Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/336 |
|
e-BinaAnak edisi 336 (27-6-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 336/Juni/2007 ----------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Mengucapkan Doa -- Atau Berdoa? - TIPS : Mengajarkan Hal Berdoa kepada Anak - BAHAN MENGAJAR : Pertanyaan Anak tentang Doa: Apakah Cara Kita Berdoa itu Penting? - WARNET PENA : Telaga: Mengajar Anak Berdoa - DARI ANDA UNTUK ANDA: Tim Khusus Pelayanan Anak - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Allah menghendaki adanya hubungan yang intim dengan anak-anak-Nya. Doa merupakan satu cara yang Dia inginkan untuk membangun hubungan tersebut. Doa bukan saja menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi dengan Allah, melainkan juga merupakan wujud kebergantungan kita kepada Allah. Oleh karena itu, para guru SM, orang tua, dan para pelayan anak perlu mengajarkan prinsip-prinsip doa yang benar kepada anak-anak agar mereka dapat mengalami pertumbuhan rohani yang sehat pula dalam doa. Sehubungan dengan hal tersebut, e-BinaAnak edisi minggu ini telah menyiapkan sajian topik Anak dan Doa yang kami harapkan dapat menolong kita semua dalam mengajarkan tentang doa kepada anak-anak layan kita. Kiranya menjadi berkat bagi kita semua. Selamat berdoa! Pimpinan redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "... dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yohanes 14:13-14) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+14:13-14 > o/ ARTIKEL o/ MENGUCAPKAN DOA -- ATAU BERDOA? =============================== Kita semua adalah guru bagi anak-anak. Mereka mengamati kita, meniru kita, dan belajar dari kita. Pendekatan yang kita gunakan untuk mengajar akan sangat menentukan hasil dari proses belajar mengajar itu. Bagaimana kita dapat menentukan pendekatan apa yang akan kita gunakan? Hal itu berasal dari pemahaman kita terhadap konsep-konsep dasar yang melandasi cara kita mengajar. BAGAIMANA PEMAHAMAN MENENTUKAN PENDEKATAN YANG KITA GUNAKAN Singkatnya: siapa diri kita, apa yang kita yakini, dan bagaimana kita memahami kehidupan akan menentukan cara pendekatan yang kita gunakan dalam mengajar anak-anak kita untuk berdoa (di atas segalanya) dan pendekatan itu akan menentukan hasilnya. Pemahaman Kita tentang Masa Kanak-kanak Contoh bagaimana pemahaman memengaruhi pendekatan yang kita gunakan, salah satunya berhubungan dengan masa kanak-kanak yang diisi dengan permainan. Kebanyakan orang tua/guru percaya bahwa anak-anak memerlukan keseimbangan antara masa bermain dan tanggung jawab yang semakin lama semakin besar. Oleh karena itu, kita berusaha untuk memberikan keduanya. Kadang-kadang kita memberitahukan anak-anak, "Nikmatilah masa kanak-kanak selagi kamu bisa." Ini berarti, masa kanak-kanak seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dan terbebas dari kekhawatiran dan tanggung jawab. Pada saat yang sama, kita bermaksud mengatakan bahwa masa dewasa selalu dibebani dengan tanggung jawab, kekhawatiran, dan masalah. Apabila kita menerima kenyataan ini, memahami bahwa memang demikianlah adanya, dan menerapkan hal itu sehubungan dengan peran kita sebagai orang tua, kita akan mendapati bahwa mungkin kita membesarkan anak-anak yang tidak ingin tumbuh dewasa, tidak suka bila dibebani tanggung jawab, dan menjadi orang dewasa yang hanya suka berhura-hura. Saya percaya bahwa Allah ingin agar manusia menikmati masa kanak-kanak dan juga masa dewasa. Ia ingin agar anak-anak belajar bertanggung jawab sedini mungkin dan secara bertahap tanggung jawab tersebut semakin bertambah apabila mereka berhasil menerapkannya dalam hidup mereka. Masa kanak-kanak tidak perlu senantiasa diisi dengan kesenangan dan permainan, namun juga tidak harus selalu diisi dengan kerja, latihan, dan pekerjaan yang membosankan. Masa kanak-kanak seharusnya diisi dengan proses belajar secara bertahap -- kita belajar untuk menjalani hidup yang seimbang, bertanggung jawab, namun tetap menyenangkan dan menggembirakan. Dan proses itu tidak akan pernah berhenti. Kita akan terus mengalaminya sepanjang hayat kita. Dampak dari Mengajar Anak-anak untuk Berdoa Jika kita menganut filosofi ini, pendekatan yang kita gunakan untuk mengajar anak-anak berdoa akan menjadi seimbang. Kita tidak mungkin mengatakan, "Biarkan mereka menikmati masa kanak-kanak mereka. Mereka akan belajar berdoa apabila mereka besar nanti." Kita juga tidak akan mencoba mengubah anak-anak kita menjadi robot-robot yang senantiasa berdoa. Bukan begitu maksud Allah. Anak-anak yang dibiarkan belajar berdoa setelah dewasa mungkin mengalami kesulitan untuk mengarahkan hidup mereka kepada Allah. Sedangkan anak-anak yang biasa sangat disiplin dan "dipaksa" untuk berdoa mungkin kehilangan kontak antara hati dan kehidupan doa mereka. Proses belajar berdoa seharusnya bersifat alamiah. Sekali lagi, mereka diciptakan untuk berdoa. Doa-doa mereka bertumbuh secara perlahan pada saat mereka bertumbuh bersama Allah. Sama halnya dengan hubungan mana pun yang membutuhkan waktu untuk tumbuh, demikian pula hubungan mereka dengan Allah. Apabila kita memahami hal ini, pendekatan kita menjadi seimbang dan terus bertambah. MEMAHAMI BAHWA ALLAH MENJAMIN SETIAP HUBUNGAN Setelah kita mengerti pendekatan apa yang harus kita terapkan dalam mengajar anak-anak untuk berdoa, kita juga harus memahami teka-teki ini: dapatkah kita mengajar anak-anak kita untuk memiliki hubungan yang akrab dengan Allah? Bagaimanapun, hubungan merupakan masalah pribadi dan tidak dapat dibentuk dengan rumus-rumus dan prinsip-prinsip saja. Jangan lupa bahwa ada mitra lain dalam hubungan ini, yaitu Allah, yang membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Dapatkah kita mengajar anak-anak kita berdoa? Dapatkah kita membuat Allah menjawab doa anak-anak kita seperti yang kita inginkan? Jika ada keraguan di dalam hati kita, hal itu akan tercermin dalam pendekatan yang kita ambil dan juga membuyarkan usaha kita. Kita tidak dapat sepenuhnya mengendalikan keinginan dan keputusan anak-anak kita, tentu saja kita tidak dapat menyuruh Allah untuk melakukan sesuatu. Namun demikian, Allah telah memberikan jaminan sehubungan dengan kerinduan-Nya untuk menjalin hubungan dengan anak-anak kita dan juga peranan kita dalam membantu terwujudnya hubungan tersebut. Ada empat alasan berkenaan dengan hal ini. 1. Hubungan yang Berkesinambungan Sangatlah penting bahwa anak-anak kita menjalin hubungan yang bertumbuh dengan Allah. Memang, hubungan seperti itu merupakan bagian dari keinginan dan rencana Allah. 2. Orang Tua sebagai Mitra Allah menciptakan orang tua dan memercayai mereka untuk menjamin pertumbuhan secara fisik, sosial, intelektual, dan spiritual bagi anak-anak mereka. Ia memberi kita tugas seperti ini bukan supaya kita menjalankannya dengan mengandalkan kebijaksanaan kita sendiri, melainkan untuk mengembangkan suatu kemitraan bersama dengan Dia. Kita dapat menyimpulkan bahwa Allah selalu mendukung kita untuk menjalankan tugas yang penting ini dan Ia senantiasa bersedia "dihubungi" bila perlu. 3. Diciptakan untuk Bertumbuh Allah telah menetapkan pada saat Ia menciptakan anak-anak dan proses pertumbuhan bahwa pertumbuhan secara bertahap akan memberikan kekuatan. Tambahan lagi proses pertumbuhan di dalam Dia sejak masa kanak-kanak akan tertanam dan sesuai dengan jati diri kita yang sejati dan juga proses penciptaan kita. Di dalam kitab Amsal, Salomo berkata, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu" (Ams. 22:6). Oleh karena itu, kita boleh merasa tenang karena dalam setiap langkah proses tersebut Allah sedang bekerja di dalam anak-anak kita dan membawa mereka lebih dekat kepada-Nya. Dan Ia telah menanamkan dalam diri anak-anak kita, kemampuan alami untuk bertumbuh dan mendengar suara-Nya. 4. Kitab Suci adalah Sumber Segalanya Kita tahu bahwa Allah memberikan prinsip-prinsip, tips, dan pedoman bagi kita untuk belajar berdoa dan mengembangkan hubungan dengan Dia di dalam Alkitab, sama seperti yang dilakukan-Nya dengan hubungan-hubungan lain, misalnya pernikahan. Allah tidak main-main dengan kita. Apabila Ia memberikan prinsip-prinsip dan perintah-perintah untuk menolong kita dan juga anak-anak kita agar kita mengenal Dia, itu berarti bahwa Ia juga memberikannya karena Ia berencana untuk memberikan jawaban. Ia ingin bekerja sama dengan kita, para pelayan anak-anak yang dikasihi-Nya. Jika kita memahami empat prinsip ini dengan pikiran dan hati kita, pendekatan kita dalam mengajar anak-anak untuk berdoa akan mencerminkan hal tersebut. Apabila kita tahu bahwa proses dan hasil adalah kehendak dan rencana Allah, bahwa Ia sedang bekerja bersama-sama kita untuk mencapai tujuan tersebut, iman kita akan semakin bertambah dan kita akan merasakan damai sejahtera. Sebagai orang tua kita akan menjadi pelatih-pelatih kelas dunia yang merasa yakin akan keberhasilan yang akan diraih anak-anak kita. Sebab kita tahu bahwa anak-anak kita memiliki potensi dan kita sebagai pelatih memiliki semua sumber daya yang kita perlukan. Keyakinan kita dalam proses tersebut, yang berasal dari pemahaman bahwa proses tersebut adalah kehendak dan rancangan Allah, akan mendatangkan kesabaran, iman, keajaiban, dan sukacita bagi kita. Pendekatan ini akan mendatangkan hasil yang alami dan berhasil: anak-anak yang mengasihi Allah, mengenal Dia, dan mempertahankan hubungan tersebut sebagai landasan bagi hal-hal lain di dalam kehidupan mereka. Dengan kata lain, pendekatan itu akan menghasilkan anak-anak yang tahu bagaimana cara berdoa. JANGAN LUPA BAHWA DOA ADALAH SUATU KOMUNIKASI Alasan lain bahwa pemahaman memengaruhi pendekatan yang kita terapkan dapat ditemukan pada pemahaman kita terhadap karakteristik doa. Jangan lupa, (1) doa merupakan unsur komunikasi dalam hubungan kita dengan Allah, dan (2) suatu hubungan dengan Allah harus menjadi landasan bagi segala sesuatu di dalam hidup mereka. Apabila kita mengerti dua kebenaran ini, pendekatan kita terhadap anak-anak kita akan mencerminkan hal tersebut, tidak hanya sebelum tidur dan sebelum makan, tapi juga di kala susah. Hubungan dengan Allah sebagai tujuan akhir merupakan fokus utama doa, bukan demi mendapatkan bermacam-macam hal yang kita inginkan. Doa yang tulus dan percakapan yang jujur dengan Allah dalam proses mengajar adalah lebih penting daripada suatu rutinitas yang kita lakukan setiap malam sehingga kita boleh mengatakan bahwa kita telah berdoa. Selain itu, pertumbuhan pribadi di dalam Kristus menjadi sesuatu yang alamiah karena memiliki hubungan dengan Allah itu berarti kita menerima kebijaksanaan dari-Nya, menerima pengajaran, bimbingan, dan koreksi dari-Nya. Bagian ini akan memuat beberapa prinsip utama dari pendekatan yang akan membantu Anda menyelesaikan tugas Anda dan membantu Anda dan anak Anda menikmati proses tersebut. HAL-HAL YANG DAPAT DIDOAKAN 1. Bersyukurlah kepada Allah karena Ia telah mengajarkan cara berdoa kepada Anda. 2. Mintalah agar Allah memberikan ilham berupa ide-ide kreatif untuk mengajar anak-anak Anda berdoa. Berikut ini adalah doa yang dapat diikuti oleh anak-anak layan kita: "Allah Bapa, terima kasih karena Engkau mau mendengarkan saya. Tolonglah saya agar saya dapat mengenal-Mu lebih baik. Terima kasih karena Engkau mengasihi saya dan mau menjadi sahabat saya. Di dalam nama Yesus, amin." Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Cara Mengajar Anak Anda Berdoa Penulis : Rick Osborne Penerbit : Gospel Press, Batam Centre 2002 Halaman : 55 -- 61 o/ TIPS o/ MENGAJARKAN HAL BERDOA KEPADA ANAK ================================== Ada banyak cara untuk mengajarkan hal berdoa kepada anak dan tidak ada cara yang salah atau benar dalam melakukan hal tersebut. Dalam proses mengajarkan doa kepada anak-anak, kita juga dapat mengajarkan rencana Tuhan akan keselamatan. Beberapa hal berikut ini merupakan hal-hal yang dapat Anda sampaikan mengenai doa kepada anak-anak dan dapat Anda kembangkan sendiri menurut kebutuhan dalam pelayanan Anda. A. Allah mengasihimu -- tanpa syarat; Dia ingin mendengar dan menjawab doamu. Anak-anak harus diyakinkan bahwa Allah selalu mendengarkan doa mereka, bahkan jika mereka baru saja melakukan hal-hal yang tidak disenangi-Nya, Allah akan mengampuni mereka. Allah selalu tahu apa yang ada di dalam hati kita. Sangat penting untuk selalu jujur dan benar, terutama di hadapan Allah. B. Apakah doa itu? 1. Sangat penting untuk mengajarkan kepada anak bahwa doa kita bukanlah sekadar permohonan untuk mendapatkan segala sesuatu yang kita mau dari Tuhan. Doa adalah cara yang Tuhan pakai untuk menyatakan kehendak-Nya di dunia ini. Cara-Nya adalah dengan berkomunikasi dengan umat-Nya. Doa dapat mencakup seluruh dunia dan seakan-akan menyatukan dunia dengan surga. 2. Doa menyatakan dengan bebas apa yang ada di dalam hati kita kepada Tuhan. Komunikasi ini berkembang sesuai dengan semakin intimnya hubungan kita dengan Tuhan. Doa adalah menceritakan kepada Tuhan segala ketakutan, kekhawatiran, dan perhatian kita. Hal tersebut berarti kita bercerita kepada Tuhan tentang masalah, kebutuhan, atau hal-hal yang tidak kita mengerti. Dengan doa, kita juga mengucap syukur kepada Tuhan. Doa adalah percakapan kita dengan Tuhan. Kita dapat berbicara kepada-Nya seperti kita berbicara kepada teman kita. C. Apakah Tuhan selalu menjawab doa kita? Ya, Tuhan selalu menjawabnya, tetapi jawaban-Nya tidak selalu sesuai dengan apa yang kita kehendaki atau harapkan. Dia dapat berkata, "ya", "tidak", atau "tunggu". Tuhan menjawab doa untuk memberkati, mengajar, membimbing, atau melindungi kita. Dia dapat saja menjawab walaupun Dia tahu jawaban itu bukan yang terbaik menurut kita, tetapi jawaban yang Dia berikan akan memberikan kita pelajaran yang amat berharga. Tuhan menjawab doa kita untuk memberikan apa yang benar-benar kita butuhkan dan diberikan-Nya di waktu yang tepat. Kadang waktu-Nya tidak sesuai dengan waktu kita, tetapi Tuhan tahu bahwa penting bagi kita untuk menunggu. Dia selalu tahu apa yang kita inginkan dan kita dapat memercayai bahwa Dia akan melakukan apa yang terbaik untuk kita. D. Bagaimana seharusnya kita berdoa? 1. Di dalam nama Tuhan Yesus. Hal yang paling penting dalam mengajarkan doa kepada anak-anak adalah bahwa doa harus selalu dilakukan dalam nama Tuhan Yesus. "dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya" (Yoh. 14:13-14). 2. Bagian-bagian dalam doa. Tentu saja tidak ada suatu aturan/pola tertentu mengenai doa, tetapi hal tersebut dapat menolong anak-anak. Orang dewasa biasanya memiliki rencana doa. Beberapa membagi doa ke dalam beberapa bagian yaitu doa penyembahan (adoration), pengakuan dosa (confession), ucapan syukur (thanksgiving), atau permohonan (supplication). Untuk anak-anak, kita dapat menggunakan kata-kata yang lebih sederhana untuk membagi doa, misalnya memuji dan menyembah Tuhan, mengakui dosa-dosa kita, berterima kasih kepada Tuhan, berdoa untuk kebutuhan orang lain, dan berdoa untuk kebutuhan pribadi kita. E. Kapan seharusnya kita berdoa? Beberapa anak tahu dan memiliki waktu-waktu tertentu untuk berdoa, sebelum makan dan tidur di malam hari. Saat mereka telah menyadari bahwa Allah selalu mendengarkan mereka dan Dia tidak pernah berlibur atau tertidur, itu berarti anak sudah siap untuk menerima pengajaran bahwa kita dapat berbicara dengan Tuhan di waktu-waktu tertentu, atau sesering mungkin. Penting bagi anak untuk mengetahui bahwa mereka dapat berbicara kepada Tuhan kapan saja mereka membutuhkan atau kapan saja mereka ingin menyatakan sukacita atau ucapan syukur mereka. Penting pula bagi mereka untuk tahu bahwa ada waktu-waktu khusus yang bisa ditetapkan untuk berdoa secara pribadi dan ada waktu lain di mana kita perlu berdoa bersama-sama dengan orang lain. Kisah Para Rasul menuliskan contoh di mana orang Kristen berkumpul untuk berdoa bersama. Satu cara yang baik untuk memberikan ilustrasi bahwa doa pribadi dapat dilakukan setiap saat adalah dengan menyatakan teladan Yesus, yang memiliki waktu yang berbeda-beda untuk berdoa. Beberapa di antaranya adalah doa pagi (Mrk. 1:35), doa sore (Mrk. 6:46-47), dan doa malam (Luk. 6:12). (t/Davida) Diterjemahkan dari: Nama situs : Nethomeschool.com Judul asli artikel: Teaching Children to Pray Penulis : tidak dicantumkan Alamat URL : http://www.nethomeschool.com/teachingchildrentopray.htm o/ BAHAN MENGAJAR o/ PERTANYAAN ANAK TENTANG DOA: APAKAH CARA KITA BERDOA ITU PENTING? ==================================== Pertanyaan: ----------- Apakah cara kita berdoa itu penting? Jawaban: -------- Ya, kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, dengan diam-diam, dan dengan penuh hormat. Berdoa secara sungguh-sungguh berarti berdoa dengan kata-kata yang jelas, di mana kita hanya mengatakan apa yang akan kita maksudkan untuk kita ucapkan. Ini juga berarti kita tidak mencoba untuk menggunakan bahasa yang berpura-pura atau kata-kata yang lucu. Kita menceritakan kepada Tuhan apa pun yang ada dalam pikiran kita dalam kata-kata yang biasanya kita gunakan karena Dia mengasihi dan mengenal kita, serta berkeinginan untuk memerhatikan kita. Berdoa secara diam-diam berarti melakukan sikap berdoa sendirian. (Beberapa orang menyebutnya dengan saat teduh.) Hal tersebut berarti setiap hari kita meluangkan waktu untuk berbicara dengan Tuhan, semuanya dari diri kita sendiri. Kita berdoa tidak terbatas hanya pada saat berada di gereja, makan, atau menjelang tidur bersama ibu dan ayah. Berdoa dengan penuh hormat berarti menempatkan Allah sebagai Allah. Hal itu berarti kita tidak menjelaskan doa kita atau bertindak seolah-olah kita bodoh. Kita berbicara kepada Tuhan, Pencipta semuanya, Tuhan atas jagat raya, dan Tuhan atas segala tuan sehingga kita harus menunjukkan rasa hormat kepada-Nya. Ayat Kunci ---------- Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah (Mzm. 51:19). Ayat Terkait ------------ Ams. 1:7, 28:9; Mat. 6:5-13; Ibr. 10:2 Catatan untuk Para Pelayan Anak ------------------------------- Apabila kita menyelesaikan secara tepat bagaimana sikap yang seharusnya anak-anak miliki, posisi mereka, atau berbicara ketika berdoa, mereka mungkin memiliki gagasan bahwa Allah mengharapkan suatu penampilan daripada sebuah ekspresi khusus. Berikanlah anak Anda ruang untuk bertumbuh dalam cara yang benar ketika mereka berdoa. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 107 Pertanyaan Anak-Anak tentang Doa Penulis : tidak dicantumkan Penerbit : Betlehem Publishers, Jakarta 1999 Halaman : 18 o/ WARNET PENA o/ TELAGA: MENGAJAR ANAK BERDOA ============================ http://www.telaga.org/transkrip.php?mengajar_anak_berdoa.htm Mengajar anak berdoa merupakan tanggung jawab setiap orang tua/guru Kristen. Doa merupakan napas hidup orang percaya dan anak-anak harus dibawa ke dalam hubungan yang intim dengan Tuhan melalui doa dan juga Firman Tuhan. Bagaimana kita dapat mengajar anak-anak kita berdoa? Situs TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga) telah menyiapkan materi menarik bagi kita untuk mendapatkan pengetahuan tentang hal tersebut. Materi ini disajikan dalam bentuk perbincangan/tanya jawab antara Gunawan Santoso (staf LBKK) dan nara sumbernya, yaitu Bpk. Heman Elia, M. Psi.. Situs ini menyediakan transkrip lengkap dari perbincangan tersebut. Jika tidak puas hanya dengan membaca transkripnya, silakan dengarkan langsung perbincangan mereka dalam format MP3 di: ==> http://www.ylsa.org/telaga/mp3/T102A.MP3 Oleh: Redaksi o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: Henky < henky1st(at)xxxx > >Gereja saya sedang mencari team dari luar (IO) yg bisa melayani >anak-anak sekolah minggu, pada saat retreat keluarga bulan agustus >,2007. Apakah ada yang memiliki team yg khusus melayani anak-anak >dari gereja lain? Ada rekomendasi? >thx, GBU >Henky Redaksi: Bagi Anda yang memiliki informasi yang dibutuhkan Sdr. Henky, silakan menghubungi staf e-BinaAnak di alamat e-mail: ==> staf-binaanak(at)sabda.org Kami akan meneruskan informasi atau alamat kontak Anda kepada yang bersangkutan. Terima kasih, Tuhan memberkati. o/ MUTIARA GURU o/ Berdoa setengah jam sehari pada waktu pagi dan malam, dapat lebih berpengaruh pada seluruh tindakan kita, dibandingkan dengan perbuatan dan pemikiran kita. - P.T. Forsyth - ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |