Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/330 |
|
e-BinaAnak edisi 330 (16-5-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 330/Mei/2007 ----------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Mengajar Seperti Yesus: Tiga Cara Efektif dalam Memuridkan - TIPS : Garis Besar Metodologi Mengajar Kristus - BAHAN MENGAJAR : Yesus Mengajar di Atas Bukit - WARNET PENA : Sekolah Minggu HKBP Taman Mini - DARI ANDA UNTUK ANDA: Tanya Gambar - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Yesus adalah pengajar yang baik bagi para murid dan pengikut-Nya. Dengan perumpamaan biji sesawi, Dia mengajar tentang iman. Dengan membasuh kaki murid-murid-Nya, dia mengajar tentang melayani. Yesus memakai cara yang tepat dan hal-hal yang ada di sekeliling-Nya untuk menyampaikan pengajaran-Nya. Semua itu bertujuan agar setiap orang yang mendengar pengajaran-Nya dibentuk sesuai kebenaran Allah. Bagaimana dengan Anda, para pelayan anak? Teladan Yesus dalam hal mengajar bisa Anda simak dalam edisi minggu ini. Cara dan metode efektif yang digunakan Yesus dalam mengajar, kiranya membawa setiap pelayan anak untuk belajar dan terus berusaha dalam membentuk jiwa anak-anak layan seperti yang sudah dilakukan Yesus dalam hidup para murid-Nya. Selamat mengajar! Redaksi tamu, Puji Arya Yanti "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka." (Matius 7:28,29) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Matius+7:28,29 > o/ ARTIKEL o/ MENGAJAR SEPERTI YESUS: TIGA CARA EFEKTIF DALAM MEMURIDKAN ================================== Yesus adalah seorang yang ahli menanamkan kebenaran rohani kepada para pengikut-Nya. Ketika ingin memberikan ide-ide yang revolusioner, Yesus paham bahwa murid-murid-Nya membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar penjelasan tentang kebenaran. Mereka perlu melihat penjelasan itu dalam bentuk tindakan termasuk membahas apa yang telah mereka saksikan. Yesus menggunakan tiga komponen penting dalam mengajar, yaitu menunjukkan (demonstration), menjelaskan (explanation), dan mengklarifikasi (clarification). Ketiga komponen ini bisa kita terapkan pula ketika kita melakukan pemuridan. Mungkin contoh terbaik dari proses ini terdapat dalam Yohanes 13. MENUNJUKKAN (DEMONSTRATION) Pada pasal yang terkenal tersebut, Yesus menyampaikan pelajaran terakhir tentang pentingnya pengorbanan kepada murid-murid-Nya. Ketika tak seorang pun mau membasuh kaki para murid, Yesus malah membasuh sendiri 24 kaki murid-murid-Nya. Dengan demikian, Dia menunjukkan bagaimana para pemimpin harus melayani orang-orang yang mereka layani. Model kepemimpinan seperti itu berbeda dari segala bentuk kepemimpinan yang pernah disaksikan para murid. Lihat saja seberapa sering para murid berdebat tentang siapa yang terhebat di antara mereka (Mrk. 9:34; Luk. 9:46, 22:24). Tidaklah cukup hanya dengan mengatakan bahwa ada cara lain untuk memimpin. Sebuah contoh dalam bentuk perbuatan sangat penting diberikan, jika pemahaman mereka tentang kepemimpinan masih awam. Kita juga harus menunjukkan apa yang ingin kita ajarkan kepada orang lain. Bila kita hanya menyampaikan pesan kepada seseorang yang baru percaya bahwa dia harus memberitakan Injil, tanpa memberi kesempatan bagi mereka melihat kita melakukannya, usaha kita akan sia-sia. Demikian pula, kita tidak bisa berharap agar seseorang mempunyai kehidupan doa yang baik, jika orang itu tidak pernah melihat kita berdoa dengan penuh kerinduan. Salah satu kenangan terindah saya sewaktu kuliah adalah saat belajar berdoa dengan mengamati pembimbing rohani saya. Dave memberi contoh suatu kerinduan untuk berdoa dan bergantung kepada Allah yang akhirnya meyakinkan dan memberikan ilham bagi saya. Doa bukan hanya untuk memulai atau mengakhiri pertemuan-pertemuan kita. Sebaliknya, doa merupakan pokok percakapan kita dengan Tuhan. Kerap kali Dave berhenti sejenak untuk menghadap Tuhan dan menyerahkan segala yang telah kami bicarakan. Dia menunjukkan pada saya bagaimana berdoa dengan perasaan, mengutarakan apa yang ada di hati dan bukan hanya yang ada di otak. Kehidupan doa Dave mendorong saya untuk mencari Yesus seperti yang sudah dilakukannya. Doa-doanya tidak hanya dipanjatkan supaya permohonannya didengar, tapi juga menyiratkan ketidakberdayaannya di hadapan Tuhan. Sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang dimiliki oleh pembimbing rohani saya ini telah membentuk kehidupan doa syafaat saya sampai sekarang. MENJELASKAN (EXPLANATION) Setelah membasuh kaki para murid-Nya, Yesus menjelaskan pentingnya tindakan yang sudah Dia lakukan: "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (ayat 15). Demonstrasi dan penjelasan harus dipadukan dalam memuridkan. Demonstrasi menunjukkan apa yang harus dilakukan orang lain dan bagaimana melakukannya. Sebuah penjelasan menguatkan apa yang sudah dicontohkan. Dave mengajarkan doa kepada saya dengan menjelaskan tujuan dan posisinya dalam kehidupan orang percaya. Kami menghabiskan satu semester yang lebih menyenangkan untuk mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang doa. Kami juga membaca buku-buku klasik seperti "Prayer", yang ditulis oleh O. Halleesby dan "The Practice of the Presence of God", yang ditulis oleh Brother Lawrence. Dave memberikan penekanan khusus pada pernyataan tegas Hallesby bahwa "Doa dan ketidakberdayaan tidak terpisahkan. Hanya mereka yang tidak berdaya yang bisa sungguh-sungguh berdoa." Saya ingat dengan jelas saat saya dan Dave berada di sebuah pondok kecil di Wisconsin pada suatu malam di musim dingin. Kami berdoa dan berbincang-bincang selama berjam-jam di dekat perapian. Kadang-kadang kami memberanikan diri keluar menantang dinginnya udara untuk melihat bintang. Kami berbagi misi yang sudah Tuhan tempatkan di hati kami untuk mereka yang kami coba untuk jangkau. Malam itu, semua yang sudah Dave jelaskan dan tunjukkan tertanam di hatiku selamanya. MENJELASKAN DENGAN MENGKLARIFIKASIKAN (CLARIFICATION) Yesus menerapkan cara mengajar yang ketiga untuk menghubungkan demonstrasi dan penjelasan: Dia bertanya untuk memberikan klarifikasi. Setelah membasuh kaki para murid, Ia bertanya kepada mereka dalam ayat 12: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?" Saya percaya Tuhan menanyakan hal itu karena Dia ingin memastikan bahwa mereka sudah mengerti makna dari tindakan yang sudah dilakukan-Nya -- menjelaskan dan menunjukkan saja tidaklah cukup. Yang tersirat dalam pertanyaan Yesus tentang apa yang telah dia lakukan adalah alasan mengapa Dia melakukannya. Yesus juga meminta klarifikasi pada kesempatan lain. Dalam Matius 16:13-20, Dia bertanya pada para murid mengenai apa yang dikatakan orang lain tentang diri-Nya. Pertama, Yesus bertanya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (ayat 13). Jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka selama ini mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang-orang. Pertanyaan Yesus selanjutnya menguak pemahaman mereka yang sebenarnya mengenai identitas-Nya. "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" tanya-Nya (ayat 15). Pertanyaan yang ditujukan untuk sebuah klarifikasi akan memampukan anak didik rohani kita untuk mengembangkan pendirian yang alkitabiah. Dave mengajukan pertanyaan biasa kepada saya, "Bagaimana kamu akan memberitakan Injil kepada orang lain?" Pertanyaan itu membuat saya memikirkan apa yang sudah saya lihat dan dengar. Ujian sesungguhnya dari apa sudah saya dapatkan darinya adalah bagaimana saya akan mengajarkan apa yang sudah saya pelajari kepada orang lain. Dengan berusaha menerapkan metode mengajar seperti yang dipakai Yesus -- dengan demonstrasi (menunjukkan), menjelaskan, dan mengklarifikasi -- kita bisa memperkuat usaha membentuk jiwa-jiwa seperti yang sudah dilakukan-Nya dalam hidup orang-orang yang kita muridkan. *) Tentang penulis: Roger Hamilton adalah direktur pelatihan di EDGE Corps, sebuah pelayanan Navigator yang menyiapkan lulusan-lulusan universitas yang masih baru untuk melayani para pelajar. (t/Dian) Bahan diterjemahkan dari sumber: Nama situs : NAVPRESS: Spritual Growth Resources Judul artikel: Teaching Like Jesus: Three Ways to Reinforce the Lessons Disciples Learn Penulis : Roger Hamilton URL artikel : http://www.navpress.com/EPubs/DisplayArticle/1/1.136.18.html o/ TIPS o/ GARIS BESAR METODOLOGI PENGAJARAN KRISTUS ========================================= Charles Nichols memberikan ringkasan kategori metode mengajar yang digunakan oleh Yesus Kristus. METODE VISUAL 1. Demonstrasi (menunjukkan) -- baik itu membersihkan gereja, maupun membasuh kaki, Kristus mengajarkan hal ini dengan menunjukkan bagaimana caranya. 2. Objek pelajaran -- seorang anak atau sebatang pohon yang layu dapat digunakan untuk menyampaikan kebenaran. 3. Menulis di pasir -- meskipun apa yang ditulis-Nya tidak disimpan, tetapi memberikan dampak pada mereka yang hadir pada saat itu. 4. Contoh -- banyak yang bertanya tentang doa dan kasih karena Ia memberikan perumpamaan tentang kedua hal ini. METODE VERBAL 1. Pernyataan -- Ia menggunakan berbagai pernyataan, baik pernyataan yang langsung, provokatif, memperingatkan, membandingkan, mendorong, maupun menyimpulkan. 2. Pertanyaan -- Ia juga menggunakan berbagai cara, seperti retorik, pertanyaan perbandingan, permintaan, dan pertanyaan secara langsung. 3. Peribahasa (amsal) dan retorik -- "kata-kata bijak" ini sering digunakan, baik untuk memulai suatu pelajaran, maupun untuk memengaruhi. 4. Kutipan -- Ia tahu dan menggunakan Perjanjian Lama dengan baik, karena Perjanjian Lama adalah kitab yang tidak asing bagi pengikut-Nya. 5. Perumpamaan -- dengan menggunakan gembala ataupun bangsawan, kisah-kisah tentang keduanya merupakan bagian utama dari ajaran-Nya. 6. Memperdebatkan suatu hal dari yang kecil sampai yang besar tampaknya merupakan cara yang biasa dipakai Yesus untuk menantang seseorang agar berpikir. 7. Ilustrasi -- dari burung sampai bunga, dari peristiwa yang baru terjadi atau pun sejarah, Dia menggunakan benda ataupun peristiwa untuk menyampaikan kebenaran-Nya. 8. Hiperbola -- Yesus ahli dalam menyatakan sebuah konsep saat situasinya tepat, misalnya saat berurusan dengan pemuka-pemuka agama. 9. Metafora/simile -- Yesus dapat dengan mudah membuat perbandingan antara suatu objek dengan ajaran kebenaran yang ingin Dia tanamkan pada murid-murid-Nya. 10. Paradoks/ironi -- Yesus menggunakan ide-ide yang tampaknya bertentangan, kadang yang bersifat humor, dan kadang yang menuntut untuk berpikir. 11. Permintaan -- Dia tidak ragu meminta sesuatu pada murid-murid-Nya. 12. Diam -- Dia menggunakan metode mengajar yang populer ini untuk mengindoktrinasikan sebuah ajaran. METODE SAAT BERSAMA DENGAN MURID-MURID 1. Memberi pertanyaan -- Dia selalu membuka percakapan dengan murid-murid-Nya, bahkan kepada mereka yang mencoba melontarkan pertanyaan-pertanyaan menjebak. 2. Membuat pernyataan -- Ia mendorong murid-murid-Nya untuk berinteraksi dengan-Nya, meskipun Dia tidak pernah ragu-ragu untuk meralat pernyataan yang tidak tepat. 3. Memaksa berpikir -- Yesus tidak ingin murid-murid-Nya hanya mendengarkan saja, tetapi Ia memaksa mereka untuk berpikir. 4. Memaksa untuk terlibat -- Ia juga tidak ingin murid-murid-Nya hanya mendengarkan saja dan tidak melakukan apa-apa, Ia ingin murid-murid-Nya melakukan suatu tindakan. 5. Memaksa para murid untuk menghadapi masalah yang sebenarnya -- Yesus berurusan dengan kenyataan, jadi Dia menempatkan para murid dalam situasi yang nyata. Dia mengizinkan faktor internal bekerja. 6. Menguji -- Ujian-ujian-Nya praktis, baik di darat maupun laut. (t/Ratri dan Dian) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : Christian Education Foundations for the Future Judul artikel : Christ the Master Teacher Penulis artikel: Warrens S. Benson Penerbit : Moody Press, Chicago 1991 Halaman : 100 -- 101 o/ BAHAN MENGAJAR o/ YESUS MENGAJAR DI ATAS BUKIT ============================ Bacaan Alkitab: --------------- Matius 5:1-16, 7:13-14 Ayat hafalan: ------------- Matius 15:13-14 Tujuan khusus: -------------- Menolong anak mengenal pengajaran yang Yesus sampaikan kepada mereka, dan juga untuk diaplikasikan dalam hidup mereka. Tujuan pelajaran: ----------------- Di akhir pelajaran diharapkan murid dapat: 1. memperlihatkan sukacita besar yang terjadi dalam hidup mereka, 2. menyadari bahwa Tuhan memberkati dan menghargai orang-orang yang percaya kepada-Nya, 3. mau melakukan apa yang Yesus ajarkan. Persiapan guru: --------------- Siapkan hati Anda .... Sebagai orang Kristen, Yesus berkata bahwa kita adalah terang dunia. Dia mengingatkan kita bahwa terang yang diletakkan di bawah gantang itu tidak ada gunanya. Jika kita menyembunyikan fakta bahwa kita percaya kepada Yesus, itu berarti kita telah menyembunyikan terang yang ada pada kita dan membuat terang dunia itu tidak dilihat oleh orang lain. Kita harus hidup sebagai orang yang selalu menyatakan kepada orang lain bagaimana dia bisa menemukan Kristus dan membawa kemuliaan bagi Tuhan, bukan kemuliaan untuk diri kita sendiri. Seberapa kuat terang Anda telah bercahaya? Apakah Anda menyembunyikannya di bawah gantang selama minggu ini dan hanya membukanya saat hari Minggu saja? Apakah Anda perlu memotong sedikit sumbu Anda dengan hidup seperti yang Yesus ajarkan tentang kebahagiaan sejati? Hidup yang memancarkan terang Kristus akan diperhatikan dan diteladani oleh murid-murid Anda. Tandai hati Anda dengan terang dari Tuhan dengan mengisinya dengan firman-Nya hari lepas hari. Pelajaran Alkitab: ------------------ Yesus dan murid-murid-Nya sedang berada di bukit di dekat Kapernaum. Kerumunan orang banyak yang ingin disembuhkan mengikuti Dia. Yesus tahu bahwa sebenarnya penyakit mereka adalah dosa dan mereka membutuhkan seorang Juru Selamat. Yesus menyembuhkan orang yang sakit dan yang lumpuh, Dia duduk dan mulai mengajar mereka. Salah satu khotbah Yesus yang terpenting adalah yang disebut Khotbah di Bukit. Bagian pertama dari khotbah itu disebut "ucapan bahagia" karena Dia menjelaskan bagaimana orang bisa diberkati atau menjadi bahagia. Ucapan bahagia memuat daftar sifat yang harus dimiliki oleh anak-anak Allah. Pada zaman Alkitab, kata "diberkati" berarti `bahagia`. Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga." Miskin di hadapan Allah berarti rendah hati, tahu bahwa dirimu adalah orang berdosa dan bergantung pada keselamatan yang Allah berikan. Kemudian Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." Ketika kamu menyesali dosa-dosamu, kamu benar-benar merasa sedih. Kemudian bertobat dan memohon agar Tuhan mengampuni dirimu. Karena dosamu sudah diampuni, kamu akan merasa terhibur. Yesus menambahkan, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." Menjadi lemah lembut berlawanan dengan menjadi bangga. Itu berarti kamu mengizinkan Allah memakai dirimu sesuai dengan kehendak-Nya. Lemah lembut juga tidak berarti "cengeng". Allah mengatakan bahwa Musa sangat lembut hati (Bil. 12:3), tetapi lihatlah bagaimana ia menghadapi Firaun yang marah, memimpin jutaan orang melalui padang gurun, dan menghancurkan berhala-berhala. Yesus melanjutkan, "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Banyak orang yang lapar atau ingin memenangkan suatu permainan atau ingin menjadi terkenal atau kaya. Tetapi hal-hal ini tidak akan memberikan kepuasan yang berlangsung lama. Jika kamu berhati lembut, kamu akan tahu betapa kamu membutuhkan Yesus dan lapar atau rindu untuk mengenal Dia lebih dalam lagi. Allah akan memuaskan kerinduanmu itu. Selanjutnya, Yesus mengatakan kepada orang-orang itu, "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan." Bermurah hati berarti memiliki kerinduan yang kuat untuk menolong mereka yang membutuhkan bantuan dan melakukan sesuatu untuk menolong mereka, meskipun mereka tidak memintanya. Kamu tidak menerima atau melakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, tetapi memberi dan melakukan sesuatu itu untuk orang lain. Itulah yang Yesus lakukan untuk kita. Pada saat kita menjadi orang berdosa, kita menjadi musuh Allah. Tetapi Allah mengutus Yesus supaya mati untuk kita sehingga kita bisa berada di surga. Yesus juga berkata, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." Mereka yang suci hati adalah mereka yang sudah meminta Yesus menyelamatkan mereka. Kita menjaga hati kita dari dosa dengan memohon ampun kepada Allah ketika kita melakukan kesalahan. Kemudian Yesus mengingatkan mereka bahwa kebahagiaan tidak dapat diperjuangkan atau diminta. Dia berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Pembawa damai tidak mencoba untuk mengutamakan pendapatnya sendiri ataupun membalas mereka yang sudah melukai dia. Mereka tidak melakukan balas dendam, tetapi menyerahkan keadilan kepada Allah (Rm. 12:17-21). Akhirnya, Yesus berkata kepada orang banyak itu, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga." Yesus tidak hanya mengatakan kepada mereka supaya berbahagia ketika dianiaya, Dia berkata, "Bersukacita dan bergembiralah." Banyak orang Kristen yang pernah dipenjara, dipukul, dianiaya, dan bahkan dibunuh karena mereka melayani Allah. Yesus berkata bahwa kalau kita dianiaya oleh karena Dia, kita akan bahagia, bahkan akan mendapat upah besar di surga. Yesus berkata bahwa ketika pengikut-Nya melakukan semua hal ini, mereka akan seperti garam dan terang bagi orang-orang yang belum diselamatkan. Garam membuat seseorang haus. Pada saat orang-orang yang belum diselamatkan ini melihat perbedaan perilaku orang Kristen, mereka akan tergerak untuk ingin tahu mengapa orang Kristen begitu berbeda. Cahaya yang bersinar dalam kegelapan akan memberi keamanan, membantu memberi arah. Demikianlah orang-orang Kristen mengarahkan orang lain untuk datang kepada Kristus melalui cara hidup mereka. Yesus berkata bahwa ketika orang lain melihat orang Kristen hidup dengan benar, maka hidup orang Kristen itu menjadi seperti menara terang yang memberi petunjuk kepada orang lain bagaimana menghindari neraka dan menemukan hidup kekal di dalam Yesus. Di akhir khotbah-Nya, Yesus mengatakan kepada orang banyak itu supaya membuat suatu keputusan. Akankah mereka percaya kepada-Nya dan mengikuti ajaran-Nya, atau sebaliknya, akankah mereka melakukan apa yang mereka inginkan? Yesus membandingkan dua hal ini dalam bentuk dua jalan -- satu sempit dan yang lainnya lebar. Dalam hidup ini, lebih banyak orang yang mengikuti jalan yang lebar karena jalan ini lebih mudah dilalui dan mereka bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan. Mereka tidak ingin mengikuti jalan sempit yang susah dilalui dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Tetapi jalan yang lebar tidak menuju kepada kebahagiaan yang sejati. Jalan yang lebar ini menuju neraka. Ujian yang sesungguhnya atas hidup seseorang adalah ketika dia mati. Meskipun orang itu sangat baik di luarnya, tetapi yang terpenting bagi Allah adalah hatinya. Hanya orang-orang yang sudah meminta Yesus masuk ke dalam hatinya sajalah yang akan masuk surga. Doa: ---- Bapa, terima kasih Engkau telah memberi kami prinsip-prinsip dan harapan-harapan tentang bagaimana kami harus hidup. Kami berdoa agar murid-murid kami mampu mengikuti kebenaran-kebenaran ini. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dan disesuaikan dari: Judul buku : The Early Life of Jesus: Junior Teacher Manual Judul artikel: Jesus Teaches on the Mountain Penulis : Sue Hoijer dan Mary Nelson Penerbit : Accent Bible Curriculum, Colorado 1994 Halaman : 62 -- 66 o/ WARNET PENA o/ SEKOLAH MINGGU HKBP TAMAN MINI ============================== http://www.sekolahmingguhkbptamanmini.blogspot.com/ Blog Sekolah Minggu HKBP Taman ini digawangi oleh seorang pemerhati masalah guru sekolah minggu dan anak sekolah minggu untuk gereja-gereja yang ada di Indonesia, khususnya Gereja HKBP. Blog yang sepertinya masih baru ini memiliki 100 tulisan seputar pelayanan anak yang pasti berguna dalam pelayanan kita. Sayangnya, tulisan yang ada masih merupakan kutipan dari berbagai sumber. Ada baiknya jika ada opini atau tulisan sendiri seputar pengalaman pelayanan dari pengelola blog. Meskipun demikian, adanya situs ini diharapkan dapat mendorong munculnya situs-situs organisasi sekolah minggu lainnya, yang memang masih sangat jarang dijumpai di dunia internet. Oleh: Redaksi o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: "Suwarno (Logistic)" <warno(at)xxxx> >Saya perlu gambar cerita apakah bisa dikirim lewat e-mail ya. >Terimakasih Tuhan memberkati Redaksi: Publikasi e-BinaAnak hanya menyediakan bahan dalam bentuk teks yang dikirimkan via e-mail. Untuk mendapatkan gambar-gambar bahan pelajaran di sekolah minggu, Anda dapat mengakses situs-situs yang sudah diulas dalam kolom Warnet Pena di setiap edisi e-BinaAnak. o/ MUTIARA GURU o/ The eye is the lamp of the body ... Jesus uses wisdom teaching to invite his hearers to see differently. (Marcus Borg) ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Redaksi tamu: Puji Arya Yanti Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |