Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/320 |
|
e-BinaAnak edisi 320 (8-3-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 320/Maret/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL (1) : Kegiatan Kreatif untuk Anak-Anak - ARTIKEL (2) : Apakah yang Dapat Membuat Anak-Anak Kreatif? - AKTIVITAS : Kegiatan Kreatif dalam Sekolah Minggu - WARNET PENA : PEPAK: Aktivitas dan Ketrampilan Anak - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Para pendidik tentunya memiliki peranan yang penting dalam menemukan potensi dalam diri anak. Tapi tentu saja bukan untuk mendikte dan memaksakan potensi tertentu dalam diri mereka. Sebaliknya, para pendidik, guru maupun orang tua, harus mengarahkan dan menyediakan sarana yang tepat bagi anak sehingga anak dapat menemukan potensi diri mereka sendiri. Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk menggali potensi diri anak, antara lain melalui: 1. Kegiatan Kreatif 2. Kegiatan Seni 3. Kegiatan Alam 4. Kegiatan Penelitian Keempat kegiatan tersebut akan dibahas lebih rinci setiap minggu dalam bulan Maret ini. Kegiatan kreatif dapat memacu anak untuk menemukan hal-hal yang mereka sukai dan minati. Minggu ini kami mengajak para pendidik untuk melihat bagaimana kegiatan kreatif dapat dilakukan, berikut manfaatnya bagi anak. Selamat berkreasi! Redaksi, Davida Welni Dana "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." (Pengkhotbah 9:10) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Pengkhotbah+9:10 > o/ ARTIKEL (1) o/ KEGIATAN KREATIF UNTUK ANAK-ANAK ================================ Kreativitas, kualitas ajaib penuh ilusi yang dianugerahkan Allah bagi sedikit orang dan sangat didambakan oleh yang lain. Dalam kenyataannya, potensi kreativitas terletak di dalam diri kita masing-masing Proses kreatif telah ditelusuri oleh seorang penulis melalui tiga tahapan, yaitu hasrat, penemuan, dan tindakan. Dimulai dengan suatu kebutuhan atau hasrat, kemudian berkembang ketika hasrat tersebut menghasilkan penemuan, yang secara luas "ditentukan oleh sumber-sumber yang dimiliki seseorang (kemampuan alami, kemampuan yang diperoleh dengan sengaja, dan sumber-sumber yang ada di luar orang tersebut)". Penemuan diartikan sebagai tindakan yang mungkin melibatkan penelitian, percobaan, pembangunan teknik, dan kemampuan. Kreativitas tidak dipandang sebagai suatu kemampuan yang hanya dimiliki oleh para seniman. Proses yang sama yang menghasilkan patung atau gubahan musik atau suatu puisi secara terus-menerus bekerja dalam setiap individu yang tetap memberi respons pada kebutuhan hidup dan mau menggerakkan sumber-sumbernya baik dari dalam maupun dari luar supaya dapat memenuhi kebutuhan tersebut (Rockness, Miriam H. "A Time to Play". Grand Rapids: Zondervan, 1983, pp. 124-125.). Kreativitas adalah "suatu sikap, suatu pendekatan, cara pandang". Yang pertama merekam tindakan Allah yang bersumber dari sifat ciptaan-Nya. Pikiran yang kreatif ada di dalam diri Allah karena Roh-Nya "melayang-layang" di atas bumi yang belum terbentuk (Kej. 1:2). Kemudian Dia berfirman dan kekuatan kreatif-Nya bekerja, membentuk suatu dunia dan penghuninya yang menyenangkan. Allah itu kreatif. "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia" (Yoh. 1:3), dan "di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu" (Kol. 1:16). Manusia merupakan prestasi yang tertinggi dari ciptaan-Nya. Kate Douglas Wiggin menyatakan, "Setiap anak yang dilahirkan di dunia ini merupakan suatu pemikiran baru Allah, suatu kemungkinan yang selalu segar dan bersinar." Setiap anak diberkati dengan suatu kepribadian individu dan kemampuan, dengan kebutuhan individu dan respons. Meskipun semua anak dilahirkan dengan kemampuan kreativitas mereka masing-masing, penelitian menyatakan bahwa bagian dari kreativitas mereka hilang ketika mereka berusia lima tahun (Abraham, Willard. "Living with Preschoolers". Phoenix, Ariz.: O`Sullivan Woodside, 1976, p. 35.). Tanggung jawab kemudian ada pada orang-orang dewasa di sekitar mereka, yaitu supaya mereka menjaga dan mengembangkan kreativitas itu sedini mungkin. Anak-anak perlu diajari "menggunakan apa yang sudah mereka miliki". Ketika kita membawa murid-murid kita kepada usaha-usaha kreatif di kelas dan dalam kehidupan kita, kita mendorong mereka untuk mempertajam refleksi tentang Pencipta dalam diri mereka (LeFever, Marlene D. "Creative Teaching Methods". Elgin, Ill.: David C. Cook, 1985, p. 20.). ANAK-ANAK DAN KREATIVITAS Menurut Webster, menjadi kreatif berarti menjadi produktif. Dan suatu kegiatan dirancang sesuai dengan prosedur yang edukasional guna merangsang pembelajaran dengan mengalami secara langsung. Oleh sebab itu, suatu kegiatan yang kreatif adalah pengalaman yang produktif, langsung dialami, dan dapat dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang kreatif memiliki tempat yang penting dalam suasana pembelajaran total, yang membawa suatu dimensi baru dalam pengalaman belajar. Kegiatan-kegiatan ini memungkinkan para murid untuk menambah kegiatan dengan melihat dan mendengar. Anak-anak dikelompokkan dari peran yang pasif hingga yang aktif di mana mereka dapat melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman belajar. Keikutsertaan mereka memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri. Ketika terlibat, mereka belajar sambil melakukannya -- suatu pengalaman belajar langsung yang penting dan yang selalu mereka ingat. Kegiatan-kegiatan yang kreatif menolong anak untuk menemukan sendiri apakah mereka dapat melakukan hal-hal yang mereka anggap dapat dilakukan atau hal-hal yang ingin mereka lakukan. Kegiatan-kegiatan ini memberi kesempatan pada anak untuk menerapkan Alkitab dalam kehidupan mereka sehari-hari. Anak-anak menyukai kegiatan kreatif. Secara alami mereka senang menggunakan seluruh anggota tubuh yang mereka miliki untuk bergerak. Mereka senang bermain "make believe" (percayalah) untuk merasakan suara dan kata-kata yang dirangkai, menggunakan bahan-bahan keterampilan, merasakan tekstur yang berbeda -- tanah liat yang lembab, kulit kayu yang kasar. Dunia yang indah ini menjadi hidup karena mereka menggunakan semua indra untuk mencari dan menemukan keindahannya. Ketika anak-anak belajar tentang dunia dan orang-orang di dalamnya, ada pertumbuhan kesadaran terhadap Tuhan, ciptaan-Nya, dan dunia-Nya. Dengan dilibatkannya anak dalam berbagai pengalaman belajar yang dihubungkan dengan pengajaran ajaran Alkitab seperti menolong (2Kor. 1:11), berbagi (Ibr. 13:16), memerhatikan orang lain (Mat. 7:12), dan menjadi pelaku firman, mereka pun bukan hanya menjadi pendengar saja (Yak. 1:22). Tuhan membangun pola dasar pertumbuhan anak-anak, yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus sendiri ketika Dia menjadi manusia. "Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia" (Luk. 2:52). Yesus tumbuh menjadi seorang anak, bersekolah, bermain dengan anak-anak lainnya, tinggal bersama keluarga, mematuhi orang tua-Nya, beribadah, dan belajar tentang Tuhan. Fakta bahwa Dia hidup dan tumbuh seperti anak-anak lain adalah bukti bahwa dia mengalami produktivitas, pengalaman belajar secara langsung (kegiatan-kegiatan kreatif). TUJUAN KEGIATAN-KEGIATAN KREATIF Kegiatan kreatif merupakan suatu metode mengajar yang dapat digunakan dan yang dapat memberikan keuntungan dalam mengadakan kegiatan belajar. Kegiatan-kegiatan ini memberikan cara-cara yang menyenangkan bagi anak-anak untuk lebih dalam lagi menyatukan kepribadian, kesempatan untuk menunjukkan kasih dan hormat pada orang lain, dan motivasi untuk mengekspresikan hubungan mereka dengan Tuhan dan firman-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa tujuan dan nilai dalam mengunakan kegiatan-kegiatan kreatif adalah sebagai berikut. 1. Membuat proses belajar lebih menyenangkan, mudah diingat, dan berarti. 2. Memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri dan membangun kreativitas. 3. Menanamkan kebanggaan dalam berprestasi dan membangun kepercayaan diri. 4. Memberikan kontribusi dalam pembangunan konsep diri yang benar. 5. Memberi kesempatan berpartisipasi dalam suasana kelompok dan bereaksi untuk membangun persetujuan kelompok dan tingkah laku. 6. Memperdalam kepekaan anak terhadap orang lain dan memberi kesempatan kepadanya untuk menunjukkan perhatian dalam bentuk kata-kata dan tindakan. 7. Merupakan terapi bagi kebutuhan anak untuk ekspresi individu. 8. Mengurangi kegelisahan fisik dengan kegiatan yang berarti dan mengoordinasikan pikiran dan otot. 9. Mengajarkan rasa hormat baik kepada orang dewasa maupun pemimpin yang sebaya. 10. Membangun kemampuan memimpin dan kepekaan untuk mengemban tanggung jawab. 11. Memberikan kesempatan untuk melakukan prinsip-prinsip kehidupan Kristen. 12. Membantu anak menghormati barang-barang milik orang lain. 13. Mengajarkan kerja sama, berbagi, dan bergantian. 14. Dapat menekankan konsep Alkitab atau mengilustrasikan kebenaran. 15. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan hubungannya dengan Tuhan dan tanggung jawabnya terhadap ajaran Alkitab. Ingatlah terus tujuan dan nilai-nilai ini, guru dan pemimpin akan mendapat kesempatan untuk mengamati perkembangan konsep teologis anak dan respons mereka dalam bertingkah laku. Ini akan membantu menuntun para pemimpin dalam mengajar dan menjalin hubungan dengan anak-anak dan dalam pemilihan kegiatan-kegiatan kreatif yang dapat memberi pengaruh pengalaman belajar yang sukses. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Judul buku : Childhood Education in the Church Judul asli artikel: Creative Activities for Children Penulis : Robert E. Clark, Joanne Brubaker, Roy B.Zuck Penerbit : Moody Press, Chicago 1986 Halaman : 557 -- 560 o/ ARTIKEL (2) o/ APAKAH YANG DAPAT MEMBUAT ANAK-ANAK KREATIF? ============================================ Setiap anak itu kreatif -- setidak-tidaknya kreatif untuk menciptakan kenakalan yang sedang dilakukannya. Tetapi ketika anak itu menjadi besar, tampaknya ada sesuatu yang terjadi. Sifat spontan yang sering dipuji itu memudar, dan hanya sedikit sekali orang yang sanggup tetap hidup secara kreatif di dalam era industrialisasi, birokrasi yang sudah tak manusiawi lagi, berbagai bentuk standardisasi, dan sistem komunikasi elektronik yang semakin canggih sekarang ini. Bagaimanapun, kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Yang Mahakreatif, dan Roh-Nya ada di dalam kita untuk menolong kita menjadi kreatif di dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Dan walaupun derajat kreativitas yang ada pada diri kita masing-masing mungkin merupakan sifat bawaan, sebagai orang tua ada banyak yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan bakat-bakat kreatif yang ada pada anak-anak kita. Di atas segalanya, baik sekali jika Anda menyadari bahwa kreativitas dapat berkembang dengan baik sekali di dalam suatu suasana saling menghargai. Di dalam suasana demikian setiap anak dapat memperoleh rasa harga diri yang sejati. Pernyataan kasih sayang dan pujian yang konsisten dan suasana yang penuh pelukan dan belaian kasih sayang mempunyai kaitan yang erat dengan suburnya pertumbuhan jiwa dan semangat kreativitas anak. Jadi, marilah kita memerhatikan beberapa prinsip dan kegiatan kunci sehubungan dengan hal ini. 1. Tunjukkanlah bahwa Anda menaruh kepercayaan pada kesanggupan anak Anda; hindarilah kecenderungan orang dewasa yang suka terlalu cepat menyediakan jawab atas segala masalah. 2. Biarkan anak Anda menempuh beberapa risiko. Hal itu akan memberi keleluasaan bagi Anda maupun anak Anda untuk menikmati dan menjelajahi hubungan Anda. Kebebasan yang kreatif ialah suatu keseimbangan antara memegang aturan secara bertanggung jawab dan suatu rasa gemar bertualang yang sesuai ke alam yang belum dikenalnya. 3. Tolonglah anak Anda agar bereksperimen secara teratur dengan perkakas dan bahan-bahan baru. Janganlah berpegang teguh pada prinsip bahwa setiap tindakan atau hasil harus hebat. Kreativitas yang sejati sering terjadi sesudah banyak kegagalan. 4. Dorong anak Anda agar berani menyatakan dirinya dengan memerankan suatu tokoh dalam sebuah sandiwara kecil. Tidaklah mengherankan jika anak laki-laki yang masih kecil bermain boneka dan anak perempuan yang masih kecil bermain mobil-mobilan, selama orang tua anak itu tetap memberi contoh mengenai peranan laki-laki dan wanita yang baik. Membiarkan anak laki-laki Anda bebas untuk bersikap emosional dan berperasaan tajam, serta membiarkan anak perempuan Anda untuk bersikap tegas dan suka mengambil inisiatif merupakan suatu suasana yang sehat bagi mereka untuk mengungkapkan kreativitas mereka. 5. Bangkitkan minat anak Anda dengan secara teratur membaca buku-buku yang baik, belajar menikmati musik dan kesenian. Jelajahi bersama-sama buku-buku di perpustakaan umum, carilah stasiun-stasiun pemancar radio baru, dan kunjungilah museum dan toko-toko kesenian di daerah Anda. Kreativitas seseorang dapat bertumbuh dengan subur jika ia dapat melihat banyak karena biasanya tindakan kreatif itu menyangkut soal merangkaikan objek-objek dan gagasan-gagasan yang sudah ada menjadi suatu kombinasi yang baru. Jadi, seseorang makin terbuka untuk menerima berbagai gagasan dan objek, makin besar juga potensi orang itu untuk berpikir kreatif. 6. Janganlah terlalu cepat berprasangka terhadap gagasan anak Anda yang tampaknya kurang praktis dengan cepat-cepat memutuskan, "Wah, cara demikian itu tidak akan jalan.", 7. Anjurkanlah untuk bertanya. Walaupun anak Anda yang belum bersekolah mungkin akan mengajukan lebih banyak pertanyaan daripada yang bersedia Anda jawab, ingatlah bahwa pikiran yang suka bertanya adalah pikiran yang kreatif. Tolonglah anak Anda untuk belajar mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih baik dan lebih tajam. Kemudian carilah jawabnya bersama-sama. 8. Binalah suatu pendekatan yang positif terhadap kekeliruan-kekeliruan yang dibuat oleh anak Anda. Walaupun suatu kesalahan yang berat memerlukan tindakan disiplin yang sesuai, waspadalah agar yang Anda hukum ialah kelakuannya yang salah dan bukan orangnya. Janganlah Anda menghukum sambil melontarkan penghinaan yang dapat merusak harga diri anak Anda, seperti "Hanya orang yang bodoh sekali yang melakukan hal seperti itu!" atau "Kamu memang tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar!", 9. Hargailah kreasi-kreasi, hasil kerja, dan percobaan-percobaan anak Anda. Tidak ada sesuatu hal lain yang dapat dengan lebih cepat membunuh semangat kreatif anak Anda selain daripada pernyataan-pernyataan seperti, "Mengapa kamu melakukan hal yang seperti itu?" atau "Jangan main dengan lumpur kotor itu!" Pajanglah hasil karya seni anak Anda pada tempat-tempat yang menonjol dan berilah komentar yang sifatnya memuji hasil karyanya di hadapan para sahabat. 10. Anjurkanlah untuk berperan menjadi sesuatu atau seseorang. Pertunjukan boneka, kostum-kostum buatan sendiri, deklamasi, dan drama-drama mendadak merupakan kegiatan-kegiatan yang akan memunculkan naluri dan gagasan-gagasan kreatif yang terbaik. Sama seperti hal lainnya, seorang anak akan menjadi makin baik sesuai dengan banyaknya latihan yang dilakukannya. 11. Jadilah seorang pengamat yang kreatif bersama anak Anda. Sediakanlah waktu untuk mengamati burung-burung, cuaca, manusia, bunga-bunga, dan binatang. Amatilah berbagai proses dan berbagai objek. 12. Ikut sertakan anak remaja Anda atau pimpinlah anak muda Anda dalam menulis sebuah karangan, mengisi buku harian, menggambarkan ilustrasi, atau membangun sesuatu dengan tangan Anda. Janganlah cerewet mengenai mutu sesuatu kreasi. Pimpin saja dengan bersemangat! 13. Pilihlah mainan dan kegiatan yang akan melibatkan inisiatif pribadi. Sebagai contoh, suatu model pesawat terbang dari kayu balsa mungkin merupakan pilihan yang lebih baik daripada model pesawat yang tinggal dirakit dengan hanya menekan-nekannya saja. Harmonika, kaca pembesar, magnet, dan kotak-kotak yang dapat disusun dapat lebih merangsang kreativitas daripada kebanyakan mainan jadi. 14. Doronglah anak Anda untuk mengumpulkan barang-barang sebagai koleksi, seperti bulu unggas, kancing, biji-bijian, perangko, atau hal-hal lainnya yang mempunyai daya tarik khusus. Kegiatan membuat koleksi itu dapat merangsang pikiran sehingga selalu merasa ingin tahu dan kreatif. Sediakanlah sekumpulan bahan yang dapat merangsang kreativitas anak-anak, biarkan mereka membuat bermacam-macam eksperimen dengan bahan-bahan itu. Bermain-main secara bebas dengan tanah liat, kapur tulis, cat, kertas, spidol, perekat, pita rekat, majalah-majalah bekas, kaleng dan botol, benang, dan tali-temali hendaknya menjadi bagian dari kenang-kenangan manis anak-anak. Kemudian, tambahkan lagi dengan persediaan pakaian aneka ragam untuk bermain, paku-memaku, potret-memotret, dan penggunaan sarana-sarana lainnya. 15. Perkenankan anak-anak yang sudah agak besar untuk menghias kamarnya sendiri, untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan kegiatan dan kegemaran pribadinya. Doronglah anak Anda agar ia meningkatkan kemampuan berbahasa dengan mengadakan permainan kata-kata, misalnya mencari kata yang bersajak, mengarang cerita-cerita asli buatan sendiri, membuat teka-teki, membuat syair nyanyian, dan membuat puisi. Perkenankan dia sewaktu-waktu untuk hadir bila orang dewasa sedang berdiskusi, hal ini akan menambah perbendaharaan kata-katanya. Bacalah koran dan artikel-artikel majalah bersama-sama dan diskusikan pokok-pokoknya. Anjurkanlah mereka untuk rajin menulis surat. Kreativitas yang sejati menyangkut kebebasan, kepekaan, dan fleksibilitas. Sama seperti kebanyakan tata nilai dan sifat-sifat bawaan lainnya, kreativitas itu mula-mula sekali dibentuk oleh Anda. Dengan sekadar perhatian dan perencanaan sederhana Anda dapat memberikan kepada anak Anda hadiah yang berguna seumur hidupnya, yaitu kreativitas. Bahan diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Penulis : Paul Lewis Penerbit : Kalam Hidup, Bandung 1997 Halaman : 109 -- 113 o/ AKTIVITAS o/ KEGIATAN KREATIF DALAM SEKOLAH MINGGU ===================================== Oleh: Davida Welni Dana Melatih anak untuk menemukan atau mengembangkan potensinya dengan berbagai kegiatan kreatif tidak hanya dapat dilakukan di rumah atau sekolah formal saja. Sekolah minggu pun dapat berperan aktif dalam hal ini. Kegiatan kreatif dalam sekolah minggu tentu saja bukan sekadar menggali potensi diri anak, tetapi yang terpenting bagaimana anak-anak belajar tentang Tuhan dan kebenaran firman-Nya melalui kegiatan tersebut. Berikut ini kegiatan-kegiatan kreatif yang bisa dilakukan di kelas sekolah minggu. 1. Mengolah kertas warna-warni menjadi bunga Persiapan: kertas warna, lem kertas, gunting, lidi, atau kawat. Kegiatan ini bisa dilakukan saat pelajaran yang bertemakan alam, ciptaan Tuhan, atau keindahan. Berikan saja kertas warna kepada anak-anak, juga peralatan yang dibutuhkan untuk membuat bunga-bunga yang mereka inginkan. Guru dapat membuat berbagai macam contoh bunga terlebih dahulu, tetapi jangan arahkan anak untuk benar-benar meniru contoh yang dibuat oleh guru. Katakan kepada anak bahwa di dalam dunia ada berbagai macam bentuk bunga yang Tuhan ciptakan dan mereka pun boleh membuat bermacam-macam bunga dengan peralatan seadanya. Hal yang terpenting dari kegiatan ini bukanlah hasil, melainkan proses kreatif yang dilakukan anak dalam membuatnya. Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas kecil. 2. Melukis Persiapan: kertas atau kain dan cat air. Saat guru selesai menyampaikan kisah-kisah dalam Alkitab, guru dapat meminta anak menceritakan kembali cerita itu melalui sebuah lukisan. Misalnya, jika bercerita tentang Yunus di perut ikan, mereka boleh menggambar ikan, atau laut, atau sebuah perahu. Biarkan anak melukis sesuka hatinya di kertas atau kain yang sudah disediakan dan mencampurkan warna untuk menghasilkan warna yang sesuai dengan imajinasinya. Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas kecil. 3. Menggambar berdasarkan pola tertentu Persiapan: bentuk gambar tertentu (misalnya, bulatan, segitiga, garis lurus, dll.) Kegiatan ini bisa dilakukan untuk anak kelas besar. Buat bentuk gambar tertentu dalam sebuah kertas yang dibagikan kepada anak-anak. Misalnya, di kertas itu sudah tergambar tiga bulatan besar. Tugas anak adalah membuat sebuah gambar atau lukisan melalui gambar yang sudah ada sebagai dasarnya. Harus ada waktu yang diberikan, misalnya sepuluh menit. Kegiatan ini bisa dilakukan setelah guru menyampaikan firman Tuhan mengenai menggunakan waktu sebaik mungkin, kerajinan, atau mengenai suatu benda/tokoh Alkitab yang dapat digambarkan melalui dasar yang telah disiapkan. 4. Tanya jawab Permainan ini menggali kemampuan anak untuk berpikir ke depan, mengembangkan gagasannya, dan memunculkan berbagai macam ide. Permainan ini dimulai dengan guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang agak di luar biasanya. Misalnya, seperti pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang bisa dikembangkan lagi oleh guru. 1. Apa akibatnya jika Tuhan tidak menciptakan tumbuh-tumbuhan di dunia ini? 2. Apa akibatnya jika kamu hanya hidup sendirian di dunia ini? 3. Apa akibatnya jika tidak pernah ada hujan? Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas besar karena menuntut kemampuan baca-tulis dari anak. 5. Koreografi Kegiatan ini bisa dilakukan dalam acara pujian di sekolah minggu. Pilihlah sebuah lagu yang disukai murid-murid. Jika murid dalam kelas sedikit, masing-masing bisa diminta berdiri di tempat atau di depan kelas untuk menciptakan tariannya sendiri. Jika dalam kelas ada banyak murid, bisa diwakili oleh beberapa anak yang benar-benar mau, bukan dipaksa. Permainan ini akan mendorong kreativitas anak dalam aspek psikomotoriknya. Jangan lupa untuk memberikan pujian, bisa dengan tepuk tangan, agar anak bertambah semangat dalam menciptakan kreasinya. Selama mengadakan kegiatan kreatif di sekolah minggu satu hal yang harus selalu diingat ialah tidak memaksa anak melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Biarkan mereka melakukannya dengan gembira. Yang terpenting dari kegiatan ini adalah proses kreatif yang dilalui anak, jadi jangan berorientasi kepada bagus atau tidaknya hasil. Selamat berkreasi! Buku acuan: Choun, Robert J. dan Michael S. Lawson. 1993. "The Complete Handbook for Children`s Ministry: How to Reach and Teach the Next Generation Form Birth to Age 12". Nashville: Thomas Nelson Publishers. Clark, Robert E., Joanne Brubaker, dan Roy B. Zuck. 1986. "Childhood Education in the Church". Chicago: Moody Press. Safaria, Triantoro. 2005. "Creativity Quotient: Panduan Mencetak Anak Super-Kreatif". Jogjakarta: Platinum Diglossia Baru. o/ WARNET PENA o/ PEPAK: AKTIVITAS DAN KETRAMPILAN ANAK ===================================== http://pepak.sabda.org/topik/13/ Ada banyak kegiatan yang bisa dibuat untuk menggali potensi diri anak. Untuk itu, tentunya dibutuhkan banyak referensi atau sumber- sumber bahan agar kegiatan-kegiatan dapat lebih bervariasi lagi. Situs Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen (PEPAK) menyediakan kolom khusus, yaitu kolom Aktivitas dan Ketrampilan Anak yang berisi berbagai aktivitas yang bisa diselenggarakan di dalam kelas. Silakan kunjungi halaman ini dan temukan lebih dari 99 ide yang dapat digunakan dalam kegiatan-kegiatan di sekolah minggu. Oleh: Redaksi o/ MUTIARA GURU o/ Proses kreatif yang dilalui anak lebih penting daripada hanya sekedar berorientasi kepada bagus atau tidaknya hasil pekerjaan mereka. ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |