Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/248 |
|
e-BinaAnak edisi 248 (28-9-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 248/September/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Memilih Guru o/ TIPS (1) : Rekrutmen: Enam Langkah untuk Melindungi Pelayan o/ TIPS (2) : Sepuluh Hal yang Terlarang Bagi GSM o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Saran untuk Situs PEPAK o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Mungkin tidak semua Sekolah Minggu mengadakan kegiatan rekrutmen secara rutin untuk mencari guru-guru baru. "Jangankan merekrut, mencari mereka yang terbeban dalam pelayanan SM saja sudah sangat sulit," demikian keluh kebanyakan para koordinator SM. Nah, pada kesempatan kali ini, kami ingin mengajak, khususnya para penanggung jawab SM, untuk mulai berpikir dengan cara yang baru. Rekrutmen rutin selain bermanfaat untuk memberi kesempatan kepada jemaat untuk ambil bagian dalam pelayanan, juga sangat berguna untuk menjaga standard dan kualitas SM Anda. Kita harus meninggalkan kebiasaan untuk menerima siapa saja yang terbeban untuk melayani anak hanya karena sedikit orang yang terbeban. Organisasi SM harus memiliki kriteria-kriteria tertentu, berdasarkan Alkitab, dalam mencari seorang guru yang betul-betul dikehendaki Tuhan. Dalam edisi kali ini, kami mengajak Anda melihat bagaimana kita bisa melakukan rekrutmen guru SM dengan baik. Bahan-bahan didalamnya bukan hanya diperuntukkan bagi SM yang besar dengan jumlah guru yang banyak, tetapi SM kecil pun dapat mengambil hal-hal yang bermanfaat untuk diterapkan dalam SM nya agar pelayanan dapat semakin berkembang. Dengan demikian kiranya dapat dihasilkan guru-guru SM yang betul-betul dikehendaki Tuhan dan dipersiapkan untuk melayani anak-anak yang dikasihi-Nya. (Dav) Selamat melayani! "Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa." (Yesaya 42:1) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yesaya+42:1 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/ -o- MEMILIH GURU -o- ============ Guru diberi oleh Tuhan kemampuan untuk melakukan karya-Nya (Efesus 4:11). Ia memberi mereka tugas khusus untuk merekrut orang-orang bagi-Nya dan untuk menguatkan orang-orang Kristen bagi-Nya melalui ajaran-ajaran mereka (Matius 28:19, 20). Selama pelayanan-Nya di dunia ini Ia menunjukkan kepada mereka melalui teladan-Nya, bagaimana dan apa yang mereka ajarkan. Ia mengingatkan kepada mereka supaya melakukan yang terbaik. Tuhan menerbitkan tujuan dan sejarah rencana-Nya bagi manusia dalam sebuah buku, Alkitab. Ia memeteraikannya dengan darah Anak-Nya sendiri, dan Ia menempatkannya di tangan seseorang dan orang itu disebut "guru". Guru di SM Anda adalah beberapa wakil Anda yang membantu mencapai tujuan sekolah. Anda tidak memilih guru. Menurut Alkitab, pemilihan guru adalah tanggung jawab para tua-tua (uskup, majelis, atau pendeta, karena mereka mungkin juga dipanggil), karena mereka adalah gembala gereja lokal. Mereka adalah orang-orang yang memainkan peran kunci, jika tidak bisa disebut semua peran, dalam Komite Pendidikan Kristen. Mereka memilih atau setidaknya mengesahkan para guru. Di beberapa sekolah mungkin ada satu atau lebih kelas-kelas yang memilih guru mereka sendiri setiap tahun, begitu pula dengan wali kelas. Situasi ini dapat dibenarkan dengan meminta Komite Pendidikan Kristen melakukan seleksi calon guru, kemudian memberitahukan hasilnya ke kelas-kelas. Guru terus menerus dibutuhkan. Setiap kelas harus memiliki dua guru -- satu orang yang mengajar sepanjang jam pelajaran, atau guru utama, dan yang lainnya melayani sebagai pendamping, pengganti, atau guru pembantu. Yang berikut ini, selanjutnya mungkin dapat disebut sebagai Guru Nomor Dua, dilatih sehingga siap untuk melangkah dan mengajar kapan pun dibutuhkan. Selain kedua guru yang wajib ada di setiap kelas ini, harus ada guru "keliling" untuk tugas darurat, guru-guru pengawas untuk membantu dengan pelatihan dan guru-guru yang terlibat dalam pelatihan untuk pelayanan di masa yang akan datang. Di manakah kita bisa mendapatkan guru-guru itu? Di sekolah Anda sendiri. Setiap orang dewasa di sekolah Anda adalah seorang guru yang potensial. Anak muda yang lebih tua yang telah bertumbuh di SM dan gereja juga merupakan kandidat yang potensial untuk tanggung jawab yang penting ini. Beberapa guru, mungkin kebanyakan dari mereka, mulai mengajar sejak usia belasan tahun. Namun di sini ada bahaya yang harus dihindari. Jangan mengangkat remaja menjadi guru hanya karena dia mau. Anak muda perlu menjadi dewasa sebelum mereka siap mengajar. Bisnis-bisnis besar seringkali menemukan pegawai penting mereka di sekolah-sekolah. Pria dan wanita yang cakap dikirim ke akademi- akademi dan universitas-universitas untuk wawancara kelulusan, untuk memberitahu mereka kesempatan-kesempatan karier yang tersedia, dan untuk mengumpulkan lamaran pekerjaan mereka. Kepala SM mengikuti rencana yang sama. Sekolah mereka sendiri adalah ladang di mana guru-guru dapat ditemukan. Louis Entzminger, pemimpin SM pada generasi awal, mengatakan dalam sebuah artikel di "The Lookout" bagaimana ia berhasil menemukan guru-guru. Pada masa itu, metodenya digunakan untuk membangun 23 dari 25 SM terbesar di Amerika Serikat. Pada suatu kesempatan, setelah menyampaikan kebutuhan sekolah tertentu akan guru-guru, dia menjalin kerjasama dengan seorang wanita muda guru kelas yang memiliki empat puluh murid. Guru itu mengatakan, "Di kelas saya ada 39 anak perempuan yang telah saya ajar selama dua tahun. Setiap anak tersebut dapat mengajar. Saya akan membantu Anda untuk merekrut mereka." Kata Entzminger, "Dia membantu kami merekrut setiap anak dari 39 anak tersebut. Mereka bukan guru yang terlatih, tetapi cara yang terbaik untuk melatih guru adalah dengan merekrut mereka, menyuruh mereka mengajar dan melatih mereka pada saat yang sama." Entzminger kemudian mengatakan bahwa dalam tiga bulan, setelah sang guru menyerahkan 39 dari 40 anggota kelasnya untuk mengajar, mereka sekarang dapat berbicara di depan kelas yang terdiri dari 150 murid. Entzminger menyimpulkan, "Seperti Yohanes Pembaptis, guru ini mengatakan, `Ia (SM) harus makin bertambah, tetapi aku harus makin berkurang.` Saya dapat menggambarkan saat yang benar ini dan memulai dengan cerita yang hampir sama." Kita semua adalah orang-orang yang perlu untuk mengenal Yesus. Di setiap gereja terdapat mereka yang dapat mengajar tentang hal itu. Tugas Anda, sebagai kepala SM, adalah memimpin untuk membawa anak- anak yang belum mengenal Yesus ke sekolah Anda dan melengkapi mereka dengan guru-guru yang cakap. Guru-guru dapat ditemukan di gereja lokal -- orang-orang yang tidak menggunakan talenta mereka untuk Tuhan, adalah sia-sia saja. Namun, ingatlah bahwa pendaftaran program guru bukanlah suatu tindakan dalam waktu yang singkat, atau suatu dorongan sesaat. Ini merupakan suatu usaha yang perlu dilakukan terus menerus, dengan tujuan untuk meningkatkan pengajaran di sekolah Anda. (t/rat) Sumber diterjemahkan dari: Judul Buku : Superintend with Success Judul Artikel: Teachers Penulis : Guy P. Leavitt Penerbit : Standart Publishing, Ohio, USA, 1980 Halaman : 71 - 73 ______________________________________________________________________ o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/ -o- REKRUITMEN: ENAM LANGKAH UNTUK MELINDUNGI PELAYAN -o- ================================================= Tuhan kita berjalan ke murid-murid-Nya dan berkata, "Ikutlah Aku." Dan mereka mengikutinya. Tidak seperti pengumpulan kedua belas murid itu, perekrutan bukan sebuah proses yang demikian sederhana, langsung dan berhasil. Sekarang ini sukarelawan nampaknya sudah hampir punah. Mengapa orang-orang tidak mau melayani? Dimanakah orang-orang yang dapat mengerjakan program kita? Apa yang akan kita lakukan? MEMPERKIRAKAN KEBUTUHAN DAN SUMBER-SUMBER Langkah pertama yang harus dilakukan banyak gereja adalah memperkirakan kebutuhan anggota mereka dan menentukan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tersebut secara baik dan teratur. Suatu tugas yang dilakukan dengan jumlah anggota minim dan dengan standar yang minim pula bukanlah tugas yang akan menghasilkan hasil yang cukup baik. Suatu gereja harus menentukan berapa pekerja yang dibutuhkan dan ketrampilan atau karakter macam apa yang harus mereka miliki. Perekrut harus mengobservasi keenam prosedur berikut ini sebelum mengangkat telepon atau memencet bel pintu untuk mencari sukarelawan. 1. Siapkan Daftar Tugas -------------------- Beberapa pekerja bosan karena mereka mendapatkan informasi awal yang salah atau menjadi bingung dengan tanggung jawab mereka. Perekrut harus memiliki daftar tugas tertulis untuk setiap posisi yang akan diisi. Ini adalah prosedur standar dalam dunia bisnis, dan sepertinya juga praktis untuk diterapkan ke organisasi sukarela. Sejumlah gereja menggunakan metode tertulis: dalam hal ini, sukarelawan dan para ahli pendidikan Kristen membuat kesepakatan satu tahun -- datang ke gereja untuk menyediakan pelatihan dan bahan-bahan yang cukup, dan memanggil pekerja untuk memenuhi tanggung jawab khusus terhadap pelajar dan sesama pekerja. Pada akhir periode tersebut, perjanjian dievaluasi dan mungkin direvisi. Ketika kebutuhan anggota telah ditentukan, kebutuhan tersebut harus diumumkan. Newsletter, majalah dinding, dan buletin-buletin semuanya dapat digunakan sebagai usaha untuk mencocokkan orang yang tepat dengan tugas tersebut. Rekrutmen yang sukses lebih dari sekedar "menutup lubang"; ya memang, mencocokkan orang dengan posisi yang melayani keduanya. Kita ambil contoh seseorang yang diberi karunia dalam bidang administrasi. Seharusnya seorang perekrut yang berpengetahuan menempatkan orang tersebut dalam posisi kekuasaan di mana karunianya akan dibangun dan dipakai. Hasilnya? Jemaat diberkati dengan seorang pemimpin yang kompeten, dan pemimpin itu juga memiliki kesempatan untuk memuliakan Tuhan dengan talenta yang Tuhan berikan. 2. Menyaring Kandidat ------------------ Ketika para pemimpin gereja dan jemaat sadar akan kebutuhan itu, tibalah waktu untuk mulai "menjadikan nol" dalam rangka perekrutan potensi. Komite seleksi harus didirikan untuk mengesahkan para pekerja yang potensial sebelum mereka dihubungi oleh perekrut. Komite semacam ini mungkin hanya sebagai pelengkap ketika ada posisi kosong yang mendesak untuk segera diisi. Dalam kenyataannya, komite ini menjalankan berbagai fungsi penting. Di antaranya adalah perlunya menyisihkan mereka yang pandangan doktrinnya mungkin tidak cocok dengan gereja tersebut. Yang lainnya, khususnya orang-orang Kristen baru, adalah yang tidak memiliki kedewasaan rohani atau menguasai doktrin dasar yang harus mereka miliki sebagai pemimpin. Fungsi lain komite ini adalah untuk melindungi para pekerja yang telah menunjukkan prestasi mereka dan yang selama ini mengemban tugas yang terlalu banyak. Mungkin ada satu lagi tugas mereka yakni untuk mengirimkan kepala - bendahara - sekretaris - pembantu kantor yang mengemban terlalu banyak tugas tersebut ke gereja yang menyenangkan itu! 3. Mengenali Para Calon Pekerja ---------------------------- Dibantu sebuah daftar calon pekerja, dilengkapi dengan salinan dari daftar pekerja yang baru, dan didukung dengan persetujuan oleh komite seleksi, perekrut siap untuk mengenalkan beberapa calon pekerja. Berikut ini beberapa peraturan bagi para perekrut: - Susunlah waktu yang tepat untuk membicarakan tugas calon pekerja tersebut. - Jangan memaksa untuk mengambil keputusan pada pertemuan pertama. - Berikan deskripsi tanggung jawab dan komitmen waktu yang diperlukan dalam tugas tersebut. - Jelaskan bahan-bahan dan training apa saja yang disediakan. - Klasifikasikan karunia pribadi atau talenta yang sesuai dengan pandangan ke depan tugas tersebut. - Jika mungkin, tawarkan prospek dan kesempatan untuk mendalami tugas tersebut. - Berikan kesempatan mereka memikirkan kembali prospek tersebut selama seminggu atau lebih. - Terimalah jawaban yang diberikan. Jangan menekannya jika jawabannya adalah tidak. 4. Menindak Lanjuti Sukarelawan -------------------------- Tugas untuk menyesuaikan posisi ideal bagi seseorang tidak berhenti ketika orang yang direkrut tersebut mengatakan ya. Beberapa perekrut yang menempatkan orang yang masih hijau ke suatu posisi namun kemudian tidak memberi penanganan tindak lanjut mungkin harus segera berpikir untuk mencari pengganti lagi -- karena posisi tersebut akan kembali kosong dalam sebulan! Orang yang baru direkrut seharusnya berada di bawah sayap orang yang berpengalaman dan terlatih pada bidang yang diberikan untuk dikerjakannya. Pemeriksaan berkala dan evaluasi performa kerja merupakan pendorong yang baik. Kata-kata penyemangat, suasana kerja, dan minat yang besar atas perkembangan pekerja baru akan sangat membantu menjadikan pekerja betah. 5. Cari Tahu Mengapa Pegawai Berhenti ---------------------------------- Ketika seorang pekerja siap untuk berhenti dari jabatannya, itu mungkin karena tanggung jawab terhadap tugas itu telah selesai. Di sisi lain, bisa juga karena energi dan kesabaran pekerja tersebut telah habis. Dalam hal ini, adalah baik untuk melakukan dan mengadakan suatu "exit interview". Ini adalah suatu kesempatan baik bagi pekerja maupun supervisor untuk memperbaharui daftar tugas dan mengevaluasi hasil kerja keduanya. Apakah tanggung jawab mereka terlalu membebani? Apakah training yang dilakukan mencukupi? Masih adakah kebutuhan untuk posisi tersebut? Informasi ini sangat berguna dalam merencanakan kebutuhan di masa yang akan datang. 6. Tetap Aktifkan Proses --------------------- Perekrutan adalah seperti keanggotaan -- boleh saja memiliki pendorong yang kuat untuk sekarang dan selanjutnya, tetapi cara terbaik untuk bertumbuh adalah dengan menyemangati semangat sukarelawanan terus menerus. Pentingnya evaluasi; rencana; perekrutan; latihan; evaluasi yang baru; rencana yang baru; perekrutan baru; latihan baru. Ini merupakan suatu lingkaran. Lingkaran ini terus berputar dan tugas ini tidak akan pernah ada hentinya. Pemimpin gereja yang telah berhasil dalam melaksanakan perekrutan adalah mereka yang tidak pernah menghentikan proses menemukan pekerja yang potensial. Pemimpin mungkin merasa mereka dapat mundur ketika mereka pikir dasar mereka terpenuhi, tetapi pemimpin tersebut pandai dalam menutup lubang mereka sendiri dengan orang-orang yang tidak terlatih dan yang segan yang harus ditekan untuk mengerjakan tugas yang akan mereka berikan pada kesempatan paling awal. Meskipun menggunakan prinsip-prinsip yang sangat membantu ini, pemimpin yang harus merekrut sukarelawan tidak memiliki tugas yang mudah. Kadang-kadang orang yang mereka rekrut karena memiliki banyak potensi justru mengecewakan. Suatu peningkatan kehadiran di gereja yang nampaknya menggembar-gemborkan semangat kepada sukarelawan yang potensial mungkin hanya omong kosong. Kurangnya motivasi yang membuat frustasi diantara para anggota mungkin mulai mengecilkan hati perekrut itu sendiri. Kita bisa mengikuti teladan Yesus: Dia berkata kepada murid- murid-Nya ketika pelayanan mereka baru dimulai: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Matius 9:37-38) (t/rat) Sumber diterjemahkan dari: Judul Buku : The Complete Handbook for Children`s Ministry Judul Artikel Asli: Recruitment: Six Steps to Securing Servants Penulis : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publishers, Nashville, USA, 1993 Halaman : 274 - 277 ______________________________________________________________________ o/ TIPS (2) ------------------------------------------------------o/ SEPULUH HAL YANG TERLARANG BAGI GSM =================================== Perekrutan guru SM tidak hanya sekedar pencarian guru SM yang mau mengajar atau lolos dari kriteria yang sudah ditetapkan organisasi. Tahap training atau masa pelatihan juga masih termasuk dalam rekrutmen. Pada tahap ini, pemimpin SM atau pengurus memberi pelatihan-pelatihan dan menilai kemajuan guru SM baru tersebut. Salah satu pelatihan yang dapat diberikan adalah dengan memberikan petunjuk praktis mengenai hal-hal yang terlarang bagi guru SM, seperti berikut ini: 1. Jangan Merusak Kekudusan Hidup Anda ----------------------------------- Jangan merusak kekudusan hidup Anda supaya Anda layak dipakai Tuhan. Karena itu awasi cara hidup Anda. Bagi guru yang sudah berpacaran, awasi kekudusan cara berpacaran Anda. Waspadalah terhadap dosa dan godaan iblis. Sudahkah Tuhan selalu menjadi pemimpin hidup Anda? Sudahkah Alkitab menjadi bagian dari hidup Anda sehari-hari? Sebab hubungan yang beres dengan Tuhan akan membuat kita dapat mengajar dengan baik (tanpa beban). Sebaliknya, hidup yang tidak kudus hanya akan membuat kita ragu- ragu (tidak yakin) atas setiap kalimat pengajaran yang kita ucapkan. 2. Jangan Mengajar Tanpa Persiapan ------------------------------- Mengajar tanpa persiapan sama saja dengan menyia-nyiakan waktu yang Tuhan sediakan bagi kita untuk membina anak-anak dengan memberi pelajaran yang tidak bermutu (karena tidak siap). Ingatlah bahwa tanggung jawab kita bukan hanya pada anak dan gereja, melainkan terutama kepada Tuhan yang sudah mempercayakan pelayanan ini kepada kita. 3. Jangan Meremehkan Anak-anak --------------------------- Jangan menganggap anak tidak berarti, tetapi cintailah mereka. Walaupun mereka masih kecil, mereka adalah anak-anak Tuhan! Jadi: a. Jangan asal mengajar dengan bahan seadanya. b. Jangan lupa mendoakan mereka setiap ada kesempatan. c. Jangan anggap enteng tiap keluh kesah anak yang disampaikan kepada Anda. Ia mungkin sedang dalam suatu persoalan dan sangat memerlukan pertolongan, perhatian, dan doa Anda. d. Jangan takut ambil bagian dalam pergumulan murid Anda. Yakinilah guru adalah duta/utusan Tuhan untuk hadir menolong anak-anak-Nya. 4. Jangan Berpenampilan yang Tidak Pantas -------------------------------------- Perhatikan penampilan guru di depan anak. Jangan berpakaian mini atau berpakaian yang tidak sopan, dan bersandal jepit. Bagi guru pria jangan memelihara rambut panjang atau tampak ugal-ugalan, berkaos oblong, atau merokok di depan anak. Juga jangan tampil berlebihan dalam berpakaian, make up, asesoris, dan sebagainya. Sebaliknya, guru hendaknya berpakaian rapi, sopan, dan sederhana. Guru wanita harus memperhatikan pakaian agar tetap tampak cantik tapi sederhana, dan sopan. 5. Jangan Datang Terlambat ----------------------- Guru dilarang datang terlambat saat ibadah atau kegiatan anak. Keterlambatan guru akan menjadi teladan yang sangat buruk bagi anak-anak. Jangan pernah memulai SM dengan tidak tepat waktu. Mulailah SM tepat waktu. Guru yang datang terlambat lebih baik tidak mengajar hari itu, agar tidak menjadi teladan yang buruk bagi anak-anak, kecuali bila terpaksa mintalah maaf kepada mereka. 6. Jangan Asal Bicara ------------------ Jagalah perkataan Anda karena anak-anak suka meniru gurunya. Seorang guru janganlah berbohong atau mengucapkan kata kotor atau kata yang tidak sopan. 7. Jangan Bertingkah Laku Memalukan -------------------------------- Anak sering menganggap guru sebagai panutan tingkah lakunya. Oleh karena itu: a. Jangan marah-marah di depan anak dengan cara yang tidak pantas. b. Jangan berpacaran di depan anak (dalam segala kegiatan untuk anak). Gunakan waktu lain yang lebih tepat walaupun Anda mungkin mengajar di SM yang sama. c. Jangan bertindak tidak dewasa atau kekanak-kanakan. d. Jangan memberikan permainan kasar pada anak-anak: pedang-pedangan, pukul-pukulan, tinju-tinjuan, dan sebagainya meski itu hanya main-main. Semua itu tidak mendidik. 8. Jangan Membuka Mata Setiap Berdoa --------------------------------- Tiap kali berdoa bersama anak, setiap guru harus memberi contoh teladan cara berdoa yang baik dan tertib. Biarlah anak yang tidak tertib berdoa (misal: membuka mata saat doa) akan melihat bahwa semua gurunya tertib berdoa dengan khusuk. Bila guru tidak memberikan teladan yang baik, anak akan menduga gurunya sama saja dengan dirinya yang tidak tertib berdoa. 9. Jangan Berbicara Sendiri Saat Kegiatan di Kelas ----------------------------------------------- Walaupun sedang tidak bercerita atau tidak memimpin pujian, guru dilarang berbicara sendiri atau membuat acara sendiri. Dukunglah teman guru yang sedang bertugas dengan menjaga suasana SM. 10. Jangan Melupakan Janji Anda kepada Anak --------------------------------------- Catat janji yang Anda katakan pada anak dan penuhi karena anak selalu mengingat janji Anda. Jadi, seorang guru sebaiknya tidak mudah mengumbar janji karena bila tak sanggup menepatinya, ia akan mengecewakan banyak anak. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Mereformasi Sekolah Minggu: 8 Kiat Praktis Menjadikan Sekolah Minggu Berpusat pada Anak Penulis : Paulus Lie Penerbit : PBMR Andi, Yogyakarta, 2003 Halaman : 104 - 108 ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ Dari: Yani Tri Wahyuni <febe_yani(at)> >Situs ini sangat membantu saya selaku pelayan anak. Dan akan lebih >membantu bila disediakan kurikulum khusus untuk anak pra remaja >sehubungan juga dengan bidang sosioemosional dan pergaulan. Redaksi: Terima kasih untuk saran yang Anda berikan bagi Situs PEPAK. Memang saat ini bahan-bahan mengajar yang ada di Situs PEPAK lebih banyak ditujukan bagi pelayanan Sekolah Minggu Anak. Sedangkan yang untuk kelas pra remaja ke atas belum banyak. Nah, saran Anda ini bisa menjadi pertimbangan bagi perkembangan Situs PEPAK yang akan datang. Terima kasih dan kami juga berharap ada saran-saran lain dari rekan pembaca e-BinaAnak. Kami tunggu, ya. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://www.sabda.org/katalog/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |