Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/279 |
|
e-BinaAnak edisi 279 (10-5-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 279/Mei/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL (1) : Guru sebagai Pelajar ^o^ ARTIKEL (2) : Biarlah Murid-Murid Mengajar Saudara ^o^ KARYA ANDA : Kesaksian GSM: Pelajaran Hari Ini ^o^ WARNET PENA : Sunday School -- It`s for Life! ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Fellowship dan Workshop GSM ^o^ MUTIARA GURU ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam kasih, Seorang guru tidak bisa mengajar dengan baik tanpa memiliki pengetahuan yang luas. Semakin sedikit pengetahuan guru, semakin terbatas pula apa yang dapat diajarkan kepada para murid. Sebagai seorang guru kita harus terus-menerus belajar karena mempelajari pelajaran bukan hanya tugas murid saja. Justru peran itu harus lebih banyak dilakukan oleh gurunya terlebih dahulu. Dalam edisi kali ini, ada dua artikel yang mengajak kita untuk melihat bagaimana guru bisa memainkan peranannya sebagai seorang pelajar. Sajian-sajian lainnya kami harapkan dapat pula memotivasi Anda untuk terus belajar dan mengembangkan diri dalam mengemban tugas sebagai pelayan anak. Selamat belajar! Redaksi e-BinaAnak, Davida "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." (Markus 10:15) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Markus+10:15 > ^o^ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------^o^ ^ GURU SEBAGAI PELAJAR ^ ==================== Banyak guru yang tidak menyadari bahwa ia juga memiliki peran sebagai pelajar, sebagai seorang murid. Ketidaksadaran ini disebabkan karena selama ini ia lebih bertindak sebagai orang yang berwibawa, yang "serba tahu", yang memiliki pengetahuan lebih daripada murid-muridnya. Pemikiran seperti ini seringkali menyebabkan seorang guru tidak bersedia dikategorikan sebagai seorang pelajar. Padahal tak dapat disangkal bahwa setiap kali membuat persiapan pelajaran, mau tidak mau dia juga harus belajar. Guru yang menyadari bahwa dirinya juga seorang pelajar akan sangat mendorong anak didiknya untuk lebih giat lagi belajar. Sikap guru yang tetap selalu giat mencari dan menambah pengetahuannya akan mudah dirasakan dan ditiru oleh anak didik. Usaha guru untuk mencari pengetahuan terus-menerus akan meyakinkan anak didiknya bahwa ketidaktahuan bisa digunakan sebagai alasan untuk berkembang daripada menjadi suatu halangan. Peran guru sebagai pelajar sangat bermanfaat bagi dirinya, terlebih bagi anak didiknya. Dia mengambil banyak keuntungan dari mengajar. Ketika mengajar, guru banyak mendapat masukan, baik dari bahan- bahan mata pelajaran yang diajarkan maupun dari topik-topik yang berhubungan dengan itu. Sebagai pelajar, seorang guru jangan sampai mudah merasa puas. Salah satu faktor terpenting dalam mengajar ialah perasaan belum puas akan kecakapan dan pengetahuan yang sudah dimiliki secara terus-menerus. Seorang guru harus mempunyai keinginan untuk berusaha mencapai kemahiran yang lebih tinggi lagi. Dengan begitu, untuk meningkatkan profesionalitas guru Kristen, dia harus terus-menerus belajar. Dan sudah tentu sebagai pelajar, guru adalah seorang yang dinamis dan berkembang. Ada manfaat yang akan diterima anak didik dari guru yang dinamis dan berkembang karena senang belajar. Mereka akan senantiasa mendapat hal-hal baru yang segar karena gurunya juga selalu menyajikan hal- hal baru yang didapatkannya. Dengan demikian, anak didik secara otomatis juga akan lebih berkembang karena masukan yang didapatkan bukanlah barang lama, tetapi yang baru dan segar. Agar pengajaran menjadi sangat dinamis, seorang guru yang berkembang hendaknya selalu mencari saran-saran untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kegairahan yang sedang dirasakannya. Cara yang terbaik untuk guru tersebut ialah dengan selalu belajar lagi dan menggabungkan pelajaran yang baru itu dengan pengetahuan lama yang telah ia ajarkan. Dengan begitu, pelajaran yang lama dapat tetap bersifat baru bagi anak didik. Dari manakah seorang guru mendapatkan sumber-sumber informasi? Tentu guru bisa memakai banyak sekali sumber informasi seperti literatur. Namun, sumber informasi yang paling vital adalah anak didik. Dengan demikian, kalau seorang guru Kristen berhenti belajar dari anak didik, mereka juga akan berhenti belajar dari guru. Dari anak didik, guru Kristen akan mendapat banyak pelajaran. Tiap guru dapat belajar tentang perkembangan anak didik baik dari segi moral, mental, emosi, sosial, maupun dari segi kerohanian sesuai dengan tingkatan usia mereka. Guru Kristen yang sungguh-sungguh terpanggil untuk melayani, mendidik, dan membimbing akan memberikan perhatiannya untuk belajar dan memahami anak didik, serta berusaha untuk memahami mereka dengan segala gaya hidup mereka masing-masing. Anak didik adalah individu yang berbeda dari anak lainnya. Setiap mereka memiliki keunikan sendiri yang tidak dimiliki oleh yang lainnya. Masing-masing mempunyai kebutuhan, kemampuan, serta perasaannya sendiri. Hal-hal itulah yang dapat dan harus dipelajari oieh guru Kristen. Namun, ada penghambat bagi terlaksananya peran guru sebagai pelajar. Hambatannya datang dari diri guru itu sendiri. Ia beranggapan bahwa dirinya telah mengetahui semuanya sehingga ia tertutup untuk mendapatkan masukan-masukan baru. Ia tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang sehingga ia perlu untuk terus memantau dan mengikuti perkembangan itu. Ada juga guru yang beranggapan bahwa jawaban-jawaban terhadap pengetahuan yang diterimanya saat pertama kali belajar/persiapan dulu merupakan jawaban terbaik. Pengalaman-pengalaman lama guru itu adalah satu-satunya pengetahuan yang terbaik buat dirinya, juga bagi anak didiknya. Guru ini mengajar hal-hal lama yang betul-betul dikuasainya dengan cara-cara yang lama, yang sudah menjadi kebiasaannya sehingga terasa mudah bagi dirinya. Biasanya guru seperti ini tidak terlalu senang jika anak didik (khususnya kaum muda) bertanya-tanya tentang hal yang sedang "ramai dibicarakan", yang sedang populer, atau dengan memakai istilah sekarang yang sedang "trendi". Jika ia tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, hal itu akan mempersulit dan memojokkan posisinya sebagai guru dan akan menurunkan wibawanya. Oleh karena itu, guru semacam ini akan menutup diri untuk mencari dan melakukan penelitian. Ada beberapa cara yang dapat menolong dan menunjang peran guru sebagai pelajar. Pertama adalah dengan melakukan penelitian tentang mata pelajaran yang sedang diajarkan. Penelitian ini dapat dilakukan pada saat melakukan persiapan pelajaran. Dalam persiapan itu, ia dapat mengumpulkan data-data dari buku-buku teks penunjang pedoman pengajaran. Penelitian juga dapat dilakukan dari buku-buku di luar buku penunjang. Dari penelitian terhadap sumber-sumber di luar pelajaran yang diajarkannya itu, ia dapat melihat hubungan antara mata pelajarannya dengan pengetahuan lain sehingga ia perlu mencari dan meneliti pengetahuan yang lain itu, ini tentunya akan sangat menunjang kemajuan profesinya. Pengamatan terhadap kejadian di sekeliling juga dapat menjadi sumber yang baru bagi mata pelajaran yang diajarkan seorang guru. Kejadian atau peristiwa yang ia amati dapat menjadi bahan ilustrasi yang dapat memperjelas pemahaman anak didik terhadap pelajaran sehingga menimbulkan minat mereka untuk belajar. Bahkan lebih jauh lagi, anak didik dapat menghubungkan kejadian atau peristiwa sehari-hari di sekelilingnya dengan pelajaran yang diterimanya. Ada upaya lain yang dapat menolong dan menunjang peran guru sebagai pelajar, yaitu dengan cara mengikuti sekolah lagi. Untuk menambah pengetahuan, guru dapat mengikuti sekolah yang jenjangnya lebih tinggi. Dia juga dapat mengikuti seminar-seminar yang berkaitan dengan profesinya sebagai guru. Hal ini akan membuka cakrawala berpikirnya dan memperluas pemahamannya karena di tempat ini ia akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki pengalaman dan permasalahan yang sama atau berbeda. Pengalaman yang berbeda itu yang akan memperkaya guru. Mungkin upaya yang satu ini agak sulit untuk dilaksanakan, namun cara ini akan sangat mendukung profesi guru. Mengajar yang berhasil memerlukan penyelidikan yang tekun dan persiapan yang saksama dari tiap-tiap pelajaran. Dari situlah diketahui bahwa persiapan yang dipikirkan masak-masak merupakan kunci untuk mengajar dengan lebih baik. Maka dari itu, guru yang membuat persiapan sebaik-baiknya akan memperoleh hasil yang terbanyak. Demikianlah guru yang mau bekerja keras, menguasai baik- baik setiap pelajaran, akan menikmati kepuasan yang lebih besar dalam pekerjaannya. Peran guru Kristen sebagai pelajar ini membantunya supaya lebih cakap dan lebih mahir dalam menggunakan keahliannya, juga memacu dirinya supaya mempunyai keinginan untuk berusaha mencapai kemahiran yang lebih tinggi lagi. Peran ini sangat menunjang seorang guru Kristen untuk lebih profesional dalam profesinya. Sumber diambil dan diedit dari: Judul Majalah: Sahabat Gembala, Desember, 1993 Judul Artikel: Quovadis Guru Kristen? Penulis : Yoke Tode, S.Th. Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman : 14 - 17 ^o^ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------^o^ ^ BIARLAH MURID-MURID MENGAJAR SAUDARA ^ ==================================== Mengajar anak-anak yang berusia 6-7 tahun pada Minggu pagi merupakan saat-saat yang paling memuaskan bagi saya. Mereka berdesak-desakan keluar dari ruang pertemuan dan masuk ke dalam kelas saya penuh dengan berita-berita yang ingin diceritakan dan keperluan-keperluan yang harus didoakan. Kesukaan mereka di dalam Tuhan mudah menjalar. Mereka tidak malu untuk menyatakan kegembiraan mereka. Bahkan orang dewasa bisa belajar banyak dari anak-anak yang ada di sekelilingnya. Anak-anak biasanya suka berterus-terang. Mereka begitu berterus- terang dan jujur sehingga perlu bimbingan untuk menghilangkan segi- segi yang agak tajam dari ucapan mereka. Tetapi kejujuran mereka dapat menyegarkan dunia kita. Orang tua dapat juga belajar untuk lebih jujur terhadap sesamanya dengan mengakui kesalahan mereka dan saling menceritakan masalah mereka. Pernah seorang anak laki-laki mengakui kepada kawannya bahwa kadang- kadang dia merasa sukar untuk selalu bertindak sebagai seorang Kristen dan minta kawan itu berdoa baginya. Berapa kalikah orang dewasa mau merendahkan dirinya dengan meminta sesama Kristen untuk berdoa bagi mereka supaya bisa mengatasi kesalahan mereka? Alangkah indahnya pelajaran ini bagi kita semua! Doa anak-anak dapat merupakan pelajaran dalam kesungguhan, kerendahan hati, dan kasih. Saya tidak akan melupakan doa seorang anak kecil seperti berikut, "Allah, kami mengasihi Engkau. Kami berterima kasih untuk rumah kami, keluarga, dan segala-galanya. Tuhan, kadang-kadang kami marah kepada ibu kami, tetapi kami mencintainya. Tolonglah kami untuk bersikap lebih baik. Dan tolonglah ibu kami agar tidak marah kepada kami." Saya pernah membaca bahwa doa yang baik terdiri dari pemujaan, pengakuan, pengucapan syukur, dan permohonan. Setiap orang yang menganalisa doa di atas ini akan segera melihat bahwa tanpa mengetahui rumus itu seorang anak kecil berusia 6 tahun telah mencakup semua unsur tersebut dalam doanya. Kita, orang dewasa, dapat belajar berdoa seperti anak-anak, yaitu dengan penuh kasih, dengan sungguh-sungguh, dengan berani, dengan rendah hati, tanpa merasa malu dan yang paling penting lagi, dengan iman bahwa Allah akan mendengarkan dan menjawab. Kadang-kadang kita melihat sikap orang tua tercermin dalam sikap dan tindakan anak-anak. Pada suatu hari, seorang anak perempuan merebahkan diri di sebuah kursi di samping saya dan tanpa pendahuluan berbisik kepada saya, "Saya ingin menceritakan sebuah rahasia kepadamu." Ketika saya membungkuk untuk mendengatnya, dia mengeluh, "Saya marah kepada Linda. Dia nakal kepada saya minggu yang lalu!" "O, benarkah?" tanyaku. "Sayang. Sudahkah engkau mengampuni dia? Ingatlah, Yesus ingin agar kita mengampuni." Pada wajahnya terpancar rasa heran. Penuh pemikiran dan dengan sedikit menantang jawabnya, "Sudah. Tetapi saya masih marah kepadanya." Ketika mengenangkan peristiwa yang menggelikan ini saya berpikir, "Tuhan, apakah saya juga sudah berkata telah mengampuni seseorang, tetapi masih marah terhadapnya? Jika demikian, tunjukkan kesalahan saya sehingga saya dapat meminta pengampunan dan pertolongan-Mu untuk sungguh-sungguh menghilangkan rasa dendam itu." Biasanya, anak-anak kecil dengan cepat mengampuni seperti orang dewasa, bahkan kadang-kadang lebih cepat lagi. Mereka terlalu sibuk untuk menyimpan rasa dendam. Alangkah baik seandainya semua orang dewasa terlalu sibuk mengurus kehidupan mereka sendiri dan menolong orang yang ada di sekelilingnya sehingga tidak membiarkan sifat mendendam itu berakar. Banyak pelajaran yang dapat dipelajari oleh para guru dari anak-anak didiknya. Asal saja kita mau waspada terhadap bimbingan Roh, seringkali kita akan mendengar suara-Nya berbicara kepada kita "dari mulut anak-anak kecil." "Dan seorang anak kecil akan mengiringnya" (Yesaya 11:6). Semoga kita tidak terlalu angkuh untuk mengikutinya! Sumber diambil dan diedit dari: Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 2 Judul Artikel : Biarlah Murid-Murid Mengajar Saudara Penerbit : Gandum Mas, Malang Halaman : 210 - 211 ^o^ KARYA ANDA ----------------------------------------------------^o^ ^ KESAKSIAN GSM: PELAJARAN HARI INI ^ ================================= "Siapa yang mau duduk dekat aku?" tanya Ria. "Aku ... aku ... aku ....," suara teman-teman kecilnya bersahutan sambil berlari-lari untuk segera duduk di sampingnya. Tetapi saat dua orang anak berhasil duduk di sampingnya, Ria langsung bekata kepada dua temannya itu, "Ihh ... aku nggak mau duduk sama kamu. Aku mau duduk sama Nia dan Kiki aja!" Segera terjadi keributan besar. Dua orang anak yang sudah duduk di samping Ria menangis terisak-isak. Saat itu ibadah SM belum pula dimulai, tetapi sudah terjadi huru- hara yang membuatku menggeleng-gelengkan kepala. Ya, Ria, seorang gadis kecil berusia tiga tahun, kesekian kalinya telah berhasil memberi tugas ekstra kepada guru yang sedang bertugas. Ria memang merupakan anak yang paling berpengaruh dalam kelas kecil dan sangat sering memberikan keputusan yang dianggap tidak adil oleh para "pengikutnya". Kubiarkan seorang guru SM yang masih pemula mendekati mereka guna meredakan huru-hara tersebut. Guru tersebut berhasil menghentikan tangis kedua anak tersebut tetapi belum berhasil mempertemukan tangan Ria dengan mereka sebagai tanda permintaan maaf. Agar ibadah SM dapat segera dimulai, sang guru yunior tersebut akhirnya memisahkan mereka saja. Ibadah SM segera dimulai. Walaupun pada awalnya terjadi huru-hara, tetapi aku bersyukur ibadah dapat berjalan dengan baik. Kulirik Ria, yang hari itu mengenakan baju baru, bernyanyi dengan riang tanpa sedikit pun merasa bersalah. Dua orang anak yang tadi terisak-isak pun sudah mulai menggerakkan tangan mereka untuk memuji Tuhan walaupun sesekali kuperhatikan mereka melirik-lirik Ria dengan tatapan penuh protes. Saat ibadah SM selesai, seperti biasa murid-muridku antri untuk bersalaman dengan para guru termasuk denganku. Saat sedang bersalaman dengan anak lain, kulihat kejadian yang sudah terlalu sering kulihat selama aku melayani Dia sebagai seorang guru SM, sekaligus juga kejadian tersebut selalu membuat aku belajar lebih lagi mengenai arti pengampunan yang tulus. Ria, si pemimpin itu, menghampiri dua teman yang sudah dia "sakiti hatinya". Untuk kesekian kalinya, kulihat tangan mungilnya terulur ke tangan teman yang sudah dia lakukan dengan tidak adil. Dan, bukan kali itu saja kulihat bibir mungilnya tanpa malu-malu mengucapkan, "Maapin aku ya!" Dua buah tangan kanan yang mungil, yang tadi sempat digunakan untuk mengusap air mata kekecewaan, secara serentak terulur pula ke arah tangan kanan Ria, plus senyuman lebar yang tersungging di bibir. Dengan berlari kecil sambil bergandeng tangan, mereka bertiga menghampiriku, mengulurkan tangan mungil mereka dan berkata, "Selamat pagi, Kak! Pulang dulu ya!" Kejadian hari itu sekali lagi menjadi sebuah alasan mengapa aku masih bertahan melayani Dia sebagai seorang guru SM. Terlalu banyak pelajaran rohani yang aku dapatkan dari "guru-guru mungilku" tersebut. Hari itu sebuah pengampunan yang tulus tanpa sisa-sisa dendam kembali terjadi di depan mataku, seorang guru SM yang masih sering menyimpan rasa sakit hati dan terkadang sangat sulit mengakui kesalahannya. Yang bibirnya sering mengucapkan kata "maaf", tetapi masih sering menyimpan beribu alasan di balik kata maaf itu. [Kiriman dari: Evie Wisnubroto <evie(at)>] *Red: Redaksi mengajak setiap pelayan anak untuk membagikan kesaksian atau pelajaran-pelajaran berharga dalam pelayanan. Kesaksian atau berkat tersebut bisa semakin menguatkan dan meneguhkan panggilan dalam pelayanan kita. Pasti akan sangat indah bukan jika kita bisa saling membangun dengan membagikan setiap pengalaman kita. Kirimkan kesaksian Anda ke: ==> < staf-binaanak(at)sabda.org > ^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^ ^ SUNDAY SCHOOL -- IT`S FOR LIFE! ^ =============================== http://sundayschool.cokesbury.com/content.aspx?dyn=232 Sebagai guru sekolah Minggu, seharusnya kita senang mendapatkan pengetahuan dan tambahan keterampilan dalam pelayanan kita. Situs Sunday School -- It`s for Life! saat ini telah memiliki 52 artikel seputar pelayanan sekolah Minggu. Begitu Anda klik alamat di atas, Anda akan langsung mendapatkan daftar judul yang bisa Anda klik langsung untuk membaca artikelnya. Judul-judul artikel yang tersedia antara lain, "To Realize Your Sunday School`s Potential", "Pray First", "Eleven Helps for Teacher and Leaders in the Church", "Equipping Teachers and Leaders for Sunday School Classes", "Online Courses Train Time - Stressed Sunday School Teachers", dan masih banyak lagi. [Kiriman dari: Davida] ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^ Surat berikut ini kami ambil dari milis diskusi e-BinaGuru karena sangat penting bagi rekan-rekan sekalian. Dari: Natalia Anggraini <anak_sek(at)> >Shallom kak meilania, > >Saya mohon bantuan dan kerjasama dari pihak kakak untuk dapat >menginformasikan acara kami dari KIDS PRODUCTION kepada para guru >sekolah minggu dan pelayan anak. Adapun acara kami akan kami adakan >pada : > Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Mei 2006 > Waktu : 09.00 - 18.00 > Tempat : Gedung BHS Gajah Mada lt.12 (Gajah Mada Plaza) > Acara : Fellowship dan Workshop Guru Sekolah Minggu > "THINK THANKS 2" > Materi : - Penginjilan Anak > - Tehnik Gambar Alat Peraga > - Panggung Boneka Kreatif > - Balon Kreasi > Info & Daftar: Natalia 021-93798765 >, 0817 - 890987 >, 021 - 4528436 ext 134 > Cynthia 0816 - 1146004 >, 021 - 4528436 ext 137 > Effendy 021 - 92924887 >, 021 - 45847880 ext 135 > Biaya : GRATIS TAPI WAJIB DAFTAR PALING LAMBAT >, 19 MEI 2006, LANGSUNG FAX KE 021 - 4500231 > (NAMA, ASAL GEREJA, TELP / HP) > >Bersama ini saya kirim attachment file ttg brosur dan denah lokasi >acara kami. Atas bantuan dan kerjasama dari pihak kakak, kami >mengucapkan terima kasih. Tuhan Yesus memberkati. Redaksi: Untuk file attachment yang dimaksud, mohon maaf kami tidak bisa mem-postingnya melalui milis e-BinaAnak. Bagi teman-teman yang berminat memperoleh file attachment tsb., bisa langsung menghubungi rekan Natalia <anak_sek(at)j-hop.org>. Sukses buat acaranya yah! Tuhan memberkati. ^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^ Pelajaran minggu ini: Hari ini dan setiap hari saya akan belajar untuk mengajarkan semua yang saya ketahui kepada murid-murid saya. Untuk itu saya harus belajar! - Welni - ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |