Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/341 |
|
e-BinaAnak edisi 341 (25-7-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 341/Juli/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL (1) : Guru Sekolah Minggu - ARTIKEL (2) : Visi Seorang Guru Sekolah Minggu - TIPS : Deskripsi Tugas bagi Para Guru Sekolah Minggu - WARNET PENA : Blog Daniel Harahap (Ruma Metmet): Sekolah Minggu dan Diskusi Sekolah Minggu - DARI MEJA REDASI : Alamat Kontak yang Baru - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Guru sekolah minggu memegang peranan yang penting dalam pelayanan sekolah minggu. Jika bisa dikatakan, guru sekolah minggu merupakan ujung tombak pelayanan karena melalui merekalah firman Tuhan dinyatakan kepada para murid. Sungguh sebuah tugas yang penting dan tidak dapat dijalankan hanya dengan separuh hati. Tugas penting ini menuntut pula para pengajar agar tidak sekadar mengajar, tetapi juga hidup di dalam Kristus dan Kristus hidup di dalam mereka. Dalam edisi penutup bulan Juli ini, kita dapat melihat bersama-sama arti penting seorang guru dalam sekolah minggu. Termasuk tugasnya sebagai saksi Kristus bagi anak-anak melalui tugas dan kehidupannya. Kiranya menjadi berkat dan terus mengobarkan semangat pelayanan kita. Selamat mengajar! Pemimpin redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Roma+12:11 > o/ ARTIKEL (1) o/ GURU SEKOLAH MINGGU =================== Guru sekolah minggu merupakan faktor penting dalam pendidikan Kristen yang efektif. Barangkali dari semua orang dalam gereja, ia memunyai lebih banyak kesempatan untuk menyalurkan kehidupan Kristus dan kehidupannya sendiri kepada orang-orang. Umumnya, ia memunyai hubungan yang terdekat dengan murid dalam pengalaman gerejawi murid. Tidak usah heran jika murid mencontoh ia. Bagaimanakah seorang guru dapat menjadi teladan yang layak? Ia harus berusaha menjawab pertanyaan ini dengan terus terang dan dengan tulus. KEDUDUKAN SEORANG GURU Pertama-tama, seorang guru harus menginsafi kedudukannya yang tinggi. Hak mengajar di sekolah minggu itu penting karena merupakan satu pelayanan yang suci. Ketika seorang guru menyadari hal tersebut, ia memperkuat sikapnya sebagai guru dan akan mendapat penghormatan dan tanggapan yang lebih besar dari kelasnya. Seorang guru menunjukkan jalan menuju iman Kristen. Syarat mutlak yang pertama bagi seorang guru adalah pengalaman kelahiran baru yang kemudian diikuti oleh kehidupan yang suci. Persekutuannya dengan Allah membuktikan besarnya berkat dalam hal menjadi seorang Kristen. Para guru sekolah minggu memunyai lebih banyak kesempatan daripada kebanyakan orang untuk memenangkan jiwa-jiwa yang kekal kepada Kristus karena Injil yang mereka ajarkan itu adalah pusat iman Kristen. Seorang guru memengaruhi pertumbuhan Kristen. Pendidikan Kristen diterangkan sebagai "hal membimbing pelajar melalui pengalaman-pengalaman kebenaran ke dalam kehidupan pelayanan yang memuliakan Allah". Dikatakan bahwa pendidikan Kristen memunyai hubungan dengan hal membangunkan, menanamkan, menolong, mengilhami, membetulkan, dan membimbing. Sebagai seorang anggota gereja yang berserah, seorang pelajar Alkitab yang teliti, seorang pelayan Kristen yang setia, guru memiliki kesempatan untuk memimpin murid-muridnya dalam hal menjadi orang Kristen yang dewasa, yang menyatakan Kristus kepada dunia ini. SIAP MENGAJAR Tampaknya guru-guru yang berhasil adalah mereka yang memiliki kecakapan untuk mengajar. Namun, pengajaran yang berhasil terbit dari mendisiplin diri dalam hal belajar dan persiapan pribadi. Persiapan dasar bagi seorang guru sekurang-kurangnya harus meliputi hal-hal berikut. 1. Pengetahuan Alkitab ------------------- Karena Alkitab merupakan buku pegangan yang terpenting dalam sekolah minggu, guru harus paham mengenai isinya. Ia harus mengusahakan dirinya untuk mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh dan sistematis. Misalnya, untuk mengerti pelayanan Yesus, bukan saja pokok-pokok utama dari pengajaran-Nya yang harus diketahui, tetapi juga keadaan sosial, politik, ekonomi, dan rohani yang menjadi latar belakang seluruh pelayanan Yesus di bumi. Bagaimanakah hal-hal ini memengaruhi tindak-tanduk-Nya? Atau bagaimanakah kehidupan pada zaman Yesaya, Yeremia, atau Yehezkiel? Pada saat apa dalam sejarah bangsa Yahudi, mereka bernubuat? Penelaahan Alkitab sedemikian itu tidak dilakukan sebagai ibadah pribadi, itu merupakan satu usaha sistematis untuk memahami arti Alkitab dan menguasai isinya. Ketika seseorang melakukan hal ini, pengajarannya menjadi makin berkuasa dan Alkitab menjadi lebih nyata dalam pikiran murid-murid. 2. Teologi ------- Kadang-kadang orang memikirkan teologi sebagai satu pelajaran yang rumit. Pelajaran ini tampak kepada mereka sebagai satu campuran teori dan pikiran-pikiran yang abstrak dan kabur. Sebenarnya, setiap orang memiliki teologi, yakni sesuatu yang dipercayainya mengenai kebenaran Kristen. Kepercayaannya mungkin tidak tersusun dan ia mungkin tidak dapat menyatakannya dengan jelas; walaupun demikian, ia yakin bahwa semua yang dipercayainya itu benar. Dalam hal mengajar, bilamanapun seorang guru berbicara tentang Allah, tentang Yesus, Alkitab, kasih, dan iman, ia sedang mengajarkan teologi. Betapa pentingnya kesesuaian pengajarannya itu dengan pengajaran-pengajaran Alkitab dan apa yang dipercayai gerejanya. 3. Sifat-Sifat Kelompok Usia ------------------------- Pengajaran itu efektif bila dilakukan dengan mengingat minat, keperluan, dan sifat-sifat murid. Dalam hal mengajar di sekolah minggu, banyak anggota kelas tertinggal sementara guru maju dalam suatu perjalanan rohani karena guru tidak memulainya pada tingkat pengertian si murid. Para guru yang mengajar anak-anak harus mempertimbangkan tingkat perkembangan murid-muridnya agar tidak mengajarkan konsep-konsep agama yang tidak mungkin dipahaminya. Para guru orang dewasa harus memastikan bahwa mereka memberi pengajaran yang cukup dalam yang perlu bagi pendewasaan kelas itu. 4. Teknik Mengajar --------------- Penggunaan teknik-teknik dengan bijaksana akan menjadikan pengetahuan Alkitab lebih berarti dan tetap. Hukum dasar dalam hal belajar adalah bahwa pengajaran itu lebih berhasil bila para murid melibatkan diri dan saling memengaruhi. Jadi, seorang guru harus mengetahui teknik-teknik manakah yang akan menerbitkan tanggapan terbaik atas suatu kebenaran pelajaran yang diberikan. Ia juga harus mengetahui batas-batas dari bermacam-macam teknik itu, cara untuk menyesuaikannya dengan kesanggupan kelompok usia itu, dan bagaimana waktu serta ruangan yang tersedia memengaruhi pemilihan suatu metode mengajar. Misalnya, seorang guru tidak menceritakan sebuah cerita dalam cara yang sama dalam kelas kanak-kanak dan kelas tunas remaja; ia juga tidak akan memisah-misahkan kelas itu dalam beberapa kelompok diskusi jika hanya ada lima atau enam murid yang hadir dalam kelas itu. HAL MENYIAPKAN DAN MENYAMPAIKAN PELAJARAN Persiapan seorang guru berpusat pada dua hal -- yang pertama adalah Alkitab, dan yang kedua adalah murid serta kebutuhannya. 1. Isi pelajaran berpusat pada Alkitab ----------------------------------- Yang menjadi perhatian guru dalam hal ini adalah "Apa yang dikatakan Alkitab?" Ia harus mengetahui tokoh-tokoh Alkitab, apa yang mereka lakukan, dan di mana serta kapan mereka melakukannya. Biarpun cerita atau kebenaran asasi itu sudah lazim bagi guru, ia harus selalu bertanya kepada dirinya: "Terdapat pelajaran apakah bagi saya pribadi di sini?" sambil mengizinkan Roh Kudus menyatakan penerapan yang baru baginya. Lalu ia akan mempelajari pelajaran itu dari segi pandangan murid, lagi pula menyadari bahwa pandangan seorang anak kelas satu SD akan jauh berbeda dari seorang remaja. 2. Penerapannya berpusat pada murid -------------------------------- Bila guru hanya memerhatikan apa yang dikatakan Alkitab, pelajaran akan menjadi terlalu teoritis dan tidak berhubungan dengan soal-soal kehidupan yang sedang dihadapi oleh anggota-anggota kelas. Jadi, guru harus memikirkan apa yang diperlukan murid-muridnya dan menyusun suatu tujuan pelajaran yang akan memimpin ia untuk memberi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan pengertian mereka. Dalam hal menyusun tujuan-tujuan pelajaran, perlu diingat bahwa tujuan pelajaran harus cukup singkat supaya dapat diingat, cukup jelas supaya dapat dicatat, cukup terbatas supaya dapat dicapai, dan cukup bersifat pribadi supaya dapat mengubahkan hidup. Setelah mempelajari bahan-bahannya dan menentukan metodenya, guru perlu membuat suatu rencana pelajaran. Rencana pelajaran itu makin menolong ia mengatur bahannya dan nenyajikan pelajarannya dengan lebih efektif. Seluruh persiapan pelajaran memuncak dalam penyajian pelajaran. Pada saat inilah para murid dipimpin dan digerakkan. Meskipun guru telah merencanakan dengan teliti dan merasakan sebelumnya apa yang akan menjadi tanggapan kelasnya, ia tahu bahwa ia harus menyisihkan apa pun yang perlu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tak disangka-sangka, untuk mengubah satu kehidupan meskipun ia tidak menyampaikan seluruh pelajarannya! Teknik mengajar yang bermacam-macam itu memungkinkan seorang guru menyesuaikan pengajarannya dengan keadaan kelasnya. GURU SEBAGAI ANGGOTA TIM Sebagai seorang guru sekolah minggu, ia menjadi seorang pemimpin di gereja. Sebagai pemimpin, ia bertanggung jawab memelihara hubungan-hubungan yang berikut. 1. Gembala sidang dan gereja ------------------------- Dengan pelajaran dan teladannya, guru harus memengaruhi murid-murid untuk menaruh kepercayaan di dalam gembala sidang dan majelis gereja. Ia harus menjadi seorang yang tetap menghadiri kebaktian. 2. Kepada pemimpin dan staf sekolah minggu --------------------------------------- Ia harus selalu menyadari bahwa ia adalah anggota sebuah tim. Jika ia cenderung untuk memikirkan kelasnya sebagai semacam "gereja" kecil miliknya sendiri, tanpa disadarinya, ia menabur benih-benih suatu keadaan yang tidak sehat. Usaha kerja sama merupakan jalan untuk membangun sebuah sekolah minggu dan dengan demikian, membangun kerajaan Allah. Guru harus berunding dengan pemimpinnya mengenai persoalan-persoalannya. Ia harus memberikan bantuan sepenuhnya untuk proyek-proyek sekolah minggu dan dengan tetap menghadiri rapat-rapat pekerja serta pertemuan-pertemuan sekolah minggu lainnya. Ia harus mengindahkan guru-guru lain serta usaha mereka. Para guru hendaknya bekerja bahu-membahu untuk melaksanakan sebaik-baiknya tugas mereka di bidang pendidikan Kristen bagi murid-murid yang ada di bawah didikan mereka. 3. Kepada murid-muridnya --------------------- Sokrates, salah seorang guru besar di dunia, tak pernah mengizinkan dirinya disebut sebagai guru. Ia menganggap para pelajar mudanya sebagai rekan, bukan pelajar atau murid. Bagi Sokrates hal mengajar berarti membangkitkan pikiran, menggiatkan pikiran-pikiran yang tumpul. Tujuan seorang guru adalah menggerakkan murid-muridnya ke suatu pengalaman sejati mengenai pertobatan dan menyediakan pimpinan dan asuhan untuk perkembangan selanjutnya menuju ke persekutuan dengan Kristus yang bermakna dan dewasa. Hal ini mencakup doa, kunjungan, bimbingan, perhatian yang aktif dalam kesejahteraan pribadi dan rohani setiap murid. Telah dikatakan bahwa pendidikan umum berusaha menyampaikan pengetahuan kepada manusia; pendidikan Kristen berusaha membentuk manusia. Pernyataan itu sangat menekankan pentingnya guru sekolah minggu. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 2 Penyusun : Badan Pembina DSM Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah Penerbit : Gandum Mas, Malang 1996 Halaman : 217 -- 219 o/ ARTIKEL (2) o/ VISI SEORANG GURU SEKOLAH MINGGU ================================ Pagi itu, seorang guru sedang menjemput dua anak sekolah minggu dengan sepeda motor tuanya. Ia begitu rajin melakukan tugas, baik menjemput maupun mengantarkan mereka pulang ke rumah masing-masing seusai sekolah minggu. Pada suatu hari, ia ditanya mengapa ia begitu setia melakukan hal itu? Jawabnya, "Suatu saat aku ingin kedua anak ini bukan saja menjadi orang yang percaya kepada Kristus (menerima keselamatan di dalam Kristus). Aku ingin mereka menjadi murid Kristus yang setia dan dapat menjadi terang dunia melalui seluruh sikap hidupnya yang baik, yang menjadi kesaksian bagi banyak orang di sekitarnya." Guru yang saya ceritakan di atas, entah sadar atau tidak, memiliki visi Bapa bagi kedua muridnya. Ia adalah guru yang memiliki visi ke depan. Visi adalah penglihatan (vision) yang diterima seseorang untuk sebuah tujuan yang diharapkannya terwujud di masa mendatang. Misalnya, visi bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Visi adalah tujuan yang diharapkan terwujud. Karena itu, setiap guru sekolah minggu diharapkan memiliki visi. Guru sekolah minggu yang tidak memiliki visi akan menjadi seperti pemain olahraga tanpa target (pemain sepak bola tanpa gol). Sebaliknya, guru yang memiliki visi akan dengan penuh semangat dan setia melakukan pelayanannya, seperti guru di atas. Ada dua macam visi yang perlu kita pahami: visi global Bapa dan visi pribadi setiap guru. VISI GLOBAL BAPA Bapa, sebagai perencana keselamatan dan pemelihara seluruh kehidupan, sudah memiliki visi global, yaitu: 1. mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi ini sehingga semua makhluk akan merasakan shalom (damai sejahtera Allah) di bumi ini, 2. Matius 28:19-20: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptiskanlah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Visi global Bapa yang sering disebut sebagai Amanat Agung Yesus bagi para murid ini sekaligus menjadi visi wajib, visi pokok, atau visi utama kita (para guru sekolah minggu). Visi di atas membuat kita harus berjuang bersama Kristus yang menyertai kita. Berjuang untuk membuat semua bangsa (sebanyak mungkin orang) mau menerima Kristus dan menjadi murid-Nya! Jadi, anak-anak sekolah minggu bukan saja diharapkan menjadi anak yang percaya kepada Kristus. Lebih dari itu, mereka harus dididik menjadi murid Kristus. Murid yang belajar taat dan melakukan apa yang diperintahkan sang Guru, yaitu Yesus sendiri. "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu." Guru bukan hanya bertugas membuat anak-anak memahami apa yang Yesus ajarkan, apa yang Yesus kehendaki, apa yang diberitakan oleh Alkitab, melainkan lebih dari itu. Guru diharapkan membuat anak-anak menjadi pelaku firman. Ajar anak-anak itu melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Yesus kepada kita, yaitu mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Mat. 22:34-40). Membuat para murid menjadi pelaku-pelaku firman yang melakukan perintah Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan visi wajib setiap guru sekolah minggu. Untuk itu, guru tidak cukup hanya pandai bercerita, meminta para anak belajar menghafalkan ayat, atau rajin ke sekolah minggu. Guru harus mengajar para murid untuk menjadi pelaku firman. Itu berarti setiap guru harus menjadi teladan bagi murid-muridnya. Setiap guru sekolah minggu harus menjadi kitab terbuka bagi semua muridnya sehingga mereka tahu bagaimana harus menjadi pelaku firman karena ada contoh nyata dalam hidup mereka. Beranikah para guru memperjuangkan visi global Bapa ini? Mudahkah? Tidak mudah, bahkan sangat sulit! Membawa seorang anak ke sekolah minggu saja tidak mudah, apalagi memuridkan anak itu menjadi pelaku-pelaku firman. Visi ini sungguh tidak mudah. Karena itulah, Kristus menyatakan: "Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman." Penyertaan Yesus inilah yang menjadi kekuatan bagi kita yang lemah untuk mewujudkan visi global Bapa. Sebuah visi biasanya adalah sebuah tujuan yang ideal, yang "hampir mustahil" untuk terwujud dengan sempurna. Namun, visi menjadi arah perjuangan kita. Walaupun menjadikan semua anak pelaku firman yang baik itu sulit, namun itulah visi kita. Visi global Bapa menjadi arah utama bagi pelayanan setiap guru sekolah minggu. VISI PRIBADI SEORANG GURU SEKOLAH MINGGU Di samping visi global Bapa yang merupakan visi utama seorang guru sekolah minggu, kita sebagai pribadi tentu saja boleh memiliki visi pribadi, sejauh tidak bertentangan dengan visi global Bapa. Jadi, visi pribadi harus mendukung visi global Bapa. Contohnya seperti berikut ini. Seorang guru bersemangat melayani kelasnya karena terdiri dari anak-anak "kampung" dengan tingkat ekonomi rendah dan dari kalangan orang tua yang belum mengenal Kristus. Walaupun hanya mengajar empat orang murid setiap Minggu, ia melakukannya dengan setia. Sebab ia berharap empat murid itu menjadi cikal bakal kekristenan di daerah itu. Puji Tuhan, dua keluarga dari murid itu menjadi orang percaya karena pekabaran Injil anaknya sendiri. Dan sepuluh tahun kemudian, beberapa keluarga di daerah itu menjadi percaya dan ada cukup banyak anak menjadi murid sekolah minggu. Bagaimana dengan ekonomi masyarakat? Kelompok kecil orang percaya ini menjadi kesaksian yang indah. Mereka berhasil memiliki tingkat kehidupan yang lebih baik. Anak-anak sekolah minggu yang telah mendapat beasiswa berhasil memperoleh pekerjaan yang baik. Dengan demikian, visi guru itu berhasil, meski baru sebagian karena ada begitu banyak anak di daerah terbelakang yang kondisinya seperti itu. Adakah guru lain yang memiliki visi yang sama? Visi pribadi setiap guru mungkin berbeda. Hal itu dapat terjadi karena perbedaan latar belakang dan situasi, serta kondisi pelayanan yang berbeda. Visi pribadi biasanya lebih bersifat jangka pendek dan terbatas. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: Mereformasi Sekolah Minggu: 8 Kiat Praktis Menjadikan Sekolah Minggu Berpusat pada Anak Penulis : Paulus Lie Penerbit : PBMR Andi, Yogyakarta 2003 Halaman : 72 -- 74 o/ TIPS o/ DESKRIPSI TUGAS BAGI PARA GURU SEKOLAH MINGGU ============================================= MENGAPA MEMERLUKAN SUATU DESKRIPSI TUGAS? Dunia bisnis dan industri sangat berhati-hati dalam memberikan deskripsi tugas tertulis kepada para pekerjanya. Hal ini bertujuan supaya tidak ada kesalahpahaman dalam hal harapan dan tanggung jawab. Deskripsi ini juga digunakan untuk mengevaluasi penampilan/pencapaian seseorang. Dengan alasan yang sama pula, deskripsi tugas juga berguna bagi para guru sekolah minggu. Deskripsi tugas sangat membantu koordinator sekolah minggu dan guru sekolah minggu untuk menentukan dengan jelas apa yang diharapkan dari mereka yang dengan sukarela mau mengajarkan firman Allah. Berikut beberapa elemen penting dalam suatu deskripsi tugas yang baik. 1. Mengapa kita mengajar? ---------------------- Alasan kita mengajar berasal dari dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, kita diperintahkan, "Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun" (Ul. 6:6-7). Amanat Agung memerintahkan semua orang, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Mat. 28:19-20). Mengajarkan firman Allah adalah pekerjaan penting bagi anak-anak Allah agar iman mereka bertumbuh. 2. Mengenal Allah secara pribadi. ------------------------------ Seorang guru harus memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus agar dapat menyampaikan firman Allah kepada orang lain. Namun, seorang guru seharusnya tidak "baru mengenal" Kristus. Guru harus memiliki tingkat kematangan rohani yang terus berkembang, dapat membagikan pengalaman rohani mereka, dan bertumbuh dalam kehidupan rohani mereka sendiri. Berikut beberapa pertimbangan dasar: apakah guru itu terlibat dalam doa dan pemahaman Alkitab yang rutin dan secara pribadi diikuti? Apakah guru itu memiliki hubungan yang baik dengan Allah dan orang lain di gereja? Apakah guru mengetahui bagaimana memimpin seorang anak datang kepada Kristus? 3. Apa yang kita ajarkan? ---------------------- Guru tentu saja harus memiliki suatu pemahaman tentang doktrin dasar kekristenan dan juga harus tahu serta memahami doktrin yang dianut oleh gerejanya. Sangat disayangkan bila hal-hal seperti okultisme atau mistik, diterangkan di gereja oleh orang-orang yang tidak terlatih. 4. Pahami kebutuhan murid. ----------------------- Kita bisa mengetahui apa yang kita ajarkan, tetapi bila pelajaran yang diajarkan itu tidak sesuai dengan porsi murid, murid tidak akan mempelajarinya. Banyak kurikulum yang menyertakan bahan-bahan yang sangat menolong, yang sudah disesuaikan dengan tingkat usia dan kebutuhan anak; ada pula buku-buku lain yang baik untuk digunakan. Guru harus berkomitmen untuk mempelajari kebutuhan murid dan mengajar untuk memenuhi kebutuhan murid tersebut. 5. Mengajarkan tanggung jawab. --------------------------- Guru harus mau menyediakan waktu untuk proses mengajar. Waktu ini termasuk persiapan selama minggu itu, setia hadir di kelas (bila berhalangan dan diganti orang lain, lakukan itu bila terpaksa), memberikan kegiatan kreativitas sehingga kegiatan sekolah minggu tidak hanya mengajar sesuai dengan kurikulum yang diberikan setiap minggunya, dan kemauan untuk mengevaluasi jalannya sekolah minggu. Banyak masalah-masalah disiplin dalam kelas yang disebabkan oleh guru yang tidak teratur atau tidak siap; murid-murid yang sibuk dan belajar tidak akan membuat banyak masalah. 6. Kesempatan untuk mengikuti pelatihan. ------------------------------------- Guru harus mau mengambil bagian dalam berbagai pertemuan guru dan pelatihan yang diadakan oleh gereja. Beberapa gereja mengadakan sendiri pelatihan-pelatihan tersebut. Di beberapa tempat, pertemuan guru sekolah minggu atau pelatihan denominasional memberikan kesempatan tambahan bagi para guru untuk mempelajari metode belajar yang efektif, sesuai dengan tingkat usia tertentu. 7. Menjangkau. ----------- Seorang guru mungkin tidak bisa mengunjungi setiap murid di kelasnya, tetapi ia harus peka terhadap siapa saja yang tidak hadir atau memiliki kebutuhan khusus. Apakah ada beberapa anak yang jarang hadir? Apakah ada anggota keluarga gereja yang tidak hadir? Apakah ada murid yang sakit? Guru bertanggung jawab untuk memahami bahwa kontak seperti ini adalah penting untuk dilakukan. 8. Persekutuan. ------------ Murid akan lebih merespons seorang guru yang menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh kepada mereka sebagai seorang pribadi di luar jam pelajaran. Waktu untuk bersekutu dan bersenang-senang juga dapat membangun semangat dalam kelas. Guru harus mau menyediakan waktu dalam acara-acara informal sekolah minggu, misalnya pesta kelas, waktu untuk berkunjung atau makan siang di rumah mereka, atau "melakukan perjalanan" ke tempat yang menarik bagi murid-murid di kelasnya. TULISLAH .... Pertimbangkan elemen-elemen berikut ini ketika Anda menuliskan deskripsi tugas bagi guru-guru sekolah minggu Anda sesuai dengan situasi sekolah minggu Anda. Guru sekolah minggu perlu: 1. memahami bahwa pelayanan pengajaran adalah diberikan oleh Tuhan, 2. memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan dan bertumbuhlah dalam iman yang dewasa, 3. menguasai apa yang Anda ajarkan, 4. belajar cara mengajar yang efektif, termasuk pemahaman perkembangan tiap tahap usia dan kebutuhan murid-muridnya, 5. setia pada tanggung jawab mengajar mereka, 6. ikut serta ambil bagian dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh gereja, 7. ikut serta dalam pelayanan penginjilan di sekolah minggu, 8. menyediakan waktu untuk mengadakan persekutuan dengan para murid. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: Super Sunday School Sourcebook Penulis : Dr. Dennis E. Williams Judul asli: Job Descriptions for Teachers Penerbit : David C. Cook Publishing Co., Elgin 1989 Halaman : 13 -- 14 o/ WARNET PENA o/ BLOG DANIEL HARAHAP (RUMA METMET): SEKOLAH MINGGU DAN DISKUSI SEKOLAH MINGGU ========================================= http://danielharahap.blogs.friendster.com/my_blog/ Blog sedang menjadi tren masa kini yang baik untuk menuangkan ide atau gagasan kita dan mendapatkan tanggapan dari orang lain mengenai ide kita tersebut. Di tengah-tengah maraknya blog saat ini, Daniel Harahap menghadirkan pula sebuah blog yang bernama RUMA METMET. Dalam blog ini, para guru sekolah minggu dapat juga melihat tiga puluh tanya jawab seputar pelayanan sekolah minggu dalam kategori Diskusi Sekolah Minggu. Sedangkan untuk menikmati artikel-artikel seputar sekolah minggu, silakan masuk ke kategori Sekolah Minggu. Rasanya jejak Daniel Harahap ini dapat diikuti oleh para guru sekolah minggu yang lain. Dengan demikian blog-blog seputar pelayanan sekolah minggu, yang sekaligus sebagai sarana berbagi pengalaman dan bertukar pikiran demi kemajuan pelayanan anak akan semakin bertambah banyak. Oleh: Redaksi o/ DARI MEJA REDASI o/ ALAMAT KONTAK YANG BARU ======================= Sebagai tindak lanjut pembenahan sistem e-mail pada Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), kami menginformasikan kepada para pelanggan sekalian bahwa alamat kontak staf e-BinaAnak telah beralih dari: staf-binaanak(at)sabda.org menjadi: binaanak(at)sabda.org Bagi para pelanggan yang hendak berkorespondensi, mohon menggunakan alamat yang baru sebagaimana diumumkan di atas. o/ MUTIARA GURU o/ Setiap guru dipanggil pada misi penyelamatan anak. Dengan meyakini panggilan ini guru akan semakin bertambah semangat untuk melayani -- Paulus Lie -- ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |