Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/364 |
|
e-BinaAnak edisi 364 (9-1-2008)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 364/Januari/2008 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL 1 : Hidup Allah di Dalam Sekolah Minggu - ARTIKEL 2 : Kualifikasi Rohani Seorang Pengajar Anak - KESAKSIAN GSM : Kesaksian Guru - WARNET PENA : Sahabat Anak - DARI ANDA UNTUK ANDA: Situs PEPAK - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih, Apakah bekal utama seorang guru sekolah minggu? Pandai mengajar, mampu menarik perhatian anak-anak, suka dengan anak-anak, atau jawaban-jawaban lain yang pernah kita lontarkan saat ditanyakan hal yang sama? Ya, kemampuan dan ketrampilan mengajar, juga kecintaan kepada anak-anak dapat menjadi bekal untuk mulai masuk dalam pelayanan anak, akan tetapi yang harus menjadi bekal utama adalah kecintaan seorang pelayan anak kepada Tuhan. Seorang pelayan yang mengasihi Tuhan, akan memancarkan terang hidup di tengah anak-anak layannya, sehingga firman Tuhan yang disampaikan pun akan hidup dalam diri mereka. Pelayan anak yang mengasihi Tuhan pasti akan memelihara hidup rohaninya sehingga semakin bertumbuh di dalam Tuhan. Allah hidup di dalam orang yang menuruti dan melakukan kehendak-Nya. Setiap pelayan anak harus memiliki hidup yang seperti itu agar pengajarannya memiliki kuasa. Simaklah edisi e-BinaAnak kali ini yang mengajak kita semua melihat bagaimana Allah dapat hidup dalam pelayanan sekolah minggu melalui setiap pengajarnya. Kualifikasi rohani seorang pelayan anak dapat kita simak dalam artikel kedua. Kesaksian kali ini mengajak kita juga melihat bagaimana pentingnya menjaga hidup rohani di tengah-tengah pergumulan pelayanan seorang guru sekolah minggu. Kiranya menjadi berkat! Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: `Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku ....`" (Yohanes 8:31) <http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+8:31 > o/ ARTIKEL 1 o/ HIDUP ALLAH DI DALAM SEKOLAH MINGGU =================================== Secara umum, kerohanian adalah ciri yang terpenting dari sekolah minggu yang berhasil baik. Sebab itu, marilah kita mendefinisikan dan mempelajari bagaimana kerohanian dalam sekolah minggu dapat diperoleh dan dipelihara. Kerohanian yang benar, tidak lain dan tidak bukan ialah hidup Allah sendiri. Dapat dikatakan, jika sebuah sekolah minggu berhasil dengan baik, itu berarti Allah hidup di dalam sekolah minggu tersebut. Karena itu, jikalau sebuah sekolah minggu tidak memunyai hidup Allah, maka sekolah minggu itu mati dan tidak berguna. Mungkin saja sekolah minggu itu masih merupakan suatu badan yang diorganisir dengan baik (seperti halnya dengan mayat) dan dengan kuasa tenaga manusia ia digerakkan seolah-olah hidup, sebagaimana percobaan dengan listrik pada mayat telah menyebabkan otot-ototnya menyusut dan mengembang, seolah-olah hidup. Tetapi satu kebenaran yang kekal ialah bahwa: "Barangsiapa memiliki Anak, dia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup" (1 Yohanes 5:12), melainkan "sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa" (Efesus 2:1). Tetapi hidup Allah tidak dengan sendirinya ada dalam tabiat manusia. "Kamu harus dilahirkan kembali" (Yohanes 3:7), dan dengan jalan demikian "mengambil bagian dalam kodrat ilahi" (2 Petrus 1:4). Jadi, memunyai pendidikan tinggi atau menjadi seorang pendidik yang terlatih belumlah cukup. Memunyai kecakapan memimpin atau menjadi orang yang berpengaruh tidaklah cukup. Seseorang dengan bakat apa pun yang tidak dilahirkan kembali, sama sekali tidak dapat dijadikan guru atau pengurus sekolah minggu. Orang yang demikian tidak menyalurkan hidup ilahi. Mereka bagaikan debu dalam mata, yang akan menimbulkan rasa sakit selama belum dikeluarkan. Tiap guru dan pekerja sekolah minggu harus sudah mengalami kelahiran baru dan perubahan hati oleh kuasa Allah. Melalui pengalaman kelahiran baru inilah hidup Allah masuk ke dalam hati seseorang, dan melalui orang-orang yang telah mengalami kelahiran baru itu, hidup Allah masuk ke dalam sebuah sekolah minggu. Akan tetapi, mengalami kelahiran baru pada masa lampau dan tidak senantiasa "tinggal" di dalam Tuhan berarti berada dalam keadaan di mana kita tidak berbuah, dan dengan demikian tidak berbuat "apa-apa" (Yohanes 15:1-8). Seorang yang pernah menjadi penyalur hidup ilahi pada waktu yang lampau, mungkin saja sekarang tidak lagi menyalurkan hidup ilahi itu. Ketidakpatuhan pada kehendak Allah dan tidak memelihara hubungan dengan Dia melalui doa dan pembacaan Alkitab, akan memutuskan aliran hidup dari Allah sehingga mengakibatkan keadaan yang gersang dan tidak berbuah (2 Petrus 1:8). Dapatkah suatu carang yang mati menyumbang kepada hidup kerohanian sebuah sekolah minggu? Maka gembala dan pemimpin sekolah minggu hendaknya berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjaga agar hidup Allah tidak hanya terdapat di dalam diri semua pekerja sekolah minggu, akan tetapi agar hidup itu tetap diperbaharui dan mengalir melalui mereka kepada orang-orang yang dilayaninya. Akan sangat menolong kehidupan dan kuasa rohani sebuah sekolah minggu jika semua guru telah mengalami apa yang disebut Alkitab sebagai hidup yang "penuh dengan Roh" (Efesus 5:18). Pelayanan kita akan memiliki kuasa apabila ada perlengkapan dengan kuasa dari tempat yang mahatinggi (Lukas 24:49). Allah menandaskan bahwa Ia menghendaki semua pekerja-Nya memiliki dan memelihara perlengkapan kuasa itu (Kisah Para Rasul 1:8). Gereja-gereja yang mengajar dan mempraktikkan amanat-amanat Alkitab serta pengalaman rasuli akan memunyai sejumlah pria dan wanita yang penuh dengan Roh, dan dengan demikian mereka memenuhi syarat Alkitab dan dilengkapi secara ilahi untuk memberikan pelayanan Kristen. Alangkah bersukacitanya sekolah minggu yang para pekerjanya telah memunyai pengalaman rohani yang seperti itu, bagaikan sekian banyak waduk (saluran) kuasa dan hidup Allah. Motivasi-motivasi para pelayan dalam melakukan pelayanan sekolah minggu merupakan hal yang penting bagi kerohanian suatu sekolah minggu. Beberapa orang merasa harus menolong pelayanan sekolah minggu hanya karena tidak ada orang lain yang melakukannya. Bagaimana pun juga, sekolah minggu harus tetap berjalan karena akan sangat memalukan dan merusak nama baik gereja apabila kegiatan sekolah minggu sampai terhenti hanya karena tidak ada yang mengerjakannya. Hal ini berarti hanyalah dorongan pelayanan secara lahiriah saja. Pada suatu saat, jika para pelayan ini mendapatkan kesempatan untuk melepaskan pelayanannya, mereka akan meninggalkannya tanpa merasa bersalah karena mengganggap ini bukanlah pekerjaan yang menyenangkan. Akhirnya, sekolah minggu akan dijalankan dengan tidak sungguh-sungguh, tanpa dorongan yang benar. Ada juga yang secara sukarela memenuhi permintaan untuk menolong pelayanan sekolah minggu sebab mereka menganggap pelayanan tersebut sangat besar jasanya. Itu merupakan pekerjaan gerejawi yang tinggi derajatnya, dan dengan demikian tentu akan mendatangkan pujian bagi mereka pada hari kiamat. Mereka melakukannya agar menjadi bukti bagi dirinya dan bagi Allah, bahwa mereka adalah orang Kristen. Apabila mutu pelayanan yang diberikan atau alasan yang mendorong pelayanan itu demikian adanya, itu hanya merupakan "perbuatan yang sia-sia", yang harus disesalkan (Ibrani 6:1; Roma 10:3). Ada juga sekolah minggu yang berjuang untuk mencapai "jumlah" anggota yang banyak, supaya melebihi sekolah minggu lain atau mendapat nama baik bagi badan pengurusnya dan bagi gerejanya. Karena alasan ini bersifat jasmani, untuk kemuliaan dan pujian bagi diri sendiri, acapkali ia tidak malu-malu membujuk anggota-anggota sekolah minggu yang lain, atau menawarkan hadiah yang merupakan sogokan. "Pertumbuhan" yang diperoleh dengan cara seperti itu acapkali menjadi pertumbuhan cepat yang dibuat-buat, dan biasanya bersifat sementara. Semangat seperti itu tidak bersifat rohani, melainkan semangat jasmani, dan karena itu tak akan tahan lama. Tentu saja ada alasan atau dorongan yang murni dan benar dalam pekerjaan sekolah minggu, yaitu bekerja demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa. Pandangan dan semboyannya ialah kerohanian, penyelenggaraan yang baik, dan pertumbuhan. Sekolah minggu yang memunyai alasan yang benar, menyadari amanat Tuhan, "Pergilah dan mengajar", serta dengan sungguh-sungguh berusaha menaati amanat itu. Seluruh anggotanya dipersembahkan sebagai suatu korban yang hidup. Sekolah minggu itu sadar akan kehadiran dan kuasa hidup Allah di dalamnya, yang menjadi daya penggerak dan pendorong bagi semua pekerjaannya. Sekolah minggu itu senang bahwa sifat dan kuasa ilahi ada dan berusaha untuk berserah secara mutlak, agar sifat dan kuasa ilahi itu dapat dinyatakan sepenuhnya. Bagi sekolah minggu, "jumlah" berarti "jiwa." Dan jiwa-jiwa itu diperolehnya bukan untuk dipamerkan sebagai tanda kemenangan usahanya, melainkan sebagai "puntung" yang direbut dari dalam api (Zakharia 3:2; Yudas 23). Kerohanian dalam sebuah sekolah minggu akan menghasilkan buah-buah yang baik dan hasil-hasil yang menggembirakan. Pekerja-pekerjanya akan memunyai sifat kesukaan, kedamaian, dan kerendahan hati. Sifat memikirkan diri sendiri, ambisi pribadi, dan sifat mudah tersinggung akan jarang dijumpai dalam sekolah minggu tersebut. Demikian pula tenggang rasa, kesopanan, dan keramahan akan nyata dalam hubungan satu sama lain. Tidak akan ada perasaan bahwa sesuatu pekerjaan dalam sekolah minggu itu menjadi milik seseorang. Pekerjaan Roh Kristus amat manis dan indah. Roh Kristus akan menyebabkan tiap-tiap pekerja merasa bahwa dia bekerja untuk Allah dan bukan untuk manusia. Karenanya, mereka semua akan berusaha dengan rajin dan bersemangat dalam menyiapkan pekerjaannya, setia dan datang tepat pada waktunya serta melakukan pekerjaannya dengan saksama dan tulus hati. Para guru tidak saja berusaha untuk memberi keterangan berdasarkan Alkitab, akan tetapi berusaha memasukkan hidup Allah sendiri ke dalam hati murid-muridnya. Pertobatan tiap-tiap murid sekolah minggu bukan hanya menjadi tujuan yang diucapkan saja, melainkan setiap guru dan pekerja akan berdoa dan berjuang dengan tekun untuk mencapai maksud itu. Semua pekerja akan senantiasa memerhatikan dan mengusahakan dengan hati-hati untuk membentuk kehidupan anak-anak Kristen yang masih muda itu. Suasana sekolah yang rohani akan memunyai pengaruh yang nyata pada murid-muridnya. Rasa hormat yang sejati terhadap rumah Allah akan diperkuat oleh adanya kasih kepada guru dan pengurus, juga kasih kepada Alkitab dan kepada Tuhan sendiri. Roh Kudus, Guru Agung itu, akan mengepalai semua jam pelajaran dan juga melaksanakan pekerjaan-Nya yang telah ditentukan, yaitu meyakinkan tentang dosa (Yohanes 16:8). Sekolah minggu dengan kerohanian yang benar tidak akan merasa puas dengan kesenangannya sendiri, meskipun kesenangan itu suci dan murni. Dan sekolah minggu yang benar-benar rohani akan mengusahakan, tidak hanya penyelamatan dan peneguhan rohani semua anggotanya, tetapi juga penyelamatan semua orang yang dapat dicapainya di daerah sekitarnya. Semangat pengabaran Injil juga akan mendorong perhatian dan pemberian untuk usaha pemberitaan Injil. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku : Sekolah Minggu yang Berhasil Judul Artikel: Hidup Allah di Dalam Sekolah Minggu Penulis : Ralph M. Riggs Penerbit : Gandum Mas, Malang 1978 Halaman : 15 -- 19 o/ ARTIKEL 2 o/ KUALIFIKASI ROHANI SEORANG PENGAJAR ANAK ======================================== Sebelum Tuhan Yesus memilih murid-Nya untuk mengikut Dia dan belajar mengajar, Ia berdoa semalam suntuk/berbicara dengan Bapa-Nya. Yesus memilih dengan tepat bagaimana Dia, sebagai seorang Guru, harus berhubungan dengan Bapa-Nya. Siapakah yang dapat dipilih sebagai pengajar anak? Bagaimanakah kualifikasi rohani yang harus mereka miliki? 1. Mengenal Tuhan Yesus. Seorang pengajar anak bertanggung jawab mengenalkan Tuhan Yesus kepada anak-anak. Itu hanya memungkinkan kalau ia sendiri mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Tuhan Yesus, Juru Selamat dunia, telah diakui sebagai Juru Selamat pribadi oleh guru. Ia telah datang kepada Tuhan Yesus dan membawa segala dosa dan pelanggarannya kepada Tuhan Yesus. Ia diampuni, disucikan, dan menerima hidup baru. Inilah suatu dasar yang kokoh untuk mengajar firman Tuhan. 2. Mengenal firman Tuhan. Seorang guru akan membutuhkan waktu untuk membaca firman Tuhan setiap hari. Hidup rohani seorang guru akan diubah dan berkembang jika ia menyukai firman Allah dan menjadikan firman itu bagian dari hidupnya sehari-hari. Jika seorang guru hanya membaca Alkitab sesaat sebelum ia mengajar, dia akan kekurangan kewibawaan rohaninya. Guru yang kurang memiliki saat teduh bersama dengan Tuhan, dapat dirasakan oleh anak-anak. Kesediaan dan sukacita dalam mengenal firman Tuhan akan membawa suatu kewibawaan dalam mengajar. Guru pun dapat mengajar tanpa dibuat-buat, dan apa yang dia lakukan akan mengalir dengan wajarnya. 3. Menjadi teladan rohani. Seorang ahli dalam pendidikan telah berkata, "Untuk memberikan pengajaran Alkitab kepada anak selama satu jam, guru harus hidup menurut firman Allah selama seminggu." Anak-anak tidak hanya akan terkesan dengan apa yang dikatakan oleh guru, tetapi bagaimana guru juga hidup sesuai dengan apa yang dikatakannya itu. Misalnya, jika guru memberi pelajaran mengenai kesabaran Tuhan, padahal guru sendiri kurang sabar, maka keberadaan atau sikapnya itu berlawanan dengan pengajarannya. Melalui seluruh sikapnya, guru adalah teladan bagi anak-anak layannya. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa kita membutuhkan perubahan secara total dalam kehidupan kita. 4. Menghargai anak. Seorang pengajar akan melihat anak-anak layannya dengan kasih sayang Tuhan Yesus. Ia mengerti bahwa setiap anak berharga di hadapan Allah. Karena itu, anak juga berharga untuk dia. Guru akan paham bahwa apa yang dia lakukan untuk anak-anak layannya, dia perbuat juga bagi Tuhan Yesus. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku : Pedoman Pelayanan Anak Judul artikel: Guru dalam Pandangan Allah Penulis : Ruth Laufer Penerbit : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia Departemen Pembinaan Anak dan Pemuda, Malang 1993 Halaman : 23 -- 24 o/ KESAKSIAN GSM o/ KESAKSIAN GURU ============== Tiga tahun yang lalu, saya kembali mengajar sekolah minggu setelah enam tahun absen. Tujuan utama saya adalah mengajar tentang Allah melalui perbuatan-perbuatan yang kita lakukan setiap hari. Karena peraturan pemerintah mengenai doa yang dilakukan di sekolah negeri masih menjadi perdebatan hangat, saya mendapati banyak guru yang menghindari peraturan keagamaan itu. Yang lainnya, seperti saya, malah lebih menganggap bahwa Tuhan adalah anggota yang boleh datang ke setiap kelas. Dengan berbagai penekanan yang ditempatkan pada kreativitas di kelas, saya mulai bertanya-tanya, "Bagaimana setiap orang bisa kreatif tanpa kehadiran Allah? Bahkan guru tidak bisa melakukan yang terbaik bila kerohaniaanya tidak bertumbuh." Masalahnya adalah bagaimana menyatukan perasaan terhadap Tuhan tanpa menjadi begitu tertutup. Saya memecahkan masalah itu dengan melakukan infiltrasi (penyusupan)! Alasan saya, "Bila Komunis bisa melakukannya, maka orang Kristen pun bisa melakukan lebih dari mereka!" Saya memulainya dengan menulis suatu ayat Alkitab berdasarkan alfabet di papan tulis saya. Satu ayat satu hari diulangi di ruang kelas saya. Saya terdorong untuk melakukan lebih banyak lagi setelah terjadi suatu peristiwa saat salah satu murid berkata, "Kami lupa ayat hafalan kami kemarin!" Saat hari "Thanksgiving" berlalu, dan tidak ada program pertemuan yang direncanakan, departemen kami mulai membuat persiapan-persiapan untuk acara Paskah. Anak-anak perempuan anggota divisi Ekonomi Keluarga menyiapkan jamuan makan siang untuk seluruh pelayan di komunitas itu. Mereka yang membuat roti berbentuk kelinci itu bekerja keras supaya roti kelinci itu sempurna bentuknya. Dia melihat ke papan tulis dan kemudian bertanya, "Bu ..., saya tahu mengapa Anda menuliskan ayat di papan tulis itu. Saya membutuhkan ayat itu hari ini." Ayat itu adalah: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). Hal ini menandakan bahwa ayat itu dan ayat-ayat lainnya mendorong saya untuk mencoba lebih giat lagi untuk menyatakan kepada Tuhan, bahwa Dia diperlukan di sana. Anak-anak tampaknya menghargai kerohanian yang lebih dalam lagi. Salah satu anak menunjukkan kepada saya suatu doa yang sangat penting yang telah ditulisnya, tetapi ia takut menunjukkannya kepada siapa pun. Tulisan itu benar-benar suatu mazmur modern. Kami menggunakannya di acara "Thanksgiving" berikutnya. Pada saat saya menjadi ketua bazar, saya mulai bertanya-tanya bagaimana saya bisa menempatkan Tuhan dalam acara ini. Ternyata sangat mudah, temanya adalah nama daerah kami, Ohio, dan moto dari daerah kami adalah kutipan dari Alkitab, "Bersama dengan Allah, tidak ada yang mustahil". Salah satu anggota divisi Ekonomi Keluarga membuat peta Ohio yang indah dari beludru dan menuliskan moto Ohio dalam peta itu. Peta ini dibingkai dan sekarang digantung sebagai hiasan dinding di perpustakaan sekolah. Musim gugur ini saya mulai mengajar di sekolah lain, yang pasti akan lebih menantang dari sekolah sebelumnya. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku : God in the Classroom Judul asli artikel: Teacher`s Witness Penulis : Sue Dallas Penerbit : Good News Publisher, Illinois 1970 Halaman : 40 -- 41 o/ WARNET PENA o/ SAHABAT ANAK ============ http://www.sahabatanak.com/ Kemiskinan yang melanda negeri ini mengakibatkan banyak anak-anak terpaksa putus sekolah. Tidak jarang mereka terpaksa membantu orang tuanya untuk mencari nafkah. Banyak pula yang menjadi anak-anak jalanan dan mengamen untuk mencari sesuap nasi. Keprihatinan terhadap anak-anak jalanan inilah yang kemudian mendorong dibentuknya Sahabat Anak untuk memberi perhatian yang luar biasa kepada anak-anak jalanan, di antaranya dengan menyediakan bimbingan belajar. Saat ini bimbel tersebut diselenggarakan di enam area di Jakarta, meliputi Prumpung, Grogol, Cijantung, Gambir, Manggarai, dan Senen. Sejumlah kegiatan lain turut mereka selenggarakan, seperti Jambore Anak Jalanan, pameran pendidikan, buka puasa bersama, bahkan Natal gelandangan. Cobalah menjelajahi seluruh isi situs ini. Siapa tahu Anda terinspirasi untuk membuka pelayanan Sahabat Anak lain di daerah Anda, mengingat Sahabat Anak saat ini masih melayani sebatas di Jakarta. Kiriman dari: Raka S.K. < francolingua(at)xxxx > o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: Andri Rondonuwu < kangkong_cah(at)xxxx > >Saya sangat berterima kasih dengan adanya situs ini, sebagai guru >sekolah minggu yang masih baru, saya dapat mencari cerita-cerita >tetang Alkitab untuk menceritakan kepada anak-anak sekolah minggu. >Tuhan Memberkati. Redaksi: Terima kasih atas kunjungan Anda ke situs PEPAK. Kiranya cerita-cerita yang para pengunjung dapatkan dari situs PEPAK, dapat menjadi berkat, dan membawa anak semakin mengenal Dia, Sang Juru Selamat. Bagi Anda yang ingin mendapatkan banyak bahan mengajar, silakan akses alamat: http://pepak.sabda.org/pelajaran/. o/ MUTIARA GURU o/ Guru yang ingin berhasil dalam pelayanannya haruslah menyadari bahwa ia yang terbatas itu tidak dapat melakukan apa-apa tanpa Allah Roh Kudus menyertai pelayanannya. - Paulus Lie, dalam Mereformasi Sekolah Minggu, Yogyakarta: Andi, 2003, hal: 95 - ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2008 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |