Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/367 |
|
![]() |
|
e-BinaAnak edisi 367 (30-1-2008)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 367/Januari/2008 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Melengkapi dan Memberi Pengarahan kepada Para Guru - TIPS 1 : Memperlengkapi Para Guru dan Pemimpin Kelas Sekolah Minggu - TIPS 2 : Memperlengkapi Diri untuk Mendapatkan Perhatian - WARNET PENA : Informasi Buku Pendidikan Guru Sekolah Minggu: Penerbit Gandum Mas - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih, Satu bulan hampir berlalu pada tahun 2008 ini. Apakah kita telah mulai menjalankan komitmen untuk menjadi pelayan anak yang lebih berkualitas pada tahun ini? Sudah berapa pertemuan pelatihan guru-guru sekolah minggu yang diikuti? Atau sudah berapa pertemuan yang dilewatkan? Ya, komitmen untuk menjadi lebih baik dalam pelayanan harus diikuti pula dengan komitmen memperlengkapi diri. Pelatihan-pelatihan yang diadakan di dalam gereja, baik yang bersifat formal maupun informal, sebenarnya sangat membantu kita untuk menjadi pelayan anak yang lebih lengkap dan siap. Simaklah artikel minggu ini, di mana kita dapat melihat betapa pentingnya seorang pelayan anak memperlengkapi diri mereka dalam pelayanan. Karena pelatihan yang terus-menerus merupakan bagian dari usaha para pelayan anak memperlengkapi diri. Hal tersebut diulas dalam salah satu tips yang kami sajikan. Semua sajian ini kami harapkan tidak hanya berlalu dari Anda begitu saja, tetapi kiranya dapat semakin memacu semangat para rekan-rekan pelayan anak sekalian untuk semakin memperlengkapi diri. Selamat melayani! Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya." (1 Petrus 5:10) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Petrus+5:10 > o/ ARTIKEL o/ MELENGKAPI DAN MEMBERI PENGARAHAN KEPADA PARA GURU ================================================== Saat kebutuhan guru akan informasi dan keterampilan ditetapkan, berarti kita harus meresponi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan strategi yang spesifik untuk melengkapi mereka agar dapat melakukan tugasnya dengan lebih efektif. Kita sedang berbicara mengenai memperlengkapi seseorang lebih dari sekadar memberikan pelatihan, sebab orang lebih membutuhkan pelatihan pada saat mereka sedang melakukan pekerjaan. Mereka membutuhkan pembekalan dan dukungan dari sumber-sumber selain strategi pelatihan. Salah satu cara terbaik untuk melengkapi seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan adalah melalui sebuah kelas atau lokakarya. Walaupun hal itu merupakan cara yang tepat, tetapi tidak selalu menjadi strategi yang terbaik jika digunakan dalam gereja yang memunyai sedikit jemaat, di mana potensi kehadiran peserta dalam pertemuan tersebut akan relatif sedikit. Meskipun demikian, tetaplah memungkinkan untuk bekerja sama dengan gereja lain guna menyokong sebuah pertemuan atau lokakarya, di mana semua guru akan diundang. Pertemuan serupa itu harus berfokus pada informasi dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan seluruh peserta tanpa menghiraukan kurikulum yang digunakan dalam denominasi masing-masing. Misalnya, lokakarya mengenai "Seni Tanya-Jawab". Lokakarya tersebut dapat bermanfaat bagi seluruh guru, diterapkan dalam berbagai tingkat kelas, dan dalam semua gereja. Atau lokakarya untuk seluruh pengurus dapat difokuskan dalam sebuah topik "Merencanakan dan Memimpin Rapat". Keterampilan yang diperlukan dalam memimpin rapat rata-rata sama untuk setiap orang atau gereja. Dengan demikian, apa pun tugas atau fokus dari para pengurus, seorang pemimpin dapat memeroleh manfaat dengan mengembangkan beberapa keterampilan dasar, seperti mempersiapkan agenda, mendelegasikan tugas, membuat keputusan, dan berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika mempersiapkan sebuah lokakarya untuk memperlengkapi guru-guru sekolah minggu. 1. Pilihlah seorang pembicara yang menguasai dan terampil berkenaan dengan materi yang akan disampaikan. Ia juga harus seorang yang dapat secara maksimal melibatkan peserta dalam lokarya tersebut, bukan seorang yang hanya sekadar menyampaikan materi yang telah ditentukan. 2. Promosikan lokakarya dengan informasi yang jelas dan menarik, sehingga peserta mengetahui apa yang diharapkan dan manfaat yang akan mereka terima jika menghadiri pertemuan tersebut. 3. Buatlah target undangan yang jelas kepada orang yang sangat perlu mengikuti lokakarya tersebut. 4. Berikan kesempatan kepada para peserta untuk berinteraksi dengan peserta lainnya. 5. Rencanakan waktu bagi para peserta untuk mempraktikkan keterampilan atau mendiskusikan informasi yang menjadi fokus dalam lokakarya tersebut. 6. Persiapkan terlebih dahulu satu atau dua halaman makalah yang berisi ringkasan butir-butir penting dari lokakarya tersebut, termasuk saran-saran "bagaimana melakukannya" atau rekomendasi sumber-sumber yang mendukung. 7. Aturlah tempat di mana lokakarya diadakan sehingga para peserta dapat merasa nyaman. 8. Jika ada meja untuk menulis, peserta akan merasa lebih nyaman dibandingkan hanya duduk di kursi tanpa meja. Lokakarya tidak hanya memperlengkapi para guru dengan keterampilan dan informasi, tetapi juga menyediakan ketentuan yang penting mengenai pengarahan dan dukungan. Paling tidak ada tiga sumber lain, selain kelas-kelas dan lokakarya, yang mungkin secara khusus tepat untuk melengkapi para guru di gereja yang jemaatnya sedikit. 1) buku-buku dan majalah-majalah, 2) teman yang berpengalaman, 3) dan pembekalan. Buku-buku dan majalah yang ditujukan kepada para guru sekolah minggu dan pemimpin dalam pendidikan Kristen, memuat berbagai hal yang akan menolong mereka secara penuh, dan ini merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Tidak jarang terdapat banyak artikel yang sangat fokus terhadap keterampilan tertentu. Mungkin bukan hal mudah bagi setiap guru atau sekolah minggu untuk berlangganan majalah tertentu maupun membeli buku-buku. Meskipun demikian, mungkin dapat mengajukan kepada gereja untuk menganggarkan biaya berlangganan satu atau dua majalah dan membeli dua atau tiga buku setiap tahunnya. Orang yang paling mungkin memilih majalah atau buku-buku tersebut adalah pendeta, satu atau lebih orang lain yang peduli pada kebutuhan para guru dan pemimpin, dan mereka yang tertarik untuk membaca dan membagikan informasi tentang pendidikan Kristen. Setelah membaca sumber-sumber itu setiap bulannya, mereka dapat membagikan artikel-artikel atau bab-bab yang penting kepada setiap individu yang sekiranya akan mendapatkan banyak manfaat dengan membaca buku- buku tersebut. Ada saat-saat di mana teman yang berpengalaman dapat menjadi sumber yang sangat berharga untuk memperlengkapi guru-guru yang belum berpengalaman. Teman-teman tersebut mungkin anggota dari gereja yang sama atau yang berbeda. Beberapa orang yang sepakat untuk melayani sebagai guru sekolah minggu harus mengenal dengan baik guru-guru lain yang sudah terlebih dahulu melakukan tugas yang sama dengan mereka. Pendeta pun dapat mendorong beberapa orang agar menghubungi teman mereka untuk meminta bimbingan dan dukungan saat mereka mulai melakukan pelayanan di posisi yang baru. Bahkan ada saat-saat yang tepat bagi pendeta untuk melayani sebagai "matchmaker" (comblang) yang menyatukan dua orang sebagai rekan pelayanan, di mana yang satu lebih berpengalaman untuk mendukung mereka yang belum berpengalaman. Saya teringat akan dua situasi di mana strategi seperti di atas berhasil dengan baik. Di sebuah gereja, pemimpin sekolah minggu yang baru memiliki seorang teman yang telah melayani selama beberapa tahun sebagai pemimpin di sekolah minggu yang lain. Sebelum dia menerima posisi itu, dia menghubungi temannya untuk belajar beberapa tanggung jawab sebagai seorang pemimpin sekolah minggu. Saat dia memulai tugasnya, secara rutin dia bertemu dengan temannya untuk membicarakan situasi yang dia hadapai saat itu dalam pelayanannya. Situasi kedua, seorang ayah setuju untuk mengajar di kelas kecil sebuah sekolah minggu. Dia tidak memiliki pengalaman sebelumnya selain kehadirannya yang jarang di sekolah minggu sewaktu dia masih anak-anak. Dia memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan pekerjaan mulia ini karena anak lelakinya juga mengikuti sekolah minggu. Dia menyadari bahwa dia membutuhkan pertolongan dan memutuskan untuk menghubungi anggota jemaat yang adalah seorang guru kelas lima di sebuah sekolah dasar. Guru yang dimintai tolong ini tidak hanya merasa tersanjung karena dimintai nasihat, tetapi tertantang pula untuk menolong guru baru ini. Setelah beberapa waktu, dua orang ini menjadi teman akrab yang saling membagikan pengalaman dan minat mereka. Si guru sekolah dasar merasa tidak dapat berkomitmen untuk mengajar secara teratur di hari minggu, tetapi merasa tertantang dan sangat puas dapat menolong orang lain. Guru sekolah minggu yang belum berpengalaman senang bisa belajar mengenai kemampuan, minat, dan kebutuhan anak. Dia belajar tentang apa yang diharapkan dari kelompok umur yang diajarnya dan kegiatan apa saja yang tepat untuk digunakan di kelas ini. Dalam dua situasi di atas, tidak ada dalam perencanaan atau struktur resmi yang memfasilitasi orang-orang tersebut untuk menjalin hubungan dan bertemu. Hal ini murni merupakan inisiatif dari orang yang belum berpengalaman tersebut. Meskipun demikian, dengan sedikit perencanaan dan pemikiran ke depan, ada banyak orang yang dapat ditolong jika seseorang dapat mengusulkan atau paling tidak memberikan beberapa nama orang yang telah berpengalaman, yang mungkin bersedia untuk membimbing para guru baru ini dalam memulai tanggung jawab barunya. Pembekalan adalah pertemuan yang dipimpin oleh pendeta, pemimpin sekolah minggu, guru senior, atau pemimpin lain dalam sekolah minggu yang membantu mempersiapkan kelas yang akan diadakan. Pembekalan merupakan strategi yang sangat menolong guru yang telah berpengalaman maupun yang masih baru. Sebagai contoh, pendeta dapat bertemu dengan pemimpin komisi pendidikan Kristen selama beberapa hari atau satu minggu sebelumnya untuk mengadakan rapat di komisi tersebut. Walaupun mungkin hanya ada 3 -- 6 orang dalam komisi tersebut dan mereka mungkin mengenal satu sama lain dengan baik, tetapi tetaplah penting untuk merencanakan sebuah rapat sehingga segala permasalahan dapat ditelusuri, program dapat direncanakan, dan keputusan dapat dibuat. Dengan persiapan seperti itu, setiap orang yang hadir dapat merasa pertemuan tersebut tidaklah sia-sia, dan ada sesuatu yang dihasilkan. Pada waktu pembekalan, yang mungkin dapat memakan waktu kira-kira satu jam, ada beberapa hal yang dapat dibicarakan. 1. Bagaimana penilaian pemimpin komisi sekolah minggu mengenai hasil dari pertemuan sebelumnya? 2. Topik apa dan bagian manakah dari Alkitab yang dapat dijadikan fokus pada ibadah pembukaan, yang akan menolong peserta rapat mengenal dengan lebih jelas lagi dasar-dasar pendidikan Kristen dalam gereja? 3. Hal-hal terpenting apa yang perlu didiskusikan dalam pertemuan tersebut? Masalah-masalah apa yang menyangkut hal-hal terpenting tersebut (waktu, orang-orang, anggaran, dan sebagainya)? 4. Jika ada anggota komisi yang tidak melaksanakan tanggung jawabnya, bagaimana kita dapat menolongnya? 5. Program apa saja yang akan dilaksanakan beberapa bulan mendatang, yang harus dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu? Pembekalan bagi para guru memiliki tujuan dan fokus yang berbeda-beda, tetapi akan tetap bermanfaat. Di suatu sekolah minggu, seminggu sekali kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan setiap tim dari empat tim guru (pra TK, TK, SD, dan remaja). Pertemuan-pertemuan ini tidak hanya untuk melaksanakan rencana pelajaran bulan berikutnya. Dia bertemu selama kurang lebih satu setengah jam dengan setiap tim di waktu dan tempat yang nyaman bagi semua orang. Selama satu bulan pengajaran, mereka melakukan banyak hal bersama-sama. 1. Mereka mempelajari Alkitab dengan level untuk orang dewasa karena mereka sendirilah yang akan mengajarkan pelajaran tersebut dalam satu pertemuan atau mungkin lebih. 2. Mereka mendiskusikan kebutuhan murid-murid tertentu dan cara-cara untuk meresponi mereka. 3. Mereka mengulas satu atau dua sumber yang direkomendasikan dalam kurikulum yang digunakan untuk pelajaran bulan berikutnya. 4. Mereka saling membagikan ide-ide dan sumber-sumber yang mereka miliki, yang mungkin melengkapi apa yang disarankan dalam kurikulum. 5. Mereka mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan teologis dan alkitabiah untuk membangun beberapa kejelasan dalam pikiran mereka sebelum menggabungkannya dengan pelajaran yang akan diberikan kepada anak-anak. 6. Dan, mereka berdoa bersama untuk diri mereka sendiri, anak-anak yang mereka ajar, pelayanan di gereja mereka, dan untuk apa saja yang diperlukan atau yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini. Pembekalan tidak hanya menyiapkan seseorang dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih banyak lagi supaya lebih diperlengkapi dalam memimpin suatu pertemuan atau mengajar di kelas; pembekalan juga memberikan kontribusi dalam membangun komunitas dan hubungan yang membangun di antara mereka yang hadir dan bekerja bersama-sama dalam tugas yang diberikan. Dalam kelas-kelas, seminar, buku-buku dan majalah-majalah, teman-teman yang berpengalaman, dan pembekalan, ada strategi-strategi lain yang sangat membantu untuk melengkapi para pemimpin dan guru. Retret yang menyertakan waktu untuk mempelajari dan memuji Tuhan, seminar sepekan untuk pengembangan kepemimpinan, video mengenai pendidikan kristen, pengamatan tentang pengajaran di dalam kelas-kelas, dan studi kasus untuk mendiskusikan masalah-masalah pendidikan -- semua berpotensi untuk melengkapi para guru dan pemimpin dengan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk memampukan mereka melayani dengan efektif. Semua strategi belum tentu bermanfaat bagi setiap orang. Tergantung pada kebutuhan, minat, gaya belajar, dan waktu yang dimiliki oleh seseorang. Satu strategi akan lebih tepat bagi seseorang dan strategi lain untuk orang yang lainnya lagi. Sangat penting untuk memertimbangkan berbagai strategi dan mencoba untuk memadankan dengan orang-orang yang berbeda. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku : Christian Education in the Small Church Judul asli artikel: Equipping and Nurturing Educational Leaders Penulis : Donald L. Griggs and Judy McKay Walther Penerbit : Judson Press, Valey Forge 1988 Halaman : 61 -- 68 o/ TIPS 1 o/ MEMPERLENGKAPI PARA GURU DAN PEMIMPIN KELAS SEKOLAH MINGGU ========================================================== Bagaimanakah kita, khususnya di dalam gereja, dapat memberi dukungan kepada para pemimpin yang kita perlukan di kelas-kelas anak-anak, pemuda, dewasa dan bagi keseluruhan pelayanan pendidikan Kristen? Dua kunci utamanya adalah orientasi yang efektif, dukungan, dan pelatihan yang terus-menerus. ORIENTASI Luangkan waktu bersama-sama dengan para pemimpin yang terpilih sebagai pemimpin bidang pendidikan, koordinator masing-masing kelas, pemimpin sekolah minggu, dan koordinator pelayanan kelompok kecil untuk mendiskusikan tanggung jawab, misi, tujuan-tujuan, dan rencana-rencana. Berikan sebuah buku kepada para guru untuk dibaca, kemudian undanglah mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan isi dari buku itu dalam sebuah pertemuan. Rencanakan untuk mengadakan suatu pertemuan orientasi untuk para guru baru. Gunakan waktu ini untuk mengenal mereka dengan lebih baik, kemukakan misi dan tujuan-tujuan pendidikan kristen, memahami ciri-ciri tiap tahap usia dan membuat kesepakatan waktu untuk menyusun rencana dan ruangan. Masukkan pula ibadah di dalamnya. Sebagai bagian dari program orientasi, pertimbangkan hal-hal berikut ini. 1. Buatlah kesepakatan yang akan membantu para guru dan pemimpin pendidikan lainnya untuk memahami harapan yang ingin dicapai dan apa yang diharapkan dari mereka. 2. Sediakan buku pegangan yang berisi informasi mengenai prosedur, jadwal, sumber-sumber, rencana, sifat-sifat murid, penyusunan kelas, dan masalah-masalah lain. Anda bisa juga memasukkan ke dalamnya kartu-kartu ucapan selamat ulang tahun "Semoga cepat sembuh" dan "Kami merindukanmu" yang dapat digunakan guru di kelas mereka. 3. Undanglah tim guru untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul, ditambah jadwal dan tanggung jawab dalam menyiapkan minggu pertama. Ini adalah waktu yang tepat untuk pembentukan tim! 4. Undanglah seorang guru untuk melihat kelas, bekerja sama dengan guru yang sudah berpengalaman dan menghadiri suatu seminar atau mengunjungi laboratorium sekolah. DUKUNGAN DAN PELATIHAN YANG TERUS-MENERUS Berikan kesempatan pelatihan dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan para guru dan pemimpin pendidikan. Satu ukuran tidak sesuai untuk semuanya! Berikut beberapa ide yang bisa digunakan. 1. Buatlah rencana untuk memberikan penyegaran rohani bagi para guru. Mereka mungkin terlibat dalam kelompok pemuridan, persekutuan, atau persekutuan-persekutuan lainnya. Mulailah dengan kelompok pemahaman Alkitab dengan mendiskusikan ayat-ayat yang digunakan dalam kurikulum. 2. Sediakan sumber-sumber bahan yang bagus, misalnya "Dick Murray`s Teaching the Bible to Adults and Youth" (Abingdon Press, 1993), "Skill Abilities Books for Youth Leaders" (Abingdon Press, 1998), majalah-majalah, misalnya "Children`s Teacher" dan "Leader in Christian Education Ministries", dan sumber-sumber tersambung (online), misalnya "YouthNet". 3. Ajaklah para guru untuk mengikuti kursus pelatihan online (lihat Reporter Interactive, Jan. 26). Informasi lebih lengkap, kunjungi www.cokesbury.com. 4. Adakan seminar bagi para guru di gereja Anda. Beberapa gereja merencanakan pertemuan semancam ini pada hari Minggu pagi pada saat jam sekolah minggu, dengan mengganti atau mengadakan acara khusus untuk kelas-kelas di sekolah minggu. 5. Buatlah sumber bahan bagi para guru di perpustakaan gereja Anda dengan bahan-bahan yang dapat memerkaya para guru dan pengajaran mereka. Jadikan pengembangan guru dan pemimpin yang baik sebagai prioritas dalam gereja Anda. Dalam semua kegiatan, komunikasi yang baik adalah kuncinya. Beberapa gereja lebih senang menggunakan surat elektronik (e-mail), yang lebih mudah dan cepat, sedangkan gereja lain lebih senang menggunakan telepon atau kartu pos. *) Jean Foster adalah seorang pemimpin yang berijazah dalam bidang pendidikan dan pelayanan diakonia di Nashville. Artikel ini didasarkan pada artikel yang diterbitkan di majalah kepemimpinan. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs : Sunday School It`s for Life! Judul asli artikel: Equipping Teachers and Leaders for Sunday School Classes Penulis : Jean Foster Alamat URL : http://sundayschool.cokesbury.com/content.aspx?dyn=377 o/ TIPS 2 o/ MEMPERLENGKAPI DIRI UNTUK MENDAPATKAN PERHATIAN =============================================== Tulisan blog Peter Mead, "Eyes May Be Looking, But Are Ears Listening?", <http://biblicalpreaching.wordpress.com/2007/12/03/eyes-may-be-looking-but-are-ears-listening/> mengingatkan saya pada video seri Howard Hendricks "The Seven Laws of the Teacher". Dr. Hendricks adalah orang yang tidak bisa membiarkan seseorang yang tidak memberikan perhatian saat berada di kelasnya. Ia menerapkan pada dirinya sendiri apa yang harus dilakukan supaya murid-muridnya tetap tertarik dan terlibat di kelasnya. Dalam blog milik Glenn, dia menunjukkan tiga cara ampuh yang dapat dilakukan oleh para guru sekolah minggu supaya dapat menarik dan memertahankan perhatian murid-muridnya. Ketiga cara itu ditulis dalam huruf kapital diikuti dengan komentar saya berikut ini. 1. Kita harus merencanakan suatu pesan atas perhatian itu. Ya, pesan itu harus diawali dengan persiapan. Dimulai dengan doa, pembelajaran Alkitab yang tekun, dan kemudian menyatukannya dengan rencana pelajaran yang dengan sengaja ditujukan pada kebutuhan untuk menarik dan memertahankan perhatian murid. Pelajaran harus dimulai dengan menarik perhatian dan hati para murid di kelas Anda dan pada pelajaran sepanjang hari itu. Cara-cara itu bisa berupa kesaksian, cerita, pertanyaan-pertanyaan, permainan yang dapat mengalihkan perhatian murid dari kegiatannya kepada kegiatan Tuhan dan kepada pemimpin pelajaran Alkitab hari itu. 2. Kita harus peka terhadap pendengar kita. Seorang guru akan sangat terbantu bila mengenal murid-muridnya. Pengenalan ini memampukan guru mengenali gaya belajar dari para muridnya. Hal ini memampukan guru untuk menggunakan ilustrasi yang menarik perhatian dan imajinasi murid-muridnya dengan menghubungkannya kepada hal-hal yang membuat mereka senang. Hal ini bisa dimulai dengan melakukan kunjungan ke rumah, kunjungi murid-murid Anda di "daerah kekuasaan mereka". Makan bersama juga bisa membantu. Meluangkan waktu bersama sebelum, setelah, dan antar kelas adalah penting. Tetapi yang lebih penting adalah saat bermain daripada persiapan. Peka terhadap para murid juga berarti guru harus memberikan perhatian kepada para murid selama pelajaran dan harus diperhatikan saat perhatian itu mulai berkurang. Guru harus peka terhadap tanda-tanda nonverbal (bahasa tubuh dan ekspresi wajah) yang menunjukkan perhatian atau kurangnya perhatian. 3. Kita harus responsif terhadap situasi. Seorang guru yang baik akan secara rutin memerhatikan setiap anak yang ada di kelasnya, apakah mereka masih menyimak ataukah sudah saatnya mengganti cara penyampaian pelajaran maupun kegiatan demi mendapatkan kembali perhatian mereka. Bila rencana tidak dapat dijalankan, guru harus mengganti dengan strategi lain yang telah disiapkan sebelumnya. Guru memiliki keinginan untuk melihat perubahan hidup yang terjadi dalam kehidupan murid-murid mereka. Itu berarti mereka harus bertemu Tuhan melalu firman-Nya, dan bila perhatian anak-anak tidak dalam ruang kelas, guru harus melakukan sesuatu untuk mengembalikan perhatian murid-muridnya. Seperti memanggil nama anak itu, mendekati murid itu, memberikan pertanyaan, mengubah volume suara (bahkan mungkin berbisik), membagi anak-anak ke dalam kelompok kecil, atau apa saja. Glenn mengingatkan bahwa memotong pembicaraan/mengalihkan perhatian bisa saja terjadi, dan kadang-kadang cara terbaik yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan mengabaikannya. Di waktu yang lain, perlu melakukan variasi untuk bisa menarik kembali perhatian murid-murid Anda. Bila Anda menyiapkan pelajaran Anda dengan disertai doa, ingatlah tiga tips untuk menarik dan memertahankan perhatian murid Anda ini, yaitu rencana, peka, dan responsif. Jangan biarkan perhatian itu hilang. Segera dapatkan kembali perhatian mereka. Mengajarlah untuk mengubah hidup. Lakukan pembaharuan! (t/Ratri) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Nama situs : Sunday School Revolutionary! Judul asli artikel: Sunday School Teacher, You Are in Charge of Keeping Your Learners` Attention! Penulis : tidak dicantumkan Alamat URL : http://www2.kybaptist.org/kbc/blogs/ssrb.nsf/dx/01052008020031PMWEBQAV.htm o/ WARNET PENA o/ INFORMASI BUKU PENDIDIKAN GURU SEKOLAH MINGGU: PENERBIT GANDUM MAS ================================================================== http://www.gandummas.com/bhn_sm/pendidikan_pekerja_sm.htm Untuk memperlengkapi diri dalam pelayanan anak, tentu saja dibutuhkan sumber-sumber bahan yang dapat memerkaya wawasan dan pengetahuan kita. Buku merupakan salah satu sumber yang begitu kaya dengan informasi. Dalam situs Penerbit Gandum Mas ini, ditawarkan banyak sekali buku-buku perlengkapan untuk guru sekolah minggu. Tentu saja isinya hanyalah informasi mengenai buku-buku tersebut. Isi situs ini bukan hanya katalog buku-buku cerita sekolah minggu berbagai usia saja, tetapi ada juga informasi buku-buku pendidikan untuk guru sekolah minggu. Anda dapat melihat informasinya di menu Pendidikan Pekerja Sekolah Minggu. Segera saja kunjungi situs ini untuk mendapatkan informasi mengenai buku-buku bermutu seputar pelayanan sekolah minggu. Oleh: Redaksi (Davida) o/ MUTIARA GURU o/ Pelatihan bagi guru diberikan supaya dapat memberikan pendidikan yang benar kepada anak-anak. Guru yang terlatih dapat mengajar murid-muridnya dengan cara yang lebih profesional. ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |