Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/311 |
|
e-BinaAnak edisi 311 (9-1-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 311/Januari/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Pengaruh Tayangan Televisi - TIPS : Sekolah Minggu dan Tayangan Televisi - BAHAN MENGAJAR : Masa Kecil Yesus - WARNET PENA : TELAGA: Anak dan Televisi - DARI ANDA UNTUK ANDA: Selamat Natal dan Tahun Baru - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam sukacita, Kiranya semangat kita lebih berkobar-kobar untuk melayani Dia di tahun yang baru ini. Begitulah kira-kira kalimat yang sering mengiringi ucapan selamat tahun baru. Ungkapan tersebut tentu saja mengandung harapan bahwa semangat itu tidak akan pudar seiring berjalannya waktu. Dengan penuh semangat pula Redaksi menyuguhkan edisi perdana e-BinaAnak di tahun baru ini. Kali ini kami mengangkat tema yang sering didiskusikan belakangan ini, "Pengaruh Media Terhadap Anak". Lewat tema utama ini, kami sungguh ingin menggugah semangat kita untuk semakin memperlengkapi anak-anak dalam kebenaran firman Tuhan. Sebagaimana kita ketahui, perkembangan teknologi telah membawa dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, kita perlu membawa anak-anak yang kita didik untuk semakin dewasa dalam pengenalan akan Tuhan dan firman-Nya. Dengan demikian, mereka takkan mudah terombang-ambing oleh gelombang teknologi. Berikut topik-topik yang akan diulas sepanjang bulan ini. 1. Tayangan Televisi 2. Komputer 3. Buku 4. Musik 5. Video Game Dalam edisi ke-311 ini, kita akan melihat bagaimana dampak tayangan televisi bagi anak-anak. Sebagai perangkat yang sudah begitu akrab dengan kehidupan kita, kita perlu berhati-hati; jangan sampai anak-anak terjerumus ke dalam jeratnya. Sebaliknya, kita perlu memikirkan bagaimana menolong anak untuk dapat melihat prinsip- prinsip iman Kristen di dalamnya. Selamat melayani! Redaksi e-BinaAnak Davida Welni Dana "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+119:9 > o/ ARTIKEL o/ PENGARUH TAYANGAN TELEVISI ========================== Siapa yang tidak pernah menonton televisi? Semua orang paling tidak memiliki satu acara televisi favorit. Ya, televisi memang amat populer dan digemari banyak orang. Televisi amat berpengaruh terhadap semua kelompok masyarakat. Khusus dalam kehidupan keluarga, misalnya, televisi dapat merenggangkan hubungan antar anggota keluarga. Komunikasi yang biasa terjalin dengan baik dapat rusak karena perhatian mereka kini lebih terpusat pada acara-acara televisi. Kalau pun ada perbincangan, topiknya akan berada di seputar acara yang ditayangkan. Tidak jarang pula orang tua membelikan anaknya televisi untuk menggantikan peran pengasuhan. Mereka berpikir televisi dapat membuat anak-anak mereka tenang sehingga mereka tidak perlu lagi mendongeng bagi anak-anaknya karena televisi sudah menyediakan itu semua. Televisi juga dapat mengubah suatu tatanan yang baik menjadi tidak pada tempatnya. Gaya hidup yang seharusnya apa adanya kini berubah mengikuti gaya hidup yang ditawarkan melalui televisi. Sikap hidup pun berubah mengikuti sikap yang sering dilihat di televisi. Misalnya, memecahkan masalah dengan jalan pintas, balas dendam, bunuh diri, atau dengan obatan-obatan terlarang. Harus disadari bahwa kehadiran televisi bukan sekadar merupakan hiburan belaka. Informasi yang dihadirkannya juga mengondisikan pemirsa untuk menjadi konsumtif, materialistik, dan cenderung menyederhanakan masalah yang sebenarnya sulit sehingga memilih pemecahan tanpa pengorbanan dan usaha yang sungguh-sungguh. Daya tarik televisi yang begitu kuat dapat dilihat dari orang-orang yang sanggup berjam-jam duduk di depan televisi. Apa sajakah yang ditayangkan sehingga daya tariknya dapat membius para pemirsa? - Berbagai informasi dan berita aktual dari seluruh dunia. - Iklan-iklan yang ditampilkan begitu menarik dan evokatif. - Hiburan-hiburan ("reality show", lawak, sinetron, film, musik, dll.). - Dokumenter dan pengetahuan umum. - Perbincangan-perbincangan para pakar. - Kebutuhan spiritual masyarakat berupa mimbar agama. Kalau diperhatikan, tampaknya tidak ada yang salah dengan unsur acara televisi di atas. Hanya saja, jika diuraikan akan terlihat betapa banyaknya tayangan yang kurang memperhitungkan daya tangkap dan daya seleksi pemirsa. Adakalanya juga unsur edukatif televisi kurang dirasakan. Misalnya, dalam tayangan yang menyodorkan adegan-adegan kekerasan, erotis, kelicikan, kemunafikan, dan tipu daya manusia terhadap sesamanya. PENGARUH TELEVISI TERHADAP PERTUMBUHAN ROHANI ANAK Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata anak dapat duduk di depan televisi kira-kira 4 -- 9,5 jam per hari (Kompas, 17 Februari 1995). Dapat dibayangkan berapa banyak informasi yang diserap oleh anak-anak selama satu hari melalui tayangan televisi. Padahal tidak semua tayangan itu berpengaruh baik bagi mereka. Patut dipertanyakan apakah informasi yang diserapnya dari tayangan televisi itu sesuai untuk perkembangan kepribadian anak dan pertumbuhan rohaninya atau tidak. Anak akan menonton apa saja yang ditayangkan di televisi karena dia belum mengetahui yang benar dan yang salah dari tayangan tersebut, kecuali bila orang tua atau gurunya menjelaskan kepadanya. Larangan untuk tidak menonton tayangan tertentu belum cukup memberi pengertian kepada mereka bahwa tayangan-tayangan tersebut bukanlah tontonan yang baik baginya. Karena seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, larangan keras justru akan membangkitkan rasa ingin tahunya dan mereka akan mencuri kesempatan untuk menontonnya. Masa kanak-kanak adalah masa laten, masa di mana anak menyerap semua informasi yang diperolehnya tanpa penyaring (filter) yang kuat. Anak akan menyerap semua informasi yang dilihatnya dari tayangan-tayangan televisi dan menyimpannya di bawah sadar. Reaksi dari tayangan tersebut mungkin tidak langsung kelihatan, tetapi informasi yang melekat di bawah sadarnya tetap terbawa. Bisa saja setelah dewasa ia baru memperlihatkan reaksi atau tingkah laku yang sesuai dengan tayangan televisi yang sering ia saksikan. Tontonan di masa laten tersebut bisa menjadi rujukan bagi seorang anak untuk membenarkan tindakannya di masa-masa perkembangannya. Misalnya, jika anak-anak sering menonton adegan kekerasan, dia dapat menirukan adegan yang dia lihat ketika dia bertengkar dengan temannya. Saat ini, televisi lebih sering menayangkan acara-acara yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Karena kita tidak dapat mengatur tayangan apa yang harus diputar di stasiun-stasiun televisi, kita perlu membimbing anak-anak didik kita. Kita perlu membekali mereka dengan bimbingan dan pendidikan iman Kristen yang benar dan alkitabiah. Tanpa pembekalan rohani yang kuat, kita tidak dapat mengharapkan mereka tampil sebagai pribadi-pribadi yang memiliki kehidupan spiritual Kristen yang baik. Jika televisi memang dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan rohani anak, apa yang dapat kita lakukan? Sebagian keluarga mungkin menyingkirkan televisi dari rumah mereka meskipun hal tersebut sama sekali bukan solusi yang tepat. Menonton televisi tidak hanya bisa dilakukan di rumah. Di mana saja, asal ada kesempatan atau bisa mencuri kesempatan, anak-anak dapat melakukannya. Lebih bahaya lagi, tidak ada kontrol dari orang tua. Padahal dengan menyingkirkan televisi, kesempatan untuk mendapatkan informasi yang baik dan bermanfaat, seperti tayangan berita, film-film dokumenter, tayangan olah raga, dsb. pun akan hilang. Yang perlu dilakukan para orang tua dan pendidik adalah aktif dan kritis di dalam menyaring tayangan-tayangan televisi tertentu. Orang dewasa diberikan akal budi dan kemampuan sehingga dapat memilihkan tayangan-tayangan mana yang layak untuk ditonton oleh kita dan anak-anak kita. Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan sekaligus dipertanyakan sebagai usaha untuk menyaring tayangan-tayangan televisi. - Apakah tayangan itu cocok untuk usia anak kita? - Apakah tayangan itu cocok bagi perkembangan kepribadian anak kita? - Apakah tayangan itu cocok bagi pertumbuhan iman anak kita? - Apakah tayangan itu cocok bagi keutuhan keluarga kita? - Apakah tayangan itu sesuai dengan prinsip-prinsip iman kita? - Pesan, tawaran, atau misi apa yang tersirat di dalam tayangan itu? - Apakah hubungan kita dengan Allah mengalami gangguan setelah menyaksikan tayangan tersebut? - Apakah hubungan kita dengan sesama manusia mengalami gangguan setelah menyaksikan tayangan tersebut? - Apakah manfaat dari acara yang kita tonton? - Apakah tayangan itu membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi kita secara positif? - Perasaan dan dorongan apakah yang timbul sesudah menonton acara yang ditayangkan di televisi? Beberapa hal penting lainnya dapat dilihat di bawah ini. - Hendaknya orang tua memberikan pengarahan kepada anak mengenai acara dan film yang sesuai untuknya, terutama bagi pertumbuhan imannya. - Dampingi anak saat menonton televisi dan beri penjelasan mengenai acara atau film yang sedang ditayangkan, khususnya yang berlatar belakang berbeda dari kita. - Berikan teladan pada anak dalam hal penggunaan waktu yang tepat untuk menonton dan penyeleksian yang ketat terhadap program- program yang ditayangkan di televisi. - Berikan pendidikan iman Kristen kepada anak-anaknya di dalam keluarga. Sehubungan dengan pendidikan Kristen dalam keluarga, hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan Tuhan Yesus dan firman-Nya melalui ibadah keluarga, bacaan-bacaan Kristen, kaset atau video yang mengandung pendidikan iman Kristen, dsb. Melalui pendidikan iman Kristen, anak-anak diharapkan dapat: - mengenal Allah di dalam Yesus Kristus dan firman-Nya sehingga mereka dapat mengenal jalan dan kebenaran dan hidup yang menuju kepada Allah Bapa; - mengenal rencana Allah bagi hidupnya sehingga ia memiliki tujuan yang benar di dalam hidupnya; - memiliki landasan spiritual, moral, dan etik yang kokoh sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai informasi yang kemungkinan besar berbeda dari imannya. Alangkah baiknya apabila orang tua atau para pendidik menyoroti tayangan televisi di bawah terang Alkitab sehingga ia dapat membantu anak membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak. Dengan menanamkan pendidikan iman Kristen kepada anak, orang tua maupun pelayan anak berperan sebagai pelayan-pelayan firman yang melakukan penaburan benih-benih iman. Dr. James Smart mengatakan bahwa keluarga merupakan tempat pesemaian iman. Bergandengan tangan dengan guru-guru yang melakukan penaburan benih-benih iman di sekolah minggu, diharapkan anak-anak akan memiliki iman yang berakar teguh di dalam Yesus Kristus sehingga mereka dapat mengenal Dia secara pribadi dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka yang hidup. Melalui keteladanan, bimbingan, dan pendidikan iman Kristen terhadap anak, baik di rumah maupun di sekolah minggu, diharapkan anak memperoleh landasan iman Kristen yang kokoh serta memiliki kemampuan untuk menentukan waktu yang tepat dan menyeleksi secara baik dan bertanggung jawab acara-acara televisi yang akan ditontonnya. Bahan diringkas oleh Evie dari sumber: Judul artikel: Pengaruh Televisi dalam Keluarga Penulis : Poppy M. Elia Nama situs : BPK Penabur Online URL artikel : http://www1.bpkpenabur.or.id/kwiyata/75/bina1.htm o/ TIPS o/ SEKOLAH MINGGU DAN TAYANGAN TELEVISI ==================================== Oleh: Davida Dana Seorang guru sekolah minggu pastinya tidak selalu dapat mengontrol dan mengawasi apa saja yang ditonton setiap muridnya di rumah mereka masing-masing. Padahal, membimbing anak untuk menyaring setiap informasi yang mereka dapatkan dari tayangan televisi bukan hanya tanggung jawab orang tua saja, tetapi juga membutuhkan kerja sama dari guru sekolah minggu. Apa yang dapat dilakukan guru sekolah minggu untuk mengarahkan anak-anak layannya dalam menonton tayangan televisi? Berikut ini beberapa saran yang dapat dijadikan masukan. 1. Tanyakan tayangan-tayangan favorit anak-anak. Buatlah daftarnya dan amati tayangan tersebut secara pribadi di rumah Anda. Buatlah analisa mengenai hal-hal positif dan negatif dari tayangan-tayangan tersebut. Di pertemuan-pertemuan berikutnya, Anda dapat menyisipkan acara "siaran televisi" bagi anak-anak. Dalam acara tersebut, ambil satu tayangan yang paling banyak disukai anak-anak. Minta salah satu anak membacakan hal-hal baik dan tidak baik dari acara tersebut. Setelah itu, jelaskan secara singkat mengapa acara favorit mereka itu baik; bila tidak baik, jelaskan pula alasannya. Jangan lupa, sertakan ayat pendukung dari firman Tuhan. 2. Buatlah daftar acara yang baik dan berdampak positif bagi wawasan, pertumbuhan mental, maupun rohani anak. Berikan daftar tersebut lengkap dengan stasiun dan jam tayangnya. Tentu saja Anda harus terlebih dahulu menyempatkan waktu untuk memilih dan menyeleksi acara yang baik dan memilih acara pada jam tayang yang tepat untuk anak. Berikan alasan mengapa acara tersebut lebih baik daripada tayangan-tanyangan yang lain. Adapun anak-anak kelas besar dapat diberi tugas untuk membuat laporan dan daftar pelajaran yang mereka peroleh dari tayangan tersebut, yang berkenaan dengan iman Kristen. 3. Jika dari daftar acara favorit yang dibuat anak ada tayangan yang sama sekali bukan tayangan yang baik untuk mereka, secara pribadi panggil anak tersebut dan jelaskan mengapa acara tersebut amat tidak baik untuk dia tonton. Ajak dia berdoa dan membaca firman Tuhan. 4. Dalam program kunjungan ke rumah, berkomunikasilah dengan orang tua. Cari tahu kebiasaan anak dalam menonton televisi melalui orang tua mereka. Secara tidak langsung, Anda dapat bertanya bagaimana orang tua membimbing anak dalam memilih tayangan televisi. Ada orang tua yang tidak terlalu peduli dengan apa yang ditonton anak mereka. Kesempatan ini dapat Anda gunakan untuk mendiskusikan pengaruh orang tua dalam mengontrol tontonan televisi anak mereka dan juga dampak negatifnya jika anak tidak dibimbing saat menonton televisi. 5. Sediakan tontonan yang sehat bagi mental dan rohani anak. Jika memungkinkan, sediakan film-film Kristen atau yang sarat muatan ajaran Kristen (VCD, DVD, VHS, dll.) di perpustakaan sekolah minggu atau gereja. Anjurkan kepada anak-anak untuk meminjam film-film tersebut sebagai ganti waktu menonton televisi. 6. Guru harus memiliki kehidupan rohani yang baik dan berakar kuat di dalam Kristus sehingga dapat memberikan pendidikan Kristen yang baik pula kepada murid-muridnya. Pendidikan Kristen merupakan pijakan kuat bagi anak dalam menyaring berbagai informasi yang mereka dapatkan melalui tayangan televisi yang mereka tonton. Guru-guru yang memiliki kedewasaan rohani dapat membimbing murid-muridnya dengan baik dalam menyiasati dampak televisi yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Perhatian kita pada anak-anak sekolah minggu tidak hanya kita berikan saat mereka berada di dalam kelas. Justru saat mereka berada di luar kelas, kembali ke lingkungannya masing-masing, seorang guru sekolah minggu harus menaruh perhatian yang lebih lagi. Termasuk perhatian dan kepedulian terhadap tayangan televisi yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Doakan dan bimbinglah mereka. o/ BAHAN MENGAJAR o/ MASA KECIL YESUS ================ Bahan bacaan: ------------- Lukas 2:39,40 Pokok pelajaran: ---------------- Rencana Allah atas pertumbuhan Yesus dan bagaimana Dia belajar dalam keluarga-Nya. Tujuan pelajaran: ----------------- Selama pelajaran ini diharapkan murid dapat: 1. mengidentifikasikan cara yang dilakukan keluarga Yesus untuk menolong-Nya bertumbuh dan belajar, 2. mengaplikasikan kebenaran Alkitab dalam keluarga yang dapat menolong anak untuk belajar, 3. memohon kepada Tuhan untuk menolong anak-anak belajar dan taat akan firman Tuhan. Cerita Alkitab (15 menit): -------------------------- YESUS BERTUMBUH BESAR Kita sudah sering berbicara mengenai bagaimana Yesus menolong kita dalam belajar dan bertumbuh. Mari kita sama-sama belajar bagaimana Maria dan Yusuf mendidik Yesus saat Dia bertumbuh besar. Ketika Yesus masih anak-anak, Dia hidup bersama dengan Maria dan Yusuf di kota Nazaret. Yusuf adalah seorang tukang kayu. Mungkin Yusuf juga memunyai sebuah toko kayu kecil di samping rumahnya. Yusuf dapat membuat apa saja dari kayu, seperti meja, kursi, lemari, pintu, dan lain-lain. (Tunjuklah barang-barang dari kayu yang ada di ruang kelas.) Dia menjual semua itu untuk kebutuhan hidup keluarganya. BELAJAR DI TOKO KAYU Dalam pertumbuhan Yesus, tentu saja Yusuf harus mengajar Yesus bagaimana caranya menggunakan gergaji dan palu. (Buatlah suara gergaji dan palu.) Zzzzz!Zzzzz!Zzzzzz! Begitu suara gergaji saat dipakai untuk memotong kayu. Tuk! Tuk! Tuk! Begitu suara palu saat Yesus memukulkan palu pada paku untuk menyatukan dua buah kayu. Kadang-kadang Yesus memang membantu Yusuf, misalnya membersihkan kayu dari serpihan gergaji atau menyapu ruangan tempat Yusuf bekerja. Ketika Yesus bertambah besar, Allah memberikan anak-anak lagi kepada Maria dan Yusuf. Yesus menjadi anak yang tertua dalam keluarga. Dia mungkin membantu ibu-Nya menjaga adik-adik-Nya. Dia adalah seorang kakak yang baik. BELAJAR DI SEKOLAH Yesus memunyai hari ulang tahun. Di usia satu, dua, tiga tahun, Dia belajar berjalan dan berbicara. Di usia empat dan lima tahun Dia belajar bagaimana berlari dan melompat! Kemudian semakin lama usia Yesus sampai pada saat Dia harus bersekolah. Sekolah-Nya ada di Nazaret, di sebuah tempat yang disebut Sinagoge, tempat di mana orang bertemu untuk berdoa dan membaca firman Tuhan. Yesus belajar membaca dari sebuah buku besar yang disebut gulungan kitab atau perkamen. Dia belajar banyak kitab, sama seperti yang kita pelajari di sekolah minggu! Dan Yesus mungkin belajar menulis dengan membuat tulisan di atas tanah. (Buatlah tulisan dengan jari Anda di papan tulis atau di kotak pasir yang ada di ruang kelas.) BELAJAR DI RUMAH Di rumah, Maria dan Yusuf mengajari anak-anak mereka mengenai Allah. Mereka berdoa bersama. (Katupkan jari-jari Anda.) Mereka menceritakan kisah-kisah Alkitab yang sama kepada Yesus dan adik-adik-Nya, dan juga sama dengan yang kalian dengar dari orang tua atau gurumu. Yesus patuh kepada semua yang dikatakan firman Tuhan. Dia bertambah dan bertambah besar! Dalam pertumbuhan-Nya, Allah mengasihi dan menolong-Nya melalui berbagai macam cara. Doa: ---- Ya, Tuhan, terima kasih atas keluarga kami. Terima kasih Engkau mengasihi keluarga kami. Ajar kami untuk mengasihi keluarga kami pula. Di dalam nama-Mu kami berdoa. Amin. (t/Davida) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : Gospel Light Living Word Curriculum: Teach Me About Jesus Judul artikel: Jesus Grows Up Penyusun : Living Word Curriculum Division Penerbit : Gospel Light, Ventura, USA 1993 Halaman : 33 -- 36 o/ WARNET PENA o/ TELAGA: ANAK DAN TELEVISI ========================= http://www.telaga.org/transkrip.php?anak_dan_televisi.htm http://www.ylsa.org/telaga/mp3/T066A.MP3 Untuk mendapatkan transkrip lengkap atau mendengarkan perbincangan khusus mengenai pengaruh televisi pada anak, Anda dapat mengakses siaran radio program dari Tegur Sapa Gembala Keluarga (TELAGA) di dua alamat yang sudah dituliskan di atas. Narasumbernya adalah Pdt. Dr. Paul Gunadi, seorang pakar dalam bidang konseling. Kiranya mendapatkan berkat. Oleh: Redaksi o/ DARI ANDA UNTUK ANDA o/ Dari: triatmono(at)xxxx >Saya juga mengucapkan Selamat Natal 2006 dan menyongsong Tahun >Baru 2007. Saya senantiasa mendukung dalam Doa setiap kegiatan >pelayanan e-BinaAnak. Semoga ditahun mendatang lebih maju lagi. >Jika ada informasi bisa langsung dikirimkan ke alamat saya seperti >tersebut di atas. Kami juga membutuhkan Informasi mengenai bahan >pembinaan untuk REMAJA. >Tuhan memberkati, >Regards, >Tri Redaksi: Terima kasih atas dukungan dari Anda. Kami semakin bersukacita dan bersemangat untuk melaksanakan semua rencana di tahun 2007 ini. Terima kasih pula atas saran yang diberikan. Kami akan pertimbangkan dan sebisa mungkin menyediakan bahan tersebut jika memungkinkan. Oleh karena itu, mohon dukungan doa. Kami tawarkan kesempatan kepada rekan sekalian yang mungkin memiliki kemampuan di bidang pelayanan remaja untuk memberikan masukan atau kontribusi, paling tidak sebagai langkah awal kami untuk mulai memikirkannya. Semua saran maupun kritik dapat dikirimkan ke: ==> staf-binaanak(at)sabda.org o/ MUTIARA GURU o/ Keteladanan hidup/karakter orang tua dan guru merupakan unsur dominan dalam penyiapan anak menghadapi potensi dampak negatif. - Jonathan Parapak - ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |