Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/351 |
|
e-BinaAnak edisi 351 (3-10-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 351/Oktober/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL (1) : Memahami Bayi - ARTIKEL (2) : Menyusun Rancangan Pembelajaran Kelas Bayi - BAHAN MENGAJAR: Bayi Musa - WARNET PENA : Sunday School Fun Zone - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam dalam kasih Kristus, Senang berjumpa lagi dengan Anda melalui edisi pertama bulan Oktober ini. Kiranya semangat Anda dalam melayani anak-anak layan tetap menyala-nyala di dalam Tuhan. Sebagai sajian selama lima pekan ke depan, kami akan membagikan topik-topik menarik seputar metode mengajar yang tersaji setiap minggunya dalam topik-topik berikut. 1. Kelas Bayi 2. Kelas Batita 3. Kelas Balita 4. Kelas Pratama 5. Kelas Madya Untuk edisi minggu pertama, kami membagikan metode mengajar untuk kelas bayi. Jika belum ada kelas bayi di sekolah minggu Anda, sajian ini kiranya dapat mendasari pembentukan kelas bayi di gereja Anda. Sebab kami percaya, kita semua memiliki kerinduan untuk membawa anak-anak kepada Tuhan, bahkan pada usia yang masih dini sekali pun. Jikapun sudah terselenggara, informasi berikut kiranya akan memperluas wawasan Anda. Selamat mengajar! Redaksi Tamu e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari "lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" (Matius 21:16) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Matius+21:16 > o/ ARTIKEL (1) o/ MEMAHAMI BAYI ============= Lembut, banyak tidur, merah, berkerut, menyenangkan untuk disayangi, lemah, kecil -- pilihlah kata apa saja untuk menggambarkan bayi. Siapa yang tidak menyukai anak kecil ini? Dan mendengar orang tua dan saudara-saudaranya dengan bangga dan bahagia mengatakan bahwa bayi mereka adalah bayi yang paling cantik dan disayangi oleh semua orang. Tentu saja seorang bayi merupakan suatu mukjizat. Dari sebuah telur yang dibuahi (kira-kira sebesar titik yang ada dalam huruf i), kira-kira sembilan bulan kemudian, menjadi seorang manusia yang benar-benar utuh. Hanya ciptaan Tuhan sajalah yang dirancang sesempurna itu. Sangat menyenangkan merenungkan fakta bahwa Tuhan telah memberi orang muda ini jiwa yang selalu mampu mengenal Tuhan. Kemudian menjadi tantangan bagi kita untuk mendampingi pertumbuhan dan perkembangan bayi ini dengan cara yang menjadikan ia suatu hari nanti akan memberi respons terhadap kuasa Tuhan atas hidupnya. Untuk bisa melaksanakan ini, kita harus memahami kehidupan kecil yang akan kita bentuk dan kita juga harus memahami beberapa metode yang bisa digunakan untuk memengaruhi kehidupan itu. PENTINGNYA USIA-USIA AWAL Sama halnya dengan fondasi sebuah rumah yang menentukan kestabilan bangunan di atasnya, demikian pula tahun-tahun dalam hidup menentukan keseluruhan arah dan karakteristik suatu kehidupan. Tidak ada periode dalam hidup seseorang yang sepenting dua tahun pertama hidupnya. Hal ini tidak berarti bahwa perubahan dan perkembangan tidak bisa terjadi pada tahun-tahun berikutnya; perubahan dan perkembangan itu tetap, bahkan harus terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Tetapi para psikolog dan pendidik setuju bahwa tidak ada masa lain dalam kehidupan manusia yang memungkinkan ia untuk bisa belajar dengan cepat seperti pada dua tahun pertama kehidupannya. Seorang pendidik menulis, "Secara konservatif dapat dikatakan bahwa seorang mahasiswa yang kuliah selama empat tahun tidak membuat kemajuan yang sebanding dengan bayi yang dilatih dengan baik pada usia dua tahun pertama." (Bernice T. Cory, The Pastor dan His Interest in Preschoolers, Christian Education Monographs, Pastors` Series, No. 8 (Glen Ellyn, Ill.: Scripture Press Foundation, 1996), hal. 2) Bagi yang terlibat dalam pendidikan Kristen untuk anak, hal ini berarti bahwa dua tahun pertama dalam kehidupan sebaiknya tidak diabaikan atau dikesampingkan dalam program gereja. Tahun-tahun awal ini memerlukan pelayanan yang terbaik dari gereja. Demikian pula para orang tua Kristen, sebaiknya tidak menganggap atau memandang tahun-tahun awal ini sebagai tahun-tahun yang tidak produktif. Nilai dan konsep dasar yang disampaikan kepada bayi dan balita adalah nilai dan konsep dasar yang akan menentukan kelangsungan hidup anak. "Anak Anda tidak memiliki kekuatan apa pun terhadap orang-orang di sekitarnya. Ia dibentuk oleh orang-orang di sekitarnya; orang-orang di sekitarnya itulah yang menjadi cetakannya." (Anne Ortlund, Children Are Wet Cement (Old Tappan, N.J.: Revell, 1981), hal. 38) Karena masa dua tahun pertama sangat penting, penting pulalah bagi kita untuk sebisa mungkin benar-benar memahami mereka. MEMAHAMI BAYI Kata "bayi" (infant) digunakan untuk menyatakan seorang anak yang berusia 1 -- 12 bulan pertama. Pemahaman tentang bayi -- atau anak usia lainnya -- melibatkan dua hal. Pertama, ada sejumlah karakteristik umum bagi semua anak yang usianya sebaya. Kedua, ada beberapa karakteristik yang unik pada anak tertentu. Pelayan yang efektif akan mencari tahu karakteristik umum pada kelompok usia yang dilayaninya dan ia juga akan melakukan apa saja yang memungkinkan dirinya untuk bisa mengenal kepribadian anak tersebut. Kedua hal ini sangatlah penting. Namun dalam bagian ini, kita hanya akan membahas karakteristiknya secara umum saja. Sudah terbukti bahwa tidak ada dua bayi yang sama. Setiap bayi merupakan seorang pribadi dengan hak pribadi, dengan polanya sendiri dan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya sendiri. Namun, "Bayi tumbuh dan berkembang dengan cara-cara tertentu yang unik. Fakta yang menantang kita adalah bahwa bayi-bayi itu melewati tahap-tahap pertumbuhan yang sama tetapi setiap bayi tumbuh dengan tingkat kecepatan yang berbeda." (Florence Conner Hearn, Guiding Prescholler (Nashville: Convention, 1969), hal. 23). Kita perlu memahami pola dasar ini untuk memahami kepribadian anak-anak. MEMENUHI KEBUTUHAN BAYI Kebutuhan bayi dapat diringkas lebih mudah: kebutuhan fisiknya harus dipenuhi dan mereka harus ditempatkan dalam suasana yang penuh kasih di sekitar orang-orang yang mengasihinya. "Perkembangan rohani, mental, emosi, dan sosial tergantung pada cara pemenuhan kebutuhan fisik (Hearn, hal. 19). Bila kebutuhan fisik dipenuhi dengan cara yang lembut dan penuh kasih, bayi akan mendapatkan keamanan yang mendasar dan rasa percaya yang akan terus dibawa oleh anak itu sepanjang hidupnya. Pengertian-pengertian ini jelas bagi mereka yang melayani dalam program pelayanan bayi di gereja. Para pelayan ini tidak bisa memandang tugasnya sebagai pekerjaan rutin. Ia harus memandang tugas itu sebagai suatu jalan untuk melayani Tuhan, Ia yang benar-benar peduli pada anak-anak (Mrk. 10:16; Luk. 18:15-16). Pelayan harus memiliki kasih kepada setiap anak yang diwujudkan dalam caranya memberi perhatian kepada anak-anak yang dilayaninya. Pelayan di tempat perawatan anak memiliki tanggung jawab besar untuk membantu bayi membentuk kesan pertama dan yang paling mengesankan tentang suatu tempat yang disebut gereja. Jauh sebelum ia tahu segala sesuatu tentang apa yang diajarkan, ia akan tahu bagaimana rasanya. Dan apa yang ia rasakan sekarang bisa berpengaruh besar pada seberapa siapnya ia membuka dirinya sendiri terhadap aspek-aspek lain dalam program gereja saat ia sudah cukup umur untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri. Orang yang melayani bayi harus bersikap lembut dan sabar serta tidak mudah merasa terganggu. "Peganglah bayi itu dengan kuat, tetapi perlakukan mereka dengan perlahan-lahan dan lembut. Gunakan intonasi suara yang lembut dan berbicaralah dengan menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek." Tidak perlu merengek; lagu-lagu dan irama sederhana, nada-nada yang menyejukkan, dan senandung lembut lebih menyenangkan dan efektif. Beberapa penerbit kurikulum menasihatkan supaya membawa bayi yang masih kecil diajar dengan duduk di kursi dan di depan meja meskipun ia belum bisa duduk sendiri. Bayi ini ditempatkan di kursi yang aman atau di kursi untuk bayi dan mendengarkan cerita, ikut serta dalam mendengarkan cerita Alkitab, dan mendengarkan lagu-lagu lainnya. Peranan orang dewasa dalam merawat bayi menjadi lebih diperhatikan. Semakin banyak gereja yang merekrut orang untuk melayani para bayi ini. James Hymes menyarankan bahwa "kehidupan seorang anak akan lebih kaya bila sejak awal dia mendapat manfaat, baik melalui pendekatan secara maskulin maupun feminim, terhadap dunia ...." Anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, perlu merasakan tangan yang berbulu, tangan yang lebih berotot, tangan yang lebih besar, dan tangan yang berkulit tebal. Bila pengalaman di gerejalah yang pertama kali didapatkannya, anak itu akan memiliki kepedulian untuk mengasihi sesamanya. Ia juga akan lebih mudah menyadari dan percaya ada kasih yang diberikan oleh Tuhan Yesus. Gereja tidak hanya mengirim sukarelawan untuk membantu bayi, tapi juga menyediakan sebuah tempat. Ruang kelas bayi harus benar-benar bersih dan memiliki peralatan yang memadai. Tidak ada orang tua yang mau meninggalkan anaknya di tempat yang kotor, berantakan, atau jorok. Gereja yang ingin melayani orang tua dan bayi harus menyediakan pelayanan yang paling bersih, bertanggung jawab, efisien, bersahabat, dan penuh kasih kepada bayi maupun orang tua mereka. Gereja yang demikian berarti sedang menanamkan investasi hidup. Tidak ada investasi lain yang bisa memberikan penghargaan ataupun keuntungan kekal! (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku : Childhood Education in the Church Judul asli artikel: Understanding Infants and Toddlers Penulis artikel : Valerie A. Wilson Penerbit : Moody Press, Chicago 1986 Halaman : 83 -- 85, 88 -- 89 o/ ARTIKEL (2) o/ MENYUSUN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS BAYI ========================================== Riset membuktikan bahwa kegiatan bermain, tepatnya bermain bebas, adalah cara terbaik dalam proses perkembangan anak. Bermain menyediakan dasar yang kuat untuk pertumbuhan intelektual, kreativitas, dan penyelesaian masalah. Bermain juga membantu pertumbuhan emosional serta keterampilan sosial anak. Dalam bukunya yang berjudul Multiple Intelligences (MI), Howard Gardner mengungkapkan bahwa anak-anak balita sedang berada dalam tahap eksplorasi, yaitu masa perkembangan di mana anak secara alami memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menjelajah serta mengenali dunia sekitarnya dengan sangat antusias, dan mereka melakukannya dengan segala cara, masing-masing sesuai dengan keunikan pribadinya. Bagi anak balita, termasuk para bayi, bermain sama dengan belajar. Melalui aktivitas bermain inilah, anak-anak menyerap materi pelajaran dengan cara yang paling optimal. Bagi anak balita, bermain memiliki dampak serta manfaat positif yang sifatnya lebih menetap atau jangka panjang bagi masa depan mereka. Semakin orang tua ataupun guru memisahkan proses bermain dengan belajar, semakin tidak optimal pula proses perkembangan anak. Manfaat terbesar bagi anak-anak yang memiliki banyak waktu untuk bermain bebas adalah mereka menjadi lebih bahagia. Dan saat mereka bahagia, pelajaran apa pun dapat dicernanya dengan mudah serta bersifat lebih menetap dibandingkan dengan model pelajaran yang formal atau menggunakan pendekatan konvensional. Dalam tulisan ini, akan diberikan contoh bagaimana mendesain rancangan pembelajaran untuk Kelas Bayi dengan menggunakan filosofi Multiple Intelligences (MI). Kecerdasan Majemuk menurut Howard Gardner: Percayakah Anda bahwa setiap bayi itu "cerdas"? Cerdas di sini bukan berarti bahwa pada usianya yang pertama, bayi Anda sudah bisa membaca, atau pada usianya yang kedua, bayi Anda bisa menghafal perkalian. Bukan itu yang dimaksud. Namun, setiap bayi memiliki potensi kecerdasan di dalam dirinya yang siap dibentuk dan dikembangkan oleh Anda. Ternyata, kombinasi kecerdasan setiap bayi unik, tidak sama satu dengan lainnya. Mengapa Angeline selalu menampakkan ekspresi senang bila ia mendengar musik, sementara Julianne seolah tak peduli saat ada yang menyanyi atau memainkan musik? Mengapa Bryan aktif merangkak ke sana ke mari, sementara Fefe lebih menikmati duduk manis dan mengamati teman-temannya? Mengapa anak berusia satu tahun sudah tertarik huruf dan angka, sementara anak berusia tiga tahun masih ogah diajak mengenal angka? Tak ada bayi yang sama, setiap bayi unik adanya, dan setiap bayi ternyata memiliki kombinasi beragam jenis kecerdasan yang berbeda. Menurut Howard Gardner, ada sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak. Masing-masing dengan kadar, porsi, dan kombinasi yang berbeda. Bersiaplah untuk mengenali potensi kecerdasan bayi Anda. 1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence) ----------------------------------------------- Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata, baik untuk berkomunikasi, memengaruhi, maupun memanipulasi orang lain. Kegiatan linguistik antara lain: berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Seorang anak dengan kecerdasan linguistik tinggi biasanya terlihat sebagai anak yang "cerewet", pandai bicara, dan sejak dini tertarik kepada buku, serta ingin belajar mengenal huruf, bahkan ingin belajar membaca. 2. Kecerdasan Logis Matematis (Logical-mathematical Intelligence) -------------------------------------------------------------- Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan untuk mengolah angka, menggunakan logika, atau kemampuan berpikir analitis-kritis, serta menggunakan akal sehat. Anak-anak dengan kecerdasan logis matematis tinggi umumnya suka permainan yang membutuhkan logika, suka bereksperimen sebab akibat, dan mungkin, pada usianya yang pertama, menyukai angka serta perhitungan sederhana. 3. Kecerdasan Visual Spasial (Spatial Intelligence) ------------------------------------------------ Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam benak atau pikiran (visual), serta menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi (spasial). Aktivitas visual spasial, misalnya menggambar, mewarna, membangun balok, lacing, lego, dan berkhayal (membayangkan sesuatu). 4. Kecerdasan Kinestetik (Bodily-Kinesthetic Intelligence) ------------------------------------------------------- Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk mengolah tubuh serta melakukan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan anggota tubuh tertentu, seperti keterampilan tangan. Anak dengan kecerdasan kinestetik yang tinggi dalam hal motorik kasar umumnya adalah anak yang tidak bisa diam, alias selalu bergerak ke sana kemari dan biasanya memiliki keseimbangan dan koordinasi tubuh yang baik (bisa dalam hal olahraga, bisa juga dalam hal tarian, atau senam). Adapun anak dengan kecerdasan kinestetik motorik halus mungkin sudah mulai suka corat-coret sebelum usianya yang pertama. Dan pada usianya yang kedua, sudah bisa memegang pensil dengan benar. Barangkali ia juga terampil dalam beberapa aktivitas meronce dan lain-lain, yang membutuhkan keterampilan jari-jari tangan. 5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence) ----------------------------------------- Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk mencerna, mengapresiasi, serta memainkan musik. Seorang anak dengan kecerdasan musik tinggi mungkin akan mampu menikmati lagu, mengingat melodi, dan menghafal lagu, bahkan mampu menyanyi (bila ia sudah bisa menyanyi) dalam nada yang tepat atau benar. 6. Kecerdasan Antarpribadi (Interpersonal Intelligence) ---------------------------------------------------- Kecerdasan antarpribadi adalah kemampuan untuk memahami dan menjalin hubungan dengan orang lain, termasuk dalam hal ini adalah kemampuan berempati, berteman, hingga membujuk, bahkan memanipulasi orang lain. Anak-anak dengan kecerdasan antarpribadi yang tinggi biasanya sangat mudah bergaul, disukai banyak orang, dan acap kali pandai pula menggunakan tipu daya untuk memengaruhi orang lain agar menuruti keinginannya. 7. Kecerdasan Intrapribadi (Intrapersonal Intelligence) ---------------------------------------------------- Kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan percaya kepada diri sendiri. Anak-anak dengan kecerdasan intrapribadi tinggi umumnya lebih suka bermain sendiri, berkehendak kuat, dan tidak mudah dipengaruhi maupun diatur, bahkan mungkin kerap kali dicap keras kepala atau pemberontak. Padahal, yang sebenarnya diinginkan oleh anak-anak ini adalah melakukan segala sesuatu dengan caranya sendiri. 8. Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence) ---------------------------------------------- Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam serta hidup harmoni bersama alam. Anak-anak dengan kecerdasan naturalis tinggi mungkin akan suka bermain tanah atau pasir, berani memegang anjing, kucing, atau binatang lainnya. Mereka suka bermain dan berada di alam terbuka. Saat ini telah ditambahkan jenis kecerdasan yang ke-9 yang disebut kecerdasan Eksistensialis, yaitu kemampuan untuk memikirkan nilai-nilai yang hakiki dan arti kehidupan. Untuk alasan praktis, karena bayi belum mampu mengekspresikan jenis kecerdasan yang ke-9 tersebut, dalam tulisan ini hanya akan dibahas cara menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan delapan jenis kecerdasan di atas. DAFTAR METODE MENGAJAR ALAMI YANG SESUAI UNTUK KELAS BAYI 1. Kecerdasan Linguistik - Guru bercerita dan anak mendengarkan. - Bersama-sama mendengarkan kaset atau buku bersuara. - Bersama orang tua atau pengasuh, anak diajak membaca buku. - Melakukan permainan dengan kata-kata. - Mengajarkan sajak (rhyme). 2. Kecerdasan Logis Matematis - Menyertakan angka dalam cerita atau aktivitas. - Melibatkan perhitungan sederhana dalam cerita. - Mengajak anak melakukan klasifikasi atau pengelompokan. - Bermain puzzle. - Melakukan kegiatan ilmiah (sains) sederhana. 3. Kecerdasan Visual Spasial - Menggunakan gambar, poster, foto, tayangan, atau tampilan visual lainnya. - Melibatkan anak dalam kegiatan mewarna, melukis, mengecat, kolase, dan sejenisnya. - Menggunakan permainan balok, lego, hawkblocks, dan sejenisnya yang membutuhkan kemampuan bangun ruang. - Menonton film bersama. - Permainan labirin dan teka-teki visual lainnya. 4. Kecerdasan Kinestetik atau Tubuh: - Segala macam permainan atau aktivitas yang membutuhkan gerakan motorik kasar (merangkak, berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan sebagainya). - Segala macam permainan atau aktivitas yang membutuhkan gerakan motorik halus (memegang sesuatu dengan jari, fingerpainting, meronce, dan sebagainya). - Menggunakan gerakan saat menyanyi atau menyampaikan firman Tuhan. - Menggunakan bahasa tubuh saat berkomunikasi maupun menyampaikan firman Tuhan. - Anak melakukan kegiatan yang menyibukkan dirinya, seperti: mengutak-atik barang, mendorong, dan menarik. 5. Kecerdasan Musikal - Menyanyikan lagu bersama. - Mendengarkan lagu atau musik instrumental dari alat musik. - Memainkan alat musik. - Menghubungkan lagu atau nada dengan konsep atau materi yang diajarkan. - Bersenandung, bersiul, bertepuk tangan, atau menghasilkan bunyi-bunyian lainnya, baik dari mulut, anggota tubuh, maupun peralatan yang ada. 6. Kecerdasan Antarpribadi: - Anak melakukan aktivitas secara individu (sendiri). - Guru menghubungkan materi dengan kehidupan anak secara pribadi. - Anak mengerjakan tugas pribadi di rumah (tentu dengan bantuan orang tua atau pengasuh). - Anak melakukan permainan "pura-pura" atau "imajinasi". - Guru menyediakan waktu pribadi untuk setiap anak. 7. Kecerdasan Intrapribadi: - Anak terlibat dalam aktivitas atau permainan kelompok. - Anak dilibatkan dalam kegiatan untuk saling berbagi dengan temannya. - Anak terlibat dalam aktivitas yang bergiliran, yang melibatkan kontak antara anak yang satu dengan lainnya. - Anak dilibatkan dalam sebuah drama dengan berbagi peran. - Anak diajak masuk dalam lingkungan sosial yang berbeda, atau menghadirkan "tamu". 8. Kecerdasan Naturalis atau Alam: - Mengajak anak belajar di alam terbuka. - Menghadirkan benda-benda alam ke kelas, seperti: batu, daun, bunga. - Menggunakan binatang dan tanaman sebagai peraga mengajar. - Melakukan aktivitas yang terkait langsung dengan alam, seperti: berkebun, memancing, atau masuk ke kolam ikan. - Melakukan studi ekologi sederhana. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0-2 tahun) di Sekolah Minggu Penulis : Meilania Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2007 Halaman : 40 -- 47 o/ BAHAN MENGAJAR o/ BAYI MUSA ========= Musa diletakkan di dalam sebuah keranjang kemudian dihanyutkan di sungai Nil untuk menjadi seorang putra raja di Mesir. Silakan menggunakan ide ini untuk menyusun kurikulum atau untuk menyiapkan pelajaran di sekolah minggu Anda. SARAN UNTUK MENYAMPAIKAN CERITA Bacaan Alkitab -------------- Keluaran 2:1-10 Ide untuk permainan: -------------------- 1. Cari dan Sembunyikan Persiapan: ---------- Buatlah daftar berupa enam benda sederhana, misalnya sendok plastik, batu, permen, balok, kancing warna biru, dan segulung tali. Ikatlah salah satu dari masing-masing benda itu pada sebuah pasak atau lekatkan benda-benda itu di papan tulis. Sebelum anak-anak datang, sembunyikan benda-benda itu dalam ruang kelas, satu benda untuk satu anak. Contoh: jika ada 10 anak yang datang, sembunyikan 10 sendok, 10 permen, dan seterusnya. Semua sendok harus di tempat yang sama, semua kancing di tempat yang sama, dan seterusnya. Cara bermain: ------------- Setiap anak harus mencoba mencari satu dari setiap benda, tetapi tidak boleh mengatakan kepada siapa pun di mana benda-benda ini disembunyikan. Berikan hadiah kecil untuk mereka yang berhasil menemukan keenam benda itu dalam waktu tertentu yang telah ditentukan. Atau jika Anda melihat seorang anak kesulitan untuk mengumpulkan semua benda itu sesuai dengan waktu yang ditentukan, Anda bisa mengajak mereka memainkan permainan lain sampai mereka juga bisa mendapatkan hadiah. 2. Mengalahkan Rintangan Bahan-bahan: ------------ Bantal, selimut dan/atau seprei, kotak kartu yang besar, meja dan kursi, segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai penghalang/rintangan. Cara bermain: ------------- Susunlah beberapa benda sehingga murid harus berpindah, berjalan di bawah, di sekitar, dan melalui benda itu. Susunlah benda-benda itu selama pelajaran berlangsung. Mulailah dari satu murid pada awal pelajaran dimulai dan katakan padanya untuk mencoba mencari jalan keluarnya. Ide keterampilan: ----------------- Musa dalam Keranjang Bahan-bahan: ------------ a. kardus kecil susu yang bersih, b. kertas lipat warna coklat, c. isolasi/perekat, d. stapler/pengokot (digunakan oleh pendamping/GSM), e. kain, f. jepitan baju berbentuk bulat kecil, dan g. spidol hitam (digunakan oleh pendamping/guru). Cara membuat: ------------- Sebelum kelas dimulai, gambarlah wajah di setiap jepitan baju sehingga Musa siap ditaruh di keranjang. 1. Guntinglah 1/3 bagian atas kardus susu. 2. Bungkuslah kardus susu itu dengan kertas lipat coklat. Lekatkan dengan isolatip atau lem. 3. Gunakan stapler untuk menyatukan satu strip kertas lipat itu ke atas sehingga bisa digunakan sebagai pegangan/gagang keranjang. 4. Mintalah murid-murid untuk menghias keranjang mereka dengan krayon. 5. Letakkan sehelai kain di keranjang. 6. Pada penjepit baju, gambarlah wajah bahagia dan tempatkan di keranjang sebagai Musa. Doa yang disarankan: -------------------- Tuhan terima kasih atas perlindungan-Mu kepadaku. Engkau melindungiku dan menjagaku. Sekarang tolonglah aku untuk menceritakan kepada orang lain tentang kasih-Mu yang luar biasa kepadaku. Amin. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs : Suite 101.com Judul asli artikel: Moses as a Baby Penulis : Tidak dicantumkan Alamat URL : http://baptist-church.suite101.com/article.cfm/moses_as_a_baby o/ WARNET PENA o/ SUNDAY SCHOOL FUN ZONE ====================== http://sunday-school-fun-zone.com/ Tidak semua sekolah minggu memunyai kelas bayi atau kelas untuk anak prasekolah, mungkin termasuk sekolah minggu Anda. Oleh karena itu, menjadi sebuah tantangan tersendiri jika Anda menggagas pelayanan untuk kelas ini di gereja Anda. Sehingga sedari balita, anak-anak layan Anda sudah terbiasa untuk berkenalan intim dengan firman Tuhan. Dan situs Sunday School Fun Zone bisa menjadi salah satu referensi bagus bagi Anda mewujudkannya. Situs ini menyediakan berbagai macam kurikulum untuk kelas bayi dan prasekolah yang sangat menarik dan kreatif. Semua bahan, seperti cerita Alkitab, kreativitas, dan buku mewarnai dapat dicetak dan dijadikan pelengkap bahan mengajar. Kesempatan untuk menjadi anggota juga disediakan di situs ini. Ayo, segera kunjungi situs ini dan dapatkan banyak sekali bahan yang mendukung pelayanan anak Anda. Selamat melayani! Oleh: Kristina o/ MUTIARA GURU o/ Mengajar di Kelas Bayi: Janganlah kita fokus pada para bayi yang belum siap, tetapi fokuskanlah pada mereka yang sudah siap bersama dengan Anda untuk segera memulai ibadah. - Meilania - ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Redaksi tamu: Kristina Dwi Lestari Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |