Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/370 |
|
e-BinaAnak edisi 370 (20-2-2008)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 370/Februari/2008 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Mengajarkan Anak Mengasihi Sesama Manusia - TIPS : Bagaimana Mengasihi Orang Lain - BAHAN MENGAJAR: Orang Samaria yang Baik Hati - WARNET PENA : Fishers Of Kids: Kumpulan Drama dan Cerita Boneka Lucu - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam sejahtera, Pada hari Minggu yang cerah, anak-anak sekolah minggu di mana saya mengajar sedang asyik mewarnai gambar Musa. Tiba-tiba terdengar suara gaduh. Di sudut ruangan, dua orang murid saling berebut pensil warna. Dengan segera para guru pendamping melerainya. Mereka pun saling mengemukakan argumen bahwa merekalah yang paling berhak terhadap pensil warna tersebut. Pelayan anak, cerita di atas merupakan satu contoh sederhana yang bisa saja kita alami dalam pelayanan. Memang tidak dapat dimungkiri jikalau terkadang ada anak yang memiliki sifat yang tidak mau mengalah. Jika terus-menerus dibiarkan, maka hal ini dapat membawa anak kepada kecenderungan untuk tidak memiliki empati terhadap sesama, dengan kata lain anak menjadi kurang memiliki rasa kasih kepada sesamanya. Oleh karena itu, edisi BinaAnak kali ini mengajak para pelayan anak untuk mengarahkan anak mengasihi sesama mereka. Hadir dalam rangkaian Artikel, Tips, dan Bahan Mengajar, kiranya bahan-bahan tersebut dapat membantu dan memperlengkapi kita semua dalam mengajarkan konsep mengasihi sesama dan mengajarkan arti kasih yang sebenarnya kepada anak. Selamat menyimak dan jangan lupa, kasihilah anak-anak layan Anda seperti yang telah Kristus teladankan kepada kita. Kristina Dwi Lestari Staf Redaksi e-BinaAnak, "Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." (Markus 12:33) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Markus+12:33 > o/ ARTIKEL o/ MENGAJAR ANAK MENGASIHI SESAMA MANUSIA ====================================== Diringkas oleh: Kristina Dwi Lestari ARTI SAYANG, CINTA, ATAU MENGASIHI Ungkapan seperti "saya sayang", "saya cinta", dan "saya mengasihi" mencakup dua hal penting, di antaranya adalah sebagai berikut. a. Kita menghargai, senang bila dekat dengannya, memikirkannya bila ia jauh, suka dengan penampilan, perkataan, dan perbuatannya. b. Ada rasa empati, ramah, dan mau menolongnya mencapai tujuannya, serta berusaha melindunginya dari bahaya. Di samping itu, kita juga peduli dengan apa yang dialami orang yang kita sayangi. Dasar dari sayang, cinta, atau kasih adalah adanya rasa peduli dengan orang tersebut. Tetapi cinta kasih lebih dalam daripada rasa peduli atau empati. Di dalamnya terdapat rasa senang yang mendalam dengan orang tersebut dan akan melakukan sesuatu untuk orang yang dicintai tanpa beban. MELATIH ANAK UNTUK BERSIKAP SAYANG Sikap sayang dapat dilatih kepada anak dengan cara sebagai berikut. Mengajarkan perilaku sayang. ---------------------------- Anak perlu tahu bagaimana harus bersikap sayang. Mereka juga harus diajarkan untuk mengutarakan perasaan fisik maupun dengan kata-kata. Bagi anak remaja, hal itu sangat penting karena pada saat itu mereka menemukan identitas diri, merasa sudah besar, dan ingin membebaskan diri dari orang tua. Terkadang anak-anak tidak berperilaku hormat kepada orang tua. Hal ini biasanya dilakukan oleh para remaja karena kebutuhannya yang suka coba-coba atau "bergaya jagoan", dan sebenarnya mereka benar-benar tidak bermusuhan dengan orang tua. Berikan arahan kepadanya, bahwa berbicara dengan menampakkan keseluruhan hubungannya dengan orang tua lebih baik daripada menunjukkan frustrasinya. Karena itu, anak perlu belajar berperilaku sayang. Caranya dengan meminta pendapatnya untuk sebuah jalan keluar dari masalah tersebut. Tapi jangan sampai terkesan kita memerintah. Cara ini dirasa cocok untuk anak remaja, karena mereka fobia pada perintah yang mengatur seperti anak kecil. Memberi penguatan positif pada perilaku sayang. ----------------------------------------------- Orang tua terkadang hanya memerhatikan anak ketika melakukan hal yang tidak baik dan tidak dengan hal yang baik. Anak berperilaku tidak baik karena anak merindukan perhatian orang tua. Oleh karena itu, nyatakan penghargaan dan sayang kita pada saat anak berperilaku sayang, maka dia akan lebih sering menunjukkan perilaku sayang. Menolak perilaku yang bertentangan dengan sayang. ------------------------------------------------- Anak-anak perlu belajar cara-cara apa yang dapat atau tidak diterima untuk mencapai keinginannya. Jika untuk mendapatkan keinginannya, seorang anak menyakiti atau merugikan orang lain, maka hal ini bertentangan dengan kasih. Dia tidak peduli apakah orang lain dalam keadaan sakit atau rugi. Sebagai pendidik, kita perlu menjelaskan bahwa menyakiti orang lain adalah cara yang salah. Membuat suasana yang membantu anak mendapat kegembiraan dan memunyai kepedulian. -------------------------------------------------------------------- a. Membantu anak mendapat kegembiraan. Anak akan senang pada anak lain jika menemukan bahwa bermain bersama itu menyenangkan. Mereka perlu tahu bahwa permainan menjadi menyenangkan kalau peserta dapat bermain dengan baik, yaitu mematuhi aturan main dan saling memerhatikan agar setiap pemain gembira. b. Membantu anak peduli dengan orang lain. Membantu anak peduli dengan orang lain yang dibutuhkan adalah informasi tentang apa yang telah dialami seseorang karena kepedulian timbul dari apa yang dialami oleh orang lain. BAGAIMANA MEMBANGUN RASA SAYANG DALAM DIRI ANAK? Apa yang menyebabkan kita sayang? Kita sayang pada orang, binatang, atau benda karena hal tersebut memberi rasa senang kepada kita. Jika ditarik kesimpulannnya adalah sebagai berikut. 1. Dengan membantu, melayani, dan melakukan hal-hal untuk orang lain, rasa sayang akan tumbuh dalam hati orang yang membantu. "We love those whom we serve.", 2. Karena merasa disayang, seseorang dapat menyayangi orang lain. Membuat anak merasa disayangi merupakan salah satu cara terbaik bagi pendidik, guru, atau orang tua dalam memperkuat kesediaan seseorang untuk menyayangi orang lain. Anak yang disayang oleh orang tuanya cenderung akan menyayangi anak lain. Sebaliknya, anak yang ditolak akan bersikap agresif, kurang memunyai rasa sayang. Cara membuat anak merasa dicintai: ---------------------------------- 1. Anak akan merasa dicintai jika melihat bahwa orang tua, guru, atau pendidik lainnya merasa senang atas kehadirannya. Misalnya ketika ia masuk dalam ruangan, ia disambut dengan senyum. 2. Anak akan merasa dicintai kalau kita peka terhadap kebutuhannya. 3. Seorang anak akan tahu bahwa ia dicintai jika kesuksesannya membuat kita bersuka dan kegagalannya membuat kita berduka. 4. Anak akan merasa dikasihi jika ia mengetahui bahwa orang tuanya peduli akan masa depannya dan kebahagiaannya sebagai orang dewasa nanti. 5. Seorang anak akan merasa disayangi kalau ia tahu bahwa orang tuanya membutuhkan kasih sayangnya. 6. Anak merasa dikasihi kalau orang tua menyampaikan (sharing) pikiran dan perasaannya kepada mereka. 7. Anak akan merasa dikasihi kalau pikiran dan perasaannya dihargai. 8. Anak merasa disayangi kalau orang tua menyatakan rasa sayang kepadanya secara verbal dengan kata-kata, maupun secara fisik, baik lewat sentuhan, pelukan, dan ciuman. 9. Anak akan merasa disayangi kalau disiplinkan atau dikoreksi. Jelaskan kepada mereka bahwa perilaku merekalah yang tidak disukai, tetapi sayang orang tua kepadanya tidak berubah. 10. Anak merasa dicintai jika setelah mereka berbuat salah dan meminta maaf, orang tuanya tidak mengingat-ingat atau mengungkit kesalahannya yang lalu, tetapi memberinya kesempatan untuk memulai baru. KENDALA TERHADAP PERILAKU SAYANG Kendala terhadap perilaku sayang di samping sikap serakah atau mengutamakan diri sendiri, iri hati, dan tidak peduli adalah sikap permusuhan, kecurigaan, dan sikap membatasi pengertian "kita". Permusuhan ---------- Permusuhan adalah salah satu penyebab tidak dapat berlangsungnya perilaku sayang. Permusuhan dapat timbul karena perebutan sebuah benda, daerah, atau sayang orang tua. Permusuhan dapat menyebabkan perasaan tidak suka yang menetap disertai keinginan untuk melukai jika ada anak yang selalu bersikap menghalang-halangi apa yang ingin dilakukan anak lain. Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diajarkan kepada anak untuk menghindari permusuhan. 1. Ajarkan anak bersikap adil (fair). Bersikap adil berarti menunggu giliran dan membagi sumber yang terbatas. Semua orang menerima apa yang menjadi haknya. Semua orang diperlakukan sama dan memunyai hak yang sama untuk menikmati barang, tempat, dan orang. 2. Mengajar anak untuk bersikap sportif. Sportif berarti mengikuti peraturan, tidak curang, atau memperlakukan lawan dengan terhormat. Bersikap sportif senantiasa menitikberatkan pada cara bagaimana seorang bertanding, bukan pada apakah ia akan menang atau kalah. Anak perlu tahu bahwa musuh sesungguhnya dalam setiap pertandingan adalah dirinya sendiri. 3. Mengajarkan anak untuk bersikap sebagai "good loser" (kalah secara terhormat). Yang penting bukan bagaimana seorang bertanding, tetapi juga bagaimana ia bersikap dalam hal ia kalah. Kalah terhormat berarti dapat menghargai orang yang menang, dapat melihat sifat kuat lawan, dan dapat mengakui kekurangan dirinya. Peringatan untuk orang tua/pendidik: 1. Jangan membandingkan. Jangan pernah membandingkan anak kita dengan anak lain, karena membandingkan membuat seorang direndahkan, yang dapat menimbulkan rasa diri kurang (inferior) dan ketidaksenangan pada diri sendiri. Di samping itu, tumbuh rasa jengkel atau tidak senang pada orang yang dibandingkan. 2. Mengenali keunikan setiap anak. Orang tua perlu mengingat bahwa setiap anak memunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan setiap anak memunyai motivasi, watak, kekuatan, koordinasi, dan kepandaian yang tidak sama. Kalau hal ini dilalaikan, anak akan kehilangan semangat dan jengkel, sedangkan orang tua akan merasa kecewa kepada anaknya. Kecurigaan (Prejudice) ---------------------- Kendala lain terhadap berlangsungnya perilaku sayang adalah kecurigaan (prejudice). Kecurigaan menjadi menakutkan kalau dimasukkan semangat moral di dalamnya; kalau diajarkan bahwa orang yang harus dimusuhi memang sepatutnya didiskriminasi dan dibenarkan untuk memusuhi mereka. Diskriminasi, pembedaan berdasarkan perbedaan suku, bangsa, ras, agama, kebudayaan, warna kulit, dan seterusnya, adalah berlawanan dengan apa yang dimaksud Tuhan Yesus. SIKAP MEMBATASI PENGERTIAN KITA Dalam rangka mengajarkan Hukum Kasih, barangkali tidak ada pelajaran yang lebih penting daripada mengajarkan siswa bahwa "kita", sesama manusia adalah semua manusia, semua suku, semua agama, dan dari semua kebangsaan. Hal ini berarti bahwa kita perlu mengajarkan agar siswa tidak akan memperlakukan orang lain dengan sewenang-wenang hanya karena mereka berbeda dari kita. Untuk mencapai hal ini, perlu diajarkan hal-hal sebagai berikut. 1. Ajarkan kesamaan dari semua orang yang berbeda dalam dunia. Tekankan bahwa tata cara, kebiasaan, kebudayaan, agama boleh berbeda satu dengan yang lain, tetapi semua orang memunyai banyak kesamaan satu dengan yang lainnya. 2. Ajarkan anak untuk menghargai perbedaan yang ada antara manusia. Orang memang berbeda satu dengan yang lainnya dalam banyak hal. 3. Tumbuhkan rasa empati terhadap orang dari latar belakang berbeda melalui cerita, koran, majalah, atau TV. Beri anak informasi sehingga dapat menyelami hidup, perjuangan, dan penderitaan dari orang-orang yang berbeda dengan dirinya. Minta mereka membayangkan diri berada dalam keadaan orang tersebut. 4. Ajarkan bahwa semua orang bergantung dan saling membutuhkan. Diiringkas dari: Judul buku: Ajarlah Mereka Melakukan Penulis : Stans Ismail Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta 1998 Halaman : 174 -- 185 o/ TIPS o/ BAGAIMANA MENGASIHI ORANG LAIN ============================== Konsep mengasihi tidak hanya mengenai menjalin keterampilan dalam menjalin persahabatan dengan teman yang lain. Di dalamnya juga terdapat makna saling menolong teman yang membutuhkan. Mengajar anak untuk saling tolong-menolong akan meningkatkan rasa empati si anak. Ingin segera mencoba! Berikut beberapa tips yang dapat Anda pakai. 1. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh anak-anak untuk menunjukkan kasih kepada orang lain. Cara-cara apa saja yang bisa Anda temukan dalam ayat-ayat berikut ini? - Imamat 19:34 - Ulangan 22:1 - Matius 5:7 - Matius 5:42 - Matius 25:34; Matius 25:35 - Lukas 6:34; Lukas 6:35 - Kisah Para Rasul 20:35 - Roma 15:1; Roma 15:2; Roma 15:5 - Efesus 4:32 - Ibrani 5:2 - 1 Yohanes 3:17; 1 Yohanes 3:18 2. Tulislah nama beberapa teman tertentu anak-anak Anda, khususnya yang memerlukan bantuan. Doakan hubungan anak-anak Anda dengan teman-temannya ini, dan bantulah anak Anda supaya menjadi peka terhadap kebutuhan mereka. 3. Luangkan waktu sekali sehari di minggu berikutnya untuk Anda dan anak Anda berbicara dari hati ke hati tentang teman-temannya dan bagaimana dia bisa berbuat baik kepada mereka. Anda bisa minta kepadanya untuk memikirkan hal-hal tertentu yang spesifik, yang dapat dilakukannya satu atau dua kali sehari untuk menerapkan pelajaran-pelajaran yang ada di ayat-ayat tersebut. Mintalah anak Anda untuk menyesuaikan perbuatan-perbuatan baik kepada teman-teman yang paling membutuhkannya yang telah didaftarnya, kemudian bantulah dia membuat daftar bantuan itu untuk mengontrol kapan dia melakukan setiap perbuatan yang ada dalam daftar itu. 4. Daftarlah beberapa perbuatan baik yang bisa Anda lakukan untuk anak-anak Anda di minggu ini, yang mungkin juga dapat dilakukannya kepada orang lain. Catatlah respons anak dari setiap perbuatan yang Anda lakukan kepada anak Anda. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs : Henry`s Fork Country Judul asli artikel: Teaching kids to love the outdoors Penulis : Lerinna Collins Alamat URL : http://www.henrysforkcountry.com/full.php?sid=41 o/ BAHAN MENGAJAR o/ ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI ============================ Ayat Alkitab ------------ Lukas 10:25-37 Inti pelajaran --------------- Dengan mendengarkan perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus, kita bisa mengetahui apa yang Yesus ingin kita lakukan dan bagaimana kita seharusnya. Ide utama --------- Murid-murid akan belajar siapakah sesama mereka dan mendapatkan cara untuk menunjukkan kasih. Ayat hafalan ------------ "... kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Lukas 10:27b) Kata kunci dan konsep yang dipelajari ------------------------------------- a. Sesama adalah orang yang kita kenal dan yang tidak kita kenal. b. Kasih. Prinsip utama ------------- Anak-anak akan belajar bahwa menjadi sesama yang baik berarti menolong siapa saja. Mereka akan mencari cara-cara untuk menjadi orang yang baik. Latar belakang Alkitab ---------------------- Yesus mengajarkan cerita tentang "Orang Samaria yang Baik Hati" untuk menjawab sebuah pertanyaan seorang Ahli Taurat (guru agama), yang bertanya kepada Yesus, "Apa yang harus kuperbuat untuk memeroleh hidup yang kekal?" Ahli Taurat itu bermaksud menunjukkan hak yang ia peroleh atas hidup yang kekal dengan menunjukkan bahwa dia telah melakukan tugasnya. Tetapi Yesus menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan lain, yaitu "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat (Alkitab)?" Lalu ahli taurat itu menjawab dengan ayat yang biasa kita dengar di Ulangan 6:4-5, "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu." Yesus menjawab, "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi ahli taurat itu tetap bertanya kepada Yesus, "Siapakah sesamaku manusia?" tanyanya. Lalu Yesus menceritakan cerita yang kita pelajari hari ini. Jalan dari Yerusalem menuju ke Yerikho yang berjarak kira-kira 28 kilometer adalah jalan yang sangat berbahaya karena para perampok dapat dengan mudah bersembunyi di balik bukit-bukit dan menyerang orang yang melalui jalan itu. Ada seorang pria yang dirampok dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Kemudian lewatlah seorang imam, seorang pemimpin agama terkemuka Yahudi. Dia mungkin juga takut kalau-kalau dia juga akan dirampok; tetapi mungkin ada alasan yang lebih penting mengapa dia tidak berhenti untuk melihat apakah ia bisa menolong orang yang terluka itu. Bila orang yang sekarat itu mati, dan imam itu menyentuhnya, dia akan akan disebut "najis". Dia tidak akan diperbolehkan memberikan persembahan di Bait Allah untuk orang-orang. Oleh sebab itulah dia berlalu begitu saja. Orang Lewi adalah orang biasa yang membantu imam. Dia juga berlalu begitu saja. Orang Samaria yang akhirnya berhenti adalah seorang asing, yang tak seorang pun akan menyangka bahwa dia akan menunjukkan simpatinya kepada orang Yahudi. Ternyata, orang Yahudi dan orang Samaria saling membenci. Orang Yahudi memandang rendah orang Samaria dan tidak mau melakukan apa pun untuk mereka. Tetapi dalam cerita ini, Yesus menjadikan orang Samaria sebagai sesama yang baik. Siapakah sesama kita? Mereka adalah orang yang membutuhkan, apa pun ras atau kelas mereka. Yesus mengatakan bahwa kita harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita, dan kita tidak dapat melakukan sesuatu tanpa orang lain. Memahami murid-murid Anda ------------------------- Anak laki-laki dan perempuan memiliki kepekaan yang kuat dalam hal kejujuran dan diharapkan dapat membantu mereka yang menderita karena ketidakjujuran dan ketidakadilan. Cerita tentang orang Samaria yang baik hati adalah cerita yang tepat untuk digunakan dalam memperkenalkan konsep menolong orang asing yang ada di tengah-tengah kita. Membangun iman -------------- Bacalah Lukas 10:25-37. Meskipun orang Samaria dan orang Yahudi hidup di negara yang berdekatan, mereka bukan tetangga yang baik karena mereka berbeda. Bagaimana kita kadang-kadang memperlakukan orang lain hanya karena mereka berbeda? Mengapa? Pelajaran yang disampaikan -------------------------- 1. PEMBUKAAN Ajukan pertanyaan kepada anak-anak mengenai sesama kita. Beberapa pertanyaan yang mungkin bisa digunakan di antaranya: - Apakah kamu senang bermain dengan sesamamu? - Apa yang biasa kalian mainkan? - Berapa teman yang tinggal di sekitarmu? - Ceritakan pengalamanmu ketika dibantu orang lain! - Ceritakan pengalamanmu ketika membantu orang lain! - Ceritakan pengalamanmu ketika kamu membutuhkan bantuan tetapi tidak ada yang menolongmu! Katakan: Cerita Alkitab hari ini adalah tentang sesama kita. Sebelum kita mendengar cerita itu, mari kita dengarkan cerita sehari-hari kita. (Lihatlah contoh cerita sehari-hari di akhir pelajaran ini. Atau tulislah sendiri cerita modern tentang menjadi sesama yang baik.) 2. MENYAMPAIKAN PESAN ALKITAB Gunakan gambar-gambar dan ceritakan cerita "Siapakah sesama kita?" Suatu hari Yesus sedang berjalan-jalan dengan para murid-Nya saat seorang Ahli Taurat datang dan mencoba menjebak Yesus. "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memeroleh hidup yang kekal?" Yesus menjawab, "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Orang itu menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." "Jawabmu itu benar" kata Yesus. "Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi Ahli Taurat itu berkata, "Siapakah sesamaku manusia?" Yesus menjawab, "Ada seorang yang melakukan perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho. Para perampok menyerang dia, merobek-robek pakaiannya, dan memukuli dia, kemudian meninggalkan dia setengah mati. Lalu ada seorang imam yang melewati jalan itu, tetapi saat dia melihat orang itu, dia melewatinya dari seberang jalan. Demikian pula dengan seorang Lewi (orang yang membantu para imam di Bait Allah) yang juga melewati jalan itu. Dia juga melewati orang itu dan melihatnya lalu meninggalkannya. Tetapi seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan menghampiri orang itu, dan saat dia melihat orang itu, hatinya menjadi iba. Dia menghampirinya, membasuh luka orang itu dengan minyak dan anggur, (minyak dan anggur digunakan sebagai obat pada masa itu) dan membalut luka-lukanya. Kemudian dia menaikkan orang itu ke atas keledainya dan membawa dia ke sebuah penginapan, di mana dia bisa merawatnya. Keesokan harinya dia memberikan dua dinar kepada pemilik penginapan. "Rawatlah dia, nanti saat saya kembali, saya akan mengganti berapa pun yang kamu keluarkan untuk merawat dia," katanya. Dan Yesus menyimpulkan, "Siapakah di antara ketiga orang ini, yang menjadi sesama manusia dari orang yang dirampok itu?" Ahli Taurat itu menjawab, "Orang yang kasihan kepada dia." Yesus menjawab, "Pergilah dan perbuatlah demikian." (Berdasarkan Lukas 10:25-37) 3. RESPONS TERHADAP PESAN ALKITAB Aktivitas 1: Wayang ------------------- Ajaklah anak-anak untuk membuat wayang. Pilihlah satu wayang untuk setiap tokoh, dan pilihlah beberapa anak untuk mendramakan cerita itu dengan menggunakan wayang ini. Aktivitas 2: Role play ---------------------- Role play bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini: 1. Menciptakan suasana. Termasuk pembukaan cerita, adegan, waktu, dan tokoh. 2. Berikan tugas. Pemain harus sukarelawan, bila sangat memungkinkan. Seluruh murid menjadi penonton dan peserta diskusi. Anda membutuhkan pemain: a. Orang yang sedang dalam perjalanan, b. perampok, c. imam, d. Orang Lewi (pembantu imam), e. Orang Samaria, dan f. pemilik penginapan. 3. Mainkan dramanya. Jadikan dalam satu adegan atau beberapa adegan. Guru harus menutup adegan terakhir saat masih dimainkan. 4. Melepas peran pemain. Umumkan bahwa para pemain sekarang kembali kepada diri mereka sendiri. Gunakan nama mereka sendiri sehingga mereka tidak membawa peran mereka dalam situasi kehidupan nyata. 5. Diskusi. Penonton dan pemain menceritakan pengalaman mereka. Bagaimana perasaan mereka saat melihat atau memainkan drama ini? Apa yang dirasakan saat melihat seseorang membutuhkan bantuan tetapi tidak mendapatkan bantuan? Mengapa orang yang pertama kali dan orang kedua yang melihatnya tidak menolongnya? Aktivitas 3: ------------ Cerita modern kedua tentang "Orang Samaria yang baik hati". Gunakan beberapa pengalaman yang dibagikan dalam "Pembukaan". Kemudian lanjutkan dengan lima langkah yang dituliskan di Aktivitas 2. Mereka mungkin memberikan beberapa solusi yang berbeda. Akitivitas 4: Membagikan ide-ide -------------------------------- - Diskusikan bagaimana anak laki-laki dan perempuan dapat menunjukkan kasih kepada orang lain (dengan menjadi sesama yang baik hati). Beri kesempatan kepada anak-anak untuk menyampaikan ide-ide mereka. Anda mungkin bisa menambahkan ide-ide lainnya. - Buatlah rencana bagaimana menyampaikan ide-ide yang dibagikan oleh anak-anak itu. 4. DOA PENUTUP Doa: Tuhan, terima kasih Engkau mengutus Yesus menjadi sahabat kami. Tolong kami supaya menjadi sesama yang baik karena itulah yang Engkau ingin kami lakukan. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs : Global Ministries Judul asli artikel: The Good Samaritan Penulis : tidak dicantumkan Alamat URL : http://new.gbgm-umc.org/media/me/doc/book1part3lesson1.doc o/ WARNET PENA o/ FISHERS OF KIDS: KUMPULAN DRAMA DAN CERITA BONEKA LUCU ====================================================== <http://www.fishersofkids.com/skits.htm> Pasti seru jika sekali waktu saat mengajar sekolah minggu, Anda menghadirkan cerita berupa panggung boneka yang lucu. Wah, pasti anak-anak akan bersemangat ya! Tidak salah lagi jika para pelayan anak memakai bahan yang ada di situs Fisher For Kids yang menyediakan cerita boneka dan drama dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diberikan mengandung nilai Kristiani yang sangat membantu tumbuh kembang iman anak. Beberapa bahan bisa Anda unduh secara GRATIS, seperti cerita boneka tentang perburuan telur Paskah, cerita yang mengangkat tema seorang anak sekolah minggu yang taat dengan judul Joshua, dan masih banyak drama dan cerita untuk panggung boneka lain yang bisa Anda dapatkan. Selamat berkunjung dan selamat mengkreasikan bahan dari situs tersebut di sekolah minggu Anda. Oleh: Redaksi (Kristina) o/ MUTIARA GURU o/ Untuk menolong anak menyadari kehadiran, pemeliharaan, dan pertolongan Tuhan dalam pengalaman hidup anak sehari-hari, perlu untuk mengaitkan perbuatan Tuhan dalam percakapan saat anak sedang dalam kegiatan tertentu. ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Staf redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |