Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/302 |
|
e-BinaAnak edisi 302 (19-10-2006)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 302/Oktober/2006 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Mengajarkan Pelajaran - TIPS : Penyampaian Cerita - BAHAN MENGAJAR : Hanya Ada Satu Tuhan - WARNET PENA : Situs Pepak: Drama Natal - DARI ANDA UNTUK ANDA: Sekolah Bina Iman - MUTIARA GURU ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ====================================================================== -=- SALAM DARI REDAKSI -=- Salam kasih, Pada saat kita sedang mengajar atau bercerita di hadapan para murid, pernahkah terpikir oleh Anda bahwa mungkin ada sebagian dari murid yang tidak mengerti apa yang Anda ajarkan atau ceritakan? Kalau pernah, periksalah cara Anda mengajar. Mungkin dengan memperbaiki cara dan metode mengajar Anda, maka murid akan mengerti apa yang Anda ajarkan atau ceritakan dengan lebih baik. Melalui sajian minggu ini, mari kita belajar bersama-sama bagaimana pelajaran dan cerita dapat disajikan dengan lebih baik, dan yang terpenting adalah bagaimana kebenaran yang disampaikan dapat tertanam dalam hati dan akal pikiran murid-murid kita. Selamat mengajar! Redaksi e-BinaAnak, Davida "Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yohanes 17:8) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+17:8 > -=- ARTIKEL -=- MENGAJARKAN PELAJARAN ===================== Menyiapkan dan mengajarkan sebuah pelajaran dapat dilakukan dengan sangat baik jika tujuan-tujuan umum, sasaran, serta prinsip-prinsip mengajar benar-benar dimengerti. Sukacita dalam mengajar dan semangat para murid dalam memberi tanggapan akan menjadikan suasana mengajar lebih berharga. Saat-saat mengajarkan pelajaran merupakan hal yang penting karena saat itulah kita berusaha menyampaikan kebenaran dan diharapkan murid dapat memahaminya tanpa kesulitan. Apa saja yang perlu diperhatikan saat seorang guru bertugas mengajarkan pelajaran kepada para muridnya? MEMPERKENALKAN PELAJARAN Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang benar di antara anggota kelas. A. Hubungan dengan Kelas Ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan. Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga harus dapat membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik pun tidak akan ada manfaatnya jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. Berikut ini beberapa cara yang dapat membangkitkan minat dan perhatian murid saat guru mulai mengajarkan pelajarannya. 1. Berita-berita terkini --------------------- Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian dalam masyarakat dapat dipakai untuk mendapatkan minat murid. Murid-murid kelas besar biasanya membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Mereka memunyai perhatian pada banyak hal. Guru bisa mendapatkan berita-berita terkini melalui media-media tersebut. Untuk murid- murid kelas kecil, mereka biasa menanggapi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan sekolah atau permainan mereka. Guru yang sangat mengetahui aktivitas murid-muridnya sepanjang minggu itu pasti tidak akan menemukan kesulitan dalam hal ini. Adapun informasi tersebut dapat berupa kegiatan murid sepanjang minggu yang bisa diperoleh dengan menanyakannya pada murid. 2. Cerita-cerita dan lukisan ------------------------- Sebuah cerita yang diceritakan dengan metode yang baik akan membangkitkan dan mempertahankan minat murid terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Sebuah gambar atau benda bisa sangat menarik perhatian anak. Lukisan dari kehidupan sehari-hari merupakan pilihan yang baik untuk menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran kepada mereka. 3. Laporan tentang tugas-tugas --------------------------- Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu, usahakan untuk membahas pekerjaan rumah murid di awal pelajaran. Kegiatan tersebut bisa menambah semangat murid untuk memulai pelajaran. Selain itu, dengan membahas tugas-tugas yang sudah murid kerjakan di rumah, perhatian kelas dapat diarahkan kepada makna dan pentingnya belajar sendiri. Jangan lupa untuk menyatakan penghargaan atas usaha murid-murid yang telah belajar di rumah. 4. Persoalan yang diandaikan ------------------------- Persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam pelajaran hendaknya merupakan hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan murid. Misalnya, "Apa yang akan kaukatakan seandainya ada orang yang bertanya mengapa engkau pergi ke gereja?" atau "Apa yang kau lakukan seandainya kamu disalahkan atas perbuatan yang tidak kamu lakukan?" Persoalan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga mengarah pada pelajaran yang akan disampaikan. 5. Pemakaian alat peraga --------------------- Sebuah gambar, peta, benda, atau alat peraga yang lain dapat digunakan secara efektif untuk menumbuhkan minat murid terhadap pelajaran. B. Menghubungkan Pelajaran Saran-saran berikut ini merupakan cara-cara yang efektif untuk mengenalkan sebuah pelajaran. 1. Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya --------------------------------------------------------- Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran tersebut. Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang untuk dihubungkan dengan pelajaran yang baru. Hal ini juga dapat menolong murid untuk mengetahui hubungan antara pelajaran- pelajaran yang telah disampaikan dengan isi Alkitab. Metode untuk menghubungkan pelajaran yang sekarang dengan pelajaran sebelumnya harus divariasikan. Seorang guru tidak akan kehilangan waktu mengajarnya bila mengulang pelajaran sebelumnya. Jika seorang guru memunyai waktu 35 menit untuk mengajar, gunakan waktu lima menit pertama untuk menetapkan titik hubungan. 2. Umumkan pokok pelajaran secara wajar ------------------------------------ Tidak perlu mengumumkan pokok pelajaran secara resmi. Yang penting adalah bagaimana kita dapat menyajikannya dengan lebih menarik, tetapi penuh dengan keterangan. Penyampaian pokok pelajaran harus menarik minat murid seperti halnya penyampaian pokok berita dalam sebuah surat kabar. 3. Nyatakan sasaran dan tujuan pelajaran ------------------------------------- Banyak pendapat mengenai penyampaian sasaran dan tujuan pelajaran kepada murid. Ada yang berpendapat, sebaiknya hal tersebut disampaikan di akhir pelajaran. Ada juga yang berpendapat untuk menyampaikannya di awal pelajaran. Tidak semua pelajaran harus dilakukan dengan cara yang sama. Jika pelajaran tersebut, misalnya mengenai larangan minuman keras, penginjilan, atau pelajaran khusus tentang perayaan hari-hari tertentu, lebih baik sasaran dan tujuan disampaikan di awal pelajaran. 4. Garis besar harus jelas ----------------------- Menyampaikan pokok pikiran atau garis besar pelajaran untuk menarik perhatian sangatlah penting. Penyampaian ini seperti halnya penyampaian tajuk rencana dalam sebuah surat kabar yang dapat menarik minat para pembaca untuk melihat lebih lanjut tulisan-tulisan dalam surat kabar tersebut. Garis besar pelajaran bisa disampaikan dengan lengkap atau hanya ringkasannya saja. MENGURAIKAN PELAJARAN Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus mengajarkan pelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Mutu persiapan dapat terlihat pada waktu pengajaran itu disampaikan. Satu hal yang perlu diingat, jika tidak ada murid yang belajar dari pengajaran tersebut, itu berarti guru belum mengajarkan pelajaran itu. Evaluasi yang terbaik bukanlah apa yang dikatakan guru, tetapi apa yang dipelajari oleh murid. A. Merangsang Pikiran Mengajukan pertanyaan merupakan metode yang efektif untuk merangsang pikiran murid. Pancing murid untuk memikirkan sedalam mungkin setiap uraian yang disampaikan oleh guru. Pengujian murid secara teratur bisa menjaga perhatian murid untuk tetap tajam sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana murid mendapat manfaat dari pelajaran itu. Satu cara untuk menuntun pikiran adalah dengan menerapkan pola pemikiran yang deduktif. Pola ini dimulai dengan guru menyebutkan satu prinsip atau pernyataan umum yang diikuti sejumlah lukisan atau ilustrasi. Kemudian libatkan murid dengan meminta mereka mencari contoh-contoh selanjutnya dari kehidupan mereka sendiri. B. Doronglah Pengungkapan Selain dirangsang untuk berpikir, murid juga perlu didorong untuk mengungkapkan pikirannya. Doronglah murid dengan menolong mereka mengemukakan penafsiran dan pengertiannya sendiri mengenai pelajaran itu. Cara yang terbaik untuk melaksanakan hal ini ialah dengan metode pengajaran induktif. Mula-mula guru mendapat bantuan murid untuk mengumpulkan fakta atau ilustrasi yang ada hubungannya dengan pelajaran. Sebagai hasilnya, murid-murid akan dapat menemukan hukum- hukum, prinsip-prinsip umum, atau tujuan pelajaran itu sendiri. Pengetahuan atau pengalaman murid-murid dapat dipakai untuk mencapai prinsip ini. C. Menerapkan Kebenaran Guru perlu membimbing murid-muridnya dalam keadaan khusus di mana murid harus mempraktikkan prinsip-prinsip iman Kristen mereka. Hal ini bisa membawa pertumbuhan rohani yang baik bagi murid. Guru yang terus-menerus menitikberatkan penerapan maupun pengetahuan yang diperoleh murid dapat membawa murid-muridnya belajar dan menerapkan pelajaran itu pada pilihan, tingkah laku, tindakan, sikap, dan keseluruhan hidup rohani mereka. MENUTUP PELAJARAN Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit. A. Merangkum Pelajaran Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Misalnya, kebenaran- kebenaran yang penting dalam pelajaran, pelajaran praktis yang telah diajarkan, penerapan akhir yang harus dibuat, Kristus dinyatakan sebagai Juru Selamat orang berdosa, atau bagaimana pelajaran dapat dilakukan di rumah, sekolah, atau saat beraktivitas. B. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. 1. Bangkitkan minat ---------------- Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang "berklimaks" sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar. 2. Memberikan tugas ----------------- Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama, bahkan sebelum pelajaran dimulai. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas. Bahan diedit dari sumber: Judul buku: Teknik Mengajar Penulis : Clarence H. Benson Penerbit : Gandum Mas, Malang 1986 Halaman : 80--85 -=- TIPS -=- PENYAMPAIAN CERITA ================== Bakat seseorang dalam berbicara di depan banyak orang memang sangat berpengaruh dalam menyajikan cerita. Ada orang yang secara alami sangat memikat perhatian orang lain dalam hal berbicara. Untuk orang semacam ini, menyampaikan cerita bukan hal yang susah. Namun, bukan berarti orang yang tidak memunyai bakat alam semacam itu tidak dapat menyampaikan cerita dengan baik. Dengan belajar dan berlatih, orang yang tidak berbakat seperti itu dapat juga menyampaikan cerita dengan baik. Beberapa usaha yang perlu dipelajari setiap pembicara adalah cara mengatasi kegugupan, penampilan yang menarik, gaya bicara, bahasa tubuh, dan cara menanggapi pertanyaan. Tentunya juga seorang guru yang akan menyampaikan cerita harus memeriksa semua bahan yang akan dibawanya, seperti daftar acara, Alkitab, dan alat peraga/alat bantu. 1. Mengatasi Kegugupan -------------------- Kegugupan adalah sesuatu yang manusiawi. Semua orang mengalaminya. Hal ini harus dapat diatasi karena bila tidak, penyampaian cerita akan terganggu. Biasanya kegugupan akan dapat dieliminasi bila semua persiapan telah dilakukan dengan baik. Artinya, pengajar telah "mengenali" calon pendengar, telah mengenali lokasi/ruang yang dipakai, telah menyusun alur pembicaraan dengan dukungan alat bantu yang sesuai, dan telah melakukan beberapa kali latihan. Beberapa cara berikut dapat diterapkan untuk mengurangi atau menyembunyikan kegugupan, yaitu dengan mengatur pernapasan, menerapkan teknik relaksasi, dan menggunakan media visual. 2. Penampilan ---------- Pengertian penampilan meliputi banyak hal. Tidak hanya masalah busana, tetapi juga kebersihan, kerapian, ekspresi suasana hati, dan sikap. Dalam hal busana, seorang pengajar harus mengenakan pakaian yang sopan dan fungsional. Riasan wajah tidak perlu mencolok seperti hendak menghadiri pesta. Demikian juga perhiasan. Tidak perlulah memakai semua perhiasan yang dimiliki sehingga pengajar malah terlihat seperti boneka pajangan. Yang penting, seorang guru yang berpenampilan "apik" akan lebih diperhatikan daripada yang rambutnya tidak rapi dan bermuka masam. 3. Gaya Bicara ----------- Meski telah disampaikan di atas bahwa media visual terbukti lebih efektif daripada media audio, tetapi suara guru tetap merupakan alat yang sangat penting. Sebaik apa pun alat bantu yang digunakan, penjelasan dari pembicara tetap dibutuhkan. Di bawah ini beberapa aspek gaya bicara yang perlu diperhatikan. a. Audibilitas Suara harus dapat didengar oleh anak yang duduk paling jauh dari pengajar. Suara yang cukup keras akan mencegah anak-anak melakukan kegiatan sendiri atau mengganggu kawan yang lain. b. Nada Nada suara guru dapat menarik perhatian dan keingintahuan anak. Nada suara yang datar tidak akan menarik perhatian pendengar, baik dewasa maupun anak-anak. Akan jauh lebih baik bila guru dapat menggunakan variasi nada suara sesuai dengan suasana atau kejadian yang sedang diceritakan, misalnya berbisik, marah, berseru, sedih, menyesal, membentak, dsb. Namun perlu diingat, suara harus tetap terdengar oleh anak-anak. c. Kecepatan Kecepatan bicara juga memengaruhi pemahaman anak terhadap cerita yang sedang disampaikan. Cerita yang disampaikan dengan cepat akan susah dipahami, sebaliknya cerita yang bertempo lambat akan membosankan dan menghabiskan waktu. 4. Bahasa Tubuh ------------ Komunikasi tidak hanya melibatkan bahasa verbal (yang terucap), tetapi juga yang nonverbal (yang tak terucap), yang sering disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh adalah istilah dalam bidang psikologi yang menunjuk pada gerakan atau tindakan yang merefleksikan emosi sehingga dapat dilihat dari luar. Sebagai contoh, orang yang sedang marah tidak perlu mengatakan "saya marah" agar orang lain tahu bahwa ia sedang marah. Sebaliknya bila sedang gembira, ia tidak perlu mengatakan "saya gembira". Ada kalanya bahasa tubuh ini sesuai dengan apa yang diucapkan, akan tetapi ada kalanya pula bertentangan dengan apa yang diucapkan. Karena bahasa tubuh memiliki andil yang cukup besar dalam penyampaian dan penerimaan suatu berita, sebaiknya guru belajar menggunakan bahasa tubuh dengan efektif. Beberapa hal yang terkait dengan bahasa tubuh adalah sebagai berikut. a. Senyum Senyuman akan membuat suasana menjadi hangat dan menyenangkan. Namun, orang lain akan melihat mana senyum yang keluar karena memang sedang bersukacita atau terpaksa. b. Mimik Mimik atau rona wajah akan ikut memengaruhi suasana kelas. Mimik wajah guru akan memengaruhi suasana hati anak-anak juga. Wajah yang cemberut pasti akan mengurangi antusiasme anak-anak dalam mendengarkan cerita. Selain itu, guru yang berpengalaman dapat menggunakan ekspresi wajah untuk menarik perhatian anak-anak, misalnya wajah kesakitan, ketakutan, menggigil, dan sebagainya. c. Kontak mata Kontak mata merupakan satu hal yang penting dalam komunikasi. Kontak mata merupakan salah satu bentuk perhatian. Kita tentu tidak akan senang bila orang yang sedang berbicara dengan kita tidak pernah atau sangat jarang menatap mata kita. Selain itu, kontak mata juga dapat membantu guru menguasai suasana kelas. d. Gerakan tangan Penggunaan gerakan tangan dilakukan untuk menunjang cerita. Usahakan untuk tidak menggunakan gerakan yang tidak perlu. Berhati-hatilah dengan gerakan tangan yang memunyai konotasi negatif. e. Posisi berdiri/duduk Pilih posisi berdiri/duduk yang tepat agar semua anak masih dapat melihat. Perlu dihindari sikap yang tidak baik dalam duduk atau berdiri (baik dan buruk bergantung pada budaya). Di Indonesia, duduk di meja atau meletakkan kaki di atas kursi dianggap tidak sopan. Namun, hal ini masih bisa dilakukan jika dimaksudkan sebagai contoh atau adegan. f. Kebiasaan bawah sadar Setiap orang memiliki kebiasaan yang kurang disadari ketika berbicara. Di antaranya memasukkan tangan ke kantong, bertolak pinggang, atau memegang-megang benda tertentu. Bila kebiasaan semacam ini terlalu sering muncul, pengajaran tentu akan terganggu. Sebab itu, sang guru harus berlatih mengurangi kebiasaan bawah sadar ini. Penyampaian cerita firman Tuhan perlu dilakukan dengan sebaik mungkin agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh anak-anak. Perlu disadari bahwa penyampaian cerita firman bukanlah sekadar bercerita untuk mengantar tidur. Selalu ada inti kebenaran yang ingin disampaikan kepada anak-anak. Jangan sampai terjebak pada kegiatan untuk mengisi kemampuan kognitif (pengetahuan) semata karena pengetahuan tidak akan mengubah perilaku seseorang. Hanya kasih Tuhan Yesus yang dapat mengubah seseorang. Bahan diedit dari sumber: Judul buku: Menciptakan Sekolah Minggu yang Menyenangkan Penulis : Sudi Ariyanto dan Helena Erika Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2003 Halaman : 101--108 -=- BAHAN MENGAJAR -=- HANYA ADA SATU TUHAN ==================== Bahan Bacaan: ------------- Keluaran 20:1-6 Penyampaian: ------------ Ada beberapa orang di beberapa negara yang tidak mengenal Alkitab. Mereka juga tidak kenal dengan Tuhan Yesus. Mereka berpikir ada banyak tuhan. Bahkan mereka mengira matahari atau bulan adalah tuhan mereka. Mereka berdoa kepada bulan dan matahari untuk minta berkat dan keselamatan. Apakah benda-benda itu dapat menyelamatkan kita? Tentu tidak bukan? Matahari dan bulan hanyalah benda yang diciptakan Tuhan untuk menerangi dunia ini. Kita tidak boleh berdoa kepada benda-benda yang diciptakan Tuhan. Kita hanya boleh berdoa kepada Tuhan yang sudah menciptakan isi dunia. Lalu, dapatkah kita berdoa kepada malaikat? Apakah mereka Tuhan? Bukan! Malaikat memang hidup, dan mungkin ada beberapa yang ada di ruangan ini sekarang. Meskipun mereka tidak kelihatan. Tetapi kita tidak dapat berdoa kepada mereka. Mereka bukan Tuhan. Mereka adalah penolong yang diciptakan Tuhan juga. Apakah di atas langit sana ada tuhan yang lain selain Tuhan Allah kita? Tidak! Tuhan yang menciptakan segala sesuatunya. Dia tidak pernah menciptakan tuhan-tuhan yang lain. Itu sebabnya, Tuhan marah kalau kita berdoa kepada benda lain. Dia juga marah kalau kita mencintai sesuatu lebih dari kita mencintai Tuhan. Kita harus cinta Tuhan lebih dari kita mencintai orang tua kita atau pun benda-benda kesayangan kita. Karena Tuhan yang memberikan orang tua dan juga benda-benda kepada kita. Itu sebabnya, kita harus mencintai Tuhan lebih dari apa pun. Pertanyaan Ulangan: ------------------- 1. Menurutmu ada berapakah tuhan itu? 2. Apakah matahari atau bulan dapat mendengar doa kita? 3. Apakah kita dapat berdoa kepada malaikat? Apakah mereka tuhan? Doa: ---- Bapa kami yang di surga, kami sungguh bersyukur karena Engkau adalah satu-satunya Tuhan. Engkau terbesar dari apa pun yang ada di surga maupun di bumi. Ajar kami untuk mengasihi-Mu dengan segenap hati kami dan untuk terus melayani Engkau. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin! (t/Davida) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : Devotions for the Children`s Hour Judul artikel: There Is Only One God Penulis : Kenneth N. Taylor Penerbit : Moody Press, Chicago, USA 1977 Halaman : 11--13 -=- WARNET PENA -=- SITUS PEPAK: DRAMA NATAL ======================== http://pepak.sabda.org/topik/12 Bulan Desember sebentar lagi tiba dan pastinya perayaan Natal sedang dipersiapkan. Situs PEPAK menawarkan ide untuk perayaan Natal di gereja atau sekolah minggu Anda. Dalam topik Perayaan Hari Raya Kristen, Anda dapat menemukan beberapa tulisan/ide-ide seputar Natal, termasuk mengenai drama Natal. Khusus bagi Anda yang ingin mendapatkan berbagai ide seputar drama Natal, silakan klik: 1. Naskah Drama Natal http://pepak.sabda.org/pustaka/010179/ 2. Naskah Drama: Pujian Maria http://pepak.sabda.org/pustaka/030326/ 3. Naskah Drama: Andaikata Yesus Jadi Gubernur http://pepak.sabda.org/pustaka/030327/ 4. Mempersiapkan Drama http://pepak.sabda.org/pustaka/010178/ 5. Adakan Drama Natal http://pepak.sabda.org/pustaka/030325/ Selamat berkunjung! [Kiriman dari: Davida <evie(at)xxxx>] -=- DARI ANDA UNTUK ANDA -=- Dari: yury yulianto <yurexxx(at)xxxx> >Shallom, >Secara kebetulan tepatnya tgl 31 Agustus 2006 pukul 19.00, saya >terkesan dengan kegiatan yang diadakan di GKI Kayu Putih, dan bukan >secara kebetulan pula saya bertemu dengan K` Ida, saya mencoba >mengkorek-korek dan mencari tahu kenapa pada petang itu banyak anak- >anak kumpul, ternyata di GKI Kayu Putih sudah lama diadakannya >suatu tempat (wadah) pendidikan keKristenan yang disebut Sekolah >Bina Iman. Saya merasa tertarik dan terbeban dengan kegiatan >tersebut. Ternyata tidak hanya sekolah Minggu yang notabene orang >bilang diadakan pada hari Minggu, sekolah Bina Iman juga bisa >terselenggara pada setiap hari yang diberikan oleh Tuhan, dan >disitu juga dituntut suatu KOMITMEN yang tinggi terhadap Guru >tersebut. Oleh sebab itu saya merasa ini juga bisa diterapkan di >masing-masing Gereja. Mengapa? Karena di dalam kegiatan tersebut >anak-anak benar-benar belajar, dan tidak hanya anak, GURU dan >orang tua juga belajar bersama-sama dalam memahami Firman Tuhan. >Demikian kesimpulan dari saya walaupun saya sendiri merasa sedikit >mendapatkan informasi, mudah-mudahan bermanfaat buat teman-teman >untuk tergerak hatinya membuat program Sekolah Bina Iman. >Tuhan Yesus Memberkati >Salam & Doa >Yulianto (GKI Buaran) Redaksi: Terima kasih banyak untuk pengalaman yang dibagikan. Mudah-mudahan pengalaman Anda ini dapat menjadi dorongan bagi sekolah-sekolah minggu yang lain, bahwa pelayanan anak tidak hanya dapat dilakukan pada hari minggu saja, tetapi juga pada hari-hari lain dan dalam bentuk-bentuk lain. Apakah para pembaca e-BinaAnak juga tergerak untuk mengembangkannya di gereja Anda masing-masing? -=- MUTIARA GURU -=- Penyajian pelajaran yang baik adalah pemenuhan sebuah rencana yang saksama. - Clarence. H. Benson - ---------------------------------------------------------------------- Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |