Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/276 |
|
e-BinaAnak edisi 276 (20-4-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 276/April/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL : Memaknai Kematian Yesus ^o^ BAHAN MENGAJAR : Naskah Drama: Kematian Yesus ^o^ AKTIVITAS : Aneka Aktivitas Paskah ^o^ WARNET PENA : Sunday School Teacher`s Guides ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Informasi Pembinaan GSM ^o^ MUTIARA GURU ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih, Tentu ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari kematian Kristus. Salah satu yang terpenting ialah bahwa kematian-Nya tidak sama dengan kematian manusia biasa lainnya. Kematian Kristus adalah suatu kematian yang begitu berharga. Kematian Kristus adalah kematian yang paling agung yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia karena melalui kematian-Nya sejarah hidup manusia berubah total. Melalui artikel yang kami sertakan dalam edisi kali ini, kita dapat melihat hal-hal yang diajarkan Yesus lewat kematian-Nya. Selain itu, kami juga menyertakan sejumlah aktivitas sederhana bernuansa Paskah yang dapat memeriahkan kegiatan Sekolah Minggu di tempat pelayanan Anda. Selamat mengajar! Editor e-BinaAnak, (Raka) "Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya." (Lukas 23:46) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Lukas+23:46 > ^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^ ^ MEMAKNAI KEMATIAN YESUS ^ ======================= Hari kematian Yesus di kayu salib, yang dalam ruang lingkup gereja diperingati sebagai Hari Jumat Agung memiliki makna yang amat dalam dan mendasar bagi umat kristiani. Hari Jumat Agung diperingati oleh gereja-gereja di seluruh dunia dengan penyelenggaraan Perjamuan Kudus. Warga gereja yang telah dewasa dan mengaku percaya memakan roti (simbol dari tubuh Yesus) dan meneguk anggur (simbol dari darah Yesus) yang dilayankan oleh gereja pada saat upacara Perjamuan Kudus itu. Dengan memakan roti dan minum anggur, warga gereja melibatkan diri dengan Kristus yang mati dan bangkit. Melalui itu pula mereka mendapat kekuatan baru dan dikuduskan untuk mampu bergumul di tengah-tengah pergulatan dunia dengan aneka cobaan dan tantangan. Alkitab mendeskripsikan dengan amat jelas dan lugas kesengsaraan yang dialami Yesus hingga saat-saat kematiannya. Dari pengungkapan Alkitab, kematian Yesus di kayu salib bukanlah sesuatu yang tiba-tiba saja terjadi. Jalan sengsara dan kematian adalah sesuatu yang memang menjadi alternatif yang dipilih oleh Yesus sendiri, dan bayangan seperti itu telah sejak awal Ia nyatakan. Itulah sebabnya Yesus menolak dengan tegas ketika murid- murid berupaya untuk mengurung diri-Nya dalam tenda di gunung kemuliaan (Matius 17:1-13), dan justru turun dan meninggalkan gunung itu untuk menempuh penderitaan di Yerusalem. Yesus telah berkali- kali memberitahu murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan meminum cawan penderitaan di kota itu (Markus 8:31, dst). Ia konsisten dengan misi-Nya; Ia tidak lari dari penderitaan. Ia datang menyongsong bahkan merangkul penderitaan, betapapun getir dan pahitnya karena Ia memiliki komitmen untuk itu. Sinisme, hujatan, dan cemooh dari banyak orang mewarnai penderitaan Yesus di kayu salib. Mahkota duri ditaruh di atas kepala-Nya, sebatang buluh diletakkan pada tangan kanan-Nya, lalu orang-orang mengejek, meludahi, dan memukul kepala Yesus dengan buluh (Matius 27:29-31). Penderitaan dan kesengsaraan Yesus semakin lengkap ketika orang- orang yang lewat di sekitar salib itu mengejek Dia: "Jika Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu! Orang lain diselamatkan tetapi diri-Nya sendiri tak dapat Ia selamatkan" (Lukas 23:35, dst.). Yesus tidak menyerah kalah oleh sinisme, cemooh, dan hujatan. Ia tegar dan konsisten. Pilihan-Nya tidak berubah karena jalan kematian mesti ditempuh supaya manusia mengalami perspektif masa depan. Kematian Yesus adalah kematian yang real dan faktual, bukan maya atau hanya ada dalam dunia ide. Ia merasakan kesepian dan kesendirian ketika berhadapan dengan kematian, sehingga kemanusiaan- Nya mengaduh: "Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Kematian Yesus menginspirasikan beberapa hal kepada kita yang tengah menghidupi kekinian dunia. Pertama, Yesus mengajarkan bahwa keberpihakan terhadap manusia dan komitmen untuk memberi perspektif masa depan baru bagi manusia adalah segala-galanya. Keberpihakan dan komitmen itu tidak berhenti pada slogan, jargon, dan program, tetapi sesuatu yang real dan operasional, sesuatu yang bersifat action, walaupun untuk mewujudkannya kita mesti menderita, kehilangan segala-galanya, bahkan kehilangan diri sendiri. Kedua, Yesus tidak sekadar menjadi guru yang menunjukkan dan mengajarkan sesuatu, tetapi sekaligus menjalani dan mempraktikkan apa yang Ia ajarkan itu. Tidak ada ambivalensi dan dikotomi antara perkataan dan tindakan Yesus; keduanya bersifat integral dan menyatu. Apa yang Ia ajarkan, itu juga yang Ia lakukan. Ketiga, peristiwa Jumat Agung menginspirasikan kepada kita betapa Yesus sangat memperhatikan seluruh umat manusia tanpa mempertimbangkan siapa manusia itu. Yesus benar-benar mempraktikkan sikap hidup inklusif di tengah-tengah pelayanan-Nya. Kematian-Nya di kayu salib ditujukan bagi semua umat manusia, bukan hanya untuk sekelompok orang. Sikap inklusif seperti ini harus menjadi nada dasar serta gaya hidup gereja-gereja bahkan masyarakat dan bangsa di dalam masyarakat majemuk Indonesia. Dalam semangat inklusif itulah kita berjuang terus membangun rumah besar Indonesia yang di dalamnya semua orang dari berbagai suku, agama, etnik, dan golongan dapat tinggal bersama dengan penuh persaudaraan dan saling menghargai, tanpa rasa takut, curiga, dan waswas. Keagungan Jumat Agung terletak pada kemauan dan kemampuan kita sebagai umat kristiani Indonesia untuk meneladani kerelaan Yesus dalam mereguk anggur penderitaan, bukan untuk kepentingan diri sendiri maupun golongan/kelompok, tetapi untuk orang lain, untuk sesama manusia. Keagungan Jumat Agung akan banyak tergantung pada kesediaan kita sebagai warga gereja untuk mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa dengan penuh ketaatan kepada Yesus Kristus yang tersalib itu. Jumat Agung dan Paskah adalah tanda solidaritas serta pengorbanan Allah bagi pemulihan harkat-martabat manusia. Gereja yang ber-Paskah adalah gereja dan kekristenan yang menyatakan solidaritasnya bagi masyarakat dan bangsa yang tengah menapaki jalan penderitaan. Bukan Gereja yang teralienasi dari degup pergumulan bangsanya, gereja yang introvert dan menghabiskan waktu dan energi untuk kepentingan diri sendiri. Bahan diedit dari sumber: Nama Situs : Gloria Cyber Ministries Alamat URL : http://www.glorianet.org/paskah/paskmema.html Penulis Artikel: Pdt. Weinata Sairin ^o^ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------^o^ ^ NASKAH DRAMA: KEMATIAN YESUS ^ ============================ Pemain: ------- - Narator - Pengatur peralatan drama dan dekorasi - Juru rekam suara dan efek suara - Pembuat bayangan - Pilatus - Kumpulan orang banyak (bisa orang biasa atau prajurit) - Prajurit 1 dan 2 - Yesus - Yohanes - Maria - Orang 1 dan 2 - Maria (istri Kleopas) - Maria Magdalena - Penjahat 1 dan 2 - Yusuf dari Arimatea - Narator Peralatan untuk drama bayangan: ------------------------------- - Efek suara dan suara. - Tape jika efek suara harus direkam terlebih dahulu. - Perlengkapan pertunjukan wayang (OHP dan layar atau kain yang dibentangkan dan disorot oleh lampu). - Bayangan/siluet: tiga salib, tiga tubuh/mayat yang bisa dilepaskan, dua prajurit Roma, tiga wanita menunduk sedih, tiga orang berjubah berdiri tegak, mahkota duri, gunung Golgota, tulisan untuk salib Yesus, Yusuf memegang kain kafan. - Peralatan untuk drama atau pantomim: pakaian zaman dahulu; mahkota duri; jubah ungu, jubah panjang, dan jubah dalam untuk Yesus; cambuk dan tongkat; ember, teko air, dan handuk; tiga salib (satu dengan paku besar, dua dengan tali untuk mengikat tangan); palu, dadu, ember dan spons, tulisan untuk salib, dan tombak; kain kafan (kain yang panjang). Panggung harus diatur terlebih dahulu dengan salib yang sudah ditegakkan atau dipasang. Narator: -------- "Para pengikut-Nya tahu, tetapi tidak memahami bahwa Yesus dari Nazaret adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan kepada Bangsa yang Terpilih sejak awal sejarah mereka. Kebanyakan orang Yahudi percaya bahwa Allah akan memberikan Mesias untuk mendirikan kerajaan yang lebih besar dari kerajaan Raja Daud atau Raja Salomo. Mengingat sejarah kekalahan mereka dari bangsa-bangsa lain, mereka pun mempercayai hal tersebut. Tidak mudah untuk menerima Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari penjajahan dosa dan kematian sementara penjajahan Romawi terus-menerus menyengsarakan mereka. Ketika Yesus memasuki Yerusalem lima hari sebelumnya, orang-orang menyebut-Nya Raja, mengakui Dia sebagai Kristus yang telah lama dijanjikan. Setiap hari ribuan dari mereka berkumpul di Bait Allah untuk mendengarkan Dia. Mereka berharap Dia melakukan sesuatu. Namun, ketika Pilatus menawarkan pilihan untuk membebaskan Yesus atau Barabas, secara bersama-sama mereka memilih Barabas yang mereka anggap sebagai pejuang kebebasan. Yesus dihadapkan pada takdir yang sudah diketahui-Nya ketika Ia berdoa di Taman Getsemani. Dia harus mati di kayu salib, suatu cara mati yang sangat hina sehingga undang-undang melarang hukuman tersebut dilakukan terhadap warga negara Romawi. Ketika Pontius Pilatus, kepala pemerintahan Romawi yang ditunjuk untuk mengatur orang-orang Israel, melihat bahwa dia tidak dapat meyakinkan orang banyak supaya menyelamatkan Yesus dan bukan Barabas yang kejam, dia mengambil tempat air, sebuah ember, dan sebuah handuk." [Pilatus masuk dengan membawa ember, dll., diikuti oleh orang banyak.] Pilatus: -------- [Menuangkan air ke dalam ember.] "Aku tidak mendapati kejahatan-Nya [mencuci tangan]. Aku tidak bertanggung jawab atas kematian orang ini. Ini adalah tanggung jawab kalian!" Orang banyak: ------------- "Salibkan Dia!" [Pilatus keluar diikuti oleh orang banyak.] Narator: -------- "Untuk menyenangkan dan menenangkan orang banyak, Pilatus menyerahkan Yesus kepada prajurit-prajuritnya untuk disiksa. Para prajurit itu membawa Yesus ke halaman istana gubernur. Di sana mereka melepas pakaian-Nya dan mencambuki-Nya." [Para prajurit masuk menyeret Yesus dan mencambuki Dia.] Narator: -------- "Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya dan di kepala-Nya mereka kenakan mahkota duri." [Para prajurit mengenakan jubah dan mahkota pada Yesus.] Prajurit 1: ----------- [Dengan mengejek.] "Ini, berikan tongkat ini kepada-Nya. Ini dapat menjadi tongkat lambang kekuasaan-Nya. Terimalah, Raja orang Yahudi." Prajurit 2: ----------- [Tertawa] "Menunduklah kepada-Nya! Dia adalah seorang raja atau begitulah Dia mengakui diri-Nya. Inilah pendapatku tentang seorang pengkhianat." [Meludah.] Prajurit 3: ----------- "Jika kamu sangat berkuasa, selamatkan diri-Mu sendiri. Aku berani bertaruh, Kamu tidak akan dapat membunuh kami! Coba, sakitkah ini ketika Kamu menjadi raja?" [Mencambuk Yesus.] Narator: -------- "Ketika mereka telah puas menyiksa-Nya, mereka membawa Dia ke Bukit Tengkorak yang disebut Golgota." [Para prajurit membawa Yesus dan masuk lagi dari arah yang berbeda diikuti oleh orang banyak, ketiga Maria, dan Yohanes.] Narator: -------- "Di sana mereka melepas pakaian-Nya dan menyalibkan Dia." [Para prajurit melepas jubah ungu Yesus dan jubah luar-Nya dan membaringkan Dia di sebuah palang dan memaku tangannya dengan palu. Yesus mengerang; para pengikut-Nya sedih dan meratap. Para prajurit meletakkan tulisan di atas-Nya.] Narator: -------- "Di atas kepala Yesus mereka letakkan sebuah tulisan `Inilah Yesus Raja Orang Yahudi`." [Isak tangis terus berlanjut.] Narator: -------- "Di kaki salib Yesus ada Maria ibu Yesus, Maria istri Kleopas, Yohanes, dan Maria Magdalena. Para prajurit membaca tulisan di salib Yesus. Pilatus menuliskannya dalam bahasa Latin, Ibrani, dan Yunani." Prajurit 1: ----------- "Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Kamu adalah Raja orang Yahudi!" Prajurit 2: ----------- "Ya, turunlah dari salib itu jika Kamu memang pembuat mukjizat!" Yesus: ------ "Bapa, ampunilah mereka; mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." [Para prajurit menyalibkan penjahat 1; ketika penjahat 1 berbicara mereka menyalibkan penjahat 2.] Narator: -------- "Bersama dengan Dia, mereka juga menyalibkan dua penjahat, satu di sebelah kiri-Nya dan satu di sebelah kanan-Nya." Penjahat 1: ----------- "Kata-Mu Kamu adalah Mesias! Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!" Penjahat 2: ----------- "Apakah engkau tidak takut pada Tuhan? Dia sekarat seperti kita. Kita adalah penjahat .... Tetapi Dia tidak melakukan kejahatan apa pun. Yesus, ingatlah aku ketika Engkau sampai di Kerajaan-Mu." Yesus: ------ "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Narator: -------- "Yesus melihat ibu-Nya di kaki salib-Nya. Di sampingnya berdirilah salah satu murid-Nya." Yesus: ------ [Kepada Maria, pelan dan menahan sakit.] "Ibu, inilah Anakmu ...." [Berhenti sebentar dan memandang dalam-dalam murid-Nya.] "Dia sekarang adalah ibumu." [Isak tangis terdengar lebih keras dan berangsur-angsur menghilang.] Narator: -------- "Para prajurit membagi jubah-Nya dan mengundi untuk mendapatkan jubah itu." [Para prajurit mengundi dan bertaruh dengan suara pelan.] Narator: -------- "Mereka yang lewat di tempat itu menggelengkan kepala dan mengolok- olok Yesus." [Orang 1 dan 2 masuk.] Orang 1: -------- "Kata-Mu, Engkau akan merubuhkan Bait Allah dan akan membangunnya kembali dalam tiga hari." Orang 2: -------- "Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Engkau adalah Anak Allah! Turunlah dari salib itu!" Yesus: ------ "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Yohanes: -------- "Ia memuji Allah dengan ucapan seperti yang tertulis dalam Kitab Suci." Orang 1: -------- "Dia memanggil Elia." Yesus: ------ "Aku haus." Orang 2: -------- "Tunggu dulu! Janganlah kita menyembuhkan kesakitan-Nya dengan anggur yang murah. Kita lihat saja apakah Elia akan datang untuk menyelamatkan Dia." Yesus: ------ "Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. [Berhenti sejenak] Sudah selesai." [Orang 1 dan 2 keluar, isak tangis terdengar lebih keras dan berangsur-angsur menghilang.] Narator: -------- "Karena hari itu sudah hampir petang dan hari itu adalah persiapan salah satu hari Sabat terkudus dalam kalender orang Yahudi, para prajurit mematahkan kaki salah satu penjahat supaya dia mati dan kemudian kaki penjahat yang lainnya." [Suara kayu yang dipukulkan pada kayu, bisa juga suara erangan dan suara itu diulang tiga kali.] Narator: -------- "Namun, ketika mereka sampai pada Yesus, mereka melihat Dia sudah mati dan mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Namun, salah satu prajurit menikamkan tombak ke lambung-Nya. Yusuf, orang kaya dari Arimatea, menghadap Pilatus dan meminta izin untuk menguburkan mayat Yesus." [Yusuf masuk dengan membawa kain; dia dan Yohanes memindahkan Yesus dari panggung diikuti oleh Maria; para prajurit memindahkan para penjahat.] Narator: -------- "Dia mengambil mayat Yesus dan membungkus-Nya dengan kain lenan yang baru. Dengan para pengikut Yesus lainnya, dia membawa mayat itu dan menguburkannya di sebuah kubur yang masih baru yang digali dari bukit karang. Mereka menutup pintu masuknya dengan sebuah batu besar ketika Maria Magdalena dan Maria ibu Yusuf melihatnya." [Suara isak tangis berangsur-angsur menghilang dan lampu dimatikan.] (t/Ratri) Bahan diedit dan diterjemahkan dari sumber: Judul Buku: Chancel Drama for Lent and Easter: Y.O.U. are the Christ Penulis : Carol Hillebrenner Penerbit : Augsburg Fortress, Minneapolis, USA, 1990 Halaman : 45 - 49 ^o^ AKTIVITAS -----------------------------------------------------^o^ ^ ANEKA AKTIVITAS PASKAH ^ ====================== MEMBUAT SALIB Bahan: 1. Karton manila 2. Lem 3. Kertas warna coklat (kertas krep atau kertas marmer atau kertas lainnya) 4. Gunting 5. Lakban bening (isolasi besar yang bening) Cara Membuat: 1. Gambar sebuah salib di atas karton 2. Olesi dengan lem seluruh permukaan gambar salib 3. Robek kecil-kecil kertas warna coklat (lebih bagus bila bervariasi warna dan tekstur kertas) dan tempelkan di atas permukaan gambar salib tsb. 4. Tunggu hingga lem mengering, lapisi dengan lakban bening 5. Gunting gambar salib dan minta Anak untuk menempelnya di rumah Kertas krep yang dirobek akan menghasilkan efek sobekan yang lebih "artistik" dibanding bila digunting, tetapi mungkin kertas dengan permukaan yang licin/mengilat akan lebih bagus bila digunting menyerupai mozaik/seperti pecahan kaca. Namun bagusnya, dengan merobek kertas, anak yang paling kecil sekali pun dapat melakukannya tanpa khawatir "melukai" si anak (lain halnya dengan penggunaan gunting). MENGHIAS TAMAN GETSEMANI Bahan: 1. Karton manila putih ukuran besar, sediakan 2 - 3 lembar, lalu tempel di dinding. 2. Kertas kado dengan gambar bunga, majalah bekas, dll., gambar bunga, pohon, dan segala sesuatu yang ada di sebuah taman. 3. Gunting dan lem. 4. Kertas HVS polos dan alat gambar/alat warna. Mintalah anak untuk membuat sebuah TAMAN yang indah, yang banyak bunga serta pepohonannya. Gunakan kertas kado bergambar bunga, potongan gambar pohon, bunga, dll. dari majalah/brosur/koran. Bila memungkinkan, sediakan juga berbagai jenis rumput dan bunga liar untuk "menghias" taman tersebut. Gunakan selotip untuk merekatkan rumput dan bunga liar pada karton manila. PAMERAN FOTO PASKAH Bagi yang hobi jeprat-jepret atau browsing internet, kumpulkan gambar/foto-foto berbagai tempat maupun benda seputar Peristiwa Paskah, seperti foto kota Yerusalem, Bukit Golgota, Via Dolorosa, Taman Getsemani, Kubur yang kosong, dsb.. Print atau afdruk foto- foto tsb. dan pasanglah di kelas SM. Ajak anak-anak melakukan tur seperti sedang mengunjungi museum benda-benda kuno. Setiap berhenti di sebuah foto, minta Anak menceritakan apa saja yang dia ketahui tentang gambar tsb. (atau, mengingatkan dia akan apakah gambar tsb.) Misalnya, Yerusalem mengingatkan saya saat Yesus memasuki kota itu dan disambut oleh anak-anak, atau ketika sebelumnya Tuhan Yesus pernah menangisi kota Yerusalem, dsb.. Bahan diedit dari sumber: Nama Milis: Milis Diskusi e-BinaGuru Daftar : < subscribe-i-kan-binaguru(at)xc.org > Penulis : Meilania ^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^ ^ SUNDAY SCHOOL TEACHER`S GUIDES ^ ============================== http://www.dltk-bible.com/guides/index.htm Jika Anda ingin mendapatkan bahan-bahan mengajar di luar buku pedoman yang sudah ada di Sekolah Minggu, situs ini bisa menjadi salah satu pilihan. Desainnya yang sederhana dan minimalis membuat situs ini mudah diakses. Saat ini sudah tersedia 46 bahan mengajar bagi para guru Sekolah Minggu yang ingin lebih mengembangkan kreativitas mereka. Setiap bahan pelajaran dilengkapi dengan langkah-langkah penyampaian. Selain itu, tersedia pula buku mini sebagai alat peraga yang dapat Anda "print" dengan mudah dan ide aktivitas yang berhubungan dengan bahan pelajaran tersebut. Kelengkapan bahan dalam setiap pelajaran akan membuat Anda merasa betah berada di situs ini. Bahasa Inggris yang digunakan juga tidak akan menjadi penghalang karena sangat mudah untuk diterjemahkan sendiri. [Kiriman dari: Davida] ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^ Dari: "Rumanti Yuliasih" <yuliasih(at)> >Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, >Saya ingin berbagi informasi dengan bapak/sdr. Yulianto dari GKI >Buaran mengenai pembinaan GSM dengan materi yang dimintanya. Nama >saya, Rumanti, GSM di GKI Kemang Pratama Bekasi. > >Untuk pembinaan GSM seperti yang bapak Yulianto minta, bapak bisa >menghubungi Binawarga (sebuah badan di bawah naungan GKI yang >menangani pembinaan jemaat) di nomor telp. 8648788 atau 8648884, >contact person: Sdr. David. >Demikian informasi dari saya, kiranya dapat membantu bapak. >salam, >Rumanti Redaksi: Dalam e-BinaAnak 274 yang lalu, kami memuat surat dari Sdr. Yuri Yulianto yang meminta informasi mengenai pembinaan guru Sekolah Minggu. Surat dari Sdri. Rumanti di atas adalah untuk menjawab surat yang kami muat tersebut. Terima kasih banyak untuk informasi tentang pembinaan GSM ini, kiranya bermanfaat dan menjadi berkat bagi Anda yang membutuhkan informasi ini. ^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^ Ada kuasa dalam darah-Nya, menyembuhkan dan membalut lukaku. ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ---------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |