Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/261 |
|
e-BinaAnak edisi 261 (5-1-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 261/Januari/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL : Berilah Anak Anda Hati yang Berpaut kepada Allah ^o^ TIPS : Kehidupan Rohani Anak dalam Hal Berdoa ^o^ BAHAN MENGAJAR : Apakah Kamu Seorang yang Taat ^o^ WARNET PENA : Eunike Family ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Terima Kasih ^o^ MUTIARA GURU ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam kasih dalam Yesus Kristus, Tahun baru ... semangat baru ... sukacita melimpah ...! Bagaimana keadaan pelayanan Anda pasca Natal? Pasti ada pembaruan yang lebih indah lagi, bukan? Harapan kami, semoga di tahun yang baru ini, kita dapat bergandeng tangan lebih erat lagi dalam memenuhi panggilan-Nya di ladang pelayanan anak yang Dia berikan pada kita. Tuailah tuaian yang Tuhan siapkan, sehingga dari mulut anak-anak, kita akan mendengar nama Yesus dimuliakan. Memulai awal tahun, kami mengajak Anda untuk memfokuskan diri terlebih dahulu kepada anak-anak yang Anda didik. Bersama kita akan melihat bagaimana kita dapat mengajar mereka untuk lebih bertanggung jawab dalam hidup mereka, khususnya untuk: 1. Bertanggung Jawab dalam Hidup Rohani 2. Bertanggung Jawab dalam Keuangan 3. Bertanggung Jawab dalam Belajar 4. Bertanggung Jawab dalam Membantu Orang Tua Anak dapat bertanggung jawab terhadap hidup rohaninya apabila dia mendapat tuntunan dan teladan dari para pendidik yang Tuhan tempatkan di sekelilingnya, entah itu orang tua atau guru mereka. Kami berharap Artikel, Tips, dan Bahan Mengajar di awal tahun ini dapat Anda pakai untuk membawa anak lebih bertanggung jawab dalam hal berdoa, menjalin keintiman dengan Allah, dan ketaatan kepada Tuhan. Akhir kata, sekali lagi Redaksi e-BinaAnak mengucapkan: SELAMAT TAHUN BARU 2006 Tuhan memberkati, Redaksi e-BinaAnak (Davida) "Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." (Lukas 18:16) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Lukas+18:16 > ^o^ ARTIKEL ------------------------------------------------------ ^o^ ^ BERILAH ANAK ANDA HATI YANG BERPAUT KEPADA ALLAH ^ ================================================ Apakah yang harus Anda lakukan supaya dapat memberi kepada anak Anda kasih yang matang dan penuh gairah kepada Allah, agar mereka memiliki hidup rohani yang bertumbuh? Bagaimanapun juga, sudah merupakan rencana Allah bahwa orang tua maupun para pendidik bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan nilai-nilai hidup rohani yang sejati kepada anak-anak mereka. Jadi, jawabannya dimulai dari diri Anda sendiri. Teladan apa yang telah Anda tunjukkan di pentas kehidupan keluarga Anda? Iman Timotius yang tulus mula-mula terdapat di dalam diri neneknya, Lois, dan ibunya, Eunike (2Timotius 1:5). Anak-anak Anda tidak akan menangkap apa yang tidak ada pada Anda. Sesungguhnya, jika kehidupan rohani Anda sendiri saja lemah, maka hal ini hanya akan membuat mereka kebal terhadap hal-hal rohani, sehingga mereka tidak dapat menerima apa yang sebenarnya harus mereka terima. Kata-kata Paulus dalam 2Timotius 3:14,15 menunjukkan bahwa sasaran kita yang sesungguhnya adalah tahap yang ketiga dari tiga tahap yang ada. Yang pertama ialah pengetahuan (informasi yang dapat diandalkan tentang Allah). Yang kedua ialah belajar (penerapan pribadi dari kebenaran-kebenaran Allah itu). Dan yang ketiga ialah hikmat (suatu pola dalam memandang sesuatu yang sesuai dengan sudut pandang Allah). Orang tua yang berhasil dalam menolong anak-anak mereka untuk mencapai tahap yang ketiga biasanya adalah orang-orang yang aktif dalam beberapa aspek kunci. Namun sebelum memperhatikan beberapa saran yang praktis, marilah pertama-tama secara pribadi kita memeriksa diri kita sendiri. 1. Apakah kehidupan rohani saya pantas untuk ditiru? Apakah saya suka berdoa secara pribadi sebagai seorang juru syafaat yang mendoakan berbagai kebutuhan keluarga saya? 2. Apakah saya mempunyai kehausan yang wajar untuk perkara-perkara rohani, atau apakah berdoa, pemahaman Alkitab, dan kegiatan- kegiatan gereja itu hanya sekadar kebiasaan rutin atau sesuatu yang sebenarnya tidak mutlak harus dilakukan? 3. Apakah tindakan disiplin saya terhadap anak saya itu menimbulkan di dalam dirinya suatu rasa hormat yang seimbang terhadap kekuasaan atau wewenang yang akan menolong dia untuk secara sukarela bersedia taat kepada kekuasaan Allah? 4. Apakah saya mengajak anak saya untuk membuka firman Allah waktu membicarakan masalah-masalahnya, waktu membahas sifat-sifat positif yang perlu diraih, waktu membahas peristiwa-peristiwa dunia yang memprihatinkan anak itu, atau waktu menjawab pertanyaan-pertanyaannya tentang hidup ini? 5. Apakah kalau anak saya datang kepada saya untuk mengemukakan apa yang dibutuhkannya, respon saya yang wajar ialah berdoa diiringi dengan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan? Apakah dia melihat saya sebagai orang yang selalu membawa pertama-tama berbagai persoalan yang dihadapi kepada Allah? Apakah keluarga kita suka berdoa bersama-sama secara wajar dan spontan pada waktu-waktu tertentu selain daripada waktu makan atau waktu hendak tidur malam? Penyelidikan psikologi menunjukkan bahwa sekitar 85% dari kepribadian anak Anda pada waktu ia menjadi dewasa sudah terbentuk pada waktu anak itu menjelang umur enam tahun. Jadi, kesempatan terbaik Anda agar dapat dengan berhasil mengasihi dan menertibkan anak Anda secara efektif ialah selama enam tahun pertama itu, yang juga merupakan tahun-tahun yang kritis itu. Kemudian, untuk menangani 15% yang tersisa, berikut ini ada beberapa saran: 1. Jika Anda belum pernah menyerahkan anak Anda kepada Allah secara khusus dengan menyebutkan namanya, lakukan hal ini sekarang juga. Serahkanlah anak Anda kepada-Nya dan akuilah bahwa anak itu akan berada di dalam tangan Anda hanya untuk sementara waktu saja. 2. Bimbinglah anak Anda kepada Kristus. Sedini mungkin jelaskanlah Injil secara sederhana dan dengan bahasa yang dapat ia mengerti. Supaya sejak kecil sekali anak Anda dapat mengerti dengan jelas bahwa dirinya adalah orang berdosa dan bahwa satu-satunya jalan untuk mendapat pengampunan dosa dan hidup yang kekal ialah dengan percaya bahwa Tuhan Yesus sudah mati di kayu salib untuk menanggung hukuman dosanya. Terangkan juga bahwa dengan menerima Tuhan Yesus di dalam hidupnya ia akan diberi kesanggupan untuk dapat menaati firman Allah dengan kekuatan Roh Allah sendiri. 3. Berdoalah untuk anak Anda setiap hari. Usahakanlah untuk selalu mengetahui berbagai kebutuhannya yang khusus sehingga Anda dapat berdoa untuk dia secara spesifik. Biarlah anak Anda mengetahui bahwa Anda berdoa untuk dia. Jangan lupa untuk senantiasa menunjukkan berbagai jawaban doa yang diperoleh dalam kehidupan anak Anda. Seringlah berdoa untuk kepentingannya di masa yang akan datang, seperti waktu liburan, teman hidup, dan anak-anak mereka kelak. 4. Binalah suatu suasana yang seimbang antara gelak tawa, petualangan, kejutan, saling memperhatikan, musik indah, buku- buku yang bermutu, dan kawan-kawan yang baik. Buatlah agar mereka betah tinggal di rumah Anda. Salah satu cara untuk menguji kenyamanan suasana rumah Anda ialah dengan melihat apakah anak-anak tetangga suka berkumpul di situ! 5. Sering-seringlah menyediakan waktu untuk bergaul dan untuk saling berbagi pengalaman rohani sebagai satu keluarga, rancanglah saat itu sedemikian rupa supaya dapat dinikmati dan masih dalam jangkauan perhatian anak Anda. Ajaklah dia untuk ikut berpartisipasi. Sesuaikan bahan pembicaraannya dengan batas-batas kemampuan anak Anda. Berilah anak Anda penghargaan untuk ayat-ayat Alkitab yang dihafalkannya. 6. Sediakan waktu untuk kebaktian keluarga yang dilakukan secara spontan. Jika ada kejadian menggembirakan atau yang patut dirayakan, bersyukurlah kepada Allah dengan menyanyi dan berdoa bersama. 7. Libatkan anak Anda dalam kegiatan Kristen yang efektif seperti retret dengan pemuda gereja, berkemah di waktu libur, dan acara-acara pramuka atau acara muda-mudi yang disponsori oleh gereja Anda. 8. Jawablah pertanyaan-pertanyaan anak Anda tentang perkara-perkara rohani dengan serius. Jangan menertawakannya jika ia ingin mengetahui apakah nyamuk itu akan masuk surga; pakailah pertanyaan itu sebagai kesempatan untuk membicarakan tentang janji kehidupan yang kekal yang dikaruniakan oleh Allah kepada kita di dalam Yesus Kristus. Jika Anda belum mengetahui jawabannya, akuilah dengan terus terang; lalu selidikilah Alkitab bersama untuk memperoleh keterangan yang lebih lanjut. 9. Pakailah kesempatan hari libur atau peristiwa-peristiwa istimewa lainnya untuk berbicara tentang iman Anda. Mungkin tidak ada saat yang lebih baik untuk membicarakan tentang kasih Allah kepada umat manusia selain pada malam Natal, atau tentang kekuasaan-Nya pada hari Paskah? Bahkan hari ulang tahun pun dapat dijadikan kesempatan untuk menekankan keunikan dan betapa berharganya orang yang sedang berulang tahun itu di dalam pemandangan Allah, dan hari ulang tahun pernikahan adalah saat yang wajar untuk membahas rencana Allah tentang pernikahan. 10. Tolonglah anak Anda agar ia mengenal dengan baik dan merasa betah berada di gereja Anda -- dengan para anggota gereja yang lain, dengan berbagai upacara kebaktian, dan segala macam kegiatannya. 11. Usahakanlah supaya anak Anda mengetahui atau membaca riwayat hidup tokoh-tokoh Kristen dan terbuka terhadap musik Kristen masa kini yang mengandung amanat yang jelas. 12. Gantungkanlah peta dunia pada dinding di rumah Anda dan pelajarilah secara teratur daerah-daerah yang dilanda bala kelaparan, pergolakan politik, dan kebutuhan rohani. Mintalah keterangan dari kelompok-kelompok utusan Injil tentang apa yang sedang dilakukan Allah di berbagai negara. 13. Undanglah para utusan Injil dan orang-orang yang mengabdikan diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan berkunjung ke rumah Anda. Doronglah anak Anda untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui bagaimana Allah telah memanggil orang-orang itu. 14. Tempelkanlah potret-potret para utusan Injil yang pernah Anda jumpai di tempat yang mudah terlihat di ruang keluarga Anda. Berkirimlah surat dengan mereka. Berdoalah bagi mereka dan sebagai keluarga berilah persembahan untuk kebutuhan mereka. 15. Dalam masa liburan keluarga kunjungilah badan-badan misi atau kelompok pelayanan di dalam kota atau di daerah tempat Anda berlibur. 16. Perhatikanlah kawan-kawan anak Anda yang belum mengenal Kristus. Berdoa dan buatlah rencana untuk dapat bergaul bersama-sama dengan mereka supaya terbuka kesempatan untuk menceritakan berita Injil kepada mereka. Usahakanlah agar Anda dan anak Anda siap dan mengetahui apa yang harus dikatakan apabila terbuka kesempatan itu. 17. Dalam masa remaja, anak Anda sudah harus mempunyai iman yang mampu berdiri sendiri terlepas dari iman Anda sendiri. Seorang anak remaja cenderung untuk mulai mempertanyakan banyak hal yang dahulu sudah diterimanya. Jangan panik. Berdoa dan sediakanlah buku-buku yang dapat memberikan jawaban yang mantap bagi pertanyaan-pertanyaannya, dan perhadapkan dia dengan orang-orang rohani yang terampil berkomunikasi dengan anak-anak remaja. Anda sendiri harus terbuka untuk dengan tenang membahas semua ini dengan anak Anda; di atas segalanya dan lebih daripada sebelumnya, praktekkanlah apa yang Anda ajarkan. Dalam Amsal 22:6, Allah berjanji Anda dapat memberikan kepada anak Anda hati yang berpaut kepada Dia. Hal ini merupakan proses pertumbuhan bersama yang berjalan terus setiap hari yang akan memberikan kegembiraan yang segera -- dan keuntungan yang kekal. Sumber diambil dari: Judul Buku : 40 Cara Mengarahkan Anak Judul Artikel: Berilah Anak Anda Hati yang Berpaut Kepada Allah Penulis : Paul Lewis Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1997 Halaman : 218 - 223 ^o^ TIPS --------------------------------------------------------- ^o^ ^ KEHIDUPAN ROHANI ANAK DALAM HAL BERDOA ^ ====================================== TUHANNYA ORANG TUA YANG BERDOA Kesan pertama seorang anak tentang doa bisa jadi berasal dari mendengarkan ibu atau ayah atau gurunya berdoa. Mendengar orang tua atau orang dewasa berbicara pada Tuhan mendorong kenyataan bahwa Tuhan adalah sosok yang mendengar. Seorang anak mempelajari suatu sikap terhadap Tuhan jauh sebelum ia menyadari bahwa doa memiliki arti. Ketika anak terus menerus mendengar ungkapan syukur orang tua dan memuji kasih setia Tuhan, dia dengan cepat melihat bahwa Tuhan adalah seseorang yang mengasihi dan memperhatikan. Jika berbicara dengan Tuhan di dalam doa adalah nyata bagi kita, maka akan menjadi mudah pula bagi anak-anak kita. Anak-anak Anda akan mulai belajar tentang Tuhan dan doa dengan mengamati proses doa yang Anda lakukan. Pada saat anak mulai melihat Tuhan sebagai sosok yang nyata yang terlibat dalam kehidupan ayah dan ibunya atau gurunya -- sebagai seseorang yang mendengarkan, memperhatikan dan mengasihi-Nya -- maka anak akan mulai berbicara kepada Tuhan secara alami dan spontan. Tuhan akan menjadi teman setia bagi anak Anda, pendengar yang selalu ada untuk mendengarkan sharing tentang semua suka dan duka kehidupan sehari-hari anak Anda. Anda juga dapat mengajarkan pentingnya doa dengan menceritakan pengalaman doa Anda. Biarkan mereka mengetahui bahwa Anda berdoa bagi mereka dan apa yang Anda doakan. Pastikan juga mereka mengetahui bahwa doa Anda tersebut telah terjawab. Anak-anak akan tumbuh dalam pengalaman doa jika mereka terus menerus melihat pentingnya doa dalam kehidupan orang tua dan guru-guru mereka. BERBICARA KEPADA TUHAN Jika anak Anda ingin memiliki pengalaman doa yang berarti, mereka harus tahu apakah doa itu sebenarnya. Doa bukanlah pencarian pengalaman yang mistis, bukan pula mengharuskan orang yang berdoa mengucapkan kata-kata yang puitis untuk menyenangkan Tuhan. Doa hanyalah percakapan dengan Tuhan. Doa adalah suatu sikap hati yang diekspresikan dalam kata-kata, bahkan dalam kata-kata sederhana dari seorang anak. Selain itu dalam menggunakan kata-kata yang sederhana dalam doa Anda, penting pula untuk menjaga agar doa Anda singkat. Sedikit kalimat pendek yang berarti dan yang dapat dia tiru. Kalimat yang panjang dan doa yang panjang membuat doa menjadi membosankan dan tidak cocok untuk seorang anak. TIDAK ADA KATA TERLALU DINI (ATAU TERLAMBAT) UNTUK MEMULAI Orang tua dan guru sering kesulitan ketika harus mulai berdoa dengan anak-anak. Kita tahu bahwa Yesus benar-benar memperhatikan anak- anak. Ketika para murid menghalau orang-orang yang membawa anak-anak kepada-Nya, Yesus berkata, "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 19:14). Anak- anak ini dibawa kepada Yesus oleh orang tua mereka. Membawa anak- anak kepada Tuhan melalui doa adalah hal yang Yesus inginkan untuk kita lakukan, dan semakin cepat kita melakukannya, maka semakin baik. Mulai sekarang Anda dapat mengenalkan doa dengan melalui teladan diri Anda. Berikut ini adalah cara bagaimana sebuah keluarga dapat mulai berdoa bersama. Orang tua ini ingin memasukkan kebiasaan berdoa dalam kehidupan keluarga mereka dan akan dimulai pada saat makan bersama. Pada awalnya mereka cukup menjelaskan kepada anak- anak bahwa Tuhan telah menjadi anggota penting dalam keluarga mereka, dan mereka ingin bersyukur kepada-Nya setiap waktu saat mereka duduk untuk makan bersama. Itulah awalnya. Pada akhirnya doa dimasukkan ke bagian lain dalam kehidupan keluarga mereka. MEMINTA BANTUAN TUHAN Salah satu pelajaran utama tentang doa yang harus kita berikan kepada anak-anak adalah dengan mengundang Tuhan -- meminta bantuan Tuhan yang tidak ada habisnya dalam menghadapi kesulitan mereka. Ketika isu yang kejam muncul, baik dari tetangga atau berita-berita nasional, diskusikan itu dengan anak-anak Anda. Bantulah mereka mengekspresikan ketakutan, kecemasan, dan perhatian mereka, kemudian bantulah mereka meminta bantuan Tuhan melalui doa. Gunakan perintah Paulus di Filipi 4:6 sebagai kekuatan keluarga di saat-saat yang mencemaskan: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul Buku : Sunday School Smart Pages Judul Artikel: It`s Never too Soon to Pray with Your Child Editor : Wes dan Sheryl Haystead Penerbit : Gospel Light, USA, 1992 Halaman : 183 ^o^ BAHAN MENGAJAR ----------------------------------------------- ^o^ ^ APAKAH KAMU SEORANG YANG TAAT ^ ============================= "Duduk!" perintah Sinta kepada anjingnya, si Hitam. Tetapi si Hitam hanya mendongakkan kepalanya dan memandang Sinta dengan mata mengantuk, kemudian merebahkan tubuhnya di lantai. "Ibu," kata Sinta, "Si Hitam tidak mau menaati kata-kata saya. Ia seharusnya tidak boleh berbuat begitu terhadap saya." "Ibu jadi ingat akan saat makan malam kemarin," kata ibu dengan wajah tersenyum. "Ibu berkali-kali memanggil, tetapi seorang gadis kecil yang namanya Sinta tidak juga muncul." Sinta menundukkan kepalanya. "Maafkan saya, Bu," katanya. "Menaati itu penting sekali bukan?" Renungan Singkat tentang Ketaatan: ---------------------------------- 1. Apakah yang dilakukan si Hitam yang tidak disukai Sinta? Mengapa? 2. Apakah yang telah dilakukan Sinta yang serupa dengan yang dilakukan si Hitam? Menurut kamu, apakah yang seharusnya dikatakan ibu kepada Sinta mengenai hal ini? "Mengapa kamu ingin agar si Hitam menaati kata-katamu?" tanya ibu. Sinta berpikir beberapa saat. Lalu ia menjawab, "Bagaimana seandainya saya tahu bahwa ada sesuatu yang akan menyakiti si Hitam? Ia mungkin mendapat celaka jika ia tidak menaati kata-kata saya." "Masih adakah alasan yang lain?" Ibu bertanya. "Bagaimana seandainya saya mempunyai sesuatu yang baik untuk si Hitam, misalnya sepotong tulang?" kata Sinta. "Jika si Hitam tidak menaati kata-kata saya ketika saya memanggilnya, ia tidak akan mendapat tulang itu." "Kedua alasan itu tepat," kata ibu. "Dan itu pulalah alasan mengapa anak laki-laki dan perempuan harus menaati kata-kata orang tua mereka dan juga Tuhan Yesus." "Saya berjanji bahwa mulai sekarang saya akan berusaha menaati kata- kata Ibu, Ayah, dan Tuhan Yesus," kata Sinta. "Dan saya senang karena hari ini si Hitam tidak menaati kata-kata saya sehingga kita dapat membicarakan hal ini." Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu: ---------------------------------------------- 1. Apakah yang dipelajari Sinta tentang ketaatan? Sebutkan dua alasan yang tepat mengapa kita harus taat kepda orang tua dan Tuhan Yesus? 2. Tuhan Yesus memberikan alasan yang lain mengapa kita harus taat kepada-Nya. Bacaan Alkitab: --------------- Yohanes 14:23,24 Kebenaran Alkitab: ------------------ Tuhan Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." (Yohanes 14:15) Doa: ---- Tuhan Yesus, saya senang karena saya dapat bercakap-cakap dengan-Mu dan menjadi sahabat-Mu. Saya senang bahwa saya dapat taat kepada-Mu, sebab saya tahu bahwa Engkau akan selalu menolong saya melakukan hal yang benar. Amin. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Penulis : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 96 - 97 ^o^ WARNET PENA -------------------------------------------------- ^o^ ^ EUNIKE FAMILY ^ ============= http://www.eunikefamily.com/ Situs Eunike Family merupakan situs milik Yayasan Eunike, sebuah Yayasan yang bergerak di bidang pelayanan anak dan orang tua. Situs yang didominasi dengan warna merah muda ini tidak hanya menginformasikan pelayanan Eunike Family, tapi juga menjadi tempat arsip majalah cetak dari Eunike Family. Di bagian arsip yang terletak di menu "Majalah" dapat Anda temukan beragam bahan menarik seputar anak. Bahan-bahan tersebut berupa artikel, info kesehatan anak, permainan untuk anak, tips menarik untuk mendidik anak, dan beragam informasi menarik lainnya seputar anak dan orang tua. Selamat berkunjung! (Tri Hardhono) ---------------- Catatan Redaksi: ---------------- Mulai tahun ini e-BinaAnak membuka 1 kolom baru "WARNET PENA" atau Warung Internet Pelayan Anak. Memang secara fakta warnet ini bukan warnet yang kita kenal, tetapi warnet dalam e-BinaAnak ini adalah kolom khusus berisi situs-situs yang berkaitan dengan dunia pelayanan anak. Setiap minggunya akan dimuat satu review situs. Tujuannya agar para pelayan anak memiliki lebih banyak lagi referensi dalam dunia maya mengenai pelayanan anak. Redaksi mengajak rekan-rekan berpartisipasi dan berbagi berkat dengan mengirimkan alamat-alamat situs seputar pelayanan anak yang rekan-rekan ketahui. Jika memungkinkan boleh disertai dengan review singkatnya. Silakan kirim ke: < staf-binaanak(at)sabda.org > Kami tunggu ya! ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ----------------------------------------- ^o^ Dari: Flora Simanjuntak <santhy_flora(at)> >TERIMA KASIH BUANYAK untuk perhatian dan kasihnya .... >pelayanan yang sangat indah, membutuhkan kesabaran, ketulusan, dan >kesungguhan .... Sekalipun via internet ... aku senang dapat >bertegur sapa, berkenalan dengan teman redaksi e-BinaAnak >yang ada di belakang milis ini. Selama ini dapat secara umum >dan global. Ok ... sukses juga dan aku usahakan juga nanti >berbagi ... Eh ... Boleh kenalan lebih lanjutkan... >Yup.... sampai jumpa ya... >Ditunggu ... :) >In HIS LOVE >FLORA S Redaksi: Terima kasih atas perhatian dan dukungan rekan-rekan dalam pelayanan e-BinaAnak selama ini. Jika ingin berkenalan dengan staf Redaksi e-BinaAnak dan sharing seputar pelayanan silakan mengirim email ke: < staf-binaanak(at)sabda.org > Staf Redaksi tahun 2006 masih sama dengan staf Redaksi tahun 2005: - Davida (Pimpinan Redaksi) - Ratri (Penerjemah) - Lisbet (Editing + Format) ^o^ MUTIARA GURU ------------------------------------------------- ^o^ Anak dapat bertanggung jawab jika para pendidiknya telah dapat pula melaksanakan tanggung jawab mereka. Jadilah teladan yang bertanggung jawab! ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ <>< --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- ><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |