Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/368 |
|
e-BinaAnak edisi 368 (6-2-2008)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 368/Februari/2008 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL 1 : Mengajar Anak untuk Mencintai Yesus - ARTIKEL 2 : Menanamkan Karakteristik Pikiran Ilahi - BAHAN MENGAJAR : Mengukur Cinta Kasih Tuhan - WARNET PENA : Christforworld.Blogspot - DARI ANDA UNTUK ANDA: Cara Kirim Tulisan ke PEPAK dan E-BinaAnak - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih, Bulan Februari dikenal sebagai bulan kasih sayang. Sebuah kesempatan yang baik untuk secara khusus mengekspresikan kasih dan sayang kepada orang-orang di sekeliling kita. Akan tetapi, bagi orang percaya, menunjukkan kasih harus terus dilakukan sepanjang kehidupan kita, karena kasih adalah hukum yang utama dan terutama yang diajarkan oleh Yesus. Hal ini wajib pula kita ajarkan kepada anak-anak layan kita. Untuk itu, di edisi khusus bulan kasih sayang ini, kami akan bagikan kepada para pelayan anak tentang bagaimana kita dapat mengajar anak untuk mengasihi. Berikut topik-topik yang dapat Anda simak sebulan ini. 1. Mengajar Anak untuk Mengasihi Allah 2. Mengajar Anak untuk Mengasihi Firman Tuhan 3. Mengajar Anak untuk Mengasihi Sesama 4. Mengajar Anak untuk Mengasihi Alam Ciptaan-Nya Topik "Mengajar Anak untuk Mengasihi Allah" kami jadikan sebagai sajian pembuka di bulan ini. Hal ini sangat penting untuk anak layan kita karena mengasihi Allah adalah dasar utama kita membangun kasih di dalam kehidupan anak sendiri. Nah, selamat menyimak sajian kali ini, dan selamat mengajarkan kasih kepada anak layan Anda. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Roma+8:28 > o/ ARTIKEL 1 o/ MENGAJAR ANAK UNTUK MENCINTAI YESUS =================================== Saya sangat yakin bahwa kita harus mulai mengajar anak untuk mencintai Tuhan sejak ia lahir. Ada beragam kesempatan untuk mengajarinya melalui kegiatan sehari-hari yang kita lakukan bersamanya. Bayi itu suka musik. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengenalkan mereka pada Yesus selain memujikan kidung sederhana tentang-Nya. Saya perhatikan, bayi, bahkan pada minggu-minggu pertama usianya, berhenti menangis saat mereka mendengar kidung pujian, seperti "Jesus Loves Me, This I Know", atau "I Am Jesus Little Lamb". Roh Kudus datang dan membuat mereka nyaman saat kita memuji-Nya. Saat mengganti popok adalah peluang yang bagus untuk bersenandung dan bercerita mengenai Tuhan kita. Setelah suami saya selesai berdoa untuk bayi kami menjelang tidur, kami memutar musik Kristen yang lembut dan menyejukkan untuk mengiringi tidurnya. Album nina bobok milik Michael Card, "Sleep Sound in Jesus", merupakan musik favorit kami. Saat anak saya masih bayi, saya sering bersaat teduh sambil berjalan mondar-mondir. Saya bersaat teduh sambil menggendongnya. Saat itu bayi akan melihat dan mendengar ibunya memuji Tuhan. Ia akan melihat dan mendengarkan dengan saksama. Dengan demikian si bayi telah belajar berkomunikasi dengan Tuhan. Saya melakukan hal itu selama saya masih nyaman menggendongnya. Pada usia sembilan bulan, anak perempuan kami selalu kegirangan saat saya bertanya kepadanya, "Maukah kamu berdoa bersama Ibu?" Pada saat usia bayi enam bulan, saya membantu bayi untuk mulai berdoa. Saya menyuruhnya untuk berdoa dalam hati saat saya mengucapkan doa saya. Saya memanjatkan doa pujian dan ucapan syukur untuknya, seolah-olah ia sendiri yang berdoa. Saya juga memohon berkat dan perlindungan baginya. Anak kami menyukai hal itu, dan hal itu jelas mengajar mereka tentang bagaimana berdoa. Kami juga membantu anak-anak kami mengucap syukur atas makanan yang tersedia saat mereka mulai bisa makan makanan padat. Kami memiliki beberapa gambar Yesus di rumah, yang kita tunjukkan pada bayi kami sambil kami menceritakan kisah Alkitab. Kami menjelaskan pada mereka bahwa Yesus mencintai mereka dan menyediakan segala keperluan kita. Kami memberitahu mereka bahwa Tuhan menciptakan mereka dan menganugerahkan mereka pada kami sebagai suatu anugerah yang terindah. Bagaimana mungkin seorang anak kecil tidak mencintai Yesus setelah mengetahui bahwa Yesus terlibat dalam segala sesuatu yang baik dalam kehidupan mereka? Saat hari Minggu dan Rabu, kami akan mengatakan pada bayi kami, "Kita akan ke gereja hari ini! Pasti menyenangkan, bukan? Kita akan memuji Tuhan bersama-sama orang-orang yang juga mencintai Yesus!" Kami mengajak anak kedua kami ke gereja daripada menitipkannya di penitipan anak. Apa yang kami lakukan itu sangat memberkati kami sebagai keluarga. Anak kami dapat belajar dengan cepat bagaimana bersikap yang baik di gereja dan mereka juga mempelajari banyak hal melalui penyembahan. Pada saat anak kami menginjak usia satu tahun lebih, saya akan membacakan kisah Alkitab pendek untuknya. Kami juga membacakan mereka kisah Alkitab secara langsung saat mereka berusia sekitar delapan belas bulan. Anak perempuan kami biasanya mau untuk duduk diam dan mendengarkan, namun anak perempuan kami yang kedua agak susah, jadi kadang-kadang kami membiarkan mereka mewarnai suatu gambar sambil kami membacakannya kisah Alkitab. Penting untuk sedikit demi sedikit membantu anak kita untuk dapat berdoa dan membaca Alkitab sendiri. Kita dapat memulai membantu mereka dengan berdoa bagi mereka, kemudian mendorong mereka mengucapkan doa mereka sendiri, memberi mereka petunjuk dan ide tentang bagaimana berdoa, sampai akhirnya mereka sanggup berdoa secara pribadi dan menyediakan waktu untuk belajar Alkitab sendiri. Kedua anak kami mulai berdoa tanpa bantuan kami saat mereka berusia sembilan tahun. Bahkan setelah anak dapat berdoa sendiri, berdoa dan membaca Alkitab bersama sebagai keluarga masih merupakan hal penting yang harus dilakukan. Saya dan suami saya lebih suka menggunakan Alkitab King James Version. Kami membaca Alkitab versi itu saat kami membaca Alkitab bersama, saat kami mempelajari Alkitab untuk keperluan sekolah, dan untuk menghafal ayat Alkitab. Saya merasa bahwa sangat penting untuk mengenalkan anak kami dengan Alkitab KJV dan menghafal ayat-ayatnya -- versi Alkitab yang digunakan jutaan orang di negara berbahasa Inggris. Ada banyak kutipan dan referensi KJV di literatur klasik. Dan anak yang sejak dini diperkenalkan dengan KJV akan memiliki banyak perbendaharaan kata dan kemampuan untuk dengan mudah membaca karya-karya literatur klasik yang menantang. Kami telah meluangkan waktu untuk menjelaskan kata-kata dan ekspresi-ekpresi kuno sehingga mereka akan dapat memahami KJV dengan lebih baik. Namun demikian, kami mengizinkan mereka jika mereka ingin membaca terjemahan Alkitab versi lain untuk bacaan Injil pribadi mereka. Setelah sedikit penelitian dan diskusi, kami memutuskan untuk memakai Alkitab New King James Version karena mudah dibaca dan terkenal akurat. Saat anak perempuan kedua kami mulai membaca, ia menyukai parafrase Alkitab Living Bible. Meski bukanlah yang paling akurat, namun Living Bible lebih akurat daripada kebanyakan buku-buku kisah Alkitab anak-anak lainnya, selain itu bahasanya juga lebih mengalir dan mudah dipahami. Kami akan menggunakan Living Bible untuk mengenalkan Injil pada mereka, atau pendahulunya, New Living Translation, untuk anak-anak yang belum sekolah dan masih dalam tahap awal membaca. Saya ingin mendorong semua ibu dan ayah -- juga guru-guru Kristen -- untuk mulai mengajar anak-anak mereka untuk mencintai Yesus sekarang, berapa pun usia mereka. Tidak pernah ada kata terlambat, tidak pernah terlalu dini juga. Bahkan seorang bayi pun bisa mencintai Yesus, dan kita seharusnya tidak pernah beranggapan bahwa mereka masih terlalu muda untuk mengenal-Nya. (t/Dian) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Nama situs : Character Building For Families Judul asli artikel: Teaching Little Children to Love God Penulis : Tidak dicantumkan Alamat URL : http://www.characterbuildingforfamilies.com/babies.html o/ ARTIKEL 2 o/ MENANAMKAN KARAKTERISTIK PIKIRAN ILAHI ====================================== Melalui teladan dan perbuatan-Nya selama melayani di dunia ini, Tuhan mengajarkan mengenai bagaimana kita harus mengasihi. Untuk itu, jika kita ingin anak-anak yang kita layani, bahkan kita sendiri dapat mengasihi Tuhan, maka karakter Kristus harus ada dalam hidup kita. Memahami dan menanamkan karakter pikiran Allah akan membantu kita dalam mengajar anak untuk semakin mengasihi Allah. Berikut enam karakter pikiran Allah yang dapat dibagikan kepada anak layan, teman sepelayanan, atau bagi diri kita sendiri. HIDUP Allah berkata bahwa pikiran kita diciptakan sebagai pikiran yang hidup. Tentu saja Anda tidak menginginkan pikiran yang mati. Meskipun demikian, coba pikirkan apa yang dikatakan berikut: "Karena keinginan [dalam New American Standard Bible digunakan istilah `mind` atau `pikiran` daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera." (Roma 8:6) Jika kita memiliki pikiran Kristus, maka sikap kita terhadap dosa akan berubah. Itu akan memengaruhi kita dalam menentukan pilihan. Bahkan selanjutnya, kita dimampukan untuk mengambil pilihan-pilihan yang menentang adat budaya. Ya, kita bisa memilih gaya hidup yang berbeda karena kita hidup. Sayang, sedikit sekali orang tua yang pernah berkata kepada anaknya, "Kamu memiliki kuasa untuk berkata `tidak` terhadap hal-hal yang tidak baik, kuasa untuk mengucapkan kata-kata yang dapat menolong sesama, kuasa untuk menguasai amarah dan menjadi berbeda. Mengapa? Karena pikiranmu yang hidup memiliki kekuatan. Dan, pikiranmu hidup karena Yesus tinggal di dalammu." Hal ini perlu kita renungkan. DAMAI Kedua, pikiran orang-orang kristiani ialah pikiran yang damai. Dalam terjemahan New American Standard Bible disebutkan, "The mind set on the Spirit is life and peace." Artinya, "Pikiran yang diarahkan dalam Roh Kudus ialah hidup dan damai sejahtera." (Roma 8:6) Tugas Anda dan saya adalah mengarahkan pikiran kita, maka Allah akan memberi damai di dalamnya. TERARAH PADA SATU TUJUAN Ketiga, ada kata sifat lain yang menggambarkan pikiran orang-orang kristiani: terarah pada satu tujuan. "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya." (2 Korintus 11:3) Jika Anda ingin melihat teladan kehidupan Yesus lainnya untuk Anda ikuti, kita dapat melihatnya di Yakobus 3:13,17. Nasihat ini didasarkan pada hikmat yang dari Allah, bukan dari hikmat yang ditawarkan budaya kita. "Siapa di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah dengan cara hidup yang baik ia menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan .... Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama kemurnian, selanjutnya suka damai, lembut, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." Inilah sebagian gambaran tentang kebajikan yang ada dalam kehidupan Yesus. Tidak inginkah Anda melihat sifat-sifat tersebut berkembang dalam hidup anak Anda? Ada banyak hal yang dapat membingungkan dan memikat pemikiran kita. Semuanya bisa tampak menarik. Demikian pula ada pertarungan besar untuk memenangkan pikiran anak Anda. Pertarungan itu merupakan perjuangan yang terus-menerus, dan hal-hal yang membingungkan itu dapat menyesatkan, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus. Bahkan saat kita berdoa, membaca firman Tuhan, dan duduk di gereja, pikiran kita dapat berkelana ke mana-mana. Ia berputar-putar dan berjuang untuk tetap memusatkan perhatian. Namun, kita dipanggil untuk tetap terarah pada satu tujuan, bukan untuk dibingungkan dan disesatkan. RENDAH HATI Sifat keempat pikiran ilahi kita temukan dalam Filipi 2:3: "... tanpa mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri." Pikiran diarahkan pada kerendahan hati. Terjemahan bebas Alkitab versi Phillips untuk ayat ini dapat dituliskan sebagai berikut: "Hiduplah bersama dalam keharmonisan, dalam kasih, seperti hanya terdapat satu pikiran dan satu roh di antara kalian. Jangan pernah bertindak berdasarkan keinginan untuk bersaing atau meninggikan diri sendiri, tetapi dengan rendah hati bertindaklah untuk lebih memikirkan orang lain daripada dirimu sendiri." SUCI Karakteristik lain dari pikiran ilahi ialah suci. "Bagi orang suci, semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman, suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal budi maupun suara hati mereka najis." (Titus 1:15) Salah satu perjuangan yang akan dihadapi anak Anda ialah perjuangan melawan keinginan akan hal-hal yang tidak seharusnya menjadi bagian hidup mereka. Mereka akan terus-menerus menghadapi pencobaan untuk hanyut dalam aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan kehidupan kristiani. Seorang anak atau pun seorang dewasa tidak dapat duduk menunggu saja dan baru memutuskan tindakan yang akan dilakukan saat pencobaan datang. Anak-anak yang diajar orang tuanya untuk berkata "tidak" terhadap obat-obatan, seks, alkohol, kelompok pergaulan yang tidak sehat, dan lain-lain, dan yang juga diajar untuk melawan tekanan yang terus-menerus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, berpeluang lebih besar untuk dapat bertahan. Saya tahu karena saya mengalaminya. Saat saya duduk di bangku SMU, kelompok gereja kami mengadakan program menghafalkan ayat Alkitab dari The Navigator. Salah satu ayat yang saya hafalkan adalah 1 Korintus 10:13: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya." Saya tidak tahu berapa kali ayat itu terlintas dalam benak saya (bukan secara kebetulan!) ketika saya dihadapkan pada pilihan untuk melakukan sesuatu yang benar atau salah. Harus saya akui bahwa saya tidak selalu senang saat diingatkan akan ayat tersebut, tetapi ayat itu telah menyelamatkan hidup saya. Mengatasi pencobaan hidup bukan tindakan yang baru dipikirkan saat pencobaan itu datang, tetapi telah ditetapkan dan direncanakan sebelumnya. PEKA DAN MAU MENDENGARKAN Karakteristik keenam pikiran ilahi ialah peka dan mau mendengarkan. Pada malam setelah Yesus bangkit, Dia membuka pikiran murid-murid-Nya agar memahami firman Allah. Para murid mau mendengarkan dan mempelajari apa yang sudah dikatakan-Nya. Sikap mau mendengarkan Allah akan menghasilkan kepekaan rohani yang membawa kita untuk memeroleh kemajuan. Yesus sendiri menjadi teladan dalam hal ini karena Dia peka mendengarkan suara Allah. Dia berkata, "... Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku" (Yohanes 8:28). Yesus melihat apa yang dilakukan Bapa-Nya, mendengarkan-Nya, dan tidak berbuat apa-apa lepas dari kehendak Bapa. T.W. Hunt menggambarkan tanggapan kita demikian: Sebagaimana Bapa bagi Kristus, demikianlah Kristus bagi kita. Kristus meneladani Bapa; kita meneladani Kristus. Kristus melihat apa yang dilakukan Bapa; kita memerhatikan dengan saksama aktivitas Yesus di dunia (dalam hal ini, termasuk aktivitas-Nya sekarang). Kristus mendengarkan Bapa; kita mendengarkan Dia. Bapa mengajar-Nya; Dia mengajar kita. Kristus tidak melakukan apa-apa lepas dari kehendak Bapa; kita tidak dapat berfungsi jika tidak bergantung kepada Dia. Kristus sangat dekat dengan Bapa; kita harus tetap tinggal dekat dengan-Nya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Raising Kids to Love Jesus 1: Memahami Anak Sesuai dengan Kecenderungan Kepribadiaannya Penulis : H. Norman Wright dan Gary J. Oliver Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2003 Halaman : 48 -- 52 o/ BAHAN MENGAJAR o/ MENGUKUR CINTA KASIH TUHAN ========================== Alat peraga ----------- 1. Gelas ukur 2. Pita ukur 3. Jam Tujuan pelajaran ---------------- Mengajarkan anak bahwa cinta kasih Tuhan tidak terukur. Ayat ---- Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Cerita ------ Salah satu ayat favorit saya diawali dengan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini." Saya memikirkan ayat itu dan bertanya-tanya -- seberapa besarkah kasih Allah itu dan bagaimana kita bisa mengukurnya? Pagi ini saya membawa beberapa alat yang sering kita gunakan untuk mengukur sesuatu. Saya pikir alat-alat itu bisa membantu kita untuk mengukur cinta kasih Tuhan. Kadang kita menggunakan gelas ukur untuk mengukur sesuatu. Jika saya akan membuat kue, saya akan menggunakan gelas ukur untuk memastikan takaran tepung, gula, dan susunya tepat. Saya bertanya-tanya apakah kita bisa menggunakan gelas ukur itu untuk mengukur cinta kasih Tuhan? Alkitab mengatakan, "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. ... pialaku penuh melimpah." (Mazmur 23:1-5) Kalau begitu, jika piala kita penuh dengan cinta kasih Tuhan, saya rasa kita tidak akan bisa mengukur cinta kasih Tuhan dengan gelas ukur. Jika kita membangun sesuatu, kita mungkin menggunakan pita ukur untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi suatu benda. Saya bertanya-tanya apakah kita bisa mengukur cinta kasih Tuhan dengan pita ukur? Alkitab mengatakan bahwa kasih Tuhan mengatasi langit (Mazmur 108:4). Jika kasih Tuhan mengatasi langit, saya rasa kita tidak akan bisa mengukur cinta kasih Tuhan dengan pita ukur, kan? Kita menggunakan jam untuk mengukur waktu. Mungkin ada orang yang menggunakan jamnya untuk mengukur berapa lama pendeta akan berkhotbah. Saya bertanya-tanya apakah kita bisa menggunakan jam untuk mengukur berapa lama kasih Tuhan akan bertahan. Alkitab mengatakan bahwa kasih Tuhan itu dari selamanya sampai selamanya (Mazmur 103:17). Wow! Jika cinta kasih Tuhan itu dari selamanya sampai selamanya, saya rasa kita tidak akan bisa mengukurnya dengan jam. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Bagaimana Anda akan mengukur cinta kasih yang seperti itu? Kita tidak dapat mengukurnya -- dan kita tidak perlu mengukurnya -- tapi kita harus merasakan cinta kasih-Nya. Doa saya untuk hari ini adalah, "... supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah." (Efesus 3:18-19) Aktivitas --------- Sebagai bahan kreativitas pendukung, ajak anak untuk masuk dalam kegiatan mewarnai. Kita bisa mendapatkan bahan tersebut dari alamat berikut ini. 1. http://www.sermons4kids.com/measuring_colorpg.htm 2. http://www.sermons4kids.com/john-3-16-colorpg.htm (t/Dian) Diterjemahkan dari: Nama situs : Sermon4Kids Judul asli artikel: Measuring God`s Love Penulis : Tidak dicantumkan Alamat URL : http://www.sermons4kids.com/measuring.html o/ WARNET PENA o/ CHRISTFORWORLD.BLOGSPOT ======================= http://christforworld.blogspot.com/ Persiapan mengajar jelas sangat diperlukan oleh para pelayan anak. Sebelum mengajar, jangan sampai kita hanya sebatas mengajar dan tidak menyiapkan bahan mengajar atau aktivitas pendukungnya. Nah, untuk melengkapi bahan mengajar Anda, berikut kami bagikan beberapa bahan mengajar dan aktivitas dari blogspot milik Desmond Joshua. Topik yang diangkat di antaranya berjudul Damai, Pelajaran Doa, Aktualisasi Diri, dan masih banyak lagi. Dari segi penyajian sangat sistematis, karena tersusun dalam sajian tujuan pelajaran, nats kitab suci, ayat hafalan, dan cerita aplikasi yang akan memberikan panduan untuk memudahkan Anda bercerita tentang nats yang sedang dibahas. Nah, tunggu apa lagi! Segera dapatkan bahannya dan rasakan berkatnya. Selamat mengajar! Oleh: Redaksi (Kristina) o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: Dioz Nahardhika <turtle_waxz(at)xxxx> >Apakah jika ada karya-karya bisa langsung dikirimkan untuk PEPAK? >Caranya bisa lewat kolom komentar ini? Thanx sekali karena PEPAK >membuka banyak pandangan terhadap pelayanan di jemaat bagi saya dan >teman-teman lainnya... Redaksi: Jika rekan-rekan ingin mengirimkan bahan-bahan seputar pelayanan anak, silakan kirim tulisan Anda ke: pepak(at)sabda.org. Setiap bahan yang masuk akan kami terima dengan catatan sesuai dengan visi misi PEPAK dan tanpa mengubah isi. Bila diperlukan, akan sedikit mengalami proses penyuntingan. Sekali lagi, hanya jika diperlukan saja dan akan kami konfirmasikan jika ada perubahan. Nah, berlaku juga bagi rekan-rekan yang ingin mengirim tulisan ke e-BinaAnak, silakan hubungi redaksi di: binaanak(at)sabda.org. Mari saling memberi berkat dan menajamkan dengan mengirimkan karya Anda ke Redaksi e-BinaAnak dan PEPAK. Kami tunggu ya :) o/ MUTIARA GURU o/ Kasih Allah tak terukur kedalaman dan kebesarannya. Dialah yang menyelamatkan dan menebus dosa kita. ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |