Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/321 |
|
![]() |
|
e-BinaAnak edisi 321 (13-3-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 321/Maret/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Kegiatan Seni: Kegiatan yang Menyenangkan atau Belajar Alkitab? - TIPS (1) : Melaksanakan Kegiatan Seni di Sekolah Minggu - TIPS (2) : Apakah Anak Anda akan Menggemari Kesenian? - WARNET PENA : PEPAK: Kegiatan-Kegiatan Paskah - DARI ANDA UNTUK ANDA: Bahan-Bahan Paskah - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Kegiatan seni dapat menjadi sarana untuk menggali potensi diri anak. Melaluinya anak-anak dapat dilatih untuk mengekspresikan diri, menceritakan pengalaman, menuangkan emosi, dan memahami diri mereka sendiri. Selain untuk menggali potensi anak, sekolah minggu pun dapat menggunakan kegiatan seni sebagai satu metode mengenalkan kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak. Melalui artikel dan tips dalam edisi ini, kita dapat melihat bagaimana menggunakan kegiatan seni untuk menggali dan mengembangkan potensi anak, sekaligus untuk belajar firman Tuhan. Kiranya kita semua dapat belajar dan mendapatkan berkat di dalamnya. Selamat berkesenian! Redaksi, Davida Welni Dana "Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu." (Ayub 22:22) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Ayub+22:22 > o/ ARTIKEL (1) o/ KEGIATAN SENI: KEGIATAN YANG MENYENANGKAN ATAU BELAJAR ALKITAB? ================================================ Waktu hampir menunjukkan sudah saatnya pulang. Pelajaran sudah selesai, namun masih ada waktu sepuluh menit sebelum para orang tua menjemput anak-anak mereka. Mau apa ya? Apakah menyanyikan sebuah lagu? Bercerita? Oh! Buku mewarnai yang ada di tumpukan bawah lemari bisa dipakai untuk menghabiskan waktu! Ajaklah mereka duduk dan berikan buku-buku mewarnai dan krayon, maka murid-murid Anda akan segera mengerjakannya dengan tenang dan waktu tidak terbuang. Memang tidak terbuang, tapi apakah berguna? Waktu sepuluh menit yang sama dapat digunakan untuk melakukan kegiatan seni yang sangat bermanfaat. Mengabaikan potensi yang sebenarnya dari kegiatan seni di kelas memang mudah. Biasanya kita menempatkan kegiatan ini hanya sebagai "kegiatan yang menyenangkan", tetapi tidak tidak mendukung tema pelajaran, juga tidak mengembangkan kreativitas murid. Anak-anak menyukai seni. Proses membuat sesuatu memiliki arti yang beragam bagi mereka. Seni merangsang imajinasi, melepaskan energi, meredakan ketegangan, memberi jalan keluar bagi ide-ide, juga perasaan mereka sendiri, dan meningkatkan tujuan pelajaran. Keuntungan itu sendiri akan menyesuaikan dengan setiap bagian dari pelajaran dalam kegiatan seni, tetapi ada satu lagi: proyek seni dapat membantu mengajarkan pelajaran dengan mengilustrasikan suatu konsep. Di zaman yang semuanya telah tersedia ini, menenun secuil kain atau kertas dapat membantu anak mengapresiasikan beberapa kemampuan dan ketekunannya yang bisa menghasilkan hiasan di ruang kelas atau gereja. Membuat bejana dari tanah liat yang boleh dibawa pulang mengacu pada Yesaya yang menjadi "pembuat bejana". Membuat hadiah untuk anggota keluarga atau teman yang sakit dapat menjadi awal sebagai Dorkas kecil yang berbuat baik sepanjang hidupnya. Kegiatan-kegiatan seperti itu memberikan banyak kesempatan untuk berbagi, berbuat baik, dan mengatakan kasih. Murid-murid yang selalu diingatkan untuk "mengasihi sesama seperti dirimu sendiri" akan memahami artinya ketika mereka mempraktikkan konsep tersebut dengan berbagi sesuatu. Karya seni dapat mempertajam pelajaran dan dapat menjadi bahan bagi orang tua yang ingin mendiskusikan pelajaran di rumah. Kemampuan kerja sama dalam kelompok dapat terbentuk melalui kegiatan-kegiatan seni, misalnya dengan membuat lukisan dinding. Rasa percaya diri dan gambar diri dapat ditingkatkan melalui usaha-usaha yang ditunjukkan oleh para murid. Bahan-bahan seni dan kerajinan tidak harus mahal. Contohnya, satu kelas dapat diminta untuk mengumpulkan barang-barang yang sudah tidak terpakai, misalnya tempat makan bayi dan kain perca. Para guru bisa memborong hiasan-hiasan bekas Natal dengan potongan harga di toko-toko kerajinan. Divisi pendidikan harus tahu bahwa cat, "puzzle", tanah liat, dan lain-lain adalah bahan-bahan pelajaran yang harus dimasukkan dalam anggaran belanja. Gereja harus memiliki sumber bahan untuk persediaan atau setidaknya sebuah lemari untuk menyimpan bahan-bahan tersebut. Jika perlu, para guru dapat menyimpannya dalam sebuah kardus untuk dibawa pulang dan membawanya kembali ke gereja jika diperlukan. Sistem apa pun yang Anda pakai, usahakan agar persediaan tersebut terurus sehingga dapat menghindari kehilangan atau terbuang. Anak-anak dapat membantu untuk menjaga agar bahan-bahan tersebut tetap berada di tempatnya -- jika ada tempat untuk menyimpan semuanya. Bagian dari hak istimewa untuk membuat keterampilan adalah tanggung jawab untuk membersihkannya. Membersihkan kembali hanya membutuhkan sedikit waktu jika Anda merencanakannya terlebih dahulu. Alas koran atau plastik dapat melindungi meja dan lantai agar tidak kotor. Tutup kotak, jika dihiasi dengan lukisan tangan anak (finger paint), dapat menjadi nampan yang indah. Kantong sampah dengan lubang di atasnya (untuk memasukkan kepala) dan lubang di samping kiri juga kanan (untuk memasukkan tangan) dapat menjadi celemek yang indah. Taruhlah kaleng cat di atas bak atau piring supaya tidak tumpah ke mana-mana. Segeralah mencuci sikat yang digunakan dan jangan biarkan terendam di dalam air. Simpanlah selembar kertas dalam map yang berwarna agar tidak tercecer. (Buatlah catatan sesuai dengan kreasi Anda sendiri untuk Anda bagikan pada pertemuan pelatihan guru.) Usahakan supaya tidak menganggu salah satu anggota gereja yang paling berkuasa, yaitu koster/petugas kebersihan gereja! Ide-ide dapat diperoleh dari mana saja, tetapi yang terpenting tawarkan saran yang baik untuk kegiatan yang diadakan. Adakan pertemuan dengan guru atau orang yang dapat menguasai tema yang akan Anda ajarkan, pertimbangkan kelompok usia murid-murid Anda, dan jangan melebihi kemampuan mereka yang masih muda. Kunjungilah pameran-pameran kerajinan, mintalah bahan-bahan materi di toko-toko buku, dan ajaklah beberapa teman untuk bergabung. Mintalah saran dan masukan dari para guru keterampilan. Seperti yang sering dikatakan, keindahan ada pada orang yang melihatnya dan guru harus hati-hati terhadap godaan untuk "menyelesaikan" karya seniman muda ini. Sekali disentuh oleh orang dewasa, maka kegiatan (dan pelajaran!) sudah bukan lagi karya anak tersebut. Kegiatan keterampilan tertentu mungkin membutuhkan suatu contoh untuk menunjukkan bagaimana kepingan-kepingan dapat disatukan. Karena kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan ekspresi anak itu sendiri, keprivasian ruangan harus dijaga, dan karya seorang anak jangan pernah dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Sukacita yang diekspresikan seorang anak dalam membuat karya seni sendiri membantu anak memahami kasih Allah bagi anak tersebut karena dia adalah ciptaan-Nya yang unik dan istimewa. Berikut ini tips untuk melakukan kegiatan seni. 1. Usahakan untuk berada dalam taraf kemampuan dan minat murid. 2. Bagikan bahan-bahan yang mereka perlukan. 3. Berikan perintah/arahan yang jelas dan sederhana. 4. Usahakan untuk membereskan kembali dengan cara yang sederhana. 5. Hubungkan kegiatan dengan pelajaran. 6. Berikan pujian atas usaha-usaha yang telah dilakukan oleh anak-anak. 7. Siapkan bahan-bahan tambahan/ekstra. 8. Berikan pilihan. 9. Praktikkan dahulu kegiatan ini di rumah dengan bahan yang sejenis. 10. Variasikan kegiatan dari minggu ke minggu. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dari: Judul buku : The Complete Handbook for Children`s Ministry Judul artikel: Art Activities: Busywork or Bible Learning? Penulis : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publishers, Nashville, USA 1993 Halaman : 70 -- 72 o/ TIPS (1) o/ MELAKSANAKAN KEGIATAN SENI DI SEKOLAH MINGGU ============================================ Dirangkum oleh: Lisbet Rohana Di sekolah minggu, firman Tuhan bisa disampaikan dengan berbagai macam metode, salah satunya dengan kegiatan seni. Dengan kegiatan seni anak-anak diajak untuk belajar berbagi, menolong orang lain, mengekspresikan pengalaman-pengalaman dan fantasi dengan cara yang nyata bahkan ketika mereka tidak mampu mengekspresikannya lewat kata-kata. Anak juga dapat belajar firman Tuhan dengan menyentuh, eksperimen, dan mengeksplorasi. Berikut ini prinsip-prinsip saat mengadakan kegiatan seni di sekolah minggu. 1. Ajarkanlah seni mulai dengan cara yang sederhana. Mulailah dengan mengenalkan dan mengakrabkan anak kepada bahan-bahan seni. Membiasakan anak dengan bahan-bahan seni dapat membantu mereka menguasai bahan dan tahu bagaimana cara menggunakan bahan tersebut untuk mengungkapkan pengalaman-pengalaman hidup mereka. Tujuannya adalah membuat anak-anak merasa nyaman dan percaya terhadap bahan-bahan yang digunakan. Diharapkan anak-anak tidak canggung menggunakannya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan mereka yang terdalam. Dalam mengarahkan kegiatan seni dalam kelas, guru harus memilih dan membuat petunjuk kegiatan yang dapat diikuti dan dimengerti oleh anak sesuai tingkatan umur mereka. 2. Ciptakanlah suasana kerja yang nyaman. Sediakan semua bahan-bahan yang mereka butuhkan. Bahan-bahan harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan anak untuk mencari bahan yang mereka perlukan. Dengan kemudahan-kemudahan tersebut, diharapkan anak dapat merasa aman, nyaman, dan terlindung secara emosional. Suasana yang nyaman juga membuka kesempatan bagi mereka untuk berekplorasi lebih dalam lagi. Kenyamanan juga bisa diciptakan dengan membatasi campur tangan guru. Sebelumnya, tetapkan dulu batas-batas tegas mengenai kegunaan setiap bahan dan hubungannya dengan pelajaran yang diberikan. Sebisa mungkin guru menjaga diri untuk tetap berada di luar karya mereka sehingga karya-karya tersebut benar-benar muncul dari hati dan pikiran anak yang membuatnya. Hargai juga cara setiap anak dalam bekerja dan biarkan mereka bekerja dengan caranya sendiri. 3. Buatlah catatan perkembangan anak. Catatan ini berisi tentang apa yang dilakukan seorang anak saat melakukan kegiatan seni. Gunanya untuk memonitor perkembangan mereka. Catatan lainnya adalah catatan kegiatan. Catatan ini berisi kegiatan-kegiatan anak di kelas sehingga kemudian dalam satu tahun kegiatan dapat diarahkan pada bahan-bahan yang pernah di gunakan. 4. Berikanlah kata-kata yang membangun. Jika seorang anak merasa kecil hati dengan hasil karyanya, berilah kata-kata yang menyemangati. Katakan pada anak didik Anda bahwa hal itu kadang-kadang terjadi. Anak-anak cenderung tidak terlalu sering keluar jalur, tapi adakalanya mereka juga keluar jalur. Tekankan bahwa kita semua dapat mempelajari sesuatu dari kegagalan. Jangan pernah menganggap bahwa sesuatu yang dilakukan seorang anak benar-benar buruk. Mungkin Anda merasa bahwa pekerjaan mereka benar-benar berantakan dan mereka kurang memerhatikan karya mereka atau mereka malah sibuk berbicara dengan teman di sebelahnya. Jika dihadapkan pada keadaan ini, Anda dapat campur tangan untuk lebih terlibat dengan apa yang sedang mereka kerjakan sambil memberikan kata-kata yang bisa mendorong mereka kembali. 5. Amatilah karya anak-anak. Cara orang dewasa menanggapi karya seni anak adalah hal yang sangat penting. Usahakan untuk tidak meminta anak menjelaskan apa yang sedang mereka kerjakan secara spesifik. Hal ini akan membuat mereka beralih pada pikiran logis mereka. Mereka mungkin tidak benar-benar tahu apa yang mereka lakukan dan tidak berpikir mengenai apa yang sedang mereka kerjakan, jadi cobalah untuk mengikuti mereka. Tanggapan-tanggapan orang dewasa akan berhasil dengan sangat baik ketika semua respons itu tidak bernada menghakimi dan bersifat terlalu spesifik. Perhatian membangun yang diberikan pada anak-anak dapat membantu mereka untuk berkembang. 6. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi. Untuk menolong anak-anak berjalan terus, mulailah menyodorkan kepada mereka pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang dapat memotivasi mereka. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan merangsang yang menjangkau pusat ekspresi, masuk dalam hati dan pikiran mereka. Dengan ini mereka dapat melakukan kegiatan seni dengan lebih ekspresif. 7. Hubungkanlah kegiatan seni dengan pelajaran. Anda dapat menghubungkan aktivitas yang sedang anak-anak kerjakan dengan pelajaran dalam Alkitab. Misalnya, lewat berbagi bahan mereka diajarkan untuk berbuat baik kepada orang lain. Atau mengajarkan mereka membuat tembikar sambil bercerita tentang Yesaya. 8. Persiapankanlah bahan-bahan yang dibutuhkan. Jangan menyiapkan bahan yang terbatas dan seadanya saja. Siap sedialah dengan bahan lebih. Anak-anak sangat senang mengganti bahan mereka meskipun sesungguhnya bahan-bahan tersebut masih bisa mereka gunakan. Sediakan juga pilihan lain. Jangan lupa untuk menyiapkan aktivitas-aktivitas yang berbeda pada setiap kesempatan. Selama kegiatan berlangsung, ingatlah bahwa setiap anak membutuhkan guru yang ramah dan mengerti akan apa yang sedang mereka lakukan. Dukungan dan dorongan dari para guru amat penting agar kegiatan ini menjadi kegiatan yang benar-benar bermanfaat. Bahan dirangkum dari: Beal, Nancy dan Gloria Bley Miller. 2003. "Rahasia Mengajar Seni pada Anak". Yogyakarta: Pripenbooks. Choun, Robert J. dan Michael S. Lawson. 1993. "The Complete Handbook for Children`s Ministry". Hlm. 70 --72. Haystead, Wes dan Sheril Haystead (Peny.). 1992. "Sunday School Smart Pages". USA: Gospel Light. Hlm. 17 --- 18 dan 97. o/ TIPS (2) o/ APAKAH ANAK ANDA AKAN MENGGEMARI KESENIAN? ========================================== Apakah kesenian itu sekadar kegiatan waktu senggang bagi orang kaya? Karena kebudayaan kita cenderung kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, mungkin kita akan mengambil kesimpulan demikian. Tetapi sejarah dengan jelas menyatakan tidaklah demikian keadaannya. Kebanyakan dari apa yang kita hargai tentang bangsa lain kita peroleh dengan mempelajari musik, lukisan, kerajinan tangan, arsitektur, dan literatur mereka. Seni dan budaya merupakan jendela ke dalam jiwa manusia dan juga merupakan tanda bahwa kita diciptakan di dalam gambar dan rupa Allah yang kreatif. Dengan alasan-alasan itu saja anak-anak kita perlu mengembangkan sikap menghargai kesenian agar dapat menjadi manusia yang serasi dan utuh. Walaupun penting bagi anak Anda untuk bersikap terbuka terhadap gaya dan media lain di luar segala hal yang menarik bagi Anda pribadi, Anda tidak perlu menjadi seorang ahli untuk dapat menolong anak Anda mempelajari dan menyukai kesenian. Resep yang paling manjur ialah dengan teratur membuka mata anak Anda pada kesenian dan membiarkan ia mempunyai pengalaman langsung dengan kesenian. Dan dalam proses ini keluarga Anda akan mengalami banyak kesukaan dan kegembiraan tambahan. Untuk maksud tersebut pertimbangkanlah gagasan-gagasan yang berikut ini. 1. Telitilah sumber-sumber seni-budaya yang ada di daerah Anda. Banyak golongan masyarakat yang mempunyai kelompok-kelompok pertunjukan lokal dalam bentuk seni drama, tarian, orkes, balai kesenian, museum, dan mungkin suatu perkumpulan kesenian atau suatu festival tahunan. Sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan gereja merupakan alamat yang jitu. Tarifnya biasanya juga lebih murah daripada pertandingan olahraga, bahkan sering kali gratis. 2. Sebagai keluarga, kunjungilah pameran atau pertunjukan sebulan atau dua bulan sekali. Atau secara bergilir, ajaklah seorang anak Anda untuk menonton acara tertentu, ajaklah seorang demi seorang, jangan sekaligus secara berombongan, supaya hal itu dapat menjadi pengalaman khusus yang istimewa bagi diri anak yang Anda ajak itu. Usahakanlah untuk melanjutkan kegiatan itu dengan percakapan tentang apa yang Anda dengar dan lihat. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang paling digemari oleh setiap anggota keluarga dan mengapa, dan sesudah itu ungkapkanlah pandangan Anda sendiri. Jika suatu karya musik tertentu sedang populer, Anda mungkin ingin membeli rekamannya untuk hadiah ulang tahun atau Natal. Mungkin Anda dapat memperoleh reproduksi dari lukisan yang disenangi dan membingkainya untuk kemudian dipajang, atau Anda juga dapat menempelkan reproduksi lukisan itu pada buku yang menceritakan pelukis gambar itu. 3. Hubungilah lembaga kesenian setempat atau perkumpulan para seniman setempat untuk memperoleh keterangan tentang seniman yang masih aktif di wilayah Anda. Kunjungilah para ahli musik, pelukis, pembatik, atau pemahat patung dalam studio mereka pada waktu mereka sedang berlatih atau berkarya. Kebanyakan dari mereka akan senang untuk menyambut dan berbagi pengalaman dengan seorang anak yang menaruh perhatian pada seni, dan Anda pun akan menikmati pengalaman itu. Sebagai akibat kunjungan Anda itu, mungkin anak Anda sudah akan mulai mempunyai perhatian dan bakat pada suatu bidang khusus! Sesungguhnya, jika anak itu terbuka pada dunia seni, sejak dini ia sudah dapat mengetahui bidang mana yang paling digemarinya. Untuk memperoleh pengalaman dalam hal seni, cobalah hal yang berikut ini. 1. Doronglah anak yang belum bersekolah untuk bereksperimen dengan menyediakan baginya bahan-bahan baku, seperti alat-alat musik sederhana atau cat air dengan kuas-kuas yang besar. Berilah pujian terhadap "karya-karya besar" anak itu dan tempelkanlah lukisan-lukisan itu pada papan pengumuman keluarga, taruh di bawah lembaran kaca alas daun meja, atau laminasilah untuk dijadikan alas, semacam taplak kecil. Hamparkan lembaran plastik di atas meja atau di bawah pohon di luar dan biarkan anak Anda membuat eksperimen dengan tanah liat. Kalau di sekitar Anda ada tempat pembakaran tembikar, pakailah tanah liat dan minta tolong agar hasil-hasil anak Anda yang terbaik dapat diproses menjadi keramik yang dapat dipajang di rak buku. 2. Doronglah anak-anak yang lebih besar untuk menggunakan dan mengembangkan kemahiran mereka untuk mengamati dan melukis. Perhatikan bersama-sama karya pahatan, patung air mancur, dan lukisan dinding di pusat-pusat perbelanjaan dan taman-taman. Biarkan anak Anda membuat sketsa dari karya-karya seni itu sementara Anda berbelanja. Jika anak Anda merasa dirinya bukan seorang seniman, carilah buku-buku yang dapat mengajarkan Anda bagaimana caranya menggambar. Atau Anda juga dapat mencari guru menggambar yang dapat memberikan pelajaran menggambar kepada beberapa orang anak sekaligus sehingga Anda tidak perlu membayar uang les yang terlalu mahal. Mungkin Anda sendiri juga akan merasa tertarik dan ikut belajar menggambar. 3. Doronglah anak Anda untuk mengambil mata pelajaran seni lukis, musik, dan penulisan kreatif di sekolah, dan agar ikut serta dalam kegiatan seni sastra, seni teater, seni musik, atau kegiatan ekstra kurikuler lainnya. 4. Pilihlah suatu mata pelajaran seni lukis atau belajarlah memainkan sebuah alat musik bersama-sama dengan anak Anda. Siapa yang tidak akan tergetar hatinya bila mendapat dukungan dan dorongan yang semacam ini dari orang tuanya? Hubungan akrab yang terjalin tak ternilai harganya. 5. Jadikan rumah Anda suatu studio yang menghargai karya seni. Seringlah membaca bersama-sama dari bacaan klasik: puisi, sandiwara, cerita-cerita, dan dengan anak-anak yang lebih besar, novel. Hiasilah rumah Anda dengan gambar-gambar karya lukis agung dan tiruan miniatur dari karya pemahat terkenal yang harganya tidak mahal. Belilah beberapa rekaman musik klasik untuk didengar bersama-sama. Mintalah nasihat pada para pustakawan, guru seni lukis, dan guru seni musik di sekolah tentang bidang-bidang tersebut. Mungkin rekaman-rekaman dan bahkan lukisan-lukisan reproduksi yang telah dibingkai dapat dipinjam dari perpustakaan. Carilah bahan-bahan klasik, dasar-dasar kesenian, musik, dan literatur untuk dipelajari bersama. Milikilah buku-buku yang baik (terutama yang berisi gambar-gambar reproduksi berwarna) untuk dapat dijelajahi sewaktu-waktu di rumah. 6. Perhatikan daftar acara televisi, apakah ada acara sandiwara, konser, dan tontonan-tontonan bermutu lainnya. Tontonlah acara-acara itu bersama-sama, sesudah itu sediakan cukup waktu untuk mengadakan "pojok kritik" mengenai apa yang Anda sekeluarga tonton. 7. Jalankan suatu dana keluarga di mana setiap orang berkontribusi untuk pembelian suatu karya seni orisinal setahun sekali, misalnya sebuah karya tulis, pahat, atau hiasan seni lainnya. Proyek ini akan melestarikan apresiasi seni di dalam seluruh keluarga. 8. Seperti halnya dengan setiap nilai-nilai lainnya, kita harus menjadi teladan dari pesan yang kita sampaikan jika kita menginginkan pesan kita didengar. Usahakanlah agar komitmen Anda sendiri terhadap nilai-nilai kesenian telah mantap sebelum Anda melibatkan anak Anda. Atau akuilah bahwa hal ini merupakan minat atau pokok perhatian yang baru bagi Anda, dengan demikian Anda dapat belajar bersama-sama. Pesan ini sama-sama gamblangnya: dalam keluarga ini kami ingin menjadi manusia seutuhnya yang menikmati dan menghargai segala kemampuan yang dikaruniakan oleh Allah kepada kami masing-masing, termasuk karunia-karunia seni. Di rumah kami, apresiasi seni itu sama sekali bukan pemborosan waktu. Bahan diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Penulis : Paul Lewis Penerbit : Kalam Hidup, Bandung 1997 Halaman : 199 -- 203 o/ WARNET PENA o/ PEPAK: KEGIATAN-KEGIATAN PASKAH =============================== Situs PEPAK menyediakan topik Perayaan Hari Raya Kristen, termasuk di dalamnya bahan-bahan seputar Paskah. Minggu ini kami akan berikan tautan ke bahan-bahan seputar kegiatan-kegiatan Paskah yang dapat dilakukan di sekolah minggu Anda. 1. Kegiatan Paskah ==> http://pepak.sabda.org/pustaka/050746/ 2. Aneka Kegiatan Paskah ==> http://pepak.sabda.org/pustaka/040439/ 3. Kuis Paskah ==> http://pepak.sabda.org/pustaka/010056/ 4. Merencanakan Paskah Sekolah Minggu ==> http://pepak.sabda.org/pustaka/000015/ 5. Terimalah Salam Paskah Dariku ==> http://pepak.sabda.org/pustaka/020060/ Oleh: Redaksi o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: Linda A.
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |