Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/371 |
|
e-BinaAnak edisi 371 (27-2-2008)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 371/Februari/2008 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL 1 : Allah Menciptakan Segala Sesuatu - ARTIKEL 2 : Mengajar Anak untuk Mencintai Alam - AKTIVITAS : Anak dan Masalah-Masalah Lingkungan Hidup - WARNET PENA : Alkitab Online untuk Anak-Anak: Bible for Children - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam sejahtera, Bahaya pemanasan global dan bencana alam yang terjadi hampir di seluruh tempat di Indonesia, seperti banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya menjadi keprihatinan kita bersama. Kita tidak bisa menutup mata dari kenyataan bahwa sumber dari bencana itu justru berasal dari manusia yang tidak mau menjaga lingkungan dengan baik. Tuhan telah memberikan alam beserta isinya untuk kita pergunakan dan manfaatkan sebaik mungkin. Tetapi seiring dengan itu, Dia juga memberikan tugas kepada kita untuk menjaga dan merawatnya dengan baik. Tugas ini adalah tugas kita bersama, tidak terkecuali anak layan kita. Untuk itu, guru bertanggung jawab pula untuk memberikan pemahaman kepada anak mengenai peran mereka terhadap alam ciptaan Allah ini. Untuk menolong para pelayan anak, dalam edisi terakhir bulan Februari ini, kami sajikan beberapa artikel dan tips menarik berisi ide-ide untuk mengajak anak layan kita menjaga alam ciptaan Tuhan. Aktivitas-aktivitas tersebut tentunya dapat membantu anak-anak layan kita untuk lebih memahami dampak-dampak yang timbul jika tidak menjaga lingkungan dengan baik. Selamat menyimak dan tetaplah berkreasi! Kristina Dwi Lestari Staf Redaksi e-BinaAnak, "Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia." (Kisah Para Rasul 17:24) <http://sabdaweb.sabda.org/?p=Kisah+17:24> o/ ARTIKEL 1 o/ ALLAH MENCIPTAKAN SEGALA SESUATU ================================ Para orang tua dan guru yang menginginkan anak-anak mengerti bahwa Allah "menjadikan bumi dan segala isinya" (Kisah Para Rasul 17:24) perlu memertimbangkan dengan hati-hati cara menyampaikan kebenaran ini. Masalahnya bukan terletak pada ketidakpercayaan mereka, karena anak kecil bersedia menerima penjelasan yang diberikan oleh orang dewasa. Kesulitannya adalah bagaimana penangkapan dan pengertian anak terhadap penjelasan itu. Anak yang berusia dua tahun akan menerima pernyataan bahwa Allah menjadikan apel dengan tingkat pemahaman yang sama jika diberitahu bahwa Yamaha membuat sepeda motor atau mama membuat roti. Dalam pikiran anak, produk-produk ini sama-sama merupakan ciptaan yang mengagumkan. Dan bahan-bahan yang dipakai tidak semenarik produk jadi itu sendiri. Namun, menjelang usia empat atau lima tahun, berbagai pertanyaan mengenai asal-usul menjadi minat mereka. Dan sering kali menggunakan kata tanya "bagaimana", "siapa", atau "apa." Pertanyaan-pertanyaan tentang proses penciptaan dapat muncul dengan cepat dan sangat gencar. Beberapa anak akan puas dengan jawaban: "Allah menjadikannya". Namun, jawaban ini bisa menimbulkan kesan bahwa Allah itu seperti tukang sihir yang hebat. Anak lain mungkin menuntut penjelasan bagaimana Dia membuatnya. Atau bahkan, ada yang menyangkal hal ini, karena berdasarkan pengalaman sendiri mereka tahu bahwa benda-benda yang ditanyakan itu diperoleh dari toko. Para guru dan orang tua biasanya lebih senang berkata bahwa "Allah merencanakan pohon apel untuk bertumbuh" daripada membiarkan anak bergumul dengan pertanyaan bagaimana Allah membuat tiap-tiap buah apel. (Dan sekali anak mulai bertanya dari mana bayi berasal, bicara tentang rencana Allah bagi keluarga jauh lebih disukai daripada mengatakan bahwa bayi itu dibawa oleh burung bangau, atau bahkan menegaskan bahwa "Allah yang menciptakan bayi".) Meskipun demikian, penjelasan lisan mengenai keajaiban-keajaiban alam biasanya hanya dapat memberikan pemahaman dangkal. Kata-kata tetap merupakan cara yang paling tidak efektif untuk dimengerti anak. Cara yang paling efektif bagi anak untuk belajar adalah melalui pengalamannya sendiri. Anak perlu berhubungan dengan makhluk-makhluk yang hidup dan tumbuh untuk mulai memahami asal-usulnya. Melalui sukacita menanam bijian-bijian, menyirami tanah, dan memerhatikan pertumbuhan-pertumbuhan baru, anak mulai memahami keajaiban hidup. Melalui pengalaman langsung dan berulang-ulang akan siklus hidup tanaman dan binatang, anak mulai memahami Allah sebagai Pencipta, yang mengatur dan memelihara apa saja yang Dia ciptakan. Kesadaran-kesadaran semacam ini dapat terjadi bila orang dewasa mengaitkan pengamatan-pengamatan dan aktivitas-aktivitas anak dengan kebenaran Alkitab. "Apakah kamu melihat daun-daun baru pada delapan tanamanmu hari ini? Kamu menemukannya! Mari kita hitung bersama. Hanya Allah yang dapat membuat tanaman bertumbuh. Alkitab berkata `Allah itu baik` (Mazmur 73:1). Saya senang Allah membuat tanaman-tanaman yang begitu indah untuk kita nikmati." Rasa kagum dari pengalaman-pengalaman dengan berbagai makhluk hidup ini membangun dasar-dasar pendahuluan bagi suatu konsep tentang Allah yang realistis. AKTIVITAS UNTUK BELAJAR TENTANG BENDA Apa yang anak pelajari tentang dunia sekitarnya terjadi secara spontan melalui interaksi dengan benda-benda di sekitarnya. Dengan demikian, orang dewasa memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan benda-benda yang akan diberikan kepada anak. Sejak bayi, anak harus diberi berbagai mainan yang aman, menarik, dan mudah dimainkan. Mainan ------ Kesukaan yang dialami pada usia dini karena dapat menyentuh, meremas, dan mengunyah, mendorong rasa ingin tahu dan rasa percaya diri. Kedua unsur ini sangat penting bagi penjelajahan selanjutnya. Mainan terbaik adalah mainan yang dapat dimainkan, bukan hanya untuk diamati. Karena tidak bisa membaca petunjuk pemakaiannya, jelas anak cenderung mencoba berbagai macam cara kreatif untuk memakai mainan apa saja. Karena itu, orang dewasa harus betul-betul memertimbangkan faktor keselamatan anak. Puzzle merupakan sarana menarik untuk belajar tentang bentuk, warna, dan hubungan benda-benda. Yang termasuk puzzle adalah berbagai benda tiga dimensi yang bisa dibongkar-pasang oleh anak. Meskipun anak yang masih kecil memerlukan puzzle sederhana yang terdiri dari tiga atau empat keping besar, anak-anak usia empat atau lima tahun sering kali sudah mampu menyelesaikan puzzle yang terdiri dari lebih dari dua puluh lima keping. Rasa puas yang dialami anak karena mampu memecahkan masalah merupakan salah satu manfaat puzzle. Selain itu, bermain dengan puzzle juga memertajam persepsi anak tentang gambar, warna, dan benda-benda. Keanekaragaman pengalaman melalui pancaindra menolong anak menghargai keanekaragaman dunia mereka dan membangun rasa percaya diri dalam menjelajahinya. Permainan pengenalan yang membatasi pemakaian pancaindra merupakan hal yang menyenangkan. Misalnya, mencoba menebak suatu benda hanya dengan mendengarkan suaranya, meningkatkan kesadarannya akan lingkungan. "Saya bahagia Allah telah menciptakan telinga sehingga kamu bisa mendengar bunyi lonceng." Bantulah anak menghubungkan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dengan kebaikan Allah. Permainan-permainan serupa dapat dimainkan hanya dengan memakai satu sentuhan atau penciuman sebagai sarana identifikasi. Kegiatan Seni ------------- Sentuhan merupakan bagian penting dari pengalaman yang berkaitan dengan seni. Biasanya seni dianggap hanya berkaitan dengan indra penglihatan. - Bermain dengan tanah liat atau malam memberikan pengalaman indra yang menarik. - Melukis dengan jari merupakan salah satu pengalaman yang paling menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak! Saat anak menikmati pengalaman itu, katakan, "Terima kasih Tuhan, untuk jari-jari [nama anak] sehingga dapat dipakai untuk membuat gambar-gambar yang menarik!" - Kolase (mengelem atau menempel bahan-bahan dengan tekstur, warna, dan bentuk yang bermacam-macam) merupakan daya tarik indra yang mengasyikkan bagi anak-anak. Perca, kayu, daun, sereal, kulit kerang, kulit kacang, dan kelopak bunga merupakan sebagian kecil dari benda-benda yang dapat dinikmati anak-anak dengan menyentuh dan menyusun, kemudian menempelkannya di atas suatu permukaan. - Banyak benda yang dipakai untuk kolase dapat dipakai untuk membentuk gambar dengan cara menggosok. Letakkan benda itu di tempat yang datar dan tutup dengan selembar kertas. (Anda bisa menempelkan kertas itu ke lantai dengan isolasi sehingga kertas itu tidak bergeser ketika anak-anak menggosokkan pensil berwarnanya.) Kemudian minta anak untuk menggosokkan krayon di atas kertas itu sampai pola benda di bawah kertas itu muncul. Anak mulai menghargai dunia ciptaan Allah saat Anda berkomentar, "Saya suka dengan berbagai benda yang Allah ciptakan bagi kita. Ada benda yang terasa lembut, seperti bulu ini. Ada benda keras, seperti biji-bijian ini. Allah menciptakan semua ini untuk kita nikmati. Allah mengasihi kita." Makhluk Hidup ------------- Pengalaman dengan makhluk hidup juga penting bagi proses belajar anak tentang benda, dan akhirya tentang manusia. Serangga, ikan, burung, atau binatang peliharaan lainnya memberikan pelajaran sehari-hari secara alami, dan menolong anak untuk belajar menghargai makhluk-makhluk hidup. Menanam tanaman juga merupakan daya tarik khusus bagi anak kecil karena perubahan-perubahan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi pada binatang. - Sebutir kacang hijau yang diletakkan di atas kapas basah membuat anak dapat mengamati pertumbuhan daun dan akar. - Sebutir kentang yang sebagian dibenamkan di dalam air dapat memberikan pelajaran yang sama dengan skala yang lebih besar. - Biji-bijian yang ditanam di kebun atau di pot di dalam rumah sering kali menunjukkan perubahan-perubahan yang menakjubkan hanya dalam waktu beberapa minggu. - Sediakan sebuah kaca pembesar yang baik mutunya untuk memerkaya pengalaman observasi itu. Penjelasan-penjelasan sederhana atas apa yang diamati anak menambah penghargaan dan pemahamannya, terutama bila informasi itu menjawab pertanyaan-pertanyaan anak tersebut. "Allah merencanakan agar biji yang kecil itu mampu memanfaatkan air sehingga dapat bertumbuh dan menjadi sebatang tanaman yang besar. Allah begitu agung!" Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku : Mengenalkan Allah kepada Anak Judul bab : Anak, Benda, dan Orang Lain Judul artikel: Aktivitas untuk Belajar Tentang Benda Penulis : Wes Haystead Penerbit : Divisi Literatur Yayasan Gloria, Yogyakarta 1998 Halaman : 60 -- 64 o/ ARTIKEL 2 o/ MENGAJAR ANAK UNTUK MENCINTAI ALAM ================================== Apakah Anda ingat bagaimana berdebarnya hati Anda saat pertama kali melihat rusa? Bisakah Anda mengingat kicauan burung bangau yang menggema dalam emosi Anda? Apakah seekor angsa liar yang anggun masih tergambar jelas dalam pikiran Anda? Kebanyakan dari kita menikmati saat kita berada di alam, berada di suatu tempat yang liar dan indah. Tidak sulit untuk memikirkan apa yang ingin kita lakukan dan tempat-tempat apa saja yang kita ingin kunjungi. Namun, seberapa sering kita berpikir untuk mengajak anak-anak menjelajahi alam? Penelitian telah membuktikan bahwa anak di bawah usia enam tahun dapat belajar paling efektif dengan menggunakan pancaindra mereka. Alam yang indah memberikan anak-anak kesempatan tak terbatas untuk itu. Ada banyak tempat di mana kita bisa membawa anak menikmati alam. Bagimanapun juga, sering kali lebih mudah untuk mengajak anak yang lebih tua daripada mengajak balita yang biasanya hanya bermain-main di sekitar kaki kita. Meski demikian, tidak ada saat yang lebih baik untuk mengenalkan mereka pada alam sebelum mereka nantinya lebih tertarik pada televisi, video game, dan komputer yang terus berlomba menarik minat dan perhatian mereka. Mengenalkan mereka pada alam saat masih kecil, saat pikiran mereka masih penasaran dengan keindahan dunia di sekitar mereka, adalah saat yang paling baik. Menurut American Hiking Society, berjalan-jalan menurunkan tekanan darah, menguatkan jantung, dan membantu menurunkan berat badan. Berjalan-jalan bisa menjernihkan pikiran dan mengusir stres. Berjalan-jalan juga baik untuk lingkungan, dan bahkan mungkin penting bagi kesehatan lingkungan, berjalan-jalan semakin menyadarkan kita akan kesehatan lingkungan. Anak-anak suka berjalan-jalan -- apalagi jika kita mengajaknya saat mereka masih sangat muda! Mereka sepertinya tidak peduli dengan jarak dan tujuannya. Bersenang-senanglah. "Lihatlah dunia melalui mata mereka, dan dunia menjadi baru lagi," kata seorang ayah. Anak-anak tertarik dengan hal-hal yang nyata dan bisa dirasakan -- yang dekat dan bersifat pribadi, yang dapat disentuh, dan yang dapat dirasakan. Jalan-jalan adalah cara yang bagus untuk anak bisa menyentuhkan tangan mereka kepada sesuatu. Jangan hanya berdiam di taman! Bawa mereka ke padang rumput, berjalan menyusuri sungai kecil yang arusnya tenang, mendaki bukit kecil, berjalan berliku-liku melewati pepohonan -- atau aktivitas lainnya sesuai kreativitas Anda! Saat Anda berjalan-jalan dengan anak-anak, terutama yang masih kecil, Anda adalah seorang petualang. Yang penting bukan jaraknya, tapi perjalanannya. Biarkan mereka mengerti bahwa Anda menikmati alam, maka mereka pun juga akan menikmatinya. Jangan tergesa-gesa. Jangan rencanakan tujuannya. Pokoknya jalan saja. Dan, perhatikan mereka. Berpikirlah seperti mereka: jaring laba-laba, tetes embun, serangga, melempar kerikil. Sering kali, anak-anak menangkap dan meneladani apa yang orang dewasa lakukan tanpa pikir-pikir lagi. Mereka merasa senang bisa berada di atas rumput, mencium bau bunga, melihat tekstur batang pohon, merasakan sensasi meluncur dari bukit berumput, dan merangkak masuk ke sebuah lubang. Seorang ibu yang berpengalaman suka tengkurap dengan anak-anaknya dan mengamati sebongkah tanah. Mereka menghitung serangga. Mereka melihat warna tanahnya. Mereka mengamati semut-semut yang sedang sibuk. Mereka mempelajari tanaman dan rerumputan. Mereka mengamati bungkus permen yang dibuang oleh orang tak bertanggung jawab yang merusak tanah mereka. Kemudian mereka berguling dan mengagumi luasnya langit sambil mencari awan yang membentuk sebuah gambar. Jangan lupa untuk bicara. Untuk anak-anak yang sedang belajar berkata-kata, saat itu merupakan saat yang paling bagus -- tambang emas kata-kata baru. Untuk anak-anak yang sudah bisa berbicara, penjelasan singkat dan dialog akan menambah pemahamannya akan dunia yang ada di sekitarnya. Bicaralah tentang keamanan. Bicaralah tentang bahaya dan nilai yang dimiliki dunia di mana mereka ada -- tanaman beracun dan yang tidak, seranggga yang menyengat dan yang berguna, arus air yang deras dan yang tenang tapi dalam -- dan bagaimana jika tersesat? Tangkap rasa hati dan imajinasi mereka. Tunjukkan pada mereka bagaimana menikmati alam. Bagaimana menikmati binatang dan burung. Bagaimana menginterpretasi suara, bau, dan tekstur -- dan bagaimana mencintai semuanya itu! Terakhir, saat Anda berada di alam, bawalah kotak P3K berisi obat-obatan untuk benjol dan memar, tabir surya, dan pembasmi serangga. Alat lain yang mungkin dapat dibawa adalah kaca pembesar, kantong plastik (untuk membawa pulang apa yang menarik yang ditemukan di alam) -- pastikan untuk mengetahui peraturan setempat jika Anda tidak yakin apakah hal-hal seperti itu boleh dibawa -- makanan kecil, air minum, dan popok jika perlu. Setiap anak yang terpikat dengan alam sebagai seorang balita akan menjadi orang yang mencintai alam dan mengurangi risiko peningkatan kerusakan lingkungan. Setiap anak yang belajar untuk bersukacita menghabiskan waktu di dunia yang indah ciptaan Allah, akan menjadi anak-anak yang berpeluang tumbuh penuh dengan penghargaan atas seluk-beluk mahakarya yang kita sebut bumi dan kesadaran akan perannya melindungi dan meningkatkan segala sumber yang kita nikmati. (t/Dian) Diterjemahkan dari: Nama situs : Henry`s Fork Country Judul artikel asli: Teaching Kids to Love the Outdoors Penulis : Lerinna Collins Alamat URL : http://www.henrysforkcountry.com/full.php?sid=41 o/ AKTIVITAS o/ ANAK DAN MASALAH-MASALAH LINGKUNGAN HIDUP ========================================= Pendahuluan: ------------ Baca, dengar, dan lihatlah apa yang terjadi dengan lingkungan kita. Kita tidak bisa mengatakan "semua baik-baik saja, jika ada masalah-masalah, itu hal yang biasa. Kehidupan akan tetap berjalan, apa pun yang terjadi di dalamnya". Tuhan memberikan pada kita mandat penuh untuk mengelola, memelihara, dan melestarikan lingkungan. Alam yang indah dan begitu lengkap serta teratur telah dianugerahkan pada kita untuk dipertanggungjawabkan kepada sesama, makhluk hidup lain, dan terutama pada Tuhan. Tak terhitung seberapa banyak masalah lingkungan yang terjadi. Semua itu tiada lain karena kesalahan manusia. Penyalahgunaan mandat menghasilkan sikap "diktator" terhadap alam. Eksploitasi secara kejam semakin membawa bumi dan semua isinya ke ambang kehancuran, penipisan ozon, pemanasan global, dan sebagainya. Tak perlu lagi menunggu untuk segera peduli dan bertindak. Waktu: ------ 2 jam Tujuan: ------- Peserta memahami bahwa anak-anak dapat berpikir dan mengamati lingkungan sekitar secara kritis jika difasilitasi dengan tepat. Kegiatan 1: ----------- Tuhan menciptakan segala sesuatu baik adanya Masih dalam kelompok yang sama, peserta membaca Kitab Kejadian 1:1-31 dan menjawab pertanyaan berikut: a. Bagaimana alam diciptakan? b. Mengapa terjadi penciptaan? c. Apa yang dikatakan Allah atas semua ciptaan-Nya (ayat 10, 21, 25, 31)? d. Pada ayat 28, Allah memberi "mandat" pada manusia terhadap ciptaan lainnya, apa mandat tersebut? e. Bagaimana Anda memahami mandat ini? f. Dari kegiatan pengamatan Anda, apakah yang Anda temukan terjadi dengan beberapa makhluk hidup di lingkungan yang Anda amati? g. Menurut kalian, mengapa itu bisa terjadi pada tumbuhan/hewan yang diamati? Apa kemungkinan penyebabnya? h. Melihat terjadinya berbagai kerusakan lingkungan, bagaimana dengan yang dikatakan Tuhan atas ciptaan-Nya? i. Menurut kalian, apa yang manusia lakukan terhadap mandat tadi sehingga terjadi bencana-bencana lingkungan? j. Bagaimana cara kita memulai menjaga lingkungan di rumah, sekolah, dan gereja kita? Kegiatan 2: ----------- Aku cinta lingkungan hidup dan pohon ("Selamatkan Bumi Kita!") Peserta mencari atau membawa ranting pohon kering ukuran kecil yang ditaruh di dalam botol dan pot. Minta peserta untuk membuat daftar semua tindakan atau kegiatan dalam mewujudkan cinta lingkungan dalam hidup sehari-hari, serta peraturan-peraturan yang bisa diterapkan untuk menjaga keindahan, kelestarian, dan keindahan lingkungan (diawali di lingkungan gereja). Contoh: Membuang sampah pada tempatnya, memungut sampah yang ditemukan (di mana saja) untuk dibuang di tempatnya, dll.. Setelah daftar selesai dibuat, potonglah kertas warna-warni dalam bentuk daun. Tuliskan semua catatan dalam daftar itu pada daun, kemudian tempelkan di ranting kering tadi. Setiap kali terjadi pelanggaran dan pengabaian terhadap peraturan yang ada, maka daun yang bertuliskan aturan yang dilanggar itu akan digugurkan dan ditaruh di sekitar pot. Kegiatan ini untuk memonitor pelaksanaan kegiatan/peraturan lingkungan yang disusun bersama. Lakukan hal ini dengan anak, mulai dari sekolah minggu terlebih dahulu, kemudian bisa didiskusikan dengan orang tua anak untuk dilakukan bersama keluarga di rumah. Bahan: - lem kertas, - gunting, - lakban/double tape, - kertas warna-warni yang agak tebal dan tidak mudah robek, - spidol warna-warni, - ranting pohon kering setinggi kira-kira 50 cm -- l m, - lembar observasi, dan - kertas flipchart. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Guruku Sahabatku Penulis : Novelina Laheba Penerbit : ANDI, Yogyakarta 2007 Halaman : 71 -- 74 o/ WARNET PENA o/ ALKITAB ONLINE UNTUK ANAK-ANAK: BIBLE FOR CHILDREN ================================================== http://bibleforchildren.org/languages/indonesian/stories.php Bible For Children hadir untuk membawa anak-anak mengenal Yesus Kristus dengan mendistribusikan cerita-cerita Alkitab bergambar dan bahan-bahan sejenis dalam bentuk dan media yang berbeda. Cerita-cerita Alkitab tersebut dapat dilihat melalui situs, telepon genggam/PDA, traktat cetak berwarna, dan buku mewarnai. Agar seluruh anak di dunia mengenal Yesus, maka cerita-cerita Alkitab itu diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yang dituturkan anak-anak. Untuk melihat dalam bahasa apa saja Bible For Children ini tersedia, silakan kunjungi alamat http://www.genesis.mb.ca/. Untuk cerita Alkitab berbahasa Indonesia, kita dapat masuk ke alamat URL di bawah judul di atas. Akseslah menu Stories untuk mendapatkan cerita-cerita Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk anak. Saat ini, tersedia halaman cerita berwarna dan hitam putih dalam format PDF, yang dapat Anda unduh maupun cetak dengan gratis. Situs ini akan sangat membantu para guru sekolah minggu untuk membawa anak-anak mengenal Yesus dan mencintai firman Tuhan. Oleh: Redaksi (Davida) o/ MUTIARA GURU o/ Alam dan segala isinya telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Mari sedini mungkin membantu anak layan kita agar mau memelihara dan melestarikan lingkungan di sekitar mereka. ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Staf redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |