Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/316 |
|
e-BinaAnak edisi 316 (7-2-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 316/Februari/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Pelayanan Anak dalam Keluarga - TIPS : Pelayanan Anak Melalui Ibadah Keluarga - WARNET PENA : PEPAK: Pelayanan Anak Umum - DARI MEJA REDAKSI : - Undangan Berpartisipasi - Bahan untuk Pemimpin Kristen dari e-Leadership - DARI ANDA UNTUK ANDA: Ucapan Terima Kasih dan Informasi - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih, Benarkah pendidikan rohani untuk anak harus lebih intensif diberikan lewat gereja? Jika jawabannya ya, dapat kita bayangkan betapa lambatnya pertumbuhan rohani mereka mengingat waktu yang mereka habiskan justru lebih banyak di luar lingkungan gereja. Patut disadari, pelayanan anak bukan hanya tugas dan tanggung jawab gereja, dalam hal ini sekolah minggu. Pelayanan ini menjadi tugas semua orang yang menjadi bagian hidup dari anak tersebut. Bulan ini e-BinaAnak akan menyajikan bagaimana pelayanan anak di luar gereja dapat dilakukan. Berikut topik-topik yang akan diulas sepanjang bulan ini. 1. Pelayanan Anak dalam Keluarga 2. Pelayanan Anak di Sekolah Kristen 3. Pelayanan Anak di Rumah Sakit 4. Pelayanan Anak Jalanan. Keluarga merupakan tempat di mana anak menghabiskan waktu terbanyak. Oleh karena itu, dalam keluargalah pendidikan rohani terbesar yang seharusnya didapatkan anak. Bagaimana kita dapat menjadi pelayan anak dalam keluarga kita? Silakan simak artikel dan juga tips yang disajikan minggu ini. Selamat melayani! Redaksi e-BinaAnak Davida Welni Dana "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Efesus+6:4 > o/ ARTIKEL o/ PELAYANAN ANAK DALAM KELUARGA ============================= BERBAGAI PERAN ORANGTUA Untuk menjalankan pelayanan anak dalam keluarga, orang tua tentu saja harus berperan penuh untuk memberikan pengaruh yang baik bagi anak-anaknya. Ketika Anda memikirkan peran-peran berikut, coba pertimbangkan peran apa yang paling menolong ketika dulu Anda sendiri bertumbuh. 1. Pengajar/Pembimbing Menjadi pengajar/pembimbing bagi anak berarti membantu anak-anak mengembangkan keahlian baru sambil meningkatkan kemampuan yang telah ia miliki. Orang tua diminta untuk banyak memberi bantuan saat dibutuhkan dan memberi kesempatan pada anak untuk belajar melakukannya sendiri. Tidak perlu menjadi seperti pelatih olahraga yang berteriak dengan keras. Seperti sedang membantu orang melahirkan, Anda sedang membantu proses berlangsungnya sesuatu yang hanya terjadi secara alami. Temukanlah hal-hal yang ingin dipelajari anak. Ketika Anda berhubungan dengan mereka, perhatikan hal-hal yang telah ia ketahui dan yang ingin ia ketahui. Mintalah anak memperlihatkan hal yang telah ia ketahui, tanyakan apa yang ingin atau perlu mereka ketahui, tunjukkanlah pada mereka, beri mereka kesempatan untuk belajar melalui kesalahan, dan sambutlah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan anak Anda. 2. Pemimpin/Penuntun Di sini Anda diminta membantu anak-anak melakukan sesuatu yang tidak dapat mereka lakukan sendiri. Dengan dukungan Anda ia akan dapat menyelesaikan tugas ini. Dalam memimpin mereka, jangan lalai memberi pujian dan sanjungan positif di saat anak Anda mengalami kemajuan. Tanyakan apa saja yang ia pelajari dan arti hal-hal tersebut bagi dirinya. 3. Penasihat Orang tua bertindak sebagai penasihat ketika mencoba mencari jalan untuk membantu anak Anda memahami apa yang sebetulnya ia alami. Kebanyakan orang tua ingin segera menolong anak-anak ketika mereka sedang berjuang atau seolah-olah tidak dapat melalui suatu masalah. Kadang-kadang kita justru mengungkapkan perasaan frustrasi dan kejengkelan kita. Jika ini terjadi, anak Anda malah menjadi malas untuk belajar dari pengalamannya. Aturan yang berlaku di sini ialah kendalikan diri! Biarkan anak Anda belajar menjadi cakap. Anda mungkin berkeinginan untuk segera membetulkannya dan memaksa mereka memercayai apa yang menurut Anda lebih baik. Namun, jangan lakukan itu! Cara ini tidak akan berhasil. Peran Anda adalah membantu anak Anda mencari tahu sesuatu dengan bertanya. Bantulah ia menemukan kebenaran. 4. Teman/Pendamping Teman/pendamping adalah peran yang akan berkembang secara perlahan seiring tumbuhnya kedewasaan anak Anda. Dengan peran ini, Anda dapat menikmati hal-hal yang Anda lakukan bersama-sama. Sebenarnya, sejak masa kanak-kanak pun aktivitas bersama ini dapat mulai dikembangkan. Kita perlu menikmati tiap kesempatan yang ada bersama anak-anak. Dalam hal ini, Anda dapat memunculkan kembali sisi kanak-kanak Anda. Anak Anda mungkin ingin Anda memainkan peran ini lebih lama dari yang Anda inginkan atau pikirkan. Ya, Anda perlu menjalankan peran ini. 5. Konselor/Sahabat Karib Terkadang Anda perlu memainkan peran yang sangat berpengaruh. Orang tua dipercaya karena setia mendengar dan juga memegang rahasia. Di sini Anda tak perlu memberi nasihat. Namun, Anda dapat mengulang pernyataan anak Anda sesuai dengan cara Anda mendengar atau menerimanya. Anda tak perlu selalu memberikan tanggapan ketika ia menceritakan kesedihannya. Biarkan anak mengungkapkan kesedihannya saat ia memerlukannya. 6. Pelindung/Pembela Orang tua adalah pelindung anaknya, terutama di masa sukar. Menjadi pembela berarti Anda percaya pada anak dan hal-hal yang akan dilakukannya. Anda dapat menunjukkan bahwa keraguan juga sekali waktu diperlukan dengan membiarkannya mengalami akibat dari tindakannya. Jangan lindungi mereka ketika berbuat salah atau salah menilai. Sebaliknya, bantulah mereka untuk belajar dari kesalahan tersebut dan percayalah bahwa mereka tidak akan melakukannya lagi. Anda harus melindungi mereka dari rasa bersalah yang terus menghantui mereka dan dari orang-orang yang tidak mau memberi kesempatan pada mereka. 7. Pemberi Nafkah/Pendukung Orang tua merupakan pemberi nafkah utama yang harus memenuhi semua kebutuhan dasar anak, seperti makanan, pakaian, rumah, dan perawatan kesehatan. Dalam beberapa hal, orang tua memang selalu menjadi pemberi nafkah. Namun sebagai pendukung, Anda harus mempersiapkan anak untuk tidak selalu bergantung pada Anda. Anda harus melakukannya saat anak Anda berusaha menumbuhkan kepercayaan diri. Percayalah pada kemampuannya sehingga ketika ia memasuki masa muda, Anda telah membantunya untuk siap memasuki masa dewasa. MENJADI TELADAN BAGI ANAK Pelayanan anak dalam keluarga tidak dapat berhasil jika orang tua tidak dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Bagaimana kita dapat menjadi teladan bagi mereka? 1. Ada Saat Dibutuhkan Untuk mengasuh anak secara sehat, kita perlu selalu ada saat mereka membutuhkan. Bila anak pulang dan mendapati rumah dalam keadaan kosong, ia akan mengalami sesuatu yang sangat buruk, merasa diabaikan atau mengalami kesulitan besar karena kurangnya pengarahan. Bahkan di tengah kesibukan kerja, orang tua harus meluangkan waktu yang cukup untuk anak-anaknya. 2. Melindungi Orang tua perlu melindungi anak-anak dari bahaya yang biasa terjadi, juga terhadap informasi serta pengalaman yang belum dapat dipahami anak. Kebebasan media perlu dicermati, dibatasi, dan diawasi. 3. Pertimbangkan Keunikan Anak Orang tua yang bijak dapat menentukan tingkat perkembangan anak sehingga anak tidak dituntut terlalu banyak atau terlalu sedikit. Mereka dapat memahami dan menerima perilaku yang sesuai dengan usia anak dan mampu mengenali serta mengoreksi hal-hal yang tidak pantas. Pemberian hak atau tanggung jawab dalam proses pendidikan anak harus dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat usia dan perkembangannya. Amsal 22:6 mendesak agar orang tua "mendidik orang muda menurut jalan yang patut baginya [sesuai karunia atau bakat pribadinya], maka pada masa tuanya pun ia tidak akan meyimpang daripada jalan itu". Kitab Suci tidak menyarankan tindakan pilih kasih. 4. Perlihatkan Kasih Sayang Kasih sayang yang diperlihatkan, baik secara fisik maupun dengan kata-kata, merupakan ungkapan rasa cinta dan penerimaan. Apa pun latar belakang dan pengalaman mereka, orang tua yang baik akan berusaha memberi teladan melalui hubungan pernikahan yang sehat dan mengasihi anak-anaknya tanpa pamrih. Anak-anak sangat senang jika melihat orang tuanya saling mengungkapkan kasih melalui tindakan, seperti ciuman ataupun pelukan yang hangat. Juga bila anak-anak melihat orang tuanya saling berbaikan kembali setelah terjadi silang pendapat yang tak terhindarkan. Melalui hal-hal itu mereka akan mendapat pelajaran yang sangat berharga mengenai hidup. 5. Tetapkan Panduan Orang tua yang baik akan menetapkan aturan dan panduan bagi anak-anak mereka, sekaligus mengajar mereka bagaimana menerapkannya ketika orang tua tidak ada. Untuk menjalankan aturan-aturan ini, kemampuan dan kepribadian setiap anak perlu dipertimbangkan. 6. Pupuk Kemandirian Dalam keluarga yang sehat, yang dikembangkan ialah kemandirian, bukan ketergantungan. Secara bertahap orang tua harus melepas kekuasaan dan perannya sebagai pengambil keputusan. Dengan begitu, anak akan mengubah sikap ketergantungan menjadi sikap kemandirian. Artinya, kita harus menerima kenyataan bahwa anak kita akan bertumbuh dan berubah. Demi terwujudnya tujuan tersebut, anak menuntut kita untuk menjadi teladan. BERUBAH DAN BERTUMBUH 1. Bangunlah Tanggung Jawab Dua Arah Dunia menjalin hubungan dengan membentuk serangkaian sistem tanggung jawab satu arah yang berisi satu garis komando. Di bagian bawah ada orang yang bertanggung jawab terhadap atasannya. Atasan ini selanjutnya akan bertanggung jawab kepada atasannya lagi, demikian seterusnya. Rangkaian ini membentuk tangga hingga ke tingkat paling atas. Kebanyakan keluarga juga menggunakan sistem tanggung jawab satu arah. Anak-anak mutlak bertanggung jawab kepada orang yang lebih dewasa, terutama orang tua, tetapi tidak sebaliknya. Dalam tanggung jawab dua arah, seorang ayah akan berkata kepada anaknya, "Nak, Ayah sedang berusaha untuk tidak khawatir dan memercayakan segala sesuatu kepada Allah dalam doa. Ayah ingin memberitahumu setiap sore kemajuan yang Ayah capai. Ayah ingin kamu sesekali menanyakan perkembangannya. Ayah juga ingin kamu memberi saran agar Ayah dapat belajar lebih cepat. Setiap kali kamu mulai mengkhawatirkan sesuatu, tolong ingatkan Ayah untuk memercayakannya kepada Tuhan saat itu juga. Setuju?" Ketika orang tua mulai menjalankan tanggung jawab dua arah ini, mereka mempersiapkan beberapa tahapan untuk terjadinya beberapa peristiwa: (a) anak akan mendapat teladan tentang perubahan sehingga perubahan dan pertumbuhan lebih mudah dilalui; (b) anak akan mendapat teladan tentang bertanggung jawab secara sukarela dan dapat meningkatkan disiplin diri anak; (c) komunikasi antara orang tua dan anak lebih mendekati komunikasi antarorang dewasa daripada komunikasi antara orang dewasa dan anak. 2. Berikan Pertumbuhan Rohani Dimensi rohani dari kehidupan dapat diwujudkan dalam perkataan dan perbuatan. Orang tua yang bijak senantiasa memberi petunjuk agar setiap anaknya bertumbuh secara rohani. Tuntunan rohani ini harus nyata dalam kehidupan, tujuh hari seminggu, bukan pada hari Minggu saja. Anak-anak akan lebih mudah belajar atau "mencerna" praktik kehidupan rohani melalui pengamatan terhadap apa yang terjadi dalam keseharian orang tua mereka. Dan orang tua yang paling bijaksana akan menuntun anaknya untuk menerima keselamatan dari Yesus Kristus. 3. Bekerjalah Sebagai Satu Tim Untuk mengasuh anak secara sehat dibutuhkan kerja sama seperti layaknya sebuah tim. Orang tua harus saling mendukung dan mengatasi perbedaan mereka tidak di hadapan anak-anak. Orang tua sebaiknya tidak membangun kubu dengan anak-anak. John White meringkasnya dengan mengatakan bahwa anak-anak butuh penerimaan. Mereka butuh pujian dan penghargaan. Mereka perlu belajar percaya bahwa orang tua mereka tidak akan berbohong atau melanggar janji. Mereka butuh sikap yang konsisten dan jujur. Mereka perlu diyakinkan bahwa setiap ketakutan, keinginan, perasaan, dorongan yang tak dapat dijelaskan, frustrasi, dan ketidakmampuan mereka dipahami oleh orang tua mereka. Mereka perlu mengetahui secara pasti batas-batas yang dilarang dan yang diperbolehkan. Mereka perlu mengetahui bahwa rumah adalah tempat yang aman yang menjadi perlindungan mereka. Mereka butuh diakui setelah melakukan suatu yang baik dan koreksi yang tegas saat berbuat salah. Mereka perlu belajar tentang keseimbangan. Mereka perlu mengetahui bahwa orang tua lebih kuat dari mereka sehingga mereka dapat mengatasi badai dan bahaya dalam dunia ini, juga dapat tetap berdiri tegak ketika menghadapi kemarahan atau keinginan yang tak masuk akal dari anak-anak mereka. Mereka perlu yakin bahwa orang tua menyukai mereka dan mau meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka. Mereka butuh tanggapan yang tepat akan semakin meningkatnya kebutuhan mereka akan kemandirian. Bagaimana pengalaman Anda dalam melakukan pelayanan anak dalam keluarga Anda? Apakah anak Anda bertumbuh dalam keluarga yang mencerminkan paparan di atas? Dapatkah Anda melakukan suatu perubahan agar unsur-unsur pengasuhan dan pelayanan anak yang sehat ini dapat menjadi lebih nyata dalam keluarga Anda? Bagaimana hal-hal ini dapat membantu anak Anda untuk semakin serupa dengan Yesus? Bahan diringkas oleh Evie dari sumber: Judul buku: Raising Kids to Love Jesus 2: Mengoptimalkan Pertumbuhan Karakter Anak Sesuai dengan Keunikan Pribadinya. Penulis : H. Norman Wright dan Gary J. Oliver Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2003 Halaman : 72 -- 82 o/ TIPS o/ PELAYANAN ANAK MELALUI IBADAH KELUARGA ====================================== Kita mungkin sering berpikir bahwa ibadah keluarga itu berarti setiap orang harus duduk bersama, membaca Alkitab dan berdoa. Tetapi bagi anak-anak yang masih kecil, ibadah keluarga tidaklah harus dalam bentuk yang selalu formal. Kita bisa mengajarkan kepada mereka bahwa setiap saat adalah waktu yang indah untuk belajar tentang Tuhan tanpa membuat mereka menjadi jenuh. Di bawah ini ada beberapa tips atau ide praktis yang bisa kita gunakan atau kembangkan sesuai dengan kebutuhan iman anak kita masing-masing. 1. Tema : Pengenalan Diri Tujuan : Agar lebih saling mengenal antara anak dan orang tua. Aplikasi: --------- Ceritakan kepada anak seperti apa Anda saat seusia mereka. Kita juga bisa gunakan kesempatan ini untuk lebih mengenal anak kita, misalnya dengan mengatakan, "Dulu, lagu favorit Papa adalah ..., kalau kamu apa?"; "Waktu kecil papa bercita-cita menjadi seorang ..., kalau cita-citamu apa?" Jadikan waktu ini sebagai kesempatan untuk saling bertanya dan untuk lebih saling mengenal. 2. Tema : Hadiah dari Tuhan Tujuan : Agar anak mengerti bahwa talenta yang mereka miliki adalah hadiah dari TUHAN. Aplikasi: --------- Berikanlah sebuah hadiah kecil untuk anak Anda seperti stiker atau buku. Tanyakan, "Apakah kamu suka mendapat hadiah?" Kemudian jelaskan bahwa Tuhan juga memberikan kita hadiah yang dinamakan talenta. Buatlah daftar talenta apa saja yang dimiliki anak termasuk juga karakter baik seperti kemurahan hati, kesabaran, kebaikan. Doronglah anak untuk mengembangkan talentanya dan memakainya untuk memuliakan Tuhan. 3. Tema : Makanan Tujuan : Anak mengerti bahwa firman Tuhan adalah makanan bagi hati kita. Aplikasi: --------- Sediakan sereal, lalu ajak anak untuk membuat kata-kata pendek menggunakan sereal tersebut dari firman Tuhan seperti "IMAN" atau "TUHAN" di piring mereka sebelum mereka memakannya. Buatlah beberapa pertanyaan yang merangsang anak berpikir bagaimana caranya agar kita bisa merasakan kelezatan makanan ini. Misalnya, "Mengapa sekali pun kamu sudah menggigit makanan, tapi belum terasa enak sampai kamu mengunyahnya?" Lalu kaitkan hal itu dengan firman Tuhan. 4. Tema : Bersyukur dan Merasa Cukup Tujuan : Anak belajar bahwa jika ia hanya memikirkan hal-hal yang tidak dimilikinya, dia akan merasa tidak bahagia. Aplikasi: --------- Ambil sebuah kertas, mintalah anak untuk menggambarkan sebuah gelas yang berisi air, tapi hanya terisi separuh. Minta mereka menuliskan hal-hal yang telah mereka miliki di dasar gelas dan hal-hal yang ingin mereka miliki di permukaan air. Ajak mereka untuk memerhatikan kedua hal tersebut dan tanyakan perasaan mereka jika hanya memfokuskan kepada hal-hal yang tidak mereka miliki. Ajak mereka membaca 1Timotius 6:6-8. 5. Tema : Cerita Bersambung Tujuan : Anak menyadari bahwa hidup mereka merupakan bagian dari perjalanan anak-anak Tuhan. Aplikasi: --------- Orang tua memulai sebuah cerita selama setengah menit kemudian biarkan anak yang melanjutkan cerita tersebut. Diharapkan setiap anggota keluarga mengambil bagian dalam bercerita, yang kemudian ditutup oleh orang tua sambil memberikan pelajaran moral. Jelaskan bahwa hidup kita adalah bagian dari cerita Tuhan (yang dimulai dari Adam dan Hawa) dan setiap kita menambahkan bagian ke dalam cerita dari perjalanan anak-anak Tuhan. 6. Tema : Mengendalikan Diri Tujuan : Kontrol diri menolong kita bertahan terhadap pencobaan. Aplikasi: --------- Diperlukan saputangan untuk menutup mata, juga penentu waktu (timer), bulu, dan Alkitab. Biarkan anak-anak duduk di lantai dengan mata tertutup. Minta mereka tetap duduk selama tiga menit dan pasanglah penghitung waktu. Setelah satu menit, mulailah menggelitiki mereka dengan bulu. Anak yang tetap bisa bertahan mendapatkan hadiah. Setelah permainan usai, katakan kepada anak-anak bahwa ada saat-saat di mana mereka pun digoda untuk melakukan hal-hal yang dilarang. Ajak mereka mengingat beberapa dosa yang pernah menggoda mereka dan diskusikan bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapinya (Baca Titus 2:11-12; 1Petrus 2:11-12) 8. Tema : Bertumbuh Tujuan : Menyadari bahwa kita tidak hanya bertumbuh secara fisik dan mental, kita juga perlu bertumbuh secara rohani. Aplikasi: --------- Siapkan album-album foto yang menunjukkan pertumbuhan anak-anak pada usia yang berbeda. Ajak anak untuk memerhatikan pertumbuhan mereka melalui foto-foto tersebut. Setelah itu, ukur tinggi dan berat badan mereka untuk mengetahui sudah seberapa jauh pertumbuhan mereka sejak lahir. Tanyakan, "Hal-hal apa saja yang dapat kamu lakukan sekarang yang belum bisa kamu kerjakan setahun yang lalu?" Komunikasikan bahwa Tuhan memberikan pertumbuhan secara fisik dan mental dan Ia juga mengharapkan kita bertumbuh secara rohani. Ajak anak membaca lPetrus 2:2, kemudian tanyakan hal-hal yang ada hubungannya dengan pertumbuhan rohani melalui ayat ini. (Diilhami dari Newsletter Christianity Today edisi Nov-Dec 2001, Jan-Feb 2002, March-Apr 2002) Bahan diambil dari sumber: Judul majalah : Eunike: Majalah Keluarga Muda Kristen, edisi 07/Triwulan IV/2002 Penulis artikel: Kartika Kurniaty Penerbit : Yayasan Eunike, Jakarta 2002 Halaman : 40 -- 41 o/ WARNET PENA o/ PEPAK: PELAYANAN ANAK UMUM ========================== http://pepak.sabda.org/topik/01/ Berbagai artikel mengenai pelayanan yang dilakukan di luar gereja maupun sekolah minggu dapat Anda baca di situs PEPAK pada topik Pelayanan Anak Umum. Saat ini ada tujuh puluh artikel yang dapat membawa Anda melihat betapa anak-anak tidak hanya bisa mendapatkan pendidikan rohani di gereja setiap satu minggu satu kali, tetapi di lingkungan mana pun dia berada, khususnya dalam keluarga. Silakan kunjungi alamat di atas untuk belajar lebih banyak lagi. Oleh: Redaksi o/ DARI MEJA REDAKSI o/ UNDANGAN BERPARTISIPASI ======================= Sehubungan dengan topik-topik sepanjang bulan ini, kami mengajak para pembaca yang terkasih untuk berpartisipasi. Jika Anda memiliki tulisan, bahan-bahan menarik, atau kesaksian seputar topik pelayanan anak di luar gereja (di sekolah Kristen, rumah sakit, Anak Jalanan) silakan kirimkan informasi atau tulisan Anda ke: ==> staf-binaanak(at)sabda.org Mari saling berbagi berkat. Tuhan memberkati. BAHAN UNTUK PEMIMPIN KRISTEN DARI e-LEADERSHIP ============================================== Seorang pemimpin yang sejati tidaklah perlu mengatakan "Akulah pemimpin" kepada para pengikutnya. Bagi Anda yang ingin belajar untuk menjadi seorang pemimpin yang sejati, e-Leadership adalah sarana yang tepat. Diterbitkan secara berkala setiap bulan oleh YLSA, publikasi ini mengemban visi membentuk dan menciptakan sosok pemimpin-pemimpin yang baik berdasar prinsip Kristen. Dalam setiap edisi, Anda akan memperoleh artikel-artikel tentang kepemimpinan dari sudut kristiani, tips, inspirasi, sumber kepemimpinan, dan informasi lain yang dapat digunakan untuk memperlengkapi para pemimpin, pelatih, dan hamba-hamba Tuhan yang memiliki beban dalam kepemimpinan Kristen di Indonesia. Jadi, tunggu apa lagi? Mari bergabung dengan milis publikasi e-Leadership dan ikutlah ambil bagian dalam memajukan kepemimpinan dengan prinsip Kristen di Indonesia. ==> <subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org> [berlangganan] ==> http://www.sabda.org/publikasi/leadership/ [arsip] ==> http://lead.sabda.org/ [situs Indo Lead] o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ >Dear Redaksi Bina Anak, >Saya bersama rekan-rekan GSM sangat berterima kasih untuk artikel >yang ditayangkan di homepage sabda.org :) Semua arsip saya koleksi >dan kami diskusikan bersama dengan GSM, kalau membaca sendiri >artikel-artikel dari bina anak mungkin memori kami nggak muat >karena semua bagus. Untuk setiap minggu kami mendiskusikan dan >syaring dari 3-5 nomor setiap minggu. Kami sangat diberkati dengan >artikel-artikel tersebut. Ternyata begitu banyak yang belum kami >ketahui. > >Melalui email ini kami mohon dikirimi nomor 255, 291 dan 299 karena >di arsip bina anak tidak ada. Selain itu nomor 251, 252 dan 253 >ditampilkan 4x. Sebelum dan sesudahnya kami mengucapkan >terimakasih. >Salam, >Sartono Redaksi: Wah, sungguh kegiatan yang baik sekali jika tiap minggu ada diskusi mengenai pelayanan sekolah minggu di gereja Anda. Kiranya kegiatan serupa bisa diikuti oleh pelayanan sekolah minggu lainnya. Terima kasih atas perhatian dan koreksi yang Anda berikan. Edisi yang Anda minta sudah kami kirim secara terpisah. Untuk arsip e-BinaAnak juga telah kami benahi sehingga Anda dapat mengakses seluruh arsip sebagaimana mestinya. Terima kasih banyak, Tuhan memberkati. o/ MUTIARA GURU o/ Ibadah keluarga merupakan aktivitas penting sebagai satu bentuk pelayanan anak dalam keluarga. ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |