Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/358 |
|
e-BinaAnak edisi 358 (21-11-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 358/November/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Dapatkah Anak Anda Menafsirkan Pesan-Pesan yang Terselubung? - TIPS 1 : Teknik Berkomunikasi - TIPS 2 : Berkomunikasi dengan Anak Anda - WARNET PENA : Indolead: Situs Kepemimpinan Kristen Indonesia - DARI ANDA UNTUK ANDA: Naskah Drama Natal - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih, Sering kali perselisihan yang timbul antara anak dan orang tua atau gurunya bukan karena suatu permasalahan yang berat, akan tetapi semata-mata hanya karena ada yang kurang tepat dalam proses komunikasi di antara mereka. Pendekatan-pendekatan tertentu perlu dilakukan orang tua maupun guru sebagai pihak pendidik agar anak dapat mengerti maksud yang ingin disampaikan dan tidak terjadi distorsi dalam sebuah proses komunikasi. Anak merupakan pribadi yang unik. Masing-masing memiliki tingkat pemahaman yang berbeda terhadap apa yang disampaikan para pendidiknya tersebut. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu mengetahui teknik-teknik berkomunikasi dengan anak. Melalui sajian-sajian minggu ini, kita dapat bersama-sama melihat teknik-teknik komunikasi yang dapat kita terapkan dalam berinteraksi dengan anak. Kiranya kita semua dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak layan kita dalam hal berkomunikasi. Sehingga mereka pun dapat memiliki teknik komunikasi yang baik untuk berinteraksi dengan orang lain. Selamat melayani! Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." (Yohanes 12:50) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+12:50 > o/ ARTIKEL o/ DAPATKAH ANAK ANDA MENAFSIRKAN PESAN-PESAN YANG TERSELUBUNG? =============================== Cara kita duduk, memandang, merasakan sesuatu, apa yang kita katakan, dan apa yang tidak kita katakan, segala sesuatu yang kita lakukan, itu semua mengomunikasikan suatu pesan. Penelitian mengungkapkan bahwa hanya 7% dari komunikasi seseorang dilakukan secara lisan. Dari yang sisanya, 38% merupakan nada suara dan 50% adalah yang nonverbal, seperti bahasa tubuh. Itu sebabnya, penting sekali bagi anak-anak untuk belajar menafsirkan pesan-pesan terselubung yang diarahkan kepada mereka. Anak-anak yang lebih kecil memunyai kemampuan alamiah untuk dapat menangkap perasaan orang tuanya, tetapi mereka cenderung mengartikan secara harfiah apa yang dikatakan kepadanya. Mereka juga menjadi bingung jika bahasa gerakan tubuh dan nada suara seseorang itu menyampaikan pesan yang berbeda daripada apa yang dikatakan kepadanya secara lisan. Pada suatu hari, anak Pak Waylon O. Ward yang bernama Tim dan baru duduk di kelas 1 SD, pulang sekolah dengan menangis. Teman sekelasnya, Tommy, adalah seorang anak yang suka mengganggu anak yang lebih kecil dan tak berdaya; anak ini suka menjegal dan menendang Tim. Sambil menyeka air mata Tim, istri Pak Waylon menjelaskan kepada Tim bahwa mungkin Tommy itu kesepian, tak memunyai kawan, dan ia berbuat demikian itu hanya untuk menarik perhatian. Ibunya itu mengusulkan kepada Tim agar ia mengundang Tommy ke rumahnya sesudah sekolah usai kalau kelak ia melakukan hal semacam itu lagi. Beberapa hari kemudian ketika Tommy menendangnya lagi, Tim menafsirkan peristiwa itu dengan cara yang berbeda dan oleh karenanya, tanggapannya pun berbeda. Ia berkata, "Tommy, marilah kita berkawan. Maukah kamu datang ke rumah saya setelah sekolah usai?" Peristiwa itu merupakan permulaan dari banyak pengalaman yang menyenangkan bersama dengan Tommy. Kebanyakan, para ahli sependapat bahwa sebelum umur kira-kira sepuluh tahun, anak-anak tidak mampu untuk berpikir secara abstrak. Sebagai contoh, jika terjadi kecelakaan, mereka sering perlu ditolong supaya mengerti bahwa mereka bukan seorang yang "jahat" hanya karena mereka menumpahkan susu atau memecahkan piring. Kemarahan yang mungkin kita perlihatkan sebagai suatu reaksi spontan terhadap kejadian semacam itu, terutama melalui pandangan atau isyarat-isyarat yang nonverbal, dapat merupakan sikap yang menghancurkan seorang anak. Kemarahan semacam itu merupakan salah satu dari pesan-pesan terselubung yang lazim. Kita sering menyangkalinya dengan kata-kata kita, tetapi menegaskannya dengan emosi kita dan tindakan-tindakan kita yang nonverbal. Satu kali, anak itu dapat merasakan bahwa orang tuanya marah, kata-kata tidak akan dapat menghapus perasaan takut dan perasaan tidak dikasihi yang dialaminya. Cara lain yang jauh lebih baik ialah dengan mengakui bahwa Anda marah, tetapi yakinkanlah bahwa ia masih tetap sangat dikasihi. Dengan mengakui perasaan Anda yang sebenarnya, berarti Anda memberi penjelasan kepadanya tentang apa yang "ditangkap" anak itu secara nonverbal dan membebaskan dia dari sebagian besar ketakutannya. Sering kali, orang tua menggunakan pesan-pesan terselubung dengan memanipulasi anak-anak. Kita langsung menunjukkan perasaan "disakiti" apabila seorang anak melakukan sesuatu yang tidak kita sukai. Baru setelah lama sekali, anak itu mungkin menyadari bahwa sikap inilah yang merupakan sumber perasaan bersalah dan kemarahan yang terpendam. Kalau kita menyadari bahwa kita sedang memanipulasinya dengan cara demikian, kita perlu mengakuinya secara terang-terangan dan meminta maaf. Pada saat anak-anak memasuki usia praremaja, bertambah juga kemampuan mereka untuk berpikir secara masuk akal dan abstrak. Mereka sudah dapat menafsirkan pesan-pesan yang terselubung dengan lebih baik. Sebenarnya, kemampuan mereka yang makin meningkat untuk dapat membaca perasaan dan sikap orang tua itu akan memojokkan kita jika kita berlaku tidak konsisten. Misalnya, kita sering menyalahi idealisme kaum muda ketika kita menegaskan pentingnya pergi ke gereja di satu pihak, tetapi di pihak lain kita mengecam khotbah pendeta. Apakah mengenai soal pakaian, musik, atau apa saja, Anda dapat membangun suatu hubungan yang sehat apabila waktu ada perbedaan pendapat antara Anda dan remaja Anda, Anda menjernihkan ketegangan ini dengan mengungkapkan secara jujur, "Nak, saya menyadari bahwa ini hanyalah pandangan saya. Apakah kamu tidak akan menyetujuinya?" Berikut merupakan beberapa teknik komunikasi yang perlu diingat mengenai pesan-pesan yang terselubung. 1. Sentuhan mungkin merupakan salah satu faset yang paling penting dari komunikasi nonverbal. Anak-anak perlu dipeluk, dibelai, dan berbagai pernyataan kasih yang lainnya, khususnya sesudah mereka didisiplin atau dihukum. Sekalipun jika kata-kata Anda tegas dan bersifat mengoreksi, sentuhan Anda akan dapat meyakinkan anak Anda bahwa di balik hukuman itu terdapat kasih. 2. Perhatikanlah nada suara dan ekspresi wajah Anda pada waktu berbicara kepada anak. Tanyakan pada diri Anda sendiri apakah pesan-pesan yang disampaikan secara nonverbal itu sesuai dengan apa yang Anda katakan. 3. Mengepal-ngepal tangan, memutar-mutar cincin, mencoret-coret sesuatu, menggaruk-garuk kepala, menarik-narik kancing atau perhiasan, atau memandang ke sekeliling ruangan; semua ini menunjukkan adanya perasaan-perasaan dan sikap-sikap yang tidak diucapkan, seperti kegelisahan, kebosanan, atau amarah. Waspadalah terhadap isyarat-isyarat seperti ini yang terdapat pada diri Anda dan pada anak Anda. 4. Tolonglah anggota keluarga Anda supaya mereka dapat menafsirkan sikap diam; sikap diam ini dapat mengungkapkan sejumlah perasaan; dari marah sampai sedih, sampai perasaan terkejut yang hebat. Jika Anda merasa bahwa anak Anda telah menyalahtafsirkan sikap diam Anda, pakailah beberapa kata untuk menjelaskan perasaan Anda. Umpamanya, jika Anda bersikap diam karena pikiran Anda dikuasai oleh rasa prihatin atas sanak keluarga yang sakit, jelaskan hal itu supaya anak Anda tidak menyangka Anda sedang marah kepadanya karena suatu alasan yang tidak diketahuinya. Tolonglah anak Anda yang masih kecil agar dapat menafsirkan peristiwa yang terjadi sehari-hari dan juga menafsirkan perasaannya sendiri ketika menanggapi segala peristiwa itu. 5. Jadikanlah suatu permainan atau teka-teki untuk mengungkapkan pesan-pesan terselubung yang ada dalam poster-poster dan iklan-iklan di media massa dan sarana-sarana lainnya. 6. Terapkan kemampuan Anda untuk dapat mendengarkan sesuatu dan mengenali sesuatu dalam cara-cara komunikasi di dalam keluarga Anda. Anjurkanlah untuk bersikap terus terang. Mintalah suami atau istri Anda untuk menolong Anda supaya dapat lebih peka terhadap perasaan dan pesan yang Anda komunikasikan. 7. Jadilah teladan agar selalu bersikap konsisten dalam berkomunikasi. Mengakui bagaimana perasaan Anda yang sebenarnya walaupun mungkin perasaan Anda itu tidak sebagaimana yang Anda harapkan, merupakan hal yang penting jika Anda ingin anak Anda nantinya akan berbuat yang serupa. 8. Janganlah bersikap memaksa anak Anda agar ia menunjukkan perasaan sebagaimana yang seharusnya ia rasakan. Hal ini hanya akan membuat anak itu bersikap tidak konsisten dalam berkomunikasi. 9. Jika anak Anda minta penjelasan tentang sesuatu pesan yang terselubung, ungkapkanlah. Kejujuran dan keterbukaan jauh lebih tidak menakutkan jika dibandingkan dengan pesan terselubung yang disalahartikan. Suatu cara berkomunikasi yang jelas dan lengkap dapat merupakan ciri yang istimewa dari cara hidup keluarga Anda, jika Anda cukup menaruh perhatian untuk menolong setiap anggota keluarga Anda agar dapat mendengarkan seluruh pesan yang disampaikan secara lengkap. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Judul bab : Dapatkah Anak Anda Menafsirkan Pesan-Pesan yang Terselubung? Penulis : Paul Lewis Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1997 Halaman : 47 -- 51 o/ TIPS 1 o/ TEKNIK BERKOMUNIKASI ==================== Selain perlu mengetahui hambatan-hambatan komunikasi, orang tua perlu juga mempelajari teknik komunikasi untuk membangun suatu hubungan yang baik. A. Menguasai Teknik Mendengar Seorang pendengar yang baik adalah yang memerhatikan keluhan pihak lain. Itu berarti ia harus tertarik kepada perasaan, usulan anak, dan berusaha mengerti. Apabila ada yang tidak dimengerti, tanyakanlah dan dengarlah dengan hati yang terbuka, anggaplah si anak yang di hadapan kita adalah orang yang paling penting. Sewaktu anak dengan sedih datang dan mengeluh di hadapan orang tua, dengarkanlah dengan saksama dan usahakan untuk melihat dari sudut pandang mereka. Dan apabila anak datang dengan hati yang gembira untuk mengutarakan sesuatu, milikilah perasaan yang sama, jangan menyiramkan air dingin kepada mereka. Mendengar dengan saksama mengandung arti kasih, hormat, menerima, dan mengenal dia. Teknik mendengar itu adalah sebagai berikut. 1. Gunakan waktu yang tepat dan aktif mendengarkan pengungkapan isi hati anak, khususnya pada saat-saat suasana gembira dengan sengaja menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anak. 2. Jangan mendengarkan keluhan anak pada waktu-waktu sibuk atau ketika sedang emosi sebab ini akan merusak suasana komunikasi tersebut. 3. Berikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Jangan terlalu cepat memberikan pendapat atau mencari jawaban bagi mereka. Pendengar yang baik membiarkan anak mencari jawaban sendiri. 4. Dalam proses mendengar, berilah selalu respons yang boleh dilakukan dengan menjawab atau dengan bahasa tubuh agar anak merasa sedang didengar. 5. Sewaktu pertolongan diperlukan, berikan informasi secukupnya. Tetapi perlu diingat agar menyelidiki terlebih dahulu apa masalahnya, dan jangan bertindak gegabah. B. Menguasai Teknik di Luar Bahasa Komunikasi dapat dilakukan melalui tiga perantara: isi, nada, dan bahasa tubuh. Pernyataan tanpa bahasa termasuk nada dan mimik muka, sikap, atau gerak-gerik. Dalam suatu penyelidikan dinyatakan bahwa dari tiga perantara itu, persentase isi menduduki 7%, nada suara 38%, dan bahasa tubuh 55%. Apabila seorang ibu yang sedang membersihkan lantai berkata kepada anaknya, "Jangan masuk dulu, masih licin, nanti terpeleset." Isi komunikasi yang sama, kalau diucapkan dengan nada yang kasar, akan mengakibatkan pernyataan kasih dari ibu itu terhapus. C. Menghindari Emosi Berkomunikasi dengan anak kadang-kadang bisa dengan nada emosional, dengan berteriak atau marah. Ketika seorang dikuasai oleh emosi, ia akan mengalami kesulitan untuk bisa tenang berkomunikasi dengan orang lain sehingga isi, nada, dan sikapnya akan merusak komunikasi itu. Lalu kedua generasi akan mengalami hubungan yang tegang. Hadapi perilakunya, bukan pribadinya; hadapi masalahnya, bukan emosinya. D. Jangan Terlalu Cerewet Mengulang-ulang perkataan atau nasihat adalah kelemahan dalam keluarga. Definisi dari kecerewetan adalah terus-menerus mengkritik dan mencari kesalahan. Sudah tahu apa yang harus dikerjakan oleh anak, tetapi masih tetap terus mengingatkan. Hal seperti ini tidak berfaedah, malahan akan menimbulkan perlawanan. Orang tua biasa menjadi cerewet karena perkataannya sering tidak didengar oleh anak. Penyebab lain bisa juga karena permintaan orang tua tidak jelas. Anak diminta untuk membereskan mainannya dan dijawab, "Tunggu sebentar!", kemudian orang tua bertanya kembali, "Sampai kapan Ibu harus menunggu?" Bila permintaan orang tua jelas, perintah itu tidak perlu diulangi lagi. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku : Menerobos Dunia Anak Judul asli artikel: Kunci Komunikasi Penulis : Dr. Mary Go Setiawani Penerbit : Kalam Hidup, Bandung 1993 Halaman : 72 -- 74 o/ TIPS 2 o/ BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK ANDA ============================== Komunikasi adalah sesuatu yang penting untuk mengharmoniskan hubungan antara orang tua dan anak. Apakah Komunikasi? Komunikasi itu berbicara dengan orang lain. Komunikasi merupakan proses dua arah di mana Anda: 1. berbicara dengan orang lain, dan 2. mendengarkan orang lain. Komunikasi melibatkan bahasa verbal (lisan) dan nonverbal. Interaksi nonverbal adalah interaksi di mana Anda dan anak Anda berkomunikasi melalui apa-apa yang Anda dan anak Anda lakukan untuk mengutarakan perasaan. Namun demikian, kebanyakan orang tua berkomunikasi dengan anak mereka dengan menggunakan komunikasi verbal (lisan). Bagaimana Berbicara dengan Anak Anda? 1. Hati-hatilah dengan cara bicara dan apa yang Anda bicarakan. Nada suara Anda perlu diperhatikan. Berbicaralah dengan tenang sehingga meminimalisir terjadinya ketersinggungan. 2. Hindari kalimat yang bertele-tele dan kata-kata yang sulit. Untuk anak-anak usia enam tahun, kalimat seharusnya pendek dan sederhana. 3. Gunakan bahasa sehari-hari. Berbicaralah dengan mereka seperti Anda berbicara dengan orang dewasa, atau Anda bisa mengakhiri pembicaraan Anda seperti anak-anak yang sedang berbicara. 4. Minimalisir gaya bicara yang bersifat menggurui dan mengkhotbahi. Hal seperti itu akan membuat anak Anda tidak nyaman dan enggan untuk berbicara dengan Anda. 5. Jadilah peka. Perhatikan anak Anda dan lihat apakah ia sedang memiliki masalah. Jika anak Anda belum siap untuk bercerita, menunggunya bercerita akan lebih baik daripada memaksanya untuk bercerita. Bagaimana Mendengarkan Anak Anda? 1. Tunjukkan antusiasme Anda dengan: - menghadapkan tubuh ke arah anak Anda, - menatap matanya, - tidak mengalihkan perhatian, - mengesampingkan apa yang sedang Anda kerjakan, dan - berada di dekat anak Anda. 2. Motivasi anak Anda untuk terus berbicara dengan: - meresponsnya secara verbal dengan mengucapkan "hmm-hmm", "saya mengerti", "iya"; - meresponsnya secara nonverbal, seperti anggukan, senyum, kontak mata, dan bahasa tubuh. 3. Ajukan pertanyaan yang tepat. Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan atau menekankan pada terlalu banyak detail tanpa memberi waktu untuk anak Anda meresponsnya. Satu cara yang menolong adalah dengan menanyakan pertanyaan terbuka yang dapat membuat percakapan terus mengalir. Contohnya, pertanyaan yang diawali dengan "apa", "mengapa", dan "bagaimana". 4. Masuklah ke dunia anak. Berusahalah untuk menghargai cara anak Anda memandang dunia. Jangan terburu-buru mengecap cara pandang anak Anda sebagai cara pandang yang bodoh dan tak masuk akal. 5. "Dengarkan" dengan mata Anda. Perhatikan tingkah anak Anda. Seorang anak mungkin mengekspresikan perasaanya melalui tingkah lakunya dan tidak cukup hanya dengan mengutarakannya lewat perkataan. Beberapa anak mengekspresikan apa yang mereka rasakan dengan bermain atau menggambar. 6. Dengarkan kata-katanya dengan baik. Anak Anda mungkin saja mengatakan apa yang ia inginkan secara literal atau mungkin saja ada sebuah pesan penting dalam perkataannya. Mendengarkan anak Anda dengan akurat akan membantu Anda memahami apa yang mereka pikirkan. 7. Dengarkan perasaan anak Anda. Biarkan anak Anda tahu bahwa Anda memahami perasaannya dan ia akan lebih mudah dalam menceritakan segala sesuatu yang ia rasakan kepada Anda. Untuk meningkatkan komunikasi Anda dengan anak Anda, Anda harus sadar akan respons Anda sendiri. Bagaimana Anda merespons anak Anda akan memengaruhi cara anak Anda berbicara dengan Anda. Bagaimana Merespons Anak Anda? 1. Mengajak berdiskusi. Saat anak Anda menanyakan sesuatu, ajaklah anak Anda berdiskusi dengan mengatakan, "Apa yang kamu maksud dengan ...?" dan biarkan ia menjawabnya. 2. Jujurlah. Jika Anda tidak tahu jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan anak Anda, jujurlah dan katakan padanya bahwa Anda tidak tahu jawabannya. 3. Bantu anak Anda mencari jawaban pertanyaannya. Anda bisa memberi saran kepada anak Anda untuk bersama-sama mencari jawabannya. 4. Ajar anak Anda untuk mencari jawaban. Membiarkan anak untuk mencari jawaban pertanyaannya sendiri akan membantunya untuk berpikir dan memecahkan masalah. Orang tua yang menjawab setiap pertanyaan akan membuat anak terlalu tergantung kepada orang tua. (t/Dian) Diterjemahkan dari: Judul buku : Essential Parenting Tips Judul asli artikel: Communicating With Your Child Penulis : tidak dicantumkan Penerbit : tidak dicantumkan Halaman : 18 -- 20 o/ WARNET PENA o/ INDOLEAD: SITUS KEPEMIMPINAN KRISTEN INDONESIA ============================================== http://lead.sabda.org/ Setiap guru sekolah minggu merupakan pemimpin bagi anak-anak layannya. Untuk itu, selain kemampuan mengajar, diperlukan sikap kepemimpinan dalam pelayanan setiap guru sekolah minggu. Situs Indo Lead dapat membantu para pelayan anak karena menyediakan bahan-bahan yang membahas tentang kepemimpinan. Bahan-bahan yang ada dalam situs ini dikelompokkan ke dalam sebelas kategori. Tak hanya itu, Anda juga bisa memilih berdasar jenis bahan, apakah itu berupa artikel, kutipan, tips, "workbook", buku elektronik, seri kepemimpinan, kursus, presentasi, hingga audio. Fasilitas pencarian yang tersedia juga memudahkan untuk menemukan bahan yang Anda cari dengan lebih cepat. Oleh karena itu, bagi para pendidik Kristen, mentor ataupun calon-calon pemimpin Kristen, situs ini sangat direkomendasikan untuk Anda. Selain itu, bagi Anda yang ingin mendapatkan bahan-bahan mengenai kepemimpinan Kristen secara teratur via e-mail, Anda juga bisa berlangganan newsletter bulanan e-Leadership. Dapatkan informasinya di dalam situs Indo Lead ini. Oleh: Redaksi o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: Medy Rante <rantem(at)xxxx> >Buat teman-teman or rekan-rekan pengasuh sekolah minggu dan remaja >aku minta tolong bagi yang memiliki Opera Natal/drama natal tolong >dong dikirimin soalnya kami sangat membutuhkan atas bantuanya kami >ucapkan terima kasih GBU. Redaksi: Untuk mendapatkan naskah-naskah drama Natal, silakan masuk ke situs PEPAK di http://pepak.sabda.org/topik/12. Silakan ketikkan kata Natal dalam kolom pencarian, dan dengan cepat akan muncul berbagai bahan Natal untuk sekolah minggu, termasuk juga naskah-naskah drama Natal. Beberapa naskah drama dapat didapatkan pula dari situs YungDarius di alamat: http://yungdarius.com/modules.php?op=modload&name=Top_List&file=index Jika ada rekan-rekan yang memiliki sumber-sumber lain, silakan informasikan kepada kami dengan mengirimkannya ke: ==> binaanak(at)sabda.org o/ MUTIARA GURU o/ Rencana pelajaran harian saya: Hari ini saya akan mengetahui bagaimana kita semua berpikir secara berbeda bahkan mengenai objek yang sama ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |