Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/350 |
|
e-BinaAnak edisi 350 (26-9-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 350/September/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Tolong! Saya Harus Bercerita! - TIPS (1) : Menguasai Seni Membawakan Cerita - TIPS (2) : Menyampaikan Cerita Alkitab untuk Kelas Kecil - WARNET PENA : Sunny Hollow Press: Teaching Tips from Jodi`s File - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam dalam kasih Kristus, Hendaknya apa yang keluar dari mulut kita adalah perkataan yang membangun dan memberikan berkat bagi setiap orang, tanpa terkecuali anak sekolah minggu yang kita layani. Namun, menuturkan cerita yang tidak hanya sebatas menuturkan saja adalah pekerjaan yang sulit. Banyak aspek penting yang harus dipersiapkan ketika akan menuturkan cerita agar pesan yang kita bagikan dapat diterima dengan baik dan benar oleh anak layan kita. Sebagai edisi penutup di bulan September ini, e-Bina Anak hadir dengan topik "Menuturkan Cerita" yang kiranya semakin memperlengkapi edisi-edisi sebelumnya. Silakan menyimak sajian kami, semoga bermanfaat untuk menambah bekal pelayanan Anda. Akhir kata, selamat menuturkan cerita kepada anak layan Anda! Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita. Redaksi Tamu e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari "Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir." (Amsal 18:4) <http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+18:4 > o/ ARTIKEL o/ TOLONG! SAYA HARUS BERCERITA! ============================= Mungkin akan sedikit menakutkan ketika kita diminta mendongeng sebuah cerita. Hal pertama yang harus diingat adalah jangan panik. Karena bisa jadi, Anda lebih berpengalaman daripada apa yang Anda cemaskan. Hanya sedikit orang yang mencapai masa dewasanya tanpa pernah mendengarkan cerita yang dibacakan untuk mereka, membaca cerita sendiri, dan mungkin bercerita untuk orang lain. Pikirkan bagaimana Anda menikmati sebuah gaya bercerita dan simpan hal itu dalam pikiran selama Anda mempersiapkan diri Anda sendiri. Ingat kembali berbagai pengalaman dalam bercerita yang pernah Anda lakukan di masa lalu. Mungkin Anda pernah bercerita secara langsung kepada sekelompok orang atau waktu Anda tidak harus bercerita secara langsung, misalnya melawak, menceritakan sebuah anekdot, menggambarkan liburan atau peristiwa-peristiwa tertentu, mengingat kembali peristiwa lucu atau sedih yang pernah Anda alami. Membaca Keras Melawan Bercerita dari Ingatan -------------------------------------------- Anda harus yakin bahwa dengan membaca cerita sesuai nada dan intonasi yang baik maka: - Anda akan mendapatkannya dengan tepat; - Anda tidak akan mencoba dan mengingat segala sesuatu yang lebih rinci; - Anda tidak akan meninggalkan sesuatu yang penting; - Anda akan lebih percaya diri dengan sebuah buku atau cerita yang tertulis di depan Anda; - Anda masih perlu latihan tetapi lebih sedikit daripada bercerita tanpa membaca dengan keras. Bercerita tanpa membaca teks akan: - membuat Anda lebih mudah mengadakan kontak mata; - membantu Anda melihat minat anak-anak sehingga Anda bisa merespons hal itu dengan cepat; - membantu setiap pendengar untuk terlibat dalam cerita; - membantu orang yang kurang percaya diri. Berceritera Seperti yang Kitab Suci Ceritakan --------------------------------------------- - Bisakah cerita itu dibacakan kepada anak-anak? - Bisakah Anda menemukan buku cerita Kitab Suci anak-anak untuk dibaca? - Bisakah Anda menuliskan cerita itu dengan lebih sederhana dengan bahasa Anda dan membacakannya dengan keras? - Akankah Anda menceritakan sesuatu dengan bahasa Anda sendiri tanpa teks? Memilih Cerita Kitab Suciku Sendiri ----------------------------------- Jika Anda memerlukannya, mintalah bantuan untuk menemukan sebuah cerita dengan satu tema yang jelas. Karena banyak cerita yang sangat luas dan akan membutuhkan banyak waktu untuk menceritakannya. Mungkin mereka sangat puas di akhir cerita jika setiap orang telah bekerja sesuai tugasnya, tetapi anak-anak mungkin akan meninggalkan ruangan selama proses bercerita berlangsung. Idealnya, cerita Anda seharusnya berisi drama, ketegangan, dan konflik. Pilihlah sebuah cerita yang memunyai alur yang jelas, baik pada bagian awal, bagian tengah, maupun pada bagian akhirnya. Bagian awal seharusnya berisi situasi, keadaan sulit, konflik, atau kedaruratan. Bagian tengah berisi tentang ketegangan, keadaan bahaya, serta klimaks yang lalu mencapai penyelesaian. Contoh cerita Kitab Suci: Yesus meredakan Angin Ribut (Markus 4:35-41). - Bagian awal: Yesus dan murid-murid-Nya sedang menyeberangi danau dengan perahu. Cuaca begitu tenang, tidak ada tanda-tanda akan ada angin ribut. Yesus pun tertidur. - Bagian tengah: Angin topan bertiup dengan kencang disertai hujan. Ombak menyembur masuk ke dalam perahu sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Para murid mulai panik dan ketakutan, meskipun beberapa dari mereka adalah nelayan yang sudah berpengalaman dengan badai taufan. Tetapi kali ini adalah badai yang terburuk. Mereka nyaris tenggelam. Yesus masih tertidur. Murid-murid-Nya membangunkan Yesus dan menuduh-Nya tidak memedulikan keadaan tersebut. - Klimaks: Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Yesus mendamprat murid-murid-Nya karena tidak percaya kepada-Nya. Murid-murid-Nya pun takjub akan kekuatan-Nya, dan mereka menyadari bahwa Dia adalah Anak Allah. - Inti cerita: Yesus menunjukkan kuasa Allah yang besar. - Aplikasi: Yesus memiliki kekuatan untuk selalu menjagaku. Sekarang Giliran Anda .... -------------------------- - Akankah Anda membacakan cerita yang telah Anda pilih untuk anak-anak? - Dapatkah Anda menemukan buku cerita anak-anak tentang Kitab Suci untuk dibacakan? - Apakah Anda akan menulisnya dengan bahasa Anda sendiri lalu membacakannya? - Dapatkah Anda menulisnya dengan bahasa Anda sendiri lalu membacakannya dengan keras? - Apakah Anda akan menceritakannya dengan bahasa Anda sendiri berdasarkan ingatan Anda? Anda bisa memegang buku atau Kitab Suci untuk berjaga-jaga jika Anda lupa bagaimana kisah berikutnya, atau tuliskan garis besarnya dalam kartu-kartu untuk membantu Anda mengingatnya kembali. Menyampaikan Cerita Fiksi ------------------------- Jika Anda merasa asing dengan cerita fiksi anak-anak, Anda perlu mencari petunjuk atau saran. Kunjungi perpustakaan anak setempat dan tanyakan daftar buku yang paling populer dan sesuai dengan usia anak-anak yang berhubungan dengan Anda. Jika Anda mengenal seseorang yang juga mengajar anak-anak seperti Anda, mintalah nasihat atau saran kepadanya. Bacalah beberapa contoh dengan nada yang keras, hitung waktunya dan tambahkan beberapa menit lagi. Carilah salah seorang yang Anda rasa nyaman dengannya, dan pikirkan apa yang terbaik untuk pendengar-pendengar Anda dan tenggat waktu yang Anda berikan. Jangan khawatir jika anak-anak mengatakan kalau mereka tidak siap mendengar ceritanya. Anak-anak yang lebih muda biasanya menyukai dan menikmati pengulangan. Anak yang lebih tua dapat disuruh untuk mendengarkan dengan cermat dan setelah itu mengatakan alasan mereka mengapa mereka berpikir bahwa cerita itu adalah cerita yang populer untuk anak seusia mereka. - Apakah Anda akan membaca cerita pilihan Anda dari buku? - Apakah Anda akan menulis dan membacanya dengan bahasa Anda sendiri? - Apakah Anda akan menceritakannya dengan bahasa Anda sendiri tanpa teks? Anda bisa memegang buku untuk berjaga-jaga jika Anda lupa apa yang terjadi selanjutnya atau menuliskan garis besarnya dalam kartu untuk membantu Anda. Membuat Cerita Sendiri ---------------------- Setiap orang pasti memunyai cerita sendiri, entah itu diambil dari pengalamannya atau pengalaman orang lain. Bagaimanapun juga, jika Anda belum pernah melakukan sebelumnya, Anda perlu berlatih untuk menuliskan pengalaman di atas kertas dan menjadikannya sebagai suatu jenis cerita. Jika Anda benar-benar perlu menyampaikan cerita Anda sendiri maka: - buatlah cerita sependek mungkin; - gunakan prinsip-prinsip yang sama seperti cerita-cerita yang lain, misalnya dengan memberikan drama, ketegangan, dan adanya konflik; - berikan awal yang bagus dan situasi yang tepat; - berikan bagian tengah juga, bangunlah rasa penasaran, ketegangan, dan drama. - berikan akhir ceritanya, lalu tunjukkan penyelesaiannya; - jika Anda berharap untuk mengambil suatu inti cerita dari cerita tersebut, buatlah sesingkat mungkin; - buatlah garis besar yang singkat untuk membantu agar tetap berada pada alur cerita selama Anda bercerita. Apalagi yang Mungkin Diperlukan? -------------------------------- Pikirkan usia dan kemampuan anak-anak yang akan mendengarkan cerita Anda. Lihatlah melalui bab sebelumnya untuk mengetahui jika ada satu atau dua ide sederhana yang dapat Anda masukkan untuk menambah dimensi lain dalam cerita Anda. Untuk membantu Anda berkonsentrasi pada cerita Anda, mintalah seseorang untuk membantu Anda. Berlatihlah dengannya. Jika Anda ingin membawakan cerita Anda dalam sebuah "setting", mintalah bantuan untuk memikirkan ide-ide dan mengaturnya. Beberapa ide telah diberikan dalam bab sebelumnya. Sekarang Anda memiliki cukup bekal untuk bercerita. Latihan ------- Apa pun jenis cerita Anda, dan metode mana pun yang Anda pilih, Anda masih tetap perlu latihan. - Ketahuilah isi cerita Anda meskipun Anda akan membacakan ceritanya dengan keras. - Lihatlah diri Anda saat membaca atau bercerita di depan kaca. - Hal ini akan membantu Anda membuang ekspresi dan tingkah laku yang tidak baik. - Ingatlah untuk selalu tersenyum dan rileks. - Jangan membuat cerita yang membingungkan dan ambil nafas untuk jeda. - Tetap antusias pada cerita Anda. - Cobalah untuk menyelipkan improvisasi, lelucon, serta permainan perasaan. Bagaimana Jika Salah? --------------------- Semua orang membuat kesalahan ketika sedang membawakan sebuah cerita, khususnya ketika kita tidak menguasainya. Kita mungkin merasa bahwa pengalaman buruk merupakan sebuah bencana. Apa pun yang terjadi, jangan pernah menyerah! Kita akan memperbaiki rasa percaya diri dan kemampuan selama kita terus berlatih dan terus berbenah. Sering kali anak-anak tidak memerhatikan kesalahan, dan meskipun mereka memerhatikannya, mereka cenderung tidak banyak komentar dibandingkan dengan orang dewasa. Lupa Mengatakan Sesuatu yang Sangat Penting! -------------------------------------------- Jika Anda lupa mengatakan sesuatu yang sangat penting, berhentilah dan katakan, "Oh saya lupa sesuatu yang sangat penting ...." lalu katakan apa yang terlewatkan, lalu lanjutkan ceritanya. Tidak Fokus dan Kehilangan Perhatian Anak-anak! ----------------------------------------------- Ketika Anda menyadari hal itu, berhentilah dan tanyakan kepada mereka, "Tadi sampai di mana, sebelum saya nyelonong?" Anak-anak akan menjawabnya jika mereka tahu. Maka kembalilah ke poin terakhir, ulangi dengan cepat, dan lanjutkan kembali ceritanya. Dalam Latihan Butuh Sepuluh Menit, Tetapi Praktiknya Hanya Lima Menit --------------------------------------------------------------- Jika kita gemetar, kita akan berbicara dengan cepat. Atur kecepatan Anda dalam berbicara dan jangan lupa ambil napas untuk jeda. Siapkan suatu kegiatan, lagu atau syair yang berhubungan dengan cerita Anda, sebagai persiapan jika ternyata Anda bisa menyelesaikannya lebih awal. Untuk anak yang lebih tua, siapkan beberapa pertanyaan singkat, atau mintalah agar mereka ganti bercerita untuk Anda tentang cerita yang baru saja mereka dengar. Kehilangan Perhatian Anak-anak! ------------------------------- Jika Anda kehilangan perhatian anak-anak dan tidak bisa mengembalikannya, selesaikanlah cerita Anda secepat mungkin lalu berpindahlah kepada hal selanjutnya dalam program Anda. Katakan pada anak-anak bahwa Anda akan melakukannya lebih baik lagi di lain waktu. Belajarlah dari pengalaman, tetapi jangan terlalu dipikirkan sehingga membuat Anda tidak pernah mencobanya lagi. Salah Satu Anak Ketakutan dan Mulai Menangis -------------------------------------------- Sebagian besar anak-anak memiliki imajinasi yang jelas. Bahkan beberapa di antaranya sangat sensitif dan dengan mudah mengenali tokoh-tokoh dalam cerita Anda. Berpikirlah dengan hati-hati tentang peperangan atau bagian yang sensitif secara emosional dan cobalah untuk menemukan keseimbangan antara membuatnya senang, sedih, atau tegang. Jika Anda melihat ada anak yang kecewa, beritahu tenaga pendamping untuk menenangkannya. Kemudian bicaralah dengannya dan sampaikan permohonan maaf karena membuatnya kecewa. Pastikan mereka mengerti bagaimana cerita berjalan, dan ingatkan mereka tentang bagian-bagian yang baik atau lucu dari cerita Anda. Setelah itu, lanjutkan cerita Anda meskipun begitu menyakitkan bagi Anda. Lihatlah poin-poin yang baik dan berikan tepukan ke pundak Anda sendiri. Perkirakan kira-kira di mana Anda telah berbuat kesalahan. Tanya pada seseorang yang Anda percayai dari tim Anda untuk mengatakan dengan jujur, tetapi lembut, bagaimana sebaiknya Anda berbenah diri. Jangan pernah menyerah. Bercerita bisa jadi menakutkan, pekerjaan yang berat, memakan waktu, pembawa malapetaka atau kegembiraan. Bercerita meminta Anda untuk selalu siap bertindak dan menjadi apa saja pada suatu waktu, untuk membuat setiap orang terlibat dalam cerita Anda. Tetapi ketika Anda memberikan apa yang Anda miliki, Anda akan menemukannya sebagai suatu kegembiraan yang terbesar dan pengalaman yang bermanfaat karena telah bekerja dengan anak-anak. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: Gaya Berceritera yang Efektif Penulis : Ruth Alliston Penerbit : Prestasi Pustaka Kasih, Jakarta 2005 Halaman : 105 -- 114 o/ TIPS (1) o/ MENGUASAI SENI MEMBAWAKAN CERITA ================================ 1. Kenalilah masing masing anak. Pelajarilah anak-anak untuk mengetahui minat, kebutuhan, dan ciri-ciri mereka. 2. Pahamilah cerita untuk kepentingan Anda sendiri. Bila cerita itu sudah jelas seluruhnya, analisalah, sempurnakan bentuknya, hapuskan perincian yang tak perlu, dan uraikan garis-garis besar yang penting. 3. Resapi jalan ceritanya! Jika Anda tidak menghayati cerita dan jika Anda tidak tertarik kepada cerita itu secara mendalam, Anda tak dapat menggugah perasaan anak-anak itu pada waktu Anda menceritakannya. 4. Berlatihlah untuk membawakan cerita dengan suara keras. Berlatih sama dengan sembilan persepuluh dari keberhasilan. 5. Tempatkan anak-anak berdekatan dan berada dalam jangkauan pandangan mata Anda. 6. Lihatlah kepada anak-anak ketika Anda sedang membawakan cerita. 7. Bawakan cerita itu dengan sederhana dan langsung. 8. Jadikan cerita itu jelas dengan menggunakan pembicaraan langsung, imajinasi, dan sandiwara. 9. Gunakan kata-kata yang sederhana, sudah dikenal, dan beraneka ragam. Gunakan kalimat-kalimat yang pendek dan mudah dimengerti. 10. Berbicaralah dengan lambat dan jelas, jangan berteriak. 11. Jangan merusak cerita yang indah itu dengan menegur. (Bila ada anak yang mengacau, ajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan cerita itu kepadanya.) 12. Perhatikan setiap gejala kelelahan di antara anak-anak. Suruhlah mereka melakukan beberapa kegiatan, misalnya, menghitung bersama-sama Anda untuk menghilangkan kelelahan. 13. Pertahankan suasana yang bahagia dan menyenangkan. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengar Penulis : Grace Suwanti Tjahya dan Ridwan Sutedja Penerbit : Penerbit Kalam Hidup, Bandung Halaman : 140 o/ TIPS (2) o/ MENYAMPAIKAN CERITA ALKITAB UNTUK KELAS KECIL ============================================= 1. Berdoalah. Minta Tuhan untuk memberikan kata-kata seperti yang Tuhan ingin murid-murid dengarkan. Dia mengetahui kebutuhan mereka lebih daripada yang Anda tahu. Biarkan Dia bekerja melalui Anda. Ini adalah hal yang terpenting yang akan Anda pelajari mengenai mengajar. 2. Bersumber dari Alkitab. Biarkan Alkitab terbuka di tangan Anda untuk menolong anak-anak melihat hubungan antara firman Tuhan dan cerita yang Anda sampaikan. 3. Adakan pendekatan secara pribadi. Duduklah di kursi yang sama pendeknya dengan kursi anak-anak atau duduk di lantai bersama anak-anak. 4. Tatap mata mereka. Tetap jaga kontak mata dengan anak-anak. Hal ini sangat penting! 5. Hayati cerita. Gunakan ekspresi wajah untuk merefleksikan emosi yang ada dalam cerita tersebut. Perlihatkan wajah sedih ketika tokoh cerita sedang dalam keadaan sedih dan wajah gembira ketika mereka ada dalam suasana sukacita. Minta murid Anda untuk menunjukkan ekpresi sehingga kita bisa mengetahui sejauh mana mereka menghayati cerita yang Anda sampaikan. 6. Gunakan gerakan tubuh. Gunakan anggota tubuh Anda untuk memberi emosi pada cerita. "Lihat burung-burung besar itu ada di atas Elia!" (Kepakkan tangan Anda untuk menggambarkan burung yang sedang terbang.) "Perlihatkan kepadaku bagaimana gajah berjalan masuk ke dalam bahtera." (Gunakan kaki Anda untuk menimbulkan suara langkah-langkah gajah.) Dan lain-lain. 7. Pengulangan itu menyenangkan. Ulangi, ulangi, dan ulangi beberapa kali. Anak-anak sangat suka mendengar suara-suara yang menarik, jadi ulangi berkali-kali kata yang mereka suka tersebut. 8. Gunakan suara lembut untuk mendapatkan perhatian. Jika Anda sungguh-sungguh ingin anak-anak memerhatikan cerita, memohonlah. Dekati murid sambil berbicara dengan suara yang lembut. Hasilnya, ia akan segera memerhatikan Anda. 9. Pertanyaan untuk mengundang partisipasi. Berikanlah pertanyaan pembuka. "Apakah kamu tahu yang akan terjadi kemudian?", 10. Menciptakan suasana tegang. Saat Anda sampai pada bagian yang paling seru dari cerita tersebut, berhentilah sejenak. Tataplah seluruh murid Anda. Dan biarkan suasana tegang sejenak terasa di dalam kelas. 11. Nyanyikanlah. Jika Anda tidak tahu lagu yang berhubungan dengan cerita Anda, karanglah sebuah lagu sederhana. Tidak dapat bernyanyi dengan suara bagus? Jangan kuatir. Anak-anak kelas kecil biasanya sangat menyukai guru mereka tidak peduli apa pun keadaannya. 12. Buatlah cerita menjadi dekat dengan murid. Usahakan agar murid merasakan keterlibatan pribadi dengan cerita yang Anda sampaikan. "Bagaimana perasaanmu jika itu terjadi atas dirimu?" atau, "Apakah yang akan kamu lakukan?", 13. Berhitung. Berhitunglah jika beberapa cara menangkap perhatian mereka gagal. "Mari kita berhitung bersama. Berapa orang yang datang untuk melihat Yesus? Satu, dua, tiga, empat ...." Anak-anak kelas kecil sangat suka berhitung. Hal tersebut akan menangkap perhatian mereka kapan saja! 14. Perhatikan respons murid Anda. Kontak mata adalah rahasianya. Tatap mata mereka. Respons yang terlihat dari mata mereka akan menuntun Anda untuk mengetahui teknik mengajar seperti apa yang paling efektif. 15. Bersenang-senanglah. Ketika apa yang Anda lakukan menarik perhatian mereka, teruskanlah. Terus lakukan apa yang Anda lakukan itu karena itu adalah suatu hal yang baik. Dengan itu, Anda akan menemukan hal yang membuat Anda dan anak-anak layan Anda bergembira dalam mempelajari Alkitab. Tahu tidak? Semakin mereka bergembira dan menikmati, mereka akan semakin lebih banyak belajar. 16. Bercerita secara kreatif. Menceritakan satu cerita tidak hanya dapat dilakukan sekali pertemuan saja. Ceritakan bagian cerita yang lain di waktu lain. Anda dapat juga menggunakan aktivitas selama cerita berlangsung. (t/Davida) Diterjemahkan dari: Nama situs : Sunny Hollow Press Judul asli artikel: How to Tell a Bible Story Penulis : Jodi VanBibber Alamat URL : http://www.sunnyhollowpress.com/2.%20Tell%20A%20Bible%20Story.htm o/ WARNET PENA o/ SUNNY HOLLOW PRESS: TEACHING TIPS FROM JODI`S FILE ================================================== http://www.sunnyhollowpress.com/Teaching%20Tips.htm Lagi-lagi ada sebuah situs sederhana yang menyediakan tips-tips ringan seputar pelayanan anak. Bagi seorang pelayan anak, menemukan sumber bahan seperti ini tentunya bagai menemukan harta terpendam, bukan? Nah, halaman sederhana ini memuat tujuh tips mengajar untuk anak-anak prasekolah yang seluruhnya ditulis oleh Jodi VanBibber. Saat Anda klik alamat di atas, Anda akan masuk ke dalam sebuah halaman yang hanya berisi tautan ke tujuh tips mengajar yang ditulis oleh Jodi VanBibber tersebut. Isinya pun tidak kalah menariknya, karena sangat aplikatif dan praktis. Jadi, bisa segera diterapkan dalam pelayanan kita. Silakan gali setiap harta yang ada di dalamnya untuk kemuliaan nama-Nya. Oleh: Redaksi o/ MUTIARA GURU o/ Pendongeng yang baik mengikutsertakan anak-anak berbagi pengalaman sehingga dapat memuaskan bagi setiap orang. ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Redaksi tamu: Kristina Dwi Lestari Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://ylsa.sabda.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |