Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/334 |
|
e-BinaAnak edisi 334 (14-6-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 334/Juni/2007 ----------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL (1) : Belajar Alkitab - ARTIKEL (2) : Mengajarkan Alkitab kepada Anak-Anak - BAHAN MENGAJAR : Waktu Teduh - WARNET PENA : Child Bible Lessons - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih, Mengajarkan kebenaran Alkitab kepada anak-anak sekolah minggu merupakan tugas penting seorang pelayan anak dan tentu saja para orang tua. Hal tersebut juga bukan tugas yang mudah karena kebenaran Alkitab bersifat abstrak sehingga tidak mudah bagi anak untuk menangkap dan memahaminya. Tapi dengan kreativitas dan ketekunan para pelayan anak untuk terus mengajarkannya kepada anak-anak, lambat laun pengajaran itu akan semakin tertanam dalam hati dan pikiran mereka. Mereka pun dapat bertumbuh semakin dewasa dalam kebenaran firman-Nya. Kunci untuk menjalankan tugas penting ini adalah kesetiaan. Setia untuk memberikan pengajaran Alkitab dengan tepat dan benar serta setia untuk terus belajar. Allah akan memberikan upah atas kesetiaan kita, yaitu Dia akan menambah kemampuan dan kreativitas kepada kita sehingga kita semakin mampu menemukan cara yang tepat dalam mengajarkannya kepada anak-anak dengan baik. Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana "Apa yang Kuperintahkan hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (Ulangan 6:6-7) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Ulangan+6:6-7 > o/ ARTIKEL (1) o/ BELAJAR ALKITAB =============== Bila kelompok murid kelas empat diberi pertanyaan: "Menurutmu, apakah Alkitab itu?" Jawabannya bisa beragam, mulai dari "Alkitab adalah buku yang bagus", "Alkitab itu kasih", "Alkitab adalah segalanya", sampai "Alkitab adalah kebenaran, firman Tuhan". Kebanyakan anak di kelas empat sudah siap untuk mempelajari pertanyaan-pertanyaan tentang Alkitab, misalnya bagaimana kita bisa mendapatkan Alkitab? Siapa yang menulis Alkitab? Tahun berapa Alkitab ditulis? Bagaimana Alkitab dijaga selama ini? Apa bahasa asli Alkitab ketika ditulis? Seperti apa bahasa asli Alkitab itu? Berapa banyak orang yang membantu menulis Alkitab? Alkitab itu terdiri dari satu kitab atau beberapa kitab? Pada saat anak-anak menginjak tahun-tahun pertengahan sekolah dasar, mereka mulai menerima pelajaran tentang peta di sekolah. Pada saat yang sama kita perlu memperkenalkan peta-peta yang berhubungan dengan cerita-cerita tertentu dalam Alkitab kepada mereka. Bagaimana mereka dapat benar-benar memahami cerita tentang orang Samaria yang baik hati, kisah wanita di sumur, perjalanan bangsa Israel, atau perjalanan misi Paulus, bila mereka tidak mempelajari peta? Oleh sebab itu, guru sekolah minggu akan mempermalukan diri mereka sendiri, apabila mereka tidak mampu menggambar peta sederhana tanah Palestina. "The Victor Handbook of Bible Knowledge" yang ditulis oleh V. Gilbert Beers merupakan sumber informasi yang sangat berguna. Di dalam buku ini terdapat peta-peta, ilustrasi, dan penjelasan tentang kehidupan pada zaman Alkitab. Anak-anak yang usianya lebih dewasa juga sudah siap untuk belajar menggunakan kamus Alkitab atau konkordansi. Mungkin dalam mempelajari pasal-pasal tertentu dalam Alkitab ada suatu frasa yang tidak biasa digunakan oleh anak-anak atau yang sulit untuk mereka jelaskan dengan kata-kata mereka sendiri. Saat itu adalah kesempatan yang harus digunakan untuk membantu anak melihat bagaimana menggunakan kamus Alkitab, untuk mengetahui arti frasa-frasa tertentu tersebut. Suatu kamus Alkitab bergambar bisa menjadi cara yang sangat menarik untuk mempelajari nama-nama yang ada dalam Alkitab, dan kamus ini juga menjadi alat yang sangat menolong anak-anak untuk menyiapkan laporan kelas. Konkordansi adalah dasar yang efektif untuk mempelajari kata-kata. Kita ambil contoh kata "doa" sebagai kata yang akan dipelajari. Bawalah beberapa konkordansi ke kelas dan bagikan konkordansi itu kepada murid-murid Anda. Murid-murid bisa bekerja sendiri-sendiri atau berkelompok, tergantung jumlah konkordansi yang tersedia. Setiap kelompok bisa diberi tugas dari beberapa kitab di Alkitab. Tanggung jawab kelompok itu adalah mencari ayat-ayat dalam kitab-kitab yang berbicara tentang doa, kemudian kelompok itu menuliskan apa yang diajarkan dalam ayat itu. Setelah melaporkan apa yang mereka dapatkan, murid-murid Anda akan memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang apa yang Alkitab katakan tentang doa. Anak-anak yang lebih dewasa juga bisa diajarkan bagaimana menggunakan suatu penjelasan (commentary) sebagai suatu alat untuk memahami suatu ayat dalam Alkitab. Berimajinasilah supaya kegiatan mempelajari firman Allah ini menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan bagi murid-murid Anda di kelas dan anak-anak Anda di rumah. Dengan demikian kita tidak akan pernah menjadikan Alkitab sebagai sesuatu yang membosankan. MENGHAFAL ALKITAB Kristus adalah contoh yang dapat kita gunakan untuk menunjukkan pentingnya menghafal Alkitab. Pada saat Kristus dicobai oleh Iblis, Dia dapat mengalahkannya dengan menggunakan kuasa firman Allah. Kemenangan ini bisa terjadi karena Dia mengetahui dan hafal akan isi Alkitab. Demikian pula dengan anak-anak, bila mereka mengingat Alkitab, mereka bisa mengatasi godaan iblis dalam kehidupan mereka. "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau." (Mazmur 119:11). Clark memberikan beberapa alasan tentang mengapa kita perlu meminta anak untuk menghafalkan ayat-ayat Alkitab: "Allah menggunakan firman-Nya tidak hanya untuk menghukum dosa, tetapi juga untuk membimbing menuju kebenaran dan hidup yang kudus. Menghafal ayat Alkitab bisa membantu anak-anak dalam mematuhi kuasa, mendapatkan dukungan, tahan godaan, bersaksi, membuat keputusan yang memuliakan Allah, mengekspresikan pikiran mereka kepada Allah, mengklim janji Allah, dan menyiapkan masa depan." Anak-anak juga bisa didorong untuk menghafal bagian-bagian Alkitab sebagai alat yang bisa digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan dari teman-teman mereka mengenai Allah dan Alkitab. "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat." (1Petrus 3:15). Banyak pemuda dan orang-orang Kristen dewasa, baik yang sedang sakit, maupun yang sedang mengalami masalah, telah diberkati karena menghafal beberapa ayat dalam Alkitab ketika mereka masih anak-anak. Prinsip-Prinsip dalam Menghafal ------------------------------- Bagi beberapa orang, mengingat hanyalah mengulang kata-kata yang akan segera terlupakan. Berikut beberapa cara agar ayat hafalan bisa menjadi berarti dan selalu diingat. 1. Bantulah anak dalam memahami arti dari ayat-ayat yang dihafal. Setelah suatu ayat dipahami, anak akan lebih mudah mengingatnya. Pahami cara mengingatnya. 2. Tinjau ulang ayat-ayat yang dihafal. Kebanyakan orang akan belajar sungguh-sungguh hanya bila akan mengikuti ujian atau untuk mendapatkan suatu pengakuan. Tanpa melakukan peninjauan ulang secara berkala, pembelajaran seperti ini akan cepat dilupakan. Menggunakan ayat hafalan selama memberikan pelajaran akan membantu anak untuk tetap mengingat ayat yang harus dihafal. 3. Gunakan alat bantu visual pada saat mengajarkan ayat hafalan. Kartu yang bisa bersinar (flash cards), OHP, perekam suara, boneka wayang, gambar, poster, puzzle, kode-kode rahasia, dan lagu adalah alat-alat yang bisa membantu anak untuk mengingat ayat hafalan. (Scripture Press membuat kartu-kartu ayat Alkitab, misalnya, Lukas 2:8-14; Roma 10:9-15; Mazmur 23; dan Matius 6:9-13). 4. Pastikan Anda menyuruh anak menghafal ayat dari Alkitab versi modern yang mudah dimengerti. Misalnya, "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu" (2Timotius 2:15). 5. Bekerjasamalah dengan orang tua dalam memberikan tugas ayat hafalan ini. Orang tua bisa sangat membantu dengan memberi dorongan kepada anak untuk menghafal ayat. Orang tua dan anak memiliki waktu satu minggu penuh untuk meninjau ulang ayat yang dihafal dan untuk membantu anak-anak mereka menerapkan ayat tersebut dalam situasi tertentu. 6. Kaitkan ayat hafalan dengan pelajaran. Clark menyarankan, salah satu cara yang paling tepat dalam mengajarkan ayat hafalan adalah dengan mengaitkan ayat tersebut dengan pelajaran yang diajarkan secara alamiah. Mungkin suatu ayat akan diulang beberapa kali selama pelajaran berlangsung dengan tujuan agar di awal dan di akhir pelajaran anak akan mengenal isi dasar dan arti ayat tersebut. 7. Bantulah anak dalam memahami bagaimana menerapkan ayat tersebut dalam kehidupan mereka. Adalah penting untuk menghafal ayat-ayat Alkitab dan pasal-pasalnya. Namun, jika ayat-ayat yang dihafalkan tidak mempunyai dampak dan tidak membawa perubahan dalam kehidupan anak-anak yang kita ajar, semuanya itu tidak ada gunanya. Jika seorang anak prasekolah mampu mengatakan "Kasihilah sesamamu," tapi dia masih sering memukul, menggigit, menendang, dan merebut mainan temannya, bisa dikatakan bahwa dia belum benar-benar mempelajari ayat itu. Jika seorang anak berumur tujuh tahun mampu berkata, "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan karena haruslah demikian," tapi dia tetap saja tidak mau mematuhi perintah orang tuanya untuk mematikan televisi atau segera tidur, dia belum benar-benar mempelajari ayat itu. Apakah anak-anak itu sangat sulit dan tidak dapat diajar? Belum tentu. Mungkin masalahnya ada pada guru atau orang tua. Sering kali, pengajaran ayat hafalan dilakukan seperti ini: Guru: Seberapa banyak dari kalian yang menghafal ayat minggu ini? (Beberapa anak mengacungkan jarinya.) Baik, Billy, katakan ayat hafalanmu. Billy: "Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN," Mazmur 92:1. Guru: Bagus sekali, Billy, kamu boleh menambah satu bintang dalam daftar prestasi. Selanjutnya kamu, Susan. Saat tiga atau empat anak sudah mengatakan ayat hafalannya, ada kemungkinan tiga atau empat anak yang lain mengatakan ayat hafalan yang baru saja dikatakan oleh teman-temannya. Anak-anak sangat senang karena mereka bisa mengatakan ayat hafalan dan menaruh bintang di daftar prestasi. Kemudian guru beralih ke aktivitas berikutnya, tapi sering kali, ketika tiba waktunya berdoa, tidak terdapat hubungan antara ayat yang dihafal dan bersyukur pada Tuhan. Hanya membantu anak-anak menangkap arti dari sebuah ayat saja tidaklah cukup; mereka harus memahami bagaimana ayat tersebut berlaku dalam kehidupan mereka. Ayat dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai aspek kehidupan anak di rumah, sekolah, taman bermain, gereja, dan dalam hubungannya dengan orang tua, saudara, dan teman-teman. Tahap-Tahap Penghafalan ----------------------- Langkah-langkah berikut ini bisa membantu Anda dalam mengajarkan ayat hafalan kepada anak-anak. 1. Pastikan bahwa Anda memilih ayat yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan anak yang akan diajar. 2. Pelajari dulu materinya dengan baik. 3. Sajikan bahan dengan sebuah latar. Kaitkan secara alami ayat atau pasal dengan pelajaran. Ajarkan ayat tersebut dengan menggunakan melodi atau lagu, ceritakan kisah yang diulang-ulang di Alkitab dengan berbagai variasi, gunakan gambar untuk menggambarkan Alkitab, atau kaitkan ayat atau pasal dengan latar yang alami, misalnya proses penciptaan. 4. Kenalkan seluruh pasal sebelum menganalisa bagian-bagiannya. 5. Potong-potonglah ayat yang dipilih menjadi beberapa bagian dan analisalah masing-masing bagian dengan cermat. Analisalah kosakatanya, konsepnya, hubungannya, dan ilustrasinya untuk penjelasan. 6. Ulangi seluruh ayat atau pasal yang hendak dihafal. 7. Tunjukkan secara spesifik bagaimana hubungan ayat hafalan tersebut dengan kehidupan sehari-hari. 8. Latihlah menghafal dengan cara yang menyenangkan dan dalam berbagai cara. 9. Gunakan ayat atau pasal tersebut dalam kegiatan kelas atau departemen. Sering-seringlah meninjau ulang dan menanyakan maksud atau artinya. 10. Doronglah anak-anak supaya melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dan tindak lanjutilah dengan menanyakan bagaimana Allah bekerja melalui firman-Nya. Adalah jauh lebih baik untuk menolong anak belajar dengan sungguh-sungguh beberapa ayat atau pasal saja daripada anak belajar banyak ayat atau pasal, tetapi tidak memberikan hasil yang baik. Program-Program untuk Menghafal ------------------------------- Sebagian besar penerbit kurikulum materi penginjilan menyertakan suatu ayat hafalan yang berhubungan dengan setiap pelajaran. Bila kita menggunakan rangkaian kurikulum ini dengan baik, ayat-ayat hafalan ini bisa menjadi alat mengajar yang sangat baik. Ayat Alkitab membantu memperkuat kebenaran yang terkandung dalam pelajaran. Tugas menghafal merupakan suatu bagian penting dari Awana Youth Association, Christian Service Brigade, Pioneer Clubs, dan program-program kelompok denominasi lainnya. Dalam program ini hadiah menjadi pendorong bagi anak untuk menghafal ayat Alkitab yang diberikan. Di beberapa gereja anak-anak diminta untuk menghafal ayat-ayat di setiap beberapa pelayanan pendidikan termasuk sekolah minggu, gereja anak, dan kelompok minggu sore untuk anak-anak. Program ini memerlukan pengawasan yang cermat agar anak tidak terlalu terbebani dengan tugas yang diberikan dan untuk menghindari pengulangan ayat-ayat yang sama. (t/Dian dan Ratri) Diterjemahkan dan diedit seperlunya dari: Judul buku : Childhood Education in the Church Judul asli artikel: Learning About the Bible Penulis : Robert E. Clark, Joanne Brubaker, Roy B. Zuck Penerbit : Moody Press, Chicago 1986 Halaman : 387 -- 392 o/ ARTIKEL (2) o/ MENGAJARKAN ALKITAB KEPADA ANAK-ANAK ==================================== Mengapa Alkitab Harus Diajarkan kepada Anak-Anak? Suatu ketika, beberapa ilmuwan NASA diberi pertanyaan, "Terbuat dari apakah bulan itu? Katakan hal pertama yang Anda pikirkan ketika Anda mendengar pertanyaan ini." Mereka semua tersenyum dan berkata, "Keju!" Sebenarnya, para ilmuwan tersebut tahu dari apa bulan itu terbentuk, tetapi respons pertama mereka adalah apa yang mereka pikirkan sewaktu mereka masih anak-anak! Seorang anak ibarat sebuah spons. Tugas mereka dalam hidup ini adalah untuk menyerap semua informasi yang masuk kepadanya. Hal ini penting diperhatikan oleh para guru dan orang tua bahwa usia anak-anak merupakan kesempatan yang sangat berharga di mana kita harus mengajar mereka untuk mengenal dan mengasihi Tuhan. Setidaknya ada dua contoh di dalam Alkitab yang menyatakan hal ini. Perhatikan cerita bayi Musa dalam Keluaran 2:1-10. Ibunya hanya memiliki sedikit kesempatan saja untuk bersamanya. Setelah itu, dia harus mengembalikannya lagi kepada putri Firaun. Dia mengajarkan Musa beberapa hal setiap kali ada kesempatan. Mari kita berimajinasi beberapa saat. Dia mungkin akan berkata seperti ini, "Musa kecilku tersayang, kamu tidak akan lama tinggal di sini. Tetapi aku ingin kamu mengenal Tuhan, Allah dari nenek moyang kita, Abraham, Ishak, dan Yakub. Dia adalah Allahku dan aku ingin Dia juga menjadi Allahmu. Ingatlah, Dia akan selalu menggunakan kuasa-Nya untuk menolongmu. Dia akan menjadi tempat yang aman bagimu saat kau berada dalam kesulitan. Tinggallah di dalam tempat yang telah Dia siapkan untukmu. Ingatlah para malaikat-Nya ada di setiap langkahmu." Walaupun Musa mendapatkan banyak pengajaran dan pengetahuan bangsa Mesir, dia masih mengikuti iman ibunya. Pikirkan betapa besar pengaruh ibunya terhadap anaknya itu, pikirkan pula betapa kecilnya kesempatan yang dimiliki ibunya. Sekarang mari kita melihat kisah Samuel kecil dalam 1Samuel 1:9-28. Ibunya, Hana, mengasuhnya sampai dia cerai susu. Waktu bagi Hana untuk bisa bersama dengan Samuel hanya sedikit. Kemudian seperti yang sudah dijanjikannya kepada Allah, Hana membawa Samuel ke Bait Allah ketika ia masih sangat kecil. Selanjutnya Hana hanya melihat Samuel sekali dalam setahun. Iman dan pengajaran ibunya berpengaruh besar bagi nabi yang luar biasa ini. Para orang tua dan guru anak-anak yang Anda layani siap dan menunggu perkataan Anda mengenai Tuhan. Ini adalah kesempatan di mana kita semua harus belajar Alkitab terlebih dahulu, baru setelah itu kita siap mengajar mereka. Ini adalah kesempatan di mana kita memiliki waktu untuk berdoa lebih dekat dengan Tuhan sehingga kita bisa membagikan pengalaman kita bersama Tuhan kepada mereka. Bagian Mana dari Alkitab yang Harus Diajarkan kepada Anak-Anak? Kebenaran Alkitab dapat diajarkan kepada anak-anak sama seperti yang diajarkan kepada orang dewasa. Hanya saja hal-hal yang diberikan bentuk penyampaiannya lebih sederhana. Berikut ini sebuah ilustrasi. Pikirkan mengenai makanan yang kita berikan kepada anak-anak. Kita memberi mereka makanan yang sama dengan yang kita makan. Hanya saja porsi mereka lebih sedikit dari yang kita makan. Nah, dengan Alkitab kita dapat melakukan hal yang sama. Sebagai contohnya, Alkitab mengajarkan bahwa Yesus adalah pengantara bagi kita di surga saat ini (Roma 2:34). Normalnya, kita berpikir bahwa hal ini sulit dimengerti oleh anak. Namun, anak-anak bisa dengan mudah memahaminya jika kita berkata kepada mereka, "Anak-anak, apakah kamu tahu apa yang sedang Yesus bicarakan kepada Allah tentangmu saat ini?" Dalam pelajaran Alkitab yang kita sampaikan, seluruh cerita, keterampilan, dan aktivitas dapat memperkuat kebenaran-kebenaran tersebut. Saat mereka dewasa nanti, mereka mungkin tidak ingat pelajaran mengenai, "Yesus sedang berbicara kepada Allah mengenai aku saat ini." Tetapi, hal ini akan menjadi hal pertama yang ada dalam pikiran mereka ketika mereka memerlukan hal tersebut. Anak-anak perlu mempelajari karakter Allah sebelum mereka belajar tentang tanggung jawab mereka kepada Allah. Bila mereka memahami karakter Allah, mereka akan memiliki kerinduan untuk merespons Allah dengan segenap hati mereka. Sebagai contoh, ketika mereka mengerti bahwa Allah itu Mahakasih dan Dia mengasihi mereka, mereka akan memberi respons kepada Allah dalam kasih pula. Surat 1Yohanes 4:19 berkata, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita." Materi mengajar yang baik untuk anak-anak pasti sarat dengan kebenaran-kebenaran mengenai kebaikan dan kasih Tuhan. Bagaimana Mengajarkan Alkitab kepada Anak-Anak? Anak-anak belajar melalui pengulangan dan dalam bentuk yang lebih sederhana (lihat Yesaya 28:9-10). Ulangi satu kebenaran sederhana dari Alkitab dalam setiap aktivitas di sepanjang pelajaran. Beberapa aktivitas pendek jauh lebih baik daripada sebuah aktivitas yang panjang. Beberapa variasi aktivitas dapat kita lakukan, seperti bercerita yang disambung dengan keterampilan tangan. Juga beberapa variasi lokasi aktivitas, seperti sebuah meja, lantai, atau kursi. Jembatan untuk masuk ke dalam hati anak-anak adalah melalui kelima panca inderanya. Tujuannya adalah untuk mengenalkan Alkitab melalui pribadi luar mereka sampai masuk ke dalam hati mereka. Mereka perlu mengenal Alkitab karena "... iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus" (Roma 10:17). Sesuatu yang bisa dilihat anak akan menarik perhatian mereka. Sentuhan menandakan kasih dan kenyamanan. Sesuatu yang dirasakan baik akan memuaskan rasa lapar dan haus mereka. Alat peraga yang menarik merupakan cara yang tidak biasa dan efektif untuk menyampaikan pesan secara verbal. Bagian yang paling luar biasa dalam mengajarkan Alkitab kepada anak adalah bahwa kita memiliki Penolong yang Mahabesar dan Mahakuasa, yaitu Roh Kudus. Roh Kuduslah yang memberikan kesaksian dari kebenaran Alkitab yang kita ajarkan. Dengan lemah lembut Dia akan berbicara kepada hati setiap anak yang kita layani. Mengajar anak yang belum bersekolah merupakan suatu hal yang menantang dan menyenangkan! Anak belajar dengan cara yang berbeda-beda. Sadarilah bahwa setiap anak itu berbeda, dan jangan mengharapkan mereka akan duduk diam selama satu jam tanpa bergerak sedikit pun. Itu tidak akan terjadi. Kasih merupakan hal penting yang harus ada saat kita mengajar. Mereka akan mengetahui bahwa kita mengasihi mereka. Bersemangatlah saat menyampaikan cerita -- jangan jadikan cerita sebagai hal yang monoton bagi anak. Gunakan imajinasi Anda dan hidupkan cerita yang Anda sampaikan. Jangan membacanya langsung dari kertas atau buku. Hal itu akan sangat membosankan! Saat kita sedang bercerita tataplah setiap murid. Kita akan lihat apakah kita sudah bisa menangkap perhatian mereka. Mereka juga ingin tahu bahwa kita memperhatikan mereka. Keterampilan merupakan metode yang baik untuk mengajar anak. Keterampilan memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu dari apa yang baru saja diajarkan kepada mereka. Walaupun mereka sekadar merangkai manik-manik menjadi sebuah kalung atau mewarnai sebuah gambar, apa pun yang mereka lakukan akan memperkuat pelajaran Alkitab yang kita sampaikan. (t/Davida) Diterjemahkan dari: Nama situs : Little Blessing Bible Lessons Judul asli artikel: Teaching Young Children the Bible Penulis : tidak dicantumkan Alamat URL : http://lbbl.homestead.com/DLTK_why.html o/ BAHAN MENGAJAR o/ WAKTU TEDUH =========== Oleh: Davida Welni Dana Bacaan Alkitab: --------------- Mazmur 1:1-3 Pendukung renungan: ------------------- Bawalah satu atau beberapa contoh buku renungan harian anak. Renungan: --------- Tahukah kamu apa artinya waktu teduh itu? Waktu teduh itu adalah waktu tenang. Kita duduk, berdoa, dan membaca Alkitab hanya sendirian saja. Waktu ini sangat menyenangkan. Kita dapat mendengar Allah berbicara melalui firman-Nya yang kita baca dalam Alkitab. Kita juga bisa berbicara kepada Tuhan melalui doa. Indah bukan, bisa mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan? Kamu mau memulai waktu teduh? Ikuti beberapa petunjuk berikut ini. 1. Tetapkan waktu yang cocok selama 10 -- 15 menit setiap hari untuk waktu teduh. Bisa di pagi hari, siang hari, atau malam hari. 2. Cari tempat yang tenang dan tidak berisik. Mungkin di kamarmu sendiri. Kalau tidak punya kamar sendiri di mana pun boleh, asal tempat itu tenang dan tidak berisik. Kalau memang rumahmu selalu ramai, jangan khawatir, Tuhan pasti menolongmu untuk bisa tenang dan berkonsentrasi. 3. Tetapkan bagian Alkitab yang akan kamu baca. Baca secara berurutan, misalnya mulai dari Matius atau dari Kejadian. Jangan loncat-loncat. Renungkan bagian Alkitab yang sudah kamu baca itu. Hafalkan juga satu atau dua ayat dalam pembacaan Alkitabmu hari itu. Waktu teduh juga dapat dibantu dengan membaca renungan dari buku renungan harian anak-anak, seperti contoh yang saya bawa hari ini. 4. Mulai dan akhiri saat teduhmu dengan berdoa. Ucapkan syukur pada Tuhan dan ceritakan kepada Tuhan apa pun yang ingin Anda katakan. Ayo, mulailah waktu teduh kalian. Pasti setiap hari ada berkat Tuhan untukmu. Hari-harimu juga akan lebih menyenangkan. Ayat hafalan: ------------- Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. (Mazmur 119:97) Doa: ---- Ya Tuhan, aku rindu memiliki waktu teduh bersama-Mu. Pimpin aku agar selalu bisa mendisiplin diriku dalam waktu pribadiku dengan-Mu. Terima kasih Tuhan Yesus. Amin. o/ WARNET PENA o/ CHILD BIBLE LESSONS =================== http://www.child-bible-lessons.com/ Anda ingin memperkenalkan Alkitab pada anak Anda, namun tidak tahu bagaimana harus memulainya? Situs yang bertajuk Child Bible Lessons ini mungkin bisa membantu Anda. Ditujukan bagi orang tua dan guru sekolah minggu, Child Bible Lessons menyediakan pelajaran Alkitab untuk anak-anak, ayat-ayat Alkitab, dan doa anak dengan tujuan menyediakan suatu dasar yang alkitabiah untuk anak-anak dari berbagai usia. Bagi para guru sekolah minggu, Child Bible Lessons juga menyediakan permainan sederhana yang mudah diaplikasikan dalam kegiatan sekolah minggu Anda. Sebagai pelengkap, sejumlah tautan menuju situs-situs terkait juga disertakan guna menambah pengetahuan Anda. Jika kita bisa mengenalkan Alkitab dan Yesus pada anak-anak kita hari ini, mengapa kita harus menunggu hingga esok hari? Mari berkunjung dan dapatkan bahan-bahan yang bisa memberkati Anda dan keluarga. Kiriman dari: Yohanna Prita Amelia <yohanna(at)xxxx> o/ MUTIARA GURU o/ Alkitab menolong anak untuk membedakan mana yang benar dan yang salah. Hal ini sangat membantu dalam membangun fondasi nilai-nilai Kristen yang sejati. ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Kontributor: Yohanna P. A. Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |