Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/350

e-BinaAnak edisi 350 (26-9-2007)

Menuturkan Cerita

 
______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                         350/September/2007
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL         : Tolong! Saya Harus Bercerita!
  - TIPS (1)        : Menguasai Seni Membawakan Cerita
  - TIPS (2)        : Menyampaikan Cerita Alkitab untuk Kelas Kecil
  - WARNET PENA     : Sunny Hollow Press:
                      Teaching Tips from Jodi`s File
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam dalam kasih Kristus,

  Hendaknya apa yang keluar dari mulut kita adalah perkataan yang
  membangun dan memberikan berkat bagi setiap orang, tanpa terkecuali
  anak sekolah minggu yang kita layani. Namun, menuturkan cerita yang
  tidak hanya sebatas menuturkan saja adalah pekerjaan yang sulit.
  Banyak aspek penting yang harus dipersiapkan ketika akan menuturkan
  cerita agar pesan yang kita bagikan dapat diterima dengan baik dan
  benar oleh anak layan kita.

  Sebagai edisi penutup di bulan September ini, e-Bina Anak hadir
  dengan topik "Menuturkan Cerita" yang kiranya semakin memperlengkapi
  edisi-edisi sebelumnya. Silakan menyimak sajian kami, semoga
  bermanfaat untuk menambah bekal pelayanan Anda. Akhir kata, selamat
  menuturkan cerita kepada anak layan Anda! Tuhan Yesus memberkati
  pelayanan kita.

  Redaksi Tamu e-BinaAnak,
  Kristina Dwi Lestari


        "Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam,
    tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir."
                             (Amsal 18:4)
           <http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+18:4 >


                          o/ ARTIKEL o/

                   TOLONG! SAYA HARUS BERCERITA!
                   =============================

  Mungkin akan sedikit menakutkan ketika kita diminta mendongeng
  sebuah cerita. Hal pertama yang harus diingat adalah jangan panik.
  Karena bisa jadi, Anda lebih berpengalaman daripada apa yang Anda
  cemaskan. Hanya sedikit orang yang mencapai masa dewasanya tanpa
  pernah mendengarkan cerita yang dibacakan untuk mereka, membaca
  cerita sendiri, dan mungkin bercerita untuk orang lain. Pikirkan
  bagaimana Anda menikmati sebuah gaya bercerita dan simpan hal itu
  dalam pikiran selama Anda mempersiapkan diri Anda sendiri. Ingat
  kembali berbagai pengalaman dalam bercerita yang pernah Anda lakukan
  di masa lalu. Mungkin Anda pernah bercerita secara langsung kepada
  sekelompok orang atau waktu Anda tidak harus bercerita secara
  langsung, misalnya melawak, menceritakan sebuah anekdot,
  menggambarkan liburan atau peristiwa-peristiwa tertentu, mengingat
  kembali peristiwa lucu atau sedih yang pernah Anda alami.

  Membaca Keras Melawan Bercerita dari Ingatan
  --------------------------------------------
  Anda harus yakin bahwa dengan membaca cerita sesuai nada dan
  intonasi yang baik maka:

  - Anda akan mendapatkannya dengan tepat;
  - Anda tidak akan mencoba dan mengingat segala sesuatu yang lebih
    rinci;
  - Anda tidak akan meninggalkan sesuatu yang penting;
  - Anda akan lebih percaya diri dengan sebuah buku atau cerita yang
    tertulis di depan Anda;
  - Anda masih perlu latihan tetapi lebih sedikit daripada bercerita
    tanpa membaca dengan keras.

  Bercerita tanpa membaca teks akan:
  - membuat Anda lebih mudah mengadakan kontak mata;
  - membantu Anda melihat minat anak-anak sehingga Anda bisa merespons
    hal itu dengan cepat;
  - membantu setiap pendengar untuk terlibat dalam cerita;
  - membantu orang yang kurang percaya diri.

  Berceritera Seperti yang Kitab Suci Ceritakan
  ---------------------------------------------
  - Bisakah cerita itu dibacakan kepada anak-anak?
  - Bisakah Anda menemukan buku cerita Kitab Suci anak-anak untuk
    dibaca?
  - Bisakah Anda menuliskan cerita itu dengan lebih sederhana dengan
    bahasa Anda dan membacakannya dengan keras?
  - Akankah Anda menceritakan sesuatu dengan bahasa Anda sendiri
    tanpa teks?

  Memilih Cerita Kitab Suciku Sendiri
  -----------------------------------
  Jika Anda memerlukannya, mintalah bantuan untuk menemukan sebuah
  cerita dengan satu tema yang jelas. Karena banyak cerita yang sangat
  luas dan akan membutuhkan banyak waktu untuk menceritakannya.
  Mungkin mereka sangat puas di akhir cerita jika setiap orang telah
  bekerja sesuai tugasnya, tetapi anak-anak mungkin akan meninggalkan
  ruangan selama proses bercerita berlangsung.

  Idealnya, cerita Anda seharusnya berisi drama, ketegangan, dan
  konflik. Pilihlah sebuah cerita yang memunyai alur yang jelas, baik
  pada bagian awal, bagian tengah, maupun pada bagian akhirnya. Bagian
  awal seharusnya berisi situasi, keadaan sulit, konflik, atau
  kedaruratan. Bagian tengah berisi tentang ketegangan, keadaan
  bahaya, serta klimaks yang lalu mencapai penyelesaian.

  Contoh cerita Kitab Suci: Yesus meredakan Angin Ribut (Markus
  4:35-41).

  - Bagian awal: Yesus dan murid-murid-Nya sedang menyeberangi danau
    dengan perahu. Cuaca begitu tenang, tidak ada tanda-tanda akan ada
    angin ribut. Yesus pun tertidur.

  - Bagian tengah: Angin topan bertiup dengan kencang disertai hujan.
    Ombak menyembur masuk ke dalam perahu sehingga perahu itu mulai
    penuh dengan air. Para murid mulai panik dan ketakutan, meskipun
    beberapa dari mereka adalah nelayan yang sudah berpengalaman
    dengan badai taufan. Tetapi kali ini adalah badai yang terburuk.
    Mereka nyaris tenggelam. Yesus masih tertidur. Murid-murid-Nya
    membangunkan Yesus dan menuduh-Nya tidak memedulikan keadaan
    tersebut.

  - Klimaks: Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata:
    "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh
    sekali. Yesus mendamprat murid-murid-Nya karena tidak percaya
    kepada-Nya. Murid-murid-Nya pun takjub akan kekuatan-Nya, dan
    mereka menyadari bahwa Dia adalah Anak Allah.

  - Inti cerita: Yesus menunjukkan kuasa Allah yang besar.

  - Aplikasi: Yesus memiliki kekuatan untuk selalu menjagaku.

  Sekarang Giliran Anda ....
  --------------------------
  - Akankah Anda membacakan cerita yang telah Anda pilih untuk
    anak-anak?
  - Dapatkah Anda menemukan buku cerita anak-anak tentang Kitab
    Suci untuk dibacakan?
  - Apakah Anda akan menulisnya dengan bahasa Anda sendiri lalu
    membacakannya?
  - Dapatkah Anda menulisnya dengan bahasa Anda sendiri lalu
    membacakannya dengan keras?
  - Apakah Anda akan menceritakannya dengan bahasa Anda sendiri
    berdasarkan ingatan Anda? Anda bisa memegang buku atau Kitab Suci
    untuk berjaga-jaga jika Anda lupa bagaimana kisah berikutnya, atau
    tuliskan garis besarnya dalam kartu-kartu untuk membantu Anda
    mengingatnya kembali.

  Menyampaikan Cerita Fiksi
  -------------------------
  Jika Anda merasa asing dengan cerita fiksi anak-anak, Anda perlu
  mencari petunjuk atau saran. Kunjungi perpustakaan anak setempat dan
  tanyakan daftar buku yang paling populer dan sesuai dengan usia
  anak-anak yang berhubungan dengan Anda. Jika Anda
  mengenal seseorang yang juga mengajar anak-anak seperti Anda,
  mintalah nasihat atau saran kepadanya.

  Bacalah beberapa contoh dengan nada yang keras, hitung waktunya dan
  tambahkan beberapa menit lagi. Carilah salah seorang yang Anda rasa
  nyaman dengannya, dan pikirkan apa yang terbaik untuk
  pendengar-pendengar Anda dan tenggat waktu yang Anda berikan. Jangan
  khawatir jika anak-anak mengatakan kalau mereka tidak siap mendengar
  ceritanya. Anak-anak yang lebih muda biasanya menyukai dan menikmati
  pengulangan. Anak yang lebih tua dapat disuruh untuk mendengarkan
  dengan cermat dan setelah itu mengatakan alasan mereka mengapa
  mereka berpikir bahwa cerita itu adalah cerita yang populer untuk
  anak seusia mereka.

  - Apakah Anda akan membaca cerita pilihan Anda dari buku?
  - Apakah Anda akan menulis dan membacanya dengan bahasa Anda
    sendiri?
  - Apakah Anda akan menceritakannya dengan bahasa Anda sendiri tanpa
    teks? Anda bisa memegang buku untuk berjaga-jaga jika Anda lupa
    apa yang terjadi selanjutnya atau menuliskan garis besarnya dalam
    kartu untuk membantu Anda.

  Membuat Cerita Sendiri
  ----------------------
  Setiap orang pasti memunyai cerita sendiri, entah itu diambil dari
  pengalamannya atau pengalaman orang lain. Bagaimanapun juga, jika
  Anda belum pernah melakukan sebelumnya, Anda perlu berlatih untuk
  menuliskan pengalaman di atas kertas dan menjadikannya sebagai suatu
  jenis cerita. Jika Anda benar-benar perlu menyampaikan cerita Anda
  sendiri maka:

  - buatlah cerita sependek mungkin;
  - gunakan prinsip-prinsip yang sama seperti cerita-cerita yang
    lain, misalnya dengan memberikan drama, ketegangan, dan adanya
    konflik;
  - berikan awal yang bagus dan situasi yang tepat;
  - berikan bagian tengah juga, bangunlah rasa penasaran, ketegangan,
    dan drama.
  - berikan akhir ceritanya, lalu tunjukkan penyelesaiannya;
  - jika Anda berharap untuk mengambil suatu inti cerita dari
    cerita tersebut, buatlah sesingkat mungkin;
  - buatlah garis besar yang singkat untuk membantu agar tetap berada
    pada alur cerita selama Anda bercerita.

  Apalagi yang Mungkin Diperlukan?
  --------------------------------
  Pikirkan usia dan kemampuan anak-anak yang akan mendengarkan cerita
  Anda. Lihatlah melalui bab sebelumnya untuk mengetahui jika ada satu
  atau dua ide sederhana yang dapat Anda masukkan untuk menambah
  dimensi lain dalam cerita Anda. Untuk membantu Anda berkonsentrasi
  pada cerita Anda, mintalah seseorang untuk membantu Anda.
  Berlatihlah dengannya.

  Jika Anda ingin membawakan cerita Anda dalam sebuah "setting",
  mintalah bantuan untuk memikirkan ide-ide dan mengaturnya. Beberapa
  ide telah diberikan dalam bab sebelumnya. Sekarang Anda memiliki
  cukup bekal untuk bercerita.

  Latihan
  -------
  Apa pun jenis cerita Anda, dan metode mana pun yang Anda pilih,
  Anda masih tetap perlu latihan.

  - Ketahuilah isi cerita Anda meskipun Anda akan membacakan
    ceritanya dengan keras.
  - Lihatlah diri Anda saat membaca atau bercerita di depan kaca.
  - Hal ini akan membantu Anda membuang ekspresi dan tingkah laku yang
    tidak baik.
  - Ingatlah untuk selalu tersenyum dan rileks.
  - Jangan membuat cerita yang membingungkan dan ambil nafas untuk
    jeda.
  - Tetap antusias pada cerita Anda.
  - Cobalah untuk menyelipkan improvisasi, lelucon, serta permainan
    perasaan.

  Bagaimana Jika Salah?
  ---------------------
  Semua orang membuat kesalahan ketika sedang membawakan sebuah
  cerita, khususnya ketika kita tidak menguasainya. Kita mungkin
  merasa bahwa pengalaman buruk merupakan sebuah bencana. Apa pun yang
  terjadi, jangan pernah menyerah! Kita akan memperbaiki rasa percaya
  diri dan kemampuan selama kita terus berlatih dan terus berbenah.
  Sering kali anak-anak tidak memerhatikan kesalahan, dan meskipun
  mereka memerhatikannya, mereka cenderung tidak banyak komentar
  dibandingkan dengan orang dewasa.

  Lupa Mengatakan Sesuatu yang Sangat Penting!
  --------------------------------------------
  Jika Anda lupa mengatakan sesuatu yang sangat penting, berhentilah
  dan katakan, "Oh saya lupa sesuatu yang sangat penting ...." lalu
  katakan apa yang terlewatkan, lalu lanjutkan ceritanya.

  Tidak Fokus dan Kehilangan Perhatian Anak-anak!
  -----------------------------------------------
  Ketika Anda menyadari hal itu, berhentilah dan tanyakan kepada
  mereka, "Tadi sampai di mana, sebelum saya nyelonong?" Anak-anak
  akan menjawabnya jika mereka tahu. Maka kembalilah ke poin terakhir,
  ulangi dengan cepat, dan lanjutkan kembali ceritanya.

  Dalam Latihan Butuh Sepuluh Menit, Tetapi Praktiknya Hanya Lima
  Menit
  ---------------------------------------------------------------
  Jika kita gemetar, kita akan berbicara dengan cepat. Atur kecepatan
  Anda dalam berbicara dan jangan lupa ambil napas untuk jeda. Siapkan
  suatu kegiatan, lagu atau syair yang berhubungan dengan cerita Anda,
  sebagai persiapan jika ternyata Anda bisa menyelesaikannya lebih
  awal. Untuk anak yang lebih tua, siapkan beberapa pertanyaan
  singkat, atau mintalah agar mereka ganti bercerita untuk Anda
  tentang cerita yang baru saja mereka dengar.

  Kehilangan Perhatian Anak-anak!
  -------------------------------
  Jika Anda kehilangan perhatian anak-anak dan tidak bisa
  mengembalikannya, selesaikanlah cerita Anda secepat mungkin lalu
  berpindahlah kepada hal selanjutnya dalam program Anda. Katakan pada
  anak-anak bahwa Anda akan melakukannya lebih baik lagi di lain
  waktu. Belajarlah dari pengalaman, tetapi jangan terlalu dipikirkan
  sehingga membuat Anda tidak pernah mencobanya lagi.

  Salah Satu Anak Ketakutan dan Mulai Menangis
  --------------------------------------------
  Sebagian besar anak-anak memiliki imajinasi yang jelas. Bahkan
  beberapa di antaranya sangat sensitif dan dengan mudah mengenali
  tokoh-tokoh dalam cerita Anda. Berpikirlah dengan hati-hati tentang
  peperangan atau bagian yang sensitif secara emosional dan cobalah
  untuk menemukan keseimbangan antara membuatnya senang, sedih, atau
  tegang.

  Jika Anda melihat ada anak yang kecewa, beritahu tenaga pendamping
  untuk menenangkannya. Kemudian bicaralah dengannya dan sampaikan
  permohonan maaf karena membuatnya kecewa. Pastikan mereka mengerti
  bagaimana cerita berjalan, dan ingatkan mereka tentang
  bagian-bagian yang baik atau lucu dari cerita Anda.

  Setelah itu, lanjutkan cerita Anda meskipun begitu menyakitkan bagi
  Anda. Lihatlah poin-poin yang baik dan berikan tepukan ke pundak
  Anda sendiri. Perkirakan kira-kira di mana Anda telah berbuat
  kesalahan. Tanya pada seseorang yang Anda percayai dari tim Anda
  untuk mengatakan dengan jujur, tetapi lembut, bagaimana sebaiknya
  Anda berbenah diri. Jangan pernah menyerah. Bercerita bisa jadi
  menakutkan, pekerjaan yang berat, memakan waktu, pembawa malapetaka
  atau kegembiraan. Bercerita meminta Anda untuk selalu siap bertindak
  dan menjadi apa saja pada suatu waktu, untuk membuat setiap orang
  terlibat dalam cerita Anda. Tetapi ketika Anda memberikan apa yang
  Anda miliki, Anda akan menemukannya sebagai suatu kegembiraan yang
  terbesar dan pengalaman yang bermanfaat karena telah bekerja dengan
  anak-anak.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Gaya Berceritera yang Efektif
  Penulis   : Ruth Alliston
  Penerbit  : Prestasi Pustaka Kasih, Jakarta 2005
  Halaman   : 105 -- 114


                          o/ TIPS (1) o/

                  MENGUASAI SENI MEMBAWAKAN CERITA
                  ================================

   1. Kenalilah masing masing anak. Pelajarilah anak-anak untuk
      mengetahui minat, kebutuhan, dan ciri-ciri mereka.

   2. Pahamilah cerita untuk kepentingan Anda sendiri. Bila cerita itu
      sudah jelas seluruhnya, analisalah, sempurnakan bentuknya,
      hapuskan perincian yang tak perlu, dan uraikan garis-garis besar
      yang penting.

   3. Resapi jalan ceritanya! Jika Anda tidak menghayati cerita dan
      jika Anda tidak tertarik kepada cerita itu secara mendalam,
      Anda tak dapat menggugah perasaan anak-anak itu pada waktu Anda
      menceritakannya.

   4. Berlatihlah untuk membawakan cerita dengan suara keras. Berlatih
      sama dengan sembilan persepuluh dari keberhasilan.

   5. Tempatkan anak-anak berdekatan dan berada dalam jangkauan
      pandangan mata Anda.

   6. Lihatlah kepada anak-anak ketika Anda sedang membawakan cerita.

   7. Bawakan cerita itu dengan sederhana dan langsung.

   8. Jadikan cerita itu jelas dengan menggunakan pembicaraan
      langsung, imajinasi, dan sandiwara.

   9. Gunakan kata-kata yang sederhana, sudah dikenal, dan beraneka
      ragam. Gunakan kalimat-kalimat yang pendek dan mudah dimengerti.

  10. Berbicaralah dengan lambat dan jelas, jangan berteriak.

  11. Jangan merusak cerita yang indah itu dengan menegur. (Bila ada
      anak yang mengacau, ajukan pertanyaan-pertanyaan yang
      berhubungan dengan cerita itu kepadanya.)

  12. Perhatikan setiap gejala kelelahan di antara anak-anak. Suruhlah
      mereka melakukan beberapa kegiatan, misalnya, menghitung
      bersama-sama Anda untuk menghilangkan kelelahan.

  13. Pertahankan suasana yang bahagia dan menyenangkan.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengar
  Penulis   : Grace Suwanti Tjahya dan Ridwan Sutedja
  Penerbit  : Penerbit Kalam Hidup, Bandung
  Halaman   : 140


                        o/ TIPS (2) o/

           MENYAMPAIKAN CERITA ALKITAB UNTUK KELAS KECIL
           =============================================

   1. Berdoalah.
      Minta Tuhan untuk memberikan kata-kata seperti yang Tuhan ingin
      murid-murid dengarkan. Dia mengetahui kebutuhan mereka lebih
      daripada yang Anda tahu. Biarkan Dia bekerja melalui Anda. Ini
      adalah hal yang terpenting yang akan Anda pelajari mengenai
      mengajar.

   2. Bersumber dari Alkitab.
      Biarkan Alkitab terbuka di tangan Anda untuk menolong anak-anak
      melihat hubungan antara firman Tuhan dan cerita yang Anda
      sampaikan.

   3. Adakan pendekatan secara pribadi.
      Duduklah di kursi yang sama pendeknya dengan kursi anak-anak
      atau duduk di lantai bersama anak-anak.

   4. Tatap mata mereka.
      Tetap jaga kontak mata dengan anak-anak. Hal ini sangat penting!

   5. Hayati cerita.
      Gunakan ekspresi wajah untuk merefleksikan emosi yang ada dalam
      cerita tersebut. Perlihatkan wajah sedih ketika tokoh cerita
      sedang dalam keadaan sedih dan wajah gembira ketika mereka ada
      dalam suasana sukacita. Minta murid Anda untuk menunjukkan
      ekpresi sehingga kita bisa mengetahui sejauh mana mereka
      menghayati cerita yang Anda sampaikan.

   6. Gunakan gerakan tubuh.
      Gunakan anggota tubuh Anda untuk memberi emosi pada cerita.
      "Lihat burung-burung besar itu ada di atas Elia!" (Kepakkan
      tangan Anda untuk menggambarkan burung yang sedang terbang.)
      "Perlihatkan kepadaku bagaimana gajah berjalan masuk ke dalam
      bahtera." (Gunakan kaki Anda untuk menimbulkan suara
      langkah-langkah gajah.) Dan lain-lain.

   7. Pengulangan itu menyenangkan.
      Ulangi, ulangi, dan ulangi beberapa kali. Anak-anak sangat suka
      mendengar suara-suara yang menarik, jadi ulangi berkali-kali
      kata yang mereka suka tersebut.

   8. Gunakan suara lembut untuk mendapatkan perhatian.
      Jika Anda sungguh-sungguh ingin anak-anak memerhatikan cerita,
      memohonlah. Dekati murid sambil berbicara dengan suara yang
      lembut. Hasilnya, ia akan segera memerhatikan Anda.

   9. Pertanyaan untuk mengundang partisipasi.
      Berikanlah pertanyaan pembuka. "Apakah kamu tahu yang akan
      terjadi kemudian?", 10. Menciptakan suasana tegang.
      Saat Anda sampai pada bagian yang paling seru dari cerita
      tersebut, berhentilah sejenak. Tataplah seluruh murid Anda. Dan
      biarkan suasana tegang sejenak terasa di dalam kelas.

  11. Nyanyikanlah.
      Jika Anda tidak tahu lagu yang berhubungan dengan cerita Anda,
      karanglah sebuah lagu sederhana. Tidak dapat bernyanyi dengan
      suara bagus? Jangan kuatir. Anak-anak kelas kecil biasanya
      sangat menyukai guru mereka tidak peduli apa pun keadaannya.

  12. Buatlah cerita menjadi dekat dengan murid.
      Usahakan agar murid merasakan keterlibatan pribadi dengan
      cerita yang Anda sampaikan. "Bagaimana perasaanmu jika itu
      terjadi atas dirimu?" atau, "Apakah yang akan kamu lakukan?", 13. Berhitung.
      Berhitunglah jika beberapa cara menangkap perhatian mereka
      gagal. "Mari kita berhitung bersama. Berapa orang yang datang
      untuk melihat Yesus? Satu, dua, tiga, empat ...." Anak-anak
      kelas kecil sangat suka berhitung. Hal tersebut akan menangkap
      perhatian mereka kapan saja!

  14. Perhatikan respons murid Anda.
      Kontak mata adalah rahasianya. Tatap mata mereka. Respons yang
      terlihat dari mata mereka akan menuntun Anda untuk mengetahui
      teknik mengajar seperti apa yang paling efektif.

  15. Bersenang-senanglah.
      Ketika apa yang Anda lakukan menarik perhatian mereka,
      teruskanlah. Terus lakukan apa yang Anda lakukan itu karena itu
      adalah suatu hal yang baik. Dengan itu, Anda akan menemukan hal
      yang membuat Anda dan anak-anak layan Anda bergembira dalam
      mempelajari Alkitab. Tahu tidak? Semakin mereka bergembira dan
      menikmati, mereka akan semakin lebih banyak belajar.

  16. Bercerita secara kreatif.
      Menceritakan satu cerita tidak hanya dapat dilakukan sekali
      pertemuan saja. Ceritakan bagian cerita yang lain di waktu lain.
      Anda dapat juga menggunakan aktivitas selama cerita berlangsung.
      (t/Davida)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs        : Sunny Hollow Press
  Judul asli artikel: How to Tell a Bible Story
  Penulis           : Jodi VanBibber
  Alamat URL        : http://www.sunnyhollowpress.com/2.%20Tell%20A%20Bible%20Story.htm


                        o/ WARNET PENA o/

        SUNNY HOLLOW PRESS: TEACHING TIPS FROM JODI`S FILE
        ==================================================
        http://www.sunnyhollowpress.com/Teaching%20Tips.htm

  Lagi-lagi ada sebuah situs sederhana yang menyediakan tips-tips
  ringan seputar pelayanan anak. Bagi seorang pelayan anak, menemukan
  sumber bahan seperti ini tentunya bagai menemukan harta terpendam,
  bukan? Nah, halaman sederhana ini memuat tujuh tips mengajar untuk
  anak-anak prasekolah yang seluruhnya ditulis oleh Jodi VanBibber.
  Saat Anda klik alamat di atas, Anda akan masuk ke dalam sebuah
  halaman yang hanya berisi tautan ke tujuh tips mengajar yang ditulis
  oleh Jodi VanBibber tersebut. Isinya pun tidak kalah menariknya,
  karena sangat aplikatif dan praktis. Jadi, bisa segera diterapkan
  dalam pelayanan kita. Silakan gali setiap harta yang ada di dalamnya
  untuk kemuliaan nama-Nya.

  Oleh: Redaksi


                       o/ MUTIARA GURU o/

   Pendongeng yang baik mengikutsertakan anak-anak berbagi pengalaman
             sehingga dapat memuaskan bagi setiap orang.


----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
                  Redaksi tamu: Kristina Dwi Lestari
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
         http://ylsa.sabda.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org