yang baik dan latihan, demikian pula kesehatan emosional sangat tergantung pada baiknya harga diri yang kita miliki. Ini berkembang melalui penerimaan dan perasaan diri berguna. Bila suasana di keluarga mencakup penerimaan yang bahagia dan memuaskan atas anak-anak kita, mereka akan merasa dihargai dan dapat bertahan dengan kuat. Bagaimana anak-anak kita diterima pada masa-masa awal kehidupan mereka, akan sangat memengaruhi harga diri yang mereka miliki dan penghargaan yang mereka berikan terhadap orang lain ketika mereka sudah mencapai tahap dewasa. Orang tua ibarat cermin di mana anak-anak melihat diri sendiri. Mereka dengan cepat menyerap suasana emosional di keluarga dan merasakan apakah mereka dikelilingi oleh cinta kasih dan perhatian atau oleh sikap mementingkan diri sendiri dan ketegangan. Mengapa Anak-anak Merasa Kurangnya Penerimaan? 1. Mengkritik anak terus-menerus akan menciptakan perasaan gagal, ditolak, dan tidak mampu. Seorang dewasa muda menjelaskan tentang tahun-tahun pertumbuhannya dengan mengatakan, "Saya merasa jarang sekali, jika memang pernah, melakukan sesuatu dengan benar. Orang tua mengritik apa yang saya lakukan dan apa yang saya tidak lakukan. Saya mengalami frustrasi setiap saat dan akhirnya mengembangkan perasaan takut untuk mencoba apa pun juga. Kalau bukan karena adanya seseorang yang memiliki keyakinan terhadap diri saya dan memercayakan suatu pekerjaan pada saya selama masa remaja saya, rasanya saya tidak akan pernah memiliki kepercayaan diri untuk bekerja atau untuk mengambil suatu keputusan penting dan menaatinya.", 2. Membandingkan anak-anak dengan orang lain artinya adalah tidak menerima. Tidak ada dua anak yang serupa, dan membandingkan satu terhadap yang lain sama dengan berlaku tidak adil. Membandingkan biasanya dimulai dari masa awal. Seorang ibu melihat bayi tetangganya dan diam-diam mencatat. Anaknya sendiri harus bisa melebihi bayi itu. Perbandingan yang terus-menerus serupa ini menumbuhkan perasaan kurang yang akan membahayakan perkembangan kepribadian. Perasaan rendah diri timbul dari kebutuhan besar untuk menjadi lebih super dari orang lain. Anak yang masih kecil merasa tidak diterima bila prestasinya di bidang olahraga, musik, atau matematika tidak bisa mengimbangi prestasi teman-teman lainnya yang memang lebih mampu. Setiap orang memiliki kekurangan dalam beberapa hal dibandingkan dengan yang lain. Bila kita hanya memikirkan kekurangan ini, kita akan kecil hati. Sebaliknya, setiap kita memiliki kekuatan, sesuatu yang merupakan keunggulan kita. Kita harus memusatkan perhatian pada hal-hal ini. Seorang psikolog memberi suatu tes pada sebuah percobaan. Waktu ia membagikan tes itu, ia mengumumkan bahwa kebanyakan orang dapat menyelesaikannya dalam seperlima waktu yang diberikan. Ketika bel berbunyi menandakan bahwa waktu sudah lewat, beberapa siswa yang pandai tampak menjadi cemas, gugup, memikirkan bahwa inteligensi mereka ternyata menurun. Penelitian lain terhadap siswa memerlihatkan asumsi yang mirip. Psikolog memilih sekelompok siswa dengan kemampuan biasa-biasa saja, lalu mengatakan pada guru bahwa mereka memiliki inteligensi yang sangat tinggi. Pada akhir tahun pelajaran, karena semangat dan harapan dari guru, prestasi kelompok ini ternyata melampaui kelompok terpandai di sekolah. 3. Mengharapkan anak-anak untuk mencapai impian orang tua akan membuat mereka merasa tidak diterima. Seorang ibu mungkin ingin menjadi dokter. Tapi ia sendiri tidak berhasil mewujudkannya. Jadi sewaktu anak perempuannya lahir, ia telah membuat rencana untuk mengirim si anak ke fakultas kedokteran. Banyak orang tua, tanpa berpikir jauh, ingin agar anak-anak mereka memenuhi harapan yang mereka sendiri tidak dapat penuhi. Memaksakan harapan semacam ini pada anak-anak akan membuat mereka merasa tidak diterima. 4. Terlalu melindungi anak akan memengaruhi sikap tidak diterima. Kadang-kadang orang tua seperti ibu yang berkata, "Anakku, saya tidak mau kamu terjun ke air sampai kamu tahu bagaimana caranya berenang." Tetapi bagaimana anak itu dapat belajar berenang? Tidak melindungi anak, sedikit lebih baik daripada memberikan perlindungan yang berlebih-lebihan. Jelas bahwa orang tua harus melindungi anak dari bahaya. Namun, terlalu melindungi anak dari semangat untuk mencoba, akan berbahaya karena menyuburkan rasa takut dan bukan percaya diri. Lebih baik tulang yang patah daripada semangat yang patah. 5. Mengharapkan terlalu banyak dari anak, menumbuhkan perasaan tidak diterima. Seorang anak akan merasakan kecemasan yang tidak diucapkan orang tua dalam mendambakan anak yang bisa menjadi model. Mencoba terlalu keras untuk suatu tingkah laku yang diharapkan akan membuat si anak merasa tidak mampu dan bukan menghargai diri atau merasa diterima. Ini tidak berarti memanjakan anak, memenuhi setiap rengekan dan kemauan anak. Tingkah laku yang tidak diterima haruslah di-batasi. Menerima berarti menghargai perasaan dan kepribadian anak sambil membiarkan anak untuk membedakannya dengan tingkah laku yang memang tidak bisa diterima. Menerima berarti orang tua menyukai anak sepanjang saat, lepas dari apa tingkah laku yang diperlihatkan atau pemikiran yang dimiliki si anak. Diambil dari: Judul buku: Tujuh Kebutuhan Anak Judul artikel: Anak-anak Butuh Merasa Diterima Penulis: John M. Drescher Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1992 Halaman: 56 -- 59 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL 2 o/ KASIH SAYANG YANG SETARA BAGI SEMUA ANAK Pertanyaan: Mengapa saudara-saudara Yusuf ingin membunuhnya? Jawaban: Karena saat orang tua menyayangi satu anak lebih daripada yang lainnya, akan terjadi pembunuhan! MEMBEDA-BEDAKAN ADALAH AKAR INFERIORITAS Meski memiliki beberapa anak, Iskak menyayangi Yusuf lebih daripada anak-anaknya yang lain. Anak-anak yang lain itu merasa kurang disayangi. Mereka memutuskan untuk membunuh Yusuf. Allah menolong Yusuf, dan akhirnya membuatnya menduduki jabatan tertinggi kedua dalam pemerintahan Mesir. Namun, luka emosional yang Yusuf alami dalam perjalanannya menuju pemerintahan Mesir adalah karena seorang ayah yang tidak memperlakukan semua anak-anaknya dengan cara yang sama. Suatu hari, saat anak kami David berumur empat tahun dan Beth berumur enam tahun, Arlyne membacakan mereka kisah tentang Yusuf dan Maria yang pergi ke Bethlehem. David menyela cerita Arlyne dan bertanya, "Apa ada nama Davidlehem?" Dalam pikirannya, jika Allah menamai sebuah kota dengan nama kakak perempuannya, pastilah Allah juga menamai sebuah kota dengan namanya! Untungnya, Arlyne mampu menjelaskan padanya bahwa "Bethlehem is the city of David" (Bethlehem adalah kota Daud). Namun, tidak semua orang tua selalu seberuntung itu! BEBERAPA ANAK MUDAH UNTUK DISAYANG Orang tua, kakek dan nenek, atau bahkan tetangga dan teman-teman yang lebih memerhatikan seorang anak yang "imut" dan mengabaikan anak yang lainnya, sering kali membuat anak yang terabaikan itu memiliki perasaan rendah diri yang amat dalam. Beberapa anak mudah untuk dicintai -- terutama anak-anak yang bertalenta, remaja yang cerdas, atlit yang berprestasi, atau seorang musisi yang dapat menghibur semua tamu yang datang ke rumah. Anak-anak seperti itu selalu disambut dengan hangat, namun tak jarang menjadi manja. Sebaliknya, anak-anak yang terabaikan, terbenam dalam luka penolakan. Mereka akan berusaha sungguh-sungguh untuk berhasil dalam suatu hal untuk mendapatkan perhatian orang tua yang tidak ia dapatkan. Atau mungkin juga mereka akan memberontak karena perasaan frustrasi menghadapi sebuah kegagalan -- dan bahkan melibatkan diri dalam suatu masalah. Orang tua yang menghabiskan waktu dengan setiap anak, juga semua anak, pada kadar yang sama adalah orang tua yang mengikat persatuan keluarga dengan cara yang sehat. Seorang anak bermental sehat dari keadaan keluarga semacam itu akan lebih mudah dikenalkan pada Kristus daripada anak-anak yang diperlakukan secara berbeda, seorang anak yang egois yang tidak bisa percaya bahwa ia memerlukan Allah atau anak terabaikan yang sulit untuk percaya pada Kristus. PERLAKUKAN ANAK CACAT DENGAN CARA YANG SAMA Anak cacat sering kali mendapat dua jenis perlakuan: sangat diperhatikan atau tidak diperhatikan sama sekali. Saya dulu memunyai seorang teman yang memiliki saudara laki-laki yang menderita "Down Syndrome". Setiap kali saya ke rumahnya, saya lihat orang tuanya sangat memerhatikan saudaranya. Meski teman saya nilai pelajarannya tinggi, mendirikan organisasi pelajar, dan mencoba membayar kuliahnya sendiri, serta terus berusaha menyenangkan orang tua dan saudaranya, ia tidak pernah mendapatkan pujian. Suatu ketika, ia tiba-tiba berhenti mencoba menyenangkan keluarganya dan terjun dalam dunia alkohol, yang pada akhirnya membawanya kepada maut. Orang tuanya telah melakukan dua kesalahan. Pertama, mereka berpikir salah saat mereka merasa bersalah telah melahirkan anak yang cacat dan mereka berusaha menebus kesalahannya dengan memberikan perhatian yang luar biasa terhadap anaknya yang cacat. Kedua, bukannya bersyukur atas anaknya yang lain, memujinya atas prestasinya, dan menunjukkan betapa senangnya mereka memiliki anak sepertinya, mereka malah jelas-jelas berpikir bahwa hal-hal tersebut tidak perlu dilakukan karena dia adalah anak yang normal. Seharusnya mereka memberikan kasih sayang yang sama terhadap kedua anak mereka. Dalam banyak keluarga yang memiliki anak yang cacat, tidak memberikan perhatian yang sama kepada anak itu juga sama tragisnya dengan situasi di atas. Keluarga-keluarga seperti itu menghindarkan atau menyembunyikan anak-anak yang cacat. Anak-anak itu tidak diajak dalam foto bersama keluarga, disuruh untuk bersembunyi ketika ada tamu, diperlakukan seolah-olah mereka tidak ada dan diolok-olok. Memperlakukan manusia, terutama anak Anda sendiri, dengan cara seperti itu adalah dosa. Anak yang cacat memerlukan penerimaan, kasih sayang, perhatian, dan hubungan dengan Yesus Kristus seperti halnya orang-orang lain. Ada banyak orang cacat yang menjadi berhasil dalam hidupnya. Salah satu sahabat saya dan Arlyne, buta. Sejak kecil, ibunya terus mengatakan bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu. Ibunya terus menanamkan dalam pikirannya bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu. Ibunya menyuruhnya untuk mengejar segala sesuatu yang ia inginkan. Dan ia berhasil mendapatkannya dan akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Kami terkadang sulit untuk menyamainya. Apa yang akan Anda lakukan saat memiliki anak yang cacat? Bersyukurlah atas mereka. Penuhi segala kebutuhannya sebisa mungkin. Kemudian lakukan apa pun yang Anda mampu untuk membantu anak itu mengatasi kecacatannya. Perlakukan ia dengan cara yang sama seperti Anda memperlakukan anak-anak yang lain. Allah memandang anak itu sebagai anugerah. Dan begitu juga seharusnya orang tua dan saudara-saudaranya. Bahkan jika kecacatannya sangat parah, dan anak itu perlu dirawat di rumah sakit khusus -- terus rawat dia dan tunjukkan bahwa Anda mencintainya sebagai salah satu anak Anda. OH, SAYANG! Pastikan Anda tidak pernah membiarkan kelahiran seorang bayi baru membuat anak yang lain menjadi seperti warga rumah kelas kedua. Cintai bayi itu. Biarkan semua orang merasa gemas pada bayi baru itu. Namun, sertakan seluruh keluarga dalam membesarkan bayi itu. Katakan pada setiap tamu yang datang ke rumah hal-hal baik yang dilakukan anak-anak Anda yang lebih tua. Biarkan teman-teman Anda tahu bahwa kehadiran anak yang lebih tua sangat membantu Anda. Sering-sering jugalah untuk mengatakan kepada sang bayi betapa ia beruntung memiliki saudara-saudara yang baik. Katakan pada anak yang lebih tua betapa penting dirinya bagi si bayi. Perlakukan anak-anak Anda dengan cara yang sama. ANAK-ANAK TIDAK MEMILIH JENIS KELAMIN MEREKA Mohon dipastikan, adalah Allah, bukan anak-anak, yang menentukan apakah mereka lahir dengan kelamin laki-laki atau perempuan. "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku." (Mazmur 139:13) Jangan pernah katakan bahwa mereka bukanlah jenis kelamin yang Anda inginkan. Allah yang menentukan jenis kelamin anak Anda. Jangan pernah paksa anak perempuan untuk melakukan hal-hal yang berbau laki-laki (yakni, sepak bola, bela diri, olah raga berat). Dan jangan paksa anak laki-laki untuk melakukan hal-hal yang berbau perempuan (bermain boneka, merajut, dan semacamnya). Pemaksaan seperti itu tidak akan membuat anak Anda menjadi lebih sensitif dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Anda melanggar semua perintah Allah jika Anda melakukan hal seperti itu. Hal itu bukan berarti bahwa perempuan yang tomboi atau laki-laki yang suka sepak bola, ternyata suka menjahit, adalah suatu masalah. Saya hanya ingin menekankan bahwa laki-laki itu ya laki-laki dan perempuan ya perempuan. Allah yang menciptakan mereka. Biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6) Bantu anak-anak Anda mengembangkan "talenta dan bakat" mereka -- minat mereka sendiri. Anda mungkin membesarkan anak-anak yang mau menjadi pilot atau ahli ilmu hewan. Saat Anda membantu mereka menemukan bidang minat mereka, mereka akan menjadi semakin terpuaskan serta menemukan tantangan yang sebenarnya dan tujuan hidup, atau mungkin saja mereka mengubah bidang minat mereka. Salah satu hal terbodoh yang orang lakukan adalah bertanya pada seorang wanita hamil, "Apa yang kamu inginkan, laki-laki atau perempuan?" Jawaban satu-satunya yang bijaksana untuk pertanyaan seperti itu adalah "ya"! MENGAPA ANAK-ANAK DALAM SEBUAH KELUARGA SERING KALI NAMPAK BEGITU BERBEDA? Dr. Roger Sperry memenangkan hadiah Nobel dalam bidang obat-obatan dan fisiologi pada 1981 karena menemukan fungsi otak yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Dalam masa 16 dan 26 minggu kehamilan, sebuah fenomena terjadi pada bayi laki-laki dalam 80% masa tersebut, yang tidak terjadi pada bayi perempuan. Dua jenis zat kimia dikeluarkan dari "Corpus Callosum" (kumpulan serat-serat yang menghubungkan otak kiri dan otak kanan). Hal ini membuat otak kiri bayi laki-laki (yang tangan kanannya lebih dominan) lebih dominan sejak dalam kandungan. Perempuan (dan kebanyakan laki-laki kidal) tidak mengalami hal seperti itu. Maka dari itu, perempuan (dan kebanyakan laki-laki kidal), otak kiri dan otak kanannya bekerja dengan sama baiknya. Fenomena tersebut memengaruhi segala sesuatu dalam hal ingatan detail (kebanyakan istri ingat warna-warna yang digunakan dalam pesta pernikahan mereka meski hal tersebut sudah lama berlalu -- kebanyakan suami tidak ingat apa warna mata istri mereka!) dan fakta bahwa wanita lebih mudah menjalin hubungan dan lebih memikirkan sesama. Pria cenderung lebih memikirkan benda -- mereka jauh lebih tertarik pada kolam pancing, sepak bola, dan seperangkat televisi. Talenta seni dan bermusik sering kali ada pada orang-orang yang otak kanannya lebih dominan. Delapan puluh lima persen artis dan musisi pria kelas dunia adalah kidal! Selain karena perbedaan fungsi otak tersebut, setiap anak itu unik dan adalah individu yang penting dalam rencana Allah. Orang tua yang memahami hal itu kemudian membesarkan dan menerima setiap anak mereka dengan cinta sejati dan disiplin, hampir selalu memiliki anak-anak yang kelak menjadi berhasil. (t/Dian) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Judul buku: Kids Are a Plus Judul artikel: What Does Your Kid Really Need Penulis: Ray Mossholder Penerbit: Creation House, USA 1994 Halaman: 126 -- 130 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR o/ MATERI PELAJARAN KELAS BAYI SEPTEMBER 2005: AKU BERTUMBUH SEPERTI YESUS Tujuan: 1. Anak menyadari bahwa dirinya sedang bertumbuh/bertambah besar. 2. Anak mau membaca Kitab Suci (melalui gambar dengan bantuan orang tua) dan berdoa di rumah. Lagu Tema: Baca Kitab Suci Doa Tiap Hari Aktivitas: 4 September 2005: Menanam biji kacang hijau (dibawa pulang) 11 September 2005: Koleksi foto anak-anak mulai bayi hingga sekarang 18 September 2005: Tuhan Yesus juga bertumbuh mulai bayi hingga dewasa 25 September 2005: "When I grow up" (cita-citaku) Dekorasi: 1. Foto/gambar bayi, anak kecil, anak besar, remaja, hingga dewasa. 2. Gambar Tuhan Yesus, sejak bayi hingga dewasa. 3. Gambar keluarga Tuhan Yesus. 4. Gambar Alkitab, anak sedang membaca Alkitab, anak sedang berdoa. 5. Gambar berbagai profesi/pekerjaan. Permainan dan alat peraga: 1. Perpustakaan -– buku-buku tentang Tuhan Yesus, pertumbuhan anak, dan beragam pekerjaan. 2. Bayi dan perlengkapannya (boneka bayi, botol, dot, mangkuk dan sendoknya, dll.). 3. Alkitab bergambar, Alkitab LAI untuk dewasa. 4. Gambar-gambar untuk diwarna (gambar bayi, anak, dan beragam profesi). 5. Permainan "when I grow up" (dokter-dokteran, pertukangan, "building blocks", dan perlengkapan kostum untuk bermain peran, cermin). 6. Sudut pertukangan (carpenter) dan gambar Tuhan Yesus sedang membantu ayahnya bekerja. Penjelasan: Setiap Minggu, anak akan mengikuti susunan acara yang sama, tapi dengan pusat aktivitas yang berbeda. Tema sama selama satu bulan akan dibagi menjadi 4 -- 5 subtema setiap minggunya. Setiap bulan selalu ada satu lagu tema yang dinyanyikan terus. Rancangan susunan acara kebaktian anak kelas bayi: 08.30 -– 08.45: Bermain bebas 08.45 -– 09.00: Pujian pembukaan, Doa pembukaan, Pujian 09.00 –- 09.15: Lagu Tema, Pusat Aktivitas 09.15 -– 09.45: Sudut Aktivitas 09.45 –- 10.00: Membereskan mainan, Persembahan, Lagu Tema, Doa penutup 4 SEPTEMBER 2005 Pusat Aktivitas: Menanam Kacang Hijau Bahan yang disediakan: gelas es krim plastik, air, kapas, dan kacang hijau secukupnya. Guru mengajak (dan membantu) anak menanam kacang hijau. Guru meminta anak menyiram kacang hijau setiap hari dan melihat pertumbuhannya. Sudut Aktivitas: 1. Perpustakaan mini. Sediakan buku-buku tentang tubuh manusia, makanan yang sehat, cerita Tuhan Yesus sewaktu bayi dan anak-anak. 2. Bermain peran (role play). Sediakan cermin dan berbagai kostum orang dewasa untuk dikenakan oleh anak. 3. Mengukur tinggi dan berat badan anak. Sediakan "growth chart" dan timbangan, minta anak berdiri untuk diukur tinggi dan ditimbang berat badannya. Pesan hari ini adalah setiap anak bertumbuh. Untuk mengenalkan konsep tumbuh, anak bereksperimen dengan menanam kacang hijau, dan diberi tugas untuk mengamati pertumbuhannya selama satu minggu dengan merawat dan memeliharanya. 11 SEPTEMBER 2005 Pusat Aktivitas: Membandingkan foto anak waktu bayi dan saat ini. Seminggu sebelumnya, mintalah orang tua untuk membawa foto anak waktu masih bayi dan fotonya yang terbaru. Di kelas sekolah minggu, ajak anak untuk melihat dan membandingkan foto dirinya sewaktu masih bayi dan waktu "sudah besar" tersebut. Ajak juga anak untuk melihat gambar Yesus sewaktu masih bayi dan waktu sudah dewasa. Sudut Aktivitas: 1. Merawat bayi. Sediakan berbagai perlengkapan bayi, seperti botol, dot, boneka bayi, tempat mandi, mangkuk, sendok, dan lain-lain. Ajak anak untuk memeragakan bagaimana merawat bayi. 2. Keterampilan tangan. Sediakan gambar bayi dan anak yang "sudah besar", minta anak untuk mewarna/mengecap/menempel stiker di atasnya. Bisa juga dengan mengurutkan gambar mulai bayi hingga dewasa. Minta anak-anak untuk menjiplak tangan mereka sendiri di atas sebuah kertas karton berwarna, lalu gunting. Tempel foto mereka sewaktu bayi dan yang paling baru di atas karton bentuk tangan tersebut. 3. "Growth chart" (kartu pertumbuhan) dan timbangan. Minta anak untuk membandingkan siapa yang paling tinggi dan paling berat di antara mereka. 4. Perpustakaan mini. Pesan hari ini adalah Yesus juga pernah bertumbuh dari bayi hingga dewasa. Saya ingin bertumbuh besar seperti Yesus. 18 SEPTEMBER 2005 Pusat Aktivitas: Pertukangan Ceritakan pada anak bahwa ayah Yesus bekerja sebagai tukang kayu dan sejak kecil Yesus rajin membantu ayah-Nya. Ajak anak bermain peran sebagai Yesus kecil yang sedang membantu ayahnya membuat perabot dari kayu. Sediakan permainan bongkar-pasang dari kayu (toolbench, "hammer set", dan lain-lain). Sudut Aktivitas: 1. Di dapur. Sediakan berbagai peralatan dapur dan ajak anak untuk misalnya, mempersiapkan sarapan sendiri (dari roti tawar diberi mentega dan gula atau lainnya yang sederhana sehingga anak bisa melakukannya dengan seminim mungkin bantuan dari orang dewasa). 2. Di kamar tidur. Sediakan berbagai perlengkapan tidur, seperti piyama, selimut, bantal, guling, dan lain-lain. Kemudian, minta anak menata sendiri tempat tidurnya, melipat selimut, dan lain-lain. 3. Perpustakaan mini. Pesan hari ini adalah saya "sudah besar" dan saya bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh para bayi. Saya ingin seperti Yesus yang rajin membantu orang tua. 25 SEPTEMBER 2005 Pusat Aktivitas: "When I Grow Up" (ketika aku bertumbuh). Sediakan berbagai gambar orang dengan berbagai profesi. Ceritakan pada anak bahwa orang-orang dewasa tersebut semuanya bekerja untuk menjadi berkat bagi orang lain, dan Tuhan Yesus senang bila kita bisa menolong orang lain yang membutuhkan. Misalnya, pendeta dan misionaris, "song leader" dan pemimpin koor, guru, dokter, arsitek, dan lain-lain. Sudut Aktivitas: 1. Bermain peran/role play. Sediakan kostum dan peralatan dari berbagai profesi. 2. Keterampilan tangan. Sediakan gambar untuk diwarna atau menempel dan pekerjaan tangan lainnya. 3. Perpustakaan mini. Pesan hari ini adalah saya mau tumbuh menjadi orang dewasa yang menyenangkan hati Tuhan Yesus. Yesus ingin saya membantu orang lain yang membutuhkan. *) Bahan ini merupakan arsip dari Materi Kelas Bayi GKI Beringin Semarang dan GKT Semarang. Diambil dari: Nama situs: Indonesia-educenter.net Penulis: Meilania Alamat URL: http://indonesia-educenter.net/index.php?option=com_content&task=view&id=185&Itemid=128 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ BLOG SEPUTAR ANAK DAN AYAH BUNDA DI SABDA Space http://www.sabdaspace.org/kategori/anak http://www.sabdaspace.org/kategori/ayah_bunda Ingin mendapatkan opini-opini ringan, segar, namun layak untuk diperhitungkan sebagai bacaan berbobot Anda? Silakan kunjungi blog-blog seputar anak dan ayah bunda dalam komunitas blogger Kristen, SABDA Space, yang dapat memberikan wawasan baru bagi para pembacanya. Berikut beberapa blog yang dapat disimak. Melatih Anak untuk Peka http://www.sabdaspace.org/melatihi_anak_untuk_peka Mengasuh Anak adalah Pelayanan Terpenting http://www.sabdaspace.org/mengasuh_anak_adalah_pelayanan_terpenting Guru Kencing, Murid .... http://www.sabdaspace.org/guru_kencing_berdiri_murid Dunia Anak: Sebuah Keajaiban http://www.sabdaspace.org/dunia_anak_sebuah_keajaiban Jika Anda tertarik menjadi bagian dari komunitas blogger Kristen, SABDA Space, silakan daftarkan diri Anda dan jadilah bagian dari orang-orang yang selalu rindu menyuarakan aspirasinya demi kemuliaan nama Tuhan. Oleh: Davida (Redaksi) ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU o/ Jika kita menerima setiap anak apa adanya mereka, maka mereka pun akan menerima kita apa adanya, dan tidak mencari penerimaan dari pihak lain yang mungkin akan menjerumuskan mereka. ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |