Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/278 |
|
e-BinaAnak edisi 278 (5-5-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 278/Mei/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL : Guru sebagai Pendidik ^o^ TIPS (1) : Sifat Seorang Pendidik Kristen ^o^ TIPS (2) : Peraturan dan Kesalahan dalam Mendidik Murid ^o^ WARNET PENA : Sparkles and Friends ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Referensi Bahan e-BinaAnak ^o^ DARI MEJA REDAKSI : Pembukaan Kelas Guru Sekolah Minggu ^o^ MUTIARA GURU ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, Dalam mengemban tugasnya, setiap guru terpanggil untuk memainkan beberapa peranan penting dalam penunaian tugasnya. Setiap peran harus merupakan jawaban atas pemenuhan kebutuhan anak-anak yang dilayaninya. Kebutuhan yang dimaksud tentu saja bukan kebutuhan materi, tetapi kebutuhan dalam hal pendidikan dan hidup rohani mereka. Dalam tema "Peran Guru Kristen" bulan ini, kita akan melihat apa saja peranan yang dapat dilakukan setiap guru Kristen atau para pelayan anak. Peran-peran tersebut dijabarkan dalam topik-topik berikut. 1. Guru sebagai Pendidik 2. Guru sebagai Pelajar 3. Guru sebagai Pembimbing 4. Guru sebagai Motivator 5. Guru sebagai Teladan Melalui topik "Guru sebagai Pendidik" minggu ini, kita semua diharapkan dapat menjadi seorang pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga terlibat dalam proses pengubahan sikap dan tata laku murid. Dengan kata lain, diharapkan semua yang kita ajarkan dapat mencapai tujuannya. Selamat mendidik murid-murid Anda! Redaksi e-BinaAnak, Davida "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+22:6 > ^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^ ^ GURU SEBAGAI PENDIDIK ^ ===================== Pendidik adalah orang yang bertugas mendidik. Kata "mendidik" itu sendiri berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam hal ini akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Dengan demikian, pendidik terlibat dalam proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Jadi, upaya mendewasakan manusia yang mencakup akhlak (moral) dan kecerdasan pikiran tidak melulu dilakukan di dalam ruang kelas. Ini berarti bahwa guru Kristen tetap bertanggung jawab menjalankan perannya walaupun di luar jam mengajarnya. Dia berperan dalam pengembangan budi pekerti atau kelakuan anak didiknya; bukan hanya sekadar bertumpu pada pengalihan informasi. Sebagai pendidik, guru harus mendampingi siswa dalam perkembangannya menuju kedewasaan penuh. Agar anak didik mengalami perkembangan menuju kedewasaan tersebut, perlu dihasilkan perubahan dalam kehidupan anak didik. Perubahan hidup hanya mungkin terjadi bila anak didik sudah memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus. Dengan dasar ini, barulah guru dapat menghubungkan kebenaran yang diajarkan dengan kehidupan atau permasalahan yang mereka hadapi dalam kenyataan. Untuk menjalankan peranannya sebagai pendidik dalam proses belajar- mengajar, seorang guru perlu memberi contoh-contoh penerapan praktis kepada anak didik, menggunakan istilah-istilah yang sederhana tapi jelas, serta menanyakan soal-soal yang penting supaya apa yang dipelajari dapat lebih mudah dipahami. Di samping itu, guru juga perlu memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk mau mengungkapkan apa yang menjadi kebutuhan dan kesulitan mereka dalam belajar. Dari pengungkapan ini akan terlihat kesulitan mereka sehingga guru pun bisa menyajikan bahan yang sesuai dengan kebutuhan anak didik. Selain itu, cara ini juga memungkinkan guru untuk dapat menolong anak didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. Guru sebagai pendidik juga mencakup perannya sebagai seorang fasilitator. Seorang fasilitator adalah seorang yang menyediakan bahan buat anak didiknya. Sudah menjadi tugas seorang guru untuk selalu menyajikan bahan atau materi pelajaran buat anak didiknya. Penyajian bahan ini sama halnya dengan penyajian makanan. Seseorang akan makan dengan lahap jika makanan itu baru dan enak. Demikian juga dengan bahan/materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Materi itu hendaknya sesuatu yang "baru" dalam arti yang baru didapat dari persiapan guru. Sedangkan yang "enak" berarti menarik dalam penyajian. Jadi, seorang guru harus selalu mempunyai bahan/materi yang siap untuk diberikan kepada anak didik. Namun, dalam menjalankan perannya sebagai pendidik, guru juga menghadapi hambatan-hambatan. Pulias dan Young memaparkan dua hambatan yang dapat berpengaruh pada proses belajar-mengajar. Pertama, seorang guru yang telah mengajar satu mata pelajaran untuk jangka waktu yang cukup lama/panjang atau yang telah sangat menguasai pokok-pokok penting tersebut, seringkali lupa bagaimana sukarnya mempelajari sesuatu yang baru. Dia juga kurang menyadari bahwa anak didiknya belum mempunyai pengetahuan dasar yang sangat dibutuhkan untuk menerima pengetahuan yang lebih tinggi. Dengan begitu, seorang pendidik seringkali tidak dapat atau kurang sabar menghadapi anak didik yang agak lambat menerima pelajaran atau hal- hal yang baru bagi dirinya. Kedua, seorang guru sering dihinggapi perasaan bosan terhadap satu mata pelajaran yang telah diajarkannya berulang-ulang. Perasaan bosan ini dapat menurunkan gairah mengajar dan sudah pasti akan menjalar pula kepada anak didiknya, yaitu kehilangan gairah belajar. Bahkan seorang tokoh pendidik Kristen lainnya yang bernama Lawrence O. Richards mengemukakan bahwa yang menghambat seorang pendidik adalah bila ia mengharapkan hasil pengajarannya secara otomatis dan "instan" (cepat/kilat) dapat diterima oleh anak didik tanpa memikirkan aspek dan tahap-tahap belajar. Oleh karena itu, beliau mengemukakan aspek-aspek dan tahap-tahap belajar yang dapat menolong pendidik untuk lebih mengenal anak didiknya. Adapun aspek dan tahapan belajar itu adalah sebagai berikut. a. Tahap menghafal tanpa berpikir. ------------------------------- Belajar pada tahap ini adalah saat seseorang mengulangi sesuatu di luar kepala tanpa memikirkan apa arti dari yang dihafalkan. Jika pengajaran yang diberikan guru berhenti sampai tahap ini, pengajarannya akan sia-sia. b. Tahap mengenali. ---------------- Tahap kedua ini adalah tahap kemampuan seseorang untuk mengenali sesuatu yang baru dikatakan atau dibacakan. Mereka mengenali dan menyetujui gagasan yang sudah mereka kenal dengan baik. Tetapi mereka tidak mengerti maksudnya. Mereka tidak dapat melihat hubungan antara yang diterimanya dengan kebutuhan pribadinya. c. Tahap mengucapkan kembali dengan kata-kata sendiri. --------------------------------------------------- Tahap pengajaran seperti ini diperlukan walaupun belum cukup. Pada tahap ini seorang pelajar sudah memiliki pengertian tentang hubungan antara beberapa gagasan dan kesanggupan untuk menjelaskan suatu kesatuan pikiran secara lengkap tanpa diberi petunjuk karena gagasan itu sudah dikuasainya. Namun, hal itu belum cukup karena ia belum dapat menghubungkan gagasan tersebut dengan dirinya sendiri. Karena itu, tahap yang diperlukan selanjutnya adalah tahap menghubungkan. d. Tahap menghubungkan. -------------------- Tahap ini meliputi kesanggupan untuk menghubungkan kebenaran gagasan yang diterima dengan kehidupannya. Hal ini dapat terjadi apabila seseorang dalam kata-katanya sendiri memikirkan kebenaran-kebenaran gagasan. Pada saat demikian, mungkin secara tiba-tiba ia melihat makna dari kebenaran itu dapat diterapkan dalam kehidupannya sendiri. Apabila seorang pelajar melihat adanya hubungan seperti itu dengan sendirinya, dan apabila secara sekilas ia melihat adanya suatu pengertian yang baru, yang cocok dan berarti untuk kehidupannya, pada saat itulah terbuka suatu jalan untuk memberi respon secara pribadi. e. Tahap merealisasi/mewujudkan. ----------------------------- Tahap inilah yang menjadi sasaran dari semua kegiatan belajar- mengajar, yaitu merealisasikan, dalam pengertian membuatnya nyata dalam pengalaman hidup pelajar itu sendiri. Dengan memahami tahap-tahap di atas, pendidik dapat mengerti bahwa seorang dapat belajar dalam beberapa tahap yang berbeda-beda, demikian juga anak didik. Bahan diedit dari sumber: Judul Majalah : Sahabat Gembala, Edisi Desember 1993 Judul Artikel Asli: Quovadis Guru Kristen? Penulis : Yoke Tode S.Th. Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 11 - 21 ^o^ TIPS (1) ------------------------------------------------------^o^ ^ SIFAT SEORANG PENDIDIK KRISTEN ^ ============================== Salah satu faktor terpenting dalam pendidikan adalah guru atau pendidik. Sebab itu, selain metodologi pengajaran, sifat seorang pendidik memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan pelayanan anak. Sifat-sifat seperti takut Tuhan, mau mengampuni, rela berkorban, setia memegang janji, tanggung jawab, sabar, dan kreatif, perlu dimiliki oleh para pelayan anak. Menurut Pdt. Dr. Stephen Tong, kita dapat memperoleh sifat-sifat di atas apabila kita menjadi pendidik seperti berikut ini. 1. Pendidik yang Mencintai Tuhan. ------------------------------ Seorang guru pertama-tama haruslah seorang pribadi yang mengasihi Tuhan. Dengan sifat ini, ia akan dapat mencapai keberhasilan seperti yang diharapkan Tuhan. Dengan sifat ini pula ia dapat memiliki motivasi yang benar untuk melayani Tuhan. Orang semacam ini tidak akan mudah putus asa dan tidak mudah merasa kecewa sehingga tidak akan sekali-kali mengambil keputusan untuk mengundurkan diri sebagai guru. Jadi, karena pelayanan ini adalah mandat Allah, si pelaksana mandat (guru) haruslah orang yang takut kepada sang pemberi mandat (Tuhan). Dengan demikian, mandat tersebut dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. 2. Pendidik yang mencintai kebenaran. ---------------------------------- Pelayanan yang dilakukan seorang guru adalah usaha untuk menceritakan atau menyampaikan kebenaran Tuhan. Karena itu, sebagai pembawa kebenaran, seorang guru juga harus mencintai kebenaran. Seperti sebuah pipa yang menghubungkan tandon air dengan wadah penerima, jika pipanya kotor, air yang melewatinya juga akan menjadi kotor. Seseorang yang mencintai kebenaran akan dapat menyampaikan pesan atau berita dengan kuasa karena berita yang disampaikannya telah dialami, dijalani, atau mungkin juga sedang digumulinya. Seorang guru yang mencintai kebenaran akan dapat menyampaikan atau menularkan berita kebenaran, cara hidup yang benar, dan hidup yang benar pula kepada murid-muridnya. 3. Pendidik yang mencintai murid. ------------------------------ Cinta akan menimbulkan perbedaan dalam tindakan seseorang. Dari luar orang akan dapat melihat apakah seorang guru melayani karena mencintai anak-anak yang dilayaninya, karena ikut-ikutan, sekedar untuk mengisi waktu, atau untuk alasan lainnya. Dengan cinta, seorang guru akan melayani anak-anak secara lebih sungguh- sungguh. Dengan cinta, ia rela berkorban waktu, uang, dan tenaga, atau dengan kata lain mau membayar harga. Ia juga akan mau memaafkan kesalahan dari anak-anak yang dicintainya. Selain itu, karena cinta pula ia akan mengajarkan yang benar, bukan yang salah atau menyesatkan. Dengan cinta ia dapat memerhatikan dengan lebih baik, tahu jika ada anak yang mengalami masalah, dan mampu melihat kebutuhan anak-anak yang dilayaninya. Bahan diedit dari sumber: Judul buku : Menciptakan Sekolah Minggu Judul artikel asli: Sifat Pelayan Anak Penulis : Sudi Aryanto dan Helena Erika Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta, 2003 Halaman : 72 - 74 ^o^ TIPS (2) ------------------------------------------------------^o^ ^ PERATURAN DAN KESALAHAN DALAM MENDIDIK MURID ^ ============================================ Mungkin sebagai seorang guru kita akan lebih banyak mendidik murid- murid kita dalam ruang kelas. Mendidik mereka menjadi bagian dalam proses belajar. Peraturan dan pelanggaran apa saja yang dapat membuat kita berhasil atau gagal dalam mendidik para murid di kelas kita sendiri? PERATURAN PRAKTIS 1. Bantulah murid memperoleh pemahaman yang jelas mengenai tugas yang harus dikerjakan. 2. Beritahukan dia bahwa kata-kata dalam pelajaran telah dipilih secara teliti, bahwa kata-kata itu mengandung makna khusus yang penting untuk dicari tahu artinya. 3. Perlihatkan kepadanya bahwa biasanya ada lebih banyak hal yang tersirat daripada yang dikatakan langsung. 4. Mintalah ia menerangkan dengan kata-katanya sendiri tentang arti pelajaran itu menurut pemahamannya. Dengan demikian, anak harus tekun sehingga ia menangkap seluruh maksud pelajaran. 5. Biarlah murid itu senantiasa ditanya "mengapa?", sampai ia menyadari bahwa ia diharapkan untuk memberikan alasan yang tepat sesuai pendapatnya. Tetapi hendaknya anak itu juga mengerti dengan jelas bahwa alasan-alasan itu harus sesuai dengan bahan yang sedang dipelajari. 6. Berusahalah untuk menjadikan murid itu seorang "penyelidik yang bebas" -- seorang yang mempelajari masalah kehidupan dan mencari kebenaran. Kembangkanlah kebiasaan dalam dirinya untuk suka menyelidik lebih mendalam. 7. Bantulah ia untuk menguji pengertian-pengertiannya guna mengetahui apakah pengertiannya itu sudah persis dengan apa yang diajarkan menurut kemampuannya. 8. Berusahalah senantiasa mengembangkan sikap murid agar ia dapat menghormati kebenaran sebagai sesuatu yang mulia dan abadi. 9. Didiklah murid-murid untuk membenci kepalsuan, perselisihan kata, dan senantiasa menjauhinya dengan cara mengucapkan kebenaran dan kata-kata yang menimbulkan perasaan positif dalam diri mereka. KESALAHAN-KESALAHAN 1. Murid ditinggalkan dengan pengertian yang kurang lengkap dan kabur karena gagal memikirkan pelajaran itu hingga jelas. Keinginan guru untuk melanjutkan pelajaran menghalangi waktu untuk berpikir. 2. Guru telah memaksakan untuk memakai "bahasa buku" sehingga murid tidak lagi merasa terdorong untuk menguraikannya dengan kata-kata sendiri. Ia mendapat kesan seolah-olah yang penting hanyalah kata-katanya, bukan pengertiannya. 3. Kelalaian guru untuk menyuruh murid berpikir sendiri merupakan suatu kesalahan yang paling sering dilakukan dalam ruang kelas. 4. Seringkali guru tidak meminta murid-muridnya untuk memberi alasan bagi pernyataan-pernyataan dalam pelajaran sehingga murid-murid itu tidak terbiasa untuk memberikannya. Murid itu percaya saja pada apa yang dikatakan karena ada di dalam buku. 5. Penerapan praktis pelajaran itu selalu diabaikan. Murid itu tidak menyadari tentang manfaat pelajaran. Bahan diedit dari sumber: Judul buku : Tujuh Hukum Mengajar Judul artikel asli: Hukum yang Bersangkutan dengan Proses Belajar Penulis : John Milton Gregory Penerbit : Gandum Mas, Malang Halaman : 142 - 146 ^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^ ^ SPARKLES AND FRIENDS ^ ==================== http://www.ilovejesus.com/myhome/sparkles/ Sebagian besar isi situs berbahasa Inggris ini adalah cerita anak- anak, baik tentang Yesus maupun cerita-cerita lain yang disukai anak-anak. Dengan mengklik link "More Stories", Anda dapat memperoleh sejumlah cerita yang akan menolong anak-anak untuk mengerti lebih banyak tentang Yesus. Bagi anak-anak yang suka bermain teka-teki, mereka akan memperoleh kiriman "Free Puzzle Club Book" hanya dengan mengklik bagian "Puzzle Club". Selain bagian- bagian tersebut, situs ini juga memuat surat anak-anak kepada Shep. Shep adalah tokoh di situs ini yang suka sekali membagikan pengalamannya untuk menunjukkan betapa besar kasih Tuhan Yesus padanya dan pada anak-anak. Ingin segera berkunjung dan berkenalan dengan Shep? Arahkan saja browser Anda ke alamat situs ini. Sumber diedit dari: Nama situs: LINKS Alamat URL: http://www.sabda.org/links/detail/ilovejesussparkles.htm ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^ Dari: Kristina W. <chris_tin4(at)> >Bisakah mendapatkan referensi buku-buku pedoman yang digunakan >e-BinaAnak? Saya butuh karena akan membuat perpustakaan gereja. >Terima kasih untuk kerjasamanya. >Kristina Redaksi: Buku-buku yang kami gunakan sebagai bahan referensi e-BinaAnak dapat Anda peroleh di toko buku Kristen. Bila Anda ingin mengetahui daftar buku-buku yang menjadi referensi tersebut, kami persilakan untuk mengunjungi alamat berikut ini. ==> http://www.sabda.org/pepak/sumber/ ^o^ DARI MEJA REDAKSI ---------------------------------------------^o^ ^ PEMBUKAAN KELAS GURU SEKOLAH MINGGU (GSM) ^ ========================================= Kabar gembira bagi Anda yang terlibat dalam pelayanan di sekolah Minggu (SM)! PESTA <http://www.pesta.org/> akan membuka Kursus Kelas Online bagi para guru SM yang ingin membekali diri agar dapat melayani anak-anak dengan lebih mantap. Kursus ini merupakan kursus- kursus dasar untuk mempelajari visi, misi, dan hal-hal penting yang harus dipahami oleh seorang guru SM. Pendaftaran untuk mengikuti Kursus Kelas Guru Sekolah Minggu (GSM) ini telah dimulai. Bagi yang tertarik, segeralah mengisi formulir di bawah ini. Sebarkan informasi ini kepada teman-teman Anda yang melayani di sekolah Minggu. Untuk mulai mendaftar, silakan kirim surat atau isi formulir di bawah ini dan kirimkan ke: ==> Staf PESTA < kusuma(at)in-christ.net > ____________________________potong di sini____________________________ FORMULIR PENDAFTARAN KURSUS GURU SEKOLAH MINGGU =============================================== Isilah data pribadi berikut ini dengan lengkap: ----------------------------------------------- Nama : E-mail : Alamat lengkap : Kota : Provinsi : Negara : Kode pos : Tempat, tanggal lahir : Status menikah : Pekerjaan : Pendidikan akhir : Talenta/keterampilan : Keanggotaan gereja : Jabatan pelayanan : Komputer yang dipakai : [ ] rumah atau [ ] kantor DATA PELAYANAN (harus diisi lengkap) ------------------------------------ 1. Kapan untuk pertama kalinya Anda terlibat dalam pelayanan sekolah Minggu? 2. Mengapa Anda tertarik untuk melayani di sekolah Minggu? 3. Apakah sampai sekarang Anda masih melayani di sekolah Minggu? Jadi, berapa lama Anda sudah menjadi guru sekolah Minggu? 4. Tugas-tugas apa yang Anda kerjakan dalam pelayanan sekolah Minggu? 5. Berapa jumlah seluruh murid sekolah Minggu di gereja Anda? 6. Berapa jumlah murid di kelas sekolah Minggu yang Anda pegang? 7. Berapa jumlah guru yang bersama-sama melayani dalam kelas sekolah Minggu Anda? 8. Berapa jumlah seluruh guru sekolah Minggu dalam gereja Anda? 9. Berapa jumlah jemaat dewasa di gereja Anda? 10. Apakah Anda pernah mendapat pelatihan (training) khusus tentang bagaimana melayani sekolah Minggu? Kalau pernah berapa kali? potong di sini___________________Kirim ke: < kusuma(at)in-christ.net > ^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^ Pendidik terlibat dalam proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. - Yoke Tode - ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |